• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIC RELATIONS WRITING DI PMI KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUBLIC RELATIONS WRITING DI PMI KOTA SURAKARTA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PUBLIC RELATIONS WRITING

DI PMI KOTA SURAKARTA

Oleh

Nama : CASANDRA SIVA ROSADI

NIM : D 1608015

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN MOTTO...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..1

B. TUJUAN KKM ………....4

1. Tujuan Umum………..4

2. Tujuan Khusus……….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Public Relations ………...6

1. Pengertian Public Relations………...6

2. Fungsi Public Relations………...9

3. Tujuan Public Relations……….10

(3)

commit to user

ix

B. Public Relations Writing ………...………....14

1. Public Relations dan Kegiatan Penulisan...14

2. Produk tulisan Public Relations………....……….16

3. Proses Dasar Menulis………....……….22

4. Tujuan Public Relations Writing………...…….……24

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah dan Profil PMI Kota Surakarta……….26

B. Visi dan Misi PMI Kota Surakarta ………28

1. Visi………28

2. Misi………...28

C. Deskripsi Organisasi………...29

D. Deskripsi Pekerjaan ………...30

1. UDD………..30

2. Unit Markas ………...…….31

a. YANSOSKESMAS………....………...31

b. PPSDM………...34

c. Tata Usaha………..35

d. Humas……….35

3. Logo Organisasi………38

4. Pengurus PMI Kota Surakarta………..40

5. Struktur UDD………41

(4)

commit to user

x

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA & FOCUS OF

INTEREST

A. Pelaksanaan Kuliah Kerja Media………....…....43

1. Kegiatan Selama KKM………...43

2. Kendala Kuliah Kerja Media………...……....47

3. Cara Mengatasi Kendala KKM………....…...49

4. Kemajuan yang dicapai selama KKM………...50

B. Focus of Interest : Public Relations Writing di PMI Kota Surakarta …...50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………....55

B. Saran………...56

Daftar Pustaka………....……...59

(5)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Public relations mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

perusahaan/organisasi. Seorang Public Relations diibaratkan sebagai

jembatan penghubung antara perusahaan/organisasi dengan publiknya, baik

itu publik internal maupun publik eksternal. Seorang public relations juga

harus mampu menjalin relasi yang baik dan luas sehingga tercapai tujuan

untuk membangun, membina dan mempertahankan citra positif perusahaan di

mata publiknya.

Aktivitas PR pada hakekatnya merupakan proses yang

berkesinambungan. Dimana manajemen berusaha untuk memperoleh itikad

baik dan pengertian dari komunitasnya, dari para pegawainya dan juga

merupakan kelanjutan proses penetapan kebijakan pihak manajemen dalam

memberikan masukan dan saran perbaikan untuk meningkatkan citra. Dalam

hal ini PR merupakan sosok yang mewakili kepentingan perusahaan.

Keberhasilan PR didalam menjalankan aktivitasnya dinilai akan membawa

nama baik perusahaan dimata khalayaknya, dan sebaliknya kegagalan PR

akan membawa citra buruk perusahaan

Citra perusahaan sangat penting bagi setiap perusahaan atau organisasi.

Hal ini dikarenakan citra merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk

(6)

commit to user

2

bagi perusahaan untuk bisa terus bertahan dan mengeruk keuntungan

bisnisnya sepanjang masa. Untuk mencitrakan perusahaan sesuai yang

diharapkan setiap organisasi atau perusahaan, apa pun jenisnya,

membutuhkan fungsi public relations. Kegiatan public relations dapat

dilaksanakan dalam berbagai situasi (setting). Walaupun prinsip-prinsip PR

berlaku untuk seluruh jenis organisasi atau perusahaan, namun pekerjaan atau

tugas praktisi PR dapat bervariasi tergantung pada situasi yaitu jenis

organisasi atau perusahaan di mana praktisi PR bekerja. Namun, dewasa ini

public relations tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan yang profit oriented

namun juga penting bagi organisasi/lembaga non profit.

PR dalam lembaga non profit memiliki fungsi yang berbeda dengan PR

pada perusahaan yang profit oriented yaitu, mengembangkan awareness

masyarakat terhadap citra organisasi, menciptakan media komunikasi yang

tepat antara publik dan organisasi, menciptakan iklim fundraising,

memformulasikan kebijakan publik yang berkaitan dengan misi organisasi

Salah satu akses yang mampu menunjang fungsi tersebut adalah melalui

kegiatan PR writing sebagai media komunikasinya. Public relations writing

sangat diperlukan untuk pemberitahuan segala informasi yang up to date

sehingga perusahaan/organisasi dapat lebih meningkatkan kualitas dalam

pembentukan citra, menjalin hubungan yang baik dengan pihak lain seperti

media massa, publik, perusahaan/organisasi lain, pemerintah serta pemilik

saham. Serta dapat menjadi bahan tolak ukur keberhasilan kinerja sebuah

(7)

commit to user

3

Teknik menulis yang berkaitan erat dengan aktivitas atau pekerjaan

Public Relations tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, seperti

membuat Press Release, News Letter, Tabloid, Magazine, Annual/Feature,

Advertorial, Naskah Presentasi Bisnis atau Makalah Seminar, backgrounder

dan bahan publikasi PR lainnya membutuhkan kemampuan PR Writing

Technical. Untuk itu seorang praktisi PR harus mampu mengkombinasikan

pekerjaan otak dengan kemampuan khusus memadukan ide, pengetahuan dan

kemampuan bahasa yang baik, berwawasan luas dan penuh kreativitas dalam

mengelola suatu siaran pers, berita, feature secara padat dan singkat, tetapi

menarik bagi pembaca atau target audience-nya.

Salah satu organisasi non profit yang melakukan fungsi PR adalah PMI,

organisasi yang mengkhususkan dirinya dalam bantuan kesehatan korban

bencana alam dan donor darah. Kegiatan PMI meliputi kerjasama dengan

media dalam bentuk dukungan publisitas, kerjasama dengan profit company

dalam hal dukungan sponsor, dan kerjasama dengan pemerintah. Public

Relations dalam PMI Kota Surakarta sebagai organisasi sosial yang

menginduk pada PMI Internasional, berperan vital dalam membangun dan

mengembangkan citranya yang sekarang ini tidak hanya donor darah saja

namun juga berbagai kegiatan lain seperti Pengobatan Masal, Pelayanan

Ambulans Transport Gratis, Pemeriksaan IVA test, Pengembangan Bina

(8)

commit to user

4

Kegiatan Public Relations dalam PMI Kota Surakarta, khususnya PR

writing juga berperan untuk menarik khalayak guna kegiatan pengumpulan

dana serta menarik minat masyarakat menjadi sukarelawan.

Itulah yang menjadi dasar penulis untuk memilih instansi magang serta

menerapkan disiplin ilmu. Karena PMI Kota Surakarta sebagai salah satu

organisasi sosial yang telah berkembang pesat dibanding organisasi-organisasi

lainnya di Kota Solo dan telah menerapkan kegiatan-kegiatan PR salah

satunya Public RelationsWriting.

Dalam uraian singkat ini penulis akan menjabarkan beberapa kegiatan

Public Relations di PMI Kota Surakarta serta beberapa kegiatan yang

menyangkut kegiatan Public Relations Writing.

B. TUJUAN KKM

1. Tujuan Umum

Praktek Kuliah Kerja Media (KKM) merupakan persyaratan

yang wajib ditempuh oleh mahasiswa semester akhir Program Diploma

III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk memenuhi kegiatan proses

akhir perkuliahan yang juga merupakan salah satu syarat kelulusan dan

guna memperoleh gelar Ahli Madya. Selain itu dengan kegiatan KKM

ini diharapkan menambah wawasan bagi penulis dalam menghadapi

masalah-masalah yang berkaitan dengan proses dan kegiatan PR agar

(9)

commit to user

5

2. Tujuan Khusus

1) Menerapkan disiplin ilmu di bidang Public Relations yang telah

penulis dapatkan selama masa perkuliahan ke dalam dunia kerja

yang sesunguhnya khususnya di PMI Kota Surakarta.

2) Mempelajari serta menginformasikan kegiatan-kegiatan Public

(10)

commit to user

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Public Relations

1. Pengertian Public Relations

Istilah public relations sering diartikan menjadi “hubungan

masyarakat (humas)”. Sebenarnya penggunaan istilah hubungan

masyarakat ini tidak tepat. Arti kata “public” dalam public relations

berbeda dengan kata “masyarakat” dalam hubungan masyarakat. Istilah

masyarakat terlalu luas, sedangkan public (publik) hanyalah bagian dari

masyarakat yang luas itu. Publik merupakan sekumpulan orang atau

kelompok dalam masyarakat yang memiliki kepentingan atau perhatian

yang sama terhadap sesuatu hal.

Publik (bisa juga disebut stakeholders) adalah sasaran kegiatan

public relations. Publik berbeda-beda menurut organisasinya atau

perusahaan. Namun secara umum publik dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu publik internal dan publik eksternal.

Publik internal adalah publik yang berada dalam organisasi tempat

public relations bekerja, misalnya karyawan dan keluarganya maupun

pihak manajemen (CEO, direksi, manajer, dan stakeholders). Sedangkan

publik eksternal antara lain konsumen atau pelanggan, komunitas,

(11)

commit to user

7

massa, dan sebagainya. Kegiatan public relations yang sasarannya publik

internal disebut internal relations sedangkan untuk publik eksternal

disebut external relations.

Pada penggunaan istilah tersebut, karena sudah dianggap

kewajaran, maka istilah hubungan masyarakat (humas) untuk

mengartikan istilah public relations tidak perlu dipersoalkan lagi.

Menurut Onong Uchjana Effendy, “Ada banyak pendapat di dunia ini

tentang pengertian public relations. Sekitar 2000 buah definisi yang

tercatat. Berikut beberapa definisi yang dijabarkan oleh Rachmat

Kriyantono dalam bukunya “Public Relations Writing:Media Public

Relations Membangun Citra Korporat” :

a. John E. Marston

Public relations is planned, persuasive communication designed to

influence significant public” (Public relations adalah kegiatan

komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk memengaruhi

publik yang signifikan)

b. Frank Jefkins

Public relations is a system of communication to create a goodwill

(Public relations adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan

niat baik)

c. Tony Greener

Public relations adalah presentasi positif suatu organisasi kepada

(12)

commit to user

8

d. Cutlip, Center & Broom

Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara

organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau

kegagalan organisasi tersebut.”

Selain definisi-definisi di atas, masih banyak definisi public relations

yang lain, tetapi pada hakekatnya terdapat persamaan. Terutama bahwa

kegiatan public relations dimaksudkan untuk memperoleh pengertian,

kepercayaan, dan dukungan melalui komunikasi dua arah. Namun, untuk

menghindari kerancuan, International Public Relations Associations

(IPRA) merumuskan definisi PR sebagai berikut:

Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.” (Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, 2002:11)

Definisi PR yang disepakati para ahli yang bergabung dalam IPRA di Den

Haag itu menyatakan dengan tegas bahwa PR adalah fungsi manajemen,

artinya, PR tersebut melekat pada manajemen. Hal ini secara tidak

langsung menyeragamkan definisi yang begitu banyak dalam hal

(13)

commit to user

9 2. Fungsi Public Relations

Fungsi merupakan harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan

oleh seorang praktisi PR sesuai dengan kedudukannya. Secara garis besar

fungsi Public Relations adalah :

a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan

publiknya (maintain good communication).

b. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest).

c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain

good morals & manners).

Dalam sebuah studi Foundation for Public Relations Research and

Education, diperoleh beberapa poin penting tentang fungsi public

relations. Public relations adalah fungsi manajemen yang tugasnya :

a. Membantu memelihara dan menjaga komunikasi, pengertian,

penerimaan dan kerja sama antara organisasi dan publiknya.

b. Mencakup manajemen masalah dan isu-isu.

c. Membantu manajemen selalu memberikan informasi pada dan

responsif terhadap opini publik.

d. Membantu manajemen selalu mengikuti dan memanfaatkan

perubahan.

e. Melayani sistem pencegahan awal untuk mengantisipasi tren

f. Menggunakan riset dan teknik komunikasi yang beretika sebagai

(14)

commit to user

10

Sedangkan menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA (2002:35)

mengatakan fungsi public relations adalah sebagai berikut :

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan

organisasi/perusahaan.

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik

publik eksternal maupun internal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari organisasi/perusahaan kepada publik dan menyalurkan

opini publik kepada organisasi/perusahaan.

3. Tujuan Public Relations

Public Relations adalah fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan

komunikasi, maka pada dasarnya tujuan public relations adalah

tujuan-tujuan komunikasi. Dalam realitas praktik public relations di perusahaan,

tujuan public relations antara lain :

a. Menciptakan Pemahaman (Mutual Understanding) antara Perusahaan

dan Publiknya

Tujuan kegiatan PR pertama kali adalah berupaya menciptakan

saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan

komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well

informed) antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini

merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi.

(15)

commit to user

11

merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi (

primery-breakdown of communication).

b. Membangun Citra Korporat (Corporate Image)

Citra merupakan gambaran yang ada dalam benak publik

tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan

menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, atau

perilaku individu-individu dalam perusahaan. Tujuan public relations

adalah agar citra perusahaan positif di mata publiknya. Citra

perusahaan bukan hanya dilakukan seorang public relations, tetapi

perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manajer, dan lainnya)

ikut andil dalam pembentukan citra perusahaan. Dengan kata lain, citra

korporat adalah citra keseluruhan yang dibangun dari semua

komponen perusahaan.

c. Citra Korporat Melalui Program CSR

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program public

relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial di

lingkungannya. CSR merupakan komitmen berkelanjutan kalangan

bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada

pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan

kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara

keseluruhan. Dengan kata lain, CSR adalah pengintegrasian kepedulian

(16)

commit to user

12

perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para

stakeholdernya.

d. Membentuk Opini Publik yang Favorable

Terdapat tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau

favorable), negatif (menentang), dan netral. Dalam kaitan ini, public

relations dituntut memelihara komunikasi persuasif yang ditujukan

untuk :

Ø menjaga opini yang mendukung (maintain favorable opinion)

Ø menciptakan opini yang masih tersembunyi dan yang belum

diekspresikan (create opinion where none exist or where it is

latent)

Ø menetralkan opini yang negative (neutralize hostile opinion)

e. Membentuk Good Will dan Kerja Sama

Good will dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif

yang dilakukan berulang-ulang oleh public relations perushaan untuk

menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya.

Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen

(17)

commit to user

13

4. Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations

Dari paparan fungsi dan tujuan di atas, dapat dijabarkan ruang lingkup

pekerjaan public relations. Secara sederhana pekerjaan yang biasa

dilakukan public relations yaitu :

a. Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada

publik. Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media.

b. Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk

citra.

c. News, seorang public relations dituntut menguasai teknik-teknik

menulis sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan PR

seperti press release, newsletter, berita, dan lain-lain.

d. Community Involvement, public relations mesti membuat

program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas

atau masyarakat sekitarnya. Public relations juga diharapkan dapat

memosisikan perusahaan sebagai bagian dari komunitas. Diharapkan

akan muncul perasaan memiliki terhadap perusahaan (sense of

belonging) dalam diri komunitasnya.

e. Identity-Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina

hubungan dengan media (pers). Media membutuhkan public relations

sebagai sumber berita dan public relations butuh media sebagai sarana

penyebar informasi serta pembentuk opini publik.

f. Lobbying, public relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan

(18)

commit to user

14

g. Social Investment, pekerjaan public relations untuk membuat

program-program yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.

B. Public Relations Writing

1. Public Relations dan Kegiatan Penulisan

Sebagian besar tugas public relations adalah berkaitan dengan

tulis menulis, karena aktivitas public relations meliputi berbagai aspek

manajemen yang tujuan utamanya adalah menciptakan mutual

understanding antara organisasi dengan publik (investor, mitra kerja,

media/pers dan khalayak sasaran). Di sini keahlian menulis dan bicara

bagi seorang praktisi PR menjadi sangat penting dalam rangka

menerjemahkan kebijakan pihak manajemen disatu sisi dan di sisi lain

dalam menerjemahkan dan melihat opini publik. Seorang praktisi PR

bertanggung jawab memuat bermacam-macam media komunikasi. Media

komunikasi public relations antara lain newsletter, bulletin, majalah

dinding (message board), company profile, press release, backgrounders,

naskah pidato, annual report maupun iklan korporat.

Fraser P Seitel menekanan bahwa sangat penting para praktisi

PR menguasai keterampilan menulis sebagai kemampuan aplikasi praktis

selain kemampuan konseling dan penilaian manajerial. Seitel juga

menegaskan bahwa menulis bagi mata berbeda dengan menulis bagi

(19)

commit to user

15

newsletter memiliki konsep dan bentuk yang berbeda dengan menulis

teks (scripts) untuk dibaca dan didengarkan oleh publik.

Dengan demikian dalam hal penguasaan atau pemahaan teknik

dalam penulisan berbagai naskah PR menjadi sangat penting sekali. Ada

berbagai bentuk pelatihan penulisan naskah PR, juga ada beragam cara

untuk dapat menulis dengan baik guna mendukung fungsi PR secara

aplikatif. Oleh karenanya pemahaman akan beberapa faktor penting yang

biasa dijadikan pertimbangan dalam penulisan menjadi langkah yang

penting. Faktor-faktor tersebut seperti bagaimana orang-orang bisa

membaca informasi yang kita tulis, menilai baik buruknya informasi yang

dibaca, dan pada akhirnya mengambil tindakan sesuai dengan harapan

kita. Keahlian menulis mencakup bagaimana seseorang memiliki

pemahaman mengenai apa yang akan ditulis, bagaimana pesan tersebut

ditulis, dan melalui media apa termasuk bagaimana memahami teknik

penulisan dan sosiologi media sekaligus.

Seperti juga dalam upaya menjalin hubungan baik dengan

media, dalam penulisan, seorang PR juga harus memahami mediascape

(jenis/bentuk media dengan berbagai karakteristiknya masing-masing)

serta berbagai aspek lainnya yang dapat mendukung seorang PR menulis

naskah dengan baik. Aspek-aspek krusial dalam penulisan naskah PR

yang perlu juga dipahami adalah apa tujuan dari penulisa, objectivitas

penulisan, konfirmasi ulang pada sumber dan fakta dari informasi yang

(20)

commit to user

16

penulisan termasuk di dalamnya adalah pemahaman akan perbedaan

penulisan yang dilakukan oleh PR dengan Jurnalistik (media). Selain itu

kemampuan menciptakan sebuah nilai berita dengan tetap berdasarkan

fakta dan jujur juga menjadi pedoman utama penulisan naskah PR. Lebih

jauh, seorang PR juga dituntut memahami ragam bentuk informasi yang

memiliki nilai berita atau dapat dijadikan berita yang layak, seperti

kebaruan informasi (timeliness), peristiwa yang dekat dengan keseharian

(proximity), beberapa peristiwa yang layak diinformasikan semata-mata

karena ada orang terkenal di dalamnya (eminence & prominence),

peristiwa yang memiliki dampak dan mempengaruhi aktivitas keseharian

masyarakat (consequence& impact), serta peristiwa yang menarik seputar

kehidupan manusia (human interest).

2. Produk Tulisan Public Relations

Karya-karya tulisan atau produk-produk tulisan yang berfungsi sebagai

media komunikasi praktisi PR meliputi :

a. Press Release

Press Release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh

public relations suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada

pengelola pers/redaksi media massa untuk dipublikasikan dalam media

massa tersebut. Thomas Bivins mengatakan meskipun semua press

release yang dibuat PR memiliki format yang sama, sebenarnya

(21)

commit to user

17

1. Basic Press Release, mencakup berbagai informasi yang terdapat

di dalam suatu organisasi/perusahaan yang memiliki berbagai nilai

berita untuk media lokal, regional atau pun nasional.

2. Product Releases, mencakup transaksi tentang target suatu produk

khusus atau produk regular lainnya untuk suatu publikasi

perdagangan di dalam suatu industry.

3. Financial Releases, digunakan terutama dalam membina hubungan

dengan pemegang saham.

Frank Jefkins mengemukakan the seven point formula dalam

pembuatan press release yaitu unsur-unsur yang harus ditulis dalam

sebuah press release. Unsur-unsur tersebut disingkat dengan

SOLAADS :

Subject : apa yang diungkapkan (ide poko) dalam news

release?

Organization : apa nama organisasi/perusahaan pengirim news

release?

Location : di mana kegiatan yang diberitakan itu

berlangsung?

Advantages : apakah ada sesuatu yang baru diungkapkan,

apakah keuntungan/manfaat yang diperoleh

darinya?

(22)

commit to user

18

Details : apa yang menjadi spesifikasi atau detail dari

informasi tersebut.

Source : sumber pengirim news realese yakni alamat yang

dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih

lanjut.

b. Artikel

Artikel merupakan sebuah tulisan yang isinya fakta berikut masalah

(yang tidak hanya satu tetapi beberapa sekaligus yang saling berkait),

diikuti pendirian subjektif yang disertai argumentasi berdasarkan teori

keilmuan dan bukti berupa data statistic yang mendukung pendirian

itu. Penulisan artikel tidak mempunyai struktur, penulisnya bebas

menuangkan masalah yang sedang dibahasnya, kemudian

menyambungnya dengan pendiriannya yang subyektif.

c. Advertorial

Advertorial merupakan gabungan dari advertising dan editorial, jadi

advertorial merupakan gabungan antara iklan dan tajuk. Iklan jelas

mempromosikan sesuatu, sedangkan tajuk membentuk opini. Jadi bisa

dibayangkan bila keduanya digabungkan akan memberikan daya

dukung yang kuat dalam membentuk opini publik, terutama

(23)

commit to user

19

d. Surat atau Komentar Pembaca

Dalam upaya memelihara citra positif suatu perusahaan di mata

publiknya, bagian public relations suatu perusahaan akan selalu

memantau umpan balik publik yang kemungkinan besar akan ditulis

media massa cetak dalam bentuk surat pembaca atau komentar

pembaca di surat kabar atau majalah.

Rubrik ini disediakan oleh surat kabar atau majalah bagi siapa saja

untuk menulis opininya di media massa tersebut. Bentuk opini itu

dapat berupa saran, kritikan, keluhan, meminta informasi atau

tanggapan terhadap suatu masalah. Dalam menanggapi surat pembaca

atau komentar pembaca, seorang praktisi PR harus mempelajari

terlebih dahulu dengan seksama apa makna atau isi pokok yang

terkandung dalam surat pembaca itu. Setelah itu PR mengumpulkan

data dan konfirmasi kepada bagian fngsi manajemen yang terkait

dengan masalah itu agar jawaban yang dibuat lebih komprehensif dan

bisa menetralisir opini publik yang cenderung negatif.

e. Naskah Pidato

Seorang praktisi PR di lembaga pemerintahan atau perusahaan swasta

dalam peristiwa-peristiwa tertentu dituntut untuk bisa menulis naskah

pidato untuk atasannya. Sistematika naskah pidato, pada dasarnya

(24)

commit to user

20

1. Pendahuluan, berisi penjelasan singkat dan latar belakang tentang

tujuan substansi yang dipidatokan supaya terbentuk hubungan

berpikir dengan khalayak pendengar.

2. Inti materi pidato, uraian yang berisi argumentasi yang mengacu

kepada topik pidato yang telah dipilihnya dan dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan.

3. Kesimpulan, berisi saripati dari keseluruhan materi yang

dipidatokan.

f. Prospektus (Selebarab)

Prospectus (selebaran) dirancang dan dibuat oleh public relations.

Adapun bentuk-bentuk selebaran tersebut yakni :

1. Leaflet, selebaran satu lembar tidak dilipat

2. Folder, selebaran yang terdiri dari sejumlah halaman dilipat, dapat

dimasukkan ke dalam amplop atau mudah dibawa dalam saku.

3. Brochures dan Booklets, selebaran berbentuk buku kecil, dijepit

atau dijahit.

4. Broadsheet, jenis lain folder tidak dilipat, ukurannya mirip

halaman suratkabar.

5. Catalogues, brosur yang menggambarkan dan mengilustrasikan

produk yang ditawarkan dan tertera harga produk tersebut

6. Time Tables, seperti brosur pada umumnya, ukuran seperti airline

time tables (daftar jadwal penerbangan) atau lebih kecil dari folder

(25)

commit to user

21

7. Picture Postcard, kartu pos bergambar yang merupakan salah satu

publisitas yang banyak diminati pelanggan, seperti di hotel,

pesawat, dan kapal laut.

8. Hotel Stationery, blangko surat dan amplop yang ditempatkan di

ruang hotel yang juga digunakan sebagai sarana iklan.

9. Stuffer, sejumlah leaflet yang dimasukkan dalam bentuk kemasan.

Biasanya berisi instruksi atau bagaimana menggunakan suatu

produk.

10. Diaries, agenda diterbitkan setahun sekali.

11. Telephone number reminder, catatan nomor telepon berupa kartu gantung atau buku pencatat pesan seukuran saku.

12. Swing tags, kartu berisikan macam-macam produk dan memberikan petunjuk bagaimana cara menggunakan produk itu

dan cara memeliharanya.

13. Guarantee cards, kartu guarantee pembelian suatu produk.

14. Price list and order form, daftar harga dan formulir pemesanan produk, tetapi dirancang agar memudahkan memperoleh informasi

akurat tentang produk dan lengkap seperti jumlah barang dan

(26)

commit to user

22

3. Proses Dasar Menulis

Secara umum proses menulis terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan,

penulisan, dan evaluasi. Berikut penjelasanya :

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah tahap awal yang menetukan proses penulisan lebih

lanjut. Tahapan dalam perencanaan mencakup :

- Merumuskan maksud atau tujuan menulis, ada tiga tujuan atau

maksud penulisan secara umum, yaitu memberikan informasi,

memersuasi atau menjalin kerja sama dengan khalayaknya.

- Tulisan untuk mata atau telinga, tulisan public relations bisa

disampaikan melalui media untuk dibaca atau media dengar. Media

untuk dibaca seperti newsletter atau bulletin. Sedangkan media

untuk didengar antara lain pidato atau presentasi.

- Tulisan harus didasari oleh pokok pikiran (tema sentral), agar

tulisan menarik pehatian khalayak, amak materi pokok tulisan

harus mengandung sesuatu yang dapt mperhatian orang.

- Menganalisis khalayak atau orang yang menjadi sasaran pesan,

dengan mengetahui target sasaran tulisan, akan membantu penulis

menentukan jenis kata atau bahasa yang dipilih, struktur pesan

ataupun pola penyajiannya.

- Menetapkan media, dalam memilih media dapat

mempertimbangkan kecepata, biaya, sifat khalayak atau sifat

(27)

commit to user

23

2) Penulisan (Organizing & Composing)

Tahap penulisan merupakan implementasi hal-hal yang ditetapkan

pada tahap perencanaan. Di sini penulis menentukan corak penulisan.

Untuk menghindari kesalahan pada tahap ini maka penulis perlu :

a) Membiasakan membuat draf, draft bisa disebut sebagai rancangan

tulisan. Hal ini untuk menjaga jangan sampai hasil tulisan menjadi

asal-asalan.

b) Sederhana, jelas dan mengarah, sederhana bisa diartikan hemat

kata dan tidak menggunakan kata-kata yang rumit dicerna.

c) Mengelola bentuk dan teknik penyajian pesan, bentuk dan

penyajian pesan juga merupakan factor yang ikut menentukan

berhasil tidaknya upaya persuasi yang dilancarkan PR.

3) Evaluasi (editing & Rewriting)

Tahap ini adalah tahap untuk melakukan cek terhadap hasil tulisan.

Biasanya tulisan baru terlihat tidak sempurna bila dibaca kedua

(28)

commit to user

24

4. Tujuan Public Relations Writing

Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan penulisan public

relations tak bisa lepas dari objektif/tujuan organisasi yang biasanya

dikristalisasi dalam bentuk visi dan misi organisasi. PR menjabarkan visi

dan misi organisasi itu ke dalam misi PR. Untuk selanjutnya kemudian

dirumuskan ke dalam strategi pencapaiannya. Dalam strategi pencapaian

itu, untuk kegiatan PR yang cenderung lebih banyak pada pengembangan

dan pemeliharaan komunikasi sebagain besar dilakukan secara tertulis,

namun juga beberapa kegiatan dilakukan dengan komunikasi lisan.

Kegiatan PR tertulis menjadi penting lantaran berbagai

pertimbangan. Pertama, publik organisasi/perusahaan itu biasanya tersebar

secara geografis. Hal ini akan sangat ditentukan oleh jenis produk yang

dihasilkan, ruang lingkup layanan atau sifat perusahaan sebagai

perusahaan terbuka dan tertutup. Kedua, komunikasi tertulis efektivitasnya

lebih tinggi dibandingkan komunikasi lisan dalam menjangkau khaayak

sasaran luas dan tersebar.

Secara umum, tujuan public relations writing bisa dibagi dua : kuratif dan

preventif. Untuk peristiwa yang merugikan citra organisasi seperti,

Lumpur Lapindo Brantas di Sidoarjo diperlukan tujuan penulisan yang

sifatnya kuratif artinya memperbaiki citra. Namun, kita juga bisa membuat

tulisan yang tujuannya menjaga citra organisasi artinya bertujuan

(29)

commit to user

25

Baik tujuan kuratif maupun preventif itu, secara operasional

disajikan dalam bentuk tulisan yang tujuan turunannya informatif,

edukatif, hiburan, dan persuasif. Melalui tulisan informatif kita

memberikan penjelasan, sedangkan melalui tulisan edukatif kita

pemberikan pendidikan pada publik organisasi. Melalui tulisan hiburan

kita menyampaikan informasi secara menghibur pada khalayak organisasi

dan melalui tulisan persuasif kita berusaha untuk menyampaikan informasi

yang akan mengubah atau meneguhkan sikap, perilaku atau pendapat

(30)

commit to user

26

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. SEJARAH DAN PROFIL PMI KOTA SURAKARTA

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah Organisasi Sosial kemanusiaan

yang bertujuan untuk meringankan penderitaan sesama apapun sebabnya,

dengan tidak membedakan agama, bangsa, golongan, warna kulit, jenis

kelamin, dan bahasa termasuk warga masyarakat yang menjadi korban

dampak gejolak sosial.

PMI Kota Surakarta berdiri pada tanggal 17 Mei 1946, 7 bulan setelah

berdirinya PMI Pusat yaitu tanggal 17 September 1945 ketua pertama dr.

KRT. Padmonegoro. Markas PMI Kota Surakarta sejak pertama kali

berdirinya telah mengalami perpindahan lokasi beberapa kali, pada tahun

1946-1949 bermarkas di Hotel Yuliana (sekarang kantor Polisi Militer), tahun

1949-1951 bermarkas di Ndalem Padmonegaran yang merupakan rumah

kediaman dr. KRT. Padmonagoro di Jl. Veteran Gading Surakarta, 1951-1977

di Gedung Societeit Mangkunegaran (kini Monumen Pers Surakarta),

1977-1986 di kompleks RSU dr. Moewardi Jl. Kol Sutarto no. 140 Jebres

Surakarta, 1986-sekarang di Jl. Kol Sutarto no. 58 Jebres Surakarta.

Dalam perkembangannya, PMI Kota Surakarta telah mengadakan berbagai

kegiatan sosial antara lain Pengobatan Masal, Pelayanan Ambulans Transport

Gratis, Pemeriksaan IVA test, Pengembangan Bina Lansia Sehat, Poliklinik,

(31)

commit to user

27

Kemanusiaan PMI Kota Surakarta. Dalam setiap kegiatannya PMI Kota

Surakarta selalu mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Sehubungan

dengan hal tersebut PMI selalu memperbaiki diri dengan menambah

pengetahuan baik di bidang ilmu pengetahuan maupun manajemen. Pada

bulan April 2008 PMI Kota Surakarta telah mendapatkan sertifikat ISO

9001:2000. Dalam mempertahankan serta meningkatkan kinerja, PMI Kota

Surakarta dalam pelayanan selalu melaksanakan monitoring dan evaluasi agar

pelayanan kepada masyarakat selalu dapat ditingkatkan.

Untuk menopang kegiatannya dalam mengabdi kepada masyarakat, sejak

tahun 1998 PMI Kota Surakarta sudah tidak menyelenggarakan bulan dana

(menghimpun dana dari masyarakat melalui kupon) dan sebagai gantinya

PMI Kota Surakarta mengadakan pelatihan-pelatihan serta kursus seperti

Pendidikan masyarakat, Pelatihan PPGD (Penanganan Penderita Gawat

Darurat), Outbond, serta Motivation Character Building. Selain itu

pendanaan juga berasal dari kegiatan Fund Raising seperti Jalan Sehat

Merdeka, Solo Healthy Expo, Charity Shop, dll. Dan untuk transparasi

laporan keuangan PMI Kota Surakarta sejak tahun 1998 telah diaudit oleh

akuntan publik.

Semua Kegiatan yang dilakukan PMI Kota Surakarta adalah untuk menuju

VISI PMI Kota Surakarta yaitu sebagai Organisasi Sosial yang Profesional

Tanggap dan dicintai Masyarakat serta diharapkan mampu memberikan

(32)

commit to user

28

B. VISI DAN MISI PMI KOTA SURAKARTA

Dalam rangka menghadapi perkembangan masyarakat Indonesia di masa

depan yang semakin global dalam suasana yang semakin demokratis maka

PMI Kota Surakarta harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebagai

stakeholder untuk ikut mengambil peran aktif di dalamnya. Berdasarkan

kebijakan mutu PMI Kota Surakarta, yaitu Pengabdian untuk kemanusiaan

dengan berpijak pada prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan Bulan

Sabit Merah Internasional maka PMI Kota Surakarta telah menetapkan visi

dan misi sebagai berikut :

1. VISI

PMI menjadi organisasi kemanusiaan yang profesional, tanggap dan

dicintai masyarakat.

2. MISI

a. Menguatkan dan mengembangkan organisasi

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM

c. Meningkatkan kualitas pelayanan kepalangmerahan

d. Meengembangkan kegiatan kepalangmerahan yang berbasis

masyarakat

e. Meningkatkan dan mengembangkan jejaring kerjasama

f. Menyebarluaskan, mengadvokasi dan melaksanakan prinsip-prinsip

dasar gerakan internasional palang merah dan bulan sabit merah serta

(33)

commit to user

29

g. Mengembangkan komunikasi, informasi dan edukasi

kepalangmerahan

C. Deskripsi Organisasi

Nama : PMI Kota Surakarta

Alamat : Jl. Kol Sutarto No. 58 Jebres, Surakarta

Telepon : 0271-646505

Website : www.pmisolo.or.id

E-mail : info@pmisolo.or.id, pmi-solo@indo.net.id

Bentuk Perusahaan : Organisasi Kemanusiaan

Nama Pimpinan : H. Susanto Tjokrosoekarno

Berdiri : 17 Mei 1946

Jam Kerja : Senin – Kamis pk. 08.00 – 14.30 WIB

Jum’at pk. 08.00 – 11.30 WIB

(34)

commit to user

30

D. Deskripsi Pekerjaan

PMI Kota Surakarta terbagi atas 2 unit kerja yaitu UDD ( Unit Donor Darah )

dan Unit Markas.

1. Unit Donor Darah

Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Surakarta merupakan bagian dari

PMI yang dipercaya oleh pemerintah dalam pengelolaan darah transfusi.

Tugas pengelolaan Darah Transfusi dari Pemerintah ke PMI berdasarkan

PP No. 18 tahun 1980. Tugas utama Unit Donor Darah PMI Kota

Surakarta ada 2 bagian yaitu :

a. Kegiatan Non Medis

Kegiatan Non Medis UDD PMI Kota Suakarta antara lain : Perekrutan

Donor Darah Sukarela, Pembinaan Donor Darah Sukarela, dan

Pelestarian Donor Darah Sukarela.

b. Kegiatan Medis

UDD PMI Kota Surakarta mengelola kegiatan medis antara lain :

Pegambilan Darah (Aftaping), Pengamanan Darah (Screening),

Pengelolaan Darah, Penyimpanan Darah, dan Distribusi Darah

Transfusi.

UDD PMI Kota Surakarta melayani permintaan darah transfusi baik

pasien mampu maupun pasien tidak mampu. Pasien atau masyarakat

umum dalam memperoleh darah transfusi wajib membayar Biaya

Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) sesuai Surat Keputusan yang

(35)

commit to user

31

masyarakat dengan kriteria tidak mampu, PMI Kota Surakarta

memberikan pelayanan darah transfusi secara gratis. Dalam 1 bulan

PMI Kota Surakarta memberikan subsidi kepada masyarakat tidak

mampu yang tergabung dalam Jamkesmas, PKMS, dan yang

mempunyai surat keterangan tidak mampu.

2. Unit Markas

Unit markas PMI Kota Surakarta merupakan bagian dari PMI yang

bertugas dalam pelayanan kepada publik. Unit Markas terdiri dari 3

bagian yaitu :

a. YANSOSKESMAS (Layanan Sosial Kesehatan Masyarakat)

Bagian ini merupakan kepedulian PMI Kota Surakarta dalam bentuk

pelayanan kesehatan maupun terhadap bantuan langsung ke

masyarakat di wilayah kota Surakarta dan sekitarnya.

YANSOSKESMAS sendiri terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu :

a) YANSOS ( Pelayanan Sosial ) terdiri dari :

1) Pengobatan Gratis

Kegiatan ini merupakan kepedulian PMI Kota Surakarta

dalam bentuk pelayanan kesehatan langsung ke masyarakat di

wilayah kota Surakarta dan sekitarnya. Dalam waktu satu

tahun PMI Kota Surakarta melaksanakan pengobatan gratis

sebanyak 35 kegiatan untuk 7000 pasien. Pelayanan langsung

(36)

commit to user

32

tinggalnya jauh dari Puskesmas dan para lansia yang sangat

memerlukan pantauan kesehatan secara berkala. Dengan

kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat kurang

mampu dalam peningkatan pelayanan kesehatan.

2) Bina Lansia Sehat

PMI Kota Surakarta sebagai Lembaga yang bergerak di

bidang Sosial ikut berperan dalam pemberdayaan para Lansia

agar menjadi Lansia yang produktif. Peranan PMI Kota

Surakarta dalam pemberdayaan Lansia di mulai sejak tahun

1997, dengan dibentuk atau didirikannya Klub Bina Lansia

Sehat (Klub BLS). Peran PMI Kota Surakarta dalam

pemberdayaan para Lansia adalah memberikan pengetahuan

tentang kelola hidup sehat. Pertemuan rutin setiap 3 bulan di

fasilitasi oleh PMI dengan agenda kegiatan yaitu Ceramah

Kesehatan, Sarasehan, dan Outbound khusus Lansia. Fasilitas

lain yang diberikan adalah keringanan biaya opname,

pemeriksaan Laboratorium, pembelian alat kesehatan dll.

Jumlah anggota aktif klub BLS PMI Kota Surakarta adalah

300 Lansia.

3) SATGANA ( Satuan Penanggulangan Bencana)

Merupakan salah satu program PMI Kota Surakarta dalam

meringankan korban bencana seperti Pertolongan Pertama &

(37)

commit to user

33

bencana, Bantuan Kesehatan, Dapur Umum, dan Bantuan

sosial.

b) KESMAS ( Kesehatan Masyarakat )

1) Ambulance 24 Jam Gratis

PMI Kota Surakarta sejak tahun 2007 meluncurkan pelayanan

ambulance 24 jam gratis. Pelayan ini antara lain pelayanan

transport dalam kota (dari rumah ke Rumah Sakit atau

sebaliknya). Apabila ada permintaan yang bersifat emergency

seperti kecelakaan lalu lintas di jalan, Ambulans PMI Kota

Surakarta siap melayani dengan respon time 10 menit sampai

lokasi dan pelayanan ambulance emergency (kecelakaan

ataupun bencana) cukup dengan menelepon (0271) 646 505.

2) Poliklinik

Poliklinik PMI Kota Surakarta awalnya didirikan untuk

memberikan pelayanan kesehatan kepada para anggota donor

darah apabila memerlukan cek/kontrol kesehatan. Dalam

perkembangannya PMI Kota Surakarta mempunyai 3 Poliklinik

yaitu Poliklinik Umum, Gigi dan Akupunktur. Poliklinik

Umum melayani kesehatan medik dasar bagi masyarakat umum

dan para anggota donor yang memerlukan pengobatan.

Poliklinik Gigi melayani kesehatan gigi dasar. Klinik

Akupunktur Medis merupakan pelengkap Poliklinik yang ada

(38)

commit to user

34

Surakarta sangat membantu para anggota donor darah karena

dapat menggunakan fasilitas keringanan biaya yang diberikan

oleh PMI. Masyarakat umum juga merasakan manfaat berobat

di Poliklinik PMI karena biayanya yang murah dan terjangkau.

3) Pemeriksaan IVA Test Gratis

Pelayanan ini sudah dimulai sejak tahun 2007 dan berlanjut

sampai tahun 2010. IVA Test adalah Inspeksi Visual dengan

Asam Acetat. IVA Test merupakan salah satu jenis

pemeriksaan deteksi dini adanya kanker leher rahim pada

wanita yang sudah menikah. Kegiatan ini selain membantu

masyarakat dalam pencegahan penyakit kanker lanjut secara

dini sekaligus juga meningkatkan kesadaran pada masyarakat

dan pendidikan tentang pentingnya kesehatan reproduksi

khususnya bagi kaum wanita. Kanker leher rahim menempati

urutan pertama sebagai kanker yang terbanyak pada wanita.

Program pelayanan IVA Test yang di laksanakan PMI Kota

Surakarta akan diberikan kepada sejumlah 10.000 wanita di

(39)

commit to user

35

b. PPSDM

Bagian Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

(PPSDM) merupakan bagian dari Unit Markas PMI Kota Surakarta

yang bertugas dalam hal pengembangan pembinaan generasi muda

khususnya PMR (Palang Merah Remaja), KSR (Korps Sukarela) dan

TSR (Tenaga Sukarela), serta Pendidikan dan Pelatihan bagi

masyarakat. Pelatihan tersebut dapat berupa PPGD (Penanganan

Penderita Gawat Darurat), Pendidikan Masyarakat (LPK Kesehatan),

Outbond dan Motivation Character Building (MCB).

c. Tata Usaha

Bagian Tata Usaha PMI Kota Surakarta mempunyai beberapa

program kerja guna meningkatkan kualitas kinerja staf PMI Kota

Surakarta yaitu, Administrasi Pengelolaan Manajemen Organisasi

Musyawarah Kerja Cabang, Peningkatan Kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM), Penyelenggaraan Bulan Peduli PMI/Open House

PMI, Partisipasi Program Kegiatan yang diselenggarakan oleh

Pengurus Daerah PMI Jawa Tengah/Pengurus Cabang lain,

Peningkatan sarana dan prasarana.

d. Humas

Pada dasarnya Humas di PMI Kota Surakarta memiliki tujuan untuk

memasyarakatkan PMI dengan cara menyebarluaskan informasi

(40)

commit to user

36

kepada masyarakat umum, lewat berbagai macam sarana kehumasan.

Beberapa kegiatan humas PMI Kota Surakarta yang menunjang

tercapainya tujuan tersebut antara lain :

- Meningkatkan citra PMI Kota Surakarta

- Bekerjasama dengan Instansi/Organisasi

- Penerbitan buletin/majalah

- Publikasi dan Promosi

- Dokumentasi

- Mengajak PMI Ranting untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan

PMI Kota Surakarta.

Kegiatan yang menonjol yang telah dilakukan oleh Humas PMI

Kota Surakarta :

1. Jalan Sehat Merdeka

2. Solo Healthy Expo

3. PMR Awards

4. Charity Shop For Humanity

Charity Shop For Humanity adalah program mandiri dan

program yang membawa PMI Kota Surakarta berani

mengambil sikap yang berbeda terutama masalah Fund

(41)

commit to user

37

nilai jual dari masyarakat, individu, organisasi, instansi yang

akan dijual oleh PMI ke masyarakat, seperti : Surat Kabar,

Majalah bekas, Buku.

5. Dompet Kemanusiaan PMI Solo

Program baru yang diluncurkan PMI Kota Surakarta dalam

rangka mewujudkan pengabdian kemanusiaan tanpa henti

dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Program ini

bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan 100%

diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Pasien dompet

kemanusiaan berasal dari informasi yang didapat dari

masyarakat, atau yang datang langsung ke PMI Kota

Surakarta, laporan yang masuk akan ditindaklanjuti dengan

Assesment ke pasien secara langsung. Hasil Assesment

digunakan untuk menentukan bantuan dari Dompet

kemanusiaan PMI Solo.

6. Majalah Bakti

Humas merupakan pendukung dari semua kegiatan yang

dilakukan oleh PMI, humas berperan dalam publikasi dan

transparansi kegiatan-kegiatan PMI. Untuk mempublikasikan

semua kegiatan PMI Kota Surakarta, bagian Humas

menerbitkan “Majalah Bakti” dengan 1200 eksemplar tiap kali

(42)

commit to user

38

PMI Kota Surakarta. Selain itu, PMI juga mempublikasikan

kegiatannya melalui website yang beralamat

www.pmisolo.or.id.

3. Logo Perusahaan

a. Makna Logo

Secara visual, logo PMI terdiri dari logo gram berupa palang simetris

yang dikelilingi lima lingkungan setengah lingkaran yang saling

menyatu dan logo type berupa nama “Palang Merah Indonesia”.

Lambang Palang Merah diadopsi dari lambang bendera

Negara Swiss (palang putih berlatar belakang merah), yang

kemudian dibalik menjadi palang berwarna merah dengan

dasar putih. Pengadopsian lambang tersebut merupakan penghormatan

terhadap Negara Swiss, karena yang pertama kali mendirikan

organisasi kepalangmerahan. Lambang Palang Merah kemudian

disepakati dalam Konvensi Jenewa, untuk diberlakukan secara

universal sebagai lambang netral yang dapat berfungsi sebagai tanda

pengenal dan tanda perlindungan pada saat memberikan bantuan

(43)

commit to user

39

Logo gram berupa lengkungan setengah lingkaran

yang menyatu, yang diambil dari bentuk bunga

melati dan mengelilingi palang simetris adalah

cerminan identitas nasional yang bermakna kebersamaan, kolektifitas

dan gotong royong. Simbol ini juga dapat diartikan sebagai komitmen

dan dedikasi PMI dalam memberikan bantuan bagi yang membutuhkan

tanpa pamrih dengan semangat kenetralan dan kemandirian.

Logo type berupa nama organisasi “Palang Merah Indonesia”

menggunakan huruf Helvetica Neue Black Condensed yang

mencerminkan karakter yang kokoh, sigap dan tegas dalam bertindak

sesuai dengan citra PMI yaitu Voluntarism (Semangat Sukarela),

Professional (bekerja dengan baik dan benar), Exciting (mengerjakan

segala sesuatu dengan semangat dan tidak berkeluh kesah), Responsive

(sigap dalam memberikan bantuan dan pelayanan), dan Heroic (Siap

(44)

commit to user

40

PENGURUS PMI KOTA SURAKARTA

PERIODE 2011 – 2016

Pelindung : Ir. Joko Widodo (Walikota Surakarta)

Dewan Kehormatan : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS

2. YF. Sukasno, SH

3. Ustadz. Drs. H. Ahmad Sukino

4. H. Bisyir Nahdi, SH, MM

5. Budhi Mulyono

Ketua : H. Susanto Tjokrosoekarno

Wakil Ketua I : Drs. H. Sunardi, MM

Wakil Ketua II : Drs. HM. Adib Ajiputra, MM

Wakil Ketua III : dr. H. Purnomo Dwi Putro, M. Kes

Wakil Ketua IV : Priyo Hadisutanto

Sekretaris : Sumartono Hadinoto

Bendahara : Dr. H. Achmad Purnomo, Apt

Anggota : 1. Drs. KGPH. Dipo Kusomo

2. H. Handojo Leksono, SH

3. Prof. Dr. dr. A. A. Subiyanto, MS

(45)

41

Struktur UDD (Unit Donor Darah)

Kepala Bagian Teknis Medis Dr. Christina Roosarjani, M.si

(46)
(47)

commit to user

(48)

commit to user

43 BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG & FOCUS OF INTEREST

A.Pelaksanaan Kuliah Kerja Media

1. Kegiatan Selama Kuliah Kerja Media (KKM)

Selama melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di PMI Kota Surakarta,

penulis ditempatkan di bagian Humas. Penulis diberi beberapa pekerjaan

atau tugas oleh pembimbing dari instansi terkait yang beberapa diantaranya

merupakan kegiatan rutin bagian Humas. Berikut beberapa pekerjaan

tersebut :

1. Kliping Pers Tentang PMI

Setiap pagi penulis dihadapkan dengan beberapa surat kabar yang

menjadi media partner PMI Kota Surakarta antara lain, Solopos,

Kompas, Joglosemar, Jitu, dan Suara Merdeka. Pembuatan kliping ini

digunakan sebagai arsip PMI, hal ini dilakukan sebagai dokumentasi

kegiatan-kegiatan yang telah dipublikasikan PMI.

2. Update Stok darah

Kegiatan rutin pagi hari selain kliping pers, penulis juga mengupdate

stok darah PMI Kota Surakarta ke pengurus daerah di Semarang

melalui SMS serta mengupdatenya ke website PMI,

www.pmisolo.or.id. Dengan kegiatan ini, diharapkan mempermudah

informasi stok darah terkini kepada masyarakat. Update stok darah

(49)

commit to user

44

stok darah siang hari dikirim melalui email kepada media setempat

untuk dipublikasikan pada keesokan harinya beberapa media tersebut

yaitu : Solopos, TATV, Radar Solo, Joglosemar, Suara Merdeka.

3. Menerima Telepon Masuk

Dalam melaksanakan tugas, penulis juga harus dapat menerima

telepon. Mulai dari cara menyapa, cara berbicara dengan sopan

sehingga lawan bicara merasa dihargai meskipun dengan sesama

karyawan. Karena telepon merupakan media yang sering digunakan

antar staf dan divisi untuk menyampaikan tugas-tugas ataupun hal-hal

yang penting.

4. Menghubungi Instansi-instansi Untuk Mengikuti Pelatihan PPGD

Penulis membantu bagian PPSDM menghubungi instansi-instansi yang

telah melakukan donor darah untuk mengikuti kegiatan pelatihan

PPGD. Dalam kegiatan ini penulis mendapatkan pengalaman

bagaimana menyusun kata-kata yang sesuai untuk menyampaikan

informasi tersebut secara sopan dan mudah dimengerti.

5. Membantu Persiapan Pelaksanaan Rapat koordinasi Kepala Sekolah

Dalam hal ini penulis membantu dalam menyiapkan form dan brosur

yang akan diberikan kepada Kepala Sekolah yang hadir serta menjadi

penerima tamu dalam kegiatan tersebut. Dengan kegiatan tersebut,

penulis dapat belajar berkomunikasi langsung dan bagaimana bersikap

(50)

commit to user

45

6. Dokumentasi dan membuat laporan assesment Pasien Dompet

Kemanusiaan

Kegiatan assessment digunakan untuk mengetahui kondisi pasien yang

akan dibantu. Melalui kegiatan ini penulis dapat mengetahui riwayat

penyakit, kondisi ekonomi dan bantuan yang dibutuhkan bagi pasien.

Selain mendokumentasikan selama mengikuti assesment, penulis juga

membuat laporan pasien yang telah dikunjungi dan laporan ini

nantinya akan dibahas dalam rapat pengurus untuk menentukan

bantuan yang akan diberikan.

7. Dokumentasi Pemberian Bantuan

Dari assessment yang telah dilakukan dan kemudian dibahas di rapat

pengurus, beberapa pasien menerima bantuan sesuai dengan yang

dibutuhkan. Selain sebagai pelengkap laporan atas bantuan yang telah

diberikan, dokumentasi ini juga sebagai bahan untuk membuat press

release dan bulletin Dompet Kemanusiaan.

8. Membuat Press Release

Kegiatan-kegiatan PMI baik penyerahan bantuan, pelatihan maupun

kegiatan lainnya selalu dirilis kepada khalayak melaui media, website,

dan jejaring sosial. Dalam membuat press release penulis dituntut

lebih kreatif dalam mengolah kata-kata. Meskipun kelihatan mudah,

pada awalnya penulis sempat bingung tentang apa dan bagaimana

harus membuatnya, namun lama kelamaan penulis belajar dan mulai

(51)

commit to user

46

9. Mendokumentasikan Pengobatan Gratis

Pengobatan gratis merupakan salah satu program Dompet

Kemanusiaan yang dilakukan di pasar-pasar tradisional setiap hari

Sabtu pagi pk. 09.00 – 11.00 WIB. Dengan kegiatan ini, diharapkan

dapat memberikan layanan kesehatan gratis bagi pedagang-pedagang

di pasar tradisional dan masyarakat sekitarnya.

10.Membantu mengoreksi seleksi staf

Penulis membantu bagian Sie. Kepegawaian mengoreksi dan membuat

daftar calon staf yang lolos seleksi dan mempersiapkan beberapa

keperluan yang dibutuhkan untuk wawancara seperti, format

pertanyaan wawancara, tempat, dan alat pendukung.

11.Dokumentasi Pelaksanaan Musyawarah Kota PMI Kota Surakarta

Musyawarah Kota dilaksanakan setiap 5 tahun sekali, dalam Muskot

dibahas mengenai laporan pertanggung jawaban selama 5 tahun

terakhir serta rencana 5 tahun ke depan. Selain itu dalam Muskot juga

dipilih kepengurusan yang baru. Acara ini dihadiri pengurus PMI Kota

Surakarta, perwakilan PMI Jawa Tengah, perwakilan PMI Ranting,

dan perwakilan relawan.

12.Dokumentasi Pelantikan Pengurus PMI Kota Surakarta Periode 2011 –

2016

Dari hasil Musyawarah Kota ditentukan kepengurusan PMI Kota

Surakarta yang baru, yang dilantik di Baletawangarum di Balaikota

(52)

commit to user

47

juga membuat release yang diperuntukkan bagi wartawan yang telah

diundang. Selain dihadiri seluruh staf PMI Kota Surakarta dan ranting,

acara ini juga dihadiri Wakil Walikota Surakarta, Ketua PMI Jawa

Tengah, dan pengusaha-pengusaha Soloraya.

13.Menyusun Agenda Mingguan

Agenda mingguan yang disusun penulis berupa kegiatan-kegiatan yang

akan dilaksanakan oleh P2D2S (Kegiatan Donor Darah), PPSDM

(Pelatihan), YANSOSKESMAS (Penjagaan Ambulan dan Pengobatan

Gratis). Kegiatan-kegiatan tersebut kemudian disusun dalam agenda

mingguan yang kemudian diserahkan pada bagian customer service

dan humas. Agenda mingguan juga diupdate di website PMI.

14.Membuat dan mengirmkan bahan berita untuk majalah PMI Jawa

Tengah

Penulis mengirimkan beberapa bahan berita untuk majalah PMI Jawa

Tengah via email. Berita yang dikirim berupa beberapa kegiatan PMI

yang sebelumnya telah dibuat rilisnya oleh penulis.

2. Kendala Kuliah Kerja Media

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) bertempat di

PMI Kota Surakarta. PMI Kota Surakarta bertempat di Jl.Kol. Sutarto 58

Surakarta atau lebih tepatnya berada di depan RSUD dr. Moewardi

Surakarta. Penulis melaksanakan KKM selama 1,5 bulan. Mulai dari

(53)

commit to user

48

di bagian Humas PMI Kota Surakarta. Dalam melaksanakan kegiatan

kuliah kerja media, penulis tidak terlalu menemukan kesulitan yang

berarti. Namun penulis menyadari dalam setiap kegiatan yang dijalani

terdapat kendala yang menghambat. Adapun kendala-kendala tersebut

antara lain :

1. Pada awal-awal pelaksanaan KKM penulis sempat bingung dengan

bagian-bagian kerja di PMI Kota Surakarta. Seperti letak ruangan

P2D2S, YANSOSKESMAS sehingga penulis sering bingung ketika

diberi tugas yang berkaitan dengan bagian-bagian kerja lain.

2. Masih terasa kaku dalam beradaptasi dengan karyawan dan

lingkungan pekerjaan.

3. Pada beberapa pekerjaan public relations di PMI Kota Surakarta,

penulis sering menggunakan beberapa alat bantu dalam membuat

laporan atau proposal seperti alat penjilid spiral. Penulis cukup

kesulitan dalam menggunakan alat tersebut karena belum pernah

menggunakan sebelumnya sehingga hasilnya pun terkesan tidak rapi.

4. Pekerjaan yang banyak namun tidak diimbangi dengan peralatan yang

(54)

commit to user

49

3. Cara Mengatasi Kendala KKM

Penulis mengatasi kendala-kendala tersebut dengan cara sebagai berikut :

1. Beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan berusaha menjalin

keakraban dengan karyawan lainnya.

2. Berusaha lebih santai dalam melaksanakan pekerjaan dan berusaha

yang terbaik agar hasil dari pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

yang diharapkan.

3. Tidak malu-malu bertanya kepada instruktur/pembimbing dan

karyawan lain ketika belum memahami pekerjaan yang dilakukan

maupun dalam penggunaan alat pendukung.

4. Konsultasi yang efektif dan sharing dengan pembimbing memudahkan

penulis untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada.

5. Membekali diri dengan pengetahuan seputar PMI sehingga

mempermudah penulis dalam penyampaian informasi baik internal

maupun eksternal.

6. Berkoordinasi dan membagi tugas dengan rekan lain agar pekerjaan

(55)

commit to user

50

4. Kemajuan yang Dicapai Selama Kuliah Kerja Media

Kemajuan yang telah dicapai penulis selama melaksanakan kuliah kerja

media di PMI Kota Surakarta antara lain :

1. Mampu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan dan karyawan

lainnya.

2. Memahami dan mengerti program-program kerja public relations di

PMI dalam mensosialisasikan, menyusun, serta menginformasikan

kegiatan-kegiatan yang akan maupun telah dilaksanakan.

3. Mengetahui dan dapat melaksanakan salah satu tugas utama PR di PMI

Kota Surakarta, yaitu menulis press release dan merilisnya ke media,

website, jejaring sosial dan media internal.

4. Memahami cara bersosialisasi yang baik, serta berhadapan langsung

dengan masyarakat pada saat melakukan sosialisasi maupun ketika

assessment pasien.

5. Mengerti dan memahami tugas-tugas rutin yang penulis kerjakan.

6. Mampu menggunakan beberapa alat pendukung pekerjaan seperti alat

(56)

commit to user

51

B.Focus of Interest : Public Relations Writing di PMI Kota Surakarta

Kegiatan Public Relations sebagai mediator yang menjembatani

kepentingan organisasi/perusahaan dengan publiknya yang terkait dengan

kegiatan PR itu sendiri. Berbagai aktivitasnya senantiasa menciptakan,

menjaga, dan meningkatkan citra yang positif. Citra positif dapat terbentuk bila

publik mempunyai persepsi yang positif terhadap perusahaan/organisasi.

Persepsi ini harus lengkap, tidak setengah-setengah. Agar hal itu dapat dicapai,

maka publik harus dalam kondisi kecukupan informasi (well-informed) tentang

perusahaan/organisasi. Sehingga tidak terjadi kesenjangan informasi antara

perusahaan dengan publiknya dan sebaliknya. Merupakan tanggung jawab

seorang public relations dalam membuat bermacam-macam media komunikasi

sebagai sarana komunikasi dua arah. Media komunikasi tersebut antara lain

newsletter, bulletin, company profile, press release, annual report, maupun

iklan korporat dan kesemuanya itu membutuhkan keahlian menulis

Sebagai bentuk transparansi dan publikasi kegitan-kegiatan PMI,

humas PMI Kota Surakarta membuat bermacam-macam media komunikasi

tersebut demi menjaga keberimbangan dan kesinambungan informasi dua arah

dengan berbagai produk tulisan public relations.

Adapun kegiatan penulisan Public Relations di PMI Kota Surakarta antara lain:

1. Press Release

Press release ini berfungsi sebagai media informasi tentang kegiatan,

pelayanan, pemberitahuan, ataupun segala hal yang telah dilakukan oleh

(57)

commit to user

52

namun dalam beberapa hal ketika mengundang media maka release dibuat

sebelum acara berlangsung sebagai panduan untuk media. Adapun media

yang menjadi partner dalam pengiriman press release adalah Solopos,

Suara Merdeka, Joglosemar, Radar Solo, TATV, Timlo.net.

2. Release berita untuk website dan jejaring sosial

Release ini mempunyai fungsi yang sama seperti press release untuk

media, bedanya release ini dibuat untuk mengisi artikel dan berita di

website dan jejaring PMI Kota Surakarta. Berita yang dirilis dalam web

maupun facebook ini merupakan berita yang juga dirilis di media partner

PMI. Seiring dengan berkembangnya teknologi, berita yang dirilis sebagian

besar dikirim melalui email sehingga lebih efektif dan efisien dalam waktu

dan biaya. Release ini dapat diakses di www.pmisolo.or.id dan Facebook,

PMI Kota Surakarta.

3. Pembuatan brosur

Dalam pembuatan brosur-brosur PMI menjadi salah satu tugas utama

humas PMI Kota Surakarta yang dibantu beberapa percetakan di sekitar

solo untuk proses cetaknya. Sebelum masuk cetak, staff humas terlebih

dahulu mengumpulkan data yang berkaitan dengan brosur yang akan

dibuat. Setelah konsep brosur selesai dibuat dengan bebeapa pilihan dan

estimasi, konsep tersebut kemudian dipresentasikan dalam rapat pengurus.

Konsep brosur yang telah disetujui dalam rapat kemudian disempurnakan

dan dicetak sesuai dengan yang diestimasikan. Desain brosur biasanya

Referensi

Dokumen terkait

Menurut IPRA (International Public Relations Association) Humas adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara kesinambungan oleh

(Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yangdirencanakan dan dijalankan secara berkesinambunganoleh organisasi- organisasi, lembaga-lembaga umum dan

Humas atau public relations adalah sebuah fungsi manajemen yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dan melalui hal ini organisasi-organisasi dan lembaga, baik

Definisi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut, Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan, yang

Humas atau public relations adalah sebuah fungsi manajemen yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dan melalui hal ini organisasi-organisasi dan lembaga, baik

Humas atau public relations adalah sebuah fungsi manajemen yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dan melalui hal ini organisasi-organisasi dan lembaga, baik

Yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau

Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah