• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN

TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU

TEMPA MANUAL

Balkhaya

2114201007

Dosen Pembimbing

(2)

TESIS–TM - 142501

Alat potong bidang pertanian

Alat potong bidang makanan

Keras

Tajam dan Tahan aus

(3)

Pembuatan pisau berkulaitas

 Metode Damaskus

 Metode Jepang (Pattern Welding)

Pembuatan komposisikimia bahan Proses Tempa finishing

Bahan Tempa dan pembentukan pola Pisau setelah finishing

(4)

TESIS–TM - 142501

LATAR BELAKANG

Pemanasan menggunakan tungku arang

Open forging

Pande besi tradisional melakukan penempaan secara manual dalam

(5)

LATAR BELAKANG

Kualitas

Pisau

Pemilihan bahan

Perlakuan panas

finishing yang tepat

Proses penempaan

Pisau produksi pande besi tradisional

Pisau Damaskus metode

(6)

TESIS–TM - 142501

PENELITIAN TERDAHULU

Fatollahi , 2011

Unsur-unsur baja Damaskus menunjukkan bahwa terdapat C, Mn , P, S, Si, Ni, Cu, V dan Ti. Baja Damaskus termasuk dalam baja karbon tinggi (ultra-high carbon (UHC)) dengan komposisi kimia hyper-eutectoid

terdiri dari pearlit (lembaran cemectite dan ferrite). Pada permukaan pisau damaskus lembaran-lembaran cementit tidak tersusun secara paralel melainkan bergelombang. hal ini dipengaruhi oleh proses penempaan yang tidak terdeformasi secara seragam melainkan berbentuk pola damask. Selain itu unsur-unsur seperti V dan Cr juga berpengaruh dalam pembentukan pola damask ( Verhoeven, 2001)

(7)

PENELITIAN TERDAHULU

Bahan

Baja AISI 1086, baja AISI 52100, baja damaskus dan baja AEB-L

Alat uji

Mesin potong kertas otomatis Verhoeven dkk., 2008

Penelitian pada sisi tajam pisau tempa manual. Penelitian dilakukan dengan memvariasi kekerasan dengan cara forging,

quenching dan tempering

Kekerasan 61 HRC Kekerasan 41 HRC

Tingkat kekerasan 41 HRC, pisau damaskus dengan matrik perlit halus atau hasil quenching memiliki ketajaman sedikit lebih tajam dari pisau baja AISI 52100, pisau baja AISI 1086 dan pisau baja AEB-L.

HASIL

(8)

TESIS–TM - 142501

Pegas mobil

Pisau

Baja AISI L-6

Unsur paduan C, Ni, Mn, Si, Mo dan V

Karakteristik :

Aplikasi

Kekerasan 49-51HRc.

Hammer hot forging die

Hoh presst tool

Band-saw blade

Hardenability

Strength dan toughness

(9)

Baja AISI 4340

Baja paduan rendah Ni, Cr, dan Mo

Kekerasan : 38-41 HRc

Aplikasi

Unsur : C, Si, Mn, Cr, Mo, dan Ni

 Ketangguhan

 Tahan aus

 Kekuatan lelah yang sangat baik

Komponen mesin proses tempa

Karakteristik :

Unsur paduan C, Mn, Si.

Karakteristik :

Aplikasi

Kekerasan 27-28HRc.

Plastic injection mould

 Tahan aus

Hardenability

 Tempa

Die set

BAHAN

(10)

TESIS–TM - 142501

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh baja AISI 1050, baja AISI 4340,

baja AISI L-6, Baja JIS SUP 9 dan proses pengerasan

terhadap kekerasan dan keausan pisau tempa manual.

Bagaimana struktur mikro pisau baja AISI 1050, baja AISI

4340, baja AISI L-6, dan baja JIS SUP 9 setelah proses

(11)

BATASAN MASALAH DAN ASUMSI PENELITIAN

BATASAN

 Penempaan dilakukan pada baja AISI 1050, baja AISI L-6, baja JIS SUP 9 dengan dimensi 70 x 30 x 10 mm dan baja AISI 4340 dengan dimensi diameter 20 mm dan panjang 67 mm.

 Temperatur awal penempaan dibuat konstan berkisar antara 950-1000oC.

 Tempertur akhir penempaan dibuat konstan berkisar antara 650-670oC.

 Temperatur pengerasan dibuat konstan yaitu temperatur austenisasi (850oC).

 Penempaan dilakukan secara manual pada pende besi tradisional.

 Semua penempaan dilakukan oleh operator yang sama.

 Alat uji dan alat ukur layak dan terkalibrasi.

ASUMSI

Seluruh gaya pukulan selama proses

penempaan diasumsikan sama.

Pengaruh tegangan yang ditimbulkan

akibat variasi gaya penempaan

dianggap sama.

Proses manufaktur bahan baku sebelum

(12)

TESIS–TM - 142501

Mengetahui pengaruh

,

baja AISI 1050

,

baja AISI 4340,

baja AISI L-6, baja JIS SUP 9 dan proses pengerasan

terhadap kekerasan dan keausan pisau tempa manual.

Mengetahui struktur mikro pisau baja AISI 1050, baja

AISI 4340, baja AISI L-6, dan baja JIS SUP 9 setelah

proses pengerasan

.

(13)

MANFAAT PENELITIAN

Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenisnya

Menambah pengetahuan tentang penempaan dan perlakuan panas dalam

proses pembuatan pisau menggunakan AISI 1050

,

baja AISI 4340, baja

(14)

TESIS–TM - 142501

Proses pengerasan

(15)

DIMENSI BAHAN AWAL DAN KOMPOSISI KIMIA

Tabel Komposisi Kimia Bahan

(16)

TESIS–TM - 142501

PERALATAN

 Tungku Pemanas Palu Tempa

Berat 4,5 kg, Panjang gagang 600 mm

 Landasan

Baja dengan dimensi permukaan 100 x 150 mm

(17)

ALAT UKUR

Termometer Infra Merah Rockwell Skala C

(18)

TESIS–TM - 142501

Proses pengerasan

(19)

METODE PEMBUATAN PISAU

Proses Pemanasan. Temparatur 950-1000oC

Pisau hasil tempa manual sebelum dikeraskan

Proses gerinda Proses tempa (Penurunan

temperatur berkisar 650-670 oC)

(20)

TESIS–TM - 142501

PROSES PENGERASAN

 Pengerasan Tradisional (HT) Pengerasan Furnace

(menggunakan tungku elektrik (HF)

 Temperatur pengerasan ± 850oC

 Media pendingin Air

 Pengerasan tradisional quenching sisi tajam

 Pengerasan HF dan FH quenching penuh

(21)

METODOLOGI PENELITIAN

(22)

TESIS–TM - 142501

KARAKTERISASI PISAU

 Kekerasan (Rockwell C)

 Struktur Mikro

 Laju keausan

Pembembesaran 500 x dan 1000 x

(23)

METODOLOGI PENELITIAN

(24)

TESIS–TM - 142501

HASIL KARAKTERISASI BAHAN AWAL

Tabel komposisi Kimia Bahan

Kekerasan Bahan Awal

Struktur Mikro Bahan Awal

(25)

HASIL PENGUJIAN KEKERASAN PISAU

Bahan awal Tempa HT HF FH

K

58,8 59,6 59,3

39,39

49

55,2

58,6 58,6

0

Bahan awal Tempa HT HF FH

K

Gambar grafik nilai rata-rata kekerasan pisau baja AISI 1050 setelah perlakuan

(26)

TESIS–TM - 142501

48,44

53,1

61,3 61,3 60,2

52,11 53,6

58,7 60,3 58,1

0

Bahan awal Tempa HT HF FH

K

Gambar grafik nilai rata-rata kekerasan pisau baja AISI L-6 setelah perlakuan

45,5 46,8

60,1 62 60,6

45,1 46,5

59,9 60,2 60

Bahan awal Tempa HT HF FH

K

Gambar grafik nilai rata-rata kekerasan pisau baja JIS SUP 9 setelah perlakuan

(27)

HASIL PENGUJIAN LAJU KEAUSAN

0,0005439

0,0000676 0,0000566 0,0000566

0

AISI 1050

0,0001678

0,0000495 0,0000487 0,0000495 0

AISI 4340

0,0001059

0,0000235 0,0000227 0,0000244 0

AISI L-6

0,0003575

(28)

TESIS–TM - 142501

Gambar struktur mikro spesimen pisau setelah FH pebesaran 500 X. (a) Baja AISI 1050.

(b) Baja AISI 4340. (c) Bajan AISI L-6. (d) Baja JIS SUP 9

(29)

 Kesimpulan

Kekerasan dan keausan dipengaruhi oleh jenis bahan dan proses perlakuan. Proses perlakuan dapat meningkatkan nilai kekerasan dan menurunkan laju keausan.

Kekerasan tertinggi diperoleh pada bahan JIS SUP 9 dangan pengerasan furnace

adalah sebesar 62 HRC di permukaan dan 60,2 HRC di penampang dan laju keausan

terendah sebesar 2,27 x 10-5 mm3/Nm diperoleh pada bahan baja AISI L-6 dengan

pengerasan furnace. Struktur mikro pada jenis bahan pisau permukaan dan

penampang didominasi oleh struktur martensit dan sedikit austenit sisa setelah dikeraskan.

 Saran

 Melakukan penelitian serupa dengan pengukuran ketajaman sisi potong,

ketangguhan dan korosi.

 Menggunakan bahan yang sama dan metode pattern welding dalam pembuatan

pisau dengan pengukuran kekerasan, ketajaman, keausan, laju korosi dan struktur mikro.

(30)

TESIS–TM - 142501

(31)
(32)

TESIS–TM - 142501

(33)
(34)

TESIS–TM - 142501

(35)
(36)

TESIS–TM - 142501

(37)

Unsur No atom

Struktur

Atomic

Kristal (20 °C)

Radius (nm)

Fe 26 BCC 0,124

C 6 Hex 0,071

Mn 25 Cubic 0,112

Cr 24 BCC 0,125

Ni 28 FCC 0,125

Cu 29 FCC 0,128

Mo 42 BCC 0,136

Si 14 Dia. Cubic 0,118

P 15 Ortgo 0,109

Larutan padat terbentuk apa bila

1. Atom pelarut dan yang dilarutkan memeiliki struktur kristal yang sama misal BCC dengan BCC

2. Kelarutan padat dibatasi oleh jari-jari atom dan struktur yang berbeda.

LARUTAN PADAT

Larutan padat bisa terjadi secara 1. Subtitusi

2. intertisi

(38)

No 6. Orthogonal 8. Hex

11. BCT

12. Cubic simple 13 . BCC

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Gambar

Gambar dimensi bahan awal (a) baja AISI 1050, baja AISI L-6, baja JIS SUP 9(b) Baja AISI 4340
Tabel komposisi Kimia Bahan
Gambar grafik nilai rata-rata kekerasan pisau baja AISI 1050 setelah perlakuan
Gambar grafik nilai rata-rata kekerasan pisau baja AISI L-6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pengaruh temperatur quenching terhadap kekerasan pada pengelasan dissimilar welding baja tahan karat AISI 304 dengan baja karbon

Kekerasan yang rendah pada spesimen 5 disebabkan karena grafit berukuran besar walaupun matrik disekitar grafit juga perlit (lebih mendominasi) dan sedikit ferit,

Pengujian dan pengumpulan data dilakukan pada spesimen baja bekas pegas-daun (bahan pisau dapur) dan pisau dapur yang telah melalui proses perlakuan panas. Data yang didapatkan

Hal ini didasarkan dari strukturmikro permukaannya yang berupa martensit dan austenit sisa dengan kekerasan 520 HV (50,5 HRC) pada bagian tepi, Semakin tinggi

Penulis telah menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ Analisis Pengaruh Media Pendingin dan Temperatur pada Proses Pengerasan Baja AISI 1035 terhadap

Baja fasa ganda (dual phase steel) merupakan struktur baru, diperoleh dari baja karbon rendah dan sedang (hypoeutectoid steel) yang memiliki struktur mikro ferit dan

Pada pengujian ini menggunakan alat uji kekerasan Vickers (HV) dengan model DHV-50D. Alat ini digunakan untuk menguji kekerasan yang terdapat pada material baja AISI

Pengujian kekerasan dan stuktur mikro terhadap baja karbon menengah AISI 1045 yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses perlakuan panas terhadap nilai kekerasan, besar