• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT. PARI MAS PASURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT. PARI MAS PASURUAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam penentu jalannya

roda usaha suatu perusahaan, karena manusia adalah faktor pendukung yang utama

dalam berlangsungnya proses atau kegiatan produksi guna mencapai tujuan sebuah

perusahaan. Seperti yang di katakan oleh Martoyo (1987) bahwa manusia itu selalu

menjadi pokok permasalahan, peristiwa besar apapun yang terjadi di dunia dan

masalah apapun yang harus dipecahkan di bumi ini pada intinya dan pada akhirnya

bertautan juga dengan manusia. Oleh karena itu, pencapaian sebuah tujuan

perusahaan tidak akan lepas dari manusia dan pastinya juga tidak lepas dari adanya

suatu masalah. Masalah tersebut terjadi baik masalah yang berhubungan dengan

pihak di luar organisasi perusahaan maupun masalah-masalah yang berhubungan di

dalam perusahaan. Salah satu masalah yang ada dalam perusahaan adalah yang

berhubungan dengan karyawan.

Menurut Mobley (1986), fenomena yang sangat penting dalam kehidupan

organisasi yaitu keberadaan karyawan. Ketika kinerja perusahaan telah baik dapat

rusak baik secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai perilaku karyawan.

Salah satu bentuk perilaku karyawan tersebut adalah sebuah intensi melakukan suatu

pekerjaan. Seseorang akan melakukan pekerjannya sebagai usaha untuk mencapai

suatu tujuan dari hasil kerja yang dilakukan yaitu memperoleh penghasilan. Akan

tetapi dalam kenyatannya intensi yang dilakukan karyawan tidak selamanya berjalan

dengan baik, dimana saat berada di perusahaan seorang karyawan merasakan

ketidaknyamanan maka dalam diri karyawan timbul keinginan yang disadari untuk

keluar dari pekerjaan yang dapat berujung pada keputusan karyawan meninggalkan

pekerjannya.

Menurut Ajzen & Fishben mengemukakan Teori Tindakan Beralasan,

bahwa sikap mempengaruhi lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti

dan berasalasan, dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal. Pertama perilaku tidak

(2)

2

Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma

subjektif (subjective norm) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain

inginkan agar kita berbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama

norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku (Azwar, 1995).

Tampak bahwa intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu

pertama sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan kedua

adalah persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak

melakukan perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif. Secara

sederhana teori ini mangatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan

apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain

ingin agar ia melakukannya (Azwar, 1995)

Intensi turnover telah menjadi persoalan yang serius bagi banyak

perusahaan. Menurut Rokhmah dan Riani (2005), turnover (berpindah kerja)

biasanya merupakan salah satu pilihan terakhir bagi seorang karyawan apabila dia

mendapati kondisi kerjanya sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang diharapkannya.

Turnover bagi karyawan merupakan salah satu jalan keluar untuk mendapatkan

keadaan yang lebih baik, namun bagi perusahaan hal ini dapat menjadi suatu

kerugian tersendiri, apalagi bila karyawan yang keluar tadi memiliki ketrampilan

yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu hal ini dapat menambah cost (biaya)

untuk perekrutan dan penempatan kembali. Perusahaan perlu menelaah lebih jauh

tentang sebab-sebab seorang karyawan mempunyai intensi untuk keluar, sehingga

turnover dapat ditekan seminimal mungkin. Oleh karena itu, intensi turnover harus

disikapi sebagai suatu fenomena dan perilaku manusia yang penting dalam

kehidupan organisasi dari sudut pandang individu maupun sosial, mengingat bahwa

tingkat keinginan berpindah karyawan akan mempunyai dampak yang cukup

signifikan bagi perusahaan dan individu yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara mengatasi kendala-kendala yang menyebabkan seorang karyawan

mempunyai intensi untuk keluar terutama yang disebabkan dari dalam perusahaan.

Intensi turnover atau keinginan pindah kerja ditandai oleh berbagai hal

yang menyangkut perilaku karyawan. Mobley (1986) menyatakan bahwa salah satu

factor utama yang menentukan intensi turnover yaitu adanya rasa tidak puas terhadap

(3)

3

meliputi absensi yang meningkat, mulai malas bekerja, naiknya keberanian untuk

melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan,

maupun keseriusan untuk menyelesaikan semua tanggung jawab karyawan yang

berbeda dari biasanya.

Fenomena yang mengindikasikan intensi turnover terjadi pada PT. Pari Mas

Pasuruan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan mie instan merk “Bola

Dunia”. Sesuai informasi yang diperoleh dari situs berita Apindonesia

(redaksi@apindonesia.com) bahwa terdapat beberapa pabrik produksi mie di

Pasuruan mengalami gulung tikar.Hal ini dikarenakan keputusan pemerintah untuk

menghapus bea masuk impor terigu yang berakibat produsen gandum maupun

tepung terigu membatasi ekspor produk pertanian dan turunannya. Imbasnya yaitu

pada harga tepung terigu yang semakin tinggi yaitu hampir 2x lipat dari harga

sebelumnya. Hal ini berefek negatif bagi pabrik mie seperti PT. Pari Mas karena

bahan baku yang mereka pergunakan adalah tepung terigu. Tingginya harga bahan

baku akan menekan biaya produksi sehingga beberapa pabrik memutuskan untuk

menutup pabriknya atau dengan kata lain gulung tikar. Peristiwa seperti ini tentunya

juga perlu diperhatikan oleh PT. Pari Mas yang juga bergerak dalam bidang produksi

mie. Menurut survey yang telah dilakukan pada awal bulan Desember 2011,

diperoleh hasil bahwa tingkat turnover di PT. Pari Mas sejak pertengahan 2011

mencapai 25% dari seluruh pegawai. Hal ini tentu sangat meningkat tajam dari

bulan-bulan sebelumnya. Tahun pertama hingga tahun ke-empat tingkat turnover

totalnya hanya 7% dari seluruh pegawainya. Hal ini tentu harus menjadi perhatian

tersendiri bagi pengelola PT. Pari Mas.

Peristiwa yang sama juga diungkapkan oleh Narwisan (2002) dalam

penelitiannya pada suatu perusahaan yg berada di Malang. Dimana perusahaan

tersebut merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam memproduksi gula.

Dalam struktural perusahaan tersebut kenaikan jabatan ataupun jenjang karier yang

menjadi salah satu pemicu munculnya masalah intensi turnover yang sangat penting

dan harus diselesaikan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan beberapa karyawan yang

merasa tidak puas dengan sistem kenaikan jabatan yang ada. Dimana karyawan yang

telah bekerja berpuluh – puluh tahun dengan pendidikan SLTA atau sederajat akan

(4)

4

Fenomena turnover juga terjadi pada salah satu perusahaan di kawasan

Klaten yang bergerak dibidang industri kecil. Data absensi kerja selama 6 bulan

terakhir tahun 2010/2011 menunjukan bahwa ada 57 karyawan yang keluar dari

perusahaan. Setiap bulannya ada 5 - 10 karyawan yang keluar dari perusahaan, dan

ada 1 – 5 karyawan saat training pun juga mengundurkan diri atau keluar dari

perusahaan. Kenyataannya pada perusahaan tersebut dalam proses rekrutment,

pelamar yang diterima oleh perusahaan tidak mampu menutupi atau mengganti

karyawan yang keluar. Keadaan ini mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian

pada biaya bahkan berdampak juga pada penurunan hasil produksi sehingga

perusahaan menemui masalah turnover yang cukup tinggi sehingga berdampak pada

hasil produksi perusahaan (Sariyani, 2011).

Didukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Patria (2005), dimana

mengindikasikan bahwa terjadinya turnover yang tinggi pada suatu perusahaan pada

tahun 2002-2004. Hasil studi menunjukkan bahwa perpindahan tersebut lebih banyak

terjadipada karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun. Adapun syarat untuk

menjadi karyawan adalah menjalani masa training selama 3 bulan, kemudian selepas

itu masih menjadi karyawan kontrak, baru kemudian setelah 1 tahun baru diangkat

menjadi karyawan tetap. Menurut beberapa sumber, pada masa training sudah ada

karyawan yang mengundurkan diri, bahkan selepas trainingpun lebaih banyak yang

mengundurkan diri. Dan hal inipun masih terjadi sampai saat ini. Selain itu tuntutan

yang diberikan perusahaan untuk karyawan cukup tinggi. Sehingga karyawan harus

bekerja keras agar dapat memenuhi tuntutan tersebut dengan kata lain para karyawan

harus loyal terhadap waktu untuk perusahaan.

Fenomena turnover tentu tidak berpengaruh dengan jenis kelamin, hal ini di

dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2011) yang mengemukakan

bahwa dari 130 karyawan sebanyak 56,15% menemukan kenyataan bahwa sebagian

besar responden memiliki niatan untuk keluar dari pekerjannya sekarang ini. Data

yang diperoleh juga menunjukkan bahwa komposisi antara karyawan pria dan wanita

yang memiliki intensi turnover tidak jauh berbeda.

Tingginya tingkat keluar atau pindah kerja merupakan suatu masalah yang

sering dihadapi oleh suatu perusahaan. Peristiwa pindah kerja atau turnover

(5)

5

diungkapkan oleh Berry dan Houston (1993) bahwa perusahaan tersebut justru

memiliki kesempatan untuk menggantikan karyawan yang kurang berkompeten yang

berhenti dengan karyawan yang memiliki kualitas kerja yang baik. Namun hal ini

akan berubah menjadi negatif apabila justru karyawan yang berkompetensi baiklah

yang memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Berdasarkan analisis yang

dilakukan oleh McEvoy dan Casio (dalam Berry & Houston, 1993) ditemukan fakta

bahwa peristiwa turnover cenderung terjadi pada karyawan berkinerja buruk.

Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan merupakan hal yang

sangat penting untuk dihindari perusahaan agar tidak menimbulkan kerugian dan

pembengkakan biaya. Yoder (1984) mengungkapkan turnover dapat mengakibatkan

pembengkakan biaya pada suatu organisasi untuk melakukan rekruitmen, seleksi, dan

biaya pelatihan. Menurut Mobley (1986) secara empiris ukuran perilaku intensi

turnover merupakan salah satu peramal untuk terjadinya pergantian karyawan. Usaha

untuk mengurangi perilaku tersebut perusahaan harus memahami dan mengetahui

serta mendiagnosa apa yang terjadi pada karyawan sehingga perusahaan mampu

lebih awal dalam mengerti perilaku yang mengindikasikan intensi turnover sehingga

perilaku tersebut dapat dikurangi.

Intensi turnover dalam organisasi biasanya disebabkan oleh keinginan

individu itu sendiri yang disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Davis dan

Newstrom (1985) bahwa terdapat beberapa penelitian yang berusaha

mengidentifikasi berbagai faktor yang turut menyumbang timbulnya tingkat intensi

turnoveryang tinggi, para karyawan yang berusia muda, dengan masa kerja terbatas,

kurang terikat terhadap organisasi, dan memandang pekerjaan mereka tidak terjamin

cenderung mencari pekerjaan lain. Anehnya, banyak pegawai yang berhenti bekerja

meskipun mengetahui bahwa kesempatan kerja bagi mereka di tempat lain terbatas.

Faktor yang perlu menjadi perhatian perusahaan untuk mengurangi angka turnover

karyawan adalah bagaimana perusahaan mengelola iklim yang baik dan kondusif

dalam aktifitas kerja karyawan dan adanya upaya untuk mengelola sumber daya

manusia yang baik dan berkesinambungan. Faktor-faktor tersebut diantaranya dapat

berupa faktor organisasional (kondisi kerja) maupun faktor personal (kondisi

psikologis individu). Kondisi psikologis seperti faktor kepribadian, motivasi,

(6)

6

Dewasa ini banyak penelitian yang mengkaitkan aspek-aspek psikologi

dalam mempengaruhi perilaku karyawan. Berbagai penelitian mengenai perilaku

keinginan berpindah kerja karyawan (intensi turnover), telah mengkaji pengaruh

aspek-aspek kepribadian terhadap intensi turnover. Salah satu karakteristik yang

secara konsisten mempengaruhi intensi turnover adalah kepuasan kerja. Hubungan

antara kepuasan kerja dengan perilaku turnover diungkapkan oleh Mobley melalui

model meninggalkan pekerjaan, yang menunjukkan bahwa setelah tenaga kerja

menjadi tidak puas terjadi beberapa tahap misalnya berpikir untuk meninggalkan

pekerjaan (intensi turnover) sebelum mengambil keputusan untuk meninggalkan

pekerjaan yang di ambil (Munandar, 2008).

Sunjoyo (2003) dalam penelitiannya pengaruh kepuasan kerja dan

komitmen organisasi terhadap turnover intention pada para auditor KAP yang

masuk kategori “the big five”, mengemukakan bahwa berdasarkan pengujian dalam

studi inidiperoleh hasil tentang faktor–faktor yang mempengaruhi turnover intention.

Faktor–faktor tersebut adalah kepuasan kerja, ketiga dimensi komitmen

organisasional (afektif, continuance, dan normatif). Hasil studi ini menunjukkan

bahwa hanya kepuasan kerja saja yang mempengaruhi turnover intention, sementara

faktor–faktor yang lain tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Selain itu,

hanya usia sebagai salah satu variabel kontrol yang signifikan mempengaruhi

turnover intention.

Kemudian menurut Petronila, Tjendra dan Hartiningsih (2009)

mengemukakan hasil penelitiannya yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana

pengaruh antara komitmen organisasi dan konflik peran terhadap intensi turnover

auditor dan kepuasan kerja. Berdasarkan pengujian dalam study ini diperoleh hasil

salah satunya yaitu terdapat pengaruh negatif antara kepuasan kerja dengan intensi

turnover auditor. Hal ini menjelaskan bahwa karyawan dengan kepuasan kerja yang

tinggi akan berusaha dengan maksimal untuk memajukan perusahaan sehingga tidak

memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan.

Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepuasan kerja

merupakan prediktor tunggal yang paling dapat diandalkan untuk terjadinya intensi

turnover pada suatu organisasi atau perusahaan. Kunci kepuasan kerja pada

(7)

7

dihargai, bangga, senang atau jenuh sebagai hasil dari penilaian individu yang

bersangkutan terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Anoraga (1992) menyimpulkan

bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap menyangkut penyesuaian diri yang

sehat dari para karyawan terhadap kondisi kerja dan situasi kerja, termasuk

didalamnya masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan kondisi psikologis.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu

terletak pada beberapa hal. Apabila dilihat dari subyek penelitian, subyek penelitian

yang peneliti gunakan yaitu karyawan yang sudah berstatus tetap di perusahaan.

sedangkan subyek yang digunakan oleh Narwisan (2002) adalah karyawan honorer

atau tidak tetap. Masalah yang ditimbulkan juga berbeda dengan

penelitian-penelitian terdahulu, karena masalah yang di angkat dalam penelitian-penelitian kali ini yaitu

tentang masalah perekonomian Indonesia yang berpengaruh terhadap perekonomian

internal perusahaan. Sedangkan masalah yang timbul dari penelitian-penelitian

terdahulu adalah dapat berasal dari masalah jabatan, masalah perekrutan, dsb.

Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting, karena

terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan individu, industri, dan masyarakat.

Bagi individu, penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja

memungkinkan timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagiaan hidup mereka. Bagi

industri, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha

peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah

laku karyawannya. Perilaku karyawan yang dimaksud adalah intensi turnover

(As’ad, 1980).

Manusia bekerja karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Sesorang

yang akan menjadi karyawan dalam sebuah perusahaan pada umumnya mempunyai

harapan, impian untuk mendapatkan kepuasan terhadap semua

kebutuhan-kebutuhannya. Pada kenyatannya banyak orang berpendapat bahwa gaji atau upah

merupakan faktor utama untuk timbulnya kepuasan kerja. Sampai taraf tertentu hal

ini memang bisa diterima, terutama dalam suatu negara yang sedang berkembang

dimana uang merupakan kebutuhan yang vital untuk bisa memenuhi kebutuhan

pokok sehari-hari. Akan tetapi jika masyarakat sudat dapat memenuhi kebutuhan

(8)

8

utama. Sesuai dengan tingkatan motivasi manusia yang dikemukakan Maslow maka

upah dan gaji termasuk pada kebutuhan dasar (As’ad, 1980).

Hal lain yang dicari oleh karyawan yaitu kebutuhan psikologis dan

kebutuhan untuk dihargai dan di hormati oleh orang lain sehingga menjadi kepuasan.

Karyawan yang memiliki kepuasan kerja akan lebih produktif, memberikan

kontribusi terhadap sasaran dan tujuan organisasi, dan pada umumnya memiliki

keinginan yang rendah untuk keluar dari perusahaan, tetapi saat

kebutuhan-kebutuhannya sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi dan bekerja secara wajar

tersebut tidak didapatkan dari tempat kerjanya, maka akan memunculkan rasa

ketidaknyamanan dan ketidakpuasan kerja sehingga mengakibatkan praktek tingkah

laku penarikan diri dari perusahaan atau besarnya intensi turnoveratau bahkan pindah

kerja di perusahaan lain dan mempertimbangkan kesempatan memeperoleh

pekerjaan yang lain (Munandar, 2008).

Pada kenyataannya banyak karyawan yang masih tetap bertahan di

perusahaan tempat mereka bekerja dengan menerima kondisi-kondisi yang kurang

sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan material, fisik maupun

psikologis. Hal tersebut di atas dapat menggambarkan bahwa karyawan yang merasa

cukup dan puas akan tetap bertahan tempat bekerja, tetapi bagi karyawan yang

merasa tidak puas akan meninggalkan perusahaan.

Berdasarkan uraian dari peristiwa di atas dapat diketahui bahwa masalah

intensi turnover sering dialami oleh perusahaan merupakan masalah yang harus cepat

diselesaikan karena mengganggu proses produksi dan kelanjutan perkembangan

perusahaan. Di sisi lain, banyak perusahaan belum memperhatikan kepuasan kerja

karyawan. Kepuasan kerja yang dirasakan dapat mempengaruhi pemikiran seseorang

untuk keluar. Atas dasar permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik mengujikan

hasil penelitian–penelitian sebelumnya dengan melakukan penelitian tentang

hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover pada karyawan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara

(9)

9

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepuasan

kerja dengan intensi turnover pada karyawan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin di ambil dari penelitian adalah:

1. Bagi pimpinan perusahaan

Hasil penelitian nantinya dapat memberi informasi pada pimpinan perusahaan

tentang pengaruh kepuasan kerja karyawannya terhadap intensi pindah kerja,

sehingga pimpinan sejak dini mempertahankan karyawannya dengan

memperhatikan kebutuhan dan kepuasan kerja karyawannya.

2. Bagi karyawan

Diharapkan mampu memberikan umpan balik pada karyawan, supaya karyawan

bisa bersosialisasi dan memberi umpan balik terhadap semua anggota organisasi

sehingga tercipta kepuasan kerja yang tinggi, yang dapat mengurangi tingkat

(10)

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN

PT. PARI MAS PASURUAN

SKRIPSI

Oleh :

Fitri Ratna Sari

08810186

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(11)

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN

PT. PARI MAS PASURUAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Fitri Ratna Sari

08810186

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(12)
(13)
(14)
(15)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Intensi Turnover

pada Karyawan PT. Pari Mas Pasuruan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dr. Latipun M.Kes dan Tri Muji Ingarianti. M.Psi selaku pembimbing I dan

Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

3. Dra. Siti Suminarti F. M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Pimpinan PT. Parimas Pasuruan yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi

penulis untuk melakukan penelitian.

5. Karyawan PT. Parimas terutama bagian produksi yang telah bersedia menjadi

subyek penelitian.

6. Bapak dan almarhumah Ibu yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih

sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini

serta kedua kakak ku Mbak Novi dan Mbak Lely yang tak henti-hentinya

memberikan segala dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Calon keluarga baruku Papa Yon, Mama Rin dan Mas Adit yang telah dengan

sabar memberikan dukungan serta penantian yang cukup panjang dalam

(16)

8. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas C special buat sepupuku

tersayang Vina, temenku seperjuangan Rina, Ayu, Martha, Picil, Arin, Riri,

Mega, Dina Nisrina dan semuanya yang tak bisa disebutkan satu per satu, terima

kasih atas semangat serta kerja sama nya sehingga penulis terdorong untuk

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman Kost Barokah Fajar, Nisa, Yani, Novi, Ifa, Riris, Sismala, Via,

Hana, Siska yang telah bersedia membantu dan memberikan semangat kepada

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga

kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, April 2012

Penulis

(17)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... v

INTISARI ... vii

ABSTRAK ...viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian ...9

D. Manfaat Penelitian ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Turnover ...10

B. Kepuasan Kerja ...18

C. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Intensi Turnover ...31

D. Kerangka Berfikir ...34

E. Hipotesis ...35

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ...36

B. Variabel Penelitian ...37

1. Identifikasi variabel penelitian ...37

2. Definisi operasional variabel penelitian ...37

(18)

D. Jenis data dan Metode Pengumpulan Data ...39

1. Jenis data ...39

2. Metode pengumpulan data ...39

3. Validitas dan reliabilitas ...44

a. Validitas ...44

b. Reliabilitas ...46

E. Prosedur Penelitian ...48

F. Teknik Analisis Data ...49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...52

B. Analisis Data ...55

C. Pembahasan ...56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...62

B. Saran ...62

DAFTAR PUSTAKA ...64

(19)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 : Skor pilihan jawaban ...41

Tabel 3.2 : Blue print skala kepuasan kerja ...43

Tabel 3.3 : Blue print skala intensi turnover ...44

Tabel 3.4 : Rangkuman analisa validitas item skala kepuasan kerja ...45

Tabel 3.5 : Blue print item skala kepuasan kerja setelah try out ...46

Tabel 3.6 : Rangkuman analisa validitas item skala intensi turnover ...46

Tabel 3.7 : Blue print item skala intensi turnover setelah try out ...47

Tabel 3.8 : Uji reliabilitas item skala kepuasan kerja ...48

Tabel 3.9 : Uji reliablitas item skala intensi turnover ...48

Tabel 4.1 : Deskripsi karakteristik subyek...52

Tabel 4.2 : Deskripsi variabel kepuasan kerja dengan intensi turnover ...53

(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 2.1 : Theory of Planned Behavior ...14

Gambar 2.2 : Model hubungan antara unjuk kerja dan kepuasan kerja ...29

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Jenis Lampiran Halaman

1. Surat kendali bimbingan skripsi ... 67

2. Skala penelitian sebelum try out ... 69

3. Skala penelitian setelah try out ... 76

4. Validitas dan reliabilitas kepuasan kerja ... 82

5. Data try out kepuasan kerja ... 91

6. Validitas dan reliabilitas intensi turnover ... 93

7. Data try out intensi turnover ... 100

8. Data penelitian kepuasan kerja ... 102

9. Data penelitian intensi turnover ... 105

10. Data subyek penelitian ... 108

11. Data penghitungan t-score ... 111

12. Korelasi skala kepuasan kerja dengan intensi turnover ... 115

13. Data penghitungan Z-score ... 117

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Pipiet. 2011. Hubungan antara konflik peran ganda wanita karir dengan

intensi turnover. Skripsi (tidakditerbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Anoraga, D. P. (1992). Psikologi kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

As'ad, M. (1980). Psikologi industri: Seri ilmu sumberdaya manusia (Revisi ed.). Yogyakarta: Liberty.

Azwar, S. (1997). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (1995). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (2nd ed.). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Berry, L. M., & Houston, P. J. (1993). Psychology at work: An introduction to industrial and organizational psychology. USA: Brown & encmark.

Davis, K., & Newstrom, J. W. (1985). Perilaku dalam organisasi jilid 1 (7th ed.). jakarta: PT. Gelora aksara pratama.

Dayaksini, T., & Hudaniyah. (2001). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.

Handoko, T. H. (1995). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia (2nd ed.).

Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.

Hasibuan, M. S. (2000). Manajemen sumber daya manusia (Revisi ed.). Jakarta: PT.

Ikrar Mandiriabadi.

(23)

Kerlinger, F. N. (2000). Asas - asas penelitian behavioral. (H. J. Koesoemanto, Penyunt., & L. R. Simatupang, Penerj.) Yogyakarta: Gadjah mada university press.

Kirschenbaum, A., & Weisberg, J. (2002). Employee's turnover intentions and job destination choices. Journal of Organizational Behavior, 23, 109-125.

Luthans, F. (1989). Organizational behavior (5th ed.). USA: McGraw-Hill.

Martoyo, S. (1987). Manajemen sumber daya manusia (5 ed.). Yogyakarta: PT.

BPFE.

Mobley, W. H. (1986). Pergantian karyawan: Sebab akibat dan pengendaliannya.

Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Munandar, A. S. (2008). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Narwisan. 2002. Hubungan antara kepuasan kerja dengan intesni turnover pada

karyawan PT. PG Kebon Agung Malang. Skripsi(tidakditerbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Patria, Septi. 2005. Hubungan antara stress kerja dengan intensi turnover karyawan.

Skripsi(tidakditerbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Petronila, T. A., Tjendra, V., & Hartiningsih, L. (2009). Pengaruh komitmen organisasi, konflik peran terhadap turnover intention dengan kepuasan kerja.

Akuntabilitas, 8 (2), 137-147.

Rokhmah, B. E., & Riani, A. L. (2005, Desember). Keterkaitan antara komitmen afektif dengan intensi turnover pada karyawan bagian produksi di PT. Usman Jaya Mekar Magelang. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, IV(2), 78-85. diakses pada 12 Oktober 2011 dari http://eprints.ums.ac.id/196/1/JTI-0402-04-OK.pdf

Sariyani, Nining. 2011. Hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover. Skripsi(tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dari http://etd.eprints.ums.ac.id/

Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (1994). Psychology and work today: An introduction to industrial and organizational Psychology. New York: Macmillan.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen sumber daya manusia. STIE YKPN.

(24)

Situs Berita APIndonesia. Import gandum makin sulit harga tepung terigu meroket. Diakses pada 21 Oktober 2011 dari http://www.redaksi@apindonesia.com

Sunjoyo, & Harsono. (2003, Januari). Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap turnover intention. Sosiohumanik, 16A(1), 65-79. diakses pada 12 Oktober 2011 dari http://www.lib.ugm.ac.id

Suwatno, D. H., & Priansa, D. J. (2001). Manajemen SDM: Dalam organisasi publik

dan bisnis. Bandung: Alfabeta.

Temaluru, J. (2001). Hubungan antara komitmen terhadap organisasi dan faktor-faktor demografis dengan kepuasan kerja karyawan. Dalam B. Sjabadhyni, I.

Graito, & R. P. Wutun (Penyunt.), Pengembangan kualitas SDM dari

perspektif PIO (hal. 449-473). Depok: Bagian psikologi industri dan organisasi fakultas psikologi universitas indonesia.

Wijaya, T. (2007). Hubungan adversity intelligence dengan intensi berwirausaha.

Manajemen dan Kewirausahaan, IX (2), 117-127.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan. Malang: UMM Press.

Yoder, D., & Staudohar, P. D. (1984). Personel management & industrial relations

(7th ed.). New Delhi: Eastern Economy Edition.

Yuwono, I., Suhariadi, F., Handoyo, S., Fajrianthi, Muhammad, B. S., & Septarini, B. G. (2005). Psikologi industri & organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga. Diakses pada 30 Januari 2012 dari

http://repository.usu.ac.id

Zainuddin, Z., & Hidayat, R. (2008). Hubungan intensi pro-sosial pustakawan dengan kepuasan pengguna pada badan perpustakaan dan arsip daerah

(Baperasda) Provinsi Sumatera Utara. Studi Perpustakaan dan Informasi, IV

Referensi

Dokumen terkait

[r]

water resources in the national interest; to ensure the availability of water to all citizens for primary purposes and to meet the needs of aquatic and associated

yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau

Dalam mempertahankan status bebas bruselosis di pulau Kalimantan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 2540/Kpts/Pd.610/6/2009 tentang Pernyataan Pulau Kalimantan

Diperkirakan untuk waktu yang akan datang kebutuhan dimetil eter dunia akan semakin meningkat, mengingat kebutuhan energi di dunia yang semakin besar terutama

PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS (PIt) KEPALA PUSAT PENELITIAN PENDIDIKAN (PPP) LEMBAGA PENELITIAN (LEMLIT) UNIVERSITAS NEGERI MALANGc. REKTOR UNIVERSITAS

Tingkat kekerasan 41 HRC, pisau damaskus dengan matrik perlit halus atau hasil quenching memiliki ketajaman sedikit lebih tajam dari pisau baja AISI 52100, pisau baja AISI 1086

Relevan dengan hal tersebut Rudy Prasetyo mengemukakan bahwa korporasi merupakan istilah yang lazim dipergunakan oleh kalangan pakar pidana untuk menyebut apa yang