• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Air Perasan Buah Nanas (Ananas comosus (L)Merr.) Dalam Mempersingkat Lama Penyembuhan Luka Mencit Swiss Webster Jantan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Air Perasan Buah Nanas (Ananas comosus (L)Merr.) Dalam Mempersingkat Lama Penyembuhan Luka Mencit Swiss Webster Jantan."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EFEK AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM MEMPERSINGKAT LAMA PENYEMBUHAN LUKA MENCIT GALUR

Swiss Webster JANTAN

Andriani Sheila, 2010; Pembimbing : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

Setiap manusia pasti pernah mengalami luka. Banyak cara yang dilakukan untuk menyembuhkan luka, dimulai dengan mencuci luka, memberi cairan antiseptik hingga menggunakan obat tradisional seperti buah nanas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Air Perasan Buah Nanas (APBN) dalam mempersingkat lama penyembuhan luka dan menilai potensinya bila dibandingkan dengan povidone iodine.

Hewan percobaan yang digunakan ialah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster yang dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan (n=5). Kelompok I diberi APBN 25%, kelompok II diberi APBN 50%, kelompok III diberi APBN 100%, kelompok kontrol diberi akuades, dan kelompok pembanding diberi povidone iodine 10%. Pengobatan dan pengukuran panjang luka dilakukan setiap hari secara topikal. Data yang diukur adalah lama penyembuhan luka (hari) sampai luka menutup sempurna. Analisis data menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan Tukey HSD dengan α = 0,05 menggunakan program komputer.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu (hari) untuk penyembuhan luka adalah kelompok I (5,2), kelompok II (3,2), kelompok III (3,4) berbeda sangat signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (7,4) dengan p = 0.017 ; 0,000 ; 0,000. Bila dibandingkan dengan kelompok pembanding (6), APBN 50% dan 100% berbeda sangat signifikan dengan p = 0,004 ; 0,004. Sedangkan APBN 25% tidak berbeda signifikan dengan p = 0,882.

Kesimpulan adalah APBN 25%, 50% dan 100% mempersingkat lama penyembuhan luka dan APBN 50% dan 100% memiliki potensi yang lebih kuat, sedangkan APBN 25% setara dengan povidone iodine 10%.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF THE JUICE FROM SQUEEZED PINEAPPLE (Ananas comosus (L) Merr.) ON WOUND HEALING PROCESS ON Swiss Webster MALE

MICE

Andriani Sheila, 2010; Tutor : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes

No one is free from injury. Many kind of treatments are used to heal such as washing the wound, treatment topically with antiseptic, or taking traditional medication, such as pineapple.

The purpose of this research is to know the effect of the juice from squeezed pineapple in improving duration of wound healing and comparing it with povidone iodine.

The experimental animals were 25 adult Swiss Webster male mice, which are divided randomly into five groups (n=5). Group I treated with the juice from squeezed pineapple in 25% concentration, group II treated with the juice from squeezed pineapple in 50% concentration, group III treated with the juice from squeezed pineapple in 100% concentration, group control given aquadest, and standard group treated with povidone iodine 10%. Treating and observasing the length of the wound were done everyday topically. The measured data is the duration of wound healing process (day) until it healed perfectly. One way ANOVA method was used to analyzed the data and continued with Tukey HSD

with α = 0,05 using computer program.

From the research, it is shown the average time needed to heal perfectly, group I (5,2 days), II (3,2 days), III (3,4 days) differed very significant from group control (7,4 days) with p = 0.017 ; 0,000 ; 0,000. Compare to the standard group (6 days), the juice from squeezed pineapple in 50% and 100% concentration significantly different with p = 0,004 ; 0,004. While the juice from squeezed pineapple in 25% concentration is not significantly different compared to standard group with p = 0,882.

It is concluded that the treatment with the juice from squeezed pineapple in 25%, 50% and 100% concentration can influence the velocity of wound healing and the juice from squeezed pineapple in 50% and 100% concentration have stronger potency, while the juice from squeezes pineapple in 25% concentration is equal with povidone iodine 10%.

(3)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...….………..………ii

SURAT PERNYATAAN……….…….iii

ABSTRAK………...…..iv

ABSTRACK………...……v

KATA PENGANTAR………..…………vi

DAFTAR ISI………..……….viii

DAFTAR TABEL………..………...xi

DAFTAR GAMBAR………...……….xii

DAFTAR LAMPIRAN………..………….xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………...1

1.2Identifikasi Masalah………...2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………...3

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah………...3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………3

1.5.1 Kerangka Pemikiran……….3

1.5.2 Hipotesis Penelitian………..4

1.6Metodologi Penelitian………4

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian……….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Kulit……….5

2.1.1 Anatomi Kulit Secara Histopatologik……….5

2.1.2 Adneksa Kulit………11

(4)

ix

2.2 Luka dan Penyembuhan Luka………..18

2.2.1 Definisi Luka……….18

2.2.2 Etiologi Luka……….18

2.2.3 Jenis-Jenis Luka………19

2.2.4 Penyembuhan Luka………...21

2.2.5 Klasifikasi Penyembuhan Luka……….31

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka………….33

2.2.7 Komplikasi Penyembuhan Luka pada Kulit………..35

2.3 Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)……….36

2.3.1 Taksonomi Nanas………..36

2.3.2 Nama Lain Nanas………..37

2.3.3 Asal dan Morfologi Tumbuhan……….37

2.3.4 Kandungan Kimia dan Zat Aktif Buah Nanas………..38

2.3.5 Manfaat Buah Nanas……….39

2.3.6 Toksisitas dan Efek Samping Buah Nanas………40

2.3.7 Interaksi Buah Nanas Dengan Obat………..41

2.4 Efek Buah Nanas Terhadap Penyembuhan Luka……….41

BAB III BAHAN / SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Subjek Penelitian………..43

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian……….43

3.1.2 Subjek Penelitian………...44

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian………...…....44

3.2 Metode Penelitian……….44

3.2.1 Desain Penelitian………...44

3.2.2 Variabel Penelitian………45

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel……….45

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel………45

3.2.3 Besar Sampel Penelitian………45

3.2.4 Prosedur Kerja………...46

(5)

x

3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba………...46

3.2.4.3 Prosedur Penelitian……….47

3.2.5 Cara Pemeriksaan………..47

3.2.6 Metode Analisis………48

3.2.7 Aspek Etik Penelitian………48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………50

4.2 Uji Hipotesis……….54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………...56

5.2 Saran……….56

DAFTAR PUSTAKA………...57

LAMPIRAN………..60

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Etiologi luka………...19

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran skematis lapisan utama kulit………8

Gambar 2.2 Gambaran histologis lapisan utama kulit………..8

Gambar 2.3 Gambaran skematis kulit tipis………...9

Gambar 2.4 Gambaran histologis kulit tipis……….………..10

Gambar 2.5 Gambaran histologis kulit tebal………...11

Gambar 2.6 Gambran histologis kelenjar keringat………..12

Gambar 2.7 Gambaran histologis kelenjar minyak……….12

Gambar 2.8 Gambaran skematis kuku………13

Gambar 2.9 Gambaran histologis folikel rambut………14

Gambar 2.10 Badan Paccini untuk rangsang tekan………...16

Gambar 2.11 Sel-sel pembentuk pigmen (melanosit)………...17

Gambar 2.12 Proses penyembuhan luka………...23

Gambar 2.13 Fase penyembuhan luka………..24

Gambar 2.14 Skema proses penyembuhan normal………...25

Gambar 2.15 Fase inflamasi………..26

Gambar 2.16 Fase proliferatif………...28

Gambar 2.17 Fase maturasi……….…..30

Gambar 2.18 Bagan fase penyembuhan luka………30

Gambar 2.19 Klasifikasi penyembuhan luka………32

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Berat Badan (Gram) Mencit

dan Hasil Penelitian………60

Lampiran 2 Analisis Statistik Data Penelitian Dengan Uji Dilanjutkan Uji Beda Rata-Rata Tukey HSD………62

Lampiran 3 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian………64

Lampiran 4 Cara Pembuatan Air Perasan Buah Nanas………..65

(9)

60

LAMPIRAN 1

Hasil Pengukuran Berat Badan (Gram) Mencit

Kontrol + Kontrol - APBN 25% APBN 50% APBN 100% 28.80 26,03 28,34 30,91 27,05 27,05 26.65 27.55 28.06 26.55 26.45 28.25 27.99 26.42 28.55 26.92 28.35 28.90 28.72 28.31 27.31 26.92 27.02 27.78 28.33 30.12 28.10 29.17 26.76 26.06 Hasil Penelitian

APBN 25% (Panjang Luka dalam mm) Hari

Mencit

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 8 8 8 8 8 8 7.1 6.8 6.1 7.2 6.6 5.9 4.5 3.0 4.8 4.6 4.2 5.2 1.0 1.6 1.3 3.0 2.7 2.3 0 0 0.5 0 0 0.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

APBN 50% (Panjang Luka dalam mm) Hari

Mencit

1 2 3 4 5 6 7 8 9

(10)

61

APBN 100% (Panjang Luka dalam mm) Hari

Mencit

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 8 8 8 8 8 8 4.4 3.5 4.6 4.3 5.4 6.1 3.3 0 0 0 3.5 2.9 1.1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kelompok Kontrol (Panjang Luka dalam mm) Hari

Mencit

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 8 8 8 8 8 8 7.3 6.4 7.1 7.6 7.2 6.0 6.1 5.2 6.6 5.2 5.2 4.6 5.3 4.5 5.8 4.6 3.4 2.8 4.5 2.3 4.5 2.1 1.6 1.3 3.7 1.0 3.8 1.2 0 0 1.3 0 2.1 0 0 0 0 0 0.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kelompok Pembanding dengan povidone iodine (Panjang Luka dalam mm) Hari

Mencit

1 2 3 4 5 6 7 8 9

(11)

62

LAMPIRAN 2

Analisis Statistik Data Penelitian Dengan Uji Dilanjutkan Uji Beda Rata-Rata Tukey HSD

Descriptives

Lama waktu penyembuhan luka dalam hari

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum Lower

Bound

Upper Bound

APBN 25% 6 5.33 .516 .211 4.79 5.88 5 6

APBN 50% 6 3.67 1.211 .494 2.40 4.94 3 6

APBN 100% 6 3.67 .816 .333 2.81 4.52 3 5

Pembanding 6 5.83 .753 .307 5.04 6.62 5 7

Kontrol

negatif 6 7.17 1.169 .477 5.94 8.39 6 9

Total 30 5.13 1.613 .295 4.53 5.74 3 9

Test of Homogeneity of Variances

Lama waktu penyembuhan luka dalam hari

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.914 4 25 .471

ANOVA

Lama waktu penyembuhan luka dalam hari

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 53.800 4 13.450 15.519 .000

Within Groups 21.667 25 .867

(12)

63

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Lama waktu penyembuhan luka dalam hari Tukey HSD (I) Kelompok perlakuan hewan coba (J) Kelompok perlakuan hewan coba Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

APBN 25% APBN 50% 1.67(*) .537 .035 .09 3.25

APBN 100% 1.67(*) .537 .035 .09 3.25

Pembanding -.50 .537 .882 -2.08 1.08

Kontrol negatif -1.83(*) .537 .017 -3.41 -.25

APBN 50% APBN 25% -1.67(*) .537 .035 -3.25 -.09

APBN 100% .00 .537 1.000 -1.58 1.58

Pembanding -2.17(*) .537 .004 -3.75 -.59

Kontrol negatif -3.50(*) .537 .000 -5.08 -1.92

APBN 100% APBN 25% -1.67(*) .537 .035 -3.25 -.09

APBN 50% .00 .537 1.000 -1.58 1.58

Pembanding -2.17(*) .537 .004 -3.75 -.59

Kontrol negatif -3.50(*) .537 .000 -5.08 -1.92

Pembanding APBN 25% .50 .537 .882 -1.08 2.08

APBN 50% 2.17(*) .537 .004 .59 3.75

APBN 100% 2.17(*) .537 .004 .59 3.75

Kontrol negatif -1.33 .537 .127 -2.91 .25

Kontrol negatif APBN 25% 1.83(*) .537 .017 .25 3.41

APBN 50% 3.50(*) .537 .000 1.92 5.08

APBN 100% 3.50(*) .537 .000 1.92 5.08

Pembanding 1.33 .537 .127 -.25 2.91

* The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

Lama waktu penyembuhan luka dalam hari

Tukey HSD

Kelompok perlakuan

hewan coba N

Subset for alpha = .05

1 2 3

APBN 50% 6 3.67

APBN 100% 6 3.67

APBN 25% 6 5.33

Pembanding 6 5.83 5.83

Kontrol negatif 6 7.17

Sig. 1.000 .882 .127

(13)
(14)

65 LAMPIRAN 4

CARA PEMBUATAN AIR PERASAN BUAH NANAS

Cara Kerja :

Kupas buah nanas dengan menggunakan pisau tajam sampai bersih dan didapatkan daging buah nanas secara utuh. Ambil daging buah nanas sebanyak ± 200 gram lalu blender sampai hancur kemudian diperas menggunakan tangan yang sebelumnya telah menggunakan sarung tangan. Air perasan buah nanas yang didapat (30 ml) kemudian disimpan di dalam gelas ukur.

Air perasan buah nanas konsentrasi 25% didapatkan dengan cara melarutkan 2,5 ml air perasan buah nanas dengan 7,5 ml akuades. Air perasan buah nanas konsentrasi 50% didapatkan dengan melarutkan 5 ml air perasan buah nanas dengan 5 ml akuades. Air perasan buah nanas konsentrasi 100% didapatkan dari 10 ml air perasan buah nanas tanpa ditambahkan akuades.

(15)

66 LAMPIRAN 5

Foto – Foto Penelitian

1. Alat neraca untuk

menimbang berat mencit

2. Potongan buah nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

3. Mencit di kandang pemeliharaan 4. Panjang luka pada mencit

(16)

67

RIWAYAT HIDUP

Nama : Andriani Sheila Anastasia

Nomor Pokok Mahasiswa : 0710001

Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 22 April 1989

Alamat : Jl. Sawokecik H-6, Budi Agung, Bogor Riwayat Pendidikan :

TK Babtis, Bogor, lulus tahun 1995 SD Budi Mulia, Bogor, lulus tahun 2001 SLTP Regina Pacis, Bogor, lulus tahun 2004 SMA Regina Pacis, Bogor, lulus tahun 2007

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Luka merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Luka dapat terjadi pada setiap orang tidak bergantung pada tempat dan waktu. Semua orang pasti pernah mengalami beberapa jenis luka dalam hidupnya. Kebanyakan luka yang terjadi adalah luka yang kecil dan mengalami penyembuhan dengan cepat, meskipun dengan perhatian yang sangat minimal. Beberapa orang pernah mengalami luka yang cukup besar atau kompleks yang sulit disembuhkan dan menimbulkan nyeri hebat (Advanced Medical Technology Association, 2006)

Pada saat ini insidensi terjadinya luka mengalami peningkatan, maka tindakan untuk mengobatinya sangatlah diperlukan. Hal ini disebabkan penanganan luka yang kurang tepat dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang meluas, perdarahan, dehiscence (terbukanya lapisan luka partial atau total), eviscerasi (keluarnya

pembuluh melalui daerah irisan), bahkan dapat menimbulkan kematian (Ismail, 2004).

Selama ini masyarakat mengobati luka dengan menggunakan antiseptik seperti povidone iodine, tanpa mengetahui kemungkinan adanya efek samping.

(18)

2

Merr.) yang mudah didapat, harganya relatif lebih murah, dan efek samping yang dianggap lebih sedikit atau lebih ringan jika dibandingkan dengan obat yang mengandung bahan kimia.

Nanas dapat ditemukan di seluruh wilayah Indonesia sebagai negara tropis. Tanaman ini tidak tahan terhadap salju, tetapi sangat tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh di dataran rendah hingga tinggi 1200 meter di atas permukaan laut (dpl). Sentra produksinya tersebar luas di seluruh Indonesia, seperti Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Bali. Hal ini menandakan bahwa tumbuhan nanas ini sangat mudah didapat (Posman Sibuea, 2008). Nanas adalah tumbuhan dengan banyak keajaiban terdapat di dalamnya, mulai dari daun, cabang, bunga, buah, dan akarnya dapat kita ambil manfaatnya. Buah nanas mengandung zat aktif yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Digunakan air perasan buah nanas karena tidak lengket saat dioleskan pada luka serta mudah diperoleh dan praktis (Hendro Sunarjono, 2009).

Pada saat menjelang pasar bebas dengan tidak ada batas-batas dalam dunia perdagangan, obat tradisional Indonesia dapat terdesak oleh obat tradisional dari negara lain. Oleh karena itu perlu ditingkatkan pengembangan obat tradisional Indonesia tersebut antara lain dengan memberikan dukungan ilmiah pada tanaman obat sebagai komponen pembentuk obat tradisional (Sudiaswadi Wiriowidagdo, 1998). Penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk menilai secara ilmiah kegunaan air perasan buah nanas sebagai obat alternatif untuk menyembuhan luka.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah adalah :

1. Apakah Air Perasan Buah Nanas (APBN) berefek mempersingkat lama penyembuhan luka.

(19)

3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mendapatkan obat alternatif yang dapat digunakan untuk mempersingkat lama penyembuhan luka.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Air Perasan Buah Nanas (APBN) dalam mempersingkat lama penyembuhan luka dan menilai potensinya bila dibandingkan dengan povidone iodine.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah dan memperluas wawasan ilmiah mengenai kegunaan air perasan buah nanas yang dapat mempersingkat lama penyembuhan luka.

Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memperkenalkan lebih luas kepada masyarakat mengenai peranan buah nanas dalam mempersingkat lama penyembuhan luka, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan untuk penyembuhan luka.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

(20)

4

eksudasi plasma ke daerah radang. Bromelain juga membantu respon imun dengan meningkatkan IFN-gamma yang dimediasi oleh nitric oxide (NO) dan produksi TNF alfa oleh makrofag (Bromelain.net, 2009).

Berdasarkan hal-hal di atas, air perasan buah nanas mempersingkat lama penyembuhan luka.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Air perasan buah nanas mempersingkat lama penyembuhan luka.

Air perasan buah nanas memiliki potensi yang lebih kuat bila dibandingkan dengan povidone iodine.

1.6Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratories sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif, data yang diukur adalah lama penyembuhan luka yang diperlukan hingga menutupnya luka yang ditandai dengan tepi luka yang saling bertautan dalam hari. Analisis data menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD (High Significant Difference) dengan α = 0,05 menggunakan program

komputer.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

(21)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Air perasan buah nanas mempersingkat lama penyembuhan luka pada konsentrasi 25%, 50%, dan 100%.

2. Air perasan buah nanas konsentrasi 50% dan 100% memiliki potensi yang lebih kuat dibandingkan dengan povidone iodine 10% dalam mempersingkat lama penyembuhan luka, APBN 25% memiliki potensi yang setara dengan povidone iodine 10%.

Kesimpulan tambahan :

Potensi paling kuat didapatkan pada air perasan buah nanas konsentrasi 50%.

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan lain yang berkhasiat dan mekanisme kerja air perasan buah nanas

Penelitian lebih lanjut tentang efek air perasan buah nanas terhadap penyembuhan luka dengan dosis yang lebih rendah dan bervariasi

Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan oleh pemakaian air perasan buah nanas pada hewan coba dan manusia

(22)

57

DAFTAR PUSTAKA

Advanced Medical Technology Association. 2006. Advanced Wound Management : Healing and Restoring Lives. http://www.advamed.org/NR/rdonlyres. December 11th, 2009.

Amazing Natural Health. 2009. The Healing Power of Pineapple. http://bouldernaturallabs.com/benefits-bromelain-pineapple.html. December 6th, 2009.

Bromelain.net. 2008. How Bromelain Works?. http://www.bromelain.net/herbal-remedies/bromelain/how-bromelain-works. December 7th, 2009.

Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2009. Komoditas Nanas.

http://www.deptan.go.id/ppi/investasi/Content/Kalimantan%20Barat/Doc_pdf/ komoditas_unggulan.pdf. December 23th, 2009

Dorland, Newman W.A. 2005. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.

Ehrlich S.D. 2007. Bromelain. http://www.umm.edu/altmed/articles/bromelain-000289.htm. December 6th, 2009

Eroschenko V.P. 2003. Integumen : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. Jakarta : EGC. p. 134

Hendro Sunarjono. 2009. Buah-buahan Dataran Tinggi Tropis Iklim Basah : Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Edisi 2. Bandung: Penebar Swadaya. p. 142-143

_______. 2009. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. http://books.google.co.id/books. December, 11th, 2009.

Horwitz R. 2003. The Integument – Structure and Function. http://www.med-ed.virginia.edu/public/CourseSitesDocs/CellandTissueStructure/handouts/unre stricted/original/MMHndt_Skin.html. December 17th, 2009

Ibelgaufts H. 2008. Wound Healing.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.copewithcytokines.de/ wounding.gif&imgrefurl. December 17th, 2009

IPTEKnet. 2005. Tanaman Obat Indonesia: Nanas. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view. December 6th, 2009

Ismail. 2004. Luka dan Perawatannya.

(23)

58

_______. 2004. Luka dan Perawatannya. Dalam Kozier : http://images.mailmkes.multiply.com/attachment. December 6th, 2009

_______. 2004. Luka dan Perawatannya. Dalam Lilley & Aucker : http://images.mailmkes.multiply.com/attachment. December 6th, 2009

_______. 2004. Luka dan Perawatannya. Dalam Taylor : http://images.mailmkes.multiply.com/attachment. December 6th, 2009

_______. 2004. Luka dan Perawatannya. Dalam Thompson : http://images.mailmkes.multiply.com/attachment. December 6th, 2009

Jackson R.A., Kaczkowski R.N.C.H. 2009. Wound Care. http://www.surgeryencyclOpedia.com/St-Wr/Wound-care.html. December 17th, 2009

Kemas Ali Hanafiah.2005.Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Edisi 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. p.10-12

Komisi Kepolisian Indonesia. 2009. Data Kejadian Laka Lantas Masyarakat

Umum Selama Kampanye Pemilu.

http://www.komisikepolisianindonesia.com/main. December 11th, 2009. Kumar V, Abbas A.K., Fausto N. 2005. Robins and Cotrans Pathologic Basic of

Disease. 7th ed. Philadelphia : Elsevier Inc.

Lutz S. 2009. Integumentary System.

http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat/Histology/API%20histo%20sk in.htm December 17th, 2009

MacLellan D.G. 2000. Chronic Wound Management. http://www.australianprescriber.com/magazine/23/1/6/9/. December 17th, 2009 Medline Plus. 2009. Bromelain (Ananas comosus, Ananas sativus). http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-bromelain.html. December 17th, 2009

Medscape. 2003. Wound Bed Preparation: The Science Behind the Removal of

Barriers to Healing.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.medscape.com/content. December 18th, 2009

Mirzal Tawi. 2008. Proses Penyembuhan Luka.

(24)

59

Plantamor. 2008. Informasi spesies : Nanas.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=95. December 17th, 2009

Posman Sibuea. 2008. Manfaat Nanas untuk Kesehatan. http://www.pdgi-online.com/v2/index.php. November 7th, 2009.

Rafter L. 2009. Essentials of Wound Healing.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://woundcaresolutions-telemedicine.co.uk/images. December 17th, 2009

Rosfanty. 2009. Sistem Integumen.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.aafp.org/ December 23th, 2009

Sebastian Schmieg. 2009. Tanduran Panen : Sejarah, Klasifikasi, dan Morfologi Nanas. http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/08/26/74/. December 20th, 2009

Sportindo. 2007. Nanas, Buah Dengan Banyak Manfaat. http://www.sportindo.com/page/13/Articles_Tips/Nanas_Buah_Dengan_Bany ak_Manfaat.html. December 20th, 2009

Steven R. B., Catherine D, Chia S, Kang T. 2003. The Phases of Cutaneous

Wound Healing.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://journals.cambridge.org/ December 17th, 2009

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Anatomi Kulit. Dalam Adhi Djuanda : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FK UI. p. 3-6

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Faal Kulit. Dalam Adhi Djuanda : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : Balai penerbit FK UI. p. 7-8

United States Department of Agriculture. 2008. Pineapple.

http://www.usda.gov/wps/portal/!ut/p/_s.7_0_A/7_0_1OB?navid=SEARCH& q=Ananas+comosus&site=usda. December 20th, 2009

Yuji Naito. Medicinal Herb Index in Indonesia. Edisi 2. 1995. Jakarta: PT. Eisai Indonesia.

Yusuf Sinaga. 2009. Penyembuhan Luka.

Referensi

Dokumen terkait

PERTUNJUKAN GAMELAN MONGGANG PUSAKA KEPANGERANAN GEBANG KINATAR DALAM UPACARA SEREN TAUN DI CIGUGUR KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

siklus hidup untuk pengembangan sistem informasi, juga dikenal sebagai model. siklus hidup

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Penerapan Sistem Informasi Geografis Terhadap Pemetaan Kantor Dinas Se-Kaupaten Pati ini berdasarkan hasil

• Operation adalah implementasi dari sebuah service yang dapat direques dari object class untuk menghasilkan behaviour..

Kemudian seorang jenius lain adalah Yaqut Al- Musta‟shimi yang disebutkan dalam sejarah sebagai yang memberikan keindahan tiada tara semasanya pada bidang kaligrafi,

Through this novel, Bradbury wants to convey a message about the replacement of the importance of books and knowledge with mindless entertainment from

SISTEM PENDETEKSI PLAGIAT PADA DOKUMEN TEKS BERBASIS DATABASE MENGGUNAKAN METODE

drldjurb relba@p troL. n/senyava