commit to user
1
PERAN HUMAS PT. KAI DAOP 4 SEMARANG DALAM
MENGHADAPI KRISIS PENGADAAN JALUR GANDA
LINTAS SEMARANG - BOJONEGORO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya Bidang Public Relations
Oleh :
Rofi Kurniawan Putro
NIM : D1609070
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
4
MOTTO
“ KESUKSESAN TIDAK AKAN PERNAH DATANG PADA
SESEORANG YANG HANYA BISA MENUNGGU TANPA
BERBUAT, KESUKSESAN HADIR HANYA KEPADA
ORANG-ORANG YANG BERBUAT UNTUK MENDAPATKAN APA
commit to user
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah Karya ini Kupersembahkan untuk :
v
Bapak dan Ibu
Terima kasih karena telah memberikan dukungan, semangat,
doa serta kasih sayang yang telah diberikan kepada saya yang
tidak dapat ternilai dengan apapun juga.
v
Kakakku
Terima kasih atas semua bantuan-bantuannya selama aku
kuliah, dukungan dan semangat yang kamu berikan.
v
Penyemangatku
Kamu adalah semangat buat aku, kamu segalanya buat aku.
v
Teman-temanku
commit to user
6
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir Kuliah Kerja Media ini
dengan baik. Adapun penyusunan Laporan Tugas Akhir merupakan salah
satu syarat guna memperoleh gelar Diploma III pada konsentrasi program
studi Public Relations di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini,
penulis mendapatkan bimbingan, dukungan dan bantuan moril dari
berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan serta
dukungan tersebut, penyusunan Laporan Tugas Akhir ini akan mengalami
banyak hambatan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. DRS.H.Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Aryanto Budhi S.,M.Si selaku Ketua Program D III Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas maret Surakarta.
3. Drs. H. Nuryanto, M.Si selaku dosen pembimbing, terima kasih atas
waktu dan bimbingan yang diberikan kepada penulis hingga
commit to user
7
4. Bpk. Sapto Haryono selaku Kepala Humas PT. KAI Daop 4 Semarang
yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama KKM.
5. Bpk. Rachmadi, Mas Nova Adrian, Bpk. Agus, Bpk. Kholil selaku
staff PT. KAI Daop 4 Semarang. Terima kasih atas bimbingannya
selama ini.
6. Bapak dan Ibu, Mas Albar terima kasih untuk semangat, doa dan
dukungannya.
7. Pakde Giyono, Budhe Marni, Mas Doyok, Mas Fandi, Mas Bayu,
terima kasih atas dukungan dan jasanya.
8. Kakak tingkatku Mbak Liana dan Mbak ovi, terima kasih semua
bantuan-bantuannya
9. Teman-temanku Anggun, Haryono, Wegig, Melia, Batari Intan,
Fahrur, Ayunani, Dian, Erna, Dewi, Yuli dan teman – teman yang lain
terima kasih untuk semangat dan doanya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari, bahwa Laporan Tugas Akhir ini sangat jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
commit to user
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Kuliah Kerja Media ... 4
1. Tujuan Khusus ... 4
2. Tujuan Umum ... 5
C. Waktu Pelaksanaan KKM ... 6
BAB II DAFTAR PUSTAKA A. Definisi Public Relation ... 7
B. Peran dn Fungsi Public Relation... 9
commit to user
9
D. Pengertian Krisis ... 15
E. Penyebab Krisis ... 18
F. Strategi Public Relations dalam Manajemen Krisis ... 22
G. Humas Pemerintahan ... 27
BAB. III PROFIL PERUSAHAAN A. Sekilas Sejarah tentang PT. KAI ... 30
B. Visi, Misi & Tujuan PT. Kereta Api Indonesia ( KAI ) ... 36
C. Budaya Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia ( Persero ) ... 38
D. Tugas, Kedudukan dan Fungsi PT. Kereta Api ( Persero ) ... 39
E. Tata Kerja PT. Kereta Api ( Persero ) ... 40
F. Prasarana Kereta Api ( Persero ) ... 42
G. Struktur Organisasi PT. KAI Daop 4 Semarang ... 44
H. Profil PT. KA Daop 4 Semarang ... 66
BAB. IV PELAKSANAAN KKM A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 84
B. Bidang Pelaksanaan ... 84
C. Laporan Pelaksanaan ... 84
D. Peran Public Relation PT. KAI Daop 4 Semarang dalam Menangani Krisis Pengadaan Jalur Ganda Semarang – Bojonegoro ... 90
commit to user
10
F. Cara Mengatasi Kendala KKM ... 92
G. Kemajuan KKM ... 92
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98
commit to user
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi yang sangat pesat dewasa ini,
sangat mempengaruhi kemajun bisnis perusahaan ataupun instansi
pemerintahan disegala bidang, sehingga menimbulkan persaingan antar
perusahaan ataupun badan usaha milik pemerintahan. Mereka saling
bersaling untuk mendapatkan income dan kredibilitas perusahaan guna
meningkatkan loyalitas stakeholder internal dan eksternal. Sejalan
dengan hal tersebut sekarang ini banyak perusahaan yang semakin
banyak membutuhkan praktisi kehumaasan atau Public Relation Officer (
PRO ) sebagai ujung tombak suatu perusahaan untuk mengelola citra
perusahaan serta menciptakan iklim yang kondusif antara stakeholder.
Hal ini dikarenakan keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dinilai
dari keberhasilan dalam mencapai sales goals yang ditargetkan,
melainkan juga dari keberhasialan seorang praktisi PR dalam
menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra perusahaan atau instansi
baik yang berorientasi profit seperti perusahaan negara dan swasta
maupun non profit yaitu lembaga swadaya masyarakat dan yayasan.
Pada umumnya tugas Public Relation adalah mengubah image
dan citra perusahaan dimata khalayak sehubungan dengan kegiatan baru
commit to user
12
perusahaan serta meningkatkan bobot kualitas para karyawan. Tetapi
disisi lain kegiata Public Relation bukan saja menjaga nama baik
perusahaan melainkan juga harus dapat menangani krisis yang sedang
dialami oleh perusahaan tersebut.
Kepercayaan dan citra yang baik dimata masyarakat merupakan
salah satu yang terpenting bagi eksistensi sebuah perusahaan, baik swasta
maupun lembaga milik pemerintahan. Pada era persaingan sekarang ini,
bukan public yang membutuhkan perusahaan, melainkan perusahaan
yang membutuhkan public. Apabila kepercayaan dan citra perusahaan
rusak dimata masyarakat, maka perusahaan tersebut harus bersiap – siap
menghadapi krisis. Suatu perusahaan yang mengalami permasalahaan
sudah dianggap selesai secara hukum, justru akan berdampak negative
dan akan terus berkepanjangan, serta tingkat kepercayaan atau citra
menjadi turun secara tajam.
Setiap perusahaan harus selalu mengantisipasi terjadinya krisis.
Kerena dengan mengantisipasinya perusahaan akan siap menghadapi
krisis itu. Aktivitas – aktivitas pokok dalam menangani krisis dapat
dilakukan sebagai upaya pencegahan sebelum terjadinya krisis.
Sudah tentu manajemen dalam menghadapi hal – hal tersebut
harus mengambil suatu keputusan untuk mencegah terjadinya korban,
mengawasi kerusakan yang dapat terjadi dan mengambil kembali
commit to user
13
Dapat dikatakan suatu perusahaan atau organisasi layaknya roda
kehidupan , kadang berada diatas dan kadang berada dibawah, suadah
sewajarnya pula apabila suatu perusahaan mengalami krisis. Karena
perusahaan tersebut melibatkan banyak orang yang secara intern dan
secara ekstern tumbuh dalam masyarakat yang masih hidup dengan
segala peraturan – peraturan yang ada. Krisis juga dapat disebabkan oleh
sesuatu yang mendadak diluar kendali manusia dan hal – hal yang
berkaitan dengan produk maupun bidang usaha yang dijalani oleh suatu
perusahaan. Perusahaan yang sedang mengalami krisis dituntut untuk
dapat menanggulangi krisis terebut dengan tepat, untuk menjaga citra dan
reputasi perusahaan. Masyarakat akan melihat dan menilai kemampuan
perusahaan dalam menangani dan menyelesaikan krisis. Apabila
perusahaan dapat mengatasi krisis dengan baik dan penyelesaian tersebut
dapat memuaskan berbagai pihak dengan baik dan menyelesaikan
tersebut dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait maka penilaian
masyarakat akan baik. Namun sebaliknya, bila perusahaan tidak dapat
menyelesaikan krisis yang ada, maka masyarakat pun akan menilai buruk
kinerja perusahaan tersebut.
Sehubung dengan permasalahan tersebut, orang yang mempunyai
peranan penting untuk mengembalikan citra perusahaan yang baik adalah
seorang Public Relation.
Public relations yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
commit to user
14
kerja baru di dunia komunikasi yang tumbuh dan berkembang sangat
pesat. Perkembangannya berkaitan erat dengan kemajuan masyarakat di
berbagai bidang, terutama di bidang industri, bisnis, perusahaan, bahkan
juga berkembang pesat di bidang politik dan pemerintahan. Seorang PR
tidak hanya harus mempunyai Techical Skiil dan Managerial Skiil dalam
keadaan normal, tetapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam
mengantisipasi, menghadapi ataupun menangani suatu krisis kepercayaan
dan penurunan citra yang terjadi. Selanjutnya merupakan tantangan berat
adalah pemulihan citra positif masyarakat terhadap kepercayaan
perusahaan.
Keberadaan Humas di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti
PT.KAI merupakan keharusan secara fungsional dan operasional
perusahaan dalam mengupayakan penyebarluasaan atau publikasi tentang
suatu kegiatan atau aktivitas perusahaan bersangkutan yang ditujukan baik
untuk hubungan masyarakat kedalam ataupun kepada masyarakat luar.
B. Tujuan Kuliah Kerja Media ( KKM ) 1. Tujuan Khusus :
Pelaksanaan Kuliah Kerja Media adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Humas
PT. KAI Daop 4 Semarang
b. Mempelajari cara kerja Humas dalam menghadapi
orang-orang dari media yang membutuhkan informasi yang
commit to user
15
c. Mempelajari cara kerjaa Humas dalam menghadapi isu-isu
mengenai PT. KAI Daop 4 Semarang yang beredar umum
atau publi, baik hal-hal positif maupun hal-hal yang negatif
demi meningkatkan kepercayaan publik.
d. Untuk mengetahui peran public relations dalam menangani
atau menghadapi krisis perusahaan.
2. Tujuan Umum
Tujuan Umum yang mendasari penulis melaksanakan Kuliah Kerja
Media (KKM) sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh tambahan ilmu dan wawasan
mengenai peran dan fungsi Public relation
b. Mendapatkan pengalaman ehingga dapat
membandingkan teori yang didapatkan di bangku kuliah
dengan kenyataan yan terjadi didunia kerjayang
sesungguhnya.
c. Memenuhi syarat kegiatan akhir perkuliahan yang
merupakan salah satu syarat kelulusan, sesuai peraturan
yang berlaku di Program Diploma III Komunikasi
Terapan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
d. Meningkatkan Ilmu, kreativitas, keterampilan, dan
profesionalisme agar mampu bersaing di era globalisasi
commit to user
16
e. Untuk membina hubungan yang baik antara pihak
fakultas / universitas dengan instansi terkait yang
digunakan mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah
Kerja Media (KKM).
C. Waktu dan Pelaksanaan KKM
Waktu : 1 Februari – 30 Maret 2012
Tempat : PT. Kereta Api Indonesia ( Persero )
Jln. MH. Thamrin No. 3 Semarang,
commit to user
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Public Relation
1. “Public Relations” apabila dilihat dari sudut etimologi kata, istilah
Public Relations merupakan gabungan dari dua kata yaitu “Public” dan
“Relations”. Istilah “Public” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai :
“ Publik” , yaitu salah satu kelompok dalam masyarakat yang bersifat heterogen terdapat sekelompok orang yang sifatnya homogen. Sedangkan arti publik secara universal ialah “ Sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal” .
Dalam kaitannya dengan Public Relations maka kata “publik”
dapat diartikan sebagai :
“ sejumlah orang yang terlibat dalam suatu kelompok yang mempunyai minat, perhatian dan kepentingan yang sama terhadap suatu hal yang menyangkut masalah organisasi, perusahaan atau lembaga tertentu” . Kata Relations tanpa huruf “ s” dibelakangnya (jamak) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai “ hubungan” , terjemahan Relations yang tepat seharusnya adalah “ hubungan-hubungan” dalam arti kata kegiatan Public Relations pada pelaksanaannya melibatkan berbagai macam hubungan yang perlu dijalin dan dibina hubungan baiknya. (Neni Yulianita, 1999:34)
2. Fraser P. Seitel, Senior Vice President dan Director of Public
Affairs The Chase Manhattan Bank, dalam bukunya The Practice of
Public Relation mengumukakan bahwa pada tahun 1975 Yayasan
Pendidikan dan Penelitian PR, telah melibatkan 65 pemimpin PR turut
serta dalam suatu penelitian yang menganalisis 472 definisi yang
commit to user
18
Public Relation merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/ perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. Public Relation membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggapan terhadap opini publik. Public Relation secara efektif membantu manajemen mamantau berbagai perubahan, (Seitel, 1992:8).
3. Public Relation pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan kegiatan komunikasi lainya, karena ciri hakiki dari komunikasi Public Relation adalah two way communication ( komunikasi dua arah/ timbal balik ). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan Public Relation, sehingga tercipta umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam Public Relation ( Rachmadi, 1994:7)
4. Public Relations juga dalam melayani penggunaanya menjadi sangatlah penting selain memberikan kemudahan bagi masyarakat pengguna informasi juga dapat memberikan support bagi insan pers sebagai mitra kerja terdepan dalam bidang komunikasi dan informasi. Dalam organisasi, yang saat ini masih melekat adalah fungsi humas masih dianggap sebagai pembuat press release, keprotokolan, dokumentasi, berhubungan dengan mass media, serta tidak memiliki kemampuan berhubungan dengan masyarakat luas. Peran humas juga bukan hanya sebagai kameramen atau fotografer, tetapi lebih dari itu, humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan saling pengertian. (Frank Jefkin, 1995:9)
commit to user
19
dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. (Wilcox dan Cameron,2006,p.5).
6. Konsep lainnya adalah :
Public relation sebagai interpreter manajemen yaitu Public Relation harus menerjemahkan falsafah, kebijakan, prgram dan praktek manajemen kepada publiknya, baik internal maupu eksternal. Untuk mengerjakan tugas ini secara tepat harus ditingkatkan perhatian, pengertian, dukungan dan tindakan dari terget publik. Untuk melakukannya Public Relation harus mengetahui apa yang dipikirka manajemen. Public Relation dalam interpreter publik, dalam hal ini bertujuan untuk menemukan apa yang benar-benar publik pikirkan tentang organisasi/ perusahaan agar manajemen dengan segera dapat mengetahui atau Public Relation bekerja guna mengantisipasi secara benar perasaan publiknya (diadopsi dari Sietel, 1992:10-11).
B. Peran dan Fungsi Public Relation
Ada beberapa perbedaan pokok antara fungsi dan tugas public
relation yang terdapat diinstansi Pemerintahan dengan non
Pemerintahan(lembaga komersial, walaupun PR dalam intansi
Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi,
promosi dan periklanan. Tetapi PR dalam instansi pemerintah lebih
menekankan pada public service atau demi meningkatkan pelayanan
pada umumnya yakni masyarakat.(Ruslan, 1994 : 297 ). Fungsi pokok
PR pemerintahan pada dasarnya yaitu :
ü Mengamankan kebijakan pemerintah
ü Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijakan dan hingga program – program kerja secara nasional kepada masyarakat
ü Menjadikan komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah satu pihak dan menamping aspirasi, serta mempertahankan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak.
commit to user
20
jangka pendek maupun jangka panjang. ( Ruslan, 1994 : 299-300)
Selain itu Edward L. Barney menuliskan fungsi utama Public Relation
dalam bukunya Public Relation University of Oklahoma Press, yaitu :
ü Memberikan penerangan kepada masyarakat
ü Memberikan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung
ü Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan atau sebaliknya ( Rahmadi, 1992 : 6 )
Fungsi Public Relation secara umum adalah memberikan informasi
kepada khalayak serta menyerap reaksi dari khalayak dalam
melaksanakan fungsi lembaga atau organisasi. Selain itu, diharapkan PR
dapat mengatasi masalah yang muncul, mencari dan menemukan
kepentingan organisasi yang mendasar dan diinformasikan kepada semua
pihak secara jujur, jelas dan obyektif agar citra yang diinginkan
terbangun dengan positif.
Dalam hal peran ganda yang bersifat dilematik, PR berperan
sebagai komunikator, mediator, persuador, organisator,dan konsultan.
Public Relation dalam situasi dan kondisi yang kompetitif, mempunyai
fungsi utama yaitu bertindak sebagai komunikator, sebagai mediator,
kemudian bertindak sebagai pendukung manajemen dan berupaya
bagaimana memperoleh atau mempertahankan citra lembaga yang
diwakilinya.
Peran PR di masyarakat dibagi dalam empat kategori dalam organisasi,
commit to user
21
ü Expert Prescriber :
Public Relation membantu untuk mencari solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya.
ü Communications Fasilitator
Praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator
untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar atau apa
yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi
yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan atau harapan organisasi kepada pihak
publiknya.
ü Problem Solving Process Fasilitator
PR merupakan bagian tim manajemen untuk membantu
pimpinan organisasibaik sebagai penasehat maupun mengambil
tindakan keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang
tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
ü Communications Technician
PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan
layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan metode of
Communications in Organizations.
Secara garis besar PR atau bagian Humas memiliki peran ganda yaitu :
commit to user
22
instansinya untuk mencapai tujuan bersama(Rosady Ruslan, 2001: 21-23).
“Public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama
dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya
dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga
publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan
benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan
gambaran tentang fungsi public relation yaitu:
a) Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
b) Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
c) Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
d) Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.(Maria,2002, p.31),
Dalam penjabaran diatas bahwa public relation lebih berorientasi
kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan
hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan
kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang
dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk
commit to user
23
perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap
karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam
meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi
public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan,
mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam
menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan
munculnya masalah (Black, 2002: 16).
C. Tujuan Public Relation
Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku
orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan,
melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan
opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis,
2003; 143).
Tujuan public relation adalah sebagai berikut:
a) Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b) Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c) Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
d) Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e) Mendukung bauran pemasaran. (Rosady Ruslan 2001; 246)
Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation
sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai
commit to user
24
a) Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b) Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c) Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
d) Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.
e) Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
f) Untuk memperbaiki hubungan antar perusaha an itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan.
g) Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
h) Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
i) Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
j) Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
k) Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
l) Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
m) Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
commit to user
25
Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk
menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan
kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan
(Mulyana, 2007; 21). Selain itu public relation bertujuan untuk
menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan
bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain
pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria,
2002; 35).
D. Pengertian Krisis
1. Organisasi sebagai suatu sistem memiliki potensi kontroversial atau konflik. Kedua hal tersebut akan selalu ada dan bahkan tidak bisa
dihindari. Kontroversial maupun konflik terjadi karena adanya sejumlah
perbedaan dalam kepentingan, tujuan, kebutuhan, komunikasi dan
sebagainya. Konflik atau kontroversial yang berkepanjangan jika tidak
segera diatasi akan menimbulkan masalah krisis.
Terjadinya krisis terkadang memaksa pihak manajemen untuk berpikir positif, kreatif, inovatif. Dengan cara tersebut dapat menemukan cara-cara atau sistem untuk memperbaiki manajemen dan strukturisasi organisasi serta operasionalisasi pelayanan jasa. Istilah krisis erat kaitannya dengan pandangan sistem, khususnya sistem terbuka dan dipergunakan untuk menunjukkan kehancuran yang terjadi pada efektifitas kerjanya. (Kasali, 1994 : 221)
Pertama, Krisis diartikan sebagai bencana kesengsaraan atau
marabahaya yang datang mendadak. Krisis dalam artian ini
mengasumsikan bahwa sumber krisis berada diluar kekuatan manusia
commit to user
26
Kedua, Krisis digunakan untuk menunjukkan bahaya yang datang
secara berkala karena tidak pernah diambil tindakan memadai. Dalam
artian ini, krisis berada diluar kekuatan manusia tetapi kemunculan dan
berakhirnya dapat diperhitungkan.
Ketiga, Krisis diartikan sebagai ledakan dari serangkaian peristiwa
penyimpangan yang terabaikan, sehingga akhirnya sistem menjadi tidak
berdaya lagi. Krisis jenis ketiga ini bersumber pada disfungsionalisasi
sistem dan kelaian dalam perusahaan atau organisasi.
Pengertian krisis pada dasarnya merupakan titik penentu
ataumomentum yang dapat mengarah pada kehancuran atau kejayaan.
Dan arah perkembangan menuju kehancuran atau kejayaan tersebut
sangat tergantung pada pandangan, sikap dan tindakan yang diambil
terhadap krisis tersebut. Krisis memberi kesempatan bagi orang-orang
tertentu untuk menjadi pahlawan, penyelamat atau menjadi pengubah.
Krisis yang berhasil diatasi pada umumnya akan melahirkan nama besar,
keharuman dan reputasi. Djamaludin Ancok Ph. D dalam makalahnya
“ Kiat Menghadapi Krisis dalam Perusahaan” mengatakan bahwa
“Suatu krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point)
yang dapat membuat baik atau buruk. Jika dipandang dari kacamata
bisnis “Titik krisis merupakan penentu untuk selanjutnya” (Ruslan,1994
:98).
Dampak dari krisis adalah kemelut yang merupakan malapetaka
commit to user
27
Dengan adanya krisis akan meresahkan masyarakatsekitar, bahkan secara
tidak langsung dapat mengancam citra organisasi. Dampak lain dari
krisis adalah kehilangan kepercayaan dan buruknya reputasi organisasi di
mata masyarakat. Linke mengelompokkan krisis dalam empat jenis
berdasarkan jangka waktu terjadinya serta antisipasi yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen dalam menghadapi krisis yaitu :
ü The exploding crisis, krisis ini adalah sesuatu yang terjadi diluar kebiasaan, misalnya : kebakaran, kecelakaan kerja atau peristiwa yang dengan mudah dapat dikategorikan dan dikenali yang mempunyai dampak langsung.
ü The immediate crisis, yaitu sebuah kejadian yang mungkin membuat pihak manajemen terkejut, tetapi masih ada waktu untuk mempersiapkan respon dan antisipasi terhadap krisis tersebut. Misalnya : pengumuman pemerintah tentang ambang batas pencemaran, adanya skandal kerja.
ü The building crisis, yaitu sebuah krisis yang sedang dalam proses dan antisipasi. Krisis ini dapat dirasakan kedatangannya oleh pihak manajemen sehingga pihak manajemen sudah mempunyai antisipasi. Misalnya negosiasi dengan buruh.
ü The continuing crisis, yaitu masalah kronis yang dialami suatu lembaga dan memerlukan waktu yang panjang untuk muncul menjadi sebuah krisis dan bahkan mungkin tidak dikenali sama sekali, misalnya masalah isu keamanan. (Linke, 1989 : 167)
2. Krisis adalah peristiwa besar yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif terhadap baik perusahaan maupun publik. Peristiwa
ini mungkin cukup berarti merusak organisasi, karyawan, produk, dan
jasa yang dihasilkan organisasi, kondisi keuangan dan reputasi
perusahaan(Laurence Barton, 1993:2).
commit to user
28
alasan atau lebih memiliki kepentingan yang dibenarkan terhadap kegiatan-kegiatan organisasi( Michael Regester & Judy Larkin, 2003;131 ).
E. Penyebab Krisis
1. Menurut Philip Lesly, dalam bukunya, Everything You Wanted To Know
About Public Relation, Sumber krisis antara lain :
ü Bencana seerti kebakaran, gempa bumi, akan berpengaruh terhadap orang-orang dalam dan publik luar perusahaan seperti agen, investor publik, komunitas suatu perusahaan/ organisasi.
ü Kondisi darurat yang datang secara tiba-tiba atau suatu perkembangan kodisi darurat seperti sabotase produk, perusahaan atau produk yang mengandung racun.
ü Penanaman bom menimbulkan kepanikan dan kerusakan atau suatu pemogokan karyawan perusahaan.
ü Rumor yang jelek tentang perusahaan atau produk.
ü Adanya letupan seperti boikot dari berbagai aktivis, permintaan pemerintah untuk menarik produk, penculikan seorang eksekutif perusahaan ( Lesly, 1993: 25)
2. Maria Wongsonagoromenambahkan beberapa sebab terjaidnya krisis:
ü Krisis persepsi masyarakat, yakni negatifnya opini publik terhadap perusahaan.
ü Krisis akibat terjadinya pergeseran pasar yang terjadi dengan tiba-tiba dan perusahaan dapat kehilangan pangsa
ü Krisis yang menyangkut produk, entah ini akibat salahsatu produksi atau produk terkena issue sehingga citranya jatuh.
ü Krisis yang diakibatkan adanya pergantian pimpinan
ü Krisis akibat timbulnya masalah keuangan
ü Krisis yang menyangkut hubungan industri, apakah itu urusan tenaga kerja, keselamatan kerja, lingkungan dan sebagainya.
commit to user
29
ü Krisis yang disebabkan oleh peraturam-perturan baru yang digariskan oleh pemerintah atau deregulasi. (Maria Wongsonagoro, 1995: 1)
3. Shrivastava & Mitroff membagi krisis ke dalam empat kategori
berdasarkan penyebab krisis dikaitkan dengan tempat krisis. Penyebab
krisis dapat dikategorikan menjadi dua bagian besar : penyebab teknis dan
ekonomis srta penyebab manusiawi, organisatoris dan sosial. Mereka juga
mengkategorikan penyebab krisis dilihat dari sudut tempat asal atau
kejadian apakah di dalam atau di luar organisasi. Berdasarkan kategori ini
, dapat dikelompokkan menjadi empat sel untuk melihat Tipologi Krisis :
TIPOLOGI KRISIS
Teknis/Eonomis
SEL 1
Krisis yang diakibatkan adanya kegagalan
teknis eonomis di dalam organisasi :
· Kecelakaan kerja
· Kerusakan produk
· Kemacetan komputer
· Informasi yang kurang sempurna
INTERNAL
SEL 2
Krisis yang disebabkan faktor
teknis-ekonomis yang terjadi diluar perusahaan :
· Perusakan lingkungan yang meluas
· Bencana alam
· Krisis sosial
· Kerusakan sistem berskala luas
commit to user
30
SEL 3
Krisis yang disebabkan oleh faktor-faktor
sosial/manusia dan manajemen yang
bersumber di dalam perusahaan :
· Kegagalan beradaptasi
Krisis yang terjadi karena faktor-faktor
sosial diluar organisasi, yakni adanya
orang/kelompok yang berreaksi secra
negatif terhadap perusahaan :
· Sabotase orang luar
· Teroris, penculikan eksekutif
· Pemalsuan/ peniruan produk
Dengan demikian, penyebab krisis dapat diketegorikan menjadi :
Ø Karena kesalaha manusia ( Human Eror )
Ø Karena kegagalan teknologi
Ø Karena alasan sosial (kerusuhan, perang, sabotase,teroris)
Ø Karena berkaitandengan bencana alam
Ø Karena ketidakbecusan manajemen
Menurut Steven Fink, seorang konsultan krisis dari Amerika
mengembangkan konsep anatomi krisis yang dibagi atas empat tahap.
Tahap-tahap tersebut saling berhubungan dan membentuk siklus. Lamanya
masing-masing tahap tersebut tergantung pada sejumlah variable. Terkadang keempat
berbulan-commit to user
31
bulan. Misalnya jenis bahaya, usia perusahaan, kondisi perusahaan,
ketrampilan manajer, dan sebagainya. Empat tahap atau fase tersebut adalah:
a. Tahap Prodromal
Suatu krisis besar biasanya bermula dari krisis yang kecilkecil sebagai pertanda atau gejala awal (sign of crisis) yang akan menjadi suatu krisis sebenarnya yang akan muncul dimasa yang akan datang. Pada tahap ini sebenarnya sudah diketahui gejala-gejalanya, tetapi tidak ditanggapi dengan serius atau tanpa mengambil tindakan pengamanan tertentu.
b. Tahap Akut
Bila prakrisis tidak terdeteksi dan tidak segera diambil tindakan yang tepat, maka akan menimbulkan masalah yang lebih fatal. Tahap akut adalah tahap antara, yang paling pendek waktunya bila dibandingkan dengan tahap-tahap lainnya. Namun salah satu kesulitan besar dalam menghadapi krisis pada tahap akut adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang dari berbagai pihak yang menyertai tahap ini. Kecepatan ditentukan oleh jenis krisis yang menimpa perusahaan atau organisasi, sedangkan intensitas ditentukan oleh kompleks permasalahan. Meskipun tahap ini merupakan krisis yang berlangsung secara singkat, tetapi masa akut ini adalah masa yang cukup menegangkan dan paling melelahkan untuk ditangani.
c. Tahap Kronis
Adalah masa pemulihan citra (image recovery) dan merupakan upaya meraih kepercayaan kembali dari masyarakat. Masa krisis kronis berlangsung cukup panjang tergantung pada jenis dan bentuk krisisnya. Tahap kronis juga merupakan masa untuk mengadakan instropeksi kedalam dan keluar tentang kenapa dan mengapa krisis bisa terjadi?. Masa ini juga sangat menentukan berhasil atau tidaknya melewati masa krisis, bila terjadi keguncangan manajemen dan kebangkrutan perusaaan atau organisasi.
d. Tahap Resolusi
commit to user
32
dan manajemen menjadi lebih matang dan mantap, karena sudah melaui proses perbaikan dan restrukturalisasi dan lain sebagainya. Khususnya bagi praktisi Public Relations akan lebih siap dengan kiat manajemen krisis untuk mengantisipasi hal serupa dikemudian hari. (dalam Ruslan, 1994 : 93-103)
F. Strategi Public Relations dalam Manajemen Krisis
Hubungan masyarakat adalah suatu fungsi manajemen yang dapat membantu dalam memilih saluran komunikasi bersama, saling pengertian, pengendalian dan kerjasama diantara organisasi dengan publik-publikya untuk membicarakan isu-isu pengelolaan, meningkatkan pengetahuan dan tanggap terhadap pendapat umum, serta mengabdi dengan penuh tanggung jawab terhadap kepentingan umum, bertindak untuk memberikan arah kebijakan yang ditempuh organisasi melalui riset dan teknik-teknik komunikasi sebagai instrumennya(Adnan dan Cangara, 1996 : 21).
Strategi yang digunakan praktisi Public Relations dalam merespon
krisis menunjukkan bagaimana sikap yang diambil oleh organisasi pada
saat krisis sedang berlangsung, sehingga posisi Public Relations dalam
manajemen krisis bisa diibaratkan sebagai ujung tombak. Agar fungsi
strategis ini dapat dijalankan dengan baik, posisi bidang Public Relations
harus langsung dibawah pimpinan puncak. Menurut Cultip & Center,
dalam bukunya Effective Public Speaking mengatakan bahwa idealnya
bagian Humas dimasukkan dalam staf inti, langsung berada dibawah
pimpinan (decision making) atau top managers, agar lebih mampu dalam
menjalankan tugasnya. Dengan posisi tersebut Praktisi PR/Humas dapat
mengetahui secara langsung latar belakang dari suatu keputusan yang
diambil oleh pimpinan lembaga, sehingga langsung mendapat bahan
informasi untuk disampaikan kepada public yang bersangkutan. Dengan
commit to user
33
memungkinkan fungsi tersebut dapat dijalankan secara efektif. Dalam
kaitannya dengan penanganan krisis, public relations memiliki tanggung
jawabbesar, mengingat dampak negatif dan kerugian besar, bahkan citra
organisasi atau perusahaan akan terancam dengan adanya krisis.
Praktisi Public Relations sebagai yang ikut berkepentingan
menangani krisis, dapat menggunakan strategi 3P, sebagai berikut :
a. Strategi pencegahan
Adalah tindakan preventif melalui antisipasi terhadap situasi krisis. Dalam hal ini Public Relations dituntut memiliki kepekaan terhadap gejala-gejala yang timbul diawal sebelum krisis terjadi, dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir strategis dalam menganalisa dan sekaligus memposisikan masalah krisis agar nantinya dapat dicegah secara dini.
b. Strategi persiapan
Bila krisis tidak dapat dicegah sejak dini, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membentuk tim krisis harus selalu mengadakan komunikasi agar suasana krisis dapat terpantau
2. Tim krisis harus dapat informasi yang jelas dan akurat tentang perkembangan krisis, sehingga informasi yang diberikan kepada pers tidak menyimpang dengan situasi yang sebenarnya.
c. Strategi penanggulangan
Yaitu apabila strategi pencegahan dan persiapan tidak sempat dilaksanakan, langkah terakhir yang diambil strategi penaggulangan yaitu masa kuratif. Dalam strategi penanggulangan terdapat langkahlangkah yang harus diambil sesuai dengan situasi dan kondisi. (Ruslan, 1994 : 104-106)
Penanggulangan krisis harus segera diatasi, sebab hal tersebut
dilakukan agar krisis tidak menyebar dan berkembang ke sektor lain.
Selain itu agar operasional organisasi tidak terganggu dan berjalan
efektif. Dengan mengevaluasi krisis yang terjadi bertujuan untuk melihat
commit to user
34
dimana kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaan program
manajemen krisis.
Soemirat dan Ardianto menawarkan strategi penganggulangan
krisis sebagai tindakan kuratif. Tindakan ini dilakukan jika krisis telah
benar-benar terjadi dan tidak sempat atau dapat mencegahnya. Strategi
penaggulangan tersebut mencakup dua hal :
a) Kondisi Krisis Akut
Penanggulangan yang dilakukan dalam kondisi ini meliputi :
1) Identifikasi krisis
Ini merupakan langkah awal dan pertama yang harus
dilakukan oleh suatu lembaga untuk menentukan jenis
krisis, bentuk krisis dan penyebab krisis. Sebab hal ini
akan menentukan scenario yang akan diambil.
2) Isolasi krisis
Langkah ini dilakukan selain agar krisis tidak menyebar
ke sector lain juga agar kegiatan operasional
tidakterganggu dan efektifitas penanggulangan dapat
ditingkatkan serta kosentrasi Public relations
tidakterpecah.
3) Pengendalian Krisis
Pengendalian sangat berkaitan erat dengan identifikasi
commit to user
35
penanggulangan dapat dilaksanakan yang berarti
krisisberhasil dikendalikan.
b) Kondisi Kesembuhan
Kondisi ini merupakan saat dimana suatu lembaga
mengintropeksi dan melakukan evaluasi mengapa krisis bisa
terjadi. Ketika dinyatakan sembuh dari krisis dan bisa beroperasi
kembali seperti sediakala, maka untuk mengembalikan nama baik
dan citra akan menjadi tugas public relations. Disamping itu
masih ada tugas yang penting bagi manajemen (melalui public
relationsnya) yaitu mengevaluasi setiap langkah yang diambil
dalam melaksanakan program manajemen krisis. Evalusi ini
dilakukan untuk mengetahui dimana kelemahan dan kelebihan
dalam melaksanakan program manajemen krisis.
Sebelum mengambil langkah-langkah komunikasi untuk
menanggulangi krisis, penetapan strategi generik perlu dilakukan, antara
lain: (Kasali, 1994 : 232)
ü Defesive Strategy (startegi defensif), langkah yang diambil meliputi :
1. Mengulur waktu
2. Tidak melakukan apa-apa (not in action / low profile)
3. Membentengi diri dengan kuat (stone walling).
ü Adaptive Strategy (strategi adaptif), langkah-langkah yang diambil mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Mengubah kebijakan
2. Modifikasi operasional
commit to user
36
4. Meluruskan citra.
ü Dynamic Strategy (strategi dinamis), strategi ini bersifat makro dan dapat mengakibatkan berubahnya karakter perusahaan atau organisasi, meliputi :
1. Merger dan akuisis
2. Investasi baru
3. Menjual saham
4. Meluncurkan produk baru atau menarik peredaran produk lama
5. Menggandeng kekuasaan
6. Melemparkan isu baru untuk mengalihkan perhatian. (Kasali, 1994 : 232)
Pada saat krisis berlangsung, bagaimana praktisi Public Relations
bisa menyiapkan segala hal untuk menanggulangi krisis agar tidak terjadi
hal-hal yang nantinya akan berakibat fatal bagi perusahaan atau
organisasi. Fungsi dan tugas Public Relations secara konseptual dan
metodologis adalah mengacu dan berupaya untuk membangun, membina
hubungan yang harmonis melalui sistem saluran komunikasi dua arah
dan melancarkan publikasi antar organisasi dengan publik (khalayak
sasaran) atau sebaliknya publik dengan perusahaan atau organisasi, agar
tercapai opini dan persepsi yang positif untuk memperoleh citra
perusahaan atau organisasi yang baik serta mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Sementara Putra mengemukakan adanya dua
tindakan khas yang menjadi tuntutan dalam mengangani krisis. Pertama
tindakan yang bercirikan pada keterlibatan langsung oleh manajemen
commit to user
37
karena tindakan atau aksi apa yang menjadi tugas manajemen dalam
mengelola krisis. Tindakan yang kedua adalah tindakan ini meliputi apa
yang harus dikatakan oleh organisasi ketika krisis sedang terjadi. Sebab
ketika sebuah lembaga mengalami krisis, biasanya permintaan informasi
mengalami peningkatan, dalam menghadapi permintaan informasi oleh
berbagai pihak, maka public relations harus segera bertindak yaitu
dengan segera, jujur dan tepat disertai penjelasan untuk mengurangi
ketidakpastian, kepanikan dan kebingungan yang biasanya muncul
diantara krisis. Tindakan komunikasi yang dilakukan harus mendukung
tinadakan manajemen yang telah dijalankan oleh organisasi.
G. Humas Pemerintahan
Frida kusumawati dalam bukunya Dasar Dasar Humas menyatakan
tugas pemerintah sangat berat karena masyarakat yang dihadapi terdiri
dari berbagai publik dengan kepentingan yang kompleks.
Visi Praktisi Humas pemerintah adalah terciptanya sumber daya
manusia Humas, terbentuknya sistem manajemen Humas pemerintah
dan iklim yang kondusif dan dinamis untuk kelancaran pelaksanaan tugas
kehumasan.
Misi Praktisi Humas adalah :
ü Membangun citra dan reputasi positif aparatur pemerintah
dan aparatur Negara;
ü Memberi opini publik
commit to user
38
ü Mengklasifikasi data dan informasi yang berkembang di
masyarakat
ü Mensosialisasikan kebijakan dan program kebijakan
pemerintah
Tujuan praktisi humas pemerintah adalah terciptanya sumber daya
manusia humas pemerintah yang berkualitas, komunikatif, aspiratif dan
terciptanya kemitraan dengan pemangku kepentingan. ( Frida Kusuma,
2008 : 38 )
G. 1 Fungsi Humas Pemerintahan
Fungsi humas pemerintah yang tercantum dalam panduan umum
humas pemerintah bab III pasal 6 adalah sebagai juru bicara lembaga,
fasilitator, memberi pelayanaan informasi kepada publik,
menindaklanjuti pengaduan publik, menyediakan informasi tentang
kebijakan, program, produk dan jasa lembaga, menciptakan iklim
hubungan internal dan eksternal yang kondusif dan dinamis, serta
menjadi penghubung lembaga dengan pemangku kepentingan.
Fungsi pokok Humas Pemerintah :
ü Mengamankan kebijakan Pemerintah
ü Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijakan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat.
commit to user
39
ü Berperan dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan poloitik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang( Rosady Ruslan, 1994 : 340)
G. 2. Strategi Humas Pemerintah
ü Pembangunan hubungan internal eksternal
ü Penyelenggara pertemuan antar instansi
ü Institusi yang tidak diskriminatif
ü Penyelenggara koordinasi antar instansi
ü Penyedia informasi pemerintah
ü Pengatur pertemuan instansi pemerintah dengan media massa
commit to user
40
BAB III
DISKRIPSI PT. KERETA API INDONESIA
DAOP 4 SEMARANG
A. Sekilas Sejarah tentang PT. KAI
Jika berbicara tentang industri perkeretaapian di Indonesia tidak
ada habisnya, karena sudah sangat lama industri ini berdiri di Indonesia.
Dari jaman penjajahan hingga saat ini kereta api merupakan salah satu
pilihan transportasi darat yang masih digunakan hingga saat ini. Untuk
itu sejarah perkeretaapian dibagi menjadi tiga kurun waktu, yaitu :
1. Jaman kolonial Belanda
2. Jaman pendudukan Jepang
3. Jaman Setelah Indonesia Merdeka Sampai Saat Ini
1. Jaman Kolonial Belanda
Pada mulanya motivasi yang mendorong pemerintahan Belanda
untuk membangun industri perkeretaapian di Indonesia adalah untuk
kepentingan kolonial Belanda itu sendiri. Misalnya sebagai sarana
logistik untuk kebutuhan strategis dengan memanfaatkan mobilitas kereta
api yang cukup tinggi sebagai sarana memindahkan barang dan personil,
sedangkan pada saat itu bidang angkutan lainnya tidak memiliki
kapasitas angkut yang menyerupai kereta api. Seiring terjadinya revolusi
industri di Eropa yang mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk
commit to user
41
api digunakan sebagai alat angkut oleh pemerintah Belanda untuk
menunjang hasil perkebunanperkebunan tersebut guna menunjang
kebutuhan perekonomian pemerintahan Belanda. Dengan demikian
industri perkeretaapian dijadikan oleh pemerintahan Belanda sebagai alat
angkut barang bukan untuk manusia.
Sebelum pemerintahan Belanda mendirikan perusahaan kereta
api, terlebih dahulu diberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk
mendirikan usaha tersebut. Pada tahun 1866, jalan kereta api mulai
dibangun di Indonesia yang kemudian di operasikan pada tahun 1868
berupa lintasan kereta api yang memanjang sejauh 12 km antara Kamijen
dan Tulung Agung (Jawa Timur). Setelah itu bermunculan jalan kereta
api yang dikelola dan dimiliki oleh pihak swasta.
Terdapat kurang lebih 12 perusahaan swasta yang bergerak di
bidang perkeretaapian, yaitu :
a. N.V. Nederlandsch Indische Spooring Maatschapphj (NIS)
b. N.V. Semarang-Cirebon Stoomtram Maatschapphj (SCS)
c. N.V. Serojoe-al Stoomtram Maatschapphj (SDS)
d. N.V. Semarang Stoomtram Maatschapphj (SJS)
e. Kediri Stoomtram Maatschapphj (KSM)
f. Modjokerto Stoomtram Maatschapphj (MDSM)
g. Malang Stoomtram Maatschapphj (MSM)
h. Pasoeroehan Stoomtram Maatschapphj (PS.P M)
commit to user
42
j. N.V. Madura Stoomtram Maatschapphj (MAD.SM)
k. N.V. Deli Stoomtram Maatschapphj (DSM)
Pada tahun 1875 pemerintahan Hindia Belanda mendirikan usaha
perkeretaapian sendiri yang dikelola oleh jawatan yang berdiri sendiri
dan dipimpin oleh seorang Inspektur Jendral. Sejak saat itu secara aktif
pemerintahan Hindia Belanda membangun jalan-jalan kereta api dan
memperluas usaha-usaha dalam bidang perkeretaapian.
Pada tahun 1875 sampai dengan tahun 1945 jaringan-jaringan
kereta api yang dimiliki oleh Pemerintahan Belanda sudah dibangun
lintasan kereta di Jawa,Sumatra,dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 1888
usaha perkeretaapian pemerintahan yang berdiri sendiri berbentuk
jawatan dijadikan suatu bagian dari Departemen Bugerlijke Openwere
Berken (Departemen Pekerjaan Umum Belanda) dan perusahaan kereta
api negara ini sendiri disebut sebagai Staats Spooren Tramwegwen.
Dengan semakin meluasnya usaha kereta api negara yang dikelola
oleh jawatan, perusahaan-perusahaan kereta api semakin lama semakin
berkurang fungsi sehingga akhirnya diambil alih oleh negara dan
digabungkan dengan Staats Spooren Tramwegwen dalam suatu wadah
yang disebut Verenigne Spoored Hedrijven(VS). Karena berbentuk
jawatan, maka nama tersebut diubah menjadi Staats Spoorwegen(SS).
2. Jaman Pendudukan Jepang
Pada jaman pendudukan tentara Jepang di Indonesia seluruh
commit to user
43
Jawa Tengah yang bernama Nikuyu Kyoko dan kemudian diubah dengan
nama Tetsudo Kyoko yang berkantor pusat di Bandung dibawah
pimpinan Angkatan Darat Jepang. Di Sumatra jaringan kereta api berada
dibawah pimpinan Angkatan Laut Jepang dengan nama Tetsudotai dan
berkantor pusat di Bukit Tinggi.
Kegiatan perkeretaapian pada masa pendudukan Jepang
diarahkan untuk menujang keperluan peperangan jepang dan untuk
kepentingan politik Jepang saja. Banyak jaringan-jaringan jalan kereta
api dibongkar dan diangkut ke Thailand sehingga perkeretaapian pada
saat itu mengalami kemunduran.
3. Jaman Setelah Indonesia Merdeka Sampai Saat Ini
Setelah Jepang menyerahkan kekuasaan kepada sekutu pada
pertengahan Agustus 1945 dan disusul oleh Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia, perkeretaapian diambil alih oleh Pemerintahan
Republik Indonesia. Pada tanggal 28 September 1945 namanya diubah
menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKRI).
Pada masa periode perang kemerdekaan antara tahun 1945
sampai tahun 1949 pemerintahan didesak dan dirongrong oleh tentara
sekutu dan Belanda. Dalam situasi demikian kantor pusat (Balai Besar)
DKRI ditinggalkan setelah dibakar oleh para pejuang dan selanjutnya
kantor pusat sering berpindah-pindah mulai dari Bandung ke Cisarua,
commit to user
44
kantor pusat dipindahkan dari Jakarta ke Bandung di Jalan Gereja no.1
(yang kini menjadi Jalan Perintis Kemerdekaan no.1).
Pada masa revolusi fisik tahun 1945, untuk memudahkan
pembangunan kembali seluruh perusahaan perkeretaapian baik milik
pemerintah maupun milik swasta, oleh pemerintah pendudukan Belanda
disatukan kembali dengan nama Kesatuan Perusahaan-Perusahaan Kereta
Api (Staats Spoor/Verenigne Spoorweg Bedrijf) atau disingkat SS/VS
dan sebagai pimpinannya adalah seorang inspektur SS.
Dengan disatukanya perusahaan-perusahaan kereta api, pada
tahun 1948 disusunlah tiga daerah eksploitasi di Jawa yang terdiri dari
Eksploitasi Barat, Tengah, dan Timur. Pada tanggal 27 desember 1949
Kedaulatan Negara Indonesia diserahkan oleh pemerintahan Belanda
kepada Pemerintahan RIS. Kemudian pemerintah mengeluarkan
pengumuman pemerintah No.2 tanggal 27 Desember 1950,yang berisi
tentang penggabungan antara Djawatan Kereta Api Republik Indonesia
(DKRI) dengan Staats Spoor/Verenigne Spoorweg Bedrijf(SS/VS)
menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) mulai tanggal 1 januari 1950.
Dengan keputusan pemerintah tersebut seluruh perkeretaapian di Jawa
termasuk Madura dan Sumatera kecuali N.V. Deli Stoomtram
Maatschapphj (DSM) di Sumatera Utara,menjadi milik dan dikuasai oleh
negara yang pada saat itu kepengurusannya diserahkan ke DKA.
Perusahaan kereta api DSM baru dinasionalisasikan pada tahun
commit to user
45
1959,sehingga sejak saat itu tidak ada lagi perusahaan kereta api swasta
di Indonesia.
Status DKA diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1963 tertanggal
25 Mei 1963,dan semua karyawan dan usaha DKA beralih ke PNKA.
PNKA tidak langsung lama karena diubah menjadi Perusahaan
Jawatan Kereta Api (PJKA) dengan Peraturan Pemerintah No.61 tahun
1971. Secara langsung semua hak dan kewajiban PNKA beralih ke
PJKA. Termasuk kepegawaian dan semua kekayaan yang dimiliki
PNKA. PJKA baru terealisasi sepenuhnya (secara de jure) setelah
dikeluarkannya Keputusan Bersama Mentri Keuangan dan Mentri
Perhubungan No. 127/KMK/07/1979 dan No. 96/LD/302/PHB-79
tanggal 30 Maret 1979 tentang pelaksanaan penyelesaian pendirian
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
PJKA mampu bertahan cukup lama hingga tanggal 1 Januari 1992
saat status PJKA diubah mendai Perusahaan Umum Kereta Api
(PERUMKA) berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 8/1991.
Dari PERUMKA kemudian berubah status kembali menjadi PT. Kereta
Api (Persero) pada tahun 1998 hingga kini setelah dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1998 dan Keppres No. 39 Tahun
commit to user
46
B. Visi, Misi & Tujuan PT. Kereta Api Indonesia ( KAI ) Visi :
· Penyediaan jasa kereta api sebagai pilihan utama dengan
menghasilkan jasa sesuai kebutuhan pelanggan dan
stakeholders
· Seluruh lapisan masyarakat adalah pelanggan.
· Berkembang dan terdepan dalam keselamatan dan
keandalan.
· Pelapor dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan.
· Karyawan bangga dan sejahtera.
Melalui semangat "TOP 21" yang merupakan "Railway Spirit For
Strategic Change" untuk mencapai visi perusahaan :
ü Teknologi : Kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan, kapasitas angkut, keandalan
operasi dan nilai lebih pegawai.
ü Operasi : Keselamatan, ketepatan, kenyamanan yang tinggi dari operasi kereta api terpercaya sebagai
sarana transportasi utama.
ü Pelayanan Prima : Perbaikan terus-menerus atas pelayanan
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
ü 2 (Dua) : Selain mengandung arti abad ke-21, juga berarti: 1. Kereta api merupakan alat utama dalam
commit to user
47
yang tinggi dan meningkatkan kemampuan seluruh sumber
daya perusahaan.
ü 1 (Satu) : Penyediaan jasa kereta api yang andal
merupakan bukti nyata kemampuan perusahaan.
Misi :
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnisusaha
penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian
lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan waktu,
Pelayanan dan Kenyamanan.
Tujuan :
Tujuan perusahaan adalah untuk turut serta melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintahan di bidang
ekonomidan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi,
dengan menyediakan barang dan jasa bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat di pasar dalam negeri ataupun internasional di bidang perkeretaapian
yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan Kereta Api,
kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian, pengusahaan prasarana
perkeretaapian, pengusahaan usaha penunjang prasarana dan sarana
Kereta Api dan kemanfaatan umum dengan menetapkan prinsip-prinsip
commit to user
48
C. Budaya Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia ( Persero )
Budaya perusahaan merupakan pola sikap, keyakinan, asumsi dan
harapan yang dimiliki bersama dan dipegang secara mendalam untuk
membentuk cara bagaimana karyawan/karyawati bertindak dan
berinteraksi agar sasaran perusahaan tercapai, budaya perusahaan yaitu
RELA.
RELA berarti ikhlas bekerja, ikhlas berjuang, ikhlas berkorban
dan ikhlas belajar untuk kemajuan perusahaan.
RELA juga merupakan penjabaran dari :
• R = Ramah;
Senantiasa memelihara suasana/menunjukkan sikap ramah
tamah dalam melayani semua pelanggan dan dalam bekerja
sama dengan mitra-kerja ekstern maupun intern.
• E = Efisien & Efektif;
Senantiasa mengupayakan dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja/usaha serta kemampuan mendayagunakan biaya,
waktu dan berbagai sumber lainnya secara tepat guna dan
hemat, dengan menjamin mutu hasil kerja yang lebih baik.
• L = Lancar;
Senantiasa berupaya memelihara/menjamin kelancaran
pelayanan bagi semua pelanggan, ekstern maupun intern, berikut
pelaksanaan pekerjaan pendukungnya, untuk dapat memberikan
commit to user
49
• A = Aman;
Senantiasa memelihara dan berupaya meningkatkan jaminan
keamanan/keselamatan pengguna jasa dan barang bawaan
ataupun kirimannya serta awak/pekerja berikut asset yang di
operasikan dan juga lingkungan sekitarnya.
Budaya perusahaan juga dipandang sebagai komponen kunci
keberhasilan dari pencapaian misi, arah usaha, strategi, serta efektivitas
perusahaan.
D. Tugas, Kedudukan dan Fungsi PT. Kereta Api ( Persero )
PT. Kereta Api (Persero) merupakan unit organisasi dalam
lingkungan Departemen Perhubungan yang bertanggungjawab kepada
Mentri Perhubungan. Dalam pembinaan teknis operasi,mentri
melimpahkan wewenangnya kepada Direktorat Jendral Perhubungan
Darat. PT. Kereta Api (Persero) dipimpin oleh seorang direktur utama
yang dibantu oleh empat direktur pembantu,dua kepala pusat dan satu
KASPI. PT. Kereta Api (Persero) memiliki tugas pokok melaksanakan
kegiatan jasa angkutan di atas rel untuk memperlancar pengangkutan
barang dan manusia maupun untuk menunjang sumber pendukung
lainnya. PT. Kereta Api (Persero) memiliki beberapa fungsi dalam
mengemban tanggung jawab melayani masyarakat, yaitu :
a. Memberikan jasa angkutan umum di atas rel secara
commit to user
50
b. Menyelenggarakan jasa-jasa pelengkap yang menunjang tugas
pokok.
c. Mempersiapkan tarif yang sesuai dengan asas-asas ekonomi
perusahaan tanpa meninggalkan pelayanan umum
d. Meningkatkan daya guna dan hasil guna aparatur PT. Kereta
Api (Persero).
e. Menyelenggarakan tugas pelaksanaan teknis.
E. Tata Kerja PT. Kereta Api ( Persero )
Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Utama Kereta
Api,Inspektur dan para Direktur Pembantu serta para Kepala Pusat wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan sendiri maupun dengan instansi lain yang sesuai dengan tugas
masing-masing.
Setiap pemimpin satuan di organisasi di lingkungan PT. Kereta
Api (Persero) bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasi
bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk. Pemimpin
satuan organisasi bertanggungjawab dalam menyampaikan laporan
berkala kepada atasan masing-masing secara tepat waktu. Setiap laporan
yang diperoleh oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib
diolah dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan selanjutnya
serta memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahannya. Tata kerja
dalam hal ini menyangkup dua hal, yakni disiplin kerja dan keselamatan
commit to user
51
E.1 Disiplin Kerja
Disiplin kerja sangan diperlukan oleh setiap perusahaan dalam
menggerakan seluruh pegawai yang ada di perusahaan yang
bersangkutan. Disiplin kerja di setiap perusahaan tentu ada persamaanya,
tetapi dalam tata kerja kepegawaian juga ada perbedaan. Walaupun
demikian, disiplin kerja selalu mengandung maksut dan tujuan yang
sama yaitu untuk meningkatkan produktivitas kerja agar perusahaan tidak
gulung tikar.
Di PT. Kereta Api (Persero), tata kerja kepegawaian dan disiplin
kerja secara sportif dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Tata kerja
kepegawaian ini sudah tercantum dalam lima citra manusia perhubungan,
yaitu :
a. Mampu memelihara ketertiban dan kebersihan di segala bidang
b. Mampu membudayakan waktu dalam pemberian jasa
perhubungan
c. Mampu meberikan kenyamanan dan keamanan kepada
masyarakat pengguna jasa perhubungan
d. Mampu bertindak gesit dan tidak lamban
e. Peka terhadap keluhan masyarakat namun tetap memantapkan
wawasan serta kepribadian yang ramah
E.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja bagi karyawan PT. Kereta Api (Persero)
butir-commit to user
52
butir keselamatan kerja sudah tersusun dalam lima ketentuan yang harus
dijalankan dan dipatuhi oleh seluruh karyawan seperti di bawah ini :
a. Bekerja dengan rencana yang baik
b. Bekerja dengan cepat,tanggap, dan teliti
c. Bekerja dengan disiplin yang tinggi
d. Bekerja dengan pembagian tugas secara tuntas dan kerja sama
yang terarah
e. Bersedia untuk diwaspadai dan berlapang dada untuk dikoreksi
Dengan semboyan lima butir disiplin kerja ini, karyawan PT. Kereta Api
(Persero) semestinya taat dan patuh pada peraturan yang berlaku.
commit to user
53
commit to user
54
G. Struktur Organisasi PT. KAI Daop 4 Semarang
Berdasarkan gambar di atas, di ketahui bahwa struktur organisasi
PT Kereta Api (Persero) dibagi menjadi beberapa bagian, yakni :
I. VP Daop 4 Semarang & Deputy VP
II. Junior Manager Humasda
III. Junior Manager Hukum
IV. Manager SDM & Umum :
1. Ass. Manager SDM
2. Ass. Manager Hiperkes & Lingkungan
3. Ass. Manager Perawatan Bangunan Dinas
V. Manager Keuangan :
1. Ass. Manager Anggaran
2. Ass. Manager Akuntansi
3. Ass. Manager Keuangan
4. Junior Manager Penagihan
VI. Manager Pelelangan :
1. Sekretaris
2. Anggota
VII. Manager Sarana :
1. Ass. Manager Program Anggaran Perawatan Sarana
2. Ass. Manager Perawatan Lokomotif & KRD
3. Ass. Manager Perawatan Kereta & Gerbong
commit to user
55
5. UPT
VIII. Manager Jalan & Jembatan :
1. Ass. Manager Program Anggaran Perawatan Jalan Rel &
Jembatan
2. Ass. Manager Konstruksi Jalan Rel & Jembatan
3. Ass. Manager Fasilitas Sarana Pemaliharaan Jalan &
Evaluasi
4. Junior Manager Inspector
5. UPT
6. Manager Sintelis :
1. Ass. Manager Program Anggaran Perawatan Sintelis
2. Ass. Manager Perawatan Sinyal
3. Ass Manager Perawatan Telekomunikasi & Listrik
4. Jinior Manager Inspector
5. UPT
7. Manager Operasi :
1. Ass. Manager Perka
2. Ass. Manager Pelayanan
3. Ass. Manager kantmib
4. Ass. Manager Operasi Sarana
5. Junior Manager Pusdalopka
6. Senior Supervisor Renc. Eva & TU