x
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN,
DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Sudi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3
Antonius lutvi lumantara Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pangkat/golongan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3 yang berjumlah 122 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (asymp. sig. sebesar 0,219 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 1,537 < Ftabel sebesar 3,07); (2) tidak ada
perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pangkat/golongan jabatan (asymp. sig. sebesar 0,228 > α = 0,05 dan Fhitung
sebesar 1,463 < Ftabel sebesar 2,68); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan (asymp. sig. sebesar 0,480 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 0,738 < Ftabel sebesar 3,07).
xi
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI
GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,
PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI
GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,
PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI
MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
Oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
iii
SKRIPSI
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI
MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Penguji
pada tanggal 21 Juli 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama lengkap
Ketua
Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si.
Sekretaris
Laurentius Saptono, S. Pd., M.Si.
Anggota
DRS. FX. Muhadi, M. Pd.
Anggota Cornelio
Purwantini, S. Pd., M.SA.
Anggota
Natalina Premastuti Brataningrum, S. Pd., M.Pd.
Yogyakarta, 21 Juli 2011
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sanata
Dharma
iv
PERSEMBAHAN
o
Kupersembahkan karya ini untuk
Tuhan
ku, Putranya
Yesus
, dan
Maria
Buda
yang terkandung tanpa noda
o
Kedua Orang Tua ku
yang selalu mendukung ku secara moril dan materiel
o
DRS. FX. Muhadi, M. Pd
. Sebagai dosen pembimbing
o
Cornelio Purwantini, S. Pd., M.SA.
dan
Natalina Premastuti Brataningrum,
S. Pd.
Sebagai dosen penguji
o
Laurentius Saptono, S. Pd., M.Si.
sebagai dosen pembimbing akademik
o
Kakak
dan
Adik
ku yang memotivasi ku supanya cepat lulus
o
Someone yang membuat ku terus bersemangat
o
Johan, Wahyu, Tyo, Ardi, Beni, , Tyo, Ardi, Beni, Yosep, Adi Nugroho
(brintel), Acong, Jinong, Ninin, Galeh, Yoga
dan teman-teman yang telah
mendukung kelancaran penulisan karya ini yang tak bias saya sebutkan satu
persatu.
o
Mas Dito, Wahyu, Beni
yang telah membawa ku kejalan pengabdian terhadap
greja
o
Vero
sebagai adik yang terus mengingatkan ku untuk terus ke Gereja
o
Semua orang yang sayang sama aku hehehehehe
v
MOTO
Aku brigade pejuang bergejolak tak mau tenang, Ingin menembus
penghalang, Beringas tak dapat di halang, Meronta-ronta ingin bebas
walau terbuang...
When you feel like hope is gone look inside you and be strong
Tidak ada kata terlambat untuk semuanya
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Juli 2011
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Antonius Lutvi Lumantara
Nomor Mahasiswa : 041334040
Demi oengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI
GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,
PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Juli 2011
Yang menyatakan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul
RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL
TEAM GAME TOURNAMENT
UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI POKOK
BAHASAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XI SMU
Tugas akhir ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Sc
selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
4.
Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
ix
5.
Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
6.
Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
7.
Seluruh mahasiswa angkatan 2004 yang juga telah memberi kritik dan saran
masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian
dan kerjasama yang baik selama ini.
8.
Orangtuaku, Antonius Sukrisno dan CH Katri yang telah memberikan doa,
semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral buatku selama ini.
9.
Keluarga besar Bapak dan Ibu Ig Suyatno sedayu yang telah
menyelenggarakan segala kebutuhanku selama aku berkarya melalui paper ini.
10.
Komunitas PAK A&B angkatan 2004 yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
11.
Lutfi, johan dan Adi yang selalu mendukungku selama ini.
Yogyakarta, 21 Juli 2011
Penulis
Antonius Lutvi Lumantara
x
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN,
DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Sudi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3
Antonius lutvi lumantara Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pangkat/golongan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3 yang berjumlah 122 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner. Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (asymp. sig. sebesar 0,219 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 1,537 < Ftabel sebesar 3,07); (2) tidak ada
perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pangkat/golongan jabatan (asymp. sig. sebesar 0,228 > α = 0,05 dan Fhitung
sebesar 1,463 < Ftabel sebesar 2,68); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan (asymp. sig. sebesar 0,480 > α = 0,05 dan Fhitung sebesar 0,738 < Ftabel sebesar 3,07).
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... .... viii
ABSTRACT ... ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 5
C.
Batasan Masalah ... 6
D.
Rumusan Masalah ... 6
E.
Tujuan Penelitian ... 6
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 8
A.
Tinjauan Pustaka ... 8
1.
Persepsi ... 8
2.
Sertifikasi Guru dalam jabatan ... 11
3.
Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 14
a.
Pengertian Dan Fungsi ... 14
b.
Komponen Portofolio ... 16
c.
Pengisian Instrumen Portofolio ... 21
d.
Penyusunan portofolio ... 23
4.
Masa kerja ... 25
5.
Pangkat/Golongan ... 25
6.
Latar belakang pendidikan ... 29
B.
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 31
C.
Kerangka Berfikir ... 33
D.
Perumusan Hipotesis ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36
A.
Jenis Penelitian ... 36
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
C.
Populasi dan Sampel ... 36
D.
Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 38
1.
Variabel Penelitian ... 38
xiv
a.
Variabel bebas ... 38
b.
Variabel terikat ... 39
3.
Teknik Pengumpulan Data ... 40
E.
Pengukuran Instrumen ... 45
1.
Pengukuran Validitas ... 45
2.
Uji Reliabilitas ... 49
F.
Teknis Analisis Data ... 50
1.
Analisis Deskriptif ... 50
2.
Uji Prasyarat Analisis ... 51
a.
Uji Normalitas ... 51
b.
Uji Homogenitas ... 52
3.
Uji Hipotesis ... 52
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
... 55
A.
Deskripsi Data ... 55
1. Deskripsi Responden Penelitian ... 55
a.
Masa kerja ... 55
b.
Pangkat/golongan ... 56
c.
Latar Belakang Pendidikan ... 57
2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan ... 57
xv
b.
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan pangkat/ golongan ... 59
c.
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatanlatar belakang pendidikan ... 62
B.
Analisis Data ... 62
1.
Pengujian Prasarat Analisis ... 62
a.
Pengujian Normalitas ... 62
b.
Pengujian Homogenitas ... 66
2.
Pengujian Hipotesis ... 67
C.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
... 79
A.
Kesimpulan ... 79
B.
Keterbatasan Penelitian ... 80
C.
Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA
... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan sebagai salah satu pilar yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sangat berkepentingan terhadap peningkatan kualitas pendidikan agar dapat bersaing dalam era globalisasi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tepatnya dalam Batang Tubuh UUD 1945 pasal 28 B ayat 1 dan pasal 31 ayat 1, yang menyatakan bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang layak, tetapi dalam pelaksanaanya banyak sekali kendala-kendala atau permasalahan yang dihadapi, baik berkaitan dengan sarana prasarana maupun sumber daya manusia yang terlibat dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur tentang Standar Nasional Pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
diatur dalam Undang-undang RI tentang guru dan dosen (Nomor 14 Tahun 2005).
Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Sertifikasi guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).
Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui (1) Penilaian portofolio, atau (2) Jalur kependidikan. Sertifikasi melalui penilaian portofolio didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) Penilaian dari atasan dan pengawas, (6) Prestasi akademik, (7) Karya pengembangan profesi, (8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Pola ini diorientasikan pada guru senior yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup.
bertambah baik meskipun kurikulum diperbaiki. Pernyataan senada juga ditekankan oleh salah satu Ketua PB PGRI Sugito pada dengar pendapat dengan komite III Dewan perwakilan daerah RI Direktur Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas serta Direktur Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama (Kompas, 25 November 2009). Lebih lanjut Sugito menyatakan salah satu cara meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru adalah dengan memberikan pelatihan secara rutin, paling tidak setiap lima tahun sekali untuk setiap guru agar mengetahui perkembangan pengetahuan terbaru. Di samping itu ada pandangan bahwa kompetensi guru tidak cukup dinilai berdasarkan kumpulan dokumen melainkan juga dinilai berdasarkan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Persepsi para guru tentang program sertifikasi melalui penilaian portofolio berbeda-beda, perbedaan tersebut dikarenakan oleh beberapa aspek atau faktor dalam guru itu sendiri yang berdampat siknifikan dalam membentuk pandangan setiap guru tentang penilaian portofolio. Misalnya faktor masa kerja, guru yang memiliki masa kerja bertahun-tahun akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil dalam penilaian portofolio di bandingkan dengan guru yang masa kerjanya baru beberapa tahun saja.
program sertifikasi melalui penilaian portofolio. Guru dengan pangkat/golongan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi positip dibandingkan dengan guru yang memiliki pangkat/golongan tinggi. Tingkat kepuasan yang dimiliki guru dengan pangkat/golongan yang rendah lebih tinggi dibandingkan guru dengan pangkat/golongan lebih tinggi.
Latar belakang pendidikan juga mungkin dapat mempengaruhi persepsi guru tentang penilaian portofolio. Latar belakang pendidikan yang tidak sama akan menimbulkan cara pandang yang berbeda pula. Guru dengan tingkat pendidikan S1 cendrung memiliki persepsi positip menanggapi program penilaian portofolio dibandingkan dengan guru dengan tingkat pendidikan D3. Hal ini dikarenakan guru dengan pendidikan tertinggi D3 harus menempuh studi untuk mendapatkan gelar S1 dan baru di perbolahkan untuk mengikuti penilaian portofolio sertifikasi guru
Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini akan mengungkap persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, yaitu apakah menurut guru penilaian portofolio tersebut telah memberikan gambaran tentang kompetensi guru.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
kepegawaian guru, (5) status sosial ekonomi guru, (6) lingkungan sosial guru, (7) latar belakang pendidikan guru, dan (8) prestasi guru.
C. BATASAN MASALAH
Karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian seluruh permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh dominan terhadap persepsi guru mengenai penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) masa kerja, (2) pangkat/golongan, (3) latar belakang pendidikan guru.
D. RUMUSAN MASLAH
1. Bagaimana persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja Guru?
3. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari kepangkatan/golongan? 4. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja Guru
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari pangkat/golongan
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan guru
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan mutu guru.
2. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Persepsi
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus di dapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya dilanjutkan oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal (neural)
Ada beberapa jenis persepsi antara lain (http://id.wikipedia.org/wiki/ Persepsi#Persepsi_penciuman):
a. Persepsi visual merupakan persepsi yang didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.
b. Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pendengaran.
c. Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
d. Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
e. Persepsi pengecapan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. menurut Pareek (1984) dalam arisandy (http://www.journal-psyche.com), ada empat factor yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:
1. Perhatian
2. Kebutuhan
Segala hal yang menyangkut dengan kebutuhan kita, akan menimbulkan reaksi salah satunya berupa persepsi.
3. Kesediaan
Munculnya stimulus yang diharapkan dan dilanjutkan dengan reaksi yang telah dipersiapkan.
4. Sistem Nilai
Nilai-nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadapa timbulnya persepsi
2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV (S-1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.
S-1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainnya, sedangkan guru Matematika di SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dipersyaratkan lulusan S-1/D-IV Jurusan/ Program Pendidikan Matematika atau Program Studi Matematika yang memiliki Akta IV. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi (http://untungsutikno .blogspot.com/2009/08/sertifikasi-guru-dalam-jabatan-tahun.html).
Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertfikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan kepribadian.
Indonesia secara berkelanjutan. Sertifikasi guru mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Peningkatan proses dan mutu hasil-hasil pendidikan.
c. Peningkatan profesionalisme guru
Selain tujuan, sertifikasi guru juga mempunyai manfaat, yaitu: a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak
kompeten
b. Melindungi masyarakat dan praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualifikasi dan tidak profesional.
c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku
dan non-PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan bersama.
Sertifikasi guru prajabatan dilaksanakan melalui pendidikan profesi di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam jabatan uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
3. Penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan
a. Pengertian dan Fungsi
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.
yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung, (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.
b. Komponen Portofolio 1) Kualifikasi akademik
Kualifikasi akademikmerupakan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun nongelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma. 2) Pendidikan dan Pelatihan
tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.
3) Pengalaman mengajar
Pengalaman mengajar merupakan masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
4) Perencanaan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaranmerupakan kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kegiatan ini mencakup tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format terlampir.
6) Penilaian dari atasan dan pengawas
7) Prestasi akademik
Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan), pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa pada kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara. 8) Karya pengembangan profesi
cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.
9) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
Keikutsertaan dalam forum ilmiah merupakan partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta.
(ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI), dan asosiasi profesi kependidikan lainnya. Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan. Mendapat tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
11) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan merupakan penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.
c. Pengisian Istrumen Portofolio 1) Identitas guru peserta sertifikasi
pangkat/golongan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Halaman identitas iniditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun. 2) Daftar isi
Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan daftar isi agar memudahkan tim penilai
(asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di halaman berapa komponen tersebut disusun.
3) Dokumen portofolio
tabel. Untuk dokumen-dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa fotocopy
dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri.
4) Penutup
Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan pemilik dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya. Disamping itu, pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.
d. Penyusunan Portofolio
Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut;
a) Halaman sampul, b) Daftar isi,
2) komponen portofolio yang telah diisi.
d) Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang meliputi komponen sebagai berikut;
1) Kualifikasi Akademik, 2) Pendidikan dan Pelatihan, 3) Pengalaman Mengajar,
4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran, 5) Penilaian dari Atasan dan Pengawas,
6) Prestasi Akademik,
7) Karya Pengembangan Profesi, 8) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah,
9) Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan dan Sosial
10)Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio adalah sebagai berikut;
a) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen portofolio,
b) Setiap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan pernomoran pada instrumen portofolio,
d) Dokumen portofolio dibendel (dijilid) dan dibuat rangkap dua.
4. Masa kerja
Pengalaman mengajaradalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan/surat tugas/surat keterangan dari lembaga yang berwenang (pemerintah, yayasan, sekolah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik yang dikumpulkan berupa fotocopy surat keputusan/surat tugas/surat keterangan yang telah dilegalisasi oleh atasan. (http://sertifikasiguru.org/uploads/File/ sertif08/buku3a.pdf).
5. Golongan Kepangkatan Guru
a. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.
b. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IV/c.
c. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d. d. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian
Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 6 ayat 2 dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu:
a. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
b. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
d. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.
Senada dengan keputusan presiden di atas, Samana (1994:80) mengungkapkan bahwa jabatan guru adalah jabatan fungsional yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada disiplin kerja. Apabila disimpulkan berikut ini disajikan matriknya:
No Jabatan Guru Pangkat Dan Golongan ruang
1 Guru Pratama Pengatur Muda, II/a
2 Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat I, II/b
3 Guru Muda Pengatur, II/c
4 Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I, II/d 5 Guru Madya Penata Muda, III/a
6 Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I, III/b
7 Guru Dewasa Penata, III/c
8 Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I, III/b
9 Guru Pembina Pembina, IV/a
6. Latar Belakang Pendidikan Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono, 1990:204), pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melaui upaya pengajaran dan pelatihan. Siagian (1984:175) menyatakan definisi pendidikan sebagai keseluruhan proses, teknik, dan metoda belajar – mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan dapat dibagi menjadi:
a. Pendidikan Formal
Yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terencana dan terorganisir yang mengarahkan pembelajaran anak untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan nilai yang menunjang perkembangan. Jenjang pendidikan formal antara lain:
1) Pendidikan dasar
yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atan (SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah menengah Kejuran (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggu
b. Pendidikan Nonformal
dan keterampilan fungsional serta pengambanngan sikap dan kepribadian professional. Misalnya berbentuk kursus-kursus. c. Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan yang tidan terencana dan tersusun secara tegas dan sistematis yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan, berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru (Sahertian, 1994:68), yaitu:
1. Program non-gelar (program Diploma) dengan rincian sebagai berikut:
a) Program Diploma I (D1) dengan lama studi 1-2 tahun. b) Program Diploma II (D2) dengan lama studi 2-3 tahun. c) Program Diploma III (D3) dengan lama studi 3-5 tahun. 2. Program Gelar yang melalui jenjang sarjana (S1), dengan lama
studi 4-7 tahun.
3. Program Pasca Sarjana (S2) dengan lama studi 6-9 tahun 4. Program Doktor (S3), dengan lama studi 8-11 tahun
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Bardasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarman dengan judul Persepsi guru sekolah dasar terhadap program sertifikasi guru di kecamatan jiwan kabupaten madiun sebagai dasar penguatan
Jiwan terhadap program sertifikasi guru adalah (1). UU No. 14 Tahun 2005 merupakan landasan hukum dalam meningkatkan kualitas guru, (2). Kualifikasi akademik sarjana/D IV bagi guru sudah sesuai dengan tuntutan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi, (3). Guru wajib memiliki empat kompetensi dasar, (4). Sertifikasi model portofolio sangat menguntungkan bagi guru, (5). Tunjangan profesi diyakini guru akan dapat terrealisasi. Sedangkan tanggapan negatif guru sekolah dasar di kecamatan Jiwan terhadap program sertifikasi guru adalah (1). UU No. 14 Tahun 2005 hanya merupakan janji yang sulit untuk trealisasi,(2). Guru tidak harus berkualifikasi sarjana/ D IV, (3) sertifikasi model portofolio kurang sosialisasi, (4). Tunjangan profesi guru tidak akan dapat terrealisasi.
C. Kerangka Berpikir
1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda, karena guru memiliki faktor-faktor yang berbada pula dalam mempengaruhi persepsi guru tersebut. Terdapat guru yang mempunyai masa kerja lebih lama dan baru, Terdapat guru yang mempunyai jabatan lebih tinggi dan rendah, dan juga terdapat guru yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda (S2,S1,danD3). Karna perbedaan tersebut kecenderungan persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan pasti berbeda.
2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari masa kerja/pengalaman mengajar guru
dikarenakan dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2007:12) guru yang memiliki masa kerja lebih lama akan lebih diprioritaskan sedangkan guru dengan masa kerja yang sedikit kurang diprioritaskan.
3. Persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari kepangkatan/golongan
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena memiliki kepangkatan/golongan yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai kepangkatan/golongan lebih tinggi cenderung mempunyai persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif, dikarenakan hal ini dianggap sudah biasa, kesejahteraan mereka sudah terjamin sebelum mereka mengikuti penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. sebaliknya guru yang mempunyai kepangkatan/golongan lebih rendah cenderung mempunyai persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif, karena jika menerima tunjangan profesi tingkat kepuasan yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi
4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari latar bealakang pendidikan
latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih tinggi cenderung mempunyai persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif, dikarenakan telah memenuhi kriteria utama calon peserta penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan sehingga mereka berhak untuk mengikuti penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. Sebaliknya guru yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih rendah cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif, dikarenakan harus menempuh pendidikan lebih lanjut untuk memperoleh gelar akademik jenjang D4/S1 apabila menginginkan dapat mengikuti program penilaian portofolio sertifikasi guru.
D. Perumusan Hipotesis
1. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru.
2. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari kepangkatan/golongan. 3. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-komperasi, yaitu
untuk mendeskripsikan sejauh mana persepsi guru terhadap penilaian
portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan. Di samping itu untuk
mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pengalaman
mengajar/masa kerja guru, kepangkatan/golongan, dan latar belakang
pendidikan guru.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di enam SMP di kota Yogyakarta yang
meliputi SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi Luhur 1,
SMP Budi Wacana, dan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan pada bulan Februari 2010.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini nampak
Tabel 3.1 Tabel Populasi
Nama Sekolah Jumlah Guru %
SMP Negeri 1 SMP Negeri 17 SMP Bhineka
SMP Pangudi Luhur 1 SMP Budi Wacana SMP BOPKRI 3
53 30 22 28 30 16 29,61 16,76 12,29 15,64 16,76 8,94
JUMLAH 179 100
2. Sampel
Jumlah sampel penelitian sebanyak 122 responden, dan teknik
sampel yang digunakan yaitu menggunakan teknik aksidental
sampling (sampel seadanya)(Sugiyono, 2010:78). Teknik ini dilakukan
karena mempertimbangkan jumlah sampel yang diperoleh tidak sama
dengan jumlah populasi yang berasal dari SMP.Mengingat demikian,
maka peneliti mengambil sampel guru-guru di 6 SMP (2 SMP Negeri
dan 4 SMP Swasta) di kota Yogyakarta yang nampak dalam tabel
berikut:
Tabel 3.2
Tabel Sampel Responden
Nama Sekolah Jumlah Guru %
SMP Negeri 1 SMP Negeri 17 SMP Bhineka SMP Pangudi Luhur SMP Budi Wacana SMP BOPKRI 3
21 28 15 26 16 16 17,21 22,95 12,29 21,31 13,12 13,12
JUMLAH 122 100
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel golongan
jabatan, variabel pengalaman mengajar/masa kerja, variabel latar
belakang pendidikan guru.
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam.
2. Pengukuran Variabel
a. Variabel bebas
1) Variabel Masa kerja
Variabel masa kerja diukur berdasarkan lamanya mengajar
dalam jumlah tahun. Variabel Masa kerja diberi skor sebagai
[image:58.612.70.536.153.648.2]berikut
Table 3.3
Skoring Variabel masa kerja
No Masa kerja Skor
1 < 10 TH 0
2 10-<20 TH 1
3 ≥ 20 TH 2
2) Variabel Pangkat /Golongan
Variabel golongan/jabatan diberi skor sebagai berikut:
Table 3.4
Skoring Variabel Golongan/Pangkat
No Jabatan Guru Skor
1 II/a,b,c,d 1
2 III/a,b,c,d 2
3 IV/a,b,c,d 3
3) Variabel Pendidikan Tertinggi
Pendidikan tertinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Pemberian skor untuk variabel tingkat pendidikan adalah
[image:59.612.78.534.148.640.2]sebagai berikut.
Table 3.5
Skoring Variabel Latar Belakang Pendidikan No Latar Belakang Pendidikan Skor
1 D3 1
2 D4/S1 2
3 S2 3
b. Variabel terikat
Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi
Guru dalam Jabatan
Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
dalam Jabatan merupakan pendapat guru tentang
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penialaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan. Penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan tidak terlepas dari 10 dimensi, dimensi tersebut antara lain:
Kualifikasi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Pengalaman
Mengajar, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian
dari Atasan dan Pengawas, Prestasi Akademik, Karya
Pengembangan Profesi, Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah,
Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan
dan Sosial, Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan.
Pengukuran variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio
pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert
Tabel 3.6
Skala likert untuk pertanyaan bersifat positif dan negatif
Keterangan Skor Skor
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang setuju 2 3
Tidak setuju 1 4
3. Teknik pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan
sejumlah daftar pertanyaan maupun pertanyaan yang disusun secara
tertulis berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Di bawah
ini disajikan tabel kisi-kisi penyusunan kuesioner veriabel persepsi
guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
Tabel 3.7
Oprasionalisasi Variabel Persepsi Terhadap Penialain Portofolio
Sertifikasi Guru
No Dimensi Indikator Nomor item
kuesioner
1 Kualifikasi
Akademik
1.1Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
kepemilikan ijazah
(akademik) dalam
bidang pedagogic
1.2 Kompetensi guru dalam
1‐ 12
hubungannya dengan
kepemilikan ijazah
(akademik) dalam
bidang professional
2 Pendidikan
dan Pelatihan
2.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
pendidikan dan
pelatihan dalam bidang
pedagogik.
2.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
pendidikan dan
pelatihan dalam bidang
profesional.
13-19
3 Pengalaman
Mengajar
3.1 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
pengalaman mengajar
dalam bidang
pedagogik.
3.2 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
pengalaman mengajar
dalam bidang
kepribadian.
3.3 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
pengalaman mengajar
dalam bidang sosial.
20-22
4 Perencanaan
dan
4.1 Kompetensi dalam
hubungannya dengan
pelaksanaan
Pembelajaran
perencanaan dan
pelaksanaan dan
pembelajaran bidang
pedagogik
4.2 Kompetensi dalam
hubungannya dengan
perencanaan dan
pelaksanaan dan
pembelajaran bidang
professional
5 Penilaian dari
Atasan dan
Pengawas
5.1 Kompetensi guru yang
berhubungan dengan
peniliaian dari atasan
dan pengawas dalam
bidang kepribadian
5.2 Kompetensi guru yang
berhubungan dengan
penilaian dari atasan
dan pengawas dalam
bidang social
50-57
6 Prestasi
Akademik
6.1 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
prestasi akademik dalam
bidang pedagogik
6.2 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
prestasi akademik dalam
bidang sosial
6.3 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
prestasi akademik dalam
bidang profesional
7 Karya
Pengembangan
Profesi
7.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
karya pengembangan
profesi dalam bidang
pedagogik
7.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
karya pengembangan
profesi dalam bidang
professional
76-82
8 Keikutsertaan
dalam Forum
Ilmiah
8.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
keikutsertaan dalam
forum ilmiah dalam
bidang pedagogic
8.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
keikutsertaan dalam
forum ilmiah dalam
bidang sosial
8.3 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
keikutsertaan dalam
forum ilmiah dalam
bidang professional
83-88
9 Pengalaman
menjadi
Pengurus
9.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
Pengalaman menjadi
Organisasi di
Bidang
Kepndidikan
Dan Sosial
pengurus organisasi di
bidang kepndidikan
dan social dalam
bidang kepribadian
9.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
Pengalaman menjadi
pengurus organisasi di
bidang kepndidikan
dan sosial dalam
bidang sosial
10 Penghargaan
yang Relevan
dengan
Pendidikan
10.1 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang pedagogik
10.2 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang kepribadian
10.3 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang sosial
10.4 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang professional
Pengukuran variabel persepsi guru tentang penilaian portofolio
pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert seperti
yang telah diuraikan diatas.
E. Pengujian instrumen
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2002:45).
Taraf validitas suatu instrumen dinyatakan dalam koefisien validitas
(rxy) yang dicari dengan menggunakan rumus korelasi produk moment
sebagai berikut:
∑
∑
∑
∑
∑
−
∑ ∑
−
−
=
)
)
(
)(
)
(
(
)
)(
(
2 2 2 2Y
Y
X
X
N
Y
X
XY
n
r
xy Keterangan:rxy = Koefisien antara X dan Y
N = Jumlah subyek
X = Skor masing-masing butir uji coba
Y = Skor total butir uji coba
∑
X= Jumlah skor butir
∑
Y = Jumlah skor total butirskor total
∑
2X = Jumlah kuadrat skor butir
∑
2Y = Jumlah kuadrat skor total butir.
Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya
tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien
korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan harga r tabel jika r hitung lebih
besar atau sama dengan r tabel, maka butir soal tersebut valid.
Sebaliknya apabila harga r hitung lebih kecil dari r tabel, berarti soal
tersebut valid. Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian validitas
[image:66.612.70.530.183.704.2]intrumen yang dicobakan pada 30 responden:
Table 3.8
Hasil pengukuran validitas untuk persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
no. item Corrected Item-Total
Correlation r tabel status
ITEM1 0.391 0,361 valid
ITEM2 0.437 0,361 valid
ITEM3 0.433 0,361 valid
ITEM4 0.439 0,361 valid
ITEM5 0.539 0,361 valid
ITEM6 0.563 0,361 valid
ITEM7 0.528 0,361 valid
ITEM8 0.416 0,361 valid
ITEM9 0.388 0,361 valid
ITEM10 0.445 0,361 valid
ITEM11 0.432 0,361 valid
ITEM12 0.457 0,361 valid
ITEM13 0.421 0,361 valid
ITEM14 0.418 0,361 valid
ITEM15 0.376 0,361 valid
ITEM16 0.388 0,361 valid
ITEM17 0.481 0,361 valid
ITEM18 0.362 0,361 valid
ITEM20 0.371 0,361 valid
ITEM21 0.386 0,361 valid
ITEM22 0.375 0,361 valid
ITEM23 0.384 0,361 valid
ITEM24 0.369 0,361 valid
ITEM25 0.379 0,361 valid
ITEM26 0.435 0,361 valid
ITEM27 0.360 0,361 Tidak valid
ITEM28 0.468 0,361 valid
ITEM29 0.489 0,361 valid
ITEM30 0.535 0,361 valid
ITEM31 0.665 0,361 valid
ITEM32 0.684 0,361 valid
ITEM33 0.491 0,361 valid
ITEM34 0.676 0,361 valid
ITEM35 0.486 0,361 valid
ITEM36 0.458 0,361 valid
ITEM37 0.680 0,361 valid
ITEM38 0.549 0,361 valid
ITEM39 0.542 0,361 valid
ITEM40 0.700 0,361 valid
ITEM41 0.528 0,361 valid
ITEM42 0.476 0,361 valid
ITEM43 0.375 0,361 valid
ITEM44 0.461 0,361 valid
ITEM45 0.660 0,361 valid
ITEM46 0.652 0,361 valid
ITEM47 0.484 0,361 valid
ITEM48 0.580 0,361 valid
ITEM49 0.666 0,361 valid
ITEM50 0.636 0,361 valid
ITEM51 0.499 0,361 valid
ITEM52 0.441 0,361 valid
ITEM53 0.439 0,361 valid
ITEM54 0.685 0,361 valid
ITEM55 0.709 0,361 valid
ITEM56 0.657 0,361 valid
ITEM57 0.738 0,361 valid
ITEM58 0.605 0,361 valid
ITEM59 0.638 0,361 valid
ITEM61 0.449 0,361 valid
ITEM62 0.389 0,361 valid
ITEM63 0.664 0,361 valid
ITEM64 0.704 0,361 valid
ITEM65 0.654 0,361 valid
ITEM66 0.532 0,361 valid
ITEM67 0.592 0,361 valid
ITEM68 0.571 0,361 valid
ITEM69 0.823 0,361 valid
ITEM70 0.445 0,361 valid
ITEM71 0.341 0,361 Tidak valid
ITEM72 0.498 0,361 valid
ITEM73 0.561 0,361 valid
ITEM74 0.761 0,361 valid
ITEM75 0.669 0,361 valid
ITEM76 0.612 0,361 valid
ITEM77 0.596 0,361 valid
ITEM78 0.703 0,361 valid
ITEM79 0.719 0,361 valid
ITEM80 0.688 0,361 valid
ITEM81 0.803 0,361 valid
ITEM82 0.658 0,361 valid
ITEM83 0.678 0,361 valid
ITEM84 0.679 0,361 valid
ITEM85 0.662 0,361 valid
ITEM86 0.676 0,361 valid
ITEM87 0.584 0,361 valid
ITEM88 0.659 0,361 valid
ITEM89 0.402 0,361 valid
ITEM90 0.448 0,361 valid
ITEM91 0.685 0,361 valid
ITEM92 0.677 0,361 valid
Dari tabel diatas terlihat bahwa item pertanyaan pada variabel
persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan menunjukkan sebanyak 90 butir pertanyaan dinyatakan valid
dan sebanyak 2 butir pertanyaan dinyatakan tidak valid. Butir soal
setelah didapatkan hasil perhitungan adalah jika r hitung > r tabel. r
table didapatkan dari Tabel Nilai Product Moment didapatkan dari
derajat kebebasan (dk) = n – 2, n adalah jumlah responden dan
signifikansi (taraf kesalahan) yang dipergunakan yaitu 5%, sehingga
diperoleh r tabel = 0.361.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto,2002:154). Untuk menguji reliabilitas butir soal dalam
penelitian ini digunakan rumus alpha sebagai berikut:
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛ −
−
=
∑
22 11
1
1
t
b
K
K
r
σ
σ
Keterangan:r11 = Reliabilitas instrumen K = Banyak butir pertanyaan
2 b
σ
Σ = Jumlah varians soal
2
t
σ = Varians soal
Setelah diperoleh r11 kemudian dibandingkan dengan r tabel
dengan jumlah n sampel, pada taraf signifikansi 5%. Jika r11 lebih
besar dari r tabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
Sebagai pedoman untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas
Table 3.9
Pedoman tinggi rendahnya reliabilitas instrument
No Koefisien alpha Kriteria penilaian
1 0.80 – 1,00 Sangat tinggi
2 0.60 – 0,79 Tinggi
3 0.40 – 0,59 Cukup
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 <0,20 Sangat tinggi
Sekaran (dalam Zulganef, 2006) yang menyatakan bahwa suatu
instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang
memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan
0,700. Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar
0.900. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner dalam
penelitian ini reliabel.
F. Teknik analisis data
1. Analisis Deskriptif
Untuk mendeskripsikan responden digunakan analisis deskriptif,
yaitu dengan tabulasi resonden untuk menentukan jumlah dan
persentase berdasarkan latar belakang responden. Kemudian untuk
mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian disajikan dalam
bentuk table distribusi frekuensi dan diinterpretasikan berdasarkan
2. Uji prasyarat analisis
Uji persyarat analisis pengujian hipotesis dalam penelitian ini
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas
Untuk mengetahui apakah data masing-masing variabel
berdistribusi normal atau tidakmaka di gunakan uji normalitas.
Pengujian normalitas yang digunakan adalah dengan uji
Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov memusatkan
perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (Xi) – SN
terbesar dinamakan deviasi maksimum. Kolmogorov Smirnov
memiliki rumus sebagai berikut (Ghozali,2002:36)
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang di tentukan
SN (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Kriteria pengujian normalitas yaitu jika nilai asymp. Sig.
lebih kecil dari taraf nyata (0,05), maka distribusi data veriabel
penelitian dinyatakan tidak normal dan jika nilai asymp. Sig. lebih
besar dari taraf nyata (0,05) maka distribusi data veriabel penelitian
dinyatakan normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji F dengan
rumus sebagai berikut (Sudjana, 2002:250):
2 2 2 1
S
S
F
=
Keterangan:F = uji F
s12 = variansi data kelompok 1
s22 = variansi data kelompok 2
Berdasarkan data yang ada:
(
)
(
1)
2 2 1 − ∑ − ∑ = n n x x n
S i i
(
)
(
1)
2 2 2 − ∑ − ∑ = n n x x n
S i i
Kriteria pengujian homogenitas sampel yaitu jika Fhitung <
Ftabel data bersifat homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel berarti
data bersifat tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Pengujuian hipotesis pertama mengenai persepsi guru terhadap
program sertifikasi dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.
Dilakukan dengan kangkah langkah:
Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang
pendidikan.
Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi
guru dalam Jababtan ditinjau dari latar belakang pendidikan.
b. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan analisis
varians satu arah ( one way ANOVA ). Pengujian dengan
ANOVAmenggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan
bantuan tabel