• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL : Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL : Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH

SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL (Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh

Fida Febrian 0906614

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH

SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL (Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok)

Oleh Fida Febrian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Fida Febrian 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH

SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL (Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok)

SKRIPSI PENELITIAN

Oleh : FIDA FEBRIAN

0906614

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I,

Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. NIP.195509131985032001

Pembimbing II,

Dr. Farid Abdullah, M.Sn. NIP. 196902201994021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

(4)

PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH

SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL (Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok)

SKRIPSI PENELITIAN

Oleh : FIDA FEBRIAN

0906614

Disetujui dan disahkan oleh : Penguji I,

Dr. Ayat Suryatna, M.Si. NIP.196401031989011001

Penguji II,

Taswadi, M.Sn. NIP. 196501111994121001

Penguji III,

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL (Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan pada saya jika kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian dari karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan

(6)

PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH

SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL

(Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok)

Fida Febrian

1

, Tity Soegiarty

2

, Farid Abdullah

3

Pendidikan Seni Rupa, FPBS UPI Bandung,

Email : fida.febrian@yahoo.com

ABSTRACT

The paper entitled: “UTILIZATION OF WASTE MATERIALS AS A MEDIUM FOR THE MANUFACTURING OF ONDEL-ONDEL MINIATURE (Ondel-ondel Miniature’s Case Studies by Jazuri at Setu Babakan Depok)”explaining the Ondel

-ondel miniature craft by an Betawi’s artist who name Jazuri, it’s made from waste

(7)

recycled materials , such as former shuttlecock , patchwork , and other support materials . The technique used is a 3m techniques , namely folding (melipat) , cutting (menggunting), and pasting (menempel) . But in this case , which is used only cutting and pasting techniques , because the technique is only used in paper folding . In terms of visual , the Jazuri’s Ondel-ondel miniature has the same form as the shuttlecock with bright colors that are tailored to the personality of the children . For proportions , this miniature has a considerable size comparison with Ondel-ondel ,

that is 1:25 . If Ondel-ondel has a size of 2.5 m , the Jazuri’s miniature Ondel-ondel

measuring only 10 cm .

(8)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL (Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok)” menjelaskan mengenai kriya miniatur Ondel-ondel karya seorang seniman Betawi bernama Jazuri yang terbuat dari bahan-bahan limbah. Bahan-bahannya yang sangat sederhana tersebut membuat penulis tertarik untuk mengambil miniatur Ondel-ondel sebagai bahan penelitian. Selain itu, teknik dan proses pembuatan turut disertakan guna menambah kelengkapan pengolahan data dan hasil penelitian. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keunikan ide dan gagasan pembuatan kriya miniatur Ondel-ondel Jazuri yang berkembang di daerah Perkampungan Betawi Setu Babakan Depok. Berkembangnya jaman dari masa ke masa membuat kebudayaan Ondel-ondel mengalami pergeseran fungsi dan wujudnya. Ondel-ondel yang semula berfungsi sebagai penolak bala dan pengusir roh-roh jahat membuat wujudnya menjadi terkesan seram. Namun ternyata kesan seram itu terbawa sampai sekarang, meskipun fungsi magisnya sudah hilang. Hal ini menginspirasi Jazuri, seorang pengrajin kriya Betawi untuk membuat Ondel-ondel yang berwujud lucu dengan bentuk kecil, sehingga munculah ide untuk membuat miniatur Ondel-ondel berbahan shuttlecock. Ia berharap lambat laun kesan seram dari wujud Ondel-ondel akan hilang, sehingga banyak orang yang menyukai Ondel-ondel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis fungsi, teknik dan proses pembuatan, serta keadaan visual miniatur Ondel-ondel yang memiliki keunikan tertentu dari segi bahan, bentuk, warna, dan proporsinya. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi ke tempat pembuatan miniatur, studi dokumentasi, dan wawancara.Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi miniatur Ondel-ondel adalah sebagai media pelestarian budaya Betawi khususnya Ondel-ondel kepada anak-anak. Namun ternyata setelah diproduksi, miniatur ini tidak hanya berefek positif kepada anak-anak, tapi juga orang dewasa. Selain sebagai media pelestarian budaya Betawi, miniatur ini juga berfungsi sebagai cinderamata. Dalam segi bahan dan teknik pembuatannya, miniatur shuttlecock ini cenderung menggunakan bahan-bahan dan teknik yang sederhana. Hampir semua bahan yang digunakan adalah bahan-bahan daur ulang, seperti shuttlecock bekas, kain perca, serta bahan-bahan pendukung lain. Teknik yang digunakan adalah teknik 3m, yakni melipat, menggunting, dan menempel. Namun dalam hal ini, yang digunakan hanya teknik menggunting dan menempel, karna teknik melipat hanya digunakan pada kertas. Dilihat dari segi visualnya, miniatur Ondel-ondel Jazuri memiliki bentuk yang sama dengan shuttlecock dengan warna-warna cerah yang disesuaikan dengan kepribadian anak-anak. Untuk proporsi, miniatur ini memiliki perbandingan ukuran yang cukup jauh dengan Ondel-ondel, yakni 1:25. Jika Ondel-ondel memiliki ukuran 2,5 m, maka miniatur Ondel-ondel Jazuri hanya berukuran 10 cm.

(9)

DAFTAR ISI

6. Industri Kriya di Indonesia……….. 36

C. Miniatur ..……… 40

c. Hukum Penyusunan (Azas Desain/Rupa)……..……… 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 64

A. Waktu dan Lokasi Penelitian……… 64

B. Pendekatan dan Metode Penelitian……..……… 65

(10)

D. Teknik Pengumpulan Data .……….……… 69

E. Teknik Analisis Data …...……… 74

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………..……….. 76

A. HASIL PENELITIAN ……..……… 76

1. Gambaran Umum Perkampungan Betawi Setu Babakan ...… 76

a. Perkampungan Betawi Setu Babakan …….………. 76

b. Kesenian Betawi di Setu Babakan ...……… 81

c. Kesenian Ondel-ondel dan Perkembangannya di Setu Babakan.………...… 84

2. Gambaran Kriya Miniatur Ondel-ondel Jazuri di Setu Babakan ……….. 88

a. Profil Jazuri (Kriyawan Miniatur Ondel-ondel) ……….. 88

b. Fungsi Kriya Miniatur Ondel-ondel Jazuri ……… 93

c. Proses Pembuatan Miniatur Ondel-ondel Jazuri …..…… 97

1) Alat dan Bahan ……… 97

2) Teknik Pembuatan …….……… 105

d. Visualisasi Miniatur Ondel-ondel Jazuri …..……… 120

e. Pemasaran dan Harga Jual Miniatur Ondel-ondel Jazuri 120 f. Perkembangan Kriya Miniatur Ondel-ondel Jazuri ……. 121

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara kodrati, manusia dianugerahi akal dan pikiran yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk lain. Akal dan pikiran tersebut merupakan modal awal dari terbentuknya suatu budaya. Sedangkan budaya adalah karakter dari suatu bangsa. Hal tersebut mengartikan bahwa budaya bukan hanya mencakup suatu benda, namun budaya juga mencakup adat istiadat dan interaksi antar manusia.

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi. Hal ini diakibatkan letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sehingga memunculkan berbagai jenis suku bangsa. Suku bangsa-suku bangsa tersebutlah yang kemudian menciptakan kebudayaan. Namun meskipun memiliki suku bangsa dan kebudayaan yang beragam, bangsa Indonesia memiliki alat pemersatu bangsa sehingga tidak mudah terpecah belah bernama “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Kebudayaan dapat berkembang secara bertahap. Hal ini terjadi diakibatkan adanya budaya luar yang masuk dan secara tidak langsung mempengaruhi kebudayaan tersebut, sehingga lambat laun kebudayaan tersebut akan berubah. Seperti yang dikemukakan oleh Kuntjara (2006:9) bahwa : kebudayaan berubah untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah. Kebudayaan suatu masyarakat mudah beradaptasi dengan munculnya kebudayaan lain atau bila mengalami benturan dengan budaya asing.

(12)

2

Jakarta dan sekitarnya. Pergerakan masyarakat Betawi dari pusat ke daerah-daerah pinggiran metropolitan Jakarta tidak terlepas dari perkembangan Jakarta sebagai jantung Republik Indonesia, perkembangan yang menimbulkan berbagai akibat di berbagai sendi kehidupan masyarakat Betawi.

Masyarakat Betawi memiliki nilai-nilai kesenian yang tinggi. Salah satu keseniannya yang terkenal hingga saat ini dan menjadi salah satu ikon kota Jakarta adalah Ondel - ondel. Ondel - ondel sendiri dulunya dibuat dengan tujuan untuk mengusir roh-roh jahat yang ada di daerah atau tempat tinggal mereka, tergambar dari wajah dan wujud Ondel ondel yang dibuat menyeramkan. Namun sekarang keberadaannya berbeda, bukan lagi sebagai pengusir roh-roh jahat, tapi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat untuk mengisi acara-acara seperti sunatan, perkawinan, karnaval, atau ulang tahun kota Jakarta.

Keindahan Ondel - ondel dapat dibuktikan dengan ketertarikannya turis-turis lokal atau mancanegara terhadap boneka besar tersebut. Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa “belum lengkap ke Jakarta sebelum berfoto atau melihat Ondel - ondel”. Sehingga timbul gagasan dari seorang budayawan Betawi, Jazuri untuk membuat miniatur Ondel - ondel sebagai bingkisan atau oleh-oleh para turis lokal atau mancanegara yang berkunjung ke Jakarta. Bukan hanya melihat atau berfoto, tetapi mereka dapat memiliki Ondel ondel tersebut dengan bentuk yang lebih kecil sehingga mudah untuk dibawa.

(13)

3

bahan-bahan pembuatan yang mudah ditemukan, serta proses pembuatannya yang dapat diikuti oleh semua golongan, turut serta menambah keunikan miniatur Ondel-ondel ini.

Keadaan seperti di atas membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji seputar miniatur Ondel-ondel milik Jazuri ini sebagai bahan untuk penulisan karya ilmiah, terutama dalam hal bahan pembuatan dan visualisasinya. Sehingga penulis mengambil judul PEMANFAATAN BAHAN-BAHAN LIMBAH SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN MINIATUR ONDEL-ONDEL (Studi Kasus Miniatur Ondel-ondel Karya Jazuri Setu Babakan Depok).

Penelitian mengenai miniatur Ondel-ondel ini mendapat sambutan baik dari pemerintah dan masyarakat daerah setempat, Karena, selain dapat mengangkat kembali salah satu nilai-nilai budaya bangsa, juga dapat membuat pengusaha-pengusaha kecil berfikir lebih kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru, sehingga tingkat perekonomiannya semakin meningkat. Kalaupun tidak diteliti, karya miniatur Ondel-ondel akan tetap berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, hanya mungkin yang berbeda adalah perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap karya miniatur tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pandangan di atas, maka penulis akan berusaha mencari sebuah kebenaran jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bahan-bahan limbah apa yang digunakan untuk pembuatan miniatur Ondel-ondel?

2. Bagaimana proses pembuatan miniatur Ondel-ondel Jazuri?

(14)

4

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana teknik dan cara pembuatan miniatur Ondel-ondel Jazuri.

2. Menemukan keunikan gagasan dalam hal bentuk, warna, dan ragam hias kriya miniatur Ondel-ondel Jazuri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat Indonesia

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat melihat betapa indahnya kebudayaan Indonesia, seperti yang bisa kita lihat dari Ondel-ondel sebagai hasil kebudayaan masyarakat Betawi yang masih eksis hingga saat ini. Sehingga masyarakat Indonesia boleh berbangga dengan cara melestarikan budaya tersebut. Miniatur Ondel-ondel salah satu media paling praktis untuk melestarikan budaya Ondel-ondel tersebut diharapkan dapat membuka jalan pikiran masyarakat untuk menciptakan inovasi baru dalam melestarikan kebudayaan daerahnya yang lain selain Ondel-ondel.

2. Bagi Perajin

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan perajin dapat menggali kreatifitasnya menciptakan karya-karya baru untuk diproduksi. Sehingga, Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan beraneka ragam budaya dapat menunjukkan keeksisannya di mata dunia melalui karya-karya bangsanya.

3. Bagi Masyarakat Setu Babakan

(15)

5

kebudayaan Betawi yang ada di tempat tinggalnya minimal dengan cara memproduksi kerajinan tangan seperti yang dilakukan oleh Jazuri, sehingga kebudayaan yang ada di Setu Babakan tidak hilang.

4. Bagi Mahasiswa Seni Rupa

Mahasiswa Seni Rupa dapat menyadari betapa beragamnya budaya Indonesia seperti yang terlihat pada karya Ondel-ondel beserta miniaturnya yang merupakan budaya masyarakat Betawi, sehingga melalui penelitian ini diharapkan mahasiswa Seni Rupa mendapatkan ide/gagasan untuk menciptakan karya-karya baru guna menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.

5. Bagi Diri Sendiri

Penulis dapat mengetahui keadaan visual miniatur Ondel-ondel karya Jazuri dan dapat melihat keunikan dan keindahan bentuknya, sehingga timbul perasaan cinta terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya Ondel-ondel yang merupakan budaya masyarakat Betawi. Dengan kecintaan tersebut, diharapkan penulis dapat lebih memahami dan mendalami arti kebudayaan Indonesia itu sendiri terlebih lagi dapat melestarikan kebudayaan tersebut. Sehingga aset bangsa yang tak ternilai harganya itu tidak akan mudah jatuh ke tangan bangsa lain.

E. Susunan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

(16)

6

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas teori-teori yang relevan dengan topik dan isu penelitian. Teori-teori tersebut diantaranya : tinjauan mengenai masyarakat Betawi dan keseniannya (Ondel-ondel), tinjauan umum kriya, miniatur, limbah, daur ulang, dan tinjauan umum seni rupa.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai waktu dan lokasi penelitian, pendekatan dan metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini mendeskripsikan tentang hasil dan pembahasan penelitian. Di bagian hasil penelitian, dikemukakan mengenai keadaan perkampungan Betawi Setu Babakan beserta keseniannya terutama Ondel-ondel, gambaran kriya miniatur Ondel-ondel karya Jazuri dilihat dari fungsi, proses dan teknik pembuatan, keadaan visual, dan perkembangannya. Sedangkan di bagian pembahasan dipaparkan analisis fungsi, teknik, dan visualisasi miniatur Ondel-ondel Jazuri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu

Penelitian terhadap kriya miniatur Ondel-ondel ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Januari 2014, dimulai dari pembuatan proposal penelitian dan diakhiri dengan penulisan laporan. Diharapkan dengan rentang waktu tersebut, penulis dapat menyelesaikan laporan seoptimal mungkin, sehingga laporan ini kemudian dapat berguna khususnya bagi mahasiswa UPI dan umumnya bagi masyarakat luas.

2. Lokasi

Seperti yang kita ketahui, Ondel-ondel adalah salah satu kesenian masyarakat Betawi yang merupakan suku asli kota Jakarta. Oleh karena itu, Ondel-ondel lahir dan berkembang di kota metropolitan tersebut, begitupun dengan kriya miniaturnya. Miniatur Ondel-ondel ini dihasilkan melalui home industry Jazuri.SE (Bang Jaxc) yang merupakan seniman dan budayawan Betawi. Penelitian kriya

shuttlecock ini dilakukan di tempat tinggal sekaligus bengkel seninya (CITRA

(18)

65

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010, hlm.9).

Penulis melakukan penelitian secara mendalam. Secara mendalam disini yaitu penulis terjun langsung ke lapangan, tidak hanya sebagai pengamat dan peneliti namun juga sebagai “peserta” penelitian. “Peserta” dalam arti penulis ikut serta dalam pembuatan miniatur bersama Jazuri dan masyarakat sekitar yang merupakan anak-anak didik di sanggar seni milik Jazuri, dengan beberapa remaja sekitar tempat tinggal Jazuri. Dengan demikian, selain mendapatkan data dari hasil penelitian, penulis juga mendapatkan pengalaman empiris yang didapat dari masyarakat berbeda karakter dan budaya.

Beberapa ahli diantaranya Creswell, Denzin & Licoln, serta Guba dan Licoln (Herdiansyah, 2010, hlm.10) mengemukakan ciri-ciri penelitian kualitatif yang salah satunya adalah :

Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan konteks dan latar apa adanya atau alamiah (naturalistic), bukan merupakan eksperimen yang dikontrol secara ketat atau memanipulasi variabel. “Haram” hukumnya bagi seorang peneliti kualitatif untuk memanipulasi latar alamiah (lingkungan, situasi kondisi, relasi antar individu, nilai, budaya, pola pikir) yang ada. Biarkan latar tersebut apa adanya karena tugas dari peneliti adalah memotret dan menjabarkan suatu fenomena apa adanya.

(19)

66

Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian dengan mencari data yang sebenar-benarnya tanpa ada manipulasi atau campur tangan penulis terhadap objek penelitian. Kalaupun penulis ikut serta dalam pembuatan miniatur, penulis tidak merubah bentuk asli dari miniatur Ondel-ondel tersebut. Begitupun dengan keadaan latar alamiahnya, penulis hanya menjabarkan keadaan lingkungan dan pola pikir masyarakat tersebut.

Penulis menggunakan beberapa tahapan dalam penelitian. Sesuai dengan sifatnya yang fleksibel, seperti yang dikemukakan Herdiansyah (2010, hlm.12) : “Penelitian kualitatif bersifat fleksibel, tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik pengumpulan data yang direncanakan pada awal penelitian, tetapi dapat berubah di lapangan mengikuti situasi dan perkembangan penelitian.” ,

Dalam melakukan penelitian, penulis tidak terpatok pada tahapan penelitian yang telah dibuat sebelumnya, namun secara spontan sesuai dengan kebutuhan penelitian itu sendiri. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya :

1. Mengangkat permasalahan

Sebelum penelitian, penulis mencari permasalahan yang dapat diangkat menjadi bahan penelitian. Permasalahan yang bersifat unik, menarik, dan dapat bermanfaat jika permasalahan tersebut dikembangkan menjadi bahan penelitian. Setelah menemukan permasalahan, penulis kemudian melakukan penelitian awal, mencari data-data dan sumber yang relevan mengenai permasalahan tersebut. Setelah itu penulis berkonsultasi dengan beberapa dosen dan rekan mahasiswa sampai penulis merasa yakin untuk menetapkan judul dari permasalahan tersebut yang kemudian dilanjutkan kepada tahap berikutnya, yaitu penyusunan proposal.

2. Pengajuan proposal penelitian

(20)

67

3. Mengumpulkan data yang relevan

Setelah mendapat persetujuan mengenai penelitian yang akan dilakukan, penulis kemudian melakukan penelitian ke tempat penelitian dengan maksud mengumpulkan data-data yang relevan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Seperti yang dikatakan Herdiansyah (2010:48) : “Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa kumpulan kata, kumpulan kalimat, kumpulan pernyataan, atau uraian yang mendalam.”

Penulis mengumpulkan data yang kemudian disusun dengan kata-kata dan uraian yang didapatkan dari observasi langsung dengan objek yang diteliti, wawancara dengan beberapa masyarakat dan seniman, beberapa dari buku sumber yang relevan dengan penelitian, dan pengalaman empiris yang didapat oleh penulis selama penelitian.

4. Melakukan analisis data

Analisis data dilakukan setelah data yang relevan diperoleh. Herdiansyah (2010, hlm.48) mengemukakan : “Ada beberapa teknik analisis data dalam penelitian kualitatif yang dapat digunakan, bergantung kepada model apa yang digunakan (grounded theory, case study, phenomenology, ethnography, atau

biography).” Penulis membuat analisis data dengan beberapa tabel dan

diagram yang ditunjang oleh data hasil penelitian. 5. Menemukan jawaban penelitian

(21)

68

C. Instrumen Penelitian

TABEL 3.1

(22)

69

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu (Herdiansyah, 2010, hlm.116).

Sesuai dengan sifat dari penelitian kualitatif yang fleksibel, teknik pengumpulan datanya pun demikian. Penulis tidak terpatok pada teknik pengumpulan data yang direncanakan sebelum penelitian, tapi berjalan sesuai dengan tujuan dan keperluan yang dibutuhkan dalam penelitian.

(23)

70

1. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data melalui beberapa buku, jurnal, artikel, internet, dan lain-lain yang relevan dengan tema dan judul penelitian. Dalam pengumpulan data melalui studi pustaka ini, penulis melakukan kunjungan dan pencarian buku ke beberapa perpustakaan, diantaranya Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BAPUSIPDA), Perpustakaan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Perpustakaan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), dan Perpustakaan Universitas Indonesia. Buku-buku sumber penunjang lain penulis dapatkan dari toko-toko buku dan beberapa dari rekan mahasiswa.

Studi pustaka ini penulis lakukan selama penelitian sampai dengan penulisan laporan. Karena, meskipun penelitian telah selesai dilakukan, penulis merasa kurang optimal jika tidak dibarengi dengan buku penunjang penelitian. Oleh sebab itu, penulis selalu berusaha melengkapi data-datanya dengan memperbanyak buku acuan atau buku penunjang penelitian yang didapat dari hasil studi pustaka ke perpustakaan atau ke toko-toko buku.

2. Observasi

Menurut Banister (1994), observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju (Herdiansyah, 2010, hlm.131).

Menurut Patton (Suharsaputra, hlm.264) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.

(24)

71

mempunyai keandalan yang tinggi karena biasanya peneliti sendiri yang mengamati secara seksama setiap detail objek yang diobservasi.

Penulis melakukan beberapa tahapan dalam melakukan observasi, yaitu : a. Tahap pertama, penulis melakukan kunjungan ke kampung Betawi Setu

Babakan untuk melihat keadaan ligkungannya. Pada tahap ini, penulis juga melakukan tanya jawab terhadap beberapa orang warga mengenai kesenian di Setu Babakan, khususnya Ondel-ondel dan miniaturnya, yang kebetulan pada saat itu banyak pedagang menjual miniatur Ondel-ondel di sekitaran Setu. b. Tahap kedua, penulis mengunjungi tempat pusat kebudayaan Betawi di Setu

Babakan, yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai kesenian Betawi setiap minggunya. Penulis melakukan wawancara singkat dengan salah satu pengurus mengenai keadaan kampung dan kesenian Betawi di Setu Babakan, khususnya kesenian Ondel-ondel.

c. Tahap ketiga, penulis melakukan kunjungan ke rumah Jazuri, yaitu tempat penghasil Ondel-ondel dan miniatur Ondel-ondel (sebelumnya, penulis bertanya kepada masyarakat mengenai siapa penghasil miniatur Ondel-ondel di Setu Babakan). Pada tahap ini, penulis melakukan Tanya jawab seputar Ondel-ondel dan miniatur Ondel-ondel, serta melihat dan melakukan dokumentasi terhadap karya-karya Jazuri yang masih sangat kental dengan adat Betawi.

d. Tahap keempat, penulis melihat dan mempelajari cara-cara pembuatan miniatur Ondel-ondel. Setiap pertemuan dengan Jazuri, penulis selalu menyempatkan untuk mewawancarai beliau (dibarengi dengan dokumentasi) mengenai miniatur Ondel-ondel dan proses pembuatannya, guna melengkapi data untuk kemudian dianalisis menjadi jawaban penelitian.

3. Studi Dokumentasi

(25)

72

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Herdiansyah, 2010, hlm.274).

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengumpulkan beberapa data dari majalah, surat kabar, agenda, dan beberapa dari foto-foto yang menunjang penelitian.

4. Wawancara

Wawancara adalah interaksi yang dilakukan dengan tujuan saling bertukar (informasi, kepercayaan, tanggungjawab, perasaan, motif, aturan). Seperti yang dikemukakan Stewart & Cash (2008) dalam buku Herdiansyah (2010, hlm.118) sebagai berikut.

An interview is interactional because there is an exchanging, or sharing of roles, responsibilities, feelings, beliefs, motives, and information. If one person does all of the talking and the other all of listening, a speech to an audience of one, not an interview,is talking place.

Dalam metode wawancara ini, penulis melakukan beberapa jenis wawancara, yaitu :

a. Wawancara terstuktur

Wawancara terstruktur ini penulis lakukan kepada instansi formal yang menunjang penelitian seperti ketua Kampung Budaya Betawi Setu Babakan, ketua RT dan RW di Desa Srengseng Sawah, dan beberapa instansi formal lain.

Wawancara ini memiliki beberapa ciri sebagai berikut (Herdiansyah, 2010, hlm.122) :

1. Daftar pertanyaan dan kategori jawaban telah disiapkan 2. Kecepatan wawancara terkendali

3. Tidak ada fleksibilitas (pertanyaan atau jawaban)

(26)

73

5. Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena

b. Wawancara semi-terstruktur

Ciri dari wawancara semi terstruktur adalah sebagai berikut (Herdiansyah, 2010, hlm.123) :

1. Pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan 2. Kecepatan wawancara dapat diprediksi

3. Fleksibel, tetapi terkontrol (dalam hal pertanyaan atau jawaban)

4. Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata

5. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena

Wawancara ini penulis lakukan kepada seniman dari miniatur Ondel-ondel (objek penelitian). Pertanyaan yang diajukan beragam, mulai dari yang paling utama yaitu seputar Ondel-ondel dan miniatur Ondel-ondel, hingga segala yang berhubungan dengan kebudayaan Betawi. Pertanyaan wawancara bersifat fleksibel. Pertanyaan yang semula disusun sedemikian rupa kemudian meluas, begitupun dengan jawabannya, namun tetap berada di jalur tema.

c. Wawancara tidak ter-struktur

Wawancara tidak terstruktur memiliki ciri, seperti yang diungkapkan oleh Herdiansyah (2010, hlm.124) sebagai berikut :

1. Pertanyaannya sangat terbuka, jawabannya lebih luas dan bervariasi 2. Kecepatan wawancara sulit diprediksi

3. Sangat fleksibel (dalam hal pertanyaan atau jawaban)

4. Pedoman wawancara sangat longgar urutan pertanyaan, penggunaan kata, dan alur pembicaraan

5. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena

(27)

74

terbuka yang mencakup seputar penelitian, terutama mengenai kesenian Ondel-ondel di Setu Babakan. Wawancara terhadap masyarakat sekitar membuat penulis mengetahui bagaimana adat dan kebiasaan orang-orang Betawi di sekitar Setu Babakan dan bagaimana pentingnya kesenian Betawi khususnya Ondel-ondel bagi mereka.

E. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan kegiatan : (1) pengurutan data sesuai dengan rentang permasalahan atau urutan pemahaman yang ingin diperoleh; (2) pengorganisasian data dalam formasi, kategori, ataupun unit perian tertentu sesuai dengan antisipasi peneliti; (3) interpretasi peneliti berkenaan dengan signifikasi butir-butir ataupun satuan data sejalan dengan pemahaman yang ingin diperoleh; (4) penilaian atas butir ataupun satuan data sehingga membuahkan kesimpulan: baik atau buruk, tepat atau tidak tepat, signifikan atau tidak signifikan (Maryaeni, 2005, hlm.75).

Berikut merupakan tahapan yang diambil dalam menganalisis data :

1. Epoche

Tahap epoche merupakan tahap pengabaran sesuai dengan informasi yang terdapat dalam teks yang terekonstruksikan. Pemahaman informasi tersebut diperoleh melalui pembacaan ulang, penelusuran, dan refleksi pengalaman secara analitik sintetik (Maryaeni, 2005, hlm.76).

Pada tahap epoche, penulis/peneliti melakukan pembacaan ulang, penelusuran, dan refleksi data dari hasil studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga diperolehlah data yang relevan dengan hasil penelitian.

2. Reduksi

Pada tahap reduksi peneliti menyaring representasi makna ataupun informasi yang didapat sesuai dengan lingkup permasalahan yang digarap (Maryaeni, 2005, hlm.76).

(28)

75

dokumentasi yang dikumpulkan dan dirangkum sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3. Strukturasi

Pada tahap strukturasi peneliti mengidentifikasi hubungan komponen yang satu dengan yang lain dalam satuan teksnya, hubungan satuan makna yang satu dengan yang lain dalam satuan teksnya sehingga membentuk satuan pemahaman secara sistematik (Maryaeni, 2005, hlm.76).

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari data penelitian yang telah dibahas di bab sebelumnya. Data-data tesebut berkaitan dengan kriya miniatur Ondel-ondel karya perajin Jazuri yang penulis dapatkan dari beberapa tahap penelitian di tempat tinggalnya daerah Perkampungan Betawi Setu Babakan Depok. Kesimpulan ini berisi ringkasan atau jawaban akhir yang dibahas berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dan hasil dari penelitian mengenai bahan, teknik dan proses pembuatan, serta kajian visual mengenai kriya miniatur Ondel-ondel shuttlecock karya Jazuri, yang akhirnya dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bahan Pembuatan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan selama proses pengerjaan karya ilmiah ini, serta data-data yang telah terkumpul, dapat penuls simpulkan mengenai bahan pembuatan miniatur Ondel-ondel Jazuri. Bahan-bahan pembuatannya terdiri dari bahan-bahan pokok yang merupakan bahan limbah, seperti kok bekas dan kain perca dan bahan-bahan lain sebagai bahan penunjang.

2. Kajian Teknik dan Proses Pembuatan Kriya Miniatur Ondel-ondel Jazuri

(30)

148

Dalam pembuatannya, Jazuri dibantu dengan rekan-rekannya membuat miniatur secara manual dan bertahap. Mulai dari mengumpulkan shuttlecock bekas, sampai pada finishing, yaitu menempelkan hiasan pada miniatur. Meskipun terlihat mudah, namun diperlukan keterampilan khusus serta kesabaran dalam pembuatannya. Tebukti ketika penulis mencoba mempraktekan, meskipun pembuatannya dirasa tidak cukup sulit, namun miniatur yang dihasilkan oleh penulis terlihat berbeda dengan miniatur yang dibuat oleh tangan Jazuri sendiri.

3. Kajian Visual Kriya Miniatur Ondel-ondel Jazuri

a. Bentuk

Bentuk miniatur Ondel-ondel Jazuri masih sangat sederhana, terikat pada bentuk

shuttlecock yang cukup kecil, sehingga mudah dibawa kemanapun. Meskipun

miniatur Ondel-ondel ini merupakan gambaran dari wujud Ondel-ondel, namun wujudnya sangat berbeda dengan wujud Ondel-ondel yang sebenarnya. Ondel-ondel yang terkesan seram, berkebalikan dengan miniatur Ondel-ondel shuttlecock ini yang terkesan lucu dan ramah dengan bibir tersenyum. Hal ini dimaksudkan, agar anak-anak khususnya anak-anak Betawi tidak takut pada sosok Ondel-ondel yang merupakan budaya leluhurnya. Sebaliknya, diharapkan mereka akan menyukai sosok Ondel-ondel setelah diperkenalkannya miniatur Ondel-ondel khas Jazuri.

b. Warna

(31)

149

B. Saran

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama kegiatan penelitian, ditemukan beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan mutu dan perkembangan seni kriya pada umumnya, dan kriya miniatur Ondel-ondel pada khususnya, diantaranya :

1. Setelah tersusunnya karya tulis ini, saya berharap agar masyarakat Indonesia tergerak hatinya untuk terus melestarikan dan memajukan seni kerajinan Indonesia. Karena jika bukan bangsa Indonesia dan para penerusnya, siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa yang sudah susah payah diperjuangkan oleh nenek moyang kita sejak dulu.

2. Untuk miniatur Ondel-ondel, sebaiknya dibuat dengan lebih variatif dan menarik serta pengemasan yang dibuat dengan lebih rapi dan baik. Karena, miniatur Ondel-ondel ini akan terlihat lebih bagus dan tinggi nilainya jika dikemas dengan kemasan yang bagus pula. Selain itu juga dapat meningkatkan nilai jual miniatur. Alasan lain adalah karena miniatur Ondel-ondel ini merupakan hasil dari perkembangan budaya bangsa Indonesia, yaitu Ondel-ondel yang mesti mendapat perawatan layak sebagai wujud kecintaan terhadap tanah air.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Darmaprawira, S. (2002). Warna Teori dan Kreatifitas Penggunaannya. Bandung : ITB

Garha, Oho. (1979). Pendidikan Kesenian SENI RUPA Program Spesialisasi 1. Jakarta : CV. Angkasa.

Garha, Oho. (1990). Berbagai Motif Anyaman. Bandung : ANGKASA.

Garha, Oho dan Idris, Md. (1979). Pendidikan Kesenian SENI RUPA Program

Spesialisasi untuk SPG. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Hamzuri dan Siregar, T.R. (1997). Untaian Manik-manik Nusantara. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Permuseuman.

Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta Selatan : Salemba Humanika.

Jazuri. (2009). “Arga Wana (Betawie of Art)”. Kumpulan makalah Jazuri. Jakarta : tidak diterbitkan.

Jazuri. (2009). “Mengenal secara singkat ONDEL ONDEL”. Kumpulan makalah

Jazuri. Jakarta : tidak diterbitkan.

Joedawinata, A. (2001). “Desain dan Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB”,

Jurnal Seni Rupa. Bandung : ITB.

Jusuf, Herman. (2002). “Wacana Seni Rupa”, Jurnal Seni Rupa dan Desain.

Bandung : STSI.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama (2011).

Kamila, M. dan Marlina. (2011). Kriya Tekstil. Jakarta : Bee Media Pustaka. Kartika, D.S. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung : REKAYASA SAINS. Kartika, D.S. dan Perwira, N.G. (2004). Pengantar Estetika. Bandung : Rekayasa

Sains.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT. Gramedia.

(33)

Kusdiyanto. (2013). Analisis Nilai Tambah Hasil Ikutan Ternak Unggas dalam Membentuk Pendapatan IK (Shuttlecock) di Desa Gadingan, Kecamatan

Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Surakarta : tidak diterbitkan.

Langer, S.K. (2006). Problematika Seni. Bandung : Sunan Ambu Press STSI. Maryaeni. (2005). Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Rasjoyo. (1995). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta : Erlangga.

Sanyoto, S.E. (2009). Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain. Jogjakarta : Jalasutra

Saputra, Adjid. (2005). Pendidikan Seni (Seni Rupa). Bandung : CV. Dwi Tunggal.

Siswoyo, S.W. (1983). Kunjungan ke Jakarta Ibukota-RI. Jakarta : Ikhwan.

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung : PT. Refika Aditama.

Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung : ITB.

Tim Edukatif HTS. (TT). Modul Seni Rupa. Surakarta : CV Hayati Tumbuh Subur.

Titaley, A. (TT). Gambar Suasana. Bandung : SR104.

Wibowo, D.S. dan Widjaya. (2007). Anatomi Tubuh Manusia. Bandung : Graha Ilmu.

Internet :

Hidayat, N. (2012). Teknologi Pemanfaatan Limbah. [Online]. Tersedia: http://lsihub.lecture.ub.ac.id/files/2012/02 [28 Juni 2013]

Google Map [20 Desember 2013]

Gambar

TABEL 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan penyertaan-Nya, sehinggga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan

Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut perlu dikem-bangkan suatu produk instrumen berupa Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dengan model Problem Based Learning

Alasan memilih pengusaha bengkel sepeda motor sebagai obyek dari penelitian ini adalah karena sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian dengan topik serupa, sehingga

Hasil penelitian mengungkapkankan bahwa novel “Amelia” karya Tere Liye dan “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer, terdapat perbandingan tokoh perempuan yang dilihat

Selama mengikuti program S3, penulis mendapatkan penghargaan dari Dekan Sekolah Pascasarjana IPB berupa Piagam Prestasi Akademik Gemilang dengan IPK 4,0 pada semester I dan II,

Berdasarkan hasil penelitian pemberin serbuk ekstrak rosela I dosis 40,5 mg/KgBB KgBB dapat mempertahankan fungsi sistem imun pada tikus Sprague Dawley dengan peningkatan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat dari penerapan bermain kreatif terhadap minat belajar anak usia 5-6 tahun.. Kata kunci: Metode bermain kreatif, minat belajar,

Botoh politik tersebut merupakan jaringan dari Bapak Dasar yang merupakan tokoh masyarakat yang berpengaruh di kabupaten Tulungagung, selain mempunyai modal kapital