• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan antara Kyudo dan Shinto.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hubungan antara Kyudo dan Shinto."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

x SINOPSIS

1. 序論

日本 様々 文化 あ う 一 スポーツ あ

国 日本 スポーツ あ 興味 高い え 日本全

国民 球 大好 現代 スポーツ け

い い 伝統的武術 スポーツ 人 大勢い 空手や,

柔道や, 剣道や, 弓道や, 相撲 特徴 あ 日本 国民

スポーツ べ 文化 あ

弓道 日本 伝統的 スポーツ あ 今ま 文化 一

あ 弓道 弓 使う武術 気力 清廉 集中力

いう基本 あ 弓道 い い 練習 呼吸法や 聴覚や

視覚や 動 開け こ 要 い い

神道 中国 文 天地 創 強大 在 神

進 べ 道 二 意味 神道 神 教え 人生 あ

言えま 日本 先人 教え 先人 死 後

魂 祖霊 神 礼拝 こ 神道 基本 あ 神 あ 人々

尊敬や 恐怖 踊 儀式 祭 表現さ い こ 神道

(2)
(3)
(4)
(5)

xiv

神 神棚 あ あ こ 研究 結論 い 適当 部分

(6)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Pembatasan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 5

1.5.Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TEORI MITOS ... 9

2.1.Mitos menurut Roland Barthes ... 9

2.1.1.Mitos sebagai Tipe Wicara ... 12

2.1.2.Mitos sebagai Sistem Semiologi ... 13

(7)

(Lanjutan)

viii

2.1.2.2.Konsep (The Concept) ... 17

2.1.2.3.Pemaknaan (The Signification) ... 18

2.1.3.Membaca dan Menguraikan Mitos... 19

BAB III ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KYUDO (弓道) DAN SHINTO (神道) ... 21

3.1.Hachiman八幡 ... 23

3.2.Yumi ... 28

3.3.Ya ... 31

3.4.Upacara Keagamaan ... 35

3.5.Hakama ... 41

3.6.Kamidana神棚 ... 44

3.7.Kamiza上座 ... 46

BAB IV KESIMPULAN ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

SINOPSIS ... x

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1. Bagan Mitologi ... 14

Gambar 2.2 Contoh Mitologi ... 15

Gambar 3-1.Hachiman八幡 ... 23

Gambar 3-2. Hachimangu 八幡宮 ... 24

Gambar 3-3. Kaisar Ojin 応神天皇 おうじんてんのう ... 25

Gambar 3-4. Nasu no Yoichi那須与一... 27

Gambar 3-5. Yumi弓 ... 28

Gambar 3-6. Ya矢 ... 31

Gambar 3-7. Hamaya破魔矢 ... 33

Gambar 3-8. Hamayumi破魔弓 ... 34

Gambar 3-9. Upacara Memanah ... 35

Gambar 3-10. Shihobarai四方払い ... 37

Gambar 3-11. Omikiお神酒 ... 38

Gambar 3-12. Hakama袴 ... 41

Gambar 3-13. Kamidana神棚 ... 44

Gambar 3-14. Kamiza上座 ... 46

(9)

xv

RIWAYAT HIDUP PENULIS

NAMA : Ike Stephani Simanjuntak

JENIS KELAMIN : Perempuan

TEMPAT/TGL LAHIR : Bandar Lampung, 29 September 1992

ALAMAT : Perum. Nusa Hijau blok H no 2, Cimahi

NAMA AYAH : Rico Simanjuntak

NAMA IBU : Elisabeth Arjanti Gunawan

AGAMA : Kristen Protestan

EMAIL : kez_lovers@yahoo.com

PENDIDIKAN :

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga menonton serial drama Jepang. Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani. Olahraga menjadi salah satu pusat perhatian masyarakat di dunia tidak terkecuali masyarakat di Jepang. Olahraga di Jepang pun mengalami perkembangan yang pesat dengan makin banyaknya masyarakat yang antusias menerima dan berpartisipasi dalam olahraga tersebut. Terbukti dengan aktifnya dalam mengikuti kejuaraan dan olimpiade dunia. Bahkan olahraga di Jepang tidak hanya digemari oleh para kaum pria saja, kaum wanita pun ikut mengikuti olimpiade yang diadakan dalam lingkup dunia. Inilah yang membuat Jepang populer tidak hanya mengenai kemajuan teknologinya saja.

(11)

2

beberapa olahraga tradisional juga masih disukai dan digemari. Contohnya,

Karate, Judo, Kendo, Kyudo, dan Sumo. Olahraga tradisional ini mendapatkan

respon yang cukup banyak dari masyarakat Jepang, bahkan dunia dan masih ada sampai sekarang karena masyarakat Jepang menganggap bahwa olahraga tradisional memiliki ciri khas tersendiri bagi masyarakat Jepang dan merupakan salah satu budaya Jepang yang harus dilestarikan, misalnya Kyudo.

Kyudo adalah salah satu olahraga tradisional Jepang yang memakai alat

busur dan panah. Sebelumnya, Kyudo disebut Kyujutsu. Kyujutsu menjadi salah satu teknik bagi para samurai pada saat berperang. Dimana pada saat para samurai ataupun prajurit berperang, mereka memakai alat busur atau panah ini sebagai senjata untuk membunuh lawan agar dapat merebut wilayah kekuasaan musuh. Pada jaman sekarang, Kyujutsu berubah fungsi menjadi suatu hobi atau olahraga yang diminati oleh masyarakat umum dan tidak bertujuan untuk membunuh. Hal itu sekarang dikenal sebagai Kyudo.

(12)

3

Hi. Seijin no Hi adalah salah satu upacara yang terpenting di Jepang. Upacara ini

bertujuan untuk merayakan hari kedewasaan bagi anak-anak Jepang yang telah mencapai usia 20 tahun. Kyudo merupakan salah satu olahraga yang memiliki unsur-unsur Shinto.

Pada saat ini Shinto lebih dikenal sebagai suatu paham ataupun kepercayaan masyarakat Jepang. Dewa-dewa yang berada di kepercayaan Shinto sangat banyak. Shinto menganggap alam sekitar seperti, pohon, air, matahari dan makhluk hidup maupun benda-benda yang ada di sekeliling kehidupan manusia dianggap sebagai sesuatu yang suci. Dewa-dewa yang ada di dalam Shinto jumlahnya tidak terbatas. Di dalam Shinto, terdapat banyak tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat Jepang. Banyak hal dari Shinto yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Misalnya, setiap tanggal 3 Februari, masyarakat Jepang melakukan suatu tradisi yang dilakukan di dalam rumah yaitu, orang tua dan anak-anaknya melempar kacang di ruang keluarga

menuju pintu keluar rumah sambil berkata “Oni wa soto, fuku wa uchi” yang

artinya Setan berada di luar atau keluar dan kebahagiaan berada di dalam atau masuk.

(13)

4

Sebagai contoh yaitu, harus memberi hormat di dalam Dojo sebagai tanda menghormati tempat tersebut yang akan dipakai sebagai tempat berlatih Kyudo. Lalu melepas alas kaki karena wilayah Dojo atau tempat berlatih Kyudo tersebut merupakan area atau daerah suci. Pakaian yang dipakai oleh pemain Kyudo adalah berbentuk hakama, sama seperti dalam Shinto. Pakaian yang dipakai oleh pendeta

Shinto dan Miko, walaupun warna dan fungsinya berbeda. Contoh lainnya,

terdapat salah satu ritual Shinto yang menyatakan bahwa sebuah busur adalah suatu benda yang dianggap suci oleh masyarakat Jepang. Busur di dalam Shinto digunakan untuk menyucikan, melindungi, dan sebagai salah satu benda yang mendatangkan keberuntungan. Contohnya, busur yang sering dijual pada saat Tahun Baru di Jepang digunakan sebagai suatu benda pembawa keberuntungan.

Dengan demikian, pada analisis berikut akan dibahas tentang hubungan

Kyudo dan Shinto di dalam upacara keagamaan. Karena di dalam hubungan

Kyudo dan Shinto terdapat berbagai filosofi yang sama dan juga terdapat

simbol-simbol atau tanda-tanda yang saling berhubungan.

1.2 Pembatasan Masalah

(14)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat untuk menganalisa hubungan antara Kyudo dan

Shinto serta mendeskripsikan unsur-unsur Shinto yang ada di dalam Kyudo.

1.4 Pendekatan dan Metode Penelitian

Agar penelitian ini dapat dibuat dengan baik, maka penulis mengambil pendekatan mitologi sedangkan teori yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Barthes menggambarkan tentang makna ideologis dari bahasa yang ia ketengahkan sebagai mitos. Mitos adalah tanda yang tak berdosa atau bisa disebut netral, melainkan menjadi penanda untuk memainkan pesan-pesan tertentu yang boleh jadi berbeda sama sekali dengan makna asalnya. Mitos dalam teks membantu pembaca untuk menggambarkan situasi sosial budaya, melaluinya sistem makna menjadi masuk akal dan diterima apa adanya pada suatu masa dan mungkin tidak untuk masa yang lain.

Kyudo adalah salah satu olahraga memanah tradisional yang ada di Jepang.

Kyudo merupakan salah satu budaya Jepang yang masih dijaga dan dilestarikan.

Karena Kyudo adalah salah satu olahraga memanah yang sudah ada sejak jaman dahulu. Kyudo弓道 adalah seni memanah Jepang yang merupakan salah satu seni bela diri tradisional Jepang yang meliputi semangat, kemurnian, dan konsentrasi.

(15)

6

itu untuk mempelajari Kyudo sangatlah tidaklah mudah, karena terdapat banyak filosofi dan juga teknik-teknik yang dilakukan. Kyudo diselimuti dengan mitos dan legenda, sehingga sulit untuk melihat perkembangan sejarah dan asal usul dari

Kyudo tersebut.

Shinto berasal dari dua karakter yaitu (Shin) yang berarti Tuhan dan(Dou) yang berarti jalan. Jadi Shinto adalah jalan Tuhan. Shinto berkembang menjadi dalam masyarakat dengan tempat pemujaan setempat untuk dewa-dewa rumah tangga dan dewa-dewa pelindung setempat. Pahlawan dan pemimpin-pemimpin masyarakat yang terkemuka didewakan dari generasi ke generasi, dan arwah nenek moyang keluarga juga disembah. Shinto adalah agama warisan dari nenek moyang masyarakat Jepang, yang dalam ajarannya dikenal dengan menyembah arwah leluhur dan dewa-dewa atau dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah Kami.

Pengakuan, kekaguman, ketakutan dan juga kerinduan akan Spirit atau

“Kekuatan Besar” yang ada di luar kemampuan manusia disebut dengan nama

Kami atau Kami Sama itu diwujudkan dalam bentuk tarian, upacara, dan festival.

(16)

7

yang biasanya tidak ada, dan mengungkapkan rasa terima kasih kepada Dewa sambil menikmati makanan dan minuman. Pada masa awal Shinto, bangunan yang disebut kuil tidak diperlukan dan apabila sudah ada sebuah tanah kosong atau tempat perayaaan, itu saja sudah cukup.

Jadi, penulis mengambil pendekatan mitologi yang berkenaan dengan hubungan antara Kyudo dengan Shinto. Dengan menganalisis isi dari hubungan antara Kyudo dengan Shinto maka akan terungkap unsur-unsur ajaran Shinto di dalam Kyudo. Karena simbol-simbol atau konsep-konsep tersebut mungkin berhubungan dengan pengamatan terhadap kehidupan dan kebiasaan keagamaan manusia, tata cara masyarakat yang mengungkapkan sikap-sikap keagamaannya dalam tindakan-tindakan seperti berdoa, upacara-upacara agama ataupun ritual keagamaan dan juga konsep-konsep religius seperti yang ada di mitos, simbol, legenda, kepercayaan, dewa-dewi, makhluk gaib, dunia lain dan juga hal-hal yang lainnya.

(17)

8 1.5 Sistematika Penulisan

Penulis membuat penelitian ini menjadi lima bab. Bagian yang pertama adalah Bab I yang berisikan adanya latar belakang penelitian, tujuan penelitian, pembatasan masalah penelitian, pemakaian metode dan pendekatan penelitian juga sistematika penulisan dalam penelitian. Lalu pada Bab II berisikan tentang teori mitos dari Roland Barthes.

Pada Bab III penulis akan mulai membahas hubungan Kyudo dengan

Shinto. Pada Bab IV akan ditulis mengenai kesimpulan penelitian dari semua bab

(18)

50 BAB IV

KESIMPULAN

Di masa lalu, busur telah dipakai untuk berbagai macam tujuan, yaitu berburu, perang, pertandingan dan ritual, upacara kegamaan, dan kemampuan dalam mengikuti kontes. Banyak beberapa permainan dan juga ritual yang masih bertahan sampai sekarang, tetapi fungsi busur Jepang sebagai senjata telah hilang beberapa waktu yang lalu. Sekarang ini, kyudo digunakan sebagai latihan dari jasmani, moral dan perkembangan spiritual.

Yumi dipakai sebagai ritual sudah bagian dari Shinto sejak dua ribu tahun

yang lalu dan untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang hubungan panjang antara

kyudo dan Shinto, terdapat fakta yang dapat ditemukan pada Shinto di jaman kuno

yaitu Dewa perang yang bernama Hachiman yang juga dikenal sebagai Dewa memanah yang dikenal juga sebagai kaisar Ojin.

(19)

51

diadaptasi dari pemikiran dan juga praktik Shinto pada jaman kuno. Sebagai salah satu contoh yaitu di dalam kyudojo terdapat Kamiza atau yang disebut juga tempat duduk Kami.

Arti dari Shinto adalah “The way of Kami” atau “jalan Dewa” seperti arti kyudo yaitu “The way of Bow” atau “jalan memanah”. Di sini jalan dimaksudkan

(20)

52

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Barthes, Roland. (2007). Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa : Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol dan Representasi. Jalasutra : Bandung.

Barthes, Roland. (2004). Mitologi. Kreasi Wacana : Bantul.

Martha, Raras Christina.(2009).Mitos Gerwani : sebuah analisa filosofis menurut perspektif mitologi Roland Barthes.Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya.

Nihon Bunka Iroha Jiten Purojekuto Sutaffu. (2006). Nihon no Dentou Bunka Geinou Jiten. Choubunsya : Tokyo.

Noma, Koremichi. (1986). The Nihon : Nihon ga Mieru, Nihon ga Yomeru Daijiten. Kodansha : Tokyo.

Onuma, Hideharu. (1993). Kyudo : The Essence and Practice of Japanese Archery. Kodansha Internasional : Tokyo.

Yamamoto Motoko. (1995). Shitte Sou de Shiranai Nihonjin no Dentou Bunka. Hamano Syuppan : Tokyo.

Yamakage, Motohisa. (2006). The Essence of Shinto. Kodansha Internasional : Tokyo.

Imabayashi, Fumika. (23 Desember 2013). a Kyudo place. 13 Juni 2014. http://ilovekyudo.blogspot.com/2013/12/a-kyudo-place.html

International Kyudo Federation. (n.d). Spirit of Kyudo. 13 Juni 2014. http://www.ikyf.org/rei.html

(21)

53

John.(30 September 2012). Kyudo and Shinto. 9 Mei 2014. http://www.greenshinto.com/wp/2012/09/30/kyudo-and-shinto/

Karamatsu. (5 September 2010).Kyudo Notebook: Rain Day. 13 Juni 2014. http://karamatsu.wordpress.com/2010/09/05/kyudo-notebook-rain-day/

Ken.(8 Desember 2009).弓 み

の 成の と. 13 Juni 2014. http://blogs.yahoo.co.jp/kuroken3147/58828267.html

Shibata, Kanjuro.(May 1985). The evil Destroying Yumi. 9 Mei 2014. http://www.kyudo.org/html/articles/evil_destroyingyumi.html

The Encyclopedia of Shinto.(7 Oktober 2005). Glossary of Shinto Names and Terms. 29 April 2014.

http://www2.kokugakuin.ac.jp/ijcc/wp/glossary/index2.html

The Tsurugakoa Hachimangu, Hachiman Faith and Tsurugaoka Hachimangu, 29 April 2014. http://www.tsurugaoka-hachimangu.jp/hachiman_faith/

Referensi

Dokumen terkait

Tahun Baru Imlek pada umumnya dirayakan sampai 15 hari setelah Tahun Baru , pada hari kedelapan malam bagi yang masih merayakan biasanya diadakan Sembahyang pada Thian ( Tuhan /

Sebagaimana yang dilakukan oleh guru PAI di SMPN 30 Semarang yang mana selalu memperhatikan kecerdasan dan modalitas (gaya belajar) siswa merupakan amal dari

Perusahaan yang memiliki banyak pengalaman dalam strategi aliansi juga mampu mengelola portofolio aliansinya dengan baik, sehingga akan meningkatkan keragaman sumber daya

Penelitian ini menunjukkan bahwa konsepsi barakah menurut persepsi santriwati yang berstatus khadimah atau abdi dhalem adalah tambahan kebaikan yang bersifat positif yang

1) Pengawasan (Surveillance): Fungsi pengawasan dibagi menjadi 2 yaitu : warning or beware surveillance yaitu ketika terjadi ancaman seperti bencana alam, dll maka media

Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga; (2) Untuk memberikan pemahaman bentuk perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga

Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak ortogonal (variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen

Puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala , atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan LTP Projek Akhir Arsitektur Periode 65