• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguataudio Kelas D Tanpatapis LC dengan Modulasi Tigaaras T1 612007021 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penguataudio Kelas D Tanpatapis LC dengan Modulasi Tigaaras T1 612007021 BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

BAB

BAB

BAB IIII

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, spesifikasi perancangan penguat audio kelas D tersebut dan sistematika penulisan di dalam pembahasan tugas akhir ini.

Pada latar belakang masalah, penulis akan menjelaskan penguat kelas D secara umum yang selalu membutuhkan tapis LC pada bagian keluarannya. Pada kebutuhan yang sangat portabel seperti cell phone, USB speaker, LCD TV dannotebook PC, penguat kelas D dengan tapis LC ini tidak dapat digunakan karena ukuran dari tapis LC yang relatif besar. Selanjutnya, penulis akan menjelaskan mengenai pengembangan dari penguat audio kelas D yaitu pengeliminasian tapis LC pada bagian keluaran untuk mengatasi permasalahan tersebut.

1.1. 1.1.

1.1.1.1. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang MasalahMasalahMasalahMasalah

(2)

Penguat audio kelas D mempunyai kelebihan pada efisiensi dayanya yang sangat besar (dapat mencapai 90% - 95% [1]) jika dibandingkan penguat konvensional linear lainnya. Penguat audio kelas D mempunyai keunggulan yang signifikan pada berbagai aplikasi seperti produksi panas yang berkurang sehingga mengurangi heat-sink yang dibutuhkan. Oleh karenanya, secara otomatis menyebabkan modul penguat audio kelas D akan mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan penguat konvensional. Selain itu, pada aplikasi yang portabel penguat audio kelas D akan mempunyai waktu pakai baterai yang lebih panjang dikarenakan efisiensi dayanya yang besar [2].

Penguat kelas D umumnya mempunyai blok diagram yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Blok diagram kelas D secara umum [2].

(3)

tingkat daya akan ditapis oleh tapis lolos rendah dengan induktor-kapasitor (LC) sehingga hanya didapatkan komponen frekuensi isyarat audio.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa penguat kelas D mempunyai efisiensi yang besar sehingga modul penguat kelas D akan berukuran lebih kecil jika dibandingkan penguat konvensional lainnya. Meskipun demikian, pada aplikasi yang sangat portabel seperti padacell phone, USB speaker, LCD TV dan notebook PC penguat kelas D dengan tapis LC sulit digunakan. Hal ini disebabkan tapis LC memerlukan tempat yang relatif luas. Pada penguat kelas D yang umum, tapis LC menghabiskan sekitar 75% dari luas PCB yang dipakai. Selain itu, tapis LC menghabiskan sekitar 30% dari total biaya [5].

Oleh karena permasalahan di atas, dikembangkan suatu penguat audio kelas D yang tidak menggunakan tapis LC pada bagian keluaran. Hal ini akan memberikan keuntungan utama berkurangnya area PCB yang digunakan dalam pembuatan penguat selain berkurangnya pula biaya pembuatan penguat. Oleh karena ukurannya yang akan menjadi sangat kecil, penguat audio kelas D tanpa tapis LC dapat digunakan pada berbagai aplikasi yang sangat portabel yang telah disebutkan sebelumnya.

Modulator pada penguat audio kelas D pada umumnya (penguat kelas D yang menggunakan tapis LC) akan menghasilkan dua aras tegangan pada keluarannya. Keluarannya mempunyai dua kondisi saja yaitu positif atau negatif. Contoh bentuk keluaran dari dua aras keluaran hasil modulasi dapat dilihat pada Gambar 1.2. (a). Pada penguat audio kelas D dengan dua aras keluaran ini tapis LC selalu dibutuhkan untuk menapis frekuensi tinggi pensaklaran (switching) pada keluaran.

(4)

Gambar 1.2. (a). Bentuk Gelombang dengan Dua Aras Keluaran. (b). Bentuk Gelombang dengan Tiga Aras Keluaran. Sinyal input (merah), sinyal keluaran (biru) [6].

Keunggulan dari penguat kelas D dengan tiga aras keluaran dibanding dua aras keluaran dapat dilihat ketika tidak diberikannya isyarat masukan pada penguat. Pada penguat audio ketika tidak diberikan isyarat masukan, maka tidak ada keluaran pula pada penguat. Pada penguat kelas D dengan dua aras keluaran, ketika tidak ada isyarat masukan, keluaran dari bagian modulator adalah isyarat kotak denganduty cyclesebesar 50% dengan frekuensi adalah frekuensi switching yang digunakan. Modulator akan melakukan proses switching dari aras positif ke negatif dan sebaliknya secara terus-menerus. Tapis LC selalu digunakan pada penguat audio dengan dua aras keluaran untuk menapis frekuensi tinggi switchingpada keluaran modulator tersebut.

(5)

Gambar 1.3. Keluaran Modulator pada Penguat Kelas D Dua Aras Keluaran ketika Tidak Diberikan Isyarat Masukan (OUT+ dan OUT- Terhubung ke Penyuara).

Dalam tugas akhir ini, penulis akan merancang dan membuat modul prototipe penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran dengan menerapkan modulasi dengan tiga aras keluaran. Modulasi tiga aras pada tugas akhir ini akan direalisasikan dengan teknik penyandian noise-shaping coding yang merupakan pengembangan dari teknik modulasi sigma delta atau sigma delta modulation. Teknik penyandian noise-shaping codingyang digunakan pada tugas akhir ini akan dijabarkan secara lebih jelas pada Bab II.

1.2. 1.2.

1.2.1.2. SpesifikasiSpesifikasiSpesifikasiSpesifikasi PerancanganPerancanganPerancanganPerancangan PenguatPenguatPenguatPenguat KelasKelasKelasKelas DDDD tanpatanpatanpatanpa TapisTapisTapisTapis LCLCLCLC

Spesifikasi perancangan penguat kelas D tanpa tapis LC yang akan dibuat ini didasarkan pada spesifikasi penguat kelas D yang telah dibuat sebelumnya dan penguat-penguat kelas D yang ada dipasaran. Spesifikasi penguat-penguat kelas D yang dirancang tersebut meliputi [7], [8]:

1. Berdaya keluaran maksimum 20 Watt pada beban 4 Ohm. 2. Mempunyai efisiensi > 85%.

3. Mempunyai THD < 0.5%. 4. S/N > 97 dB.

5. Kepekaan penguat: 0.1 V/W pada beban 4 ohm.

(6)

7. Jangkauan pengatur nada atau tone control yang ditambahkan pada masukan penguat kelas D, memiliki pengatur nada dengan penguatan dan pelemahan terhadap sinyal masukan sebesar +/-12.5dB dengan frekuensi penggal untuk Bass = 100 Hz, Treble = 10 kHz.

Spesifikasi di atas merupakan spesifikasi yang hendak dicapai dari perancangan penguat audio kelas D tanpa tapis LC.

1.3. 1.3.

1.3.1.3. SistematikaSistematikaSistematikaSistematika PenulisanPenulisanPenulisanPenulisan

Tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan susunan pembahasan sebagai berikut. Bab satu berupa pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, spesifikasi perancangan penguat kelas D dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.

Bab dua berisi dasar teori yang berkaitan langsung dengan tugas akhir ini. Dasar teori yang akan dibahas meliputi penguat audio kelas D tanpa tapis LC kemudian dilanjutkan teknik penyandian modulasi tiga aras yang digunakan pada pengerjaan tugas akhir ini. Sebelum membahas teknik penyandian pembentukan bising (noise-shaping coding), akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai modulasi sandi pulsa (pulse code modulation) yang kemudian dilanjutkan dengan modulasi sigma delta (sigma delta modulation). Kedua teknik modulasi ini erat kaitannya dengan teknik penyandian pembentukan bising. Selanjutnya, bab ini akan ditutup dengan penjelasan mengenai piranti MOSFET daya dan konfigurasi penguat jembatan penuh dengan MOSFET.

Bab tiga membahas perancangan penguat kelas D tanpa tapis LC dengan tiga aras keluaran yang diwujudkan dengan teknik penyandian noise-shaping coding berdasarkan konsep-konsep yang telah dibahas pada bab dua.

Gambar

Gambar 1.1.Gambar 1.1. Blok diagram kelas D secara umum [2].
Gambar 1.2. (a). Bentuk Gelombang dengan Dua Aras Keluaran. (b). Bentuk Gelombang
Gambar 1.3. Keluaran Modulator pada Penguat Kelas D Dua Aras Keluaran ketika Tidak

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat Sudjana, maka hipotesis pada penelitian yaitu model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) dapat meningkatkan pemahaman serta kreativitas siswa

Pertambahan bobot dan panjang individu benih ikan mas (C. carpio) strain rajadanu pada perlakuan padat tebar yang berbeda selama 40 hari pemeliharaan.. Pertumbuhan panjang ikan

Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode proyek melalui kegiatan membatik efektif

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan rekomendasi bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, khususya Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS)

Dinas Pekeriaan Umum Kabupaten Lebong mengumumkan Penyedia Pengadaan Jasa untuk :.. Nama

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas informasi dan kemudahan transaksi terhadap kepuasan konsumen serta dampaknya pada loyalitas konsumen dalam

Materi ajar mengenai perangkat instruksi yang terdapat pada Mikroprosesor MPF-1

PERENCANAAN DI LINGKUNGAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN ANGGARAN