• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 State of The Art

Dalam penelitian ini dipaparkan lima penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang “Strategi Public Relations PT Agung Podomoro Land Tbk. Dalam Mempertahankan Corporate Image”. No. Nama

Penulis

Judul Penelitian Nama Jurnal dan Tahun

Penjelasan dan Hasil Penelitian 1. Agnes Datuela Strategi Public Relations PT Telkomsel Branch Manado dalam Mempertahanka n Citra Perusahaan Jurnal Acta Diurna, Vol. II, No. 1, 2013 PR PT Telkomsel memiliki strategi utama berupa koordinasi masalah dengan pihak pusat (Jakarta) dan pihak area (Makassar). PR

branch tidak sepenuhnya

memegang kendali sendiri, PR branch hanya menjadi jembatan bagi pihak pusat dan area kepada masyarakat. Oleh karena itu, PR branch dapat menggunakan 3 strategi, yaitu pull strategi,

push strategi, dan pass

strategi. Pull strategi berupa menarik kembali perhatian masyarakat lewat iklan-iklan yang ditawarkan. Push

strategi berupa

penyelenggaraan event

daerah yang telah dikoordinasikan kepada pihak pusat. Serta pass strategi berupa menciptakan

(2)

opini publik dengan menjadi

sponsorship untuk

program-program masyarakat atau organisasi dan melaksanakan program CSR (Corporate

Social Responsibility).

Ketiga strategi tersebut dilakukan demi menarik perhatian dan memengaruhi masyarakat untuk tetap memiliki opini positif terhadap PT Telkomsel.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa public

relations PT. Telkomsel

branch Manado telah berhasil menjalankan tugas-tugasnya dan strategi-strateginya yakni pull, push dan pass strategy dalam mempertahankan citra perusahaannya. 2. Sylvia Monani Aktivitas Public Relations Mal Ciputra Seraya Pekanbaru dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan Jom FISIP, Vol. I, No. 2, 2014

Berdasarkan hasil penelitian, PR Mal Ciputra berperan sebagai teknisi dan manajer. Peran teknisi dilihat mulai dari publikasi dan pembuatan

event mal. Peran PR sebagai

manajer terlihat dari penanganan kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di Mal Ciputra. Public Relations Mal Ciputra juga

(3)

memiliki fungsi sebagai

communicator yaitu sebagai

komunikator yang mewakili

perusahaan untuk

menyampaikan informasi dan komunikasi kepada publiknya. Aktivitas yang telah dilakukan oleh public

relations Mal Ciputra dalam

upaya meningkatkan citra perusahaan adalah : a)

Internal Relations, b)

Eksternal Relations, c)

Relationship Marketing, d)

Media Relations, e)

Promotions and Special

Events, f) Publisitas, g) Sponsorship, h) Manajemen

Krisis dan Manajemen Isu, dan i) Community Relations.

3. Denise P. Ferguson, Ph.D., APR, J. D. Wallace, Ph.D. and Robert C. Chandler, Ph.D. Rehabilitating Your Organization’s Image: Public Relations Professionals’ Perceptions of the Effectiveness and Ethicality of Image Repair Strategies in Crisis Situations Public Relations Journal, Vol.6, No. 1, 2012 Ketika organisasi/perusahaan sedang mengalami krisis,

public relations yang

profesional dipanggil sebagai ahli komunikasi dalam memainkan peran dalam mengurangi kerusakan dan menjaga kepercayaan pemangku kepentingan dalam organisasi. PR profesional juga fokus pada penilaian tentang strategi yang beretika, strategi

(4)

profesional yang cenderung

menggunakan dan

merekomendasikan strategi mana yang paling efektif. Dalam hal ini, strategi yang beretika memang memegang peranan penting bagi seorang PR terutama dalam keadaan krisis yang terjadi di perusahaan tertentu. Dalam keadaan tersebut, PR dipanggil untuk mengurangi kerusakan dan menjaga kepercayaan pemangku kepentingan dalam organisasi, hal tersebut juga erat kaitannya. 4. Lina Sinatra Wijaya, Krismiyati Identifying Marketing Public Relations Strategies Implemented in Private Universities For Increasing Students Intake in Central Java Indonesia International Refereed Research Journal, Vol. IV, No. 2, 2013. Strategi MPR yang digunakan adalah perencanaan, implementasi, dan evaluasi program. Selama tahap perencanaan,

mereka biasanya

berkoordinasi dengan publik internal untuk memutuskan apa yang harus mereka lakukan atau menjalankan program mereka. Salah satu praktisi PR universitas menyebutkan bahwa melibatkan kordinator promosi di tingkat fakultas sangat penting karena kita

(5)

bisa tahu persis poin utama yang harus dibahas dalam mempromosikan fakultas dengan seluruh jurusan. Pada tahap pelaksanaan, universitas melaksanakan apa yang mereka telah rencanakan pada tahap sebelumnya secara efisien dan efektif. 5. Eman Mohamed Abd-El-Salam, Ayman Yehia Shawky, and Tawfik El-Nahas The impact of corporate image and reputation on service quality, customer satisfaction and customer loyalty: testing the mediating role. Case analysis in an international service company The Business & Management Review, Vol.3, No. 2, 2013.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara citra perusahaan dan reputasi, kualitas layanan, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan melalui analisis kasus di salah satu perusahaan terbesar Mesir. Sebuah kuesioner terstruktur dikembangkan. Hipotesis yang bersamaan diuji pada sampel dari 650 pelanggan dari 800 didistribusikan, memberikan tingkat respon dari 81,25 persen. Beberapa teknik analisis yang digunakan untuk menilai hubungan antara variabel-variabel yang sedang diteliti seperti korelasi pearson, chi-square, dan beberapa linear regresi. Regresi hirarkis

(6)

digunakan untuk menilai peran mediasi. Temuan penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara variabel-variabel yang sedang diteliti.

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas. Jenis komunikasi ini sangat bervariasi karena komunikasi organisasi juga meliputi komunikasi interpersonal (percakapan antara atasan dan bawahan), kesempatan berbicara di depan publik (presentasi yang dilakukan oleh para eksekutif pada perusahaan), kelompok kecil (kelompok kerja yang mempersiapkan laporan), dan komunikasi dengan menggunakan media. (West & Turner, 2008)

Redding dan Sanbors mengatakan bahwa, “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi interpersonal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang sesama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program” (Muhammad, 2009).

Dari kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses penafsiran pesan antara struktur organisasi melalui berbagai faktor dari sistem komunikasi organisasi yang berguna untuk menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi.

(7)

2.2.2 Public Relations

Dalam buku Public Relations Strategies and Tactics (Wilcox & Cameron, 2009) mengatakan bahwa:

“public relations is a management function, of a continuing and

planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”.

Yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Selain itu Nurjaman & Umam (2012) dalam buku Komunikasi dan Public Relations mengutip pernyataan John E. Marston yang mempunyai definisi yang lebih spesifik, yaitu “ Public Relations adalah seni yang membuat perusahaan Anda disukai dan dihormati oleh para karyawan, konsumen, dan penyalurnya.”

Berdasarkan definisi-definisi dari para ahli di atas dapat disumpulkan bahwa public relations adalah menciptakan interaksi dan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, menanamkan pengertian, partisipasi publik, serta bertujuan untuk menanamkan kepercayaan, saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.

(8)

2.2.2 Fungsi PR

Empat fungsi public relations menurut Ruslan (2008) adalah sebagai berikut:

1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya.

2. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.

3. Peran back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.

4. Membentuk corporate image, artinya peran public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.

Sedangkan fungsi Public Relations menurut Kriyantono (2012) adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan komunikasi yang harmonis (good communication). 2. Meningkatkan saling pengertian antara perusahaan dengan publiknya

(mutual understanding)

3. Menjaga sikap dan perilaku dirinya dan anggota organisasi (good

morals & manners)

Kedua fungsi PR menurut para ahli di atas sesuai dengan fungsi PR Agung Podomoro Land yang paling utama yaitu menjalin hubungan baik dengan wartawan atau media dan juga meningkatkan citra perusahaan secara berkesinambungan.

2.2.3 Tujuan PR

Menurut Bertram R. Canfield dan Frazier Moore (Danandjaja, 2011) dalam buku “Peranan Humas Dalam Perusahaan”, tujuan public

relations yaitu:

1. Mengabdi kepada kepentingan publik.

Public Relations selalu siap mendengarkan dan melayani keinginan

publik.

2. Menjaga atau memelihara komunikasi yang baik.

(9)

3. Menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.

Public Relations memiliki moral dan tingkah laku yang baik

Tujuan Public Relations menurut Kriyantono (2012) diantaranya adalah:

1. menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan publiknya.

2. Membangun citra korporat (corporate image) 3. Citra korporat melalui program CSR.

4. Membentuk opini publik yang favourable. 5. Membentuk goodwill dan kerja sama.

2.2.4 Strategi PR

Ahmad S. Adnanputra, presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, seperti dikutip oleh Ruslan mengatakan pengertian strategi

public relations adalah alternatif yang optimal yang dipilih untuk

ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations. (2010)

Dalam tugasnya, seorang public relations harus memiliki strategi-strategi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil suatu tindakan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Dalam buku “ Crisis

Public Relations : Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan “,

Nova (2009) menyatakan bahwa strategi Public Relations terdiri dari :

1. Publications

Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas public

relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui

kerjasama dengan pihak pers atau wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya.

(10)

2. Event

Merencanakan sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan juga dapat mempengaruhi opini publik.

3. News

Berupaya untuk menciptakan berita melalui press release, news

letter, bulletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang public relations

harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas yang baik.

4. Community Involvement

Keterlibatan komunitas berguna untuk menjaga dan membina hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.

5. Inform of Image

Untuk memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan baik berupa citra positif.

6. Lobbying and Negotiating

Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang public

relations. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal)

atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

7. Social Responsibility

Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas public relations menjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Kegiatan sosial ini dianggap sebagai salah satu aktivitas yang berdampak besar bagi perusahaan seperti kegiatan peduli banjir atau peduli anak yatim.

(11)

Strategi public relations atau yang lebih dikenal dengan bauran

public relations, adalah sebagai berikut (Ruslan, 2008)

1. Publications, setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelengarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh public. Dalam hal ini, tugas public relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntukan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya.

2. Event, merancang sebuah event yang bertujuan untuk

memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengharui opini publik. Berikut beberapa jenis event :

a. Calendar event, meliputi kegiatan rutin yang diselenggarakan

pada waktu tertentu, seperti menyambut hari raya idul fitri, natal dan tahun baru serta hari ulang tahun dan sebagainya.

b. Special event, event atau acara ajang yang sifatnya khusus dan

dilaksanakan pada moment tertentu diluar acara rutin dari program kerja PR, seperti peluncuran produk baru, pembukaan kantor, pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya.

c. Moment event, event atau acara yang bersifat momentum atau

lebih khusus lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga menghadapi millennium.

3. News (menciptakan berita), berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin dan lain-lain. Untuk itulah

seorang PR harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas.

4. Community involvement (kepedulian pada komunitas), kerterlibatan tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak siosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.

(12)

5. Inform or image (memberitahukan atau meraih citra), ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.

6. Lobbying and negotiation, keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadapan kelangsuangan bisnis perusahaan.

7. Social responsibility, memiliki tanggung jawab social dalam aktifitas PR menunjukan bahwa perusahaan memiliki keperdulian terhdap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktifitas yang harus dilakukan. Bentukanya beragam seperti peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya.

Dengan dilakukannya strategi-strategi public relations tersebut, diharapkan dapat membantu untuk membangun corporate image perusahaan, walaupun tidak dalam kurun waktu yang singkat.

2.2.5 Citra

Menurut Kotler (2013), citra mempunyai kemampuan di luar perusahaan yang dapat menambah kekuatan bagi produk barang yang dihasilkan oleh perusahaan dan citra merupakan efek tunda bagi perusahaan, artinya citra dibentuk oleh perusahaan tidak berpengaruh secara langsung terhadap perusahaan akan tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama.

“image: the impression, the feeling, the conception which the

public has of a company; a consciously created impression of an object, person or organization” yang artinya citra adalah perasaan, gambaran

(13)

dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi). Citra dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi). Istilah lain citra adalah favourable opinion (opini publik yang menguntungkan). (Ardianto, 2011).

Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2013) mengemukakan, pengertian citra sebagai berikut:

“Image is the set of beliefs, ideas, and impressions that a person

holds regarding an object. People’s attitude and actions towards an object are highly cinditioned by that object’s image”.

Artinya citra terdiri dari kepercayaan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang terhadap sebuah objek. Sebagian besar sikap dan tindakan orang terhadap suatu objek di pengaruhi oleh image suatu objek.

Berdasarkan ketiga definisi citra menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan hasil evaluasi dari diri seseorang berdasarkan pengertian dan pemahaman terhadap rangsangan yang telah diolah, diorganisasikan, dan di simpan dalam benak konsumen.

2.2.6 Meningkatkan Citra

Ada enam hal yang perlu diperhatikan menurut Macnamara (2010) untuk meningkatkan citra suatu perusahaan yang dikemukakan oleh salah satu pakar di bidang media dan komunikasi public, yaitu: 1. Memetakan persepsi pada tahap ini yaitu diawali dengan

mengadakan audit tentang citra di masyarakat. Dari persepsi tersebut lalu dipetakan dimana titik beratnya, dan titik tersebut disinkronisasikan dengan visi manajemen dan meyakinkan manajemen menggunakan program public relations yang akan dibuat.

2. Menyesuaikan dengan visi

Manajemen Kesesuaian dengan aktifitas manajemen paling atas (top

management) merupakan hal yang mutlak perlu. Meyakinkan

(14)

3. Pahami audience

Sebelum program dibuat harus mengetahui terlebih dahulu audiensi yang akan menjadi target program secara tepat karena program yang akan dibuat harus sesuai dengan kebutuhan audiensi.

4. Fokus

Saat menyiapkan program masyarakat harus fokus pada titik pengembangan tertentu. Fokus akan menentukan bagaimana public

relations mengkomunikasikan program tersebut. Dengan fokus akan

lebih mudah membuat nilai informasi sebuah program karena disitu dapat diungkapkan kemajuan apa yang didapatkan dari program- program yang sebelumnya diadakan oleh perusahaan.

5. Kreatifitas

Jangan melupakan kreativitas karena komunikasi yang baik membutuhkan kreatifitas dalam penyampaian nya.

6. Konsistensi dalam menjalankan program public relations adalah hal yang mutlak perlu karena hal itu menyangkut sejauh mana kemampuan public relations untuk mengubah citra perusahaan.

Kesimpulannya, strategi dalam meningkatkan citra adalah memetakan persepsi, menyesuaikan visi manajemen, memahami

audience, fokus, kreatifitas, dan konsisten.

2.2.7 Jenis Citra

Jefkins dalam Ruslan (2010) membagi citra dalam beberapa jenis. Antara lain:

a. Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra cermin yang diyakini oleh perusahaan yang bersangkutan terutama para pemimpinnya yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. Dalam implementasinya kesan dan citra dimata masyarakat ternyata terjadi perbedaan antara yang

(15)

diharapkan dengan kenyataan citra dilapangan, bisa terjadi justru mencerminkan citra negatifnya yang muncul.

b. Citra Kini (Current Image)

Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan atau organisasi atau hal lain yang berkaitan dengan produknya. Pihak Public Relations atau humas akan menghadapi resiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk (prejudice) dan hingga kesalahpahaman (miss understanding) yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan negatif yang diperolehnya.

c. Citra Keinginan (Wish Image)

Citra keinginan adalah seperti apa yang ingin dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga atau perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awardness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.

d. Citra Majemuk (Multiple Image)

Merupakan pelengkap dari citra perusahaa, misalnya bagaimana pihak humas atau Public Relation-nya akan menmpilkan pengenalan (ourness) terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand name, seragam (uniform), para front liner, sosok gedung, dekorasi loby kantor dan penampilan para profesionalnya.

e. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Jenis citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif, dan lebih dikenal dan diterima oleh publiknya. Mungkin tentang sejarahnya,kualitasnya, keberhasilannya dalam bidang marketing hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosialnya.

(16)

2.2.8 Corporate Image

Corporate image atau citra perusahaan merupakan kesan,

gambaran, pandangan, atau impresi psikologis publik terhadap berbagai kegiatan perusahaan yang dinilai berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka di mana kesan tersebut bisa bernilai baik atau buruk (Ruslan, 2010).

Menurut Ratih (2009) corporate image adalah pemikiran pelanggan tentang citra atau gambaran menyeluruh dari perusahaan penyedia jasa berdasarkan pengalaman dan pemahaman pelanggan masing-masing, baik menyangkut produk ataupun tingkat reputasi dan kredibilitas yang dicapai perusahaan menurut persepsi pelanggan.

Sedangkan citra perusahaan menurut Katz adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu kegiatan, dan setiap perusahaan masing-masing memiliki citra sebanyak orang memandangnya dan menilainnya. Citra perusahaan datang dari para pelanggan, pesaing, distributor, dll yang mempunyai pandangan terhadap citra perusahaan (Ardianto dan Soemirat 2007).

Menurut Ruslan (2010), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam menciptakan corporate

image yang baik. Yaitu:

1. Citra perusahaan yang diciptakan sebagaimana diinginkan oleh khalayak sasarannya.

2. Manfaat yang ditampilkan perusahaan melalui kualitas dan kuantitas pelayanan mengesankan bagi khalayak.

3. Citra yang baik tersebut dipresentasikan dengan nilai kejujuran, kepercayaan, dan mudah dimengerti oleh khalayak sasaran.

4. Citra baik timbul dari tanggapan publik terhadap aktivitas, prestasi, dan reputasi perusahaan selama melakukan kegiatan.

5. Citra baik juga timbul dari aspek perusahaan melakukan tanggung jawab sosial dengan peduli pada kelestarian lingkungan, penggunaan teknologi ramah lingkungan serta dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

(17)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pandangan publik terhadap perusahaan bisa bernilai baik ataupun buruk. Hal ini bergantung pada bagaimana perusahaan mengelola segala kegiatannya dengan baik, jujur serta mudah dipahami oleh publik.

Masyarakat tidak hanya menilai dari sisi produk atau jasa yang diberikan suatu perusahaan saja, melainkan melihat bagaimana perusahaan memberikan manfaat kepada konsumen maupun masyarakat yang lebih luas.

Disebutkan bahwa usaha perusahaan dalam menciptakan

corporate image yang baik dapat berbentuk kegiatan tanggung jawab

sosial di mana perusahaan turut membantu dalam pelestarian lingkungan seperti dengan menggunakan teknologi yang tidak merusak alam, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya komunitas yang berhubungan atau berada di sekitar wilayah operasional perusahaan.

2.2.9 Manfaat Corporate Image

Para pemilik perusahaan tidak menyadari bahwa dalam jangka panjang citra baik membawa banyak mafaat. Manfaat itu sendiri dapat mereka nikmati baik pada saat perusahaannya mengalami masa jaya maupun pada saat menghadapi berbagai macam kritis. Menurut Seitel yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto dalam bukunya dasar-dasar

Public Relations adalah kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa

citra perusahan yang bernilai positif sukses yang berkelanjutan jangka panjang (2007)

Menurut Siswanto Sutojo dalam Ardianto (2011), citra perusahaan yang baik dan kuat memiliki beberapa manfaat. Yaitu: 1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang kokoh. Perusahaan

berusaha memenangkan persaingan pasar dengan menyusun strategi pemasaran.

2. Menjadi pelindung selama masa krisis. Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang dibuat perusahaan dengan citra baik, yang menyebabkan mereka mengalami krisis.

(18)

3. Menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah aset perusahaan.

4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. 5. Menghemat biaya operasional karena citra positif.

Kesimpulan dalam hal ini adalah citra perusahaan sangat berpengaruh bukan hanya untuk jangka pendek namun juga untuk jangka panjang dan juga berpengaruh pada beberapa aspek yang berkaitan dengan citra tersebut, misalnya berpengaruh kepada pemasaran, dan aspek lainnya. Dengan demikian maka citra tersebut harus dijaga agar selalu baik sehingga dapat berdampak baik pada perusahaan. Citra sangat berpengaruh dalam jangka panjang maupun pendek bagi perusahaan, oleh sebab itu citra yang baik pada perusahaan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga tidak membawa dampak buruk pada perusahaan.

2.2.10 Faktor-fator yang Mempengaruhi Corporate Image

Corporate image akan datang dengan sendirinya dari upaya yang

perusahaan lakukan sehingga komunikasi dan keterbukan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk mendapat corporate image yang positif di mata konsumen atau masyarakat. Corporate image yang baik akan berdampak positif bagi perusahaan karena mampu memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga dapat meningkatkan daya tarik konsumen untuk menggunakan suatu produk/jasa. Keberhasilan suatu perusahaan dalam usaha memenuhi kebutuhan konsumen tidak hanya tergantung pada kualitas produk atau jasanya saja, tapi juga pada kepiawaian membangun citra perusahaan.

Menurut Rangkuti (2006), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap corporate image adalah:

1. Harga yang ditawarkan

Tingkat harga yang akan menimbulkan persepsi atas produk yang berkualitas atau tidak.

(19)

2. Reputasi (image) perusahaan dimata pelanggan

Reputasi yang baik menimbulkan persepsi terhadap citra perusahaan, sehingga pelanggan memaafkan suatu kesalahan meskipun tidak untuk suatu kesalahan selanjutnya.

3. Jaminan atas layanan yang berkualitas

Jaminan atas pelayanan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan menimbulkan persepsi atas citra perusahaan untuk tahap pelayanan selanjutnya, sehingga pelanggan merasa puas dengan pelayanan secara keseluruhan.

4. Penampilan fasilitas fisik

Situasi atas pelayanan fasilitas fisik dikaitkan dengan citra perusahaan sehingga mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap baik atau tidaknya citra perusahaan.

5. Komitmen organisasi

Komitmen organisasi yang dimiliki pegawai merupakan faktor yang berpengaruh terhadap citra perusahaan karena dengan komitmen yang baik dari pegawai, dapat berpengaruh terhadap persepsi pelanggan, sehingga dapat menimbulkan kesan perusahaan tersebut memiliki citra yang baik.

(20)

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Strategi PR: 1. Publications 2. Event 3. News 4. Community Involvement 5. Inform of Image 6. Lobbying and Negotiating 7. Social Responsibility

PT Agung Podomoro Land Tbk.

Public Relations

Corporate Image:

PT Agung Podomoro Land Tbk.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran  Strategi PR: 1.  Publications 2.  Event 3.  News 4.  Community Involvement  5

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Dalam Pembelajaran di Taman Kanak- Kanak (Studi Deskriptif Pada Guru TK di Kecamatan Sukasari Kota Bandung).. Universitas

Ten Tentuk tukan persam an persamaan garis aan garis-ga -garis yang melalu ris yang melalui i titik A titik A sed sedemi emikia kian n hingga titik B dan C berjarak

Pendidikan adalah pembebasan; bebas dari penindasan, pembodohan dan pemiskinan (Paulo Freire, terj: 2000, 31). Proses problematisasi pada dasarnya adalah refleksi atas isi

Berikut disajikan persamaan regresi linier plot 1/T dan ln k yang merupakan persamaan Arrhenius untuk setiap parameter pengamatan tepung pisang goreng pada

Artinya, Price bundling adalah penjualan dua atau lebih produk yang terpisah dalam satu paket harga yang di diskon, atau suatu penawaran dari beberapa produk

Secara umum, semua kegiatan pencegahan dan pengendalian serta surveilans infeksi rumah sakit dilaksanakan secara terus menerus oleh seluruh pegawai rumah sakit

 Pada fase ini penderita penyakit dapat berkembang menjadi sembuh total, sembuh dengan cacat atau ada gejala sisa (sequele), menjadi carrier, menjadi penyakit kronis,

Dengan menggunakan dua metode ini maka pada penelitian ini diperoleh metode yang lebih baik digunakan untuk meramalkan jumlah DBD di RSUD Kabupaten Sidoarjo yaitu metode