• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Makna Empat Tradisi Besar Tahun Baru Imlek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Makna Empat Tradisi Besar Tahun Baru Imlek."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

Nama : Raisa Silviana Program studi : S1 Sastra China

Judul : Analisis Makna Empat Tradisi Besar Tahun Baru Imlek.

Skripsi ini membahas mengenai makna-makna yang terkandung di dalam empat tradisi besar Hari Raya Tahun Baru Imlek. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analitik. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa makna-makna tradisi Tahun Baru Imlek sangatlah beragam, yaitu tradisi makan bersama yang bermakna kebersamaan, tradisi pemberian angpao yang bermakna pemberian rejeki dan simbol penangkal roh jahat, tradisi sembahyang dewa dan leluhur yang bermakna penghormatan kepada dewa dan leluhur serta memohon kepada dewa dan leluhur agar diberikan rejeki dan kemakmuran, dan yang terakhir adalah tradisi “bainian” yang bermakna penghormatan kepada orang tua.

Kata kunci:

Imlek, tradisi, makna.

ABSTRACT

Name : Raisa Silviana Study Program: S1 Sastra China

Title : Analysis of The Four Biggest Traditions of The Chinese New Year

This Essay discuss about the meanings of the four biggest traditions of the Chinese New Year. The method that the writer use is descriptive analytic. The result of this research explains that the representation of each tradition is very diverse starting from the tradition of eating together which symbolizes unity to the tradition of giving ‘Angpao’ that implies the sharing of fortune and the preventive measure of the evil spirit. Also, there is a tradition of prayer to the God and ancestors which signifies respect and hope for wealth. Last but not least, there is a ‘Bainian’ tradition which means respect and love for our parents.

Key words:

(2)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……….. ii

LEMBAR PENGESAHAN………iii

KATA PENGANTAR……….. iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………...v

ABSTRAK………..vi

DAFTAR ISI………. vii

1. PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang……… 1

1.2Pembatasan Masalah………3

1.3Rumusan Masalah………4

1.4Tujuan Penelitian……… 4

1.5Manfaat Penelitian……….. 4

1.6Metode Penelitian……….. 4

2. TINJAUAN PUSTAKA……….. 6

2.1Sejarah Tahun Baru Imlek atau chunjie (春节)……….. 6

2.2Tradisi Tahun Baru Imlek………... 8

2.2.1 Tradisi Menjelang Tahun Baru Imlek………. 8

2.2.2 Tradisi Malam Tahun Baru Imlek (Chuxi 除夕)……… 9

2.2.3 Tradisi Makan Malam di Malam Tahun Baru Imlek (Tuanyuan fan 团圆饭)………. 9

2.2.4 Tradisi Angpao (Hongbao红包)………... 10

2.2.5 Tradisi Lampion ( Denglong 灯笼)……….. 11

2.2.6 Tradisi Barongsai atau Tarian Singa (Shiziwu 狮子舞)………… 12

2.2.7 Tradisi Tahun Baru Imlek………. 13

2.2.8 Tradisi Sembahyang Tahun Baru Imlek………... 13

2.3 Teori Konfusianisme………14

2.4 Teori Makna (Semantik)………. 15

3. PEMBAHASAN………. 17

3.1Tradisi Sembahyang Dewa (Baishen拜神) dan Sembahyang Leluhur..……….. 17

3.2Tradisi Makan Malam di Malam Tahun Baru Imlek (Tuannianfan 团年饭)………20

3.3Tradisi Angpao (Hongbao 红包)……….. 23

3.4Tradisi Salam Tahun Baru Imlek (Bainian 拜年)………. 25

4. KESIMPULAN………... 28

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mendengar istilah Tahun Baru Imlek tentu semua orang sudah tidak asing

lagi, ini dikarenakan Tahun Baru Imlek adalah sebuah tradisi yang tentunya sudah

semua orang ketahui, terutama di kalangan masyarakat Tionghoa. Tahun Baru

Imlek sendiri sudah menjadi tradisi yang turun menurun diwariskan dari nenek

moyang orang Tionghoa di China. Di China sendiri datangnya Tahun Baru Imlek

menjadi pertanda awalnya musim semi, oleh karena itu di China, Tahun Baru

Imlek disebut chunjie (春节) yang berarti festival musim semi atau spring festival,

dan Tahun baru Imlek ini sendiri sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat China

karena setiap Tahun Baru Imlek ini tiba semua masyarakat China akan pulang ke

tempat asalnya untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama dengan keluarga

mereka, oleh karena itu saat Tahun Baru Imlek tiba semua masyarakat China akan

merasa senang karena mereka akan berkumpul bersama dengan seluruh keluarga

besar mereka.

Berbeda halnya dengan di Indonesia, pada masa pemerintahan Presiden

Soeharto, beliau melarang seluruh etnis Tionghoa untuk merayakan atau

melakukan kegiatan yang berbau ke-Tionghoaan secara terbuka, termasuk

merayakan Tahun Baru Imlek ini. Namun seiring dengan pergantian masa jabatan

kepresidenan Republik Indonesia, maka seluruh masyarakat etnis Tionghoa dapat

kembali melakukan kegiatan yang berbau Tiongoa kembali. Hal itu pertama kali

diumumkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000. Pada saat itu

beliau mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian, Presiden Abdurrahman

Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor

19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur

fakultatif dengan maksud hanya berlaku bagi masyarakat yang merayakannya saja,

namun pada tahun 2002 pada saat Presiden Megawati menjabat, barulah Imlek

diresmikan sebagai hari libur nasional1 . Hal tersebut membawa sebuah kesegaran

bagi semua kalangan masyarakat Tionghoa dikarenakan mereka dapat kembali

1

(4)

melestarikan tradisi nenek moyang mereka yang sempat dilarang oleh pemerintah

sebelumnya.

Di Indonesia sendiri, tradisi perayaan Tahun Baru Imlek ini setiap

tahunnya pasti selalu dirayakan oleh semua masyarakat Tionghoa, hal ini tidak

terbatas kepada masyarakat Tionghoa yang beribadah di kelenteng saja,

melainkan masyarakat Tionghoa yang beragama lainnya juga ikut merayakannya,

hanya ada sedikit perbedaan dalam tata caranya. Bagi masyarakat Tionghoa yang

beribadah di kelenteng, mereka akan merayakan Tahun Baru Imlek ini secara

meriah dan besar-besaran. Acara tersebut biasanya dilakukan di kelenteng dengan

cara sembahyang dan lain-lain. Tahun Baru Imlek ini sendiri mempunyai makna

yang penting bagi setiap masyarakat Tionghoa yang merayakannya, oleh karena

itu setiap Tahun Baru Imlek tiba semua masyarakat etnis Tionghoa akan

mempersiapkan segala macam persiapannya dengan baik.

Persiapan menjelang Tahun Baru ini harus dilakukan beberapa hari

sebelumnya, minimal satu hari sebelumnya, dan pada hari-hari sebelum Tahun

Baru Imlek tersebut semua masyarakat etnis Tionghoa akan mulai membersihkan

rumah mereka dimulai dari menyapu lantai dan bahkan jika diperlukan mereka

akan mengganti seluruh peralatan di rumah dengan yang baru2. Hal-hal tersebut

dilakukan karena masyarakat Tionghoa berpendapat saat menyambut tahun baru

maka mereka harus memulai segala sesuatunya dengan yang baru, dengan harapan

tahun yang akan datang nanti bisa menjadi tahun yang lebih baik dari tahun

sebelumnya.

Selain membersihkan rumah, beberapa masyarakat Tionghoa juga menata

rumah mereka agar lebih rapi untuk mempersiapkan datangnya sanak keluarga

mereka, selain itu juga mereka akan membeli kebutuhan-kebutuhan untuk

mempersiapkan makanan khas yang selalu dihidangkan pada saat Tahun baru

Imlek, seperti sayur mayur, daging, buah-buahan dan lain-lain. Kemudian mereka

juga tidak lupa untuk membeli kue-kue, salah satunya adalah kue keranjang yang

sudah menjadi makanan khas setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Selain membeli

makanan khas tahun baru, ada juga yang membeli barang-barang baru, seperti

pakaian baru, sepatu baru, dan masih banyak lainnya.

2

(5)

3

Tradisi lainnya yang dilakukan pada malam Tahun Baru Imlek adalah

menunggu sampai tengah malam tiba kemudian begitu tepat pukul 24.00 mereka

akan bersama-sama menyalakan kembang api untuk menyambut Tahun Baru

Imlek secara meriah.

Dari berbagai macam tradisi yang penulis jabarkan di atas, banyak hal

menarik yang penulis temukan, termasuk keragaman tradisinya yang selalu

dilakukan oleh masyarakat Tionghoa dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek.

Namun dari sekian banyak tradisi Tahun Baru Imlek tersebut, terdapat beberapa

tradisi yang selalu dilakukan oleh semua masyarakat Tionghoa, yaitu seperti

sembahyang dewa dan leluhur, makan malam bersama, pemberian angpao dan

mendatangi rumah sanak saudara untuk saling mengucapkan selamat Tahun Baru.

Masing-masing tradisi tersebut memiliki makna yang beragam dan mendalam

bagi setiap masyarakat Tionghoa, namun tidak setiap masyarakat Tionghoa

mengetahui apa makna di balik semua tradisi tersebut termasuk penulis, oleh

karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai

makna-makna yang terkandung di dalam setiap tradisi perayaan Tahun Baru Imlek, dan

pembahasan mengenai empat tradisi tersebut akan penulis jabarkan di dalam bab

analisis.

1.2 Pembatasan Masalah

Seperti yang sudah penulis jabarkan di dalam pendahulan, Tahun Baru

Imlek berhubungan dengan berbagai macam tradisi yang harus dilakukan oleh

masyarakat Tionghoa. Berbagai macam tradisi tersebut contohnya seperti makan

malam di malam Tahun Baru Imlek, mengunjungi kelenteng untuk melakukan

sembahyang Imlek, membersihkan rumah sebelum Tahun Baru tiba, mengunjungi

keluarga dekat dan kerabat lainnya untuk mengucapkan selamat Tahun Baru,

tradisi saling memberikan angpao dan tradisi lainnya. Di dalam semua tradisi itu

terdapat beberapa tradisi yang selalu masyarakat Tionghoa lakukan setiap Tahun

Baru Imlek tiba, antara lain adalah sembahyang Imlek yang ditujukan kepada

Dewa dan leluhur, makan malam bersama pada malam Tahun Baru Imlek,

memberikan angpao dan yang terakhir adalah mengunjungi keluarga dekat dan

(6)

Masing-masing dari keempat tradisi tersebut tentunya bukan hanya

sekedar tradisi belaka, melainkan keempat tradisi tersebut memiliki makna

tersendiri. Dan makna-makna keempat tradisi itulah yang akan menjadi batasan

masalah yang akan penulis angkat di dalam skipsi ini.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan penulis angkat pada skripsi ini adalah untuk

membahas apa makna-makna di balik keempat tradisi besar di dalam perayaan

Tahun Baru Imlek.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan apa makna-makna dari

empat kegiatan besar yang terdapat dalam perayaan Tahun Baru Imlek tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat praktis dari skripsi ini adalah agar masyarakat etnis Tionghoa

dapat mengetahui apa sebenarnya makna dari keempat tradisi besar pada saat

perayaan Tahun Baru Imlek.

Manfaat teoritis dari skripsi ini adalah sebagai pendorong untuk

membangun pemahaman terhadap lintas budaya dengan cara mengetahuui

makna-makna empat tradisi besar hari raya Tahun Baru Imlek.

1.6 Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini metode yang penulis gunakan adalah metode

deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik tersebut adalah suatu metode yang

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran mengenai masalah

yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul lalu kemudian data

tersebut diolah, diteliti dan disimpulkan3. Kemudian hasil kesimpulan dari

masalah tersebut pada akhirnya akan menjadi hasil akhir dari penelitian ini.

Dengan metode deskriptif analitik ini maka akan diperoleh gambaran sistematik

3

(7)

5

mengenai isi dari penelitian yang penulis lakukan. Metode deskriptif analitik ini

(8)

29

KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang penulis lakukan terhadap empat tradisi besar dalam

perayaan Tahun Baru Imlek, maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa

tradisi masyarakat Tionghoa erat kaitannya dengan berbagai macam simbol

dimana simbol-simbol tersebut memiliki makna yang mendalam. Lalu kemudian

simbol-simbol dan makna tersebut diwariskan turun temurun hingga akhirnya

menjadi sebuah tradisi. Adapun kesimpulan makna-makna empat tradisi besar

tersebut dapat terlihat dari penjelasan masing-masing tradisi di bawah ini:

a. Tradisi sembahyang Dewa dan leluhur memiliki makna menghormati

dewa dan leluhur kita juga sebagai tanda mengenang dan memohon

kepada dewa dan leluhur agar diberikan rejeki yang berlimpah, selain itu

terdapat juga makna sebagai bakti kita kepada leluhur karena telah

menjaga kita.

b. Tradisi makan malam bersama memiliki makna kebersamaan di dalam

sebuah keluarga dan juga melambangkan keutuhan sebuah keluarga yang

harus selalu dijalin dalam sebuah keluarga besar.

c. Tradisi memberi angpao memiliki makna, warna merah dari angpao yang

berarti penghalau terhadap roh jahat atau pengaruh negatif, dan dilihat dari

nilai filosofisnya, tradisi memberi angpao ini memiliki makna yaitu

sebagai sarana untuk berbagi keberuntungan atau kesejahteraan.

d. Tradisi ‘bainian’ pada saat Tahun Baru Imlek memiliki makna

penghormatan kepada orang tua atau orang yang dituakan agar kita sendiri

mendapatkan berkat yang melimpah di tahun yang akan datang, dan juga

mengingatkan kita akan pentingnya susunan kekeluargaan di dalam sebuah

(9)

30

DAFTAR PUSTAKA

A.S, Marcus. Hari-Hari Raya Tionghoa. Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2009.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007.

Gai guoliang 盖国梁. Jieqing Qutan 节庆趣谈. Shanghai: Shanghai Guji

Chubanshe, 2003.

Han Jiantang 韩鉴堂. Zhongguo Wenhua 中国文化 (China’s Cultural Heritage).

Beijing: Beijing yuyan wenhua daxue chubanshe, 2002.

Hongyu 鸿宇. Jiesu 节俗. Beijing: Zongjiao Wenhua Chubanshe, 2004.

Iskan, Dahlan. Pelajaran dari Tiongkok “Catatan Dahlan Iskan” .Surabaya: JP

Books, 2008.

Kusuma, Bayu Adi. Informasi, Pesan, dan Makna. 2007.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:

Bumi Aksara, 2004.

Xu Guanghua 许光华. Zhongguo Wenhua Gaiyao 中国文化概要. Hanyu Da

Cidian Chubanshe, 2002.

Yang Bojun 杨伯君, et al. Baihua Sishu Wujing Shangce 白话四书五 上册 (1 th

ed.). Xin Shijie Chubanshe, 2008.

Yi jun艾君. Zhongguo Nian 中国年 (China New Year Festival). Beijing:

(10)

Referensi dari website:

http://www.tionghoa.net/

http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek

http://culture.people.com.cn/GB/87423/10793701.html

http://www.antaranews.com/print/1266066771

http://zhehaetamy.wordpress.com/2012/04/25/sembahyang-dan-doa/

https://sites.google.com/site/sedekatnafas/tradisi-maknanya/asal-mula-perayaan-tahun-baru-imlek

http://www.gaptekupdate.com/2012/01/mengenal-lebih-dekat-tradisi-imlek/

http://www.jendela-alam.com/imlek-dan-tradisinya.html

http://www.tnol.co.id

http://id.wikipedia.org/wiki/angpau

www.dnaberita.com

http://regional.kompas.com/read/2012/01/22/05060130/Imlek.Ang.Pao.dan.Tradisi.Lainn

ya

http://mikeportal.blogspot.com/2013/02/makna-dan-sejarah-tahun-baru-imlek.html

1

http://pandanwulan.wordpress.com/2012/01/13/sejarah-imlek-tionghoa/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapat dari percobaan tersebut adalah cukup efektif dalam mendeteksi bola, dengan recall mencapai 90,69%, tabel percobaan dapat dilihat pada tabel

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BELITUNG TiMUR SELAKU PENGGUNA ANGGARAN TENTANG PENETAPAN RENCANA UMUM

Untuk memberikan kemudahan dalam mencari dan menerima informasi jual barang secara online dengan tujuan menyediakan layanan yang mudah diakses bagi para user yang ingin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keputusan investasi dan antara kemampuan numerik rendah dan tinggi dan yang diberikan perlakuan framing dengan yang tidak

Meyatakan bahwa “skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai mesin penghasil air aki, penulis memperoleh beberapa data yang meliputi temperatur bola kering

1. Layanan Cinta Perwujudan Layanan Prima oleh Achmad, Mansur Sutedjo, Surono, Edy Suprayitnotahun 2014. Buku ini membahas.. tentang perwujudan layanan prima

Terima kepada kedua orang tua yang telah mendukung dalam penyusunan proyek akhir tersebut, terima kasih pula, Penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing Proyek Akhir