• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Asas Tugas Pembantuan (Medebewind) di Pemerintah Daerah Kota Salatiga dalam Rangka Gerakan Nasional Gemar Membaca T1 312011710 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Asas Tugas Pembantuan (Medebewind) di Pemerintah Daerah Kota Salatiga dalam Rangka Gerakan Nasional Gemar Membaca T1 312011710 BAB I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan kebutuhan

masyarakat akan informasi dan pengetahuan serta pesatnya laju perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi, menuntut perpustakaan semakin

profesional. Perpustakaan sebagai salah satu basis penyangga peradaban

bangsa diharapkan dapat memberi sumbangsih untuk ikut serta dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan tujuan berbangsa dan

bernegara.

Hal ini tentunya berkaitan dengan mutu pendidikan di Indonesia yang

kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah yang secara langsung

berpengaruh pada sektor pembangunan, ekonomi dan kesehatan. Keadaan

tersebut lebih diperburuk dengan masih dominannya budaya tutur (lisan)

daripada budaya baca. Budaya ini menjadi kendala utama dalam meningkatkan

kualitas sumber daya masyarakat yang seharusnya mampu mengembangkan

diri dalam menambah ilmu pengetahuannya secara mandiri melalui membaca.

Kebiasaan membaca perlu dimulai dari usia dini sejak di rumah, di sekolah

dasar, sekolah menengah pertama dan atas hingga perguruan tinggi. Tanpa

kebiasaan membaca, maka akan sangat sulit untuk menguasai ilmu

(2)

Kebiasaan membaca dan penguasaan Iptek bagaikan dua sisi mata uang

yang tidak dapat dipisahkan dengan banyak membaca akan banyak

mendapatkan pengetahuan, dan orang yang menguasai ilmu pengetahuan ialah

orang yang memiliki sumber daya yang berkualitas yang dapat melaksanakan

pembangunan untuk kesejahteraan semua bangsa. Minat baca, buku dan

perpustakaan adalah tiga elemen pokok dalam suatu sistem pendidikan yang

dapat menciptakan kualitas sumber daya manusia. Sebuah negara yang kaya

sumber daya manusia akan lebih unggul daripada suatu negara yang kaya

sumber daya alam.1

Pemerintah pada saat sekarang ini memberikan perhatian yang besar

terhadap dunia pendidikan. Banyak kebijakan yang sudah mulai dikeluarkan,

baik yang berkaitan dengan sarana fisik maupun non-fisik. Berkaitan dengan

sarana fisik, pemerintah berupaya membangun dan memperbaiki

gedung-gedung sekolah serta melengkapi sarana dan prasarana. Dimana Perpustakaan

merupakan sarana strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia guna

mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, mapan, sejahtera lahir

dana batin. Menyadari posisi strategis perpustakaan sebagai saran pendidikan

non formal, dalam skala luas sangat dibutuhkan untuk menunjang program

belajar sepanjang hayat (long live education) bagi masyarakat, maka

pemerintah tentu saja terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan

kualitas berbagai jenis perpustakaan. Salah satu kebijakan pemerintah yang

cukup penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yaitu meningkatkan

minat baca melalui Gerakan Membaca Nasional. Gerakan membaca ini

1

(3)

dicanangkan mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat kabupaten dan kota.

Program ini berupaya merubah budaya masyarakat dari budaya tutur kepada

budaya baca. Pemerintah juga membuat payung hukum untuk menunjukkan

keseriusan dalam meningkatkan minat baca, seperti yang tertuang dalam UU.

No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pencanangan

Gerakan Membaca Nasional (November 2003). Hal ini menyiratkan bahwa

minat baca itu perlu dibangkitkan sejak dini, dimulai dengan perkenalan

huruf-huruf dan angka pada masa pendidikan pra-sekolah hingga mantapnya

penguasaan baca-tulis-hitung (calistung). Minat baca yang dibangkitkan pada

usia dini selanjutnya dapat dijadikan landasan bagi berkembangnya budaya

baca. Suburnya perkembangan budaya baca tentu sangat tergantung dari

tersedianya bahan bacaan yang dibutuhkan dan tentunya tidak lepas dari Tugas

Pemerintah dari Pemerintah Pusat sampai ke Daerah.

Tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 31 ayat (3) menyebutkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan

satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan

serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

dengan undang-undang serta Pasal 31 ayat (5) menyebutkan Pemerintah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai

agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia.

Didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab III Pasal 4 ayat 5, menjelaskan bahwa :2 ”Salah satu

2

(4)

cara penyelenggaraan pendidikan adalah dengan mengembangkan budaya

baca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat”.

Berdasarkan pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa pemerintah daerah provinsi, daerah

kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus urusan sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonom dan tugas pembantuan.

Mengenai hal tersebut diatas tentunya berkaitan dengan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah pusat kepada pemerintah Daerah

dan atau Desa meliputi sebagian tugas-tugas. Pemerintah yang apabila

dilaksanakan oleh daerah dan atau desa akan lebih efisien dan efektif. Tugas

pembantuan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten kepada Desa mencakup

sebagian tugas-tugas kabupaten di bidang pemerintahan yang menjadi

wewenang Kabupaten. Sehubungan dengan Gerakan Nasional Gemar

membaca maka terkait tujuan dari Pemerintah dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa melalui pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 serta diatur lebih lanjut dalam Pasal

31 Undang-Undang Dasar 1945 , maka Pemerintah telah melakukan

pembangunan di bidang pendidikan baik melalui jalur pendidikan formal

maupun pendidikan nonformal.

Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan

sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu,

kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang

tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Di

(5)

terciptanya kualitas pemberdayaan manusia yang diinginkan. Satu sisi dengan

adanya penyediaan wadah tersebut, melalui aturan-aturan, memgembangkan

nilai-nilai yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan tertentu. Oleh

karena itu, lembaga sosial berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok

secara tertib dan teratur.3

Masalah pendidikan nasional seperti yang dikemukakan di atas adalah

sekaligus juga merupakan penyebab sejumlah masalah yang dihadapi dalam

menumbuh-kembangkan minat, kegemaran, dan kebiasaan membaca sehingga

membudaya di kalangan masyarakat. Membaca itu dapat dianggap telah

membudaya apabila kegiatan membaca telah menjadi kebiasaan yang

dilakukan secara berkelanjutan dan bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari.

Belum meratanya kesempatan memperoleh layanan pendidikan mengakibatkan

belum meratanya juga kesempatan mengembangkan kemampuan membaca,

yang berarti juga belum dapat menjadikan membaca menjadi suatu kegiatan

apalagi kebiasaan.

Kemampuan dan keterampilan membaca mempunyai pengaruh yang

sangat berarti terhadap hasil belajar. Dengan demikian, rendahnya mutu

pendidikan menunjukkan indikasi rendahnya kemampuan dan keterampilan

membaca peserta didik. Pengelolaan pendidikan yang kurang profesional dapat

mengakibatkan penyediaan dana, sarana dan prasarana pendidikan tidak efektif

dan tidak efisien. Buku adalah bagian dari sarana pendidikan yang sangat

diperlukan sebagai sumber bacaan. Kurangnya jumlah dan jenis buku di

3

(6)

lembaga-lembaga pendidikan memberikan pengaruh negatif terhadap

pengembangan minat membaca peserta didik.

Sementara itu pada saat ini sehubungan dengan rendahnya minat

membaca dan mutu pendidikan di Indonesia, dalam hal ini Pemerintah baik

dari Pemerintah Pusat sampai ke Pemerintah Daerah diminta untuk bekerja

ekstra keras dalam menangani masalah terebut dan tentunya tidak terlepas dari

peran Pemerintah Pusat dalam mencanangkan program Gerakan Naional

Gemar Membaca. Terkait dengan tugas Pemerintah berdasarkan Pasal 18 Ayat

(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan

bahwa Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Pelaksanaan desentralisasi yang diwujudkan dengan otonomi

daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan, pemberdayaan, pemerataan, keadilan, peran serta

masyarakat, peningkatan daya saing daerah, efisiensi dan efektivitas,

keanekaragaman daerah menurut prinsip-prinsip demokrasi dengan

memperhatikan aspirasi melalui partisipasi masyarakat.4

Berdasarkan Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota.

Daerah provinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintah daerah yang

diatur dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota memiliki kepala daerah

4

(7)

sebagai kepala pemerintahan. Kepala daerah provinsi disebut Gubernur, kepala

daerah kabupaten disebut Bupati dan kepala daerah kota disebut Walikota.

Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah melaksanakan

desentralisasi yang merupakan penyerahan kewenangan urusan pemerintahan

dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Negara Republik Indonesia

sebagai negara kesatuan menganut desentralisasi, tugas pembantuan dan

dekonsentrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, dengan

memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk

menyelenggarakan Otonomi Daerah.5 Penyelenggaraan otonomi daerah

menekankan pentingnya prinsi-prinsip demokrasi, peningkatan peran serta

masyarakat, dan pemerataan keadilan dengan memperhitungkan berbagai aspek

yang berkenaan dengan potensi dan keanekaragaman antar daerah. Dalam arti

bahwa dalam penyelenggaraan kebijakan otonomi daerah, menyangkut

pengalihan kewenangan dari pemerintahan kemasyarakat, yang diharapkan

dapat tumbuh dan berkembang, terkait penyelenggaraan otonomi daerah

sehubungan dengan Tugas Pembantuan untuk melaksanakan program

pemerintah.

Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa: “Pemerintahan daerah

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,

kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi

urusan Pemerintah. Dan ayat (2) menyebutkan bahwa: “Dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah

5

(8)

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan

otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, pendidikan merupakan salah

satu aspek yang mendapat perhatian serius dari pemerintah kota. Hal ini

tercermin dalam salah satu misi kota Salatiga yaitu menyediakan pemenuhan

kebutuhan dasar yang mencakup peningkatan akses pendidikan, peningkatan

akses pelayanan kesehatan, dan peningkatan akses air bersih dan sanitasi6.

Selain itu, Pemerintah Kota Salatiga juga telah menetapkan Salatiga sebagai

Kota Pendidikan dan Olahraga, sebagai salah satu dari trifungsi kota Salatiga7.

Dinas pendidikan kota salatiga juga telah menetapkan salah satu misinya yaitu

mewujudkan sistem pendidikan secara demokratis dan bermutu. Misi ini

mengandung makna bahwa dalam upaya mewujudkan visi harus didukung

sisem pendidikan yang demokratis dan bermutu, yang nantinya akan

memberikan kesempatan bagi masyarakat yang kurang beruntung untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu serta mendorong ke arah terwujudnya

potensi penyelenggaraan pendidikan8. Salah satu sarana untuk menunjang

peyelenggaraan pendidikan yang bermutu di kota salatiga adalah dengan

Perpustakaan Kota Salatiga.

Sebagai daerah yang berotonom keberadaan perpustakaan umum kota

salatiga sejatinya berfungsi sebagai tempat bagi masyarakat Salatiga untuk

memperluas wawasan. Meski demikian, ada masyarakat Salatiga yang masih

6 Visi dan Misi Kota Salatiga, diunduh dari http://www.pemkot-salatiga.go.id/PemerintahanVisiMisi.php tanggal 10 Februari 2013 7 Visi misi dan Trifungsi Kota Salatiga, di unduh dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2218822-visi-misi-dan-trifungsi-kota/ tanggal 10 Februari 2013

(9)

mengeluhkan fungsi dari Perpustakaan ini yang terkesan terbengkalai dan

kurang terurus9. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk penyelesaian

permasalahan hukum yakni terkait dengan Tugas Pembantuan Pemerintah

Daerah/Kota Salatiga terhadap program Gerakan Nasional Gemar Membaca

apakah telah atau belum terlaksana sesuai dengan kaidah/norma berlandaskan

otonomi daerah pada fungsi kepala daerah dalam melaksanakan kehidupan

demokrasi didalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan bunyi

Pasal 27 Ayat (1) huruf (d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Dalam UU No 43 Tahun 2007 Pasal 51 dari Undang-Undang dinyatakan

bahwa pembudayaan gemar membaca dilakukan melalui Program Gerakan

Nasional Gemar Membaca, dan dilaksanakan oleh pemerintah yang melibatkan

seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini Perpustakaan Daerah Kota Salatiga

yang mempunyai tugas melaksanakannya, sehingga perpustakaan wajib

berperan aktif dengan menyediakan karya tulis, karya cetak, dan karya rekam.

Kaidah yang rumusan tertuang dalam kontitusi mengharuskan peran

Pemerintah, Sekolah dan Masyarakat untuk menjalankan amanat dari rumusan

tersebut. Sejalan dengan pengaturan tersebut, penulis melakukan observasi

dengan cara wawancara untuk mengetahui masalah yang dialami pihak

Sekolah di Salatiga. Adapun beberapa Sekolah dalam Kota Salatiga yang

diwawancari oleh penulis meliputi : SMU Negeri 1 Salatiga, SMU Negeri 2

Salatiga, dan SMU Negeri 3 Salatiga.

9 Surat Pembaca, HATI BERIMAN, Majalah Berita Warga Kota Salatiga Vol. 2 No. 2 Tahun 2008, Salatiga, Kantor Komunikasi dan Informasi Kota Salatiga

(10)

Dalam hasil wawancara tersebut, ada beberapa point yang menjadi

masalah dalam penerapan Program Nasional Gemar Membaca tersebut,

Point-point tersebut penulis jabarkan di bawah ini:

1. Kurang aktifnya pengadaan buku dan proses pengadaan buku masih

melibatkan murid-murid.

2. Keuangan dalam pengadaan buku-buku. Uang dalam pengadaan buku

didapatkan oleh orang murid, denda, dan sumbangan dari murid.

3. Belum adanya kerjasama antara sekolah dengan sekolah lain dalam hal

pengadaan buku.

4. Kekurangan petugas perpustakaan dalam hal ini pustakawan.

5. Promosi tentang perpustakaan dari sekolah itu sendiri masih kurang efektif.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis melihat bahwa ada

masalah yang masih dialami oleh pihak sekolah dalam menerapkan Gerakan

Nasional Gemar Membaca, tentunya dengan kekurangan keuangan dalam

pengadaan buku, kekurangan petugas pustakawan dan kurangnya promosi

perpustakaan di sekolah. Tentunya tidak terlepas dari tugas Pemerintah Kota

Salatiga dalam hal ini Perpustakaan sebagai pelaksana Program Gerakan

Nasional Gemar Membaca sehingga membuat penulis ingin melakukan

Penelitian dengan judul :

“IMPLEMENTASI ASAS TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND)

DI PEMERINTAH DAERAH KOTA SALATIGA DALAM RANGKA

(11)

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di muka, maka isu hukum

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan Tugas Pembantuan di Perpustakaan Daerah Kota

Salatiga dalam rangka Gerakan Nasional Gemar Membaca ?

2. Sejauh mana peran Pemerintah Daerah ( Perpustakaan Daerah ) Kota

Salatiga dalam menerapkan Program Gerakan Nasional Gemar Membaca ?

C.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Tugas Pembantuan di

Perpustakaan Daerah Kota Salatiga dalam rangka Gerakan Nasional Gemar

Membaca

2. Untuk mengetahui sejauh mana peran Pemerintah Daerah ( Perpustakaan

Daerah ) Kota Salatiga dalam menerapkan Program Nasional Gemar

Membaca.

D.

Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian dalam penulisan karya tulis ini

adalah :

1. Secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan

sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum. Dan sebagai tambahan

(12)

berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memajukan perkembangan Ilmu

Hukum khususnya yang berkaitan dengan Program Gerakan Nasional Gemar

Membaca.

2. Secara Praktis

a. Sebagai salah satu acuan kepustakaan Hukum Administrasi Negara

terutama mengenai pelakasanaa dan peran Perpustakaan Daerah dalam

penyelenggaraan Program Gerakan Nasional Gemar Membaca.

b. Sarana praktis atau terapan penelitian ini berguna untuk sedapat mungkin

memberikan sebuah pilihan kearah yang lebih baik kepada berbagai

pihak terutama dalam hal pelaksanaan program Gerakan Nasional Gemar

Membaca.

E.

Metode Penelitian

Metodelogi penelitian merupakan proses-proses yang menjadi syarat

utama bagi kegiatan penulisan ilmiah dan dengan sendirinya juga belaku bagi

segala macam kegiatan penelitian dibidang ilmu sosial.10

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan

untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan dan peran Perpustakaan

dalam penyelenggaraan Program Gerakan Gemar Membaca. Deskripsi

disini bukan dalam arti sempit karena akan memberi gambaran tentang

fenomena yang ada yang dilakukan sesuai dengan metode penelitian dan

fakta-fakta yang ada digambarkan dengan suatu interpretasi, evaluasi dan

10

(13)

pengetahuan umum karena fakta tidak akan mempunyai arti tanpa

interpretasi, evaluasi dan pengetahuan umum.11 Penelitian ini bertujuan

untuk menggambarkan keadaan dari objek atau masalah yang diteliti tanpa

bermaksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum.

2. Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan analisis yuridis sosiologis. David William mendefinisikan

penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah,

dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau

peneliti yang tertarik secara alamiah12. Penelitian kualitatif adalah suatu

proses penelitian yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia . Dalam penelitian kualitatif diperoleh

data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari informan atau

orang-orang dan perilaku yang diamati. Data tertulis dari informan dan perilakunya

dalam hal ini adalah berkaitan dengan bagaimana dan sejauh mana

Perpustakaan berperan dalam penyelenggaraan program Gerakan Nasional

Gemar membaca.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang di ambil penulis adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Pengumpulan Data Primer diperoleh dengan mewancarai, metode ini

terapkan secara langsung terhadap :

11

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, h. 35.

12

(14)

a. 1. Pengurus/Staf Perpustakaan di Sekolah-sekolah di Kota Salatiga.

a. 2. Pengurus/Staf Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga.

b. Data sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer, meliputi rancangan undang-

undang, hasil-hasil penelitian, pendapat pakar hukum, buku-buku

literatur, karya ilmiah dari para sarjana dan dokumen resmi yang

berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti.

4. Unit Amatan dan Unit Analisa

a.Unit Amatan : Para pihak yang terkait dalam Implementasi Peran dan

Fungsi Tugas Pembantuan (medebewind) di Pemerintah Kota Salatiga

dalam rangka Gerakan Nasional Gemar Membaca.

1. Pengurus/Staf Perpustakaan Sekolah di Kota Salatiga

2. Perpustakaan Daerah Kota Salatiga

b. Unit Analisa :

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan peran Perpustakaan

Daerah Kota Salatiga terhadap penerapan Pasal 51 mengenai Gerakan

Nasional Gemar Membaca dalam UU No 43 Tahun 2007 Tentang

Referensi

Dokumen terkait

a) Kondisi sanitasi lingkungan sekitar IRT tape singkong di Kabupaten Bondowoso 50 % berkategori baik dan 50 % berkategori cukup. b) Kondisi sanitasi

Bersama ini diharapkan kehadiran saudara pada acara Pembuktian Kualifikasi dan Verifikasi pada Hari Selasa, Tanggal 10 Juni 2014, Pukul : 08.30 wib s/d 12.30 Wib

[r]

Hasil pengukuran biomassa, potensi karbon dan serapan CO 2 vegetasi mangrove untuk tingkat pertumbuhan tanaman pohon, pancang, dan semai pada lokasi penelitian

Selama pelaksanaan magang yang berlangsung 1 semester diharapkan mahasiswa mampu memanfaatkan secara optimal kegiatan di lokasi magang agar memperoleh bekal pengalaman

Berdasarkan angka 1 s.d 7 diatas, Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada ULP Kabupaten Bengkulu Utara mengumumkan pemenang seleksi umum paket pekerjaan

perusahaan menemui masalah turnover yang cukup tinggi sehingga berdampak pada2. hasil produksi perusahaan

− Prototipe sistem SDR skala lab dengan frekuensi maksimal RF 50 MHz dengan daya RF kurang dari 1 mW menggunakan daughterboard Basic Tx-Rx dapat dikembangkan untuk sebuah