• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Everett M. Rogers dan R Agarwala dalam bukunya Communication in. mengumpulkan, dan menganalisis menyaring informasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Everett M. Rogers dan R Agarwala dalam bukunya Communication in. mengumpulkan, dan menganalisis menyaring informasi."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Organisasi

Everett M. Rogers dan R Agarwala dalam bukunya Communication in

Organization sebagaimana dikutip oleh Onong U. Effendy (1984) menyebutkan suatu sistem. Secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai “suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas”.

Dilihat dari perspektif manajemen, organisasi merupakan suatu elaborasi

sekelompok saluran-saluran yang saling berhubungan, dirancang untuk

mengumpulkan, dan menganalisis menyaring informasi.

Komunikasi organisasi dalam suatu organisasi sangat penting karena dengan berkomunikasi masing – masing individu dapat menyesuaikan diri dengan tindakan – tindakan orang lain, karena pada dasarnya manusia mempunyai keinginan untuk

menjadi satu dengan lingkungannya6.

Frank Jefkins mengatakan bahwa komunikasi organisasi terdiri atas semua bentuk-bentuk komunikasi yang direncanakan, ke arah luar dan ke arah dalam antara

6

(2)

sebuah organisasi dan publiknya karena tujuan dari pencapaian sasaran tertentu mengenai pemahaman.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual7.

Pengertian komunikasi organisasi yang dikemukakan oleh Louis A. Allen adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk memastikan bahwa seluruh karyawannya mengetahui dan memahami : (a) informasi mengenai rencana perusahaan ke depan (b) kebijakan dan perubahan kebijakan perusahaan dan (c) status kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai cara, yaitu berinteraksi antar pimpinan dengan bawahan, pertemuan rutin maupun

sarana – sarana lainnya8.

Definisi komunikasi organisasi secara fungsional dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi dan merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antarorganisasi. Sifat komunikasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan

7 Umar Husein, Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta, PT.Gramedia, 2002, 23. 8

(3)

prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Hal ini berarti, proses yang sebenarnya dalam organisasi adalah bagaimana menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan dan komunikasi merupakan alat untuk mencapai hal tersebut.

2.2 Komunikasi Internal

Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai:

Interchange of ideas among the administrators and its particular structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done (operation and management).” (Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan yang

menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen)9).

Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukkan adanya pembagian

tugas-tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan peraturan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Pimpinan membuat kelompok-kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya.

9

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, 114.

(4)

Di dalam organisasi, komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal yang

terbagi atas komunikasi dari atas ke bawah (Downward communication) dan

komunikasi dari bawah ke atas (Upward communication), komunikasi horizontal

(komunikasi antar karyawan)10.

Dari segi hierarki, dalam buku Komunikasi dan Public Relations, komunikasi

internal dapat dibagi menjadi dua dimensi, yaitu :

1) Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal, yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward

communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Sebaliknya, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan.

Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Komunikasi vertikal yang lancar, terbuka, dan saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan yang demokratis. Karena komunikasi menyangkut masalah hubungan manusia dengan manusia, maka suksesnya komunikasi oleh tingkah laku manusia.

10

(5)

2) Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar. Dan yang didesas-desuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.

Pemecahan masalah yang timbul akibat proses komunikasi ini adalah tugas public relations officer (kepala hubungan masyarakat). Tugas pekerjaan kepala humas sebenarnya tidak hanya ke luar (eksternal), tetapi juga ke dalam (internal).

Dalam ruang lingkup kegiatan public relations terdapat yang disebut internal

public relations, yang diantaranya mencakup employee relations, yakni hubungan

dengan karyawan. Dalam rangka pelaksanaan employee relations ini, public

relations officer terjun ke bawah, bergaul dengan para karyawan untuk menampung keluhan, keinginan, atau apa saja yang mungkin berpengaruh pada pekerjaan.

(6)

Komunikasi internal dalam buku Komunikasi Organisasi meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni :

1) Komunikasi Personal

Komunikasi personal ialah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara :

a. Komunikasi tatap muka

Komunikasi tatap muka berlangsung secara dialogis sambil saling menatap, disebut juga komunikasi interpersonal. Komunikasi ini efektif, karena situasinya tatap muka untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku seseorang.

b. Komunikasi bermedia

Komunikasi bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat. Karena melalui alat, maka antara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi.

2) Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok in bisa kecil, dapat juga besar, tetapi berapa jumlah orang yang temasuk kelompok kecil dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak ditentukan berdasarkan ciri dan sifat komunikasi hubungannya dengan proses komunikasi.

(7)

2.3 Fungsi Komunikasi Internal

Jenis komunikasi biasanya mencakup (1) kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, artinya apa yang sedang terjadi di pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa, (2) masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab, (3) berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan dan (4) perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya, dan masalah lain yang serupa.

Komunikasi internal dalam organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan organisasi. Komunikasi itu memberikan umpan balik yang diperlukan mengenai semangat kerja para karyawannya dan berbagai ketidakpuasan yang mungkin. Komunikasi itu juga membuat bawahan memiliki rasa memiliki dan merasa sebagai bagian dari organisasi. Disamping itu juga memungkinkan manajemen memiliki kesempatan untuk memperoleh berbagai

gagasan baru dari para pegawainya11.

Di dalam komunikasi internal, manajemen mengendalikan sistem komunikasinya. Para manajer memiliki waktu, keahlian, dan fasilitas untuk memperbaiki komunikasi yang ada di organisasi. Dan tentunya logis saja untuk menempatkan tanggung jawab atas terjadinya sistem komunikasi yang efektif pada pundak manajemen. Manajemen menanggung tanggung jawab yang lebih besar

11 Joseph A. Devito (Pengalih Bahasa : Agus Maulana), Komunikasi Antar Manusia, Edisi kelima,

(8)

dalam membentuk dan mempertahankan sistem komunikasi internal yang efektif dan efisien.

Fungsi komunikasi internal yaitu memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi menghindarkan beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya. Selain itu juga membangun semangat kerja dan kepuasan karyawan. Komunikasi internal bisa membantu mengkoordinasikan berbagai kegiatan di dalam organisasi dan memungkinkan

berbagai divisi untuk mengumpulkan pengalaman dan keahliannya12.

Kegiatan komunikasi internal itu dapat dikatakan efektif apabila :

1. Adanya keterbukaan manajemen perusahaan (open management system)

terhadap karyawannya.

2. Saling menghormati atau menghargai antara satu sama lain, baik sebagai

pimpinan atau sebagai bawahan.

3. Adanya kesadaran atau pengakuan dari pihak perusahaan akan nilai-nilai dari

arti pentingnya suatu komunikasi timbal balik dengan para karyawannya.

4. Keberadaan seorang Humas yang tidak hanya memiliki kemampuan dan

pengalaman sebagai komunikator, mediator tetapi juga harus didukung dengan sumber-sumber daya teknis yang canggih sekaligus sebagai media

komunikasinya13.

Dalam komunikasi internal suatu jawatan atau perusahaan jarang sekali terjadi kelompok besar kecuali dalam upacara bendera yang sering dipergunakan oleh

12 Ibid. 387. 13

(9)

seorang kepala atau pemimpin untuk memberikan informasi yang sifatnya umum, berkaitan dengan kepentingan seluruh karyawan.

2.4 Public Relations

2.4.1 Definisi Public Relations

Menurut Prof. Byron Christian yang dikutip oleh Djanalis Djanaid dalam

bukunya Public Relations dalam Teori dan Praktek, public relations adalah “Usaha

sadar untuk memengaruhi orang, terutama melalui komunikasi, guna berpikir baik terhadap suatu organisasi, menghargainya, mendukungnya, dan ikut simpati bersamanya jika mendapat tantangan kesukaran.”

Public Relations menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom adalah “fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dan publik yang mempengaruhi

kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut”14

.

Pengertian public relations mencakup kepada arti yang cukup luas dan sulit

untuk didefinisikan. Namun untuk memperoleh pemahaman akan public relations

secara singkat dapat diuraikan antara lain :

a. Public relations itu adalah pembeda fungsi manajemen yang secara fungsional memiliki peran membantu organisasi dan publiknya untuk saling mempercayai dan saling menyesuaikan.

b. Public relations itu selalu mengabdi kepada kepentingan publik.

14

(10)

c. Dalam prakteknya public relations itu membantu terciptanya kerjasama, saling pengertian dan saling menerima antara public dan organisasi.

d. Dilihat dari prosesnya, maka public relations mempunyai dua bentuk

kegiatan yaitu Internal Public Relations dan Eksternal Public Relations.

Dalam bukunya Teori dan Profesi Kehumasan, M. Linggar Anggoro

menerangkan Humas merupakan terjemahan dari istilah public relations atau PR –

kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian. Menurut kamus terbitan Institute of

Public Relations (IPR), “public relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayaknya.”

Sedangkan menurut kamus Fund and Wagnal, American Standart Desk

Dictionary terbitan 1994, istilah public relations diartikan sebagai segenap kegiatan

dan teknik / kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak terjangnya. Istilah “kiat” dalam definisi ini mengindikasikan

bahwa public relations harus menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan

(management by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus diukur secara jelas, mengingat humas merupakan kegiatan yang nyata.

(11)

Webster New International Dictionary of the English Language yang

dihimpun oleh Djanalis Djanaid memberi pengertian bahwa public relations adalah

“aktivitas yang dilakukan oleh suatu industry, periklanan, perusahaan, perhimpunan jawatan pemerintah, atau organisasi lainnya untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan masyarakat tertentu dan masyarakat pada umumnya dengan maksud menyesuaikan diri pada keadaan sekelilingnya, dan memperkenalkan diri pada masyarakat”.

International Public Relations Association (IPRA) memberi definisi PR sebagai berikut :

Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi – organisasi, lembaga – lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijakan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Dengan demikian pengertian public relations itu sendiri bila dilihat dalam

studi ilmu komunikasi, maka akan mempunyai arti public relations merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari ilmu komunikasi yang bertujuan untuk menumbuhkan

(12)

saling pengertian dan kerjasama antar publik dengan jalan komunikasi timbal balik, untuk mencapai tujuan bersama atas dasar saling menguntungkan.

2.4.2 Fungsi Public Relations

PR pada hakikatnya adalah aktivitas. Oleh sebab itu, tujuan praktik PR serupa dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan pengetahuan, perasaan dan perilaku komunikan (penerima pesan). Praktik PR juga bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan perasaan, serta perilaku positif masyarakat luas terhadap organisasi, lembaga atau perusahaan. Tujuan praktik PR adalah membuat publik dan organisasi, lembaga atau perusahaan saling mengenal, baik kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing – masing.

Fungsi PR yang utama menurut F. Rachmadi adalah menyelenggarakan hubungan dengan publiknya guna memperoleh dukungan dan simpatik publik, maka ia harus memiliki:

1. Kemampuan mengamati dan menganalisis problem

2. Kemampuan menarik perhatian

3. Kemampuan mempengaruhi opini

4. Kemampuan menjalin hubungan dan suasana saling percaya

Dari keempat persyaratan tersebut maka dapat disimpulkan secara sepintas, betapa luasnya tugas PR. Menurut Kogan, seperti yang dikutip Rachmadi (1994), fungsi pokok PR adalah fungsi manajemen, yakni sebagai peneliti dan penilai selera dan sikap masyarakat, menyelaraskan kebijakan organisasi dengan kepentingan

(13)

umum, serta merumuskan dan melaksanakan suatu program kerja untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.

Seperti pendapat Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku mereka “Effective Public Relations” menjelaskan, bila kegiatan public relations bersifat internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :

1. Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah maupun

sedang berjalan.

2. Mengadakan perbaikan sebagai lanjutan dari analisa yang dilakukan terhadapa

kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun terhadap perencanaan kebijaksanaan baru.

Sedangkan pengertian kebijaksanaan dalam membicarakan fungsi public

relations secara internal ini dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk :

a. Masalah kepemimpinan

b. Cara melaksanakan kepemimpinan

c. Hubungan dengan publik karyawan

d. Mengadakan Public Relations Counseling, khususnya dilakukan kepada

publik karyawan dalam rangka menumbuhkan motivasi mereka.

(14)

Bertram R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and Problems” yang dikutip oleh KH, Dr, Hamid Abdul. Komunikasi Public Relations menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari Public Relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu bersifat internal maupun eksternal. Akan tetapi fungsi public relations itu haruslah mencakup kepada hal sebagai berikut:

1. Mengabdi kepada kepentingan publik

2. Memelihara komunikasi yang baik

3. Kegiatan public relations itu ketika menjalankan fungsinya harus

menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik

Fungsi public relations bila dikaitkan dengan proses manajemen, maka public

relations menurut pendapat Denny Griswold adalah suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari seseorang atau sebuah perusahaan atas dasar kepentingan publik, dan merencanakan serta menjalankan rencana kerja untuk memperoleh kepentingan dan penerimaan yang baik dari publik.

Jadi, PR berfungsi sebagai pusat sirkulasi informasi keluar dan kedalam bagi pimpinan organisasi, lembaga atau perusahaan. Idealnya, PR berfungsi sebagai juru bicara (komunikator) pimpinan paling atas, karena pimpinan sebagai sumber informasi utama bagi komunikator.

(15)

2.4.3 Tujuan Public Relations

Tujuan public relations adalah memengaruhi perilaku orang secara individu

ataupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, serta persepsi, sikap dan opininya terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan.

Menurut Rosady Ruslan, tujuan public relations adalah :

1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal

atau masyarakat dan konsumen

2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan

perusahaan

3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations

4. Efektif dalam membangun pengenalan merk dan pengetahuan merk

5. Mendukung bauran pemasaran15.

Dari pendapat Rosady Ruslan di atas, tujuan PR tidak berbeda jauh dari yang

dikemukakan oleh Frank Jefkins. Jefkins mendefinisikan tujuan public relations

adalah sebagai berikut :

1. Mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya

kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan

2. Menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai perusahaan kepada

masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan

3. Menciptakan identitas perusahaan yang baru

15 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo, Jakarta,

(16)

4. Menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari

5. Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara

6. Menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan

agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan

kualitas dalam berbagai hal16.

Secara keseluruhan, tujuan public relations adalah menciptakan citra baik

perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang

ditawarkan oleh perusahaan. Selain itu, public relations bertujuan menciptakan,

membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi pada satu pihak dan dengan publik pada pihak lain dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik.

16 Ibid.

(17)

2.5 Team Work (tim kerja)

Tim sebagai unit dapat diberi ruang lingkup tanggung jawab yang amat luas, sehingga memperluas ruang lingkup dan keanekaragaman setiap orang. Dengan alasan ini, tim menjadi balok pembangun dasar bagi organisasi yang baru.

Tim kerja (Team Work) adalah kelompok pekerja yang bertanggung jawab menangani proses dalam organisasi. Karena dalam komunikasi organisasi itu meliputi

tim yang produktif, maka diperlukan team work agar mereka dapat berkembang17.

Pemecahan suatu pekerjaan dengan segala macam aspeknya (aspek produksi, aspek keuangan, aspek pemasaran, dan penjualan, aspek personalia) menjadi berbagai macam pekerjaan yang menunjukkan adanya hubungan keterpautan antara pekerjaan tersebut. Dengan demikian tenaga kerja yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut juga saling berkaitan dalam suatu hubungan ketergantungan.

Tim kerja adalah kelompok yang upaya-upaya individunya menghasilkan sutu kinerja yang lebih besar daripada jumlah dari masukan-masukan individual. Suatu kelompok sebagai suatu tim tidak secara otomatis dapat meningkatkan kinerjanya. Tim yang berhasil atau berkinerja tinggi mempunyai karakteristik tertentu. Manajemen menggunakan tim dengan harapan memperoleh peningkatan kinerja.

17

(18)

Organisasi industri terdiri dari kelompok kerja yang saling berkaitan dalam satu tata tingkat. Likert berpendapat bahwa : Organisasi dapat dipandang sebagai sistem dari kelompok yang saling berkaitan.

Kelompok kerja direksi merupakan kelompok kerja yang tertinggi. Setiap direktur menjadi penyedia dari dua kepala divisi, merupakan pasak penghubung dari kelompok kerjanya.

Kredibilitas stasiun TV yang dibangun dengan susah payah akan turun drastis dalam semalam, jika tim liputannya gagal mendapatkan gambar dari suatu peristiwa penting. Apalagi kegagalan itu karena pada saat itu tidak ada juru kamera yang siap. Koordinasi antara reporter dan kru kamera terkadang menjadi masalah dalam suatu liputan, misalnya si reporter sudah siap berangkat namun juru kamera belum ada atau sebaliknya18.

Secara struktural, kelompok dapat dibedakan ke dalam kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal diberi batasan oleh struktur organisasi, yang berisi rincian tugas-tugas pekerjaan dan tanggung jawab tertentu, yang pelaksanaannya akan menuju ke tercapainya sasaran dan misi keseluruhan organisasi.

Kelompok informal tidak diberi batasan oleh struktur organisasi dan terjadi secara spontan antara sejumlah tenaga kerja, sebagai jawaban terhadap kebutuhan dari mereka. Pada kelompok informal berdasarkan minat atau kepentingan para anggotanya, merasa tertarik, merasa saling cocok dengan ciri, sifat yang dimiliki masing-masing. Mereka memiliki nilai, pandangan, dan kebiasaan yang sama.

18

(19)

2.4.1 Macam-macam Tim Kerja (team work)

Tim pada dasarnya dapat diklasifikasikan berdasarkan sasaran. Tiga tipe tim yang lazim dijumpai dalam organisasi yaitu : Tim kerja dalam bekerja, Tim penyelesaian masalah, dan Tim pengembang.

1. Tim kerja dalam bekerja

a) - Terbentuk untuk mewujudkan target tertentu

- Terbentuk untuk langkah yang jelas

- Memiliki tugas-tugas yang jelas bagi para anggota

- Patokan kerja yang terencana

b) Kesuksesan tim ini bergantung pada :

- Ketaatan para karyawan dan kecenderungan mereka dalam bekerja

- Memenuhi tuntutan-tuntutan kerja

- Penguasaan tugas-tugas secara paripurna

2. Tim penyelesaian masalah

a) Terbentuk untuk menyelesaikan masalah tertentu

1. Setiap anggota menempatkan pengalamannya untuk penyelesaian

tersebut

2. Kelengkapan upaya setiap anggota dengan upaya anggota lainnya

b) Kesuksesan tim ini tergantung pada :

1. Kecenderungan setiap anggota dalam menyelesaikan masalah

(20)

3. Kepercayaan yang kuat terhadap kemungkinan pencapaian usaha kelompok dalam menyelesaikan masalah

3. Tim pengembang

a) Dinamakan pula dengan tim kreatif

b) Dibentuk untuk menemukan pandangan-pandangan dan peluang-

peluang baru untuk perbaikan, reformasi dan pengembangan

c) Kesuksesan tim ini bergantung pada :

1. Adanya kemampuan berkreasi dan berpikir yang inovatif diantara para

anggota

2. Menyukai pengembangan dan perbaikan ke arah yang lebih baik

3. Kepercayaan yang kuat terhadap kemungkinan pencapaian usaha

kelompok dalam menyelesaikan masalah

4. Rasa rivalitas dan saling memelihara diantara para anggota19.

Proses kelompok dapat membantu menciptakan team work yang lebih kreatif

dan berkinerja tinggi dapat dilihat dari : Ukuran Tim kerja (team work). Dalam

merancang tim kerja (team work) yang efektif, dalam satu tim kurang dari 12

anggota, sebab mereka akan mendapat kesulitan untuk berinteraksi secara konstruktif dan bersepakat dalam banyak hal. Biasanya banyak orang tidak dapat

19 Ali Muhammad Abdul Wahab, Team Work : Langkah Sukses Membangun Tim Kerja, PT. Syaamil

(21)

mengembangkan kekohesifan, komitmen, dan tanggungjawab timbal-balik untuk mencapai kinerja yang tinggi.

Tim yang efektif mempunyai suatu maksud bersama dan bermakna yang memberikan pengarahan, momentum dan komitmen untuk anggota-anggotanya. Anggota-anggota tim yang sukses menuangkan waktu dan upaya yang sangat banyak ke dalam : pembahasan, pembentukan, dan persetujuan mengenai suatu maksud yang menjadi milik mereka baik secara kolektif maupun individu.

Tim yang sukses menerjemahkan maksud bersama menjadi tujuan-tujuan kinerja yang realistis, dapat diukur, dan spesifik. Tujuan mempunyaiu arti penting dalam tim sebab : tujuan membimbing kinerja individu menjadi lebih tinggi, tujuan memberi energi kepada tim, tujuan-tujuan spesifik mempermudah komunikasi yang jelas, dan membantu fokus mereka kepada perolehan hasil.

Membangun tim mencakup semua untuk keseluruhan teknik yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi internal kelompok-kelompok kerja. Selain itu juga untuk mencapai kerja sama lebih besar, komunikasi yang lebih baik, dan mengurangi konflik disfungsional.

Pembangunan tim memungkinkan para anggota tim untuk bergelut dengan masalah-masalah kehidupan nyata. Kemudian dianalisis oleh kelompok, untuk menentukan proses-proses kelompok yang memerlukan perbaikan. Apabila ada

(22)

subkelompok yang menahan informasi penting dari subkelompok lain, maka akan menghambat kemajuan kelompok.

2.5 Sense of Belonging (rasa memiliki)

Sense of Belonging menurut Ghouzali Syadam adalah “kebutuhan setiap orang untuk diterima keberadaannya pada suatu lingkungannya, apabila ia bekerja diperusahaan dan ia ingin diterima oleh atasannya, rekan sekerjanya, maupun

bawahannya20. Hal ini merupakan kebutuhan setiap karyawan atau manusia yang

normal. Sehingga karyawan tersebut mempunyai sense of belonging terhadap

perusahaan.

„Work with passion‟ inilah awal mula yang harus ditanamkan ke dalam diri masing-masing. Setiap karyawan harus mencintai pekerjaan yang dijalani lebih dulu agar semua aktivitas yang dilakukan tidak terasa memberatkan. Saat masing-masing karyawan sudah mencintai pekerjaan yang dijalani maka tumpukan pekerjaan, sekalipun memberatkan, maka akan dijalani tanpa beban dan pastinya juga akan memiliki "ikatan" tersendiri pada tempat bekerja.

"Ikatan" seperti inilah yang sering disebut dengan 'ownership' atau 'sense of belonging'. Rasa kepemilikan tidak hanya harus dimiliki oleh si pemilik kantor, tapi setiap karyawan yang bekerja pun harus bisa mempunyai rasa kepemilikan terhadap

20

(23)

perusahaan tempat mereka bekerja agar bisa menjalani pekerjaan dan juga tanggung jawab secara optimal.

Sense of Belonging merupakan rasa ikut memiliki terhadap organisasi tempat kita bekerja. Rasa ini perlu ditanamkan oleh setiap anggota organisasi. Rasa kepemilikan dibutuhkan dalam pekerjaan agar bisa optimal dalam menyelesaikan

setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dari setiap karyawan. Sense of

belonging bukan hanya untuk membentuk tanggung jawab terhadap pekerjaannya sendiri, tapi diperlukan juga untuk membentuk kepekaan seseorang terhadap lingkungan kerja maupun rekan kerja mereka.

Dan rasa sayang inilah yang perlahan harus ditumbuhkan saat bekerja. Ketika

rasa sayang, rasa kepemilikan, sense of belonging, atau apapun namanya sudah

melekat pada diri masing-masing karyawan, dengan sendirinya kepekaan terhadap lingkungan kerja pun akan terbentuk dan ke depannya tidak akan ragu lagi untuk membantu rekan kerja yang memerlukan bantuan.

Seorang karyawan dikatakan mempunyai rasa memiliki (sense of belonging)

terhadap perusahaan apabila ia merasa bahwa kerugian perusahaan dirasakan sebagai kerugiannya sendiri, begitupun sebaliknya. Apabila perusahaan mengalami kemajuan, maka dirinya sendiri merasakan kebanggaan.

(24)

Oleh sebab itu karyawan yang memiliki sense of belonging terhadap perusahaan terlihat jelas pada gejala-gejala antara lain :

a. Merasa bersedih dikala perusahaan mengalami masalah.

b. Merasa tersinggung apabila ada orang yang mencoba melecehkan nama

baik organisasinya.

c. Merasa bangga ketika perusahaannya mengalami kemajuan.

d. Mengikuti segala kegiatan yang diadakan oleh perusahaan.

e. Mempunyai disiplin tinggi dan tidak mau merugikan perusahaannya.

f. Bersedia menjadi pelopor untuk kemajuan perusahaan21.

Sense of Belonging dalam hal ini bisa tercapai dengan kebutuhan – kebutuhan yang terpuaskan. Menurut Heidjarhan Ranupandjojo dalam bukunya “Manajemen Personalia” mengatakan bahwa : Kebutuhan manusia itu pada dasarnya dibagi

menjadi 3 kelompok, kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistic.

Mencintai pekerjaan merupakan bagian dari goal setiap orang yang akan

tercermin pada etos kerja mereka, salah satu contoh etos kerja tercermin dari kepribadian mereka. Jika mereka tidak memiliki kepribadian yang baik maka bukan

tidak mungkin mereka akan mengacaukan lingkungan sekitar. „Sense of belonging‟

perlu ditanamkan untuk menjembatani antara goal yang diharapkan perusahaan dan

goal yang diharapkan oleh tiap individu.

21 Heidjarhan Ranupandjojo & Suad Husnan, Manajemen Personalia, Edisi 4, BPYE, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Guru Dalam Pembelajaran di Taman Kanak- Kanak (Studi Deskriptif Pada Guru TK di Kecamatan Sukasari Kota Bandung).. Universitas

Berikut disajikan persamaan regresi linier plot 1/T dan ln k yang merupakan persamaan Arrhenius untuk setiap parameter pengamatan tepung pisang goreng pada

Berdasarkan penelitian Fikawati (2011) tentang pengaruh suplementasi zat besi satu dan dua kali per minggu terhadap kadar Hemoglobin pada siswi di Kota Tangerang yang

 Pada fase ini penderita penyakit dapat berkembang menjadi sembuh total, sembuh dengan cacat atau ada gejala sisa (sequele), menjadi carrier, menjadi penyakit kronis,

Dengan menggunakan dua metode ini maka pada penelitian ini diperoleh metode yang lebih baik digunakan untuk meramalkan jumlah DBD di RSUD Kabupaten Sidoarjo yaitu metode

Perlakuan dengan menggunakan nematisida dapat mengurangi populasi nematoda dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, baik pada tanaman inang yang resisten maupun pada yang

Ten Tentuk tukan persam an persamaan garis aan garis-ga -garis yang melalu ris yang melalui i titik A titik A sed sedemi emikia kian n hingga titik B dan C berjarak

Pendidikan adalah pembebasan; bebas dari penindasan, pembodohan dan pemiskinan (Paulo Freire, terj: 2000, 31). Proses problematisasi pada dasarnya adalah refleksi atas isi