• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta"

Copied!
312
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV

SD BOPKRI DEMANGAN III YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Winda Sukma Anindita

NIM: 091134031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV

SD BOPKRI DEMANGAN III YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Winda Sukma Anindita

NIM: 091134031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Desember 2013 Penulis

(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Winda Sukma Anindita

NIM : 091134031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD BOPKRI Demangan III

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis atau memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Desember 2013 Penulis

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Pastikan beriman (SQ), berilmu (IQ), dan beramal (EQ).”

“Jangan salahkan dirimu atas keputusan yang salah. Setiap orang membuatnya. Jadikan mereka pelajaran tuk keputusanmu selanjutnya”

“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Al Qu’ran, Al-Ikhlas: 1-4)

Persembahan:

 Kedua orang tuaku, Dra. Sri Rumiyatun dan Ir. Waruju Raharjo yang senantiasa memberikan dukungan, doa, pengarahan, dan kasih sayang tiada henti.

Kakakku Meta Rahmaningrum, S.Pd., dan adikku Radiksa Ardianto yang selalu mendoakan dan memberikan bantuan.

(8)

ABSTRAK

Anindita, Winda Sukma. 2013. Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang berjumlah 35 siswa. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu. Penelitian ini terdiri dari 5 tahap yaitu mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan dan implementasi. Implementasi dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi perangkat pembelajaran, hasil angket uji keterbacaan, hasil angket respon siswa dan hasil evaluasi belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari transkripsi video proses pembelajaran, observasi kelas dan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi.

Hasil penelitian ini adalah proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD BOPKRI Demangan III dapat berjalan sesuai dengan rancangan dalam perangkat pembelajaran. Indikator-indikator pada setiap karakteristik PMRI sudah muncul dalam proses pembelajaran. Indikator dari karakteristik penggunaan konteks muncul sangat maksimal dengan presentase 87,5%. Indikator dari karakteristik penggunaan model muncul maksimal dengan presentase 77,8%. Indikator dari karakteristik penggunaan kontribusi siswa muncul sangat maksimal dengan presentase 81,7%. Indikator dari karakteristik penggunaan interaktivitas siswa muncul sangat maksimal dengan presentase 83,2%. Dan indikator dari karakteristik penggunaan keterkaitan muncul sangat maksimal dengan presentase 91,7%.

(9)

ABSTRACT

Anindita, Winda Sukma. 2013. Learning Instruments of Fractions Addition using PMRI Approach Implementation in the Fourth Grade of BOPKRI Demangan III Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program Study, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research used to descript the process of learning instruments of fractions addition using PMRI approach implementation in the fourth grade of BOPKRI Demangan III Elementary School. This research also used to descript the emergence of the indicators of PMRI characteristics during the learning process in the fourth grade.

This research is a descriptive research. Subjects of research are students in the fourth grade of BOPKRI Demangan III Elementary School with 35 students. This research is a continuation of last year's research. The steps of this research consisted of five stages: researched study last year, learned instrument revision, validation, readability test and implementation. Implementation meetings held four times. The data collected in the form of quantitative data and qualitative data. The quantitative data obtained from the results of the validation study, the results of the questionnaire readability test, the results of student questionnaire responses and evaluation of student learning outcomes. The qualitative data obtained from the video transcript of learning process, classroom observations and interviews. The data obtained are presented in the form of descriptions.

The results of this research are that the process of learning instrument fractions addition using PMRI approach implementation in the fourth grade of BOPKRI Demangan III Elementary School be run in accordance with the design of the learning instrument. The indicators of every PMRI characteristic already appeared in the learning process. Indicator of characteristics use of context appeared very maximal with presentage 87,5% . Indicator of characteristics use of model appears maximal with presentage 77,8%. Indicator of the characteristics use of students contribution appeared very maximal with presentage 81,7% Indicator of the characteristics use of students interactivity appeared very maximal with presentage 83,2%. And the indicators of the characteristics use of linkages appeared very maximal with presentage 91,7%.

(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari barbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. P. Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan kritik, saran, dorongan, waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kritik, saran, waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Agnes Herlina DH. M.T., M.Sc. selaku dosen penguji ketiga yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis untuk memperbaiki skripsi.

8. Jajuk Triningsih, S.Th., selaku Kepala Sekolah SD BOPKRI Demangan III yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

9. Mustari Admini, S.PAK., selaku guru kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang telah memberikan waktu, tenaga, dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

(11)

11. Dra. Sri Rumiyatun dan Ir. Waruju Raharjo yang selalu mendoakan serta membantu penulis secara moril dan materiil.

12. Meta Rahmaningrum, S.Pd dan Radiksa Ardianto yang selalu memberikan dukungan.

13. Stefanus Sukirno yang selalu setia mendampingi dan memberi semangat. 14. Teman-teman seperjuangan payung PMRI (Eko, Kristian, Stevani, Lina,

Novi, Tika, Dini, Tyas, Erni) yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama melaksanakan bimbingan.

15. Sahabatku Luluk, Brigitta, Ulin, Mayang, dan Sisca yang telah menemani, memberikan dukungan dan bantuan.

16. Teman-teman kelas 8A angkatan 2009 atas kebersamaannya selama ini. 17. Kepala sekolah, guru, dan murid SD Agape yang telah memberi dukungan

dan semangat.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian dan penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengaharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun demi menyempurnakan penelitian ini. Penulis berharap skripi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 10 Desember 2013 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI ... v

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Implementasi ... 7

2. Perangkat Pembelajaran ... 7

3. Pecahan ... 11

4. Pendekatan PMRI ... 13

B. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 18

C. Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

(13)

C. Rancangan Penelitian ... 22

D. Instrumen Penelitian ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

1. Paparan Penelitian Tahun Lalu ... 31

2. Revisi Perangkat Pecahan ... 33

3. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 48

4. Uji Keterbacaan ... 49

5. Implementasi ... 50

B. Paparan Hasil Analisis dan Pembahasan Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 57

1. Hasil Analisis Kemunculan Indikator Setiap Karakteristik PMRI ... 57

2. Rangkuman Kemunculan Indikator Setiap Karakteristik PMRI dalam Pembelajaran ... 123

3. Respon Guru dan Siswa ... 134

4. Refleksi Implementasi ... 138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 141

B. Saran ... 143

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.5 Siswa antusias dan bersemangat bermain “Papan Harga” ... 65

Gambar 4.6 Tahu, roti tawar dan bolu sebagai media pembelajaran pada pertemuan pertama ... 68

Gambar 4.11 Hasil potongan tahu siswa sebagai strategi informal dalam menyelesaikan soal pada LKS ... 71

Gambar 4.12 Siswa memotong roti pizza sebagai strategi informal dalam mengerjakan soal yang dibacakan guru ... 72

Gambar 4.13 Memodelkan soal ke dalam kalimat matematika pada hasil jawaban evaluasi X28 ... 74

Gambar 4.14 Rumus matematika pada hasil pekerjaan X7 evaluasi pertemuan pertama ... 75

(15)

Gambar 4.22 Siswa demontrasi menggunakan papan pizza di dalam

kelompok ... 97

Gambar 4.23 Siswa demontrasi menggunakan papan pecahan di dalam kelompok ... 98

Gambar 4.24 Guru berkeliling memeriksa pekerjaan tiap kelompok ... 99

Gambar 4.25 Siswa mempresentasikan jawaban dengan menulis di papan tulis ... 105

Gambar 4.26 Kerjasama siswa saat menyusun puzzle ... 106

Gambar 4.27 Kerjasama siswa pada permainan papan harga ... 107

Gambar 4.28 Siswa memperhatikan temannya yang sedang menyampaikan pendapat ... 110

Gambar 4.29 Siswa memperhatikan temannya yang sedang presentasi ... 110

Gambar 4.30 Siswa menyusun puzzle menjadi sebuah lingkaran ... 113

Gambar 4.31 Gambar persegi panjang pada hasil pekerjaan siswa ... 114

Gambar 4.32 Hasil pekerjaan siswa pada penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan menggunakan KPK ... 116

Gambar 4.33 Hasil kesimpulan siswa ... 120

Gambar 4.34 Gambar cara penyelesaian masalah ... 121

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ... 29

Tabel 3.2 Kriteria Kemunculan Indikator Karakteristik PMRI ... 30

Tabel 4.1 Revisi Pengalaman Belajar pada Silabus ... 34

Tabel 4.2 Revisi Kegiatan Belajar pada RPP ... 36

Tabel 4.3 Revisi Lembar Kerja Siswa ... 39

Tabel 4.4 Revisi Bahan Ajar ... 44

Tabel 4.5 Revisi Soal Evaluasi ... 46

Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli ... 48

Tabel 4.7 Hasil Uji Keterbacaan ... 49

Tabel 4.8 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Konteks ... 124

Tabel 4.9 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Model ... 126

Tabel 4.10 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Kontribusi Siswa ... 128

Tabel 4.11 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Interaktivitas ... 130

Tabel 4.12 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Keterkaitan ... 132

Tabel 4.13 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 134

Tabel 4.14 Hasil Angket Respon Siswa ... 136

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 13 Kriteria Penilaian Soal Evaluasi ... [64]

Lampiran 14 Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... [65]

Lampiran 15 Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... [66]

Lampiran 16 Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... [67]

Lampiran 17 Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... [68]

Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... [70]

Lampiran 19 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... [70]

Lampiran 20 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... [71]

Lampiran 21 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... [71]

Lampiran 22 Instrumen Validasi ... [73]

Lampiran 23 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... [77]

Lampiran 24 Hasil Olah Data Validasi Perangkat Pembelajaran ... [89]

Lampiran 25 Kisi-kisi Angket Uji Keterbacaan ... [95]

Lampiran 26 Angket Uji Keterbacaan ... [95]

Lampiran 27 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ... [96]

Lampiran 28 Angket Respon Siswa ... [96]

Lampiran 29 Lembar Indikator Karakteristik PMRI ... [97]

(18)

Lampiran 31 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ... [100]

Lampiran 32 Rubrik Penilaian Proses ... [101]

Lampiran 33 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 1 ... [105]

Lampiran 34 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 2 ... [107]

Lampiran 35 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 3 ... [109]

Lampiran 36 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 4 ... [111]

Lampiran 37 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... [112]

Lampiran 38 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... [114]

Lampiran 39 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... [116]

Lampiran 40 Hasil Pekerjaan Siswa pada Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... [117]

Lampiran 41 Hasil Penilaian Siswa ... [119]

Lampiran 42 Transkripsi Pertemuan 1 ... [123]

Lampiran 43 Transkripsi Pertemuan 2 ... [129]

Lampiran 44 Transkripsi Pertemuan 3 ... [135]

Lampiran 45 Transkripsi Pertemuan 4 ... [139]

Lampiran 46 Foto Kegiatan Implementasi ... [144]

Lampiran 47 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... [145]

Lampiran 48 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... [146]

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan dunia nyata siswa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga harus dilaksanakan menggunakan pendekatan belajar yang relevan dengan paradigma pendidikan sekarang. Paradigma baru lebih menekankan peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. (Zamroni, 2000:24)

(20)

dengan paradigma pendidikan sekarang. Oleh karena itu ketika menyampaikan materi, guru perlu mengaitan materi dengan konteks benda konkret yang dekat dengan lingkungan siswa

Pada tanggal 17 Januari 2013, penulis melakukan observasi di kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta. Ketika guru mengajarkan materi pecahan, siswa kurang paham terhadap materi yang disampaikan sehingga guru harus mengulang penjelasan. Siswa sulit untuk membayangkan konsep pecahan yang abstrak sehingga mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal dari guru. Siswa pun menjadi mengeluh dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengaitan materi dengan benda konkret yang ada di lingkungan siswa ketika guru menyampaikan materi.

(21)

Berdasarkan fakta diatas, penulis tergerak untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan PMRI. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu. Penelitian tahun lalu merupakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Adisucipto 1 (Kurniasih, Pusporini, Roimartini, Vetrianto, Wahyuningtyas, 2012). Pada penelitian tahun lalu telah didapatkan produk berupa perangkat pecahan dengan Kompetensi Dasar “menjumlahkan pecahan” menggunakan pendekatan PMRI. Sedangkan dalam penelitian ini akan dilakukan implementasi perangkat penjumlahan pecahan dari penelitian sebelumnya pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013. Sebelum diimplementasikan, perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan akan direvisi terlebih dahulu disesuaikan dengan lingkungan siswa sekolah tersebut.

Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian deskriptif kualitatif dengan judul: “Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

(22)

2. Bagaimana kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III.

2. Mendeskripsikan kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI.

2. Bagi Guru

(23)

3. Bagi Siswa

Siswa lebih aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan dan menerima kritik atau saran dari orang lain, memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta mampu mengkonstruksi pengetahuan.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran yang lebih baik sebagai upaya menciptakan pembelajaran inovatif, meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghimbau kepada guru agar menggunakan pendekatan PMRI untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

5. Bagi Prodi

Sebagai tambahan bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian deskriptif kualitatif khususnya yang mengimplementasikan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta.

E. Definisi Operasional

(24)

2. Perangkat pecahan adalah seperangkat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa, dan soal evaluasi dengan Kompetensi Dasar “Menjumlahkan Pecahan”.

3. Pecahan adalah bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk

dengan a dan b merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan kelipatan bilangan b.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian,

yaitu kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya yang relevan, kerangka

berpikir,dan hipotesis tindakan. Berikut adalah uraian dari landasan teori.

A. Kajian Pustaka

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan

sumber daya (Sanjaya, 2008:25). Menurut Kamus Terbaru Bahasa

Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan, penerapan (Tim Reality,

2008:299). Sedangkan menurut Mulyasa (2008:178) implementasi, yaitu

suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu

tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan

pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.

Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

implementasi adalah kegiatan penerapan atau pelaksanaan dari strategi,

ide, konsep, kebijakan, dan inovasi yang memberikan dampak baik berupa

perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai maupun sikap.

2. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan dalam

proses pembelajaran (Ibrahim dalam Trianto, 2009:201). Perangkat

(26)

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), instrumen

evaluasi, dan tes hasil belajar siswa.

Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan perangkat

pembelajaran adalah perangkat yang digunakan guru dan siswa dalam

proses pembelajaran, yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal

evaluasi.

Penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran sebagai

berikut.

1) Silabus

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa

silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran

(Sanjaya, 2008:54). Menurut Mushlich (2007:23) silabus adalah

penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus memuat

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi

waktu dan sumber belajar.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

silabus adalah rencana pembelajaran yang memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber

(27)

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang

akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007:45).

Menurut Sanjaya (2008:173) RPP adalah program perencanaan yang

disusun sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Komponen RPP

meliputi tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media, dan

sumber belajar serta komponen evaluasi.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa RPP

adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per topik yang akan

diterapkan guru, meliputi tujuan pembelajaran, materi pelajaran,

metode, media, dan sumber belajar serta komponen evaluasi.

3) Bahan ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar (Majid, 2011:173). Sedangkan menurut Prawiradilaga

(2008:134) bahan ajar merupakan format materi yang dapat dikaitkan

dengan media, handouts atau buku, serta permainan bagi pembelajar.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa bahan

ajar adalah segala bentuk bahan seperti media, handouts atau buku,

serta permainan, yang digunakan untuk membantu guru dalam

(28)

4) Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus

dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya

pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil

belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2009:223). Sedangkan Majid

(2011:176) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran berisi

tugas yang harus diselesaikan siswa, selain itu LKS juga memuat

petunjuk dan langkah-langkah penyelesaian tugas. Tugas yang terdapat

di dalam LKS harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa LKS

adalah sekumpulan kegiatan mendasar yang harus diselesaikan siswa

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai untuk memaksimalkan

pemahaman siswa.

5) Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan

siswa kearah tujuan yang telah ditetapkan (Harjanto, 2008:277).

Evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan dan

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan paparan di atas penulis menyimpulkan bahwa

evaluasi adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat

kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

(29)

3. Pecahan

a. Pengertian Pecahan

Marsigit (2009:23) menjelaskan bahwa pecahan adalah bilangan

yang dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b adalah bilangan bulat,

b ≠ 0, dan b bukan faktor dari a. Bilangan a disebut pembilang dan b

disebut penyebut. b tidak sama dengan 0 karena b merupakan unit dasar

keutuhan, jika 0 berarti tidak ada unit lengkap yang dapat digunakan

untuk membandingkan bagian-bagian lain.

Pecahan adalah suatu bilangan rasional yang menyatakan bagian

dari suatu benda yang utuh. Pecahan dalam ilustrasi gambar, bagian

yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan (ditandai dengan

arsiran). Bagian yang diarsir dinamakan pembilang dan yang utuh

dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut (Heruman, 2008:43).

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pecahan merupakan bilangan rasional yang dinyatakan dalam bentuk ,

bilangan a disebut pembilang dan b disebut penyebut, dengan b ≠ 0, dan

b bukan faktor dari a.

b. Penjumlahan Pecahan

Dalam pecahan terdapat operasi penjumlahan pecahan. menurut

Sukayati (2003:12) operasi penjumlahan pecahan dibedakan menjadi

dua macam, yaitu penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dan

penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda.

(30)

Penjumlahan pecahan berpenyebut sama supaya dapat diperoleh

hasilnya dengan menjumlahkan pembilangnya, sedangkan

penyebutnya tetap (Sukayati, 2003:20).

Contoh:

2) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda

Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda supaya dapat

memperoleh hasilnya maka penyebutnya harus disamakan

terlebih dahulu yaitu dengan mencari pecahan senilai atau

mencari KPK dari kedua penyebut (Sukayati, 2003:20).

a) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari

pecahan senilai.

Contoh:

Bentuk pecahan yang senilai dengan adalah , , , …

Bentuk pecahan yang senilai dengan adalah , , …

Pecahan senilai dari dan yang penyebutnya sama adalah

dan .

Jadi

b) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari

KPK.

Contoh:

Penyebut kedua pecahan adalah 3 dan 4, maka KPK dari 3

dan 4 adalah 12.

(31)

4. Pendekatan PMRI

Pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengadaptasi pendekatan pembelajaran matematika di Belanda yang

dikembangkan berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal di Institut

Freudenthal sejak tahun 1971 yang diberi nama Realistic Mathematic

Education (RME) (Hadi, 2005:7).

Daryanto dan Tasrial (2012:149) juga memaparkan bahwa

pendekatan RME dikembangkan berdasarkan pemikiran Freudenthal yang

menyatakan bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human

activities) dan harus dikaitkan dengan realitas.

Pandangan Freudenthal yang melandasi pengembangan RME juga

dijelaskan oleh Ali (2007:176), yang menjelaskan bahwa Freudenthal

memiliki pandangan agar matematika memiliki nilai kemanusiaan (human

value) sehingga pembelajarannya harus dikaitkan dengan realita, yaitu

dekat dengan pengalaman anak serta relevan untuk kehidupan masyarakat.

Ali (2007:177) berpendapat bahwa RME mencerminkan suatu pandangan

tentang matematika sebagai subject matter yaitu bagaimana anak belajar

matematika dan bagaimana matematika seharusnya diajarkan.

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah

pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic Mathematic

Education yang diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan

(32)

Siswono (2006:2) mengemukakan bahwa PMRI berdasarkan teori

pendidikan matematika yang dikembangkan dengan situasi dan kondisi

serta konteks di Indonesia, sehingga diberi akhiran "Indonesia" agar

memberi ciri yang berbeda.

.Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

PMRI adalah suatu pendekatan matematika hasil adaptasi dari RME yang

pembelajarannya harus dikaitkan dengan realita, yaitu dekat dengan

pengalaman anak serta relevan untuk kehidupan masyarakat.

a. Prinsip PMRI

Suryanto (2010:41) mengungkapkan tiga prinsip yang

merupakan dasar teoritis PMRI. Ketiga prinsip tersebut adalah guided

reinvention dan progressive mathematization, didactical

phenomenology serta self-developed model. Berikut adalah penjelasan

dari ketiga prinsip tersebut.

1) Guided Reinvention (Penemuan Kembali Terbimbing) dan

Progressive Mathematization (Matematisasi Progresif)

Prinsip guided reinvention adalah penemuan kembali

secara terbimbing. Melalui masalah kontekstual yang realistik

(yang dapat dibayangkan atau dipahami oleh siswa), yang

mengandung topik-topik matematis tertentu yang disajikan, siswa

diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali

ide-ide dan konsep matematis. (Suryanto, 2010:42)

Prinsip progressive mathematization (matematisasi

(33)

matematis. Dikatakan progresif karena terdiri atas dua langkah

yang berurutan, yaitu matematisasi horizontal (berawal dari

masalah kontekstual yang diberikan dan berakhir pada matematika

yang formal) dan matematisasi vertikal (dari matematika formal ke

matematika formal yang lebih luas atau lebih tinggi). (Suryanto,

2010:42)

2) Didactical Phenomenology (Fenomenologi Didaktis)

Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang

bersifat mendidik dan menekankan pentingnya masalah

kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematika kepada

siswa. Masalah kontekstual dipilih dengan mempertimbangkan

aspek kecocokan aplikasi yang harus diantisipasi dalam

pembelajaran dan kecocokan dalam proses reinvention, yang

berarti bahwa konsep, aturan, cara, atau sifat, termasuk model

sistematis, tidak disediakan atau diberitahukan oleh guru, tetapi

siswa perlu berusaha sendiri untuk menemukan atau membangun

sendiri dengan berpangkal pada masalah kontekstual. (Suryanto,

2010:42)

3) Self-developed Model (Membangun Sendiri Model)

Prinsip self-developed model menunjukkan adanya fungsi

”jembatan” yang berupa model. Pendekatan pembelajaran ini

berpangkal pada masalah kontekstual dan menuju ke matematika

formal, serta kebebasan pada siswa, sehingga siswa akan

(34)

PMRI yaitu model of dan model for. Model of masih dapat disebut

matematika informal. Model ini merupakan model yang

berpangkal dari masalah komtekstual dan menuju ke matematika

formal. Model kedua yaitu model for yang merupakan model yang

lebih umum yang dikembangkan melalui generalisasi atau

formalisasi. (Suryanto, 2010:43)

b. Karakteristik PMRI

Wijaya (2012:21-23) mengulas lima karateristik dalam PMR

yang dirumuskan oleh Treffers. Berikut penjelasan dari masing-masing

karakteristik yang dirumuskan oleh Treffers.

1) Penggunaan Konteks

Konteks realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran

matematika. Penggunaan konteks yang realistik dapat melibatkan

siswa secara aktif dalam mengeksplorasi permasalahan yang

dihadapi. Eksplorasi bertujuan untuk menemukan jawaban dari

permasalahan yang diberikan dan untuk mengembangkan strategi

dalam penyelesaian masalah. Konteks realistik tidak harus berupa

masalah dalam kehidupan nyata tetapi dapat berupa permainan,

penggunaan alat peraga, dan situasi lain selama masih bermakna

dan dapat dibayangkan oleh siswa.

2) Penggunaan model

Model dalam pendekatan PMRI digunakan dalam

melakukan matematisasi secara progresif. Model berfungsi sebagai

(35)

pengetahuan matematika tingkat formal. Pemanfaatan hasil

konstruksi siswa

Dalam PMRI, siswa dibebaskan untuk dapat

mengembangkan pengetahuannya dalam memecahkan suatu

masalah dengan menggunakan cara maupun strategi yang

bervariasi. Hal ini bermanfaat bagi siswa dalam memahami konsep

matematika dan sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas

siswa.

3) Interaktivitas

Interaktivitas dalam PMRI bertujuan untuk menjalin

komunikasi dengan sesama agar proses belajar menjadi semakin

bermakna dan menjadi lebih singkat. Manfaat dari interaksi ini

adalah supaya siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif

dan afektifnya.

4) Keterkaitan

Konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun

banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan, oleh karena

itu konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara

terpisah. Melalui keterkaitan, satu pembelajaran matematika

diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu

konsep matematika secara bersamaan.

Berdasarkan rumusan karakteristik di atas, maka peneliti

(36)

untuk membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri

sehingga pembelajaran matematika menjadi bermakna.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya Yang Relevan

Penelitian Sari (2012) yang berjudul “Pengaruh pembelajaran

matematika realistik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

Negeri 14 Palembang”. Merupakan penelitian eksperimen semu

(quasi-eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran

Matematika Realistik terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP

Negeri 14 Palembang. Sampel penelitian tersebut adalah siswa kelas VII.1

sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.4 sebagai kelas kontrol. Untuk

pengumpulan data, penelitian ini menggunakan tes hasil belajar matematika

siswa. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 1.760 dengan derajat

kebebasan 69. Hasilnya model Pembelajaran Matematika Realistik

berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri

14 Palembang.

Penelitian Hartati (2008) yang berjudul “Optimalisasi pembelajaran

matematika dengan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV SD

Muhammadiah Karangwaru”. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan

matematika realistik dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran matematika

siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Karangwaru. Subjek penelitian adalah

siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Karangwaru tahun pelajaran 2006/2007

(37)

dari siklus I menjadi 79,18 pada siklus II dan sebanyak 76,92% atau 30 siswa

meningkat hasil belajarnya.

C. Kerangka Berpikir

Materi penjumlahan pecahan merupakan materi yang cukup sulit

dipahami oleh siswa kelas IV. Hal tersebut dikarenakan sifat abstrak dari

pecahan sehingga sulit dibayangkan siswa. Oleh karena itu guru perlu

menyampaikan materi dengan mengkaitan dengan konteks benda konkret

yang dekat dengan lingkungan siswa.

Pendekatan PMRI merupakan awal bagi siswa guna memperoleh

konsep pecahan dengan menekankan konstruksi dari konteks benda konkret.

Benda konkret yang ada di lingkungan sekitar siswa dapat digunakan sebagai

konteks pembelajaran matematika dalam membangun keterkaitan matematika

melalui interaksi sosial sehingga siswa lebih mudah dalam memahami konsep

pecahan.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengimplementasikan perangkat

pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI pada

siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk mendeskripsikan implementasi perangkat pembelajaran

penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI dan mendeskripsikan

kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada implementasi

perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan

PMRI pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Perangkat

(38)

membantu siswa dalam memahami konsep matematika, terlebih pada materi

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis, setting, dan desain penelitian, persiapan, rencana setiap siklus, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, indikator keberhasilan serta jadwal penelitian. A. Jenis Penelitian

Peneliti ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, menurut Wibowo (2011:43) deskriptif kualitatif adalah penggambaran secara kualitatif fakta, data atau objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan berupa ungkapan bahasa atau wacana (apapun itu bentuknya) melalui interpretasi yang tepat dan sistematis.

Bogdan dan Taylor dalam Moeleong (2002:3) menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Berdasarkan pengertian di atas, data dari jenis penelitian ini akan tersaji dalam bentuk deskripsi.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

(40)

Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode pos 55283, Telepon 586236.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 sejumlah 35 siswa.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI. Materi pecahan yang akan dipelajari adalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari lima tahap yaitu mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan, dan implementasi. Berikut gambar bagan rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini:

Gambar 3.1 Bagan rancangan penelitian. Mempelajari

Penelitian Tahun Lalu

Revisi perangkat pembelajaran

Validasi perangkat pembelajaran Uji Keterbacaan

(41)

Bagan di tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Mempelajari Penelitian Tahun Lalu

Tahap yang pertama dalam penelitian ini adalah mempelajari penelitian tahun lalu. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh lima orang peneliti di kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1. Penelitian tahun lalu telah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi, dan bahan ajar yang mengakomodasi Pendekatan PMRI. Dalam penelitian tahun lalu, masing-masing peneliti membahas satu karakterisrik dari lima karakteristik PMRI. Berikut lima judul dari penelitian tahun lalu.

a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pecahan yang Menggunakan Masalah Kontekstual sebagai Starting Point Pembelajaran dengan Pendekatan PMRI di Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang ditulis oleh Roimartini.

b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Pemodelan dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang ditulis Erni Kurniasih.

(42)

d. Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Interaktivitas Siswa pada Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SDN Adisucipto 1 yang ditulis oleh Elfridha Joise Wahyuningtyas.

e. Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Karakteristik Intertwining pada Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 yang ditulis oleh Andreas Vetriyanto.

2. Revisi Perangkat Pembelajaran

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah melakukan revisi perangkat pembelajaran. Revisi yang peneliti lakukan pada perangkat pembelajaran disesuaikan dengan kondisi atau karakteristik siswa dan lingkungan tempat peneliti melakukan penelitian.

3. Validasi Perangkat Pembelajaran

(43)

Langkah keempat adalah uji keterbacaan. Uji keterbacaan dilakukan guna mengetahui pemahaman siswa dalam memahami isi dari perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan tersebut khususnya pada bahan ajar LKS dan soal evaluasi.

4. Implementasi

Langkah kelima dalam penelitian ini adalah implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan. Implementasi dilakukan di kelas IV SD BOPKRI Demangan III. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua dan ketiga adalah penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Materi yang dipelajari pada pertemuan keempat adalah siswa akan menyimpulkan penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Pada setiap pertemuan dilakukan observasi proses pembelajaran berdasarkan kelima karakteristik PMRI.

D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Data

(44)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua instrumen data, yaitu instrumen data kuantitatif dan instrumen data kualitatif.

a. Instrumen data kuantitatif

Instrumen yang digunakan untuk menghasilkan data kuantitatif yaitu lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar angket uji keterbacaan, lembar angket respon siswa dan lembar soal evaluasi. Berikut penjelasan dari keempat instrumen tersebut.

1) Lembar validasi perangkat pembelajaran

Lembar validasi perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini diambil dari penelitian tahun lalu milik Vetriyanto (2012: 93-96).

2) Lembar angket uji keterbacaan

Angket uji keterbacaan digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap perangkat pembelajaran berupa bahan ajar, LKS dan soal evaluasi. Peneliti mengunakan angket uji keterbacaan dari penelitian tahun lalu milik Vetriyanto (2012: 98).

3) Lembar angket respon siswa

(45)

Evaluasi digunakan untuk melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI.

b. Instrumen data kualitatif

Instrumen yang digunakan untuk menghasilkan data kualitatif berasal dari lembar pedoman wawancara dan dokumentasi pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua instrumen tersebut.

1) Lembar pedoman wawancara

Peneliti menggunakan dua lembar pedoman wawancara yaitu wawancara untuk guru dan wawancara untuk siswa. Lembar pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon guru dan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI.

2) Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari rekaman video dan foto-foto yang kegiatan pembelajaran. Dokumentasi dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan guna memperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Berikut penjelasan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

(46)

siswa dan lembar evaluasi. Validasi perangkat pembelajaran dinilai oleh dua orang dosen matematika yang ahli dalam PMRI dan satu orang guru kelas IV. Setelah melakukan validasi perangkat pembelajaran, peneliti melakukan uji keterbacaan. Uji keterbacaan ini dilakukan di kelas IV SD Negeri Sambirito 2 Purwomartani dengan enam siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda, yaitu dua siswa dengan kemampuan tinggi, dua siswa dengan kemampuan sedang, serta dua siswa dengan kemampuan rendah. Keenam siswa tersebut memberi penilaian terhadap bahan ajar, LKS dan soal evaluasi.

Data kuantitatif berikutnya berasal dari lembar evaluasi. Evaluasi dilakukan pada pertemuan keempat untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti juga menyebarkan angket kepada siswa untuk megetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI.

2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

(47)

kata-kata. Tujuan dari transkripsi video ini adalah untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

1. Analisis Data Kuantitatif

Data yang didapat dari lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar angket uji keterbacaan dan lembar angket respon siswa dianalisis menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif ini kemudian dirubah kedalam data kualitatif berdasarkan acuan disertasi Fatimah Setiani (2011: 171) berikut ini.

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk Angka Interval skor rata-rata Kategori

4 3,25< M ≤ 4,00 Sangat baik 3 2,50< M ≤ 3,25 Baik 2 1,65< M ≤ 2,50 Kurang baik 1 0,00< M ≤ 1,75 Tidak baik

Sumber : Setiani (2011: 171) Keterangan:

M = rerata skor untuk setiap aspek yang dinilai = = skor suatu item

= jumlah responden yang memilih item tertentu = jumlah seluruh responden

(48)

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif berasal dari wawancara guru dan siswa, serta transkripsi video. Hasil perekaman video ditranskripsikan, yaitu menyajikan kembali segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran ke dalam bentuk narasi tertulis. Data yang diperoleh dari transkripsi video juga dianalisis untuk mendeskripsikan lima karakter PMRI yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung.

Penentuan kemunculan indikator yang diharapkan dapat dilihat berdasarkan RPP yang telah disusun. Perhitungan presentase kemunculan indikator dilakukan dengan cara membandingkan kemunculan indikator yang diharapkan pada RPP dengan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung yang berupa transkripsi dan gambar. Kriteria kemunculan indikator yang diharapkan merupakan hasil presentase setiap indikator dengan berpedoman pada tabel kriteria kemunculan indikator karakteristik PMRI. Kriteria kemunculan indikator menggunakan presentil 56% dari total presentase yang harus dicapai, dan diberi kriteria cukup (Masidjo, 1995: 157). Kriteria kemunculan indikator karakteristik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Kriteria Kemunculan Indikator Karakteristik PMRI

No Rentangan Presentase Kriteria

1. 81%-100% Sangat maksimal

2. 66%-80% Maksimal

3. 56%-65% Cukup maksimal

4. 46%-55% Kurang maksimal

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui

implementasi dari produk perangkat pembelajaran pecahan yang

menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas IV di SD BOPKRI

Demangan III. Berdasarkan tujuan tersebut, peneliti melakukan tahap-tahap

penelitian yaitu mempelajari perangkat pembelajaran pecahan dari penelitian

terdahulu, revisi perangkat pecahan, validasi oleh dua dosen ahli dan satu guru

kelas IV sekolah dasar, uji keterbacaaan oleh guru dan siswa, dan

implementasi perangkat pembelajaran pecahan pada siswa kelas IV SD

BOPKRI Demangan III.

1. Perangkat Penelitian Tahun Lalu

Penelitian tahun lalu telah menghasilkan produk berupa perangkat

pembelajaran pecahan yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi, dan bahan ajar yang

mengakomodasi Pendekatan PMRI. Langkah awal yang penulis lakukan

adalah mempelajari perangkat pembelajaran tersebut untuk mengetahui

bagian mana yang perlu direvisi agar sesuai dengan penelitian yang akan

penulis lakukan.

Penelitian tahun lalu diawali dengan analisis kebutuhan berupa

(50)

Analisis kebutuhan tersebut dilakukan untuk mengetahui komponen

pembelajaran matematika yang dibutuhkan untuk mengakomodasi

pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI.

Kemudian peneliti membuat produk yang mengacu pada mata

pelajaran matematika kelas IV dengan Kompetensi Dasar 6.3 yaitu

menjumlahkan pecahan. Produk yang disusun tersebut terdiri dari silabus,

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa),

bahan ajar, dan soal evaluasi yang dibuat berdasarkan hasil analisis

kebutuhan yang telah dilakukan.

Silabus disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan menggunakan format yang sudah ditentukan oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Silabus ini mengalami

pengembangan dalam penjabaran indikatornya, yaitu dalam indikator

terkandung aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertujuan untuk

memfasilitasi kenampakan karakteristik PMRI.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun peneliti

menggunakan pendekatan PMRI dan proses pembelajaran disusun dengan

memunculkan kelima karakteristik PMRI.

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun menampilkan

petunjuk-petunjuk kegiatan pembelajaran. Soal yang dibuat berupa soal cerita

kontekstual yang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Bahan ajar yang dibuat menarik siswa, dengan gambar-gambar

(51)

berupa materi pecahan, petunjuk permainan dan lirik lagu, soal-soal

latihan dan soal evaluasi.

Soal evaluasi disusun untuk setiap pertemuan berdasarkan materi

yang telah diajarkan. Soal evaluasi akhir disusun dari keseluruhan materi

pecahan yang sudah dipelajari yaitu penjumlahan pecahan berpenyebut

sama dan pecahan yang berpenyebut berbeda.

Setelah membuat perangkat pembelajaran, peneliti melakukan

validasi perangkat pembelajaran untuk memastikan perangkat

pembelajaran yang sudah dibuat sudah sesuai dan mengakomodasi

karakteristik PMRI. Hasil validasi perangkat pembelajaran tersebut

mendapatkan skor rata-rata 3,54 dengan kategori sangat baik. Peneliti juga

melakukan uji keterbacaan di kelas IVB SD Negeri Adisucipto 1 dengan

34 siswa dengan mengisi angket uji keterbacaan. Hasil uji keterbacaan

tersebut adalah 3,55 dengan kategori sangat baik.

2. Revisi Perangkat Pecahan

Setelah mempelajari produk perangkat pembelajaran pecahan

kemudian penulis melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran

berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli dan guru kelas IV, serta hasil

dari uji keterbacaan untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran

pecahan. Penulis melakukan revisi bersama dengan 3 orang peneliti yang

melakukan implementasi perangkat pembelajaran pecahan di sekolah dasar

(52)

34 a. Silabus

Penulis melakukan beberapa revisi pada silabus yaitu:

1) Menambahkan kegiatan refleksi pada setiap pertemuan yaitu peserta didik merefleksikan pembelajaran hari tersebut dengan

mengarsir gambar bintang. Perubahan kegiatan refleksi tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui

banyaknya gambar yang diarsir, semakin banyak gambar yang diarsir berarti siswa semakin paham.

2) Mengubah beberapa pengalaman belajar, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Revisi Pengalaman Belajar pada Silabus

Pengalaman Belajar Alasan

Penelitian Terdahulu Revisi

Pertemuan 1 Siswa melihat cerita yang ditayangkan

melalui video mengenai konsep pecahan Peserta didik diajak untuk melakukan permainan “Mencari Pasangan” Perubahan kegiatan karena permainan mencari pasangan menggunakan puzzle dari gambar lingkaran yang diarsir membentuk pecahan lebih membimbing siswa untuk mengenal nilai pecahan. Kegiatan ini termasuk dalam karakteristik PMRI yaitu pemodelan dan interaktivitas. Pertemuan 2

Guru memberikan permasalahan mengenai

penjumlahan berpenyebut beda Guru menyampaikan sebuah cerita untuk mengingatkan konsep penjumlah pecahan berpenyebut sama

(53)

35 konsep penjumlahan pecahan berpenyebut

sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut beda

Pertemuan 3

- Siswa diminta mempresentasikan hasil jawaban di depan kelas

- Siswa lain memberi tanggapan terhadap hasil presentasi teman

Beberapa kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi (jawaban) mereka di depan kelas dengan menuliskan hasil jawaban pada papan tulis.

Pada kegiatan presentasi tidak semua peserta didik melakukan presentasi dan hanya dipilih beberapa kelompok yang hasil diskusinya berbeda dengan kelompok lain. Pada kegiatan ini hasil jawaban kelompok dituliskan di papan tulis agar seluruh kelas dapat melihat hasil diskusi dari kelompok lain.

- Peserta didik yang lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap hasil pekerjaan kelompok yang presentasi

- Peserta didik yang memberikan tanggapan akan mendapatkan bintang.

Kegiatan ini ditambahkan untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam menanggapi hasil pekerjaan kelompok berupa pemberian bintang, sebagai salah satu karakteristik PMRI yaitu interaktivitas.

Pertemuan 4

Siswa diminta membuat kesimpulan

mengenai pola penjumlahan pecahan Peserta didik bersama kelompok diminta untuk membuat kesimpulan mengenai pola penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dan berpenyebut beda.

(54)

36 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Beberapa revisi yang dilakukan pada RPP telah dibahas di revisi silabus, berikut revisi lain dari RPP pada beberapa pertemuan:

1. Menambahkan keterangan karakteristik PMRI pada setiap kegiatan pembelajaran. Contohnya: “Peserta didik dan guru

menyepakati norma belajar (PMRI 4 - interaktivitas)”. Penambahan keterangan karakteristik ini dilakukan agar guru dan

peneliti lebih mudah memahami kegiatan yang termasuk dalam karakteristik PMRI.

2. Mengubah kegiatan refleksi pada setiap pertemuan menjadi “Peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini dengan

mengarsir gambar bintang”. Perubahan kegiatan refleksi tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui

banyaknya gambar yang diarsir, semakin banyak gambar yang diarsir berarti siswa semakin paham.

3. Mengubah beberapa kegiatan pembelajaran, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Revisi Kegiatan Belajar pada RPP

Kegiatan Pembelajaran Alasan

Penelitian Terdahulu Revisi

Pertemuan 1 Apersepsi: Peserta didik melihat cerita

(55)

37 apersepsi ini lebih membimbing siswa

dalam mengenal nilai pecahan Siswa diminta untuk mempresentasikan

cara menemukan jawaban mereka di depan kelas.

Beberapa kelompok mempresentasikan cara

menemukan jawaban mereka di depan kelas Perubahan kegiatan ini dilakukan karena tidak memungkinkan jika semua siswa maju presentasi, sehingga guru hanya memilih beberapa kelompok yang jawabannya berbeda untuk mempresentasikan cara menemukan jawabannya di depan kelas

Pertemuan 2 Apersepsi: “Andre memiliki pizza sebanyak

bagian yang ia peroleh dari ibunya. Kemudian Andre mendapatkan lagi bagian pizza dari kakak. Berapa banyak kepada Risang. Beberapa saat kemudian Risang mendapatkan 1 potong pizza lagi sama jenisnya dari kakak. Berapa banyak bagian pizza yang dimiliki oleh Risang sekarang?”

Perubahan cerita apersepsi ini dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam memahami permasalahan dan lebih mengkonstruksi pengetahuan siswa tentang bagaimana bilangan pecahan terbentuk.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 siswa berdasarkan bentuk nomor dada yang diberikan

Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang berdasarkan warna nomor dada yang telah diberikan

Penambahan jumlah siswa tiap kelompok dikarenakan jika setiap kelompok terdiri dari 3 siswa maka akan terbentuk banyak kelompok sehingga akan berdampak pada waktu untuk presentasi.

Pertemuan 3 Pada penelitian terdahulu tidak menjelaskan

(56)

38 Apersepsi : Siswa diajak untuk bermain

“Kuis Cepat Tepat”. Apersepsi: Peserta didik diajak untuk bermain “Kuis Cepat Tepat” yaitu guru membacakan sebuah soal untuk dijawab dengan cepat dan benar. Peserta didik yang dapat menjawab dengan cepat dan tepat akan mendapatkan bintang

Kegiatan ini ditambahkan untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam menjawab pertanyaan berupa pemberian bintang, sebagai salah satu karakteristik PMRI yaitu kontribusi siswa.

Pertemuan 4 Pada penelitian terdahulu tidak menjelaskan

cara pembagian kelompok Peserta didik berkumpul dengan kelompok seperti kelompok pertemuan sebelumnya. Kegiatan ini ditambahkan karena pada silabus dan RPP penelitian terdahulu tidak dijelaskan cara pembagian kelompok.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Penulis melakukan revisi pada LKS yaitu:

1. Mengubah beberapa gambar pada LKS sesuai dengan materi dan karakteristik siswa sekolah dasar.

2. Mengubah kegiatan refleksi menjadi “Arsirlah gambar bintang berikut ini sesuai dengan banyaknya pemahamanmu terhadap

pelajaran hari ini!”.

(57)

39 Perubahan kegiatan refleksi tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui banyaknya gambar yang diarsir,

semakin banyak gambar yang diarsir berarti siswa semakin paham, siswa juga menuliskan apa saja yang dipahami pada

pembelajaran hari tersebut.

3. Hasil revisi pada tiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Revisi Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa Alasan

Penelitian Terdahulu Revisi

Pertemuan 1 Perhatikan video yang diputarkan oleh

gurumu! Bergabunglah dengan kelompokmu dan pilihlah alat peraga yang sudah disediakan oleh gurumu!

Penggantian perintah pada kegiatan belajar 1 dilakukan karena kegiatan menonton video menggunakan LCD sangat tidak efisien sebab LCD tidak digunakan lagi untuk kegiatan selanjutnya.

Selesaikan masalah berikut ini menggunakan cara kalian sendiri dengan bantuan alat peraga yang telah kalian pilih! (alat peraga sudah disediakan).

Selesaikan masalah berikut ini menggunakan cara kalian sendiri dengan bantuan alat peraga yang telah kalian pilih. Tulislah cara dan sertakan gambar penyelesaiannya! (alat peraga sudah disediakan).

(58)

40 Soal a: Pada penelitian tahun lalu tidak

terdapat gambar ilustrasi Soal a: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.

Soal a: Ibu memotong roti pizza menjadi empat bagian sama besar. Kemudian potongan roti tadi dibagikan kepada Ani, Budi, dan Cindy. Masing-masing anak mendapat satu potong roti, sehingga masih tersisa 1 potong roti pizza. Lalu satu potong roti yang tersisa itu ibu berikan kepada Ani. Berapa bagian roti pizza yang dimiliki Ani sekarang?

Soal a: Ibu memotong kue bolu menjadi empat bagian sama besar. Kemudian potongan kue tadi dibagikan kepada Diana, Friza, dan Erika. Masing-masing mendapat satu potong kue, sehingga masih tersisa satu potong kue. Lalu satu potong kue itu ibu berikan kepada Diana. Berapa bagian kue yang dimiliki Diana sekarang?

Mengubah beberapa kata pada soal agar lebih mudah dipahami oleh siswa

Soal b: Pada penelitian tahun lalu tidak

terdapat gambar ilustrasi Soal b: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.

Soal b: Ibu mempunyai satu tahu. Ibu akan menggoreng tahu tersebut. Supaya tahunya tidak terlalu panjang, maka ibu memotong tahu tersebut menjadi tiga bagian sama besar. Setelah dibumbui dua potong tahu dimasukkan ke dalam wajan. Karena masih

Soal b: Ibu mempunyai sepotong tahu. Ibu akan menggoreng tahu tersebut, maka ibu memotong tahu menjadi tiga bagian sama besar. Setelah dibumbui, dua potong tahu dimasukkan ke dalam wajan. Karena masih ada tempat di wajan maka ibu memasukkan

(59)

41 ada tempat maka ibu memasukkan lagi

sepotong tahu. Berapa bagian tahu yang ada di wajan?

lagi satu potong tahu. Berapa bagian tahu yang ada di wajan?

Kegiatan belajar 3:

Buatlah kesimpulan tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama bersama kelompokmu!

Kegiatan belajar 3:

Rumuskanlah pola penjumlahan pecahan berpenyebut sama bersama kelompokmu!

Mengubah beberapa kata pada perintah agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

Kegiatan belajar 4:

Kerjakan soal evaluasi! Kegiatan belajar 4: Kerjakan soal evaluasi secara individu! Penambahan perintah dilakukan karena pada penelitian terdahulu perintah untuk mengerjakan soal evaluasi belum jelas untuk dikerjakan secara individu atau kelompok, sehingga pada LKS penelitian ini lebih diperjelas dengan memberi perintah untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu.

Pertemuan 2 Kerjakan masalah berikut ini menggunakan

“papan pizza”! Kerjakan masalah berikut ini menggunakan “papan pizza” dan gambarlah cara kalian menyelesaikan!

Penambahan perintah dilakukan agar langkah-langkah penyelesaian masalah dari siswa dapat terlihat.

Soal a: Pada penelitian tahun lalu tidak

terdapat gambar ilustrasi Soal a: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal. membagi pizzanya menjadi 4 potong sama besar, sedangkan Bella membagi pizzanya

(60)

42 sedangkan Putri membagi pizzanya menjadi

2 bagian yang sama besar. Dafa memberikan 1 bagian dari pizzanya kepada Bu Jum dan beberapa saat kemudian Putri juga memberikan 1 bagian dari pizzanya kepada Bu Jum. Berapakah jumlah bagian pizza yang diterima oleh Bu Jum?

menjadi 2 potong sama besar. Dika memberikan 1 potong pizzanya kepada bu Fajar dan kemudian Bella juga memberikan 1 potong pizzanya kepada bu Fajar. Berapakah jumlah bagian pizza yang diterima oleh bu Fajar?

Soal b: Pada penelitian tahun lalu tidak

terdapat gambar ilustrasi Soal b: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.

Soal b: Santi mempunyai kue. Kemudian ibu memberinya lagi seperempat kue yang sama jenisnya. Berapakah bagian kue yang dimiliki Santi sekarang?

Soal b: Kakak mempunyai satu bungkus tempe yang dipotong menjadi 3 potong. Kakak memberikan 2 potong tempenya kepada Vivi. Ibu mempunyai tempe yang dipotong menjadi 4 potong. Kemudian ibu memberikan 1 potong tempenya kepada Vivi. Berapa bagian tempe yang dimiliki Vivi sekarang?

Perubahan soal cerita pada penelitian terdahulu agar lebih mudah untuk diselesaikan siswa menggunakan media papan pecahan serta siswa lebih mengkonstruksi pengetahuan bagaimana bilangan pecahan terbentuk.

Kegiatan belajar 4:

(61)

43 Pertemuan 3

Kegiatan belajar 4:

Kerjakan soal evaluasi! Kegiatan belajar 4: Kerjakan soal evaluasi secara individu! Pada penelitian terdahulu perintah untuk mengerjakan soal evaluasi belum jelas untuk dikerjakan secara individu atau kelompok, sehingga pada LKS penelitian ini lebih diperjelas dengan memberi perintah untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu.

Soal a: Pada penelitian tahun lalu tidak

terdapat gambar ilustrasi Soal a: Penambahan gambar ilustrasi untuk mempermudah siswa dalam membayangkan benda pada soal LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan pada soal.

d. Bahan Ajar

Penulis melakukan revisi pada bahan ajar yaitu:

1. Revisi soal latihan sudah dijelaskan pada bagian Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Revisi soal evaluasi akan dijelaskan pada bagian evaluasi.

Gambar

Gambar 3.1 Bagan rancangan penelitian.
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk
tabel berikut.
Tabel 4.1 Revisi Pengalaman Belajar pada Silabus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah dinamika FN yang dipaparkan dengan terjadinya kenaikan dukungan dari pemilu Presiden Prancis tahun 2007 ke 2012. Kenaikan ini dipengaruhi

Walaupun arus merupakan faktor pembatas utama pada zona deras, namun dasar yang keras dapat menjadi permukaan yang cocok bagi organisme (hewan dan tumbuhan) untuk menempel

Dari semua perubahan pada kedua bentuk antena ini diketahui bahwa lebar saluran catu yang disisipkan dibawah patch dan penyetelan stub pendek memegang peranan penting dalam

Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria yang digunakan

Pada penelitian ini, proses pengklasifikasian citra X-ray melalui proses fourier filter, wavelet haar filter, dan clahe filter untuk filtering, selanjutnya

Unjuk kerja suatu menara pendingin bergantung pada nilai efektifitas, bilangan NTU, dan kapasitas pendinginan yang dihasilkan.Untuk menara pendingin terbuka

(1) Kecuali ditentukan lain dalam Surat Perjanjian ini, maka untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib mengutamakan jasa dan produksi Dalam Negeri

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pada citra dengan kontur tepi yang banyak lekukan, komponen konveks yang dihasilkan