IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV
SD BOPKRI DEMANGAN III YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Winda Sukma Anindita
NIM: 091134031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV
SD BOPKRI DEMANGAN III YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Winda Sukma Anindita
NIM: 091134031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Desember 2013 Penulis
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Winda Sukma Anindita
NIM : 091134031
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD BOPKRI Demangan III
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis atau memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 10 Desember 2013 Penulis
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Pastikan beriman (SQ), berilmu (IQ), dan beramal (EQ).”
“Jangan salahkan dirimu atas keputusan yang salah. Setiap orang membuatnya. Jadikan mereka pelajaran tuk keputusanmu selanjutnya”
“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Al Qu’ran, Al-Ikhlas: 1-4)
Persembahan:
Kedua orang tuaku, Dra. Sri Rumiyatun dan Ir. Waruju Raharjo yang senantiasa memberikan dukungan, doa, pengarahan, dan kasih sayang tiada henti.
Kakakku Meta Rahmaningrum, S.Pd., dan adikku Radiksa Ardianto yang selalu mendoakan dan memberikan bantuan.
ABSTRAK
Anindita, Winda Sukma. 2013. Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang berjumlah 35 siswa. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu. Penelitian ini terdiri dari 5 tahap yaitu mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan dan implementasi. Implementasi dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi perangkat pembelajaran, hasil angket uji keterbacaan, hasil angket respon siswa dan hasil evaluasi belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari transkripsi video proses pembelajaran, observasi kelas dan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi.
Hasil penelitian ini adalah proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III dapat berjalan sesuai dengan rancangan dalam perangkat pembelajaran. Indikator-indikator pada setiap karakteristik PMRI sudah muncul dalam proses pembelajaran. Indikator dari karakteristik penggunaan konteks muncul sangat maksimal dengan presentase 87,5%. Indikator dari karakteristik penggunaan model muncul maksimal dengan presentase 77,8%. Indikator dari karakteristik penggunaan kontribusi siswa muncul sangat maksimal dengan presentase 81,7%. Indikator dari karakteristik penggunaan interaktivitas siswa muncul sangat maksimal dengan presentase 83,2%. Dan indikator dari karakteristik penggunaan keterkaitan muncul sangat maksimal dengan presentase 91,7%.
ABSTRACT
Anindita, Winda Sukma. 2013. Learning Instruments of Fractions Addition using PMRI Approach Implementation in the Fourth Grade of BOPKRI Demangan III Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program Study, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research used to descript the process of learning instruments of fractions addition using PMRI approach implementation in the fourth grade of BOPKRI Demangan III Elementary School. This research also used to descript the emergence of the indicators of PMRI characteristics during the learning process in the fourth grade.
This research is a descriptive research. Subjects of research are students in the fourth grade of BOPKRI Demangan III Elementary School with 35 students. This research is a continuation of last year's research. The steps of this research consisted of five stages: researched study last year, learned instrument revision, validation, readability test and implementation. Implementation meetings held four times. The data collected in the form of quantitative data and qualitative data. The quantitative data obtained from the results of the validation study, the results of the questionnaire readability test, the results of student questionnaire responses and evaluation of student learning outcomes. The qualitative data obtained from the video transcript of learning process, classroom observations and interviews. The data obtained are presented in the form of descriptions.
The results of this research are that the process of learning instrument fractions addition using PMRI approach implementation in the fourth grade of BOPKRI Demangan III Elementary School be run in accordance with the design of the learning instrument. The indicators of every PMRI characteristic already appeared in the learning process. Indicator of characteristics use of context appeared very maximal with presentage 87,5% . Indicator of characteristics use of model appears maximal with presentage 77,8%. Indicator of the characteristics use of students contribution appeared very maximal with presentage 81,7% Indicator of the characteristics use of students interactivity appeared very maximal with presentage 83,2%. And the indicators of the characteristics use of linkages appeared very maximal with presentage 91,7%.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari barbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. P. Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kritik, saran, waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Agnes Herlina DH. M.T., M.Sc. selaku dosen penguji ketiga yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis untuk memperbaiki skripsi.
8. Jajuk Triningsih, S.Th., selaku Kepala Sekolah SD BOPKRI Demangan III yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
9. Mustari Admini, S.PAK., selaku guru kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang telah memberikan waktu, tenaga, dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
11. Dra. Sri Rumiyatun dan Ir. Waruju Raharjo yang selalu mendoakan serta membantu penulis secara moril dan materiil.
12. Meta Rahmaningrum, S.Pd dan Radiksa Ardianto yang selalu memberikan dukungan.
13. Stefanus Sukirno yang selalu setia mendampingi dan memberi semangat. 14. Teman-teman seperjuangan payung PMRI (Eko, Kristian, Stevani, Lina,
Novi, Tika, Dini, Tyas, Erni) yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama melaksanakan bimbingan.
15. Sahabatku Luluk, Brigitta, Ulin, Mayang, dan Sisca yang telah menemani, memberikan dukungan dan bantuan.
16. Teman-teman kelas 8A angkatan 2009 atas kebersamaannya selama ini. 17. Kepala sekolah, guru, dan murid SD Agape yang telah memberi dukungan
dan semangat.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian dan penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengaharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun demi menyempurnakan penelitian ini. Penulis berharap skripi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 Desember 2013 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
PERNYATAAN PUBLIKASI ... v
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Implementasi ... 7
2. Perangkat Pembelajaran ... 7
3. Pecahan ... 11
4. Pendekatan PMRI ... 13
B. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 18
C. Kerangka Berpikir ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
C. Rancangan Penelitian ... 22
D. Instrumen Penelitian ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 27
F. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
1. Paparan Penelitian Tahun Lalu ... 31
2. Revisi Perangkat Pecahan ... 33
3. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 48
4. Uji Keterbacaan ... 49
5. Implementasi ... 50
B. Paparan Hasil Analisis dan Pembahasan Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 57
1. Hasil Analisis Kemunculan Indikator Setiap Karakteristik PMRI ... 57
2. Rangkuman Kemunculan Indikator Setiap Karakteristik PMRI dalam Pembelajaran ... 123
3. Respon Guru dan Siswa ... 134
4. Refleksi Implementasi ... 138
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 141
B. Saran ... 143
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.5 Siswa antusias dan bersemangat bermain “Papan Harga” ... 65
Gambar 4.6 Tahu, roti tawar dan bolu sebagai media pembelajaran pada pertemuan pertama ... 68
Gambar 4.11 Hasil potongan tahu siswa sebagai strategi informal dalam menyelesaikan soal pada LKS ... 71
Gambar 4.12 Siswa memotong roti pizza sebagai strategi informal dalam mengerjakan soal yang dibacakan guru ... 72
Gambar 4.13 Memodelkan soal ke dalam kalimat matematika pada hasil jawaban evaluasi X28 ... 74
Gambar 4.14 Rumus matematika pada hasil pekerjaan X7 evaluasi pertemuan pertama ... 75
Gambar 4.22 Siswa demontrasi menggunakan papan pizza di dalam
kelompok ... 97
Gambar 4.23 Siswa demontrasi menggunakan papan pecahan di dalam kelompok ... 98
Gambar 4.24 Guru berkeliling memeriksa pekerjaan tiap kelompok ... 99
Gambar 4.25 Siswa mempresentasikan jawaban dengan menulis di papan tulis ... 105
Gambar 4.26 Kerjasama siswa saat menyusun puzzle ... 106
Gambar 4.27 Kerjasama siswa pada permainan papan harga ... 107
Gambar 4.28 Siswa memperhatikan temannya yang sedang menyampaikan pendapat ... 110
Gambar 4.29 Siswa memperhatikan temannya yang sedang presentasi ... 110
Gambar 4.30 Siswa menyusun puzzle menjadi sebuah lingkaran ... 113
Gambar 4.31 Gambar persegi panjang pada hasil pekerjaan siswa ... 114
Gambar 4.32 Hasil pekerjaan siswa pada penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan menggunakan KPK ... 116
Gambar 4.33 Hasil kesimpulan siswa ... 120
Gambar 4.34 Gambar cara penyelesaian masalah ... 121
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ... 29
Tabel 3.2 Kriteria Kemunculan Indikator Karakteristik PMRI ... 30
Tabel 4.1 Revisi Pengalaman Belajar pada Silabus ... 34
Tabel 4.2 Revisi Kegiatan Belajar pada RPP ... 36
Tabel 4.3 Revisi Lembar Kerja Siswa ... 39
Tabel 4.4 Revisi Bahan Ajar ... 44
Tabel 4.5 Revisi Soal Evaluasi ... 46
Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli ... 48
Tabel 4.7 Hasil Uji Keterbacaan ... 49
Tabel 4.8 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Konteks ... 124
Tabel 4.9 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Model ... 126
Tabel 4.10 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Kontribusi Siswa ... 128
Tabel 4.11 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Interaktivitas ... 130
Tabel 4.12 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Keterkaitan ... 132
Tabel 4.13 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 134
Tabel 4.14 Hasil Angket Respon Siswa ... 136
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 13 Kriteria Penilaian Soal Evaluasi ... [64]
Lampiran 14 Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... [65]
Lampiran 15 Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... [66]
Lampiran 16 Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... [67]
Lampiran 17 Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... [68]
Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... [70]
Lampiran 19 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... [70]
Lampiran 20 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... [71]
Lampiran 21 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... [71]
Lampiran 22 Instrumen Validasi ... [73]
Lampiran 23 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... [77]
Lampiran 24 Hasil Olah Data Validasi Perangkat Pembelajaran ... [89]
Lampiran 25 Kisi-kisi Angket Uji Keterbacaan ... [95]
Lampiran 26 Angket Uji Keterbacaan ... [95]
Lampiran 27 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ... [96]
Lampiran 28 Angket Respon Siswa ... [96]
Lampiran 29 Lembar Indikator Karakteristik PMRI ... [97]
Lampiran 31 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ... [100]
Lampiran 32 Rubrik Penilaian Proses ... [101]
Lampiran 33 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 1 ... [105]
Lampiran 34 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 2 ... [107]
Lampiran 35 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 3 ... [109]
Lampiran 36 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 4 ... [111]
Lampiran 37 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... [112]
Lampiran 38 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... [114]
Lampiran 39 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... [116]
Lampiran 40 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... [117]
Lampiran 41 Hasil Penilaian Siswa ... [119]
Lampiran 42 Transkripsi Pertemuan 1 ... [123]
Lampiran 43 Transkripsi Pertemuan 2 ... [129]
Lampiran 44 Transkripsi Pertemuan 3 ... [135]
Lampiran 45 Transkripsi Pertemuan 4 ... [139]
Lampiran 46 Foto Kegiatan Implementasi ... [144]
Lampiran 47 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... [145]
Lampiran 48 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... [146]
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan dunia nyata siswa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga harus dilaksanakan menggunakan pendekatan belajar yang relevan dengan paradigma pendidikan sekarang. Paradigma baru lebih menekankan peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. (Zamroni, 2000:24)
dengan paradigma pendidikan sekarang. Oleh karena itu ketika menyampaikan materi, guru perlu mengaitan materi dengan konteks benda konkret yang dekat dengan lingkungan siswa
Pada tanggal 17 Januari 2013, penulis melakukan observasi di kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta. Ketika guru mengajarkan materi pecahan, siswa kurang paham terhadap materi yang disampaikan sehingga guru harus mengulang penjelasan. Siswa sulit untuk membayangkan konsep pecahan yang abstrak sehingga mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal dari guru. Siswa pun menjadi mengeluh dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengaitan materi dengan benda konkret yang ada di lingkungan siswa ketika guru menyampaikan materi.
Berdasarkan fakta diatas, penulis tergerak untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan PMRI. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu. Penelitian tahun lalu merupakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Adisucipto 1 (Kurniasih, Pusporini, Roimartini, Vetrianto, Wahyuningtyas, 2012). Pada penelitian tahun lalu telah didapatkan produk berupa perangkat pecahan dengan Kompetensi Dasar “menjumlahkan pecahan” menggunakan pendekatan PMRI. Sedangkan dalam penelitian ini akan dilakukan implementasi perangkat penjumlahan pecahan dari penelitian sebelumnya pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013. Sebelum diimplementasikan, perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan akan direvisi terlebih dahulu disesuaikan dengan lingkungan siswa sekolah tersebut.
Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian deskriptif kualitatif dengan judul: “Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III.
2. Mendeskripsikan kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI.
2. Bagi Guru
3. Bagi Siswa
Siswa lebih aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan dan menerima kritik atau saran dari orang lain, memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta mampu mengkonstruksi pengetahuan.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran yang lebih baik sebagai upaya menciptakan pembelajaran inovatif, meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghimbau kepada guru agar menggunakan pendekatan PMRI untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
5. Bagi Prodi
Sebagai tambahan bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian deskriptif kualitatif khususnya yang mengimplementasikan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta.
E. Definisi Operasional
2. Perangkat pecahan adalah seperangkat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa, dan soal evaluasi dengan Kompetensi Dasar “Menjumlahkan Pecahan”.
3. Pecahan adalah bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk
dengan a dan b merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan kelipatan bilangan b.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian,
yaitu kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya yang relevan, kerangka
berpikir,dan hipotesis tindakan. Berikut adalah uraian dari landasan teori.
A. Kajian Pustaka
1. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan
sumber daya (Sanjaya, 2008:25). Menurut Kamus Terbaru Bahasa
Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan, penerapan (Tim Reality,
2008:299). Sedangkan menurut Mulyasa (2008:178) implementasi, yaitu
suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
implementasi adalah kegiatan penerapan atau pelaksanaan dari strategi,
ide, konsep, kebijakan, dan inovasi yang memberikan dampak baik berupa
perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai maupun sikap.
2. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan dalam
proses pembelajaran (Ibrahim dalam Trianto, 2009:201). Perangkat
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen
evaluasi, dan tes hasil belajar siswa.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan perangkat
pembelajaran adalah perangkat yang digunakan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran, yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal
evaluasi.
Penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran sebagai
berikut.
1) Silabus
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa
silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran
(Sanjaya, 2008:54). Menurut Mushlich (2007:23) silabus adalah
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus memuat
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi
waktu dan sumber belajar.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
silabus adalah rencana pembelajaran yang memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang
akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007:45).
Menurut Sanjaya (2008:173) RPP adalah program perencanaan yang
disusun sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Komponen RPP
meliputi tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media, dan
sumber belajar serta komponen evaluasi.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa RPP
adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per topik yang akan
diterapkan guru, meliputi tujuan pembelajaran, materi pelajaran,
metode, media, dan sumber belajar serta komponen evaluasi.
3) Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (Majid, 2011:173). Sedangkan menurut Prawiradilaga
(2008:134) bahan ajar merupakan format materi yang dapat dikaitkan
dengan media, handouts atau buku, serta permainan bagi pembelajar.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa bahan
ajar adalah segala bentuk bahan seperti media, handouts atau buku,
serta permainan, yang digunakan untuk membantu guru dalam
4) Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil
belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2009:223). Sedangkan Majid
(2011:176) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus diselesaikan siswa, selain itu LKS juga memuat
petunjuk dan langkah-langkah penyelesaian tugas. Tugas yang terdapat
di dalam LKS harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa LKS
adalah sekumpulan kegiatan mendasar yang harus diselesaikan siswa
sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai untuk memaksimalkan
pemahaman siswa.
5) Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan
siswa kearah tujuan yang telah ditetapkan (Harjanto, 2008:277).
Evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa
evaluasi adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
3. Pecahan
a. Pengertian Pecahan
Marsigit (2009:23) menjelaskan bahwa pecahan adalah bilangan
yang dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b adalah bilangan bulat,
b ≠ 0, dan b bukan faktor dari a. Bilangan a disebut pembilang dan b
disebut penyebut. b tidak sama dengan 0 karena b merupakan unit dasar
keutuhan, jika 0 berarti tidak ada unit lengkap yang dapat digunakan
untuk membandingkan bagian-bagian lain.
Pecahan adalah suatu bilangan rasional yang menyatakan bagian
dari suatu benda yang utuh. Pecahan dalam ilustrasi gambar, bagian
yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan (ditandai dengan
arsiran). Bagian yang diarsir dinamakan pembilang dan yang utuh
dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut (Heruman, 2008:43).
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pecahan merupakan bilangan rasional yang dinyatakan dalam bentuk ,
bilangan a disebut pembilang dan b disebut penyebut, dengan b ≠ 0, dan
b bukan faktor dari a.
b. Penjumlahan Pecahan
Dalam pecahan terdapat operasi penjumlahan pecahan. menurut
Sukayati (2003:12) operasi penjumlahan pecahan dibedakan menjadi
dua macam, yaitu penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dan
penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda.
Penjumlahan pecahan berpenyebut sama supaya dapat diperoleh
hasilnya dengan menjumlahkan pembilangnya, sedangkan
penyebutnya tetap (Sukayati, 2003:20).
Contoh:
2) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda
Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda supaya dapat
memperoleh hasilnya maka penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu yaitu dengan mencari pecahan senilai atau
mencari KPK dari kedua penyebut (Sukayati, 2003:20).
a) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari
pecahan senilai.
Contoh:
Bentuk pecahan yang senilai dengan adalah , , , …
Bentuk pecahan yang senilai dengan adalah , , …
Pecahan senilai dari dan yang penyebutnya sama adalah
dan .
Jadi
b) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari
KPK.
Contoh:
Penyebut kedua pecahan adalah 3 dan 4, maka KPK dari 3
dan 4 adalah 12.
4. Pendekatan PMRI
Pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengadaptasi pendekatan pembelajaran matematika di Belanda yang
dikembangkan berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal di Institut
Freudenthal sejak tahun 1971 yang diberi nama Realistic Mathematic
Education (RME) (Hadi, 2005:7).
Daryanto dan Tasrial (2012:149) juga memaparkan bahwa
pendekatan RME dikembangkan berdasarkan pemikiran Freudenthal yang
menyatakan bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human
activities) dan harus dikaitkan dengan realitas.
Pandangan Freudenthal yang melandasi pengembangan RME juga
dijelaskan oleh Ali (2007:176), yang menjelaskan bahwa Freudenthal
memiliki pandangan agar matematika memiliki nilai kemanusiaan (human
value) sehingga pembelajarannya harus dikaitkan dengan realita, yaitu
dekat dengan pengalaman anak serta relevan untuk kehidupan masyarakat.
Ali (2007:177) berpendapat bahwa RME mencerminkan suatu pandangan
tentang matematika sebagai subject matter yaitu bagaimana anak belajar
matematika dan bagaimana matematika seharusnya diajarkan.
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah
pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic Mathematic
Education yang diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan
Siswono (2006:2) mengemukakan bahwa PMRI berdasarkan teori
pendidikan matematika yang dikembangkan dengan situasi dan kondisi
serta konteks di Indonesia, sehingga diberi akhiran "Indonesia" agar
memberi ciri yang berbeda.
.Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
PMRI adalah suatu pendekatan matematika hasil adaptasi dari RME yang
pembelajarannya harus dikaitkan dengan realita, yaitu dekat dengan
pengalaman anak serta relevan untuk kehidupan masyarakat.
a. Prinsip PMRI
Suryanto (2010:41) mengungkapkan tiga prinsip yang
merupakan dasar teoritis PMRI. Ketiga prinsip tersebut adalah guided
reinvention dan progressive mathematization, didactical
phenomenology serta self-developed model. Berikut adalah penjelasan
dari ketiga prinsip tersebut.
1) Guided Reinvention (Penemuan Kembali Terbimbing) dan
Progressive Mathematization (Matematisasi Progresif)
Prinsip guided reinvention adalah penemuan kembali
secara terbimbing. Melalui masalah kontekstual yang realistik
(yang dapat dibayangkan atau dipahami oleh siswa), yang
mengandung topik-topik matematis tertentu yang disajikan, siswa
diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali
ide-ide dan konsep matematis. (Suryanto, 2010:42)
Prinsip progressive mathematization (matematisasi
matematis. Dikatakan progresif karena terdiri atas dua langkah
yang berurutan, yaitu matematisasi horizontal (berawal dari
masalah kontekstual yang diberikan dan berakhir pada matematika
yang formal) dan matematisasi vertikal (dari matematika formal ke
matematika formal yang lebih luas atau lebih tinggi). (Suryanto,
2010:42)
2) Didactical Phenomenology (Fenomenologi Didaktis)
Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang
bersifat mendidik dan menekankan pentingnya masalah
kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematika kepada
siswa. Masalah kontekstual dipilih dengan mempertimbangkan
aspek kecocokan aplikasi yang harus diantisipasi dalam
pembelajaran dan kecocokan dalam proses reinvention, yang
berarti bahwa konsep, aturan, cara, atau sifat, termasuk model
sistematis, tidak disediakan atau diberitahukan oleh guru, tetapi
siswa perlu berusaha sendiri untuk menemukan atau membangun
sendiri dengan berpangkal pada masalah kontekstual. (Suryanto,
2010:42)
3) Self-developed Model (Membangun Sendiri Model)
Prinsip self-developed model menunjukkan adanya fungsi
”jembatan” yang berupa model. Pendekatan pembelajaran ini
berpangkal pada masalah kontekstual dan menuju ke matematika
formal, serta kebebasan pada siswa, sehingga siswa akan
PMRI yaitu model of dan model for. Model of masih dapat disebut
matematika informal. Model ini merupakan model yang
berpangkal dari masalah komtekstual dan menuju ke matematika
formal. Model kedua yaitu model for yang merupakan model yang
lebih umum yang dikembangkan melalui generalisasi atau
formalisasi. (Suryanto, 2010:43)
b. Karakteristik PMRI
Wijaya (2012:21-23) mengulas lima karateristik dalam PMR
yang dirumuskan oleh Treffers. Berikut penjelasan dari masing-masing
karakteristik yang dirumuskan oleh Treffers.
1) Penggunaan Konteks
Konteks realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran
matematika. Penggunaan konteks yang realistik dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam mengeksplorasi permasalahan yang
dihadapi. Eksplorasi bertujuan untuk menemukan jawaban dari
permasalahan yang diberikan dan untuk mengembangkan strategi
dalam penyelesaian masalah. Konteks realistik tidak harus berupa
masalah dalam kehidupan nyata tetapi dapat berupa permainan,
penggunaan alat peraga, dan situasi lain selama masih bermakna
dan dapat dibayangkan oleh siswa.
2) Penggunaan model
Model dalam pendekatan PMRI digunakan dalam
melakukan matematisasi secara progresif. Model berfungsi sebagai
pengetahuan matematika tingkat formal. Pemanfaatan hasil
konstruksi siswa
Dalam PMRI, siswa dibebaskan untuk dapat
mengembangkan pengetahuannya dalam memecahkan suatu
masalah dengan menggunakan cara maupun strategi yang
bervariasi. Hal ini bermanfaat bagi siswa dalam memahami konsep
matematika dan sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas
siswa.
3) Interaktivitas
Interaktivitas dalam PMRI bertujuan untuk menjalin
komunikasi dengan sesama agar proses belajar menjadi semakin
bermakna dan menjadi lebih singkat. Manfaat dari interaksi ini
adalah supaya siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif
dan afektifnya.
4) Keterkaitan
Konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun
banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan, oleh karena
itu konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara
terpisah. Melalui keterkaitan, satu pembelajaran matematika
diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu
konsep matematika secara bersamaan.
Berdasarkan rumusan karakteristik di atas, maka peneliti
untuk membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri
sehingga pembelajaran matematika menjadi bermakna.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya Yang Relevan
Penelitian Sari (2012) yang berjudul “Pengaruh pembelajaran
matematika realistik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 14 Palembang”. Merupakan penelitian eksperimen semu
(quasi-eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran
Matematika Realistik terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP
Negeri 14 Palembang. Sampel penelitian tersebut adalah siswa kelas VII.1
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.4 sebagai kelas kontrol. Untuk
pengumpulan data, penelitian ini menggunakan tes hasil belajar matematika
siswa. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 1.760 dengan derajat
kebebasan 69. Hasilnya model Pembelajaran Matematika Realistik
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri
14 Palembang.
Penelitian Hartati (2008) yang berjudul “Optimalisasi pembelajaran
matematika dengan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV SD
Muhammadiah Karangwaru”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan
matematika realistik dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran matematika
siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Karangwaru. Subjek penelitian adalah
siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Karangwaru tahun pelajaran 2006/2007
dari siklus I menjadi 79,18 pada siklus II dan sebanyak 76,92% atau 30 siswa
meningkat hasil belajarnya.
C. Kerangka Berpikir
Materi penjumlahan pecahan merupakan materi yang cukup sulit
dipahami oleh siswa kelas IV. Hal tersebut dikarenakan sifat abstrak dari
pecahan sehingga sulit dibayangkan siswa. Oleh karena itu guru perlu
menyampaikan materi dengan mengkaitan dengan konteks benda konkret
yang dekat dengan lingkungan siswa.
Pendekatan PMRI merupakan awal bagi siswa guna memperoleh
konsep pecahan dengan menekankan konstruksi dari konteks benda konkret.
Benda konkret yang ada di lingkungan sekitar siswa dapat digunakan sebagai
konteks pembelajaran matematika dalam membangun keterkaitan matematika
melalui interaksi sosial sehingga siswa lebih mudah dalam memahami konsep
pecahan.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengimplementasikan perangkat
pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada
siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mendeskripsikan implementasi perangkat pembelajaran
penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI dan mendeskripsikan
kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi
perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan
PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Perangkat
membantu siswa dalam memahami konsep matematika, terlebih pada materi
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis, setting, dan desain penelitian, persiapan, rencana setiap siklus, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, indikator keberhasilan serta jadwal penelitian. A. Jenis Penelitian
Peneliti ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, menurut Wibowo (2011:43) deskriptif kualitatif adalah penggambaran secara kualitatif fakta, data atau objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan berupa ungkapan bahasa atau wacana (apapun itu bentuknya) melalui interpretasi yang tepat dan sistematis.
Bogdan dan Taylor dalam Moeleong (2002:3) menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Berdasarkan pengertian di atas, data dari jenis penelitian ini akan tersaji dalam bentuk deskripsi.
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode pos 55283, Telepon 586236.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 35 siswa.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI. Materi pecahan yang akan dipelajari adalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari lima tahap yaitu mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan, dan implementasi. Berikut gambar bagan rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini:
Gambar 3.1 Bagan rancangan penelitian. Mempelajari
Penelitian Tahun Lalu
Revisi perangkat pembelajaran
Validasi perangkat pembelajaran Uji Keterbacaan
Bagan di tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Mempelajari Penelitian Tahun Lalu
Tahap yang pertama dalam penelitian ini adalah mempelajari penelitian tahun lalu. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh lima orang peneliti di kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1. Penelitian tahun lalu telah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi, dan bahan ajar yang mengakomodasi Pendekatan PMRI. Dalam penelitian tahun lalu, masing-masing peneliti membahas satu karakterisrik dari lima karakteristik PMRI. Berikut lima judul dari penelitian tahun lalu.
a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pecahan yang Menggunakan Masalah Kontekstual sebagai Starting Point Pembelajaran dengan Pendekatan PMRI di Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang ditulis oleh Roimartini.
b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Pemodelan dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang ditulis Erni Kurniasih.
d. Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Interaktivitas Siswa pada Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SDN Adisucipto 1 yang ditulis oleh Elfridha Joise Wahyuningtyas.
e. Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Karakteristik Intertwining pada Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang ditulis oleh Andreas Vetriyanto.
2. Revisi Perangkat Pembelajaran
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah melakukan revisi perangkat pembelajaran. Revisi yang peneliti lakukan pada perangkat pembelajaran disesuaikan dengan kondisi atau karakteristik siswa dan lingkungan tempat peneliti melakukan penelitian.
3. Validasi Perangkat Pembelajaran
Langkah keempat adalah uji keterbacaan. Uji keterbacaan dilakukan guna mengetahui pemahaman siswa dalam memahami isi dari perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan tersebut khususnya pada bahan ajar LKS dan soal evaluasi.
4. Implementasi
Langkah kelima dalam penelitian ini adalah implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan. Implementasi dilakukan di kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua dan ketiga adalah penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Materi yang dipelajari pada pertemuan keempat adalah siswa akan menyimpulkan penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Pada setiap pertemuan dilakukan observasi proses pembelajaran berdasarkan kelima karakteristik PMRI.
D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Data
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua instrumen data, yaitu instrumen data kuantitatif dan instrumen data kualitatif.
a. Instrumen data kuantitatif
Instrumen yang digunakan untuk menghasilkan data kuantitatif yaitu lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar angket uji keterbacaan, lembar angket respon siswa dan lembar soal evaluasi. Berikut penjelasan dari keempat instrumen tersebut.
1) Lembar validasi perangkat pembelajaran
Lembar validasi perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini diambil dari penelitian tahun lalu milik Vetriyanto (2012: 93-96).
2) Lembar angket uji keterbacaan
Angket uji keterbacaan digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap perangkat pembelajaran berupa bahan ajar, LKS dan soal evaluasi. Peneliti mengunakan angket uji keterbacaan dari penelitian tahun lalu milik Vetriyanto (2012: 98).
3) Lembar angket respon siswa
Evaluasi digunakan untuk melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI.
b. Instrumen data kualitatif
Instrumen yang digunakan untuk menghasilkan data kualitatif berasal dari lembar pedoman wawancara dan dokumentasi pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua instrumen tersebut.
1) Lembar pedoman wawancara
Peneliti menggunakan dua lembar pedoman wawancara yaitu wawancara untuk guru dan wawancara untuk siswa. Lembar pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon guru dan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI.
2) Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari rekaman video dan foto-foto yang kegiatan pembelajaran. Dokumentasi dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan guna memperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Berikut penjelasan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
siswa dan lembar evaluasi. Validasi perangkat pembelajaran dinilai oleh dua orang dosen matematika yang ahli dalam PMRI dan satu orang guru kelas IV. Setelah melakukan validasi perangkat pembelajaran, peneliti melakukan uji keterbacaan. Uji keterbacaan ini dilakukan di kelas IV SD Negeri Sambirito 2 Purwomartani dengan enam siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda, yaitu dua siswa dengan kemampuan tinggi, dua siswa dengan kemampuan sedang, serta dua siswa dengan kemampuan rendah. Keenam siswa tersebut memberi penilaian terhadap bahan ajar, LKS dan soal evaluasi.
Data kuantitatif berikutnya berasal dari lembar evaluasi. Evaluasi dilakukan pada pertemuan keempat untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti juga menyebarkan angket kepada siswa untuk megetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI.
2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
kata-kata. Tujuan dari transkripsi video ini adalah untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Data yang didapat dari lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar angket uji keterbacaan dan lembar angket respon siswa dianalisis menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif ini kemudian dirubah kedalam data kualitatif berdasarkan acuan disertasi Fatimah Setiani (2011: 171) berikut ini.
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk Angka Interval skor rata-rata Kategori
4 3,25< M ≤ 4,00 Sangat baik 3 2,50< M ≤ 3,25 Baik 2 1,65< M ≤ 2,50 Kurang baik 1 0,00< M ≤ 1,75 Tidak baik
Sumber : Setiani (2011: 171) Keterangan:
M = rerata skor untuk setiap aspek yang dinilai = = skor suatu item
= jumlah responden yang memilih item tertentu = jumlah seluruh responden
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif berasal dari wawancara guru dan siswa, serta transkripsi video. Hasil perekaman video ditranskripsikan, yaitu menyajikan kembali segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran ke dalam bentuk narasi tertulis. Data yang diperoleh dari transkripsi video juga dianalisis untuk mendeskripsikan lima karakter PMRI yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung.
Penentuan kemunculan indikator yang diharapkan dapat dilihat berdasarkan RPP yang telah disusun. Perhitungan presentase kemunculan indikator dilakukan dengan cara membandingkan kemunculan indikator yang diharapkan pada RPP dengan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung yang berupa transkripsi dan gambar. Kriteria kemunculan indikator yang diharapkan merupakan hasil presentase setiap indikator dengan berpedoman pada tabel kriteria kemunculan indikator karakteristik PMRI. Kriteria kemunculan indikator menggunakan presentil 56% dari total presentase yang harus dicapai, dan diberi kriteria cukup (Masidjo, 1995: 157). Kriteria kemunculan indikator karakteristik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Kriteria Kemunculan Indikator Karakteristik PMRI
No Rentangan Presentase Kriteria
1. 81%-100% Sangat maksimal
2. 66%-80% Maksimal
3. 56%-65% Cukup maksimal
4. 46%-55% Kurang maksimal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui
implementasi dari produk perangkat pembelajaran pecahan yang
menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV di SD BOPKRI
Demangan III. Berdasarkan tujuan tersebut, peneliti melakukan tahap-tahap
penelitian yaitu mempelajari perangkat pembelajaran pecahan dari penelitian
terdahulu, revisi perangkat pecahan, validasi oleh dua dosen ahli dan satu guru
kelas IV sekolah dasar, uji keterbacaaan oleh guru dan siswa, dan
implementasi perangkat pembelajaran pecahan pada siswa kelas IV SD
BOPKRI Demangan III.
1. Perangkat Penelitian Tahun Lalu
Penelitian tahun lalu telah menghasilkan produk berupa perangkat
pembelajaran pecahan yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi, dan bahan ajar yang
mengakomodasi Pendekatan PMRI. Langkah awal yang penulis lakukan
adalah mempelajari perangkat pembelajaran tersebut untuk mengetahui
bagian mana yang perlu direvisi agar sesuai dengan penelitian yang akan
penulis lakukan.
Penelitian tahun lalu diawali dengan analisis kebutuhan berupa
Analisis kebutuhan tersebut dilakukan untuk mengetahui komponen
pembelajaran matematika yang dibutuhkan untuk mengakomodasi
pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI.
Kemudian peneliti membuat produk yang mengacu pada mata
pelajaran matematika kelas IV dengan Kompetensi Dasar 6.3 yaitu
menjumlahkan pecahan. Produk yang disusun tersebut terdiri dari silabus,
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa),
bahan ajar, dan soal evaluasi yang dibuat berdasarkan hasil analisis
kebutuhan yang telah dilakukan.
Silabus disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan menggunakan format yang sudah ditentukan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Silabus ini mengalami
pengembangan dalam penjabaran indikatornya, yaitu dalam indikator
terkandung aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertujuan untuk
memfasilitasi kenampakan karakteristik PMRI.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun peneliti
menggunakan pendekatan PMRI dan proses pembelajaran disusun dengan
memunculkan kelima karakteristik PMRI.
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun menampilkan
petunjuk-petunjuk kegiatan pembelajaran. Soal yang dibuat berupa soal cerita
kontekstual yang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan ajar yang dibuat menarik siswa, dengan gambar-gambar
berupa materi pecahan, petunjuk permainan dan lirik lagu, soal-soal
latihan dan soal evaluasi.
Soal evaluasi disusun untuk setiap pertemuan berdasarkan materi
yang telah diajarkan. Soal evaluasi akhir disusun dari keseluruhan materi
pecahan yang sudah dipelajari yaitu penjumlahan pecahan berpenyebut
sama dan pecahan yang berpenyebut berbeda.
Setelah membuat perangkat pembelajaran, peneliti melakukan
validasi perangkat pembelajaran untuk memastikan perangkat
pembelajaran yang sudah dibuat sudah sesuai dan mengakomodasi
karakteristik PMRI. Hasil validasi perangkat pembelajaran tersebut
mendapatkan skor rata-rata 3,54 dengan kategori sangat baik. Peneliti juga
melakukan uji keterbacaan di kelas IVB SD Negeri Adisucipto 1 dengan
34 siswa dengan mengisi angket uji keterbacaan. Hasil uji keterbacaan
tersebut adalah 3,55 dengan kategori sangat baik.
2. Revisi Perangkat Pecahan
Setelah mempelajari produk perangkat pembelajaran pecahan
kemudian penulis melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran
berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli dan guru kelas IV, serta hasil
dari uji keterbacaan untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran
pecahan. Penulis melakukan revisi bersama dengan 3 orang peneliti yang
melakukan implementasi perangkat pembelajaran pecahan di sekolah dasar
34 a. Silabus
Penulis melakukan beberapa revisi pada silabus yaitu:
1) Menambahkan kegiatan refleksi pada setiap pertemuan yaitu peserta didik merefleksikan pembelajaran hari tersebut dengan
mengarsir gambar bintang. Perubahan kegiatan refleksi tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui
banyaknya gambar yang diarsir, semakin banyak gambar yang diarsir berarti siswa semakin paham.
2) Mengubah beberapa pengalaman belajar, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Revisi Pengalaman Belajar pada Silabus
Pengalaman Belajar Alasan
Penelitian Terdahulu Revisi
Pertemuan 1 Siswa melihat cerita yang ditayangkan
melalui video mengenai konsep pecahan Peserta didik diajak untuk melakukan permainan “Mencari Pasangan” Perubahan kegiatan karena permainan mencari pasangan menggunakan puzzle dari gambar lingkaran yang diarsir membentuk pecahan lebih membimbing siswa untuk mengenal nilai pecahan. Kegiatan ini termasuk dalam karakteristik PMRI yaitu pemodelan dan interaktivitas. Pertemuan 2
Guru memberikan permasalahan mengenai
penjumlahan berpenyebut beda Guru menyampaikan sebuah cerita untuk mengingatkan konsep penjumlah pecahan berpenyebut sama
35 konsep penjumlahan pecahan berpenyebut
sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut beda
Pertemuan 3
- Siswa diminta mempresentasikan hasil jawaban di depan kelas
- Siswa lain memberi tanggapan terhadap hasil presentasi teman
Beberapa kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi (jawaban) mereka di depan kelas dengan menuliskan hasil jawaban pada papan tulis.
Pada kegiatan presentasi tidak semua peserta didik melakukan presentasi dan hanya dipilih beberapa kelompok yang hasil diskusinya berbeda dengan kelompok lain. Pada kegiatan ini hasil jawaban kelompok dituliskan di papan tulis agar seluruh kelas dapat melihat hasil diskusi dari kelompok lain.
- Peserta didik yang lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap hasil pekerjaan kelompok yang presentasi
- Peserta didik yang memberikan tanggapan akan mendapatkan bintang.
Kegiatan ini ditambahkan untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam menanggapi hasil pekerjaan kelompok berupa pemberian bintang, sebagai salah satu karakteristik PMRI yaitu interaktivitas.
Pertemuan 4
Siswa diminta membuat kesimpulan
mengenai pola penjumlahan pecahan Peserta didik bersama kelompok diminta untuk membuat kesimpulan mengenai pola penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dan berpenyebut beda.
36 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Beberapa revisi yang dilakukan pada RPP telah dibahas di revisi silabus, berikut revisi lain dari RPP pada beberapa pertemuan:
1. Menambahkan keterangan karakteristik PMRI pada setiap kegiatan pembelajaran. Contohnya: “Peserta didik dan guru
menyepakati norma belajar (PMRI 4 - interaktivitas)”. Penambahan keterangan karakteristik ini dilakukan agar guru dan
peneliti lebih mudah memahami kegiatan yang termasuk dalam karakteristik PMRI.
2. Mengubah kegiatan refleksi pada setiap pertemuan menjadi “Peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini dengan
mengarsir gambar bintang”. Perubahan kegiatan refleksi tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui
banyaknya gambar yang diarsir, semakin banyak gambar yang diarsir berarti siswa semakin paham.
3. Mengubah beberapa kegiatan pembelajaran, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Revisi Kegiatan Belajar pada RPP
Kegiatan Pembelajaran Alasan
Penelitian Terdahulu Revisi
Pertemuan 1 Apersepsi: Peserta didik melihat cerita
37 apersepsi ini lebih membimbing siswa
dalam mengenal nilai pecahan Siswa diminta untuk mempresentasikan
cara menemukan jawaban mereka di depan kelas.
Beberapa kelompok mempresentasikan cara
menemukan jawaban mereka di depan kelas Perubahan kegiatan ini dilakukan karena tidak memungkinkan jika semua siswa maju presentasi, sehingga guru hanya memilih beberapa kelompok yang jawabannya berbeda untuk mempresentasikan cara menemukan jawabannya di depan kelas
Pertemuan 2 Apersepsi: “Andre memiliki pizza sebanyak
bagian yang ia peroleh dari ibunya. Kemudian Andre mendapatkan lagi bagian pizza dari kakak. Berapa banyak kepada Risang. Beberapa saat kemudian Risang mendapatkan 1 potong pizza lagi sama jenisnya dari kakak. Berapa banyak bagian pizza yang dimiliki oleh Risang sekarang?”
Perubahan cerita apersepsi ini dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam memahami permasalahan dan lebih mengkonstruksi pengetahuan siswa tentang bagaimana bilangan pecahan terbentuk.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 siswa berdasarkan bentuk nomor dada yang diberikan
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang berdasarkan warna nomor dada yang telah diberikan
Penambahan jumlah siswa tiap kelompok dikarenakan jika setiap kelompok terdiri dari 3 siswa maka akan terbentuk banyak kelompok sehingga akan berdampak pada waktu untuk presentasi.
Pertemuan 3 Pada penelitian terdahulu tidak menjelaskan
38 Apersepsi : Siswa diajak untuk bermain
“Kuis Cepat Tepat”. Apersepsi: Peserta didik diajak untuk bermain “Kuis Cepat Tepat” yaitu guru membacakan sebuah soal untuk dijawab dengan cepat dan benar. Peserta didik yang dapat menjawab dengan cepat dan tepat akan mendapatkan bintang
Kegiatan ini ditambahkan untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam menjawab pertanyaan berupa pemberian bintang, sebagai salah satu karakteristik PMRI yaitu kontribusi siswa.
Pertemuan 4 Pada penelitian terdahulu tidak menjelaskan
cara pembagian kelompok Peserta didik berkumpul dengan kelompok seperti kelompok pertemuan sebelumnya. Kegiatan ini ditambahkan karena pada silabus dan RPP penelitian terdahulu tidak dijelaskan cara pembagian kelompok.
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Penulis melakukan revisi pada LKS yaitu:
1. Mengubah beberapa gambar pada LKS sesuai dengan materi dan karakteristik siswa sekolah dasar.
2. Mengubah kegiatan refleksi menjadi “Arsirlah gambar bintang berikut ini sesuai dengan banyaknya pemahamanmu terhadap
pelajaran hari ini!”.
39 Perubahan kegiatan refleksi tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui banyaknya gambar yang diarsir,
semakin banyak gambar yang diarsir berarti siswa semakin paham, siswa juga menuliskan apa saja yang dipahami pada
pembelajaran hari tersebut.
3. Hasil revisi pada tiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Revisi Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa Alasan
Penelitian Terdahulu Revisi
Pertemuan 1 Perhatikan video yang diputarkan oleh
gurumu! Bergabunglah dengan kelompokmu dan pilihlah alat peraga yang sudah disediakan oleh gurumu!
Penggantian perintah pada kegiatan belajar 1 dilakukan karena kegiatan menonton video menggunakan LCD sangat tidak efisien sebab LCD tidak digunakan lagi untuk kegiatan selanjutnya.
Selesaikan masalah berikut ini menggunakan cara kalian sendiri dengan bantuan alat peraga yang telah kalian pilih! (alat peraga sudah disediakan).
Selesaikan masalah berikut ini menggunakan cara kalian sendiri dengan bantuan alat peraga yang telah kalian pilih. Tulislah cara dan sertakan gambar penyelesaiannya! (alat peraga sudah disediakan).
40 Soal a: Pada penelitian tahun lalu tidak
terdapat gambar ilustrasi Soal a: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.
Soal a: Ibu memotong roti pizza menjadi empat bagian sama besar. Kemudian potongan roti tadi dibagikan kepada Ani, Budi, dan Cindy. Masing-masing anak mendapat satu potong roti, sehingga masih tersisa 1 potong roti pizza. Lalu satu potong roti yang tersisa itu ibu berikan kepada Ani. Berapa bagian roti pizza yang dimiliki Ani sekarang?
Soal a: Ibu memotong kue bolu menjadi empat bagian sama besar. Kemudian potongan kue tadi dibagikan kepada Diana, Friza, dan Erika. Masing-masing mendapat satu potong kue, sehingga masih tersisa satu potong kue. Lalu satu potong kue itu ibu berikan kepada Diana. Berapa bagian kue yang dimiliki Diana sekarang?
Mengubah beberapa kata pada soal agar lebih mudah dipahami oleh siswa
Soal b: Pada penelitian tahun lalu tidak
terdapat gambar ilustrasi Soal b: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.
Soal b: Ibu mempunyai satu tahu. Ibu akan menggoreng tahu tersebut. Supaya tahunya tidak terlalu panjang, maka ibu memotong tahu tersebut menjadi tiga bagian sama besar. Setelah dibumbui dua potong tahu dimasukkan ke dalam wajan. Karena masih
Soal b: Ibu mempunyai sepotong tahu. Ibu akan menggoreng tahu tersebut, maka ibu memotong tahu menjadi tiga bagian sama besar. Setelah dibumbui, dua potong tahu dimasukkan ke dalam wajan. Karena masih ada tempat di wajan maka ibu memasukkan
41 ada tempat maka ibu memasukkan lagi
sepotong tahu. Berapa bagian tahu yang ada di wajan?
lagi satu potong tahu. Berapa bagian tahu yang ada di wajan?
Kegiatan belajar 3:
Buatlah kesimpulan tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama bersama kelompokmu!
Kegiatan belajar 3:
Rumuskanlah pola penjumlahan pecahan berpenyebut sama bersama kelompokmu!
Mengubah beberapa kata pada perintah agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
Kegiatan belajar 4:
Kerjakan soal evaluasi! Kegiatan belajar 4: Kerjakan soal evaluasi secara individu! Penambahan perintah dilakukan karena pada penelitian terdahulu perintah untuk mengerjakan soal evaluasi belum jelas untuk dikerjakan secara individu atau kelompok, sehingga pada LKS penelitian ini lebih diperjelas dengan memberi perintah untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu.
Pertemuan 2 Kerjakan masalah berikut ini menggunakan
“papan pizza”! Kerjakan masalah berikut ini menggunakan “papan pizza” dan gambarlah cara kalian menyelesaikan!
Penambahan perintah dilakukan agar langkah-langkah penyelesaian masalah dari siswa dapat terlihat.
Soal a: Pada penelitian tahun lalu tidak
terdapat gambar ilustrasi Soal a: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal. membagi pizzanya menjadi 4 potong sama besar, sedangkan Bella membagi pizzanya
42 sedangkan Putri membagi pizzanya menjadi
2 bagian yang sama besar. Dafa memberikan 1 bagian dari pizzanya kepada Bu Jum dan beberapa saat kemudian Putri juga memberikan 1 bagian dari pizzanya kepada Bu Jum. Berapakah jumlah bagian pizza yang diterima oleh Bu Jum?
menjadi 2 potong sama besar. Dika memberikan 1 potong pizzanya kepada bu Fajar dan kemudian Bella juga memberikan 1 potong pizzanya kepada bu Fajar. Berapakah jumlah bagian pizza yang diterima oleh bu Fajar?
Soal b: Pada penelitian tahun lalu tidak
terdapat gambar ilustrasi Soal b: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.
Soal b: Santi mempunyai kue. Kemudian ibu memberinya lagi seperempat kue yang sama jenisnya. Berapakah bagian kue yang dimiliki Santi sekarang?
Soal b: Kakak mempunyai satu bungkus tempe yang dipotong menjadi 3 potong. Kakak memberikan 2 potong tempenya kepada Vivi. Ibu mempunyai tempe yang dipotong menjadi 4 potong. Kemudian ibu memberikan 1 potong tempenya kepada Vivi. Berapa bagian tempe yang dimiliki Vivi sekarang?
Perubahan soal cerita pada penelitian terdahulu agar lebih mudah untuk diselesaikan siswa menggunakan media papan pecahan serta siswa lebih mengkonstruksi pengetahuan bagaimana bilangan pecahan terbentuk.
Kegiatan belajar 4:
43 Pertemuan 3
Kegiatan belajar 4:
Kerjakan soal evaluasi! Kegiatan belajar 4: Kerjakan soal evaluasi secara individu! Pada penelitian terdahulu perintah untuk mengerjakan soal evaluasi belum jelas untuk dikerjakan secara individu atau kelompok, sehingga pada LKS penelitian ini lebih diperjelas dengan memberi perintah untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu.
Soal a: Pada penelitian tahun lalu tidak
terdapat gambar ilustrasi Soal a: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.
d. Bahan Ajar
Penulis melakukan revisi pada bahan ajar yaitu:
1. Revisi soal latihan sudah dijelaskan pada bagian Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Revisi soal evaluasi akan dijelaskan pada bagian evaluasi.