BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Analisis dan pembahasan yang telah diolah pada bab sebelumnya menjadi
dasar penarikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah yakni
bagaimana wujud fisik penataan bangunan pada koridor yang menjadi salah satu
bagian dalam inti pelestarian citra Yogyakarta. Penarikkan kesimpulan merupakan
hasil evaluasi perbandingan data fisik lapangan dengan peraturan pemerintah Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Bantul yang dirumuskan dalam 3 hal berikut :
1. Wujud fisik penataan bangunan penggal I, II, III
2. Aktivitas pada penggal I, II, III dilihat dari dominasi fungsi bangunannya
3. Dominasi setting fisik dan evaluasi kondisi eksisting penggal I, II, III
Penjelasan ketiga hal di atas akan disajikan dalam bentuk tabel setting
fisik dan evaluasi kondisi eksisting. V.1 KESIMPULANN
Anaalilisis dan pembahasananyyanng tetelalah h diioloahah pada bab sebebelumnya menjadi dasar penarikaan kesisimpmpuluan sebagai jawaban dararii rumumusan masasalah yakni
ba
bagaimana a wuwujujudd fisiikk penataan bangunan pada koridorido yang g memenjnjadi salalah satu bagiananddalalam iintnti pelestarian citra Yogyakarta. Penarikkankkesesimpuulalan n mem rupaakak n
haasisil evaluauasi perbandingan data fisik lapangan dengan peraturanppemererinintatah h Kotata
Yo
Yoggyakkaarta dan Kabupaten Bantul yang dirumuskan dalam 3 hal beririkut ::
1. Wujud fisik penataan bangunan penggal I, II, III
2. Aktivitas pada penggal I, II, III dilihat dari dominasi fungsi banngunnaannya a
3. Dominasisisesettttiingfifisisikk dadan nevevaluasisi kkonondidisi esi kksiistitingng penggal I, II, III
Penjelasan ketiga hal di atas akan disajikan dalam bentuk tababeel sesettttining
fi
Tabel VI.1 Dominasi Setting Fisik Penggal I, II, III
*PG
DOMINASI SETTING FISIK Fungsi
Bangunan
Tinggi
Bangunan Ruang Jalan Street Furniture Degree of Enclosure Vegetasi
1
- Perdagangan - Fasilitas Pendidikan - Fasilitas Sosial - Fasilitas Kesehatan - Jasa (Komersil)
- 1 hingga 2 lantai
- Trotoar lebar 2.00 meter sebelah barat -Trotoar lebar 3.30 meter sebelah timur
- Lampu penerangan - Vegetasi Pohon Peneduh
- Tempat Duduk umum
- Papan Koran umum - Tiang Bendera
Dilihat dari rumija jarak pandang ke bagunan masih dapat masuk dalam lingkup 45º
Masih didominasi oleh vegetasi yang sesuai dengan tata hijau lingkungan Keraton yakni pohon Asem dan Tanjung
2
- Perdagangan - Fasilitas Pendidikan - Fasilitas Sosial - Fasilitas Kesehatan - Jasa (Komersil)
- 1 hingga 2 lantai
- Trotoar lebar 2.00 meter sebelah barat - Ruang antara jalan &
Bangunan lebar 1.20 sebelah timur
- Lampu penerangan - Vegetasi
- dilihat dari rumija jarak pandang ke bagunan masih dapat masuk dalam lingkup
45º
Masih didominasi oleh vegetasi yang sesuai dengan tata hijau lingkungan Keraton yakni pohon Asem dan Tanjung
3
- Perdagangan - Fasilitas Pendidikan
- 1 hingga 2 lantai
- Trotoar tidak ada, hanya jalan setapak selebar
- Lampu penerangan - Aksesoris jalan
- dilihat dari rumija jarak pandang ke beberapa bagunan melebihi lingkup
- di bagian selatan masih ditumbuhi oleh vegetasi yang Taabeb l l VIVI.1. Dommininasasi i Seetttining g Fiissik k PePengggag l I, II, III
DOOMIMINANASISISSETTINGG FFISIKK gsi
unan
Tingggigi
Bangngununanan Ruuaang Jalan Street Furniturere DeDegrgreeee of Enclcosure ngan an So Sosial n n l))
- 1 hihingnggaga 2 lantntaiai
-Trotoar lebar 2.00meter sebelah barat -Trotoar lebar 3.30 meter sebelah timur
- Lampu penerangan -Vegetasi Pohon Peneduh
- Tempat Duduk umum
- Papan Koran umum -Tiang Bendera
Di
Dlihaatt daaririrrumumija jajarak pandndang gkeke bbaagunan masih h dapaat t mamassuk dalalam lingkup p45ºº
n ngan
ann So Sosisiala
n
l)
- 1 hihingga 2 lantaai
- Trotoar lebar 2.00 meter sebelah barat
--RuRuang antara jalan &
Bangunan lebar 1.20 sebelah timur
- Lampu penerangan - Vegetasi
- dilihat darii rumija jjarakk pandang kebbagunnaan masih dapatt mamassuk daalalamm li
linggkup 45º
ngan
an
- 1 hingga 2 lantai
- Trotoar tidak ada, hanya jalann setapak selebar
- Lampu upenerangan - Aksesorris jalan
- Fasilitas Kesehatan - Jasa (Komersil)
sisi barat dan timur jalan.
-bangunan yang melebihi derajat pelungkup 45 º karena jarak badan bangunan yang
berdekatan dengan jalan serta tidak tersedianya terotoar atau space khusus bagi pejalan kaki.
hijau lingkungan Keraton yakni pohon Asem.
*Catatan : PG = Penggal
Sumber : Penulis, Maret 2014
Tabel VI.2 Evaluasi Kondisi Eksisting terhadap Dokumen Pemerintah
*PG
ATURAN DAN KEBIJAKAN Intensitas Pemanfaatan Ruang
Perdagangan & Jasa (Peraturan Walikota Yogyakarta
Nomor 25 Tahun 2013)
Tinggi Bangunan 12 Meter. (Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 25 Tahun
2013)
Sudut 45º dari rumija seberang (Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 25 Tahun
2013)
Sudut 45º dari titik tengah sumbu Filosofi
(PERDA Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013)
1
9 Sesuai Keterangan : - Perdagangan
- Fasilitas Pendidikan
- Fasilitas Sosial
- Fasilitas Kesehatan
9 Sesuai Keterangan :
Penggal I didominasi oleh
Bangunan 1 lantai, dengan
maksimal jumlah lantai 3
9 Sesuai Keterangan :
Dilihat dari rumija jarak
pandang ke bagunan masih
dapat masuk dalam lingkup
45º
9 Kurang Sesuai Keterangan :
dilihat dari rumija jarak
pandang ke beberapa
bagunan, pohon peneduh
melebihi lingkup 45º n
l)
sisisibbararatat dan timumur jajalalan.
-bangununan yang melebihi derajat pelluungkup 45 º ka
kareenan jarakbbadan ba
bangngununan yang
berddekekatatana dengaan njalan se
s rta tiidadak k teterrsedianynya terorotoaraatatau u spspace khhusus bagii ppejalanankkakaki.
ggagal
Sumber : Penulis, Maret 2014
Tabel VI.2 Evaluasi Kondisi Eksisting terhadap Dokumen Pemerinntah
ATURAN DAN KEBIJAKAN assPPeme anfafaataaan Ruang
dagaganangan & JJasa an WaWalilikota Yogyakarta mor 2525TTaha un 2013)
Tinggig Bangunan 12 Meter. (
(Peraturan nWaW likota Yogyakarta Nommoror 25 TaTahuhun
2013)
Sudut 45º dari rummijijaa se
sebeb rang (Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 25 Tahuunn
2013) t te ( N esuaiai gan : ngan Pendidikan Sosial Kesehatan 9 Sesuai Ke
Keteterarangnganan::
P
Pengnggagal I diddomo inasii ooleh
Bangunan 1 lantai,i, dengann
maksimal jumlaahh lantai 3
9 Sesuai Ke
Keteterarangnganan::
Dililihahat tdaririrrumumijijaa jajararak k
pandang ke bbagagununanan masih
dapat masuk dalam lingkup
- Jasa (Komersil)
2
9 Sesuai Keterangan : - Perdagangan
- Fasilitas Pendidikan
- Fasilitas Sosial
- Fasilitas Kesehatan
- Jasa (Komersil)
9 Sesuai Keterangan :
Penggal II didominasi oleh
Bangunan 1 lantai, dengan
maksimal jumlah lantai 2
9 Sesuai Keterangan :
dilihat dari rumija jarak
pandang ke bagunan masih
dapat masuk dalam lingkup
45º
Kurang Sesuai Keterangan :
dilihat dari rumija jarak
pandang ke beberapa
bagunan, pohon peneduh
melebihi lingkup 45º
3
9 Sesuai Keterangan :
- Perdagangan
- Fasilitas Pendidikan informal
- Fasilitas Kesehatan
- Jasa (Komersil)
Penggal III masuk kebijakan
Bantul
9 Kurang Sesuai Keterangan :
dilihat dari rumija jarak
pandang ke beberapa bagunan
melebihi lingkup 45º
9 Tidak Sesuai Keterangan :
dilihat dari rumija jarak
pandang ke beberapa
bagunan, pohon peneduh,
bangunan baru, melebihi
lingkup 45º
*Catatan : PG = Penggal
Sumber : Penulis, Maret 2014 omersil) esuai gan : ngan Pendndidikan Soosial K
Kesehaatatann
ommersill))
9
9 SeS suai Keteraangngan :
Pe
Penggal II didominasi oleh
Bangunan 1 lantai, dengan
maksimal jumlah lantai 2
9
9 Sesuuaia Ke
Keteterangann ::
dilihat daariri rumijija a jajararak k
pandang kebbagagunannmmasasiih
dapat masuk dalaam mlinggkukup p
45º Ku Ket dili pan b bag meel e esusuai
ganan::
anngagan n
s PePendndididikan informal
s Keesesehahatat n
omerssilil))
Penggal IIIII masasukuk kebijijakakanan
Bantul
9 Kurang Sesuaii Keterangan :
dilihat dad riri rurumimja jarak
pandang ke beberapa bagunan n
melebihi lingkup 45º
Ke Ket di dilli p pan b bag ban ling ggal
Tabel VI.3 Evaluasi Kondisi Eksisting terhadap Dokumen Pemerintah
*PG
ATURAN DAN KEBIJAKAN Ketinggian Bangunan 2 Lantai
(Rencana Tata Ruang Wilayah Bantul, Sewon Tahun 2007)
Fasilitas Sosial Kesehatan (Rencana Tata Ruang Wilayah Bantul,
Sewon Tahun 2007)
Tata Hijau Keraton / Vegetasi (Rancangan peraturan daerah kota
Yogyakarta pasal 75)
1 Penggal I masuk kebijakan PemKot Jogja Penggal I masuk kebijakan PemKot Jogja
9 Sesuai Keterangan :
Terdapat berbagai macam jenis pohon
peneduh yang sesuai dengan tata hijau
Keraton
2 Penggal II masuk kebijakan PemKot Jogja Penggal I masuk kebijakan PemKot Jogja
9 Kurang Sesuai Keterangan :
Tidak banyak tanaman atau tumbuhan
yang melengkapi penggal II
3
9 Sesuai Keterangan :
Penggal III didominasi oleh Bangunan 1
lantai, dengan maksimal jumlah lantai 2
9 Kurang Sesuai Keterangan :
Fasilitas sosial keagamaan, fasilitas
pendidikan dan kesehatan tidak ada
9 Kurang Sesuai Keterangan :
Hanya sedikit tanaman atau
tumbuhanyang melengkapi penggal III
*Catatan : PG = Penggal
Sumber : Penulis, Maret 2014 Ta
Tabel VI.3 EEvaaluluasasi Kondndissii EkEksisisttining g teerhr adadapap Dokumen Pemmere intah
ATURURANANDDANA KEBIJJAAKANN inggian BBaangunan n 2 2LaLantnai
na Tata RRuang WWililayayahah Banantutul, Sewowon Tahuhun n2020007)
Fasilitas SosialKKesesehatan (Rencana Tata Ruang Wilayahah Bantutul,l,
Sewon Tahun 2007)
Ta
Tata Hijau
(Rancacangan p
Yo Yogyak
I
Imasukk kekebibjakaann PemKot Jogja Penggal Imasuk kebijakan PemKot Jogja
9
9 Sesuuai Ke
Keteteraranggan :
Terddaapatat bberbaag
p
peneduduh h yay ngg ss
Ke Keraton
III
II mamasuk kebibijajakanPemKot Joggjaja PPenenggg al I masuk kebiijajakakann PeP mKot Jogja
9 KuKurangng Keeteraangann:
Ti
Tidak banyyakaktta
yang mellenengkgkap
esuaiai
gan :
III didomomininasasi olehh Bangunann11
ngan maksisimam ll jujumlmlahahllanantai 22
9 Kurang Sesuai Ke
Keteterar ngan :
Fasiliitatass sososisialal kkeeagamaan, fafasisililitat s
penddididikan dan kesesehatan tiddakakaada
9
9 KuKurarang Ke
Keteterarangnganan :
Hanynya a seseddikit ta
tu
tumbmbuhuhanyang m
ggal
VI.1.1 Wujud Kualitas Fisik Penataan Bangunan Dalam Koridor Jalan DI. Panjaitan Dan Jalan Ali Maksum Yogyakarta
Perbedaan luas jalan utama pada koridor ini dipengaruhi oleh garis
sempadan bangunan yang beragam. Pada bagian utara sebagian besar bangunan
memiliki jarak antara bangunan dengan badan jalan yang dipisahkan oleh danya
terotora. Mengarah ke selatan, bangunan semakin dekat dengan badan jalan dan
tanpa adanya terotoar.
Gambar VI.1 Potongan penggal I
Sumber : Penulis, Maret 2014
Jarak antara bangunan dan badan jalan mencapai 4 meter dengan taman dan
trotoar sebagai pembatas antara pedestrian dan jalan.
Gambar VI.2 Potongan penggal II
Perbedaan luas jajalalan utama pada korididoror ini dipengaruhi oleh garis sempadan banguunnan yang beraggam. Pada bagian utara sebebagian besar bangunan
memiliki jjaarak antarra babangn unann ddenengagann bab dad n n jajalalan yang dipisahahkan oleh danya terototora. Menggara ah kkee selatan, banangugunanann semakin dedekak t dengngan badann jalan dan
ta
tanpa addananyayatteerotoaoarr.
Gambar VVI.I.11PoPottongan penggal I
Sumber : Penulis, Maret 2014
Ja
Jarak antara bangunan dan badan jalan pada penggal 2 semakin bervariasi, sebelah
barat masih mengikuti ukuran pedestrian dan taman kota yang ada di penggal 1
sehingga ukurannya masih seragam 4 meter, sementara sebelah timur semakin
mengecil hingga 1,2 meter dengan tidak adanya pedestrian dan trotoar. Space
sebesar 1,2 meter ini merupakan jalan setapak berbahan pasir
Gambar VI.3 Potongan Penggal III
Sumber : Penulis, Maret 2014
Penggal 3 memasuki daerah teritori Bantul, sehingga nampak kontras
perbedaan luas ruang jalan dan garis sempadan bangunan. Antara bangunan dan
jalan tidak berjarak jauh sehingga tidak ditemui adanya area pedestrian, taman
kota serta trotoar.
sehingga ukurannya masih ssereraagam 4 metterer,, sementara sebelah timur semakin mengecil hingga 1,1,22 meter dengan tidak adanya pededestsrian dan trotoar. Space
sebesar 1,2 mmeter ini merupakan n jaalalan nsesetatapapak beberbahan pasir
GambbararVVI.3 Potongnganan PenggallIIIIII
Sumberr::PPennululisis, Maret 2014
P
Penenggggalal 33 mmememasasukkii dadaererahah ttererititororii BBantntulul, , sesehihingnggaga nnampaak k kokontras perbbededaaa n lluas rruauanng jalan dan ggara is semmppadan bangunanan. AnAntat ra bbananggunan dan jalan tidak berjarak jauh sehinggga tidak ddiitemui adanya area pedestrian, taman
VI.1.2 Aktivitas Pada Penggal I, II, III Terhadap Kualitas Fisik Bangunan dan Lingkungan
Fungsi bangunan di koridor sesuai dengan aturan pemanfaatan lahan yakni
perdagangan dan jasa. Sepintas melewati koridor ini, fungsi bangunan dapat
dilihat langsung karena aktivitas yang berlangsung menunjukkan bahwa bangunan
di jalan ini didominasi oleh perdagangan. Aktivitas perdagangan pada ketiga
penggal sangat mendominasi dan sudah sejalan dengan ketetapan peruntukkan
lahan terhadap kawasan Panggung Krapyak, yakni permukiman, perdagangan dan
Jasa. Aktivitas tersebut membawa pengaruh terhadap pembentukan wujud fisik
bangunan serta lingkungan. Pengaruh ini membawa dampak antara lain :
1. Pemanfaatan lahan trotoar dan pedestrian sebagai tempat berdagang
Penggal I
Gambar VI.4 Contoh Pemanfaatan Ruang Publik untuk Usaha Penggal I
Sumber : Peneliti, Januari 2013
Fungsi bangunan didikkoridor sesuai dengann aatut ran pemanfaatan lahan yakni perdagangan dan n jjasa. Sepintas melewati koridor ini, ffunu gsi bangunan dapat
dilihat langngsung karene a aakaktivitassyayangngbberrlalangn susungngmmenunjukkanbbahwa bangunan di jalalan ini ddididominnaasi i oleh ppererdadagagangnganan. Aktivitatass perddagagangan papada ketiga p
penggal sasangngatat menndodominasi dan sudah sejalan dengagan n keteetatapapan n peruntntuku kan lahan n teerhrhadapap kawasan Panggung Krapyak, yakni permukimaan,n pererdadagaganganddan
Jasasa.. Aktktiivitas tersebut membawa pengaruh terhadap pembentuukkan wuwujujud d fisikk
ba
bangn unaan serta lingkungan. Pengaruh ini membawa dampak antara laain :
1. Pemanfaatan lahan trotoar dan pedestrian sebagai tempat berdaggang
Penggal I
Gambar VI.4 Contoh Peemanfaatann Ruang Publik untuk Usaha Penggal I
Penggal II
Gambar VI.5 Contoh Pemanfaatan Ruang Publik untuk Usaha Penggal II
Sumber : Peneliti, Januari 2013
Penggal III
Gambar VI.6 Contoh Pemanfaatan Ruang Publik untuk Usaha Penggal III
Sumber : Peneliti, Januari 2013
Gambar VI.5 Contoh Pemanfaatan Ruang Publik untuk UsahaPeP nggagal l IIII
Sumber : Peneliti, Januari 2013
2. Akses pejalan kaki terhambat pada bagian jalan yang tidak memiliki ruang
publik / trotoar / area pedestrian akibat pemanfaatan ruang sebagai
penujang usaha perdagangan.
Penggal I
Gambar VI.7 Contoh Hambatan Akses Pejalan Kaki Penggal I
Sumber : Peneliti ,Januari 2013
Penggal II
Gambar VI.8 Contoh Hambatan Akses Pejalan Kaki Penggal II
Sumber : Peneliti ,Januari 2013
publik / trotoar / aarereaa pedestrian aakikbat pemanfaatan ruang sebagai penujang usasahaha perdagangan.
Penggggal I
Gambar VI.7Contoh Hambatan Akses Pejalan Kaki Penggaal I
Sumber : Peneliti ,J,Jananuauariri 2013
Penggal III
Gambar VI.9 Contoh Hambatan Akses Pejalan Kaki Penggal III
Sumber : Peneliti, Januari 2013
VI.1.3 Tata Bangunan Terhadap Aturan Penataan (Kesimpulan Evaluasi)
Tata bangunan di sepanjang koridor penelitian berkembang dengan
kondisi yang ada. Artinya, sebagian besar masyarakat tidak mengubah bentuk
dasar bangunannya untuk pengembangan aktivitas perdagangan, melainkan
menambah elemen yang sifatnya non permanen. Hal ini banyak ditemui pada jenis
perdagangan informal. Keadaan tersebut tidak menyalahi aturan pemerintah,
namun berdampak pada banyak hal di sekitar lingkungan hunian. Berikut ini
adalah dampak yang ditimbulkan dari kesesuaian kondisi dengan regulasi
pemerintah terkait penataan bangunan dan lingkungan.
1. Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan dan Jasa
Berdasarkan aturan mengenai pemanfaatan lahan pada kawasan Panggung
Krapyak yang di dalamnya termasuk koridor jalan DI Panjaitan dan Ali
Maksum, setiap bangunan yang terbangun sudah memenuhi arahan Gambar VI.9Contoh Hambatan Akses Pejalan Kaki Pengnggaal lIIII
Sumber : Peneliti,Januari 2013
VI
VI.1.3TTata Bangunan Terhadap Aturan Penataan (Kesimpulan EEvaluauasisi))
Tata bangunan di sepanjang koridor penelitian berkembaang dedengann
konddisisi i yang ada. ArArtitinya, sebebaga ian besar r mmasyarakakatat ttidak menguubbah bentntukuk
da
d sar bangunannya untuk pengemmbabanngan aktivitas perdagangan, melaaininkakan me
menambmbaha elemen yang sifatnya non permanen. Hal ini banyak ditememuiui ppadada ajejenis pe
perdrdagagangan informrmalal. Keadaan tetersrsebebutut tidak menenyayalalahi aturan pepememeririntah,
namun n beberdrdamampapakk pada banyak hah l di ssekitar lingkungaann huhuninianan. BBerikut ini adalah dampak yang ditimbullkan dari kkesesuaian kondisi dengan regulasi
pemerintah terkait penataan banguunan danllingkungan.
tersebut, yakni pemanfaatan ruang untuk perdagangan dan jasa. Namun
dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan ruang ini adalah, masyarakat
melakukan pemanfaatan secara bebas dengan memanfaatkan ruang publik
sebagai area perluasan perdagangan. Menurut (Shirvani, 1985, hal. 37)
sebuah aktivitas pendukung mampu memperkuar nilai sebuah ruang publik
agar dapat saling melengkapi satu dengan yang lain, namun keadaan
tersebut tentu perlu ditinjau dari aspek fungsi utama sebuah ruang publik
agar tidak didominasi fungsinya oleh aktivitas pendukung , yang dalam hal
ini adalah perdagangan.
2. Ketinggian Lantai Bangunan
Tinggi lantai bangunan dibatasi agar tetap masuk dalam derajat pelingkup
sumbu filosofis 45º. Beberapa bangunan yang melebihi aturan tersebut,
hingga saat ini proses pembangunannya terhenti (± 2 tahun terakhir).
Gambar VI.10 Contoh Bangunan Melibihi 3 Lantai
Sumber : Peneliti ,Maret 2013
melakukan pemanfaatatann secara bebbasasddene gan memanfaatkan ruang publik sebagai areaa perluasan perdagangan. Menurut t (S(Shirvani, 1985, hal. 37)
sebuahah aktivitas pendukukunggmmammpupummememperkuar nilai seebub ah ruang publik
agar dapat ssaalining melengkapi satu ded ngnganan yyaang lain, namumun keadaan
terssebebutut ttentu ppererlulu ditinjau dari aspek fungsgsi i utama a sesebubuah ruangg publik
ag
agarar tidakak didominasi fungsinya oleh aktivitas penduukuk ng , yyanang g dad lam m hal
ini adadalah perdagangan.
2.
2 KKetinggian Lantai Bangunan
Tinggi lantai bangunan dibatasi agar tetap masuk dalam derajata pellingkkupup sumbu filosofis 45º. Beberapa bangunan yang melebihi aturaan tersseebutt,
hingga saat inniiprprososesesppeme bangunannynyaa teterhrhenentiti((± 2 tahun teraakhkhir).
Gambar VI.10 Conntoh Banngunan Melibihi 3 Lantai
3. Sudut Pelingkup 45º
Sudut 45º selain sebagai aturan yang diangkat secara historis, bertujuan
pula untuk membentuk garis langit (skyline) oleh bangunan. Keberhasilan
pembentukan skyline ini ditentukan dengan posisi berdirinya sebuah
bangunan. Pada koridor jalan DI. Panjaitan dan Ali Maksum, terjadi
ketidak-teraturan bangunan baik garis bangunan yang berdekatan dengan
seberangnya (terjadi di penggal 3) juga karena jarak antar bangunan yang
berdekatan dengan badan jalan. Sebagian besar pada penggal 1 dan 2,
ketinggian serta keberadaan bangunannya sudah memenuhi garis sudut
kemiringan tersebut, namun pada penggal 3, tinggi rendah dan maju
mundur bangunan menjadi tidak teratur sehingga sulit memenuhi sudut
yang diinginkan. Selain tinggi rendah bangunan, ketinggian vegetasi juga
mempengaruhi keberadaan sudut ini. Karena pada aturan yang ada, seluruh
elemen pada jalan yang dilewati oleh sumbu filosofi disarankan untuk
menyesuaikan dengan adanya sudut 45º.
Gambar IV.12 Titik Tengah Sumbu Filosofis
Sumber : LAMPIRAN PERDA Prop.DIY No. 6 Tahun 2012 Tentang Pelestarian Warisan Budaya Dan Cagar Budaya
pula untuk membentukuk ggaris langit ((skskylyline) oleh bangunan. Keberhasilan pembentukaann skyline ini ditentukan dengan pposisi berdirinya sebuah
bangguunan. Pada koridoror jjalalanan DDI.I. Pananjaitan dan Alili Maksum, terjadi k
ketidak-teratuurar n n bab ngunan baik garis babangngununanan yang berdekekataan dengan
sebeberarangngnyn a (tererjajaddi di penggal 3) juga kareenan jarakk antntarar bangunanan yang be
berdrdekattaan dengan badan jalan. Sebagian besar paadad pennggggalal 1 danan 2, ketiinnggian serta keberadaan bangunannya sudah memeenun hi ggararis suduut
ke
kemiringan tersebut, namun pada penggal 3, tinggi renddah ddanan mmaju
mundur bangunan menjadi tidak teratur sehingga sulit memmenuhhii sududut
yang diinginkan. Selain tinggi rendah bangunan, ketinggian veegetasii jjugaga
mempengaruhihikkebebereradadaaa n sudut ini. KKararenenaa papadad aturan yanggaadda, seluururuhh elemen pada jalan yang ddililewewatatii oleh sumbu filosofi disarankan uuntntukuk
menyesuaikan dengan adanya sudut 45º.
4. Tata Hijau Kraton sebagai Pembentukkan Citra Kota
Vegetasi yang membentuk citra kota Yogyakarta dipercaya adalah
vegetasi yang mencerminkan tata hijau Keraton. Vegetasi yang dominan di
koridor jalan DI. Panjaitan dan Ali Maksum adalah pohon pelem dan
pohon tanjung. Sepanjang koridor berjarak ± 2km tersebar 2 jenis vegetasi
ini. Namun jarak antara vegetasi tersebut tidak beraturan dari utara hingga
selatan. Jenis vegetasi ini adalah sebagai pohon peneduh, dan banyak
ditemui di bagian utara koridor (penggal 1dan 2) , sedangkan pada penggal
3 ditemui di daerah dekat dengan Panggung Krapyak. Ketinggian dari
pohon peneduh ini menghalangi jarak pandang pejalan kaki terhadap
bangunan dan melebihi batas sudut 45º.
Gambar VI.11 Vegetasi dalam Potongan Penggal I
Sumber : Peneliti ,Maret 2013
VI.1.4 Koridor dan Citra Kota Yogyakarta
Sebagaimana yang diharapkan dalam Perda Kota Yogyakarta Nomor 6
tahun 2012, citra yang ingin dibentuk melalui jalan koridor adalah mampu
mencerminkan citra keistimewaan Yogyakarta, hanya saja korindor ini belum Gambar VI.11 Veggetasi daalam Potongan Penggall II
Suumber : Peneeliti ,Maret 2013
VI.1.4 Koridor dan Citra Kota Yogyakaarta
Sebagaimana yang diharapkakan ddalam Perda Kota Yogyakarta Nomor 6 vegetasi yang mencermiminknkan tata hiijajauu KeK raton. Vegetasi yang dominan di koridor jalaann DI. Panjaitan dan Ali Maksum aadad lah pohon pelem dan
pohoonn tanjung. Sepanjangn kkororiddororbbere jaarar k ± 2km tersebebara 2 jenis vegetasi
i
ini. Namun jararakkaanntara vegetasi tersebubutt titidadak k beb raturan darii uutara hingga
selalatatann. JJenis vvegegetasi ini adalah sebagaii ppohon ppennededuhu , dan banyak di
ditetemui didi bagian utara koridor (penggal 1dan 2) , sedangked kann ppadada apengnggal
3 didittemui di daerah dekat dengan Panggung Krapyak. Ketininggggian daarir
p
mendominasi adalah bangunan perdagangan dengan ekspresi bangunan yang sama
seperti pada bangunan pada umumnya.
Penggal I
Gambar VI.12 Tampak penggal I
Sumber : Peneliti, Maret 2014
Penggal I secara fungsi didominasi oleh rumah tinggal dengan wujud fisik
bangunan khas rumah lama, atau rumah kampung. Atap pelana atau limasan.
Dilihat dari tampilan depan, bangunan di penggal I memiliki ukuran yang besar
apabilah dibandingkan dengan bangunan pada penggal II dan III.
Citra yang terbentuk berdasarkan suasanya yang tercipta dari wujid fisik
pada penggal I adalah rumah permukiman atau rumah tinggal masyarakat
Yogyakarta, karena didominasi oleh rumah tinggal dengan intensitas perdagangan
yang minim. Penggal I
Gambar VI.12 Tampak penggal I
Sumber : Peneliti, Maret 2014
Penggal I secara fungsi didominasi oleh rumah tinggal dengan wujud ffisikk
bangngununan khas rumah lama,, atau rumah kampup ngg. Atap pelana attauau llimassanan.. Dilihat dari tampilan depan, bangugunnan didi penggal I memiliki ukuran yang bebesasar
ap
apababilah dibandingkan dengan bangunan pada penggal II dan III.
C
Cititrara yyanangg teterbrbenentutukk beberdrdasasararkaan n suassuasananyaya yyanangg tetercrcipiptata ddararii wuujijid d ffisik padada ppenenggggalal II aadadallah rumah h permukimman atau ruumamah h titingnggagall mamasyarakat
Yogyakarta, karena didominasi ooleh rumahhtinggal dengan intensitas perdagangan
Penggal II
Gambar VI.13 Tampak penggal II
Sumber : Peneliti, Maret 2014
Penggal II secara fungsi didominasi oleh rumah tinggal yang berfungsi
juga sebagai tempat usaha dengan wujud fisik bangunan lama, baru, modern
bercampuran. Citra yang terbentuk berdasarkan suasanya yang tercipta dari wujid
fisik pada penggal II adalah area transaksi perdagangan, jasa , dan kuliner, karena
aktivitas yang mendominasi area ini adalah perdagangan .
Penggal III
Gambar VI.14 Tampak penggal III
Sumber : Peneliti, Maret 2014
Penggal III secara fungsi masih didominasi oleh rumah tinggal yang
berfungsi juga sebagai tempat usaha dengan wujud fisik yang sebagian besar
bangunan lama, apabila dilihat pada bagian paling selatan akan tampak bangunan Ga
G mbar VVI.13 Tampakkppenenggggalal III
Suumbmberer :PPenellititii,MMararet 2014
P
Pene gggalal II secara fungsi didominasi oleh rumah tingnggag l yayangng bberfungngsi
juugaga sebagagai tempat usaha dengan wujud fisik bangunan lamaa, , baaruru, momodernn be
berrcamppuran. Citra yang terbentuk berdasarkan suasanya yang tercippta dadariri wwujid
fisik paada penggal II adalah area transaksi perdagangan, jasa , dan kulliner, kareenaa
ak
aktivittas yang mendominasi area ini adalah perdagangan .
Penggal III
GambarVVI.14 Tamppak penggal III
Sumberr : Penelittii, Maret 2014
khas perkampungan yang difungsikan sebagai tempat usaha jasa. Citra yang
terbentuk berdasarkan suasanya yang tercipta dari wujid fisik pada penggal III
adalah daerah santri karena hampir di setiap waktu tertentu berlangsung rutinitas
keagamaan atau beribadah bersama-sama.
Apabila disimpulkan secara keseluruhan belum nampak simbol – simbol
khusus atau elemen khas, yang mampu menerangkan sebuah citra serta kisah
historis dari jalan DI.Panjaitan dan Ali Maksum sebagai jalur yang dilalui sumbu
imajiner, karena setiap penggal memiliki suasana citra masing-masing sesuai
dengan aktivitas dan fungsi bangunannya.
V.2 SARAN
Penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai saran berdasarkan temuan
kesimpulan di atas serta pertimbangan sebuah koridor jalan yang merupakan
bagian dari sumbu historis menuju Panggung Krapyak, dan dirumuskan sebagai
berikut.
V.2.1 Jangkauan Visual Mata Terhadap Bangunan
Maju mundurnya bangunan berdampak pada jangkauan mata / pandangan
seseorang yang berada di pedestrian. Pandangan ini berpengaruh terhadap nilai
citra sebuah koridor, oleh karena itu mengatur maju mundurnya bangunan /
sempadan bangunan adalah perlu, dan disesuaikan pula dengan ketinggian
bangunannya. Semakin tinggi sebuah bangunan, maka bangunan tersebut harus
mempertimbangkan sempadannya dari pinggir jalan.
adalah daerah santri karena hahammpir di setiapp wwaktu tertentu berlangsung rutinitas keagamaan atau berribibadah bersama-sama.
Apapabbila disimmpupulklkan seccarraa kekesselulururuhahan bebelum nampak ssimbol –– simbol khussuus atau eleleme en kkhah s, yang g mamampmpuu menerangkakan sebubuah citra sserta kisah hi
historis ddarariijajalal n DIDI.PPanjaitan dan Ali Maksum sebagaai i jaj lur yayangng dilaluissumbu
imajininerer,, kareenna setiap penggal memiliki suasana citra masing-as g mamasising sessuau i deengngana aktktivitas dan fungsi bangunannya.
V.
V.22 SAARAN
Penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai saran berdasarrkan tememuann
kesimpmpulan di atasas sserertta perertitimbm angan seebubuahah kkorrididoror jjalan yang g mmerupakakann ba
b gian dari sumbu historis menuju PaPangnggung Krapyak, dan dirumuskan sebebagagaai
be berirkukutt.
V.
V.2.2.11 JaJangngkakauauan n VVisuualalMMatataa Terhhadadap Banangunanann
Maju mundurnya bangunanan berdammpap k pada jangkauan mata / pandangan seseorang yang berada di pedesttrian. Panddangan ini berpengaruh terhadap nilai
Gambar VI.15 Usulan Ketinggian dan Jarak Bangunan terhadap Pelingkup 45º
Sumber : Penulis ,Maret 2013
a) Penggal I
Temuan di penggal I, tata bangunan sudah sesuai dengan aturan
pemerintah Kota Yogyakarta.
Saran : sebagai bangunan yang sudah sesuai dengan pemerintah dan dekat
dengan pusat kota maka penggal I dapat dimanfaatkan sebagai penggal
dengan fungsi bangunan komersial (dagang/jasa) yang tetap
mempertahankan khas jawa dengan berbagai elemen (fasad, tekstur,
dinding, bukaan, atap dll) dengan batas ketinggian maksimal dihitung dari
jalan utama dan batas sudut 45º
b) Penggal II
Temuan di penggal II, ragam fungsi dan wujud fisik bangunan, dominan
sebagai hunian sekaligus usaha kecil menengah, dipenuhi aktivitas sosial Gambbar VI.15 Usulan Ketinggian dan Jarak Bangunan terhadap Peelilngkukup p 4545ºº
Sumber : Penulis ,Maret 2013
a) Penggal I
Temuan di penggal I, tata bangunan sudah sesuai denngan aaturann
pemeriintntahahKKota Yogygyakkararta.
Saran : sebagai bangunan yanngg sudah sesuai dengan pemerintah dann ddekekaat de
dengnganan ppususatat kkototaa mamakak penggal I ddapapatat ddimimananfafaatatkakann sesebabagagaii pepengnggal
dengan ffunungsi babangngunann kkomerrsisialal ((dadagagangng/jjasa) yyanang g tetap
mempertahankan khas jaawwa denngag n berbagai elemen (f(fasad, tekstur,
dinding, bukaan, atap dll)) dengan baatas ketinggian maksimal dihitung dari
jalan utama dan batas suduut t45º
Saran : menentukan pemanfaatan lahan sebagai lahan perdagangan dan
jasa yang memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum dengan rata-rata
ketinggian bangunan tidak melebihi tinggi bangunan di penggal I dan tetap
mengikuti batas sudut 45º
c) Penggal III
Temuan di penggal III, dominasi bangunan lama dengan fungsi
perdagangan dan jasa , sosial dan keagamaan
Saran : Karena penggal III dekat dengan cagar budaya, maka penataan
perlu difokuskan pada ketinggian bangunan yang tidak melebihi tinggi
bangunan penggal II serta lebar jalan yang konsisten dari penggal
sebelumnya.
V.2.2 Menentukan Konsep Arahan Penataan Bangunan
Koridor jalan DI.Panjaitan dan jalan Ali Maksum merupakan jalan yang
dilalui sumbu imajiner dan filosofis, untuk itu perlu diperkuat dengan mengatur
konsep tata bangunan dan lingkungannya. Koridor ini merupakan akses utama
menuju Panggung Krapyak sebagai bagian dari cagar budaya yang merupakan
pusat destinasi wisata. Konsep ini dapat diperkuat melalui elemen-elemen
arsitektural yang dapat dikembangkan di ruang publik seperti :
a) Konsep arahan tampilan bangunan, dengan mengacu pada topik diskusi
pembuatan Raperdais mengenai sumbu filosofis yakni mencoba
mengembalikan dan mempertahankan identitas kawasan panggung krapyak
sebagai kampung santri, dapat dimulai dengan mengenakan atribut seperti ketinggian bangunan titidadakk melebihiittininggggi bangunan di penggal I dan tetap mengikuti babatatas sudut 45º
c) Penggggal III
T
Temuan di pepengnggag l III, dominasii babangngununaan lama deengngan fungsi
perdrdagagananggan daan n jajasa , sosial dan keagamaan n Sa
Sararan : KKarena penggal III dekat dengan cagar buudad ya, mamakaka penatataan
perlluu difokuskan pada ketinggian bangunan yang tidakk mellebebihihi tinggig
ba
bangunan penggal II serta lebar jalan yang konsisten darii pepengn gal l
sebelumnya.
V
V.2.2 MeM nentukan Konsep Arahan Penataan Bangunan
Koridor jalan DI.Panjaititanan ddan jjalalanan AAli Maksum merupakan jalan yayangng di
dilalalul i sumbu imajiner dan filosofis, untuk itu perlu diperkuat dengan mmenngagattur
ko
konsn epep ttatataa babangngununanan ddann lliningkgkunungag nnnyaya. KoKoriridodor inini i memerurupapakakann akakseess ututama menunujuju PPananggggunung g KrKrapyak sebabagai bagiann dari cagaarr bubudadayaya yyanangg memerupakan pusat destinasi wisata. Konsepp ini dapata diperkuat melalui elemen-elemen
arsitektural yang dapat dikembanngkg an di ruaang publik seperti :
a) Konsep arahan tampilan bangugunann, dengan mengacu pada topik diskusi
ukiran, bentuk-bentuk yang jelas seperti kotak, lingkaran dan segitiga, serta
penggunaan atap tajug dan pelana.
Gambar VI.16 Atap Tajug
Sumber : https://www.google.com/search?q=atap+tajug&newwindow
b) Menentukan tema pada street furniture serta melengkapi bagian-bagian dari
pedestrian yang memenuhi standar dan kenyamanan bagi pejalan kaki.
Gambar VI.17 Technical Guidance: Street Furniture Transport For
London
Sumber :
http://www.tfl.gov.uk/assets/downloads/streetscape-guidance-2009-street-furniture-108.pdf
c) Mengatur jenis vegetasi utama (Tanjung dan pohon Asem)pada RTH di
sepanjang jalan DI.Panjaitan menuju P.Krapyak dengan jalur yang sudah
ditetapkan dalam Permen PU no : 05/PRT/M/2008 Gambar VI.16 AtappTTajug
S
Sumber : https://www.google.com/search?q=atatap+p tajujug&g&nenewwwwindodow
b)
b) MeM nentntukan tema pada street furniture serta melengkapi baggiann-b-bagagiaian n darri
pedeestrian yang memenuhi standar dan kenyamanan bagi pejalan kaki.i.
G
Gambar VI.17 Teechc nical GuGuidance: Street FFururniniture TrTranansport For
London
Sumber : http://wwww.tfl.gov.uk/as
ssets/downloads/streetscape-guidance-2009-streett-furniture-108.pdf
c) Mengatur jenis vegetasi utamaa (TTaanjung dan pohon Asem)pada RTH di
Gambar VI.18 Jalur Tanaman Tepi Peneduh
Sumber : Permen PU no : 05/PRT/M/2008, hal 18
Arahan dan syarat mengenai pohon peneduh ini antara lain :
Ditempatkan pada jalur tanaman minimal 1,5 meter dari
tepi median
Percabangan 2 meter di atas tanah
Berntuk percabangan batang tidak merunduk
Bermassa daun padat
Berasal dari perbanyakan biji
Ditanam secara berbaris
Dan tidak mudah tumbang
d) Memperhatikan ritme atau irama bangunan melalui garis bentuk dan pola
agar sebuah bangunan koridor dapat menyampaikan makna dari sebuah kisah
sumbu filosofis.
Gambar VI.18 Jalur Tanaman Tepipi Penededuhh
Sumber : Permen PU no : 05/PRT/M/20008,8 hal118
Arahan dan syarat mengenai pohon peneduh ini antarra alainn :
Ditempatkan pada jalur tanaman minimal 1,55 meteteer darari
tepi median
Percrcababangan 2 meter di atatass tatanah
Berntuk perccababanngagann batang tidak merunduk
Bermassa daun padat
BeBerarasasalldadaririperperbaanynyakakananbbijijii
Ditanam seecac ra berbaarris Dan tidak mmudah tumbmbang
d) Memperhatikan ritme atauu irama baangunan melalui garis bentuk dan pola
agar sebuah bangunan koridor ddapa at mmenyampaikan makna dari sebuah kisah
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, Kenneth., Methods of Social Research, 4th Edition
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990, Petunjuk Perencanaan Trotoar, No.007/T/BNKT/1990, Jakarta
Garnham, Harry Launce., 1985, Maintaining The Spirit Of Place., PDA Publisher Corporation, Mesa, Arizona
Harianto, Wibatsu H., 2002, Kitab Primbon Nayaka Wreksa., Sri Kanawa Yayasan Mandra Giri Mataram : Yogyakarta
Hariyono, Paulus, 2010 Perencanaan Dan Pembangunan Kota Dan Perubahan Pardigma, Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Lang. Jon., 1987, Creating Architectural Theory, New York; Van Nostrand Reinhold Company
Mirsa, Rinaldi, 2011, Elemen Tata Ruang Kota, Graha Ilmu, Yogyakarta
Neufert, Ernest, 1996, Data Arsitek, Erlangga : Jakarta
Nurhadi, Septi K., 2013 Laporan Kuliah : Arahan Revitalisasi Koridor Panggung Krapyak Yang Mampu Menguatkan Makna Filosofinya Berdasarkan Kualitas Visual, Pascasarjana-UAJY, Yogyakarta, Indonesia.
Direktorat Jendeeraral Bina Marga, 1990, Petunjnjuku Perencanaan Trotoar, No.007/7/TT/BNKT/1990, JaJ karta
Gaarnham, Harryry LLauaunce., 1985, Maintaininining g TThe Sppirit Of PlPace., PDA
Pubblilshsherer Corpoporration, Mesa, Arizona
Ha
Haririaantoo,,Wibatsu H., 2002, Kitab Primbon NayakaWWrer ksa.,., SSrir Kanawawa
Yaayasan Mandra Giri Mataram : Yogyakarta
Haarriyono, Paulus, 2010 Perencanaan Dan Pembangunann Kootata Danan
Perubahan Pardigma, Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Laanng. Jon.,11989877, CCreatiingg AArchitectururalal Theory, NeNew w York; VaVan Nostrarandnd
Reinhold Company
Mi
Mirsrsa,a,Rininalaldidi,, 20201111,ElElememenen Tata RuRuangang KoKotata,GrGrahaha IlIlmumu,, YoYogygyakakaartata
Ne
Neufufertt,EErnnestest, 1996, DataAArsitek, ErErlangga : Jakkarartata
Nurhadi, Septi K., 2013 LLaporan Kuuliah : Arahan Revitalisasi Koridor
Panggung Krapyak YYang Maammpu Menguatkan Makna Filosofinya
Panero, Julius dan Maertin Zelnik, 2003, Human Dimension and Interior Space ,terjemahan Kurniawan, Djoeliana,. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior, Erlangga : Jakarta
Prasetya, L. Edhi, Proceeding (ISBN) - 2008, Konservasi Kawasan Panggung Krapyak Yogyakarta Melalui Pendekatan Urban Linkage, Universitas Merdeka , Malang
Sanoff, Henry., 1991, Visual research Methods in Design, New York: Van Nostrand Reinhold
Setiawan, H. B. 2010, Arsitektur Lingkungan dan Perilaku. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Shirvani, Hamid., 1985 The Urban Design Process., Van Nostrand Reinhold Company., New York
Spreiregen, D. Paul., 1967, The Architecture of Town and Cities, Mcgraw Hill Book Co.
Soehartono, D. I. 2011. Metode Penelitian Sosial Bandung, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung.
Surasetja, R. Irawan, 2007, Bahan Ajar : Fungsi, Ruang, Bentuk dan Ekspresi dalam Arsitektur, FPTK-UPI, Bandung, Indonesia
Interior, Erlangga : Jakakaarta
Prasetya, L.L. Edhi, Proceeding (ISBN) - 2008, KoK nservasi Kawasan
Pananggung KrK apapyayak Yoogygyakkarrtaa MMelelalaluiui Pendekatan UrU ban Linkage,
Universrsitias MMeerded ka , Malanangg
Sa
Sanonoffff, , HeH nrryy., 1991, Visual research Methods in DDese ign,,NeNew w Yorkk::Van
Nostrtrand Reinhold
S
Setiaawan, H. B. 2010, Arsitektur Lingkungan dan Perilakuu.. Yogogyayakak rta:
Gadjah Mada University Press.
Shhirvani, Hamid., 1985The Urban Design Process., Van Nostrannd ReReiinholdld
Compaanyny.,NNewewYYororkk
Sp
Spreiregen, D. Paul., 1967, The Architecture of Town and Cities,s, McMcgrgraaw
H
HililllBoBookokCCoo.
Soeheharartotonono, D. I. 2011. Metotode Penenelitian Sosial BBanandudungng, PPT. Remaja
Rosdakarya-Bandung.
Surasetja, R. Irawan, 2007, Bahann Ajar : Fungsi, Ruang, Bentuk dan
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN :
Direktoran Jendral Bina Marga 1990. No. 007/T/BNKT/1990. Jakarta.
Lampiran PERDA Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya
Peraturan Daerah Istimewa DIY, Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Peraturan Daerah Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, NO:05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, NO 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
Peraturan Walikota Yogyakarta, Nomor 25 Tahun 2013
Rancangan Peraturan Daerah Istimewa Kota Yogyakarta
Rancangan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Sewon, Bantul Tahun 2007
Rencana Tata Ruang Wilayah Bantul, Sewon Tahun 2007
Lampiran PERDDAA Yogyakarta Nomor 6 Tahhunun 2012 Tentang Pelestarian
Warisanan Budaya dan CCaga ar Budaya
Peerraturan Daerrahah Istimewa DIY, Nommorr 11 Tahun 201013 Tentang Kewewennanangan DaDalalam Urusan Keistimewaan DaDaere ah Iststimmewewa Yogyaka arta
Pe
Peraatut rann Daerah Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentatangPPelelesestarian
W
Waarisan Budaya dan Cagar Budaya
Perraturan Menteri Pekerjaan Umum, NO:05/PRT/M/2008 Tenntang g
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau ddi Kawasasan
Perkotaan
Peraturan Menteri Pekerjaan UmUmuum, NO 29/PRT/M/2006 Tentang
P
Pededomo an Persyyaratan Teknis Bangunan Gedungg
Pe
Peraratuturarann WaWallikokotata Yogyayakarttaa, NNomomorr 25TTahahunu 22010133
Rancangan Peraturan Daerrah Istimewwa Kota Yogyakarta
Rancangan Peraturan Daeraah Kota YYogyakarta Tahun 2010 tentang
Sumber Internet/ Website :
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/12/058460864/Yogyakarta-Segera-Pulihkan-Ciri-Fisik-Tata-Kota. Waktu Unduh : Senin, 24 Maret 2014 ; 18:24 WIB
https://www.google.com/search?q=atap+tajug&newwindon. Waktu Unduh : Senin, 31 Maret 2014; 23.05 WIB
http://www.tfl.gov.uk/assets/downloads/streetscape-guidance-2009-street-furniture-108.pdf. Waktu Unduh : Senin, 2 Desember 2013; 10:06 WIB http://www.tempopo.co/read/news/2013/02/12/05858464
0864/Yogyakarta-Segera-Pululihihkan-Ciri-Fisikik-Tata-Kota. Waktu Unduhh : Senin, 24 Maret
20144 ; 18:24 WIBIB
https:////wwwww.wgoogglele.com/search?q=atap+tajugg&n& ewwiwindndonon. Waktu u Unduh : SeSenininn, 31 MMaret 2014; 23.05 WIB
ht
http:///w/www.tfl.gov.uk/assets/downloads/streetscape-guidancce-2020099-s-strtr
LAMPIRAN
Lampiran ini berisikan tentang usulan penataan koridor jalan DI.Panjaitan
dan jalan Ali Maksum Yogyakarta.
1) Tema Konsep Penataan
Secara historis, koridor ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak manusia
sehingga dapat diimplementasikan dalam sebuah desain arahan secara arsitektural
agar terfokus pada sebuah titik cagar budaya Panggung Krapyak. Konsep usulan
penataan bangunan pada koridor ini adalah dengan mengadopsi dari makna sumbu
filosofis dengan mengatur ketinggian bangunan dari selatan (Panggung Krapyak)
hingga ke utara (Plengkung Gading) sebagai wujud kisah hidup anak manusia dari
lahir dan bertumbuh.
dan jalan Ali Maksum Yogogyakarta.
1) Tema Kononsep Penataan
Secaraahhistoris, koriddooriinini menceritakan tentang kekehihidudupan seorang ananak manusia seehhingga ddapapatat ddiimpplelemmentasikan dalam sebuah desasaini araahahan n sesecara arsititektural agar ttererfofokukus papadda sebuah titik cagar budaya Panggung Krapapyak. KKononsesep usuluan peenan taan baangunan pada koridor ini adalah dengan mengadopsi dadari mmakaknana sumbubu
fi
filolossofis s dengan mengatur ketinggian bangunan dari selatan (PanggugungKKrarappyak) hinggaa ke utara (Plengkung Gading) sebagai wujud kisah hidup anak mmanusia dadarri
la
Apabila disimpulkan secara umum makna dibalik sumbu filosofis ini adalah
2) Landasan Konsep Penataan
Arahan wujud pengembangan ini didasari oleh 3 hal yakni nilai historis,
kondisi sosial masyarakat dan peraturan-peraturan DIY
3) Langkah-langkah Analisa Konsep
Unsur Religi, Edukasi, dan Vegetasi adalah hal penting dalam koridor ini,
mengingat makna historis dari bagian jalan DI.Panjaitan hingga Panggung
Krapyak adalah masa kecil seorang anak dimulai dari lahir dan bertumbuh.
Masa-masa kecil setiap anak akan menerima pengetahuan dari keluarga
mengenai tata krama, sopan santun dan agama. Hal ini didukung dengan kondisi sosial masyaraakakatt ddan peraturaran-n-pep raturan DIY
3) Langkah-langkah Analisa Konsep
Unsur Religi, Edukasi, daan Vegetasii adalah hal penting dalam koridor ini,
unsur keagamaannya sangatlah kental. Vegetasi tidak pernah lepas dari
unsur penting dalam penentuan konsep, karena vegetasi memiliki makna
khusus bagi masyarakat kota Yogyakarta, khususnya Keraton. Sehingga
koridor ini sudah ditentukan jenis vegetasinya yakni Pohon Asem dan
Pohon Tanjung.
4) Konsep Pengembangan Desain
khusus bagi masyarakkatat kkota Yogyayakakarta, khususnya Keraton. Sehingga koridor ini susudah ditentukan jenis vegetasinyaa yyakni Pohon Asem dan
Pohoonn Tanjung.
Realisasi sederhana dari konsep tersebut dapat dimulai dari Street
Furniture yang edukatif, sehingga tidak hanya sebagai fasilitas semata
melainkan mampu mengedukasi masyarakat, atau pengguna ruang publik.
Serta membuat konsep yang bernuansa islamic , memperkuat informasi
kawasan yang sarat akan keagamaan dan kehidupan yang sederhana. melainkan mampu meengngedukasi masyd syararakat, atau pengguna ruang publik. Serta membbuuat konsep yang bernuansa islamicic ,, memperkuat informasi
5) Karakteristik Fisik Bangunan
6) Visualisasi
Penggal I dan Panggung Krapyak
Bagian selatan - saat perjalanan anak manusia dimulai 6) Visualisasi
Penggal II
Masa kehidupan yang mulai tumbuh berkembang
Penggal III
Memasuki kehidupan menuju kedewasaan
-Memassuki kehidupaan menuju kedewasaan Masa kehidupan yang mulai tumbuh berkembbana g
P