• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan Engkur Kurdita.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan Engkur Kurdita."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN

BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Departemen Pendidikan Seni Musik

RUBIANA

1106458

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan

Engkur Kurdita

Oleh

Rubiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

© Rubiana 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan

(6)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This thesis entitled “ Making Process Diatonic Flute Made From Bamboo Artificial

(7)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitian... . 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Organologi ... 8

B. Konsep Dasar Akustik Organologi ... 10

C. Alat Musik Tiup Kayu ... 13

(8)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Jenis Bahan Dasar Baku Rekorder Sopran bahan Bambu ... 19

F. Sistem Pelarasan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

1. Tahap Persiapan ... 26

a. Observasi Awal ... 27

b. Persiapan Pelaksanaan Penelitian ... 28

c. Perumusan Masalah Penelitian ... 28

d. Pembuatan Proposan Penelitian ... 28

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 29

3. Tahap Penyusunan Laporan ... 30

B. Metode Penelitian ... 30

C. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 31

D. Pengumpulan Data ... 31

a. Observasi ... 31

b. Wawancara ... 32

c. Studi literatur/Dokumentasi ... 33

E. Analisis Data ... 35

a. Reduksi Data ... 35

(9)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi Data ... 36

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 43

1. Proses Pemilihan Bahan Baku ... 43

2. Proses Pembuatan Rekorder Sopran Berbahan Bambu Buatan Engkur Kurdita ... 50

3. Hasil Akhir Pembuatan Rekorder Sopran Berbahan Baku Buatan Engkur Kurdita ... 59

B. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi ... 65

C. Rekomendasi ... 65

DAFTAR PUSTAKA... 67

LAMPIRAN

(10)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai

ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan

penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar,

2005, halm.34). Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari

bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang

tertentu (Eagle Jr, dalam S.S Stevevs,1996. Halm.17). Musik adalah seni penataan

bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat

musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni,

dan warna bunyi (Syukur, 2005).

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur

menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dalam alur waktu dan ruang

tertentu dengan urutan, kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan

sehingga mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya

dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan

mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.

Alat musik merupakan komponen yang tidak dipisahkan dari seni musik itu sendiri.

Peran alat musik dalam menghasilkan suara, bunyi-bunyian dan melodi sangat

penting dalam permainan musik atau fungsi musik lainnya. Alat musik adalah suatu

instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk menghasilkan musik. Pada prinsipnya,

segala sesuatu yang memproduksi suara, dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi,

dapat disebut dengan alat musik.

Klasifikasi alat musik Mahillon-Sachs-Hornbostel dalam Pono Banoekamus (hal.222)

(11)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi 5 jenis yaitu idiofon,sumber bunyinya berasal dari badal alat musik itu

sendiri, aerofon sumber bunyi berasal hembusan udara, membranofon sumber bunyi

berasal dari selaput tipis yang ditegangkan pada resonator, kordofon sumber bunyinya

berasal dari dawai yang ditegangkan, dan elektrofon sumber bunyinya menggunak

daya listrik. Bunyi yang dihasilkan oleh alat musik sangat berhubungan dengan bahan

dari alat musik itu sendiri. Instrumen musik tiup kayu (woodwind instrument)

merupakan instrumen musik yang menghasilkan suara dari getaran pada celah sempit

yang terdapat pada tepi instrumen saat ditiup oleh pemainnya. Kebanyakan instrumen

musik ini dulu dibuat dari kayu, namun beberapa di antaranya, seperti saksofon dan

hampir semua jenis flute, umumnya terbuat dari bahan lain seperti logam atau plastik.

Bahan alat musik ada yang terbuat dari sintetis ada yang terbuat dari bahan alam.

Alat musik berbahan bahan sintetis seperti trumpet, trombon, set drum, clarinet

dan lain-lain. Sedangkan alat musik yang terbuat dengan menggunakan bahan bambu

seperti rekorder, violin, gitar, gambus, kendang, angklung dan sebagainya. Perbedaan

dari segi produksi sangat berbeda, jika alat musik berbahan alam(kayu,bambu,tanah

liat,dll) dibuat dengan tangan manusia, sedangkan alat musik berbahan sintetis dibuat

dengan bantuan alat pencetak atau mesin yang lebih memudahkan pembuatan dan

proses pembuatannya lebih cepat. Salah satu alat musik berbahan sintetis yang mudah

ditemukan yaitu “rekorder”.

Alat musik Rekorder rmerupakan alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal

dari tekanan udara (aerophone) dan dimainkan dengan cara ditiup. Sebagai alat musik

sederhana pada awalnya rekorder dimainkan dengan paduan kanan dan kiri, namun

dengan perkembangan teknis rekorder dewasa ini hanya dikenal jari tangan kiri yang

memainkan lubang nada bagian atas, sedangkan jari tangan kiri memainkan lubang

nada bagian bawah, Rekorder yang memiliki kualitas bunyi yang baik ditentukan oleh

kualitas alat musik itu sendiri baik dari bahan hingga proses pembuatannya. Untuk

dapat membuat rekorder dengan kualitas yang baik, tentu saja harus membutuhkan

(12)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umumnya rekorder yang kita temukan dalam sehari-hari yaitu rekorder yang terbuat

dari bahan sintetis, yang diproduksi oleh mesin yang dapat menghasilkan ukuran,

warna suara yang sama dalam waktu yang singkat. Pengguna rekorder berbahan

sintetis di Indonesia memiliki persentase yang cukup tinggi, karena hampir diseluruh

sekolah di wilayah Indonesia menggunakan rekorder sebagai media penbelajaran seni

budaya. Masyarakat biasanya membeli rekorder berbahan sintetis tanpa

memperhatikan dampak dari penggunaan alat berbahan sintetis. Rasa tidak peduli dan

kurang fahamnya tentang kesehatan lingkungan ini yang akan membantu

mempercepat dampak buruk bagi lingkungan dapat terjadi. Hal ini juga menjadi

pemikiran peneliti terhadap dampak penggunaan alat musik rekorder berbahan

sintetis tersebut terhadap alam dan msayarakat

Rekorder telah mengalami berapa transisi atau perubahan pada segi bahan dasar.

Rekorder yang awalnya dibuat dengan menggunakan bahan dasar kayu, kemudian

mengalami perubahan dengan menggunakan bahan sintetis, hingga pada saat ini

peneliti menemukan modifikasi rekorder yang terbuat dengan menggunakan bahan

bambu yang dibuat oleh Engkur Kurdita. Rekorder sopran berbahan bambu yang

dimodifikasi oleh Engkur Kurdita ini memiliki dua versi yaitu versi pertama rekorder

sopran berbahan bambu menggunakan tali sumber berupa cincin bambu dan

sedangkan versi kedua menggunakan tali sumber berbahan rotan cacing.

Rekorder berbahan bambu buatan Engkur kurdita ini dibuat pada tahun 2001

atas permintaan dari Unit pelayanan Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) membuat rekorder

sopran berbahan bambu untuk kepentingan perkuliah bagi mahasiswa Program Guru

Sekolah dasar (PGSD). Pembuatan alat musik harus memahami tentang ilmu

organologi dan akustik. Organologi merupakan ilmu yang mempelajari alat musik

dengan fokus yang diutamakan adalah organ atau bagian fisik pada alat musik itu

sendiri disertai dengan ilmu akustik yang juga menjadi peran penting antara alat

musik dan bunyi yang dihasilkan dari alat musik itu sendiri. Organologi sangat terkait

(13)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijelaskan diatas, maka akustik terkait dengan peristiwa bunyi yang terjadi pada alat

musiknya

Oleh karena itu penelitian ini menjadi motivasi peneliti untuk meneliti tentang

alat musik rekorder berbahan bambu. Rekorder jenis ini pernah dibuat oleh Engkur

Kurdita (salah seorang pengajar di Depertemen Pendidikan Seni Musik FPSD UPI

Bandung).

Hal yang menarik tentang rekorder buatan Engkur Kurdita karena alat musik tersebut

hampir seluruh bagan dan desainnya yang berbeda dengan rekorder pada umumnya

Rekorder ini menggunakan bambu tamiang yang banyak tersebar di wilayah

Indonesia. Bambu tamiang atau juga dikenal sebagai bambu wuluh (Schizotachyum

Blumei Ness). Selain sebagai pengajar di UPI, Engkur Kurdita juga seorang pengrajin

rekorder sunda. Beliau mendapatkan pengalaman pertama kali dalam membuat

rekorder sopran berbahan bambu tamiang ketika diminta untuk membuat 800 buah

rekorder sopran berbahan bambu. Permintaan untuk membuat rekorder sopran

berbahan bambu itu untuk perkuliahan musik bagi mahasiswa Program Guru

Sekolah Dasar (PGSD) di Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas

Terbuka seluruh Indonesia pada tahun 2001. Setahun kemudian yakni 2002 beliau

berniat memodifikasi rekorder sopran berbahan bambu tersebut dengan bahan yang

sama namun dari modifikasi yang dibuat oleh beliau adalah mengubah bagian mouth

piece rekorder bambu tersebut, tidak hanya dengan menggunakan bahan rotan cacing

sajatetapi bisa juga dengan menguunakan bahan bambu tamiang.

Modifikasi rekorder sopran berbahan bambu yang dibuat Engkur Kurdita menarik

perhatian peneliti untuk diteliti sebagai skripsi dengan judul: “Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan Engkur Kurdita “. Peneliti berasumsi bahwa rekorder berbahan bambu tersebut dapat mengurangi limbah non-organik

berbahaya dilingkungan masyarakat serta lebih ramah lingkungan. Disamping itu dari

hasil bunyinya rekorder sopran berbahan bambu memiliki karakter suara yang

(14)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbahan bambu buatan Engkur Kurdita dapat didesaian lebih kecil dan pendek

sehingga memungkinkan dapat dimainkan oleh anak yang memiliki anatomi jari lebih

kecil dari anatomi orang dewasa.

Dipilihnya rekorder sopran berbahan bambu buatan Engkur kurdita oleh peneliti

karena rekorder tersebut hampir keseluruhan bagan-bagannya rmenggunakan bambu

dimana sebagian dari fisik alat musik tersebut memanfaatkan ruas batang bambu yang

lebih besar serta sisa bambu untuk pembuatan rekorder sunda. Beberapa kelebihan

rekorder sopran berbahan bambu yang dibuat oleh Engkur Kurdita tersebut, menjadi

perhatian peneliti untuk menkaji alat musik tersebut dari sisi organologi dengan

pertimbangan-pertimbangan akustiknya.

B. Rumusan Masalah

Organologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi organ

berdasarkan jaringan-jaringan penyusunannya. Organologi pada rekorder berbahan

bambuakan dikaji berdasarkan bentuk rekorder sopran tersebut. Berdasarkan latar

belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini disusuun dengan bentuk

kalimat Tanya, “Bagaimana suling diatonis berbahan bambu buatan Engkur

Kurdita ?” Guna mengetahui dan mendiskripsikan rumusan masalah diatas, maka

disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pemilihan bahan baku untuk pembuatan suling diatonis buatan

Engkur Kurdita?

2. Bagaimana proses pembuatan suling diatonis berbahan bambu buatan Engkur

Kurdita mulai dari bahan baku menjadi alat musik tiup?

3. Bagaimana hasil akhir proses pembuatan suling diatonis berbahan bambu

buatan Engkur Kurdita?

C. Tujuan Penelitian

(15)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Guna megetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan suling diatonis

berbahan bambu buatan Engkur Kurdita ditinjau dari organologi.

2. Guna mengetahui bagaimana proses pembuatan suling diatonis berbahan

bambu buatan Engkur Kurdita ditinjau dari organologi.

3. Guna mengetahui hasil akhir proses pembuatan suling diatonis berbahan

bambu buatan Engkur Kurdita ditinjau dari studi organologi

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Peneliti, dapat menambah wawasan tentang rekorder sopran berbahan bambu khususnya buatan Engkur Kurdita

2. Departemen Pendidikan Seni Musik UPI Bandung, Sebagai dokumentasi karyai lmiah yang memiliki hak intelektual civitas akademika.

3. Masyarakat, hasil penelitian meminimalisasi penggunaan rekorder sopran berbahan sintetis agar digantikan dengan produk serupa dari bahan alam yang

ramah lingkungan serta hasil buatan lokal. Memberi kesadaran pada

masyarakat bahwa tanaman bambu dapat diolah menjadi produk-produk

ekonomi yang bernilai tinggi. Dengan demikian tanaman ini menjadi

pedoman sebagai bahan baku untuk lapangan kerja baru serta menambah

wawasan tentang rekorder rekorder sopran yang ramah lingkungan dan hasil

buatan dalam negeri. Mengingatkan kembali kepada masyrakat Indonesia agar

membudidayakan bambu di tanah air, karena sejatinya bambu di Indonesia ini

sangat banyak dan dapat menjadi bahan olah produksi untuk membawa nama

(16)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pemerintah, memberi masukan pada pemerintah sebagai kebijakan agar masyarakat membudidayakan bambu non budidaya menjadi tanaman

budidaya bambu. Mengingat bambu dapat digunakan untuk berbagai

keperluan masyarakat khususnya dalam pendidikan musik.

E. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

ABSTRAK

Menjelaskan latar belakang tentang alat musik dengan klasifikasi seumber bunyi,

kemudian menjelasakan alat musik rekorder berbahan sintetis dan berbahan alami.

Selanjutnya peneliti memaparkan latar belakang dari rekorder berbahan bambu yang

dibuat oleh Engkur kurdita. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana proses pemilihan

bahan baku, proses pembuatan dan hasil akhir pembuatan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Membahas tentang kajian-kajian teori yang digunakan dalm penelitian. Teori

yang dijelaskan dalam BAB II ini mencakup organologi, konsep dasar akustik

organologi, alat musik tiup kayu, rekorder, dan sistem pelarasan

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif

(17)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memaparkan hasil temuan dan membahas tentang penelitian peneliti berupa

proses pemilihan bahan baku, proses pembuatan, dan hasil akhir pembuatan

rekorder sopran berbahan bambu.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Menarik kesimpulan dari penelitian secara keseluruhan dan memberikan saran

pada insan yang membaca skripsi ini

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

(18)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Dalam Sajono (2005, hlm.08) dinyatakan bahwa desain penelitian adalah

pedoman, prosedur juga teknik perencanaan penelitian yang bermanfaat sebagai

panduan untuk membangun strategi. Peneliti telah menyelesaikan penelitian ini

dalam tiga tahapan yang digambarkan dalam bentuk skema. Tahapan-tahapan

(19)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Persiapan

Pada 28 Maret 2014 Pada tahap ini peneliti mendatangi Engkur Kurdita selaku

pengajar mata kuliah alat tiup di Departemen Pendidikan Seni Musik Fakultas

Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. Peneliti

berkonsultasi tentang kemungkinan melakukan penelitian alat tiup yang terbuat dari

bambu. Hasil konsultasi dengan beliau diperoleh gagasan untuk meneliti rekorder

sopran berbahan bambu. Setelah gagasan telah didapat, peneliti membuat dan

menetapkan tema dan judul penelitian Pada 05 Februari 2014. Peneliti menetapkan

judul penelitian atas saran dari beberapa dosen dan rekomendasi dosen mata kuliah

Metode Penelitian pada semester ganjil 2014-2015. Setelah mendapatkan penetapan

dosen pembimbing oleh dewan skripsi, peneliti membuat proposal penelitian untuk

skripsi sebagai syarat akhir tugas akhir studi S1 di Departemen Pendidikan Seni

Musik FPSD UPI Bandung.

Setelah proposal disetujui oleh ketua Departmenen Pendidikan Seni Musik UPI,

peneliti selanjutnya memperoleh surat keputusan yang keluarkan oleh Dekan Fakultas

Pendidikan Seni dan Desain, nomor: 436/UN40.7A/DT/2015 tentang pengesahan

Judul dan Penunjukan Pembimbing Skripsi yang menjadi landasan yuridis untuk

melaksanakan penelitian. Penelitian ini dibimbing oleh Drs. Tono Rachmad P.H.,

M.Pd sebagai dosen pembimbing utama dan Toni Setiawan S., S.Pd., M.Sn., sebagai

dosen pembimbing pendamping. Melalui bimbingan pertama, kedua pembimbing

tersebut menyarankan untuk menghubungi kembali Engkur Kurdita sebagai nara

sumber utama guna memperoleh data-data yang diperlukan selama proses penelitian.

Perincian lebih lanjut tentang tahap persiapan ini, peneliti akan menguraikan mulai

dari observasi awal.

a. Observasi Awal

Diawali dengan melakukan observasi awal kelokasi penelitian, untuk

(20)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sunda yakni di Jl.jayagiri, Gang Jayagiri IV No. 83 RT 11/RW 03 bandung Barat

tempat kediaman Engkur Kurdita. Dilokasi ini peneliti mendapatkan fakta bahwa

rekorder berbahan bambu pernah dibuat oleh bapak Engkur Kurdita sekitar 18 tahun

lalu. Namun ditempat kediaman beliau yang terakhir ini.

Saat ini bapak Engkur Kurdita tidak lagi produktif dalam membuat suling sunda

ataupun rekorder berbahan bambu di kediamannya yang baru. Namun ketika beliau

mendapat pesanan sewaktu-waktu untuk membuat suling sunda atau rekorder

berbahan bambu oleh lembaga atau pesanan khusus seseorang, maka beliau akan

membuatnya di kediaman beliau tersebut. Saat ini peneliti masih memiliki rekorder

sopran berbahan bambu yang dibuat Engkur Kurdita pada tahun 1998. Rekorder

sopran berbahan bambu tersebut, merupakan koleksi dari Tono Rachmad yang

diberikan kepada peneliti pada tahun 2015 untuk diteliti

b. Persiapan pelaksanaan penelitiaan

Pada tahap ini peneliti membuat persiapan atau rencana melaksanakan

penelitian guna menetapkan rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian

pada tahap ini akan dilakukan persiapan yang akan dilakukan dalam peneitian.

c. Perumusan masalah Penelitian

Merumuskan masalah sangat penting dalam melakukan sebuah penelitian.

Setelah melakukan beberapa studi pendahuluan, akhirnya peneliti mampu

menetapkan rumusan masalah penelitian berkaitan dengan studi organology yang

mencakup proses dan hasil akhir pembuatan rekorder sopran berbahan bambu buatan

Engkur Kurdita.

d. Pembuatan proposal penelitian

Pada ini, peneliti membuat proposal penelitian untuk mendapatkan gambaran

(21)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan disajikan dalam bentuk laporan penelitian tersebut dilapangan. Pada tahap

ini peneliti telah mendapatkan gambaran umum dan rekomendasi judul penelitian dari

dewan skripsi dan dosen pembimbing Akademik. Selanjutnya peneliti melakukan

bimbingan dari keduanya untuk penulisan proposal penelitian, Setelah proposal

penelitian dibuat, kemudian peneliti menyerahkan proposal penelitian kepada

Derpartemen dan fakultas agar mendapatkan Surat Keputusan pelaksanaan penelitian

yang akan dilampirkan pada laporan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan tahap persiapan diatas, peneliti melanjutkan ke tahap

pelaksanaan penelitian berdasarkan proposal penelitian ini. Selama Penelitian,

peneliti mengumpulkan data-data melalui observasi lanjutan, wawancara, dan

pendokumentasian.

Waktu Tempat Kegiatan

Kamis, 02 Juli 2015 Kediaman Bapak Engkur

Kurdita

Kamis, 09 Juli 2015 Kediaman Bapak Engkur

Kurdita

Peneliti menyaksikan

penyortiran bambu yang siap

dikeringkan dan proses

pengeringannya

Kamis, 23 Juli 2015 Kediaman Bapak Engkur

Kurdita

Peneliti menyaksikan dan

(22)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Pelaksanaan penelitian

(Dokumentasi Rubiana)

3. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti membuat laporan penelitian berupa

hasil penelitian yang sebenarnya, yang diperoleh yang kemudian digambarkan dan

dideskripsikan kedalam tulisan. Dalam membuat laporan, peneliti melakukan

bimbingan dengan pembimbing utama yaitu Bapak Drs. Tono Racmad PH, M.Pd.

Pada tanggal 03 maret 2015 di kantor jurusan FPSD UPI, peneliti melakukan

bimbingan untuk pembuatan laporan pada BAB I, setelah meendapatkan bimbingan,

peneliti ditugaskan untuk membuat revisian. Pada tanggal 13 Maret 2015 di kantor

jurusan FPSD UPI, peneliti melakukan bimbingan untuk hasil revisi BB I dan

bimbingan untuk BAB II. Kemudian pada tanggal 02 April 2015, peneliti melakukan

bimbingan dengan dosen utama untuk penulisan BAB III dalam bentuk skripsi.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan Metode Deskriptif. pembuatan suli dimulai dari

(23)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sutopo (2001, hlm.06), penelitian kualitatif didefinisikan sebagai aktivitas

terprogram guna mendapatkan kegiatan praktik dari penafsiran responden dan

informan terhadap dunia. Sedangkan untuk pengertian lainnya penelitian kualitatif

(qualitating research) adalah penelitian yang bertujuan untuk memaparkan serta

mengkaji fenomena , kejadian, kegiatan sosial, perilaku, kepercayaan, dan persepsi.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang hal yang baru

diketahui, serta data yang memberikan penjelasan secara detail. Oleh karena itu

peneliti menggunakan metode berdasarkan arah dan sifat penelitian.

Kecenderungannya untuk memberi pemaparan dan gambaran secara sistematis,

factual dan akurat. Ketiga aspek tersebut terkait dengan fakta-fakta, sifat-sifat, dan

hubungan antar fenomena yang terjadi dalam proses pembuatan suling rekorder

sopran berbahan bambu buatan Engkur Kurdita. Menurut Sukmadinata (2005,

hlm.28), landasan penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang beranggapan

bahwa faktanya itu berdimensi keragaman, interasktif dan merupakan pertukaran

pengalaman sosial yang ditafsirkan oleh setiap orang. Sementara menurut Danim,

(2002, hlm.16) Peneliti yang melakukan penelitian kualitatif meyakini bahwa

kebenaran itu dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui tealatah terhadap

orang-orang diadalam interaksinya dengan situasi sosial mereka.

Sugiyono, (2005, hlm.18). Penelitian kualitatif mengkaji pandangan partisipan

dengan strategi-strategi bersifat interaktif serta fleksibel. Penelitian kualitatif

bertujuan memahami fenomena-fenomena sosial dari sisi pandangan partisipan.

Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah dimana peneliti merupakan

instrumen penentu.

C. PARTISIPAN DAN TEMPAT PENELITIAN

Tempat penelitian ini berlokasi di Jl.jayagiri, Gang Jayagiri IV No. 83 RT 11/RW

(24)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rekorder Berbahan Bambu. Partisipan yang juga terlibat dalam penelitian sekaligus

bertindak sebagai narasumber pertama yaitu Engkur Kurdita. seperti, petani bambu,

tokoh kesenian suling, dan pengrajin suling.

D. PENGUMPULAN DATA

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data penelitian ini, dilakukan

melalui sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Widyata (2006, hlm.19) Kegiatan observasi ini merupakan proses

penelitian, penafsiran, dan pengkajian secara individual. Observasi ini dilakukan

melalui konsep non-partisipasi (non-participant) dimana peneliti hanya mengamati

tanpa ikut langsung terlibat kedalam proses objek yang sedang di teliti. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai pengamat dalam kegiatan penelitian mengenai pembuatan

rekorder sopran berbahan bambu buatan Engkur Kurdita

2. Wawancara

Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991, hlm.135) dijelaskan bahwa

wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini

peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan

informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan

permasalahan penelitian.

Menurut Sutrisno Hadi ( 1989, hlm.192 ), wawancara, sebagai sesuatu proses

tanya-jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik,

yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri

suaranya, tampaknya merupakan alat pemgumpulan informasi yang langsung tentang

beberapa jenis data social, baik yang terpendam maupun yang memanifes.

Wawancara adalah alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat,

(25)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta

rahasia-rahasia hidupnya. Selain itu wawancara juga dapat digunakan untuk

menangkap aksi-reaksi orang dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraan-pembicaraan

sewaktu tanya-jawab sedang berjalan. Di tangan seorang pewawancara yang mahir,

wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sekaligus dapat mengecek dan

sebagai bahan ricek ketelitian dan kemantapannya. Keterangan-keterangan verbal

dicek dengan ekspresi-ekspresi muka serta gerak-gerik tubuh, sedangkan ekspresi dan

gerak-gerik dicek dengan pertanyaan-verbal. Kegiatan ini merupakan proses

pengumpulan data secara langsung terhadap subjek yang diteliti.

3. Studi Literatur/dokumentasi

Menurut sumber yang diambil dari presentasi Bapak Yudi Agusta, PhD tahun

2007 dalam setyaningsih (2007, hlm 38) mengenai Metode Penelitian : “Literature

Review is a critical analysis of the research conducted on a particular topic or question in the field of science” yang artinya Literature Review merupakan analisa kritis dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau berupa

pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan. Literature Review membantu kita

dalam menysusun kerangka berfikir yang sesuai dengan teori, temuan, maupun hasil

penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian yang

kita buat. Sedangkan Menurut Hasibuan (2001, hlm.38), Literatur review berisi uraian

tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan

untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur review ini

diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan

masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah. Literatur

review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber

pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain)

tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal. Hasil-hasil

(26)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan

dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya,

dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu

literatur review yang baik haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir),

dan memadai. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa studi literatur adalah

suatu kegitan yang menyangkut pencarian referensi tentang teori yang sesuai kasus

atau masalah yang diperoleh. Materi yang valid untuk dimanfaatkan bahan studi

literatur antara lain buku, jurnal, makalah ilmiah bahkan artikel website dari para

akademisi. Tidak dianjurkan dalam penelitian ini untuk mengambil bahan studi

literatur dari Wikipedia ataupun blog anonym yang diragukan autentisnya. Tahun

terbit dokumen juga menjadi pertimbangan penting, tidak boleh lebih dari sepuluh

tahun, hal ini mengingat pesatnya perubahan-perubahan ilmu pengetahuan apalagi

untuk bidang yang berkembang pesat seperti Teknologi Informasi.

Studi literatur dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang

menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang

mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan.

Penting karena untuk menghindari usaha yang sebenarnya sudah pernah dilakukan

orang lain dan bisa digunakan pada penelitian kita untuk menghemat waktu, tenaga

dan biaya. Penting juga untuk memberi arah penelitian selanjutnya yang perlu

dilakukan untuk melanjutkan misi penelitian. Dalam melakukan studi literatur ada

beberapa teknik yang dapat digunakan antara lain : Mencari kesamaan (Criticize),

mencari ketidaksamaan (Contrast), memberikan pandangan (Compare),

membandingkan (Synthesize), dan meringkas. Hasil dari teknik tersebutlah yang

kemudian ditulis sebagai landasan teori untuk analisis penelitian.

E. ANALISIS DATA

Setelah melakukan pengumpulan data baik itu melalui observasi, wawancara,

(27)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penyeleksian data berdasarkan kebutuhan penelitian. Kemudian data

tersebut dianalisis dan diuraikan serta dideskripsikan melalui penafsiran ilmiah

berdasarkan teori yang ada dengan maksud untuk mendapatkan hasil penelitian yang

objektif dan valid. Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam

widyata (2013, hlm.15) yakni data kualitatif tersebut, diawali dari pengumpulan data.

Berlanjut pada reduksi data. Setelah itu berlanjut ke tahap display/penyajian data.

Kemudian ke tahap, verifikasi/menarik kesimpulan.

Dikatakan Miles dan Huberman dalam setyaningsih (2007, hlm.39) Terdapat

tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Proses ini berlansgung terus menerus selama penelitian, bahkan

sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka penelitian,

permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan dalam pengklasifikasian data yang ada tersebut

antara lain sebagai berikut :

1. Reduksi data

Menurut sugiyono (2012, halm.12) mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting.

Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas

dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperluMenurut Miles & Huberman (sugiyono,1992, halm 20)

reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu

bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

(28)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kualitatif dapat disederhanakan dan transformasikan dalam aneka macam

cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkan-nya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.

Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau

peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana. Proses reduksi

data dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan hal-hal yang berhubungan

dengan aspek-aspek penting dalam proses pembuatan rekorder sopran

berbahan bambu, seperti pemilihan bahan, prosedur pembuatan, hingga

menghasilkan instrument rekorder sopran berbahan bambu yang memiliki

kualitas yang baik. Dalam hal ini peneliti mereduksi data-data yang dianggap

penting dan membuang data-data yang tidak diperlukan, guna mempermudah

penelitian dalam melakukan mengklasifikan data yang valid.

2. Penyajian data

Penyajian data menurt Miles & Huberman (1992:21)) membatasi

suatu "penyajian" sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan menyajikan data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa

yang terjadi, merancanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang

lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang

valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.

Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam

suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang

penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan

apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah

melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian

sebagai sesuatu yang mungkin berguna. Dalam mereduksi data setiap

(29)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian kualitatif adalah pada temuan.

Setelah data diperoleh berupa catatan maupun gambar tentang

pemilihan bahan, proses pembuatan, dan hasil akhir pembuatan rekorder

sopran berbahan bambu sudah direduksi, maka data kemudian disajikan

dalam bentuk paparan lengkap. Data-data yang saling berhubungan

dikelompokan sehingga menjadi kelompok-kelompok data yang

selanjutnya disimpulkan.

3. Pengambilan kesimpulan dan Verifikasi Data

Setelah penyajian data langkah selanjutnya adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena

masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan akan berkembang

setelah berada dilapangan. Penarikan kesimpulan menurut Miles &

Huberman (1992, halm.22) hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran

kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia

menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin

menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali

serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan

"kesepakatan intersubjektif" atau juga upaya-upaya yang luas untuk

menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.

Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji

kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan

validitasnya. Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatis yaitu

penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Setelah peneliti menarik

(30)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali data-data dari hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada

berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh di lapangan kepada

beberapa pakar yang menguasai pengetahuan organology dan akustik

(31)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Rekorder bambu buatan Engkur Kurdita memiliki perbedaan dengan rekorder

pada umumnya secara bentuk, jarak lubang, dan tekhnik penjariannya. Namun, secara

fenomena akustik atau suara yang dihasilkan dari rekorder berbahan bambu ini

memiliki karakter bunyi yang hampir sama Membuat rekorder sopran berbahan

bambu berbahan bambu hasil modifikasi rekorder berbaban sintetis yang memliki

kualitas hampir sama dengan kualiatas alat musik aslinya harus melakukan usaha

yang membutuhkan kreatifitas seni dan memiliki keterampilan, pengalaman dalam

hal membuat rekorder serta wawasan atau pengetahuan tentang ilmu organologi pun

sangat penting guna mengetahui baik disaat memilih bahan yang berkualitas serta

ketika proses pembuatan rekorder berlangsung agar rekorder yang dihasilkan

merupakan rekorder yang berkualitas baik.

Proses pemilihan bahan bambu sangat perlu memperhatikan kualitas bahannya.

Bambu yang bagus untuk digunakan dalalm pembuatan rekorder sopran berbahan

bambu ini adalah bambu tamiang yang sudah tua atau usia 3 tahun. Dipilihnya bambu

tamiang dengan usia yang tua dikarenakan pada usia ini bambu memiliki kondisi fisik

yang kuat, pori-pori ruas yang padat dan memiliki daya tahan yang kuat atau tidak

mudah pecah. Disamping itu pada saat proses pemilihan bambu sebagai bahan

pembuatan rekorder hal yang harus diperhatikan adalah pada saat pengeringan,

karena pada proses ini, bambu akan dipilih menjadi bahan siap untuk diproses. Waktu

pengeringan bambu adalah kurang lebih selama 1 bulan. Waktu yang digunakan

dalam proses pengeringan ini bertujuan agar bambu dapat terpilih sebagai bahan

untuk peroses pembuatan rekorder. Secara umum proses pembuatan rekorder sopran

(32)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses penyelesaian dari pembuatan rekorder sopran berbahan bambu adalah

sistem pelarasan yang menggunakan stem pluit dan diiringi dengan feeling.

Pembuatan rekorder sopran berbahan bambu berbahan bambu buatan Engkur Kurdita

apabila dilihat dari cara pembuatannya hampir sama dengan pembuatan suling pada

umumnya. Namun, ada perbedaan saat membuat lubang untuk meniup pada rekorder

sopran berbahan bambu ini yaitu perhitungan jarak antara lubang nada berbeda

dengan suling sunda.

Dari bahan bambu yang digunakan untuk pembuatan rekorder sopran berbahan

bambu ini, bambu tamiang atau bambu wuluh ini merupakan jenis bambu yang

dapat menghasilkan bunyi rekorder bambu yang baik bisa dikatakan hampir

menyerupai suara rekorder pada umumnya.

B. Implikasi

Penelitian tentang Organologi rekorder sopran berbahan bambu buatan Engkur

Kurdita ini merupakan hasil karya ilmiah mengenai fakta-fakta tentang organologi

rekorder sopran berbahan bambu yang ditinjau mulai dari bahan baku pembuatan,

tahapan-tahapan proses pembuatan, dan hasil akhir. Hal tersebut bertujuan untuk

memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan pemerintah tentang pemanfaatan

bambu sebagai bahan dasar pembuatan alat musik rekorder serta menambah wawasan

masyarakat tentang proses pembuatan rekorderr sopran berbahan bambudimulai

proses tahap awal sampai tahap akhir pembuatan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran sebagai

(33)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penelitian perlu ditindak lanjuti guna mendapatkan berbagai temuan terbaru

tentang pembuatan alat musik khusunya rekorder sopran berbahan bambu

berbahan bambu.

2. Bagi penikmat musik khususnya yang senang dengan alat musik tiup seperti

rekorder, alangkah lebih baik dapat menggunakan hasil produksi dalam

negeri, dikarenakan rekorder berbahan sintetis dapat menimbulkan dampat

buruk pada lingkungan, maka sebagai warga negara Indonesia harus mampu

membantu mengurangi dampak buruk tersebut.

3. Bagi Departemen pendidikan seni musik UPI Bandung, peneliti menyarankan

bahwa praktek ataupun pengetahuan tentang pembuatan alat musik perlu

dimasukkan dalam bentuk perkuliahan agar mahasiswa nantinya akan

mempunyai wawasan tentang organologi alat musik.

4. Bagi pemerintah agar dapat melestarikan atau membudidayakan tanaman

bambu khususnya bambu tamiang untuk kelestarian seni budaya lokal

Indonesia melalui produksi alat musik bambu yang memiliki kualitas

(34)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

(35)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sastrapradja, dkk. 1997. Beberapa JENIS BAMBU. Bogor: Lembaga Biologi

Nasional.

Purbajanti, Endang Dwi . 2013. Rumput dan Legum. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Sarosa, Samianji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasa-Dasar Kualitatif. Jakarta Barat:

Indeks.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Banoe, Pono. 2008. Pengantar Akustik Organologi..

Banoe, Pono. 2000. Pengantar Pengetahuan Alat Musik.

Hendarto, Sri. 2011. Organologi dan Akustika. Bandung: CV Lubuk Agung.

Stevesn, S.S, dan Fred. 1997. Bunyi dan Pendengaran. Jakarta: Tira Pustaka

Jakarta.

E. Hall, Donald. Musical Acoustics. California: Wadsworth Publishing Company.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.

Kennedy, Michael. 1985. The Oxford Dictionary of Music. London: Oxford

University Press.

Scholes, Percy A. 1980. The Oxford Companion to Music. London: Oxford

University Press.

Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Rineka Cipta.

(36)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-N

(37)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(38)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

(39)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

(40)

RUBIANA, 2015

PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Gambar

Gambar 3.1 skema desain penelitian
Tabel 3.1 Pelaksanaan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

na- cizmo ir sovietų propagandos sistemos kaip pamatinės informacinės politikos dalys, sukurtos iki Antrojo pasaulinio karo, rėmėsi pagrindiniu principu – propaganda (ypač

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan yang termuat dalam SPSE [memiliki SBU SI.003, klasifikasi kecil minimal K1,

jawaban yang telah disediakan. Angket dengan model skala likert ini akan memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan dalam setiap kuisioner. 135), skala likert ini

mengenai sistem pelaksanaan program klinik sanitasi di Puskesmas Belawan

Hubungan kemampuan literasi informasi guru dengan proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak. terjadi dengan sendirinya

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERKALIAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DA SAR DENGAN MENGGUNAKAN.. METODE

Beberapa fitur dari yang tersedia pada jam digital yang telah kami buat adalah mampu menampilkan jam hingga nilai menitnya, mampu melakukan pengesetan nilai