• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Fisika ( 32 Files )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pembelajaran Fisika ( 32 Files )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pemberian Tutorial Materi Teori Kuantum Cahaya Pada

Perkuliahan Fisika Modern terhadap Pemahaman Konsep dan

Kemampuan

Problem Solving

Mahasiswa

HARTATIEK*, DWIHARYOTO, YUDYANTO

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Jl, Semarang 5 Malang E-mail: hartatiek.fmipa@um.ac.id

*)PENULISKORESPONDEN

TEL: 08123317251

ABSTRAK: Telah dilakukan pengembangan paket tutorial Teori Kuantum Cahaya untuk memandu kegiatan tutorial pada perkuliahan Fisika Modern. Rendahnya kemampuan problem solving mahasiswa dicoba diatasi dengan memberikan tutorial di luar jam tatap muka, karena terbatasnya waktu perkuliahan tidak memungkinkan melatih keterampilan problem solving mahasiswa secara memadai. Paket tutorial berbasis penyelesaian eksplist ini menekankan cara penyelesaian menggunakan 5 langkah meliputi: memfokuskan masalah, menggambarkan keadaan fisis, merencanakan penyelesaian, penyelesaian, dan pengecekan hasil. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (R&D) yang terdiri dari tiga tahap meliputi: studi pendahuluan, pengembangan draft produk, dan validasi produk. Draft produk yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli materi untuk menguji kelayakan materi dan prediksi dampak penggunaan paket tutorial, menggunakan angket dengan 4 skala penilaian. Kemampuan problem solving mahasiswa pada materi Teori Kuantum Cahaya memperoleh kualifikasi sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian tutorial yang dipandu dengan paket tutorial dapat melatih keterampilan problem solving mahasiswa. Selanjutnya paket tutorial yang telah direvisi divalidasi melalui uji empiris dengan rancangan penelitian Pretest-Postes Control-Group Design dengan analisis uji-t menunujukkan bahwa paket tutorial teori kuantum cahaya yang dikembangkan secara signifikan ( =0,05) berdampak positif terhadap peningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan problem solvng mahasiswa. Pemahaman konsep mahasiswa mengalami gain 0,38 pada kategori sedang, sementara kemampuan problem solvingmengalami gain 0,31 juga pada kategori sedang.

Kata Kunci: tutorial, teori kuantum cahaya, pemahaman konsep, kemampuanproblem solving.

PENDAHULUAN

Materi Teori Kuantum Cahaya mencakup sub materi: radiasi benda hitam, teori radiasi benda hitam klasik, hukum radiasi Planck, efek fotolistrik, efek Compton, Bremsstrahlung dan sinar sinar-X, produksi pasangan dan dualitas radiasi (Beiser, 2004, Krane, 1992, Serwey et all. ,2005, Sigh, R.B. 2009, Tipler, & Liewellyn, 2012).

Berdasarkan fakta di perkuliahan menunjukkan bahwa mahasiswa banyak (80%) yang kesulitan menyelesaikan persoalan pada materi Teori Kuantum Cahaya. Ketika mahasiswa diberi persoalan yang sedikit berbeda dengan contoh yang diberikan, pada umumnya mereka mengalami kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan mahasiswa dalam problem solving dicoba diatasi dengan memberikan tutorial di luar jam tatap muka, karena terbatasnya waktu perkuliahan tidak memungkinkan melatih kemampuan problem solving secara memadai. Unesco telah menetapkan 5 kompetensi masyarakat dunia pada abad 21 ini meliputi:(1) keterampilan melek teknologi dan komunikasi, (2)

keterampilan berpikir kritis dan sistemik, (3) keterampilan memecahkan masalah, (4) keterampilan berkomunikasi secara efektif dan, (5) keterampilan bekerjasama (Munzil, 2012). Oleh karena itu kemampua problem solving perlu mendapatkan perhatian yang serius.

(2)

menye-lesaikan permasalahan secara memadai, salah satu caranya dengan memberikan tutorial. Tutorial dipandu dengan paket tutorial berbasis penyelesaian eksplisit.

Paket tutorial berbasis penyelesaian eksplisit ini menekankan pada cara menyelesaiakan permasalahan dengan langkah-langkah yang sistematis. Pemecahan masalah eksplisit merupakan bentuk penyelesaian permasalahan yang tidak hanya memuat apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan seperti penyelesaian yang ada pada umumnya, tetapi memiliki lima langkah (Huffman, 1997) meliputi: (1) memfokuskan masalah, (2) menggambarkan keadaan fisis, (3) merencanakan penyelesaian, (4) mengerjakan menurut rencana dan (5) mengevaluasi hasil (jawaban). Penyelesaian masalah ini berbeda dengan penyelesaian masalah yang dilakukan mahasiswa selama ini yakni hanya memuat hal yang diketahui, hal yang ditanyakan dan penyelesaian matematik. Perbedaannya terletak pada langkah menjelaskan/menggambarkan keadaan fisis dan pengecekkan jawaban/hasil yang membedakan dengan penyelesaian matematika semata. Metode pemecahan masalah ini apabila secara terus menerus dilakukan oleh mahasiswa, diharapkan memberikan dampak selain mahasiswa terampil dalam problem-solvingjuga memiliki cara kerja dan cara berpikir yang sistematis dan terarah (soft skills) sehingga membantu dalam kehidupannya kelak.

Salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving) mahasiswa adalah melalui tutorial. Tutorial merupakan suatu program pengajaran (bimbingan belajar) untuk membantu kelancaran proses belajar mahasiswa, dengan konsep belajar mandiri. Menurut Pride, et all. (1998), bahwa tutorial merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menyelesaikan masalah.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa untuk menjadikan mahasiswa sebagai problem-solvers yang efektif dan membantu mahasiswa memahami konsep adalah dua tujuan yang sulit dicapai. Setelah instruksional masih banyak mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan masalah fisika (Maloney, 1994), banyak siswa yang pemahaman konsepnya masih lemah (Wandersee, Mintzes, Novak, 1994), problem solving dapat meningkatkan performansi pemecahanan masalah siswa (Gamze, S, dan Mustafa, 2008). Penelitian yang dilakukan Hartatiek et all. (2003) menunjukkan bahwa pembelajaranproblem-solving dapat meningkatkan aktivitas berpikir mahasiswa; dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis, berpikir induktif dan ketrampilan proses sain siswa (Hidayat A. 2005). Memadukan pembelajaran aktif dan problem solvingpada perkuliahan Fisika Modern dapat meningkatkan pemahaman konsep pada kategori sedang dan kemampuan problem solving pada kategori sedang (Hartatiek, 2012). Tutorial dapat melatih kemampuan problem solving mahasiswa (Hartatiek et all.,2014). Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan paket tutorial materi Teori Kuantum cahaya, (2) mengetahui dampak pemberian tutorial pada pemahaman konsep, (3) mengetahui dampak pemberian tutorial pada kemampuan problem solving, (4) mengetahui tingkat kemampuan problem solvingmahasiswa. Temuan yang ditargetkan berupa metode pemecahan masalah standar yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah fisika pada umumnya.

METODE PENELITIAN

(3)

Prosedur penelitian dan pengembangan dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut. Tahap 1; studi pendahuluan, pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran fisika modern. Setelah diidentifikasi, ternyata 80% mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam bentuk soal-soal atau aplikasi konsep. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditetapkan perlunya paket tutorial untuk memandu kegiatan tutorial.

Tahap 2; penyusunan draft produk, pada tahap ini disusunlah draft paket tutorial dengan spesifikasi yang memuat 10 komponen: : (1) pengantar materi, (2) tujuan pembelajaran, (3) uraian materi, (4) contoh-contoh soal dan penyelesaiannya berbasis 5 langkah penyelesaian eksplisit, (5) ringkasan materi, (6) soal-soal latihan, (7) kunci jawaban soal latihan, (8) pedoman penskoran problem-solving, (9) konstanta fisis dan nilai-nilai penting, dan (10) daftar pustaka. Paket tutorial dilengkapi dengan petunjuk penggunaan agar memudahkan mahasiswa mempelajarinya.

Tahap 3; judgment (validasi oleh ahli), Judgment ini merupakan kegiatan asesmen untuk menilai isi paket yang telah dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan validitas teoritis produk. Judgmentdilakukan oleh 2 orang pakar bidang materi fisika, yang memiliki kompetensi menilai paket tutorial fisika modern yang dikembangkan, menggunakan angket dengan 4 skala penilaian. Skala 4 berarti sangat layak, 3 berarti layak, 2 berarti kurang layak dan 1 berarti tidak layak. Judgment dilakukan sebelum ujicoba terbatas. Berdasarkan hasiljudgmentdilakukan revisi untuk menyempurnakan paket totorial yang dikembangkan.

Tahap 4; ujicoba terbatas, pada tahap ini dilakukan ujicoba paket tutorial dalam lingkup terbatas untuk mengetahui respon mahasiswa/pengguna terhadap isi paket tutorial yang dikembangkan yang mencakup aspek; kemudahan untuk dipahami dari sisi bahasa, keruntutan materi, konsistensi penggunaan notasi, penyajian gambar untuk memperjelas konsep. Respon mahasiswa terhadap isi paket tutorial dijaring menggunakan angket dengan 4 skala penilaian. Skala 4 berarti sangat baik, 3 berarti baik, 2 berarti kurang baik, dan 1 berarti tidak baik. Berdasarkan respon mahasiswa dilakukan revisi untuk menyempurnakan produk.

Sebagai subjek ujicoba paket tutorial adalah mahasiswa prodi fisika Off H yang sedang sedang menempuh matakuliah fisika modern pada semester genap 2013/2014 berjumlah 28 orang. Dalam uijicoba terbatas mahasiswa diberi tugas problem solving untuk melatih kemampuan problem solvingnya menggunakan penyelesaian berbasis 5 langkah eksplisit yang dicontohkan dalam paket tutorial.

Data dalam penelitian meliputi: data kelayakan materi, data respon mahasiswa dan data kemampuanproblem solving. Data ini dianalisis dengan formulasi:

N (1)

N: Nilai yang diperoleh, SD: skor yang dicapai, dan SM: skor maksimal. Tingkat kelayakan materi, respon mahasiswa, dan kemampuan problem solving ditentukan dengan kriteria:

Nilai 85-100: kualifikasi sangat layak/sangat setuju/sangat baik 75- 84,9: kualifikasi layak/setuju/baik

65 74,9: kualifikasi cukup layak/cukup setuju/cukup baik 55 64,9: kualifikasi kurang layak/kurang setuju/kurang baik

< 55: sangat kurang layak/sangat kurang setuju/sangat kurang baik

(4)

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menempuh matakuliah Fisika Modern pada semester Genap 2014/2015. Sebagai kelompok eksperimen adalah mahasiswa off N yang berjumlah 34 orang, sedangkan kelompok kontrol adalah mahasiswa off M yang berjumlah 33 orang.

Data pemahaman konsep dan kemampuan problem solving awal dan akhir diperoleh dengan memberikan pretes dan postes. Data dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata dengan formulasi:

(2) SR skor rerata, X skor yang dicapai setiap responden dan N jumlah responden.

Untuk mengetahui dampak penggunaan paket tutorial terhadap peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan problem solving dianalisis dengan uji-t menggunakan formulasi:

(3)

Keterangan:

Y1 : rata-rata skor posttest kelompok eksperimen Y2 : rata-rata skor postest kelompok kontrol S2 1 : Variansi kelompok eksperimen

S22 : Variansi kelompok kontrol

N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol

Penerimaan/penolakan hipotesis nihil menggunakan kriteria seperti pada Tabel 2.

Tabel 1. Rancangan Penelitian Kuasi-eksperimen

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

E K

X1

X2

P Y1

Y2

Keterangan:

E = kelompok eksperimen K = kelompok kontrol

X1= skor tes awal kelompok eksperimen

X2= skor tes awal kelompok kontrol

Y1= skor tes akhir kelompok eksperimen

Y2= skor tes akhir kelompok kontrol

P = perlakuan

Tabel 2 Kriteria Penerimaan/penolakan Hipotesis Nihil Hasil Uji-t Kelompok Hasil Uji- t Kriteria =0,05

db=N1+N2-2

Keterangan

Pretest Eksp.-Kontrol t0 -1,998 < t0<1,998 H0diterima (Haditolak)

Posttest Eksp.-Kontrol t0 -1,998 < t0<1,998 H0diterima (Haditolak)

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan problem-solving mahasiswa menggunakan gain ternormalisasi rata-rata, yaitu gain rata-rata aktual dibagi dengan gain rata-rata maksimum yang mungkin dengan formulasi (Hake, R. 1988):

(4)

(5)

 tinggi jika terdapat lebih besar daripada 0,7

 medium jika terdapat 0,3 sampai dengan 0,7

 rendah jika terdapat lebih kecil daripada 0,3

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Hasil Pengembangan Paket Tutorial Teori Kuantum Cahaya

Draft paket tutorial Teori Kuantum Cahaya divalidasi oleh 2 orang ahli materi untuk mengetahui kelayakannya. Hasil validasi kelayakan materi dan prediksi dampak disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Validasi Kelayakan Materi dan Prediksi Dampak Paket Tutorial Teori Kuantum Cahaya

Sub Komponen yang Divalidasi Skor yang Dicapai

Skor Maks.

Nilai Kualifikasi

1 KELAYAKAN MATERI

A Pengantar Materi 7 8 87,5 Sangat layak

B Tujuan Pembelajaran 16 16 100 Sangat layak

C Uraian Materi

56 56 100 Sangat layak

E Ringkasan Materi 16 16 100 Sangat layak

F Soal-soal Latihan 32 32 100 Sangat ayak

G Kunci Jawaban Soal-soal Latihan

24 24 100 Sangat ayak

H Pedoman Penskoran

Problem Solving

24 24 100 Sangat layak

Rata-rata 95,8 Sangat layak

8 8 100 Sangat setuju

B Keseluruhan isi paket tutorial ini berpeluang meningkatkan kemampuan

problem solvingmahasiswa

8 8 100 Sangat setuju

Rata-rata 100 sangat setuju

(6)

Tabel 4. Hasil Respon Mahasiswa terhadap Paket Tutorial Teori Kuantum Cahaya Sub Komponen yang Direspon Skor yang

Dicapai

Skor Maks.

Nilai Kualifikasi

1 ISI PAKET TUTORIAL

A Pengantar Materi 34 40 85 Sangat Baik

B Tujuan Pembelajaran 35 40 87,5 Sangat Baik

C

D Contoh soal dan Penyelesaian Eksplisit

175 200 87,5 Sangat Baik

E Ringkasan Materi 70 80 87,5 Sangat Baik

F Soal-soal Latihan 138 160 86,3 Sangat Baik

G Kunci Jawaban 72 80 90 Sangat Baik

H PedomanPenskoran Problem Solving

115 120 95,8 Sangat Baik

Rata-rata 85,5 Sangat Baik

2 RESPON DAMPAK A Keseluruhan isi paket

tutorial ini dapat melatih keterampilan mahasiswa menyelesaikan masalah secara sistematis dan

terstuktur (dengan 5 langkah)

36 40 90 Sangat Setuju

B Keseluruhan isi paket tutorial ini berpeluang meningkatkan kemampuanproblem solving

mahasiswa

34 40 85 Sangat Setuju

C Keseluruhan isi paket tutorial ini dapat melatih kemandirian belajar mahasiswa

35 40 87,5 Sangat Setuju

Rata-rata 87,5 Sangat Setuju

Berdasarkan Tabel 3. dan Tabel 4. tampak bahwa hasil validasi kelayakkan materi dari ahli materi memperoleh skor rata-rata 95,8 dengan kualifikasi sangat layak sedangkan respon mahasiswa terhadap isi paket tutorial memperoleh skor rata-rata 85,5 dengan kualifikasi sangat baik, hasil ini menunjukkan bahwa ada konsintensi antara penilaian ahli materi (dosen) dengan mahasiswa (pengguna) sehingga dapat dinyatakan hasil validasi ini bersifat reliabel.

Prediksi dampak paket tutorial berpeluang meningkatkan kemampuan problem soving mahasiswa memperoleh respon sangat setuju dari dosen dan sangat setuju dari mahasiswa, hasil ini juga menujukkan konsistensi penilaian yang sangat baik. Hal ini didukung oleh penilaian bahwa tutorial dapat melatih keterampilan problem solving dari dosen dan mahasiswa sesuai yang dinyatakan Pride et all (2008).

2. Pemahaman Konsep Materi Teori Kuantum Cahaya

(7)

Tabel 5. Hasil Analisis Data Kemampuan awal, Pretes dan Postes Materi Teori Kuantum Cahaya

No. Aspek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

1 Rerata Kemampuan Awal 61,7 61,6

2 Rerata Pretes 56,8 56,5

3 Rerata Postes 73,1 64,8

4 Nilai Minimal Pretes 30,0 25,0

5 Nilai Maksimal Pretes 85,0 80,0

6 Nilaii Minimal Postes 55,0 50,0

7 Nilai Maksimal postes 95,0 85,0

8 Peningkatan 16,3 8,3

9 Gain 0,38 0,19

Berdasarkan Tabel 5. tampak bahwa kemampuan awal kedua kelompok hampir sama. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan pemahaman konsep pada materi teori kuantum cahaya sebesar 16,3% sedangkan kelompok kontrol 8,3%. Oleh karena kemampuan awal kedua kelompok sama maka peningkatan pemahaman konsep yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen disebabkan karena pemberian tutorial teori kuantum cahaya dalam perkuliahan. Selain itu, kelompok eksperimen memperoleh gain sebesar 0,38 yang berada pada kategori sedang sedangkan kelompok kontrol hanya memperoleh gain sebesar 0,19 berada pada kategori rendah. Peningkatan pemahaman konsep dalam kategori sedang masih dapat ditingkatkan dengan memberikan tugas-tugas mandiri yang lebih kuat lagi.

Untuk mengetahui pengaruh/dampak penggunaan paket tutorial terhadap peningkatan pemahaman konsep dilakukan uji-t. Ringkasan hasil uji-t disajikan pada Tabel 6. Dari Tabel 6. tampak bahwa ada perbedaan yang signifikan pemahaman konsep akhir antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan paket tutorial teori kuantum cahaya dalam perkuliahan fisika modern berdampak positif pada peningkatan pemahaman konsep mahasiswa, meskipun masih dalam kategori sedang. Peningkatan pemahaman konsep pada taraf sedang ini masih perlu ditingkatkan dengan memberikan intensitas tuga-tugas yang memadai, misalnya dengan memberikan tugas merangkum materi sebelum perkuliahan dimulai.

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji-t Pemahaman Konsep Materi Teori Kuantum Cahaya

Kelompok Rerata Postes thitung tt( =0,05, db= 65) Keterangan

Eksperimen 73,1 3,67 1,998 H0ditolak (Ha

diterima)

Kontrol 64,8

3. KemampuanProblem SolvingMahasiswa pada Materi Teori Kuantum Cahaya

Untuk mengetahui kemampuan problem solving pada materi teori kuantum cahaya diberikan tes kemampuan problem solving (postes). Ringkasan hasil analisis data kemampuan problem solving disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Analisis Data KemampuanProblem SolvingMateri Teori Kuantum Cahaya

No. Aspek Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol

1 Rerata Pretes 66,1 67,4

2 Rerata Postes 76,6 67,1

3 Nilai Minimal Pretes 50,0 54,0

4 Nilai Maksimal Pretes 75,0 80,0

5 Nilaii Minimal Postes 69,8 50,0

6 Nilai Maksimal postes 94,5 97,5

7 Peningkatan 10,5 -0,30

(8)

Ringkasan hasil uji-t kemampuan problem solving materi teori kuantum cahaya disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji-t KemampuanProblem SolvingMateri Teori Kuantum Cahaya

Kelompok Rerata Postes thitung tt( =0,05, db= 65) Keterangan

Eksperimen 76,6 3,53 1,998 H0ditolak (Ha

diterima)

Kontrol 67,1

Hasil uji-t kemampuan problem solving pada materi teori kuantum cahaya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan paket tutorial teori kuantum cahaya berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan problem solving mahasiswa, meskipun masih pada kategori sedang. Kemampuan problem solving mahasiswa masih dapat ditingkatkan dengan memberikan tugas-tugas problem solving secara mandiri.

KESIMPULAN

Peneltian ini telah berhasil mengembangkan paket tutorial fisika modern pada materi Teori Kantum Cahaya dengan kualifikasi sangat layak dan respon sangat baik dari mahasiswa. Paket tutorial yang dikembangkan diprediksi dapat melatih keterampilan problem solving mahasiswa dan dapat meningkatkan kemampuan problem solvingnya. Pemberian tutorial yang dipandu dengan paket tutorial diprediksi dapat melatih keterampilan problem solving dan meningkatkan kemampuan problem solving mahasiswa. Selain itu, paket tutorial dapat melatih kemandirian belajar mahasiswa. Hasil ujicoba empiris menunjukkan bahwa pemberian tutorial materi teori kuantum cahaya secara signifikan berdampak positif terhadap peningkatan pemahaman konsep mahasiswa. Pemahaman konsep mahasiswa mengalami gain sebesar 0,38 berada pada kategori sedang. Paket tutorial yang dikembangkan secara signifikan berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan problem solving mahasiswa. Kemampuan problem solving mahasiswa pada materi teori kuantum cahaya mengalami gain sebesar 0,31 berada pada kategori sedang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan oleh LP2M Universitas Negeri Malang untuk mengembangkan bahan ajar ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada DIKTI atas bantuan dana yang diberikan sehingga penelitian dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.

DAFTAR RUJUKAN

Beiser, A, 2004,Fisika Modern (Terjemahan Liong TH), edisi ke 4, Erlangga, Jakarta. Gamze, S.S, Serap, C and Mustafa, E. 2008. The Effects of Problem Solving Instruction

on Physics achievement, problem-solving performance and strategy Use, Am. J. Phys. Educ.Vol. 2 No. 3

Hake, R. 1988. Interactif-engagement vs tradisional methods: a six-thousand student survey of mechanics tes data for introductory physics courses. Am. J, Phys. 64-74 Hartatiek. 2003. Upaya Peningkatan Aktivias Berpikir Mahasiswa dalam Perkuliahan

Fisika modern Melalui Aktivitas Pemecahan Masalah. Laporan Penelitian. Malang: Tidak Diterbitkan

(9)

Hartatiek, Handayanto, S.K., Yudyanto, 2014. Pengembangan Paket Tutorial Teori Realtivitas Khusus Berbasis Penyelesaian Eksplisit untuk Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Mahasiswa.Proceding Simposium Riset 1, LP2M Universitas Negeri Malang.

Hidayat, Arif. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Problem Solving Bidang Studi Fisika untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Induktif dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Laporan Penelitian. Malang: Tidak Diterbitkan

Huffman, D. 1997. Effect of Explicit Problem Solving Instruction on High School Student Problem Solving Performance and Concepual Understanding of Physics. Journal of Research in Science Teaching, 34 (6), 551-570

Krane, K, 1992,Fisika Modern (Terjemahan Wospakrik, HJ),Erlangga, Jakarta.

Maloney, D.P., 1994.Research on problem-solving physics. Handbook. Washington D.C. Munzil, A., 2012. Implementasi ICT dalam Pembelajaran. Makalah disajikan dalam

Workshop Pengembangan ICT di Jurusan Fisika FMIPA UM, tanggal 30 November 2012.

Pride, T.O., Vokos, S., and McDermott L.C. 1998. The Challenge of Matching Learning Assessments to Teaching Goals: An example from the work-energy and impulse-momentum theorems.American Journal of Physics, 66 (2), 147-157

Serway, Moses.Moyer.2005.Modern Physics.Thomson Learning, Australia

Sigh, R.B. 2009. Introduction to Modern Physics. (second edition, volume 1). New Age International Publishers New Delhi

Sukmadinata, N. Y., 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Program. Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tipler, P.A. & Liewellyn, R.A. 2012. Modern Physics (sixth edition). W.H. Freeman and Company New york

(10)

Gambar

Tabel 2 Kriteria Penerimaan/penolakan Hipotesis Nihil Hasil Uji-t
Tabel 3. Hasil Validasi Kelayakan Materi dan Prediksi Dampak Paket Tutorial TeoriKuantum CahayaSubKomponen yang DivalidasiSkor yangSkorNilaiKualifikasi
Tabel 4. Hasil Respon Mahasiswa terhadap Paket Tutorial Teori Kuantum Cahaya
Tabel 5. Hasil Analisis Data Kemampuan awal, Pretes dan Postes Materi TeoriKuantum Cahaya

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang diharapka kan d dalam Perda Kota Yogyakarta Nomor 6 vegetasi yang mencermi mi nk nkan tata hi i ja ja u u Ke K raton. Vegetasi yang dominan di koridor jala an n

Tanah merupakan bagian terpenting dari semua struktur bangunan. Pada setiap pembangunan pasti akan selalu ditemukan permasalahan yang akan terjadi, seperti kasus yang

Penerbitan jurnal membutuhkan pengelolaan data yang baik dan dapat dengan mudah digunakan oleh pengguna (reviewer dan redaksi), hal ini dapat diwujudkan dengan penggunaan Sistem

Sebuah sistem informasi yang baik dapat... meningkatkan kinerja dari semua

teliti pada penelitian adalah penempatan media iklan luar ruang di

Di seluruh Indonesia, baru ada empat daerah yang juga mengurai sampah untuk dijadikan listrik, yakni Palembang, Pontianak, Bekasi dan Makassar, dengan menggunakan

Dengan Sistem Pakar, pengetahuan seorang pakar dapat ditransfer ke dalam bentuk aplikasi perangkat lunak, sehingga dapa tmembantu orang lain yang membutuhkan seorang pakar dimana

In this article, I am interested in analyzing the reasons or factors why Gru’s character traits change and how his changing character traits effect him and others.. In my analysis