iv ABSTRAK
ANGKA KEJADIAN SIFILIS PADA PENYUMBANG DARAH DI PMI KOTA BANDUNG PERIODE TAHUN 2012 – 2013
Reshiane Carnella Rashid, 2013.
Pembimbing : Freddy T. Andries., dr.,MS
Latar belakang Sifilis adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan bakteri Treponema pallidum subspesies pallidum yang berasal dari famili
Spirochaetaceae. Transmissinya melalui kontak seksual dengan lesi infeksi, dari
ibu ke anak in utero, dapat pula melalui transfusi produk darah. Setiap tahun, jutaan orang terekspos sifilis melalui transfusi darah yang tidak aman. Sifilis masih merupakan masalah kesehatan di dunia. WHO mengestimasikan terjadi 12 juta kasus baru tiap tahunnya dengan lebih dari 90 persen terjadi di negara berkembang.
Tujuan penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahu angka kejadian sifilis pada penyumbang darah di Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013.
Metode penelitian Survei deskriptif dengan cara mengumpulkan data secara retrospektif. Data diambil dari bagian laboratorium skrining Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013.
Hasil penelitian Didapatkan hasil reaktif sifilis sebanyak 758 orang yaitu 0,71% dari total penyumbang darah periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013. Pada data didapatkan kasus reaktif sifilis terbanyak pada golongan usia 41-50 tahun sebanyak 243 orang atau 32,06% dari total jumlah reaktif sifilis dengan kasus terbanyak pada jenis kelamin pria sebanyak 610 orang atau 80,4% dari total jumlah reaktif sifilis.
Kesimpulan Pada data yang diambil di Palang Merah Indonesia kota Bandung didapatkan 758 orang reaktif sifilis yaitu 0,71% dari total penyumbang darah pada periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013 dengan kasus terbanyak pada jenis kelamin pria, kelompok usia 41-50 tahun..
Kata Kunci : angka kejadian, sifilis, donor darah, PMI, kota bandung
v ABSTRACT
NUMBER OF SYPHILIS INCIDENCE AMONG BLOOD DONORS AT
BANDUNG’S INDONESIAN RED CROSS OF PERIODS 2012 – 2013
Reshiane Carnella Rashid, 2013.
Tutor : Freddy T. Andries., dr.,MS
Background Syphilis is an infectious systemic disease that is caused by
bacteria called Treponema pallidum subspecies pallidum that belongs to the family Spirochaetaceae. It’s transmission is through sexual contact with an infectious lesion, mother to foetus in utero, also through blood transfusion. Every year millions of people are risked to get exposed to syphilis through unsafe blood transfusions. Syphilis is still a global health issue. WHO estimates 12 million new cases every year with more than 90 precent of cases in developing countries.
Objective to find out the number incidence of syphilis among the blood donors at Bandung’s Indonesian Red Cross during the period May 2012 to of May 2013.
Method The research is a descriptive survey and the data is gained retrospectively. The data is taken from Bandung’s Indonesian Red Cross screening laboratory of periods May 2012 to May 2013.
Result The data showed the amount of syphilis reactive donors are as many
as 758 people which is 0.71% of the total amount of blood donors through the periods May 2012 – May 2013. The data shows the highest amount of syphilis reactive cases among blood donors are of the age group 41-50 years as many as 243 people or 32.06% of the total syphilis reactive donors and the highest amount are among men as many as 610 people or 80,4% of the total syphilis reactive blood donors.
Conclusion The data that was taken from Bandung’s Indonesian Red Cross
Laboratory of screening shows the total amount of syphilis reactive as many as 758 cases which is 0,71% of the total amount of blood donors through periods of May 2012 – May 2013 whereas the largest amount of cases are among men of age group 41-50 years.
Key words : number of incidence, syphilis, blood donors, Indonesian Red Cross,
viii DAFTAR ISI
JUDUL DALAM... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 3
1.4 Manfaat Penelitian... 3
1.5 Landasan Teori... 4
1.6 Metodologi Penelitian... 4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1 Mikrobiologi... 6
2.1.1 Taksonomi... 6
2.1.2 Morfologi Treponema pallidum, subspesies pallidum... 6
2.1.2.1Struktur Antigenik Treponema pallidum... 7
2.2 Definisi... 7
2.3 Sinonim... 7
2.4 Etiologi... 7
2.5 Epidemiologi... 8
ix
2.7 Patologi... 10
2.7.1 Patogenesis... 10
2.7.2 Gejala Klinis... 12
2.8 Diagnosis Sifilis... 20
2.8.1 Pemeriksaan Treponema pallidum... 20
2.8.2 T.S.S... 20
2.8.3 Pemeriksaan yang Lain... 22
2.9 Pencegahan... 22
2.10 Pengobatan... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 26
3.1 Bahan Penelitian/ Subjek Penelitian... 26
3.1.1 Bahan Penelitian... 26
3.1.2 Subjek Penelitian... 26
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 26
3.2 Metode Penelitian... 26
3.2.1 Desain Penelitian... 26
3.2.2 Besar Sampel Penelitian... 27
3.2.3 Prosedur Kerja... 27
3.2.4 Cara Pemeriksaan... 27
3.2.5 Metode Analisis... 27
BAB IV HASIL... 28
4.1 Subjek Penelitian... 28
4.2 Hasil Penelitian... 29
BAB V PEMBAHASAN... 32
5.1 Pembahasan... 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 34
6.1 Kesimpulan... 34
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Stadium, Waktu Perjalanan, dan Manifestasi Sifilis Tabel 2.2 Pengobatan Sifilis
Tabel 2.3 Pengobatan Sifilis pada Pasien Alergi Penisilin Tabel 4.1 Hasil Uji Saring Sifilis Tahun 2012-2013
Tabel 4.2 Data Reaktif Sifilis di Palang Merah Indonesia Kota Bandung Tahun 2012-2013 Menurut Kelompok Usia
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Treponema pallidum dengan direct immunofluorescence Gambar 2.2 Epidemiologi Sifilis pada tahun 1999
Gambar 2.3 Chancre pada sifilis primer
Gambar 2.4 Erupsi papuloskuamous pada trunkus
Gambar 2.5 Papul yang disertai skuama pada telapak tangan pada penderita sifilis sekunder
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Permohonan Izin Pengambilan Data Karya Tulis Ilmiah di Palang Merah Indonesia kota Bandung
2. Lampiran Hasil Skrining Sifilis di Palang Merah Indonesia kota Bandung periode Mei 2012 – Mei 2013
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Setiap tahun, jutaan orang terekspos risiko penyakit mematikan melalui transfusi darah yang tidak aman. Pada database global, skrining tidak dilakukan untuk penyakit dengan transmisi melalui darah pada 6 juta dari 81 juta unit darah yang diambil tiap tahunnya di 178 negara.
Darah yang disumbang, ditest dengan metode yang bermacam-macam, tetapi yang di rekomendasikan WHO adalah skrining untuk empat penyakit ini: Hepatitis B Surface Antigen, antibodi hepatitis C, antibodi HIV, dan tes serologis untuk sifilis. WHO melaporkan pada tahun 2006 bahwa 56 dari 124 negara yang disurvey, tidak menggunakan tes ini pada semua donasi darah. (J, 2011)
Sifilis adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan bakteri Treponema
pallidum subspesies pallidum, umumnya merupakan penyakit menular seksual
dan memberi gambaran penyakit aktif yang diselingi periode laten. Pada sepertiga kasus yang tidak ditangani ditemukan stadium tertier dengan gambaran penyakit progresif destruktif mukokutaneus, muskuloskeletal, atau lesi parenkimal; aortitis; atau penyakit symptomatic central nervous system (CNS). Hampir semua kasus sifilis didapatkan melalui kontak seksual dengan lesi infeksi sisanya didapatan melalui infeksi in utero, transfusi darah, dan transplantasi organ (Lukehart, 2010).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Wabah penyakit sifilis dapat menular lewat kontak langsung dengan pengidap lewat alat kelamin, khususnya saat berhubungan badan (Saptohutomo, 2012). Kemungkinan tertular sifilis dari penderita sifilis stadium dini melalui unprotected sex (tidak mengenakan kondom) antara 30-50% (Frey, 2005).
2
akhirnya mencapai sukses setelah perang dunia ke-2 dengan ditemukan antibiotik. Pada saat itu, jumlah kasus menurun (Frey, 2005).
Sifilis masih merupakan masalah kesehatan di dunia. WHO mengestimasikan 12 juta kasus baru tiap tahunnya dengan lebih dari 90 persen terjadi di negara berkembang. Sifilis jarang terdapat pada negara maju, penyakit ini sering terdapat di negara berkembang dengan prevalensi yang dapat mencapai 25 persen pada penyumbang darah (Tagny, 2011). Survei yang dilakukan WHO di Eropa pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka sifilis pada pria berkisar antara 0,3 sampai dengan 94,4 kasus per 100,00 penduduk pria dan pada wanita berkisar antara 0,1 sampai dengan 70,7 per 100,000 penduduk wanita (Newman et al., 2013).
Penelitian yang dilakukan di Nigeria menunjukan prevalensi sifilis sebanyak 7,5% dengan kasus terbanyak pada usia 28-37 tahun (NWANKWO et al., 2012).
Daerah yang mempunyai tingkat penularan sifilis tertinggi ialah sub-Sahara Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara (Lukehart, 2008).
The China Daily, mengutip keterangan dari Menteri Kesehatan Cina
menyebutkan angka penularan dari ibu ke anak melonjak hingga 57 kasus per 100.000 kelahiran antara tahun 2003-2008 dari sebelumnya yang 7 kasus per 100.000 kelahiran. Salah satu laporan yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menyebutkan tiap jam lahir satu bayi yang terinfeksi sifilis akibat penularan suami kepada istrinya. Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan (Anna, 2010).
3
1.2Identifiasi Masalah
Bagaimana angka kejadian penyakit sifilis pada penyumbang darah di Palang Merah Indonesia kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan 31 Mei 2013
Pada usia berapa angka kejadian tertinggi sifilis pada penyumbang darah di Palang Merah Indonesia kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013
Pada jenis kelamin apa angka kejadian sifilis tertinggi pada penyumbang darah di Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui angka kejadian sifilis di Palang Merah Indonesia Kota Bandung
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui angka kejadian sifilis pada penyumbang darah di Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana angka kejadian siflis pada penyumbang darah di Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013
4
1.5Landasan Teori
Sifilis disebabkan oleh spirochete Treponema pallidum. Transmissinya melalui kontak seksual dengan lesi infeksi, dari ibu ke anak in utero, melalui transfusi produk darah, dan terkadang melalui lesi infeksi yang berkontak dengan luka pada kulit. Apabila tidak diobati, penyakit ini akan melewati empat tahapan: primer, sekunder, laten, dan tertier. Sifils mempunyai banyak gejala klinis dan dapat menyerupai banyak penyakit infeksi juga immune-mediated proscesses pada tahapan advans (Euerle, 2012).
Penyakit sifilis tidak bisa diabaikan, karena merupakan penyakit berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua alat tubuh, seperti kerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat juga menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang bisa menyebabkan penyakit bawaan dan kematian (Septian, 2010).
Insidensi penyakit sifilis ini dipengaruhi oleh pengobatan penyakit dan perbaikan sosioekonomi. Sifilis paling sering dijumpai pada usia 20-30 tahun. Di Indonesia, prevalensi sifilis terlihat menurun sejak dilakukannya program pemberantasan sifilis yang dimulai tahun 1957 berupa pelaksanaan Regular Mass
Treatment (RMT) pada Pekerja Seks Komersil. Namun karena RMT sudah
dihentikan maka ada kemungkinan terjadi peningkatan kembali (Partogi, 2008).
1.6Metodologi Penelitian
5
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : penelitian dilakukan di Palang Merah Indonesia Kota Bandung
32 BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di PMI kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013 didapatkan jumlah reaktif sifilis sebanyak 758 orang atau 0,71 persen. Menurut hasil Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Kementrian Kesehatan yang dilakukan di Jakarta Utara tahun 2009 angka kejadian sifilis bervariasi antara 1 persen sampai dengan 15 persen (Maryati, 2011). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tagny, pada tahun 2011 menunjukkan prevalensi di negara berkembang dapat mencapai 25 persen pada penyumbang darah (Tagny, 2011), tetapi prevalensi ini dapat bervariasi disuatu daerah dibandingkan dengan daerah lainnya. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitan yang dilakukan sebelumnya dapat dikarenakan metode penelitian yang berbeda, program-program pemerintahan seperti survei skrining penyakit menular seksual yang tidak dilakukan di Indonesia. Hasil penelitian ini hanya dapat digunakan sebagai gambaran perkiraan sifilis di kota Bandung.
33
47
RIWAYAT HIDUP
Nama : Reshiane Carnella Rashid
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta/ 1 Desember 1992
Alamat : Villa Istana Bunga, Blok D2-1, Bandung
Email : reshiane.cr@gmail.com
Riwayat Pendidikan : 2004 Lulus Elementary School Bandung Alliance International School
2007 Lulus SMP Negeri 15 Bandung 2010 Lulus SMA Negeri 3 Bandung
Angka Kejadian Sifilis Pada Penyumbang Darah Di PMI Kota Bandung Periode Tahun 2012-2013
Reshiane Carnella Rashid1, Freddy Tumewu Andries2
1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung 2. Bagian Ilmu Patologi Anatomi, Universitas Kristen Maranatha Bandung Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
Abstrak
Latar belakang Sifilis adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan bakteri Treponema pallidum subspesies pallidum yang berasal dari famili Spirochaetaceae. Transmissinya melalui kontak seksual dengan lesi infeksi, dari ibu ke anak in utero, dapat pula melalui transfusi produk darah. Setiap tahun, jutaan orang terekspos sifilis melalui transfusi darah yang tidak aman. Sifilis masih merupakan masalah kesehatan di dunia. WHO mengestimasikan terjadi 12 juta kasus baru tiap tahunnya dengan lebih dari 90 persen terjadi di negara berkembang.
Tujuan penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahu angka kejadian sifilis pada
penyumbang darah di Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013.
Metode penelitian Survei deskriptif dengan cara mengumpulkan data secara retrospektif. Data diambil dari bagian laboratorium skrining Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013.
Hasil penelitian Didapatkan hasil reaktif sifilis sebanyak 758 orang yaitu 0,71% dari total penyumbang darah periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013. Pada data didapatkan kasus reaktif sifilis terbanyak pada golongan usia 41-50 tahun sebanyak 243 orang atau 32,06% dari total jumlah reaktif sifilis dengan kasus terbanyak pada jenis kelamin pria sebanyak 610 orang atau 80,4% dari total jumlah reaktif sifilis.
Kesimpulan Pada data yang diambil di Palang Merah Indonesia kota Bandung didapatkan 758 orang reaktif sifilis yaitu 0,71% dari total penyumbang darah pada periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013 dengan kasus terbanyak pada jenis kelamin pria, kelompok usia 41-50 tahun..
Kata Kunci : angka kejadian, sifilis, donor darah, PMI, kota bandung
Abstract
Background Syphilis is an infectious systemic disease that is caused by bacteria called
Treponema pallidum subspecies pallidum that belongs to the family Spirochaetaceae. It’s
transmission is through sexual contact with an infectious lesion, mother to foetus in utero, also through blood transfusion. Every year millions of people are risked to get exposed to syphilis through unsafe blood transfusions. Syphilis is still a global health issue. WHO estimates 12 million new cases every year with more than 90 precent of cases in developing countries.
Objective to find out the number incidence of syphilis among the blood donors at Bandung’s
Indonesian Red Cross during the period May 2012 to of May 2013.
Method The research is a descriptive survey and the data is gained retrospectively. The data
is taken from Bandung’s Indonesian Red Cross screening laboratory of periods May 2012 to May
Result The data showed the amount of syphilis reactive donors are as many as 758 people which is 0.71% of the total amount of blood donors through the periods May 2012 – May 2013. The data shows the highest amount of syphilis reactive cases among blood donors are of the age group 41-50 years as many as 243 people or 32.06% of the total syphilis reactive donors and the highest amount are among men as many as 610 people or 80,4% of the total syphilis reactive blood donors.
Conclusion The data that was taken from Bandung’s Indonesian Red Cross Laboratory of
screening shows the total amount of syphilis reactive as many as 758 cases which is 0,71% of the total amount of blood donors through periods of May 2012 – May 2013 whereas the largest amount of cases are among men of age group 41-50 years.
Key words : number of incidence, syphilis, blood donors, Indonesian Red Cross, Bandung
PENDAHULUAN
Sifilis adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan bakteri
Treponema pallidum subspesies
pallidum. Sifilis masih merupakan
masalah kesehatan di dunia. WHO mengestimasikan 12 juta kasus baru tiap tahunnya dengan lebih dari 90 persen terjadi di negara
berkembang.. Penyakit ini sering terdapat di negara berkembang dengan prevalensi yang dapat mencapai 25 persen pada penyumbang darah (1).
TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui angka kejadian sifilis pada penyumbang darah di Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai denga Mei 2013
BAHAN DAN SUBJEK PENELITIAN
Bahan penelitian menggunakan data sekunder hasil reaktif uji saring sifilis pada darah dari laboratorium skrining Palang Merah Indonesia Kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013. Subjek penelitian adalah data penyumbang darah di Palang Merah Indonesia Kota Bandung yang terdeteksi
menderita sifilis pada periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Hasil Uji Saring Siflis Tahun 2012-2013 BULAN JUMLAH PENYUMB ANG DARAH SAMPEL REAKTIF SIFILIS JUMLAH REAKTIF SIFILIS (%)
MEI 2012 8563 34 0,39
JUNI 2012 7746 83 1,07
JULI 2012 8681 61 0,70
AGUSTUS 2012
6170 59 0,96
SEPTEMBER 2012
11475 88 0,77
OKTOBER 2012
8854 55 0,62
NOVEMBER 2012 DESEMBER 2012
9195 64 0,69
JANUARI 2013
8293 60 0,73
FEBUARI 2013
7692 45 0,59
MARET 2013 10664 78 0,73
APRIL 2013 9438 63 0,67
MEI 2013 9771 68 0,69
TOTAL 106542 758 0,71
periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013 yang reaktif sifilis adalah 0,71 persen (yaitu hasil perhitungan dengan membandingkan jumlah total hasil reaktif sifilis dengan total penyumbang darah pada periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013). Pada hasil penelitian tidak terdapat
data pada bulan November
dikarenakan hilangnya data dari pihak PMI.
Tabel 4.2 Data Reaktif Sifilis di
Palang Merah Indonesia Kota
Bandung Tahun 2012-2013 Menurut Kelompok Usia Kelompok Usia (tahun) Jumlah Reaktif Sifilis Persentase (%)
17-30 187 24,67
31-40 155 0,34
41-50 243 32,06
51-60 143 18,87
>60 30 3,95
total 758 100,00
Hasil penelitian menunjukkan kelompok usia yang paling banyak menderita sifilis adalah kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 243 orang atau 32,06 persen (yaitu hasil
perhitungan dengan
membandingkan jumlah reaktif
sifilis pada kelompok usia tersebut dengan total jumlah reaktif sifilis pada periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013).
Tabel 4.3 Data Reaktif Sifilis di
Palang Merah Indonesia Kota
Bandung Tahun 2012-2013 Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Reaktif Sifilis Persentase (%)
Pria 610 80,47
Wanita 148 19,53
Total 758 100,00
Bedasarkan data didapatkan
jumlah penderita pria lebih banyak daripada wanita yaitu jumlah kasus pada pria sebanyak 610 atau 80,47 persen (yaitu hasil perhitungan dengan membandingkan jumlah reaktif sifilis pada pria dengan total jumlah reaktif sifilis pada periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013) sedangkan pada wanita sebanyak 148 atau 19,53 persen (yaitu hasil
perhitungan dengan
membandingkan jumlah reaktif
sifilis pada wanita dengan total jumlah reaktif sifilis pada periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013)
. Menurut hasil Surveilans
Terpadu Biologis dan Perilaku
Kementrian Kesehatan yang
dilakukan di Jakarta Utara tahun 2009 angka kejadian sifilis bervariasi antara 1 persen sampai dengan 15
persen (2). Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Tagny, pada tahun 2011
menunjukkan prevalensi di negara berkembang dapat mencapai 25 persen pada penyumbang darah (1), tetapi prevalensi ini dapat bervariasi
disuatu daerah dibandingkan
berbeda, program-program pemerintahan seperti survei skrining penyakit menular seksual yang tidak dilakukan di Indonesia. penelitian yang dilakukan di Nigeria oleh Nwankwo et al pada tahun 2012 yang menunjukan jumlah terbanyak pada usia 28-37 tahun (3). Perbedaan ini dapat disebabkan kecenderungan dalam penyimpangan seksual di Nigeria lebih tinggi pada usia yang lebih muda. Pada hasil penelitian golongan usia ke dua tertinggi adalah usia 17-30 tahun yaitu sebanyak 24,67 persen dari total jumlah reaktif sifilis. Penelitian yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2012 menunjukkan angka kejadian yang lebih banyak terjadi pada pria
dibanding wanita (4). Hal
dipengaruhi oleh kehidupan sosial,
pergaulan, kebiasaan dan
penyimpangan seksual yang lebih
banyak terjadi pada pria
dibandingkan wanita.
KESIMPULAN
Pada data hasil skrining sifilis di PMI kota Bandung periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013 didapatkan terbanyak pada kelompok usia 41-50 tahun, jenis kelamin laki-laki. Rata-rata hasil skrining reaktif sifilis Periode Mei 2012 sampai dengan Mei 2013 adalah 0,71 persen.
SARAN
Diadakannya penyuluhan dan
penerangan dari Dinas Kesehatan dan jajarannya pada masyarakat umum mengenai sifilis. Dilakukan pemeriksaan skrining massal secara periodik dari Dinas Kesehatan
dengan bantuan PMI kepada
seluruh masyarakat Indonesia.
Adanya surat rujukan dan
pemberitahuan dari PMI untuk pemeriksaan lanjutan pada orang yang hasil skrining darah reaktif sifilis dan pencatatan data yang lebih terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tagny, Claude Tayou. Syphilis and Blood Safety in Developing Countries. [Online] 2011. [Cited: Febuary 2, 2013.] http://www.intechopen.com/books/sy philis-recognition-description-and- diagnosis/syphilis-and-blood-safety-indeveloping-.
2. Maryati. Perempuan-perempuan di Kelam Malam. [Online] 2011. [Cited: January 12, 2013.]
http://oase.kompas.com/read/2011/02
/16/0805460/Perempuan-perempuan.di.Kelam.Malam..
3. NWANKWO, Emmanuel, et al., et al. Seroprevalence of major blood-bourne infections among blood donors on Kano, Nigeria. [Online] 2012. [Cited: Januari 10, 2013.]
http://journals.tubitak.gov.tr/medical/ issues/sag-12-42-2/sag-42-2-20-1009-1176.pdf,.
4. Newman, Lori, et al., et al. Baseline Report on Global Sexually Transmitted Infection Surveilance 2012. World Health Organization. [Online] 2013. [Cited: September 30, 2013.]
http://apps.who.int/iris/bitstream/106 65/85376/1/9789241505895_eng.pdf.
http://internasional.kompas.com/read /2010/06/14/15191148/Infeksi.Sifilis.N aik.30.Persen.Per.Tahun.
6. Lukehart, Sheila A. Harrison's Principles of Internal Medicine. [book auth.] Anthony S Fauci, et al., et al. 17th. s.l. : McGraw Hill, 2008, 162, p. 1039.
7. —. Harrison's Infectious Diseases. [ed.] Dennis L Kasper and Anthony S Fauci. New York : McGraw Hill, 2010. p. 644.
8. Lukehart, S A and Ho, E L. Syphilis : using modern approaches to understand an old disease. EBSCOhost. [Online] December 1, 2011. [Cited: January 25, 2013.]
http://search.ebscohost.com/login.aspx ?direct=true&db=mnh&AN=22133883& site=ehost-live.
9. Levinson, Warren. Review of Medical Microbiology and Immunology. 10th. s.l. : McGraw-Hill by Appleton & Lange, 2008. pp. 173-175.
10. Kumar, Vinay, Cotran, Ramzi S and Robbins, Stanley L. Buku Ajar Patologi.
7th. Jakarta : EGC, 2004. pp. 750-753. Vol. 2.
11. Kayser, F H, et al., et al. Medical Microbiology. New York : Theime Stuttgart, 2005. p. 320.
12. Jawetz, Melnick and Adelberg.
Medical Microbiology. 24th. s.l. : The McGraw-Hill Companies, 2007.
13. J, N Am. Survival of Treponema pallidum in banked blood for prevetion of Syphilis transmission. NCBI. [Online] July 3, 2011. [Cited: Febuary 2013, 2013.] http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art icles/PMC3336882/.
14. Guyton, Arthure Cliffton and Hall, John E. Human Physiology. 3. New York : Elsevier, 2012.
15. Gerbase, Antonio, et al., et al. Global burden of Sexually Transmitted Diseases (excluding HIV) in year 2000. [Online] August 15, 2006. [Cited: January 17, 2013.]
http://www.who.int/healthinfo/statist ics/bod_sexuallytransmitteddiseasesoth erthanHIVAIDS.pdf.
16. Frey, Rebecca J. The Gale Encyclopedia of Alternative Medicine. [ed.] Jacqueline L Longe. 2nd. s.l. : Gale , 2005. pp. 1963-1964. Vol. 4.
17. Fahyudin, Muhammad. Sifilis. [Online] May 17, 2010. [Cited: January 17, 2013.]
http://www.scribd.com/doc/32102502 /Referat-Sifilis.
18. Euerle, Brian. Syphilis. Medscape.
[Online] Januray 6, 2012. [Cited: Febuary 02, 2013.]
http://emedicine.medscape.com/article /229461-overview.
19. Djuanda, Adhi, Hamzah, Mochtar and Aisah, Siti. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. 6. Jakarta : Badan penerbit FKUI, 2010.
20. Boon, N A, Cumming, A D and John, G. Davidson's Principles and Practice of Medicine. 20th. s.l. : Elsevier, 2007.
21. Beusenbergm. Global HIV/AIDS Response. www.who.int. [Online] World Health Organization, 2011. [Cited: January 17, 2013.]
22. Arend, et al., et al. Cecil Medicine.
23rd. s.l. : Saunders, Elsevier Inc., 2007.
23. Stoner, Bradley and Rother, Deloris. http://www.cdc.gov/std/training/std1
01/presentations-2012/STD-Epidemiology.pdf. [Online] March 12, 2012. [Cited: July 5, 2013.]
http://www.cdc.gov/std/training/std1
01/presentations-2012/STD-Epidemiology.pdf.
24. Septian, Anggri. Sifilis Sebabkan Kelainan Gigi dan Mulut. [Online] 2010. [Cited: January 17, 2013.]
http://www.scribd.com/doc/89560656 /MAKALAH-SIFILIS.
25. Saptohutomo, Aryo Putranto. Penyebaran Sipilis Hentikan Industri Pornografi Amerika. [Online] 2012. [Cited: January 8, 2013.]
http://www.merdeka.com/dunia/pen yebaran-sipilis-hentikan-industri-pornografi-amerika.html, 2012, 8 Januari 2013.
26. Partogi, Donna. EVALUASI BEBERAPA TES TREPONEMAL TEHADAP SIFILIS. repository usu.
[Online] 2008. [Cited: Febuary 3, 2013.] http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/3402/1/08E00859.pdf.
27. Mattei, P L, et al., et al. Syphilis : a reemerging infection. EBSCO host.
[Online] September 1, 2012. [Cited: January 25, 2013.]
http://search.ebscohost.com/login.aspx ?direct=true&db=mnh&AN=22963062& site=ehost-live.
28. Studi Tatalaksana Skrining HIV di PMI kota Bandung Tahun 2007. Yosi, Anne ancine. 2007, pp. 49-50.
29. WHO. Global Prevalence and Incidence of Selected Curable Sexually Transmitted Infections. WHO. [Online] [Cited: July 5, 2013.]
http://www.who.int/hiv/pub/sti/wh o_hiv_aids_2001.02.pdf.
30. Wells, Barbara G, et al., et al.
Pharmacotherapy Handbook. 6th. s.l. : McGraw-Hill, 2006.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anna, L. K. (2010). Infeksi Sifilis Naik 30 persen per tahun. Retrieved January 8, 2013, from
http://internasional.kompas.com/read/2010/06/14/15191148/Infeksi.Sifilis. Naik.30.Persen.Per.Tahun
Arend, Armitage, Clemmons, Drazen, Griggs, & La Russo. (2007). Cecil
Medicine (23rd ed.). USA: Saunders, Elsevier Inc.
Beusenbergm. (2011). Global HIV/AIDS Response. (World Health Organization) Retrieved January 17, 2013, from www.who.int:
http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789241502986_eng.pdf Boon, N. A., Cumming, A. D., & John, G. (2007). Davidson's Principles and
Practice of Medicine (20th ed.). Elsevier.
Djuanda, A., Hamzah, M., & Aisah, S. (2010). ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN (6 ed.). Jakarta: Badan penerbit FKUI.
Euerle, B. (2012, Januray 6). Syphilis. (B. A. Cunha, Editor) Retrieved Febuary 02, 2013, from Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/229461-overview
Fahyudin, M. (2010, May 17). Sifilis. Retrieved January 17, 2013, from http://www.scribd.com/doc/32102502/Referat-Sifilis
Frey, R. J. (2005). The Gale Encyclopedia of Alternative Medicine (2nd ed., Vol. 4). (J. L. Longe, Ed.) USA: Gale .
Gerbase, A., Stein, C., Levison, J., & Htun, Y. (2006, August 15). Global burden
of Sexually Transmitted Diseases (excluding HIV) in year 2000. Retrieved
January 17, 2013, from
http://www.who.int/healthinfo/statistics/bod_sexuallytransmitteddiseasesot herthanHIVAIDS.pdf
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Human Physiology (3 ed.). New York: Elsevier.
J, N. A. (2011, July 3). Survival of Treponema pallidum in banked blood for
prevetion of Syphilis transmission. Retrieved Febuary 2013, 2013, from
NCBI: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3336882/ Jawetz, Melnick, & Adelberg. (2007). Medical Microbiology (24th ed.). The
36
Kayser, F. H., Bienz, K. A., Zinkernagel, R. M., & Eckert, J. (2005). Medical
Microbiology. New York: Theime Stuttgart.
Kumar, V., Cotran, R. S., & Robbins, S. L. (2004). Buku Ajar Patologi (7th ed., Vol. 2). Jakarta: EGC.
Levinson, W. (2008). Review of Medical Microbiology and Immunology (10th ed.). USA: McGraw-Hill by Appleton & Lange.
Lukehart, S. A. (2008). Harrison's Principles of Internal Medicine. In A. S. Fauci, D. L. Kasper, D. L. Longo, E. Braunwald, S. L. Hauser, J. L. Jameson, et al.. USA: McGraw Hill.
Lukehart, S. A. (2010). Harrison's Infectious Diseases. (D. L. Kasper, & A. S. Fauci, Eds.) New York: McGraw Hill.
Lukehart, S. A., & Ho, E. L. (2011, December 1). Syphilis : using modern
approaches to understand an old disease. Retrieved January 25, 2013,
from EBSCOhost:
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=mnh&AN=22133 883&site=ehost-live
Maryati. (2011). Perempuan-perempuan di Kelam Malam. Retrieved January 12, 2013, from http://oase.kompas.com/read/2011/02/16/0805460/Perempuan-perempuan.di.Kelam.Malam.
Mattei, P. L., Beachkofsky, T. M., Gilson, R. T., & Wisco, O. J. (2012, September 1). Syphilis : a reemerging infection. Retrieved January 25, 2013, from EBSCO host:
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=mnh&AN=22963 062&site=ehost-live
Newman, L., Wi, T., Broutet, N., & Toskin, I. (2013). Baseline Report on Global
Sexually Transmitted Infection Surveilance 2012. Retrieved September 30,
2013, from World Health Organization:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/85376/1/9789241505895_eng.pdf NWANKWO, E., MOMODU, I., UMAR, I., MUSA, B., & ADLEKE, S. (2012).
Seroprevalence of major blood-bourne infections among blood donors on Kano, Nigeria. Retrieved Januari 10, 2013, from
37
Partogi, D. (2008). EVALUASI BEBERAPA TES TREPONEMAL TEHADAP
SIFILIS. Retrieved Febuary 3, 2013, from repository usu:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3402/1/08E00859.pdf Saptohutomo, A. P. (2012). Penyebaran Sipilis Hentikan Industri Pornografi
Amerika. Retrieved January 8, 2013, from
http://www.merdeka.com/dunia/penyebaran-sipilis-hentikan-industri-pornografi-amerika.html, 2012, 8 Januari 2013
Septian, A. (2010). Sifilis Sebabkan Kelainan Gigi dan Mulut. Retrieved January 17, 2013, from http://www.scribd.com/doc/89560656/MAKALAH-SIFILIS
Stoner, B., & Rother, D. (2012, March 12).
http://www.cdc.gov/std/training/std101/presentations-2012/STD-Epidemiology.pdf. Retrieved July 5, 2013, from
http://www.cdc.gov/std/training/std101/presentations-2012/STD-Epidemiology.pdf
Tagny, C. T. (2011). Syphilis and Blood Safety in Developing Countries. Retrieved Febuary 2, 2013, from
http://www.intechopen.com/books/syphilis-recognition-description-and-diagnosis/syphilis-and-blood-safety-indeveloping-
Tagny, C. T. (2011). Syphilis and Blood Safety in Developing Countries. Retrieved January 10, 2013, from
http://cdn.intechopen.com/pdfs/23790/InTech-Syphilis_and_blood_safety_in_developing_countries.pdf
Wallach, J. (2000). Interpretation of Diagnostic Tests (7th ed.). Lippincott Williams & Wilkins.
Wells, B. G., DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L., & Hamilton, C. W. (2006).
Pharmacotherapy Handbook (6th ed.). USA: McGraw-Hill.
WHO. (n.d.). Global Prevalence and Incidence of Selected Curable Sexually
Transmitted Infections. Retrieved July 5, 2013, from WHO:
http://www.who.int/hiv/pub/sti/who_hiv_aids_2001.02.pdf