PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN
BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Departemen Pendidikan Seni Musik
RUBIANA
1106458
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan
Engkur Kurdita
Oleh
Rubiana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
© Rubiana 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
This thesis entitled “ Making Process Diatonic Flute Made From Bamboo Artificial
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan penelitian... . 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Organologi ... 8
B. Konsep Dasar Akustik Organologi ... 10
C. Alat Musik Tiup Kayu ... 13
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Jenis Bahan Dasar Baku Rekorder Sopran bahan Bambu ... 19
F. Sistem Pelarasan ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26
1. Tahap Persiapan ... 26
a. Observasi Awal ... 27
b. Persiapan Pelaksanaan Penelitian ... 28
c. Perumusan Masalah Penelitian ... 28
d. Pembuatan Proposan Penelitian ... 28
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 29
3. Tahap Penyusunan Laporan ... 30
B. Metode Penelitian ... 30
C. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 31
D. Pengumpulan Data ... 31
a. Observasi ... 31
b. Wawancara ... 32
c. Studi literatur/Dokumentasi ... 33
E. Analisis Data ... 35
a. Reduksi Data ... 35
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Pengambilan Keputusan dan Verifikasi Data ... 36
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 43
1. Proses Pemilihan Bahan Baku ... 43
2. Proses Pembuatan Rekorder Sopran Berbahan Bambu Buatan Engkur Kurdita ... 50
3. Hasil Akhir Pembuatan Rekorder Sopran Berbahan Baku Buatan Engkur Kurdita ... 59
B. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 64
B. Implikasi ... 65
C. Rekomendasi ... 65
DAFTAR PUSTAKA... 67
LAMPIRAN
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan
telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai
ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan
penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar,
2005, halm.34). Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari
bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang
tertentu (Eagle Jr, dalam S.S Stevevs,1996. Halm.17). Musik adalah seni penataan
bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat
musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni,
dan warna bunyi (Syukur, 2005).
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur
menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dalam alur waktu dan ruang
tertentu dengan urutan, kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan
sehingga mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya
dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan
mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.
Alat musik merupakan komponen yang tidak dipisahkan dari seni musik itu sendiri.
Peran alat musik dalam menghasilkan suara, bunyi-bunyian dan melodi sangat
penting dalam permainan musik atau fungsi musik lainnya. Alat musik adalah suatu
instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk menghasilkan musik. Pada prinsipnya,
segala sesuatu yang memproduksi suara, dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi,
dapat disebut dengan alat musik.
Klasifikasi alat musik Mahillon-Sachs-Hornbostel dalam Pono Banoekamus (hal.222)
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi 5 jenis yaitu idiofon,sumber bunyinya berasal dari badal alat musik itu
sendiri, aerofon sumber bunyi berasal hembusan udara, membranofon sumber bunyi
berasal dari selaput tipis yang ditegangkan pada resonator, kordofon sumber bunyinya
berasal dari dawai yang ditegangkan, dan elektrofon sumber bunyinya menggunak
daya listrik. Bunyi yang dihasilkan oleh alat musik sangat berhubungan dengan bahan
dari alat musik itu sendiri. Instrumen musik tiup kayu (woodwind instrument)
merupakan instrumen musik yang menghasilkan suara dari getaran pada celah sempit
yang terdapat pada tepi instrumen saat ditiup oleh pemainnya. Kebanyakan instrumen
musik ini dulu dibuat dari kayu, namun beberapa di antaranya, seperti saksofon dan
hampir semua jenis flute, umumnya terbuat dari bahan lain seperti logam atau plastik.
Bahan alat musik ada yang terbuat dari sintetis ada yang terbuat dari bahan alam.
Alat musik berbahan bahan sintetis seperti trumpet, trombon, set drum, clarinet
dan lain-lain. Sedangkan alat musik yang terbuat dengan menggunakan bahan bambu
seperti rekorder, violin, gitar, gambus, kendang, angklung dan sebagainya. Perbedaan
dari segi produksi sangat berbeda, jika alat musik berbahan alam(kayu,bambu,tanah
liat,dll) dibuat dengan tangan manusia, sedangkan alat musik berbahan sintetis dibuat
dengan bantuan alat pencetak atau mesin yang lebih memudahkan pembuatan dan
proses pembuatannya lebih cepat. Salah satu alat musik berbahan sintetis yang mudah
ditemukan yaitu “rekorder”.
Alat musik Rekorder rmerupakan alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal
dari tekanan udara (aerophone) dan dimainkan dengan cara ditiup. Sebagai alat musik
sederhana pada awalnya rekorder dimainkan dengan paduan kanan dan kiri, namun
dengan perkembangan teknis rekorder dewasa ini hanya dikenal jari tangan kiri yang
memainkan lubang nada bagian atas, sedangkan jari tangan kiri memainkan lubang
nada bagian bawah, Rekorder yang memiliki kualitas bunyi yang baik ditentukan oleh
kualitas alat musik itu sendiri baik dari bahan hingga proses pembuatannya. Untuk
dapat membuat rekorder dengan kualitas yang baik, tentu saja harus membutuhkan
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
umumnya rekorder yang kita temukan dalam sehari-hari yaitu rekorder yang terbuat
dari bahan sintetis, yang diproduksi oleh mesin yang dapat menghasilkan ukuran,
warna suara yang sama dalam waktu yang singkat. Pengguna rekorder berbahan
sintetis di Indonesia memiliki persentase yang cukup tinggi, karena hampir diseluruh
sekolah di wilayah Indonesia menggunakan rekorder sebagai media penbelajaran seni
budaya. Masyarakat biasanya membeli rekorder berbahan sintetis tanpa
memperhatikan dampak dari penggunaan alat berbahan sintetis. Rasa tidak peduli dan
kurang fahamnya tentang kesehatan lingkungan ini yang akan membantu
mempercepat dampak buruk bagi lingkungan dapat terjadi. Hal ini juga menjadi
pemikiran peneliti terhadap dampak penggunaan alat musik rekorder berbahan
sintetis tersebut terhadap alam dan msayarakat
Rekorder telah mengalami berapa transisi atau perubahan pada segi bahan dasar.
Rekorder yang awalnya dibuat dengan menggunakan bahan dasar kayu, kemudian
mengalami perubahan dengan menggunakan bahan sintetis, hingga pada saat ini
peneliti menemukan modifikasi rekorder yang terbuat dengan menggunakan bahan
bambu yang dibuat oleh Engkur Kurdita. Rekorder sopran berbahan bambu yang
dimodifikasi oleh Engkur Kurdita ini memiliki dua versi yaitu versi pertama rekorder
sopran berbahan bambu menggunakan tali sumber berupa cincin bambu dan
sedangkan versi kedua menggunakan tali sumber berbahan rotan cacing.
Rekorder berbahan bambu buatan Engkur kurdita ini dibuat pada tahun 2001
atas permintaan dari Unit pelayanan Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) membuat rekorder
sopran berbahan bambu untuk kepentingan perkuliah bagi mahasiswa Program Guru
Sekolah dasar (PGSD). Pembuatan alat musik harus memahami tentang ilmu
organologi dan akustik. Organologi merupakan ilmu yang mempelajari alat musik
dengan fokus yang diutamakan adalah organ atau bagian fisik pada alat musik itu
sendiri disertai dengan ilmu akustik yang juga menjadi peran penting antara alat
musik dan bunyi yang dihasilkan dari alat musik itu sendiri. Organologi sangat terkait
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dijelaskan diatas, maka akustik terkait dengan peristiwa bunyi yang terjadi pada alat
musiknya
Oleh karena itu penelitian ini menjadi motivasi peneliti untuk meneliti tentang
alat musik rekorder berbahan bambu. Rekorder jenis ini pernah dibuat oleh Engkur
Kurdita (salah seorang pengajar di Depertemen Pendidikan Seni Musik FPSD UPI
Bandung).
Hal yang menarik tentang rekorder buatan Engkur Kurdita karena alat musik tersebut
hampir seluruh bagan dan desainnya yang berbeda dengan rekorder pada umumnya
Rekorder ini menggunakan bambu tamiang yang banyak tersebar di wilayah
Indonesia. Bambu tamiang atau juga dikenal sebagai bambu wuluh (Schizotachyum
Blumei Ness). Selain sebagai pengajar di UPI, Engkur Kurdita juga seorang pengrajin
rekorder sunda. Beliau mendapatkan pengalaman pertama kali dalam membuat
rekorder sopran berbahan bambu tamiang ketika diminta untuk membuat 800 buah
rekorder sopran berbahan bambu. Permintaan untuk membuat rekorder sopran
berbahan bambu itu untuk perkuliahan musik bagi mahasiswa Program Guru
Sekolah Dasar (PGSD) di Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas
Terbuka seluruh Indonesia pada tahun 2001. Setahun kemudian yakni 2002 beliau
berniat memodifikasi rekorder sopran berbahan bambu tersebut dengan bahan yang
sama namun dari modifikasi yang dibuat oleh beliau adalah mengubah bagian mouth
piece rekorder bambu tersebut, tidak hanya dengan menggunakan bahan rotan cacing
sajatetapi bisa juga dengan menguunakan bahan bambu tamiang.
Modifikasi rekorder sopran berbahan bambu yang dibuat Engkur Kurdita menarik
perhatian peneliti untuk diteliti sebagai skripsi dengan judul: “Proses Pembuatan Suling Diatonis Berbahan Bambu Buatan Engkur Kurdita “. Peneliti berasumsi bahwa rekorder berbahan bambu tersebut dapat mengurangi limbah non-organik
berbahaya dilingkungan masyarakat serta lebih ramah lingkungan. Disamping itu dari
hasil bunyinya rekorder sopran berbahan bambu memiliki karakter suara yang
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbahan bambu buatan Engkur Kurdita dapat didesaian lebih kecil dan pendek
sehingga memungkinkan dapat dimainkan oleh anak yang memiliki anatomi jari lebih
kecil dari anatomi orang dewasa.
Dipilihnya rekorder sopran berbahan bambu buatan Engkur kurdita oleh peneliti
karena rekorder tersebut hampir keseluruhan bagan-bagannya rmenggunakan bambu
dimana sebagian dari fisik alat musik tersebut memanfaatkan ruas batang bambu yang
lebih besar serta sisa bambu untuk pembuatan rekorder sunda. Beberapa kelebihan
rekorder sopran berbahan bambu yang dibuat oleh Engkur Kurdita tersebut, menjadi
perhatian peneliti untuk menkaji alat musik tersebut dari sisi organologi dengan
pertimbangan-pertimbangan akustiknya.
B. Rumusan Masalah
Organologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi organ
berdasarkan jaringan-jaringan penyusunannya. Organologi pada rekorder berbahan
bambuakan dikaji berdasarkan bentuk rekorder sopran tersebut. Berdasarkan latar
belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini disusuun dengan bentuk
kalimat Tanya, “Bagaimana suling diatonis berbahan bambu buatan Engkur
Kurdita ?” Guna mengetahui dan mendiskripsikan rumusan masalah diatas, maka
disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pemilihan bahan baku untuk pembuatan suling diatonis buatan
Engkur Kurdita?
2. Bagaimana proses pembuatan suling diatonis berbahan bambu buatan Engkur
Kurdita mulai dari bahan baku menjadi alat musik tiup?
3. Bagaimana hasil akhir proses pembuatan suling diatonis berbahan bambu
buatan Engkur Kurdita?
C. Tujuan Penelitian
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Guna megetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan suling diatonis
berbahan bambu buatan Engkur Kurdita ditinjau dari organologi.
2. Guna mengetahui bagaimana proses pembuatan suling diatonis berbahan
bambu buatan Engkur Kurdita ditinjau dari organologi.
3. Guna mengetahui hasil akhir proses pembuatan suling diatonis berbahan
bambu buatan Engkur Kurdita ditinjau dari studi organologi
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Peneliti, dapat menambah wawasan tentang rekorder sopran berbahan bambu khususnya buatan Engkur Kurdita
2. Departemen Pendidikan Seni Musik UPI Bandung, Sebagai dokumentasi karyai lmiah yang memiliki hak intelektual civitas akademika.
3. Masyarakat, hasil penelitian meminimalisasi penggunaan rekorder sopran berbahan sintetis agar digantikan dengan produk serupa dari bahan alam yang
ramah lingkungan serta hasil buatan lokal. Memberi kesadaran pada
masyarakat bahwa tanaman bambu dapat diolah menjadi produk-produk
ekonomi yang bernilai tinggi. Dengan demikian tanaman ini menjadi
pedoman sebagai bahan baku untuk lapangan kerja baru serta menambah
wawasan tentang rekorder rekorder sopran yang ramah lingkungan dan hasil
buatan dalam negeri. Mengingatkan kembali kepada masyrakat Indonesia agar
membudidayakan bambu di tanah air, karena sejatinya bambu di Indonesia ini
sangat banyak dan dapat menjadi bahan olah produksi untuk membawa nama
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Pemerintah, memberi masukan pada pemerintah sebagai kebijakan agar masyarakat membudidayakan bambu non budidaya menjadi tanaman
budidaya bambu. Mengingat bambu dapat digunakan untuk berbagai
keperluan masyarakat khususnya dalam pendidikan musik.
E. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
ABSTRAK
Menjelaskan latar belakang tentang alat musik dengan klasifikasi seumber bunyi,
kemudian menjelasakan alat musik rekorder berbahan sintetis dan berbahan alami.
Selanjutnya peneliti memaparkan latar belakang dari rekorder berbahan bambu yang
dibuat oleh Engkur kurdita. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana proses pemilihan
bahan baku, proses pembuatan dan hasil akhir pembuatan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Membahas tentang kajian-kajian teori yang digunakan dalm penelitian. Teori
yang dijelaskan dalam BAB II ini mencakup organologi, konsep dasar akustik
organologi, alat musik tiup kayu, rekorder, dan sistem pelarasan
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memaparkan hasil temuan dan membahas tentang penelitian peneliti berupa
proses pemilihan bahan baku, proses pembuatan, dan hasil akhir pembuatan
rekorder sopran berbahan bambu.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Menarik kesimpulan dari penelitian secara keseluruhan dan memberikan saran
pada insan yang membaca skripsi ini
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Dalam Sajono (2005, hlm.08) dinyatakan bahwa desain penelitian adalah
pedoman, prosedur juga teknik perencanaan penelitian yang bermanfaat sebagai
panduan untuk membangun strategi. Peneliti telah menyelesaikan penelitian ini
dalam tiga tahapan yang digambarkan dalam bentuk skema. Tahapan-tahapan
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Persiapan
Pada 28 Maret 2014 Pada tahap ini peneliti mendatangi Engkur Kurdita selaku
pengajar mata kuliah alat tiup di Departemen Pendidikan Seni Musik Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung. Peneliti
berkonsultasi tentang kemungkinan melakukan penelitian alat tiup yang terbuat dari
bambu. Hasil konsultasi dengan beliau diperoleh gagasan untuk meneliti rekorder
sopran berbahan bambu. Setelah gagasan telah didapat, peneliti membuat dan
menetapkan tema dan judul penelitian Pada 05 Februari 2014. Peneliti menetapkan
judul penelitian atas saran dari beberapa dosen dan rekomendasi dosen mata kuliah
Metode Penelitian pada semester ganjil 2014-2015. Setelah mendapatkan penetapan
dosen pembimbing oleh dewan skripsi, peneliti membuat proposal penelitian untuk
skripsi sebagai syarat akhir tugas akhir studi S1 di Departemen Pendidikan Seni
Musik FPSD UPI Bandung.
Setelah proposal disetujui oleh ketua Departmenen Pendidikan Seni Musik UPI,
peneliti selanjutnya memperoleh surat keputusan yang keluarkan oleh Dekan Fakultas
Pendidikan Seni dan Desain, nomor: 436/UN40.7A/DT/2015 tentang pengesahan
Judul dan Penunjukan Pembimbing Skripsi yang menjadi landasan yuridis untuk
melaksanakan penelitian. Penelitian ini dibimbing oleh Drs. Tono Rachmad P.H.,
M.Pd sebagai dosen pembimbing utama dan Toni Setiawan S., S.Pd., M.Sn., sebagai
dosen pembimbing pendamping. Melalui bimbingan pertama, kedua pembimbing
tersebut menyarankan untuk menghubungi kembali Engkur Kurdita sebagai nara
sumber utama guna memperoleh data-data yang diperlukan selama proses penelitian.
Perincian lebih lanjut tentang tahap persiapan ini, peneliti akan menguraikan mulai
dari observasi awal.
a. Observasi Awal
Diawali dengan melakukan observasi awal kelokasi penelitian, untuk
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sunda yakni di Jl.jayagiri, Gang Jayagiri IV No. 83 RT 11/RW 03 bandung Barat
tempat kediaman Engkur Kurdita. Dilokasi ini peneliti mendapatkan fakta bahwa
rekorder berbahan bambu pernah dibuat oleh bapak Engkur Kurdita sekitar 18 tahun
lalu. Namun ditempat kediaman beliau yang terakhir ini.
Saat ini bapak Engkur Kurdita tidak lagi produktif dalam membuat suling sunda
ataupun rekorder berbahan bambu di kediamannya yang baru. Namun ketika beliau
mendapat pesanan sewaktu-waktu untuk membuat suling sunda atau rekorder
berbahan bambu oleh lembaga atau pesanan khusus seseorang, maka beliau akan
membuatnya di kediaman beliau tersebut. Saat ini peneliti masih memiliki rekorder
sopran berbahan bambu yang dibuat Engkur Kurdita pada tahun 1998. Rekorder
sopran berbahan bambu tersebut, merupakan koleksi dari Tono Rachmad yang
diberikan kepada peneliti pada tahun 2015 untuk diteliti
b. Persiapan pelaksanaan penelitiaan
Pada tahap ini peneliti membuat persiapan atau rencana melaksanakan
penelitian guna menetapkan rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian
pada tahap ini akan dilakukan persiapan yang akan dilakukan dalam peneitian.
c. Perumusan masalah Penelitian
Merumuskan masalah sangat penting dalam melakukan sebuah penelitian.
Setelah melakukan beberapa studi pendahuluan, akhirnya peneliti mampu
menetapkan rumusan masalah penelitian berkaitan dengan studi organology yang
mencakup proses dan hasil akhir pembuatan rekorder sopran berbahan bambu buatan
Engkur Kurdita.
d. Pembuatan proposal penelitian
Pada ini, peneliti membuat proposal penelitian untuk mendapatkan gambaran
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang akan disajikan dalam bentuk laporan penelitian tersebut dilapangan. Pada tahap
ini peneliti telah mendapatkan gambaran umum dan rekomendasi judul penelitian dari
dewan skripsi dan dosen pembimbing Akademik. Selanjutnya peneliti melakukan
bimbingan dari keduanya untuk penulisan proposal penelitian, Setelah proposal
penelitian dibuat, kemudian peneliti menyerahkan proposal penelitian kepada
Derpartemen dan fakultas agar mendapatkan Surat Keputusan pelaksanaan penelitian
yang akan dilampirkan pada laporan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah melakukan tahap persiapan diatas, peneliti melanjutkan ke tahap
pelaksanaan penelitian berdasarkan proposal penelitian ini. Selama Penelitian,
peneliti mengumpulkan data-data melalui observasi lanjutan, wawancara, dan
pendokumentasian.
Waktu Tempat Kegiatan
Kamis, 02 Juli 2015 Kediaman Bapak Engkur
Kurdita
Kamis, 09 Juli 2015 Kediaman Bapak Engkur
Kurdita
Peneliti menyaksikan
penyortiran bambu yang siap
dikeringkan dan proses
pengeringannya
Kamis, 23 Juli 2015 Kediaman Bapak Engkur
Kurdita
Peneliti menyaksikan dan
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Pelaksanaan penelitian
(Dokumentasi Rubiana)
3. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti membuat laporan penelitian berupa
hasil penelitian yang sebenarnya, yang diperoleh yang kemudian digambarkan dan
dideskripsikan kedalam tulisan. Dalam membuat laporan, peneliti melakukan
bimbingan dengan pembimbing utama yaitu Bapak Drs. Tono Racmad PH, M.Pd.
Pada tanggal 03 maret 2015 di kantor jurusan FPSD UPI, peneliti melakukan
bimbingan untuk pembuatan laporan pada BAB I, setelah meendapatkan bimbingan,
peneliti ditugaskan untuk membuat revisian. Pada tanggal 13 Maret 2015 di kantor
jurusan FPSD UPI, peneliti melakukan bimbingan untuk hasil revisi BB I dan
bimbingan untuk BAB II. Kemudian pada tanggal 02 April 2015, peneliti melakukan
bimbingan dengan dosen utama untuk penulisan BAB III dalam bentuk skripsi.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan Metode Deskriptif. pembuatan suli dimulai dari
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sutopo (2001, hlm.06), penelitian kualitatif didefinisikan sebagai aktivitas
terprogram guna mendapatkan kegiatan praktik dari penafsiran responden dan
informan terhadap dunia. Sedangkan untuk pengertian lainnya penelitian kualitatif
(qualitating research) adalah penelitian yang bertujuan untuk memaparkan serta
mengkaji fenomena , kejadian, kegiatan sosial, perilaku, kepercayaan, dan persepsi.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang hal yang baru
diketahui, serta data yang memberikan penjelasan secara detail. Oleh karena itu
peneliti menggunakan metode berdasarkan arah dan sifat penelitian.
Kecenderungannya untuk memberi pemaparan dan gambaran secara sistematis,
factual dan akurat. Ketiga aspek tersebut terkait dengan fakta-fakta, sifat-sifat, dan
hubungan antar fenomena yang terjadi dalam proses pembuatan suling rekorder
sopran berbahan bambu buatan Engkur Kurdita. Menurut Sukmadinata (2005,
hlm.28), landasan penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang beranggapan
bahwa faktanya itu berdimensi keragaman, interasktif dan merupakan pertukaran
pengalaman sosial yang ditafsirkan oleh setiap orang. Sementara menurut Danim,
(2002, hlm.16) Peneliti yang melakukan penelitian kualitatif meyakini bahwa
kebenaran itu dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui tealatah terhadap
orang-orang diadalam interaksinya dengan situasi sosial mereka.
Sugiyono, (2005, hlm.18). Penelitian kualitatif mengkaji pandangan partisipan
dengan strategi-strategi bersifat interaktif serta fleksibel. Penelitian kualitatif
bertujuan memahami fenomena-fenomena sosial dari sisi pandangan partisipan.
Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah dimana peneliti merupakan
instrumen penentu.
C. PARTISIPAN DAN TEMPAT PENELITIAN
Tempat penelitian ini berlokasi di Jl.jayagiri, Gang Jayagiri IV No. 83 RT 11/RW
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rekorder Berbahan Bambu. Partisipan yang juga terlibat dalam penelitian sekaligus
bertindak sebagai narasumber pertama yaitu Engkur Kurdita. seperti, petani bambu,
tokoh kesenian suling, dan pengrajin suling.
D. PENGUMPULAN DATA
Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data penelitian ini, dilakukan
melalui sebagai berikut :
1. Observasi
Menurut Widyata (2006, hlm.19) Kegiatan observasi ini merupakan proses
penelitian, penafsiran, dan pengkajian secara individual. Observasi ini dilakukan
melalui konsep non-partisipasi (non-participant) dimana peneliti hanya mengamati
tanpa ikut langsung terlibat kedalam proses objek yang sedang di teliti. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai pengamat dalam kegiatan penelitian mengenai pembuatan
rekorder sopran berbahan bambu buatan Engkur Kurdita
2. Wawancara
Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991, hlm.135) dijelaskan bahwa
wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini
peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan
informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan
permasalahan penelitian.
Menurut Sutrisno Hadi ( 1989, hlm.192 ), wawancara, sebagai sesuatu proses
tanya-jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik,
yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri
suaranya, tampaknya merupakan alat pemgumpulan informasi yang langsung tentang
beberapa jenis data social, baik yang terpendam maupun yang memanifes.
Wawancara adalah alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat,
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta
rahasia-rahasia hidupnya. Selain itu wawancara juga dapat digunakan untuk
menangkap aksi-reaksi orang dalam bentuk ekspresi dalam pembicaraan-pembicaraan
sewaktu tanya-jawab sedang berjalan. Di tangan seorang pewawancara yang mahir,
wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sekaligus dapat mengecek dan
sebagai bahan ricek ketelitian dan kemantapannya. Keterangan-keterangan verbal
dicek dengan ekspresi-ekspresi muka serta gerak-gerik tubuh, sedangkan ekspresi dan
gerak-gerik dicek dengan pertanyaan-verbal. Kegiatan ini merupakan proses
pengumpulan data secara langsung terhadap subjek yang diteliti.
3. Studi Literatur/dokumentasi
Menurut sumber yang diambil dari presentasi Bapak Yudi Agusta, PhD tahun
2007 dalam setyaningsih (2007, hlm 38) mengenai Metode Penelitian : “Literature
Review is a critical analysis of the research conducted on a particular topic or question in the field of science” yang artinya Literature Review merupakan analisa kritis dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau berupa
pertanyaan terhadap suatu bagian dari keilmuan. Literature Review membantu kita
dalam menysusun kerangka berfikir yang sesuai dengan teori, temuan, maupun hasil
penelitian sebelumnya dalam menyelesaikan rumusan masalah pada penelitian yang
kita buat. Sedangkan Menurut Hasibuan (2001, hlm.38), Literatur review berisi uraian
tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan
untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur review ini
diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan
masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah. Literatur
review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber
pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain)
tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal. Hasil-hasil
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan
dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya,
dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu
literatur review yang baik haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir),
dan memadai. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa studi literatur adalah
suatu kegitan yang menyangkut pencarian referensi tentang teori yang sesuai kasus
atau masalah yang diperoleh. Materi yang valid untuk dimanfaatkan bahan studi
literatur antara lain buku, jurnal, makalah ilmiah bahkan artikel website dari para
akademisi. Tidak dianjurkan dalam penelitian ini untuk mengambil bahan studi
literatur dari Wikipedia ataupun blog anonym yang diragukan autentisnya. Tahun
terbit dokumen juga menjadi pertimbangan penting, tidak boleh lebih dari sepuluh
tahun, hal ini mengingat pesatnya perubahan-perubahan ilmu pengetahuan apalagi
untuk bidang yang berkembang pesat seperti Teknologi Informasi.
Studi literatur dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang
menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang
mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan.
Penting karena untuk menghindari usaha yang sebenarnya sudah pernah dilakukan
orang lain dan bisa digunakan pada penelitian kita untuk menghemat waktu, tenaga
dan biaya. Penting juga untuk memberi arah penelitian selanjutnya yang perlu
dilakukan untuk melanjutkan misi penelitian. Dalam melakukan studi literatur ada
beberapa teknik yang dapat digunakan antara lain : Mencari kesamaan (Criticize),
mencari ketidaksamaan (Contrast), memberikan pandangan (Compare),
membandingkan (Synthesize), dan meringkas. Hasil dari teknik tersebutlah yang
kemudian ditulis sebagai landasan teori untuk analisis penelitian.
E. ANALISIS DATA
Setelah melakukan pengumpulan data baik itu melalui observasi, wawancara,
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan penyeleksian data berdasarkan kebutuhan penelitian. Kemudian data
tersebut dianalisis dan diuraikan serta dideskripsikan melalui penafsiran ilmiah
berdasarkan teori yang ada dengan maksud untuk mendapatkan hasil penelitian yang
objektif dan valid. Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam
widyata (2013, hlm.15) yakni data kualitatif tersebut, diawali dari pengumpulan data.
Berlanjut pada reduksi data. Setelah itu berlanjut ke tahap display/penyajian data.
Kemudian ke tahap, verifikasi/menarik kesimpulan.
Dikatakan Miles dan Huberman dalam setyaningsih (2007, hlm.39) Terdapat
tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Proses ini berlansgung terus menerus selama penelitian, bahkan
sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka penelitian,
permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengklasifikasian data yang ada tersebut
antara lain sebagai berikut :
1. Reduksi data
Menurut sugiyono (2012, halm.12) mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting.
Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas
dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperluMenurut Miles & Huberman (sugiyono,1992, halm 20)
reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa
hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data kualitatif dapat disederhanakan dan transformasikan dalam aneka macam
cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,
menggolongkan-nya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.
Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau
peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana. Proses reduksi
data dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan hal-hal yang berhubungan
dengan aspek-aspek penting dalam proses pembuatan rekorder sopran
berbahan bambu, seperti pemilihan bahan, prosedur pembuatan, hingga
menghasilkan instrument rekorder sopran berbahan bambu yang memiliki
kualitas yang baik. Dalam hal ini peneliti mereduksi data-data yang dianggap
penting dan membuang data-data yang tidak diperlukan, guna mempermudah
penelitian dalam melakukan mengklasifikan data yang valid.
2. Penyajian data
Penyajian data menurt Miles & Huberman (1992:21)) membatasi
suatu "penyajian" sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan menyajikan data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa
yang terjadi, merancanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang
lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang
valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam
suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang
penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan
apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah
melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian
sebagai sesuatu yang mungkin berguna. Dalam mereduksi data setiap
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian kualitatif adalah pada temuan.
Setelah data diperoleh berupa catatan maupun gambar tentang
pemilihan bahan, proses pembuatan, dan hasil akhir pembuatan rekorder
sopran berbahan bambu sudah direduksi, maka data kemudian disajikan
dalam bentuk paparan lengkap. Data-data yang saling berhubungan
dikelompokan sehingga menjadi kelompok-kelompok data yang
selanjutnya disimpulkan.
3. Pengambilan kesimpulan dan Verifikasi Data
Setelah penyajian data langkah selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena
masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan akan berkembang
setelah berada dilapangan. Penarikan kesimpulan menurut Miles &
Huberman (1992, halm.22) hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran
kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia
menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin
menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali
serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan
"kesepakatan intersubjektif" atau juga upaya-upaya yang luas untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya. Langkah terakhir dalam pengolahan data kualitatis yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Setelah peneliti menarik
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kembali data-data dari hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada
berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh di lapangan kepada
beberapa pakar yang menguasai pengetahuan organology dan akustik
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Rekorder bambu buatan Engkur Kurdita memiliki perbedaan dengan rekorder
pada umumnya secara bentuk, jarak lubang, dan tekhnik penjariannya. Namun, secara
fenomena akustik atau suara yang dihasilkan dari rekorder berbahan bambu ini
memiliki karakter bunyi yang hampir sama Membuat rekorder sopran berbahan
bambu berbahan bambu hasil modifikasi rekorder berbaban sintetis yang memliki
kualitas hampir sama dengan kualiatas alat musik aslinya harus melakukan usaha
yang membutuhkan kreatifitas seni dan memiliki keterampilan, pengalaman dalam
hal membuat rekorder serta wawasan atau pengetahuan tentang ilmu organologi pun
sangat penting guna mengetahui baik disaat memilih bahan yang berkualitas serta
ketika proses pembuatan rekorder berlangsung agar rekorder yang dihasilkan
merupakan rekorder yang berkualitas baik.
Proses pemilihan bahan bambu sangat perlu memperhatikan kualitas bahannya.
Bambu yang bagus untuk digunakan dalalm pembuatan rekorder sopran berbahan
bambu ini adalah bambu tamiang yang sudah tua atau usia 3 tahun. Dipilihnya bambu
tamiang dengan usia yang tua dikarenakan pada usia ini bambu memiliki kondisi fisik
yang kuat, pori-pori ruas yang padat dan memiliki daya tahan yang kuat atau tidak
mudah pecah. Disamping itu pada saat proses pemilihan bambu sebagai bahan
pembuatan rekorder hal yang harus diperhatikan adalah pada saat pengeringan,
karena pada proses ini, bambu akan dipilih menjadi bahan siap untuk diproses. Waktu
pengeringan bambu adalah kurang lebih selama 1 bulan. Waktu yang digunakan
dalam proses pengeringan ini bertujuan agar bambu dapat terpilih sebagai bahan
untuk peroses pembuatan rekorder. Secara umum proses pembuatan rekorder sopran
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses penyelesaian dari pembuatan rekorder sopran berbahan bambu adalah
sistem pelarasan yang menggunakan stem pluit dan diiringi dengan feeling.
Pembuatan rekorder sopran berbahan bambu berbahan bambu buatan Engkur Kurdita
apabila dilihat dari cara pembuatannya hampir sama dengan pembuatan suling pada
umumnya. Namun, ada perbedaan saat membuat lubang untuk meniup pada rekorder
sopran berbahan bambu ini yaitu perhitungan jarak antara lubang nada berbeda
dengan suling sunda.
Dari bahan bambu yang digunakan untuk pembuatan rekorder sopran berbahan
bambu ini, bambu tamiang atau bambu wuluh ini merupakan jenis bambu yang
dapat menghasilkan bunyi rekorder bambu yang baik bisa dikatakan hampir
menyerupai suara rekorder pada umumnya.
B. Implikasi
Penelitian tentang Organologi rekorder sopran berbahan bambu buatan Engkur
Kurdita ini merupakan hasil karya ilmiah mengenai fakta-fakta tentang organologi
rekorder sopran berbahan bambu yang ditinjau mulai dari bahan baku pembuatan,
tahapan-tahapan proses pembuatan, dan hasil akhir. Hal tersebut bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan pemerintah tentang pemanfaatan
bambu sebagai bahan dasar pembuatan alat musik rekorder serta menambah wawasan
masyarakat tentang proses pembuatan rekorderr sopran berbahan bambudimulai
proses tahap awal sampai tahap akhir pembuatan.
C. Rekomendasi
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran sebagai
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penelitian perlu ditindak lanjuti guna mendapatkan berbagai temuan terbaru
tentang pembuatan alat musik khusunya rekorder sopran berbahan bambu
berbahan bambu.
2. Bagi penikmat musik khususnya yang senang dengan alat musik tiup seperti
rekorder, alangkah lebih baik dapat menggunakan hasil produksi dalam
negeri, dikarenakan rekorder berbahan sintetis dapat menimbulkan dampat
buruk pada lingkungan, maka sebagai warga negara Indonesia harus mampu
membantu mengurangi dampak buruk tersebut.
3. Bagi Departemen pendidikan seni musik UPI Bandung, peneliti menyarankan
bahwa praktek ataupun pengetahuan tentang pembuatan alat musik perlu
dimasukkan dalam bentuk perkuliahan agar mahasiswa nantinya akan
mempunyai wawasan tentang organologi alat musik.
4. Bagi pemerintah agar dapat melestarikan atau membudidayakan tanaman
bambu khususnya bambu tamiang untuk kelestarian seni budaya lokal
Indonesia melalui produksi alat musik bambu yang memiliki kualitas
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sastrapradja, dkk. 1997. Beberapa JENIS BAMBU. Bogor: Lembaga Biologi
Nasional.
Purbajanti, Endang Dwi . 2013. Rumput dan Legum. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sarosa, Samianji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasa-Dasar Kualitatif. Jakarta Barat:
Indeks.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Banoe, Pono. 2008. Pengantar Akustik Organologi..
Banoe, Pono. 2000. Pengantar Pengetahuan Alat Musik.
Hendarto, Sri. 2011. Organologi dan Akustika. Bandung: CV Lubuk Agung.
Stevesn, S.S, dan Fred. 1997. Bunyi dan Pendengaran. Jakarta: Tira Pustaka
Jakarta.
E. Hall, Donald. Musical Acoustics. California: Wadsworth Publishing Company.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.
Kennedy, Michael. 1985. The Oxford Dictionary of Music. London: Oxford
University Press.
Scholes, Percy A. 1980. The Oxford Companion to Music. London: Oxford
University Press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/194808181974121-N
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA
RUBIANA, 2015
PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA