• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKAIAN PROTOTIPE SISTEM PENGATURAN PADA TRAFFIC LIGHT MENGGUNAKAN TENAGA SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega16.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANGKAIAN PROTOTIPE SISTEM PENGATURAN PADA TRAFFIC LIGHT MENGGUNAKAN TENAGA SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega16."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKAIAN PROTOTIPE SISTEM PENGATURAN PADA TRAFFIC LIGHT MENGGUNAKAN TENAGA SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega16

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

CHARLES S YEFTA SOUISA NPM. 0634015039

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

JAWA TIMUR

(2)

RANGKAIAN PROTOTIPE SISTEM PENGATURAN PADA TRAFFIC LIGHT MENGGUNAKAN TENAGA SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega16

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh :

CHARLES SIMSON YEFTA SOUISA

NPM. 0634015039

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

JAWA TIMUR

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RANGKAIAN PROTOTIPE SISTEM PENGATURAN PADA TRAFFIC LIGHT MENGGUNAKAN TENAGA SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega16

Disusun Oleh :

CHARLES SIMSON YEFTA SOUISA

NPM. 0634015039

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2011 / 2012

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pambangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369 070 602 09 Pembimbing Utama

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 379 070 602 09

Pembimbing Pendamping

(4)

TUGAS AKHIR

RANGKAIAN PROTOTIPE SISTEM PENGATURAN PADA TRAFFIC LIGHT MENGGUNAKAN TENAGA SURYA SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega16 Disusun Oleh :

CHARLES SIMSON YEFTA SOUISA NPM. 0634015039

Telah Dipertahankan di Hadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 10 Juni 2011

Pembimbing, Tim Penguji,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(5)

Judul : Rangkaian Prototipe Sistem Pengaturan Pada Traffic Light Menggunakan Tenaga Surya Sebagai Pembangkit Listrik Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega16

Pembimbing I : Basuki Rahmat, S.Si, MT

Pembimbing II : Delta Ardy Prima,S.ST, MT Penyusun : Charles S Yefta Souisa

ABSTRAK

Tenaga matahari atau tenaga surya adalah salah satu energi terbesar dalam makhluk hidup. Tenaga surya sangat berperan penting dalam kehidupan manusia dan sangat bisa dimanfaatkan salah satunya adalah mengambil tenaga matahari sebagai pembangkit listrik. Oleh karena itu, pemanfaatan yang ideal pada tenaga matahari dapat mengangkat ide untuk memanfaatkan tegangan listrik yang dihasilkan dari siinar matahari. Oleh sebab itu, dibuatkanlah salah satu rangkaian yang dimana rangkaian tersebut menggunakan tenaga matahari sebagai pembangkit listriknya yang diimplementasikan pada rangkaian prototipe traffic light.

Mikrokontroler merupakan salah satu perkembangan teknologi semikonduktor.Teknologi mikrokontroler mengintegrasikan komponen-komponen sebuah sistem komputer kedalam sebuah chip tunggal (Single Chip), sehingga teknologi ini mampu berfungsi seperti halnya sebuah sistem komputer. Salah satu fungsi yang bisa dilakukan oleh mikrokontroler adalah pada proses pengontrolan. Melihat salah satu fungsi yang bisa dilakukan mikrokontroler pada proses pengontrolan, maka pada tugas akhir ini dirancang dan dibuat sebuah sistem kontrol berbasis mikrokontroler pada pengaturan traffic light menggunakan tenaga matahari. Mikrokontroler dirancang untuk mengatur pengaturan lampu LED, mengatur waktu pada 7segmen, serta mengontrol kapasitas yang dimiliki oleh baterai yang diberikan oleh solar cell.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan atas Kuasa Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

Hikmat, kekuatan dan pengharapan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan Program Studi Sarjana

Komputer. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN

”VETERAN” Jawa Timur. Pada laporan tugas akhir ini, penulis membahas

tentang pembuatan pengendalian ruang inkubator berbasis mikrokontroler. Pada

proses penyusunannya hingga terwujudnya laporan ini, penulis banyak mendapat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri di Universitas

Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, M.T, selaku ketua Jurusan Teknik informatika

di Universitas Pembanguna Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, M.T, selaku dosen pembimbing I atas segala

arahan dan bimbingannya.

4. Bapak Delta Ardy Prima S, ST, MT sebagai dosen pembimbing II atas

segala arahan dan bimbingannya.

5. Seluruh Dosen UPN veteran jawa timur terima kasih atas ilmu yang

diberikan.

6. Kelulusan ini aku persembahkan kepada papa dan mamaku yang selalu

mendukung aku selama ini, yang selalu memberikan Doa, nasihat dan

semangat, buat kakak aku tercinta Christian Nazar Samuel Souisa , buat

adeku tersayang Maria Corina Santi Natalia Souisa yang selalu memberi

(7)

7. Terima kasih buat Janiar Wizanti Faruwu untuk semangatnya dan terkadang

kamu jugalah yang membuat aku down tapi terima kasih untuk semuanya.

Semoga kamu juga semangat untuk cepat lulus dengan kelulusanku ini.

8. Teman-temanku Andre, Yance, Kresna, Teguh, Clarissa, Echa Mustamu,

anak-anak kos jefa, dwiky, chandra, semua teman-temanku yang telah

membantu dalam pembuatan skripsi ini masukan-masukkan kalian sangat

membantu dan semua teman-teman yang sama-sama berjuang dalam tugas

akhir ini akhirnya kita lulus semua teman.

9. Terima kasih buat Nurul Azizah yang udah memberikkan aku semangat saat

aku benar-benar down, makasih ya bulek. Akhirnya kamu juga

lulus,,selamat ya bulek. Untuk mario, ristin dan raissa makasih juga disaat

terkahir aku mau ujian kalian memberikan semangat.

10. Dan akhir kata aku ucapkan terima kasih untuk semua orang yang

memberikkan semangat secara langsung maupun tidak langsung. Semoga

Tuhan Memberkati.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan pembahasan laporan ini

masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan

saran yang membangun guna penyempurnaan selanjutnya. Semoga laporan tugas

akhir ini bisa memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.

Surabaya, Juni 2011

(8)
(9)

iv

2.2.1 Arsitektur Mikrokontroler ATMega16 ... 10

(10)

4.2.2 Implementasi 7 Segment ... 55

4.2.3 Implementasi Waktu ... 56

4. 3 Uji Coba Alat ... 58

4.3.1 Pengujian Solar Panel atau Solar Cell ... 58

4.3.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ... 59

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

5.1 Mengevaluasi Kinerja Alat ... 62

5.1.1 Pengujian Rangkaian LCD ... 62

5.1.2 Pengujian Solar Panel ... 63

5.1.3 Pengujian Rangkaian Keseluruhan ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

6.1 Kesimpulan ... 65

6.2 Saran ... 65

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Susunan Mikrokontroler ... 8

Gambar 2.2 Pin-pin ATMega16 kemasan 40-pin ... 11

Gambar 2.3 Blok diagram timer/counter ... 15

Gambar 2.4 Timing diagram timer/counter, tanpa prescaling. ... 16

Gambar 2.5 Timing diagram timer/counter, dengan prescaling. ... 16

Gambar 2.6 Timing diagram timer/counter, menyeting OCFO, dengan pescaler (fclk_I/O/8) ... 17

Gambar 2.7 Timing diagram timer/counter, menyeting OCFO, pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding,dengan pescaler (fclk_I/O/8)... 17

Gambar 2.8 Regiter timer counter 8 bit ... 18

Gambar 2.9 Register timer TCNT0 ... 21

Gambar 2.10 Register timer OCR0 ... 21

Gambar 2.11 Register timer TIFR ... 22

Gambar 2.12 Blok diagram clock generator logic ... 24

Gambar 2.13 Operasi synchronous Clock ... 27

Gambar 2.14 Struktur lapisan tipis solar sel secara umum ... 29

Gambar 2.15 Spektrum radiasi sinar matahari ... 30

Gambar 2.16 Radiative transition of solar cell... 31

Gambar 2.17 Direct Semiconductor ... 31

Gambar 2.18 Bentuk fisik LCD 2x16 karakter ... 39

Gambar 4.2 Prototipe Traffic LightMenggunakan Tenaga Matahari ... 53

Gambar 4.3 Source Code Kapasitas Tegangan ... 54

(12)

Gambar 4.5 Source Code Untuk Mengeluarkan 7 Segment ... 55

Gambar 4.6 Tampilan 7 Segment ... 56

Gambar 4.7 Source Code Untuk Jalur 1 Merah Jalur 2 Hijau ... 56

Gambar 4.8 Source Code Untuk jalur 1 Hijau Jalur 2 Merah ... 57

Gambar 4.9 Source Code Untuk Lampu Warna Kuning ... 57

Gambar 4.10 Lampu Traffic Light dan Waktu ... 58

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konfigurasi pin port ... 14

Tabel 2.2 Deskripsi Bit Mode Pembangkit Bentuk Gelombang ... 19

Tabel 2.3 Mode Output Pembanding, tanpa PWM ... 19

Tabel 2.4 Mode Output Pembanding, Mode fast PWM... 20

Tabel 2.5 Mode Output Pembanding, Mode phase correct PWM ... 20

Tabel 2.6 Deskripsi bit clock select ... 20

Tabel 2.7 Persamaan untuk menyeting perhitungan register baud rate ... 26

Tabel 2.8 Fungsi pin LCD ... 40

Tabel 4.1 Hasil pengujian pada rangakaian mikrokontroler ATmega16 ... 60

Tabel 6.1 Tabel pengujian pada baterai ... 66

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal dasar yang meliputi latar belakang,

permasalahan, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi pelaksanaan serta

sistematika penulisan buku tugas akhir ini. Dari uraian tersebut diharapkan,

Gambaran umum permasalahan dan pemecahan yang diambil dapat di pahami.

1.1 Latar Belakang

Salah satu energi terbesar dan yang paling utama bagi kehidupan makluk

hidup adalah Tenaga Matahari atau Tenaga Tata Surya. Energi baru dan yang

terbarukan mempunyai peranan dan peran yang sangat penting dalam memenuhi

kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit

– pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan

menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga

dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang telah ada

dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Karena

penggalian sumber alam tersebut yang tak terkendali lagi, di mana salah satu

kegunaannya sebagai pembangkit listrik. Tercipta ide tugas akhir penggunaan

tenaga matahari tersebut sebagai pembangkit listrik pada traffic light.

Di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi

matahari sangat besar dengan insolasi harian rata – rata 4,5 – 4,8 KWh/m2 / hari.

Akan tetapi energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi intensitas

(15)

2

yang digunakan sebagai penyimpanan tenaga cadangan yang didapatkan atau

dihasilkan dari tenaga matahari tersebut. PLTS atau lebih dikenal sel surya ( sel

fotovoltaik ) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai

keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik,

perumahan dan sekarang yang banyak menggunakan pemanfaatan tenaga

matahari tersebut adalah traffic light atau lampu lalu lintas.

Pembuatan proyek akhir ini adalah untuk dapat membuat Rangkaian

Prototipe Sistem Pengaturan Pada Traffic Light Menggunakan Tenaga Surya Sebagai Pembangkit Listrik Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega16, untuk

dapat mengetahui dan membuat program software mikrokontroler ATMega16 sebagai perangkat inti rangkaian Sistem Pengaturan Pada Traffic Light

Menggunakan Tenaga Surya Sebagai Pembangkit Listrik Berbasis Mikrokontroler

AVR ATMega16 menggunakan software bahasa pemrograman, untuk mengetahui unjuk kerja mikrokontroler ATMega16 sebagai perangkat inti rangkaian Prototipe

Sistem ini. Metode yang digunakan dalam pembuatan tugas proyek akhir ini

secara urut yaitu : Identifikasi kebutuhan, Analisis Kebutuhan, Implementasi /

perancangan, Pembuatan, dan Pengujian. Rancangan dan pembuatan alat

mencakup bagian hardware dan software. Hardware meliputi rangkaian catu daya, rangkaian input dan output, rangkaian display LCD, solar cell dan aki serta rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMega16 sebagai perangkat inti dari

alat yang dibuat. Software meliputi perancangan program berupa algoritma / flow chart, selanjutnya dilakukan pembuatan program dalam mengatur suply tenaga surya ke solar cell yang di suply ke aki dan rangkain. Data hasil pengujian alat

(16)

3

dapat diaplikasikan sesuai dengan konsep yang diinginkan. Kinerja antara bagian

hardware dengan software dapat berjalan dengan baik. Alat ini mengatur penyimpanan tenaga pada baterai aki kering yang dihasilkan dari matahari

menggunakan solar cell dan pengaturan waktu pada persimpangan yang

menggunakan traffic light dan menyalanya LED pada traffic light sedangkan LCD

menampilkan informasi persentase isi dari baterai pada aki kering dan lamanya

waktu berjalan pada LED berwarna merah, kuning dan hijau.

1.2 Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dari

analisa dan perencanaan alat ini yaitu bagaimana cara menyimpan tenaga pada

baterai aki kering yang dihasilkan dari matahari menggunakan solar cell dan

pengaturan waktu pada persimpangan yang menggunakan traffic light dan menyalanya LED pada traffic light sedangkan LCD menampilkan informasi persentase isi dari baterai pada aki kering dan lamanya waktu berjalan pada LED

berwarna merah, kuning dan hijau.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibuat suatu batasan-batasan dengan

maksud memudahkan analisis yang dibutuhkan dalam rangka pemecahan

masalah. Adapun batasannya yaitu sebagai berikut:

a. Solar Panel yang digunakan untuk menangkap tenaga matahari.

(17)

4

c. Perancangan perangkat lunak (software) menggunakan bahasa

pemograman.

d. Display atau penampil nilai data menggunakan LCD (liquid crystal display) dan LED sebagai penanda merah, kuning dan hijau.

1.4 Tujuan

Tujuan Tugas Akhir ini dibuat adalah sebagai berikut :

a. Merancang alat pembangkit listrik menggunakan tenaga matahari berbasis

mikrokontroler AVR ATMega16

b. Perancangan diuji cobakan pada prototipe traffic light.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Dengan merencanakan dan membangun sebuah aplikasi alat tersebut,

nantinya diharapkan dapat mempunyai manfaat, yaitu :

a. Dapat memanfaatkan sumber energi terbesar yaitu matahari sebagai tenaga

listrik.

b. Pada alat ini digunakan untuk mengatur waktu pada persimpangan yang

memiliki traffic light menggunakan tenaga tata surya sebagai pembangkit

listriknya, diharapkan masyarakat di luar dapat mengaplikasikan tenaga

matahari bukan di traffic light saja.

c. Dapat mengetahui cara penggunaan solar panel sebagai pembagkit listrik.

d. Menambah pengetahuan tentang sistem maupun manfaat dari

mikrokontroler AVR ATMega16 agar dapat menggunakannya untuk

(18)

5

1.6 Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori, data-data atau

informasi sebagai bahan acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan,

pembuatan dan penyusunan tugas akhir.

b. Perencanaan

Perencanaan ini dimaksudkan untuk memperoleh desain suatu program

aplikasi yang baik. Setelah didapatkan suatu rancangan kemudian dijalankan.

c. Pengujian

Melakukan pengujian satu persatu rangakaian alat maupun program yang

dibuat agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

d. Analisa

Menganalisa masing – masing rangkaian dan menyimpulkan hasil dari uji

coba rangkaian.

e. Penyusunan Buku Skripsi

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan skripsi. Buku ini

disusun sebagai laporan dari seluruh proses perngerjaan skripsi. Dari

penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin

(19)

6

Mendiskripsikan tentang latar belakang, permasalahan,

tujuan, ruang lingkup, metode penelitian yang dipakai,

sistematika penulisan, serta relevansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi penjelasan dasar teori mengenai konsep yang

digunakan dalam pembuatan sistem prototipe traffic light

yang menggunakan tenaga surya sebagai sumber tenaga

listriknya.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

Akan dibahas secara detail tentang perancangan prototipe

traffic light menggunakan tenaga surya, sistem mikrokontroler beserta program untuk mengolah data,

serta penampilan kapasitas baterai ke LCD.

BAB IV IMPLEMENTAS SISTEM

Pada bab keempat berisi hasil implementasi dari

perancangan yang telah dibuat sebelumnya yang meliputi:

(20)

7

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Pada bab kelima berisi penjelasan lingkungan uji coba

aplikasi, pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari hasil uji

coba yang telah dilakukan untuk kelayakan pemakaian

aplikasi.

BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan tugas

akhir ini dan saran-saran untuk pengembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber

literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas

akhir ini .

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dibahas mengenai teori penunjang dari peralatan yang digunakan

dalam sistem mikrokontroler ATMega16, Solar Cell, Aki kering dan pengendalian lampu LED.

2.1 Gambaran Umum Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM,

RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler dapat melakukan

proses berfikir berdasarkan program yang telah diberikan kepadanya. Mikrokontroler

banyak terdapat pada peralatan elektronik yang serba otomatis, mesin fax, dan

peralatan elektronik lainnya. Mikrokontroler dapat disebut pula sebagai komputer

yang berukuran kecil yang berdaya rendah sehingga sebuah baterai dapat

memberikan daya. Mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian seperti yang terlihat

pada gambar 2.1 :

(22)

Pada gambar tersebut tampak suatu mikrokontroler standart yang tersusun

atas komponen-komponen sebagai berikut :

A. Central Processing Unit (CPU)

CPU merupakan bagian utama dalam suatu mikrokontroler. CPU pada

mikrokontroler ada yang berukuran 8 bit ada pula yang berukuran 16 bit. CPU ini

akan membaca program yang tersimpan di dalam ROM dan melaksanakannya.

B. Read Only Memory (ROM)

ROM merupakan suatu memori (alat untuk mengingat) yang sifatnya hanya

dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulisi. Dalam dunia mikrokontroler

ROM digunakan untuk menyimpan program bagi mikrokontroler tersebut. Program

tersimpan dalm format biner (‘0’ atau ‘1’). Susunan bilangan biner tersebut bila telah

terbaca oleh mikrokontroler akan memiliki arti tersendiri.

C. Random Acces Memory (RAM)

Berbeda dengan ROM, RAM adalah jenis memori selain dapat dibaca juga

dapat ditulis berulang kali. Tentunya dalam pemakaian mikrokontroler ada semacam

data yang bisa berubah pada saat mikrokontroler tersebut bekerja. Perubahan data

tersebut tentunya juga akan tersimpan ke dalam memori. Isi pada RAM akan hilang

jika catu daya listrik hilang.

D. Input / Output (I/O)

Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler menggunakan

(23)

E. Komponen lainnya

Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, ADC (Analog to Digital Converter), dan komponen lainnya. Pemilihan komponen tambahan yang sesuai dengan tugas mikrokonter oleh akan sangat membantu perancangan sehingga dapat

mempertahankan ukuran yang kecil. Apabila komponen - komponen tersebut belum

ada pada suatu mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat

ditambahkan pada sistem mikrokontroler melalui port - portnya.

2.2 Mikrokontroler AVR ATMega16

AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis

arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal.

AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang

mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan

hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus

kecepatan proses.

2.2.1 Arsitektur Mikrokontroler ATMega16

Mikrokontroler ini mempunyai empat port I/O, akumulator, register, RAM

(24)

rangkaian osilasi yang membuat mikrokontroler ini dapat beroperasi hanya dengan

sekeping IC. Secara fisik, mikrokontroler ATMega16 mempunyai 40 pin, Pin-pin

pada ATMega16 dengan kemasan 40-pin DIP (dual inline package) ditunjukkan oleh seperti gambar di bawah 2.2. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan

arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data).

Gambar 2.2 Pin-pin ATMega16 kemasan 40-pin

Berikut Penjelasan dari port :

Port sebagai input/output digital

ATMega16 mempunyai empat buah port yang bernama PortA,PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur bidirectional dengan pilihan

(25)

dan PINxn. Huruf ‘x’mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf ‘n’ mewakili

nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O

address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam

register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai

pin input.Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin input, maka

resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output

maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi

sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari

kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled

(DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi

tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port. Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga menimbulkan masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi. Beberapa keistimewaan

(26)

1. Advanced RISC Architecture

130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution

32 x 8 General Purpose Fully Static Operation

Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz

On-chip 2-cycle Multiplier

2. Nonvolatile Program and Data Memories

8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash

Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits

512 Bytes EEPROM

512 Bytes Internal SRAM

Programming Lock for Software Security

3. Peripheral Features

Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Mode

Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes

One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode

Real Time Counter with Separate Oscillator

Four PWM Channels

8-channel, 10-bit ADC

Byte-oriented Two-wire Serial Interface

(27)

4. Special Microcontroller Features

Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection

Internal Calibrated RC Oscillator

External and Internal Interrupt Sources

Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Powerdown, Standby and Extended Standby

5. I/O and Package

32 Programmable I/O Lines

40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad MLF

6. Operating Voltages

2.7 - 5.5V for Atmega16L

4.5 - 5.5V for Atmega16

Tab el 2.1 Konfigurasi pin port

Bit 2 – PUD : Pull-up Disable

Bila bit diset bernilai 1 maka pull-up pada port I/O akan dimatikan walaupun register

DDxn dan PORTxn dikonfigurasikan untuk menyalakan pull-up (DDxn=0,

(28)

A. Timer

Timer/counter adalah fasilitas dari ATMega16 yang digunakan untuk

perhitungan pewaktuan. Beberapa fasilitas chanel dari timer counter antara lain:

counter channel tunggal, pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding, bebas -glitch, tahap yang tepat Pulse Width Modulation (PWM), pembangkit frekuensi, event counter external. Gambaran umum gambar diagram block

timer/counter 8 bit ditunjukan pada gambar 2.3. Untuk penempatan pin I/O telah di

jelaskan pada bagian I/O di atas. CPU dapat diakses register I/O, termasuk dalam

pin-pin I/O dan bit I/O. Device khusus register I/O dan lokasi bit terdaftar pada deskripsi timer/counter 8 bit.

Gambar 2.3 Blok diagram timer/counter

(29)

informasi ketika flag interrupt dalam kondisi set. Data timing digunakan sebagai dasar dari operasi timer/counter.

Gambar 2.4 Timing diagram timer/counter, tanpa prescaling.

Sesuai dengan gambar 2.5 timing diagram timer/counter dengan prescaling

maksudnya adalah counter akan menambahkan data counter (TCNTn) ketika terjadi

pulsa clock telah mencapai 8 kali pulsa dan sinyal clock pembagi aktif clock dan ketika telah mencapai nilai maksimal maka nilai TCNTn akan kembali ke nol. Dan

kondisi flag timer akan aktif ketika TCNTn maksimal.

Gambar 2.5 Timing diagram timer/counter, dengan prescaling.

Sama halnya timing timer diatas, timing timer/counter dengan seting OCFO

(30)

sama dengan nilaiTCNTn maka pulsa flag timer akan aktif. TCNTn akan bertambah nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8 pulsa. Dan kondisi flag akan berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai TCNTn kembali kenilai 0 (overflow).

Gambar 2.6 Timing diagram timer/counter, menyeting OCFO, dengan pescaler (fclk_I/O/8).

Ketika nilai ORCn sama dengan nilai TCNTn maka pulsa flag timer akan aktif. TCNTn akan bertambah nilainya ketika pulsa clock telah mencapai 8 pulsa. Dan kondisi flag akan berbalik (komplemen) kondisi ketika nilai TCNTn kembali kenilai 0 (overflow).

(31)

Deskripsi Register Timer/Counter 8 bit seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.8 Regiter timer counter 8 bit.

Bit 7 – FOCO : perbandingan kemampuan output

FOCO hanya akan aktif ketika spesifik-spesifik bit WGM00 tanpa PWM

mode. Adapun untuk meyakinkan terhadap kesesuaian dengan device-device yang akan digunakan, bit ini harus diset nol ketika TCCRO ditulisi saat mengoperasikan

mode PWM. Ketika menulisi logika satu ke bit FOCO, dengan segera dipaksakan

untuk disesuaikan pada unit pembangkit bentuk gelombang. Output OCO diubah

disesuaikan pda COM01: bit 0 menentukan pengaruh daya pembanding.

Bit 6,3 – WGM01:0: Waveform Generation Mode

Bit ini mengontrol penghitungan yang teratur pada counter, sumber untuk

harga counter maksimal ( TOP )., dan tipe apa dari pembangkit bentuk gelombang

yang digunakan. Mode-mode operasi didukung oleh unit timer/counter sebagai

berikut : mode normal, pembersih timer pada mode penyesuaian dengan pembanding

(32)

Tabel 2.2 Deskripsi Bit Mode Pembangkit Bentuk Gelombang.

catatan: definisi nama-nama bit CTC0 dan PWM0 sekarang tidak digunakan lagi.

Gunakan WGM 01: 0 definisi. Bagaimanapun lokasi dan fungsional dan lokasi dari

masing-masing bit sesuai dengan versi timer sebelumnya.

Bit 5:4 – COMO1:0 Penyesuaian Pembanding Mode Output

Bit ini mengontrol pin output compare (OCO), jika satu atau kedua bit COM01:0 diset, output OC0 melebihi fungsional port normal I/O dan keduanya

terhubung juga. Bagaimanapun, catatan bahwa bit Direksi Data Register (DDR) mencocokan ke pin OC0 yang mana harus diset dengan tujuan mengaktifkan. Ketika

OC0 dihubungkan ke pin, fungsi dari bit COM01:0 tergantung dari pengesetan bit

WGM01:0. Tabel di bawah menunjukkan COM fungsional ketika bit-bt WGM01:0

diset ke normal atau mode CTC (non PWM).

Tabel 2.3 Mode Output Pembanding, tanpa PWM

Tabel 2.4 menunjukan bit COM01:0 fungsional ketika bit WGM01:0 diset ke

(33)

Tabel 2.4 Mode Output Pembanding, Mode fast PWM.

Tabel 2.5 menunjukan bit COM01:0 fungsional ketika bit WGM01:0 diset ke

mode phase correct PWM.

Tabel 2.5 Mode Output Pembanding, Mode phase correct PWM.

Bit 2:0 – CS02:0 : Clock Select

Tiga bit clock select sumber clock digunakan dengan timer/counter. Jika mode pin eksternal digunakan untuk timer counter0, perpindahan dari pin T0 akan memberi clock counter.

(34)

Sesuai dengan tabel diatas maka sumber clock dapat dibagi sehingga timer/counter dapat disesuaikan dengan banyak data yang dihitung. Register

Timer/Counter TCNT0 :

Gambar 2.9 Register timer TCNT0

Register timer/counter memberikan akses secara langsung, keduanya

digunakan untuk membaca dan menulis operasi, untuk penghitung unit 8-bit

timer/counter. Menulis ke blok-blok register TCNT0 (removes) disesuaikan dengan clock timer berikutnya. Memodifikasi counter (TCNT0) ketika perhitungan berjalan,

memperkenalkan resiko kehilangan perbandingan antara TCNC0 dengan register

OCR0.

Register Timer/Counter OCR0

Gambar 2.10 Register timer OCR0

Register output pembanding berisi sebuah haraga 8 bit yang mana secara

terus-menerus dibandingkan dengan harga counter (TCNT0). Sebuah penyesuaian

(35)

B. Register Timer/Counter Interrupt Mas

1. Bit 1-OCIE0: output timer counter menyesuaikan dengan kesesuaian interrupt yang aktif.

Ketika bit OCIE0 ditulis satu, dan 1-bit pada register status dalam kondisi set

(satu), membandingkan timer/counter pada interrupt yang sesuai diaktifkan. Mencocokkan interrupt yang dijalankan kesesuaian pembanding pada timer/counter0 terjadi, ketika bit OCF0 diset pada register penanda timer/counter-TIFR.

2. Bit 0 – TOIE0: Timer/Counter 0 Overflow Interrupt Enable

Ketika bit TOIE0 ditulis satu, dan 1-bit pada register status dalam kondisi set (satu), timer/counter melebihi interrupt diaktifkan. Mencocokkan interrupt dijalankan jika kelebihan pada timer/counter0 terjadi, ketika bit TOV0 diset pada register

penanda timer/counter- TIFR.

Register Timer/Counter Register – TIFR

Gambar2.11 Register timer TIFR

3. Bit 1 – OCF0: Output Compare Flag 0

OCF0 dalam kondisi set (satu) kesesuaian pembanding terjadi antara

timer/counter dan data pada OCRO – Register 0 keluaran pembanding. OCF0 diclear

(36)

pada SREG, OCIE0 (Timer/Counter0 penyesuaian pembanding interrupt enable), dan OCF0 diset (satu), timer/counter pembanding kesesuaian interrupt dijalankan.

4. Bit 0 – TOV0: Timer/Counter Overflow Flag

Bit TOV0 diset (satu) ketika kelebihan terjadi pada timer/counter0. TOV0

diclearkan dengan hardware ketika penjalanan pencocokan penanganan vector interrupt. Dengan alternatif, TOV0

diclearkan dengan jalan memberikan logika satu pada flag. Ketika Ibit pada SREG,

TOIE0 (Timer/Counter0 overflow interrupt enable), dan TOV0 diset (satu ), timer/counter overflow interrupt dijalankan. Pada tahap mode PWM yang tepat, bit ini di set ketika timer/counter merubah bagian perhitungan pada $00.

5. Serial pada ATMega16

Universal synchronous dan asynchronous pemancar danpenerima serial adalah suatu alat komunikasi serial sangat fleksibel. Jenis yang utama adalah :

a) Operasi full duplex (register penerima dan pengirim serial dapat berdiri sendiri). b) Operasi Asychronous atau synchronous.

c) Master atau slave mendapat clock dengan operasi synchronous.

d) Pembangkit baud rate dengan resolusi tinggi.

e) Dukung frames serial dengan 5, 6, 7, 8 atau 9 Data bit dan 1 atau 2 Stop bit. f) Tahap odd atau even parity dan parity check didukung oleh hardware.

g) Pendeteksian data overrun.

(37)

i) Pemfilteran gangguan (noise) meliputi pendeteksian bit false start dan pendeteksian

low pass filter digital.

j) Tiga interrupt terdiri dari TX complete, TX data register empty dan RX complete. k) Mode komunikasi multi-processor.

l) Mode komunikasi double speed asynchronous.

D. Generator Clock

Logic generator clock menghasilkan dasar clock untuk pengirim dan penerima. USART mendukung empat mode operasi clock: Normal Asynchronous,

Double Speed Asynchronous mode Master Synchronous dan Slave Synchronous. Bit UMSEL pada USART control dan status register C (UCSRC) memilih antara operasi

Asychronous dan Synchronous. Double speed (hanya pada mode Asynchronou ) dikontrol oleh U2X yang mana terdapat pada register UCSRA. Ketika mengunakan

mode operasi synchronous (UMSEL = 1) dan data direction register untuk pin XCk (DDR_XCK) mengendalikan apakah sumber clock tersebut adalah internal (master mode) atau eksternal (slave mode) pin-pin XCK hanya akan aktif ketika menggunakan mode Synchronous.

(38)

Keterangan sinyal :

txclk : clock pengirim (internal clock).

rxclk : clock dasar penerima (internal clock).

xcki : input dari pin XCK (sinyal internal). Digunakan untuk operasi slave synchronous.

xcko : clock output ke pin XCK (sinyal internal). Digunakan untuk operasi master synchronous.

fosc : frekuensi pin XTAL (system clock).

Generator Internal Clock – Pembangkit Baud rate

Generasi internal clock digunakan untuk mode – mode operasi master

asynchronous dan synchronous. Register USART baud rate (UBRR) dan down-counter dikoneksikan kepada fungsinya sebagai programmable prescaler atau pembangkit baud rate. Down-counter, dijalankan pada system clock ( fosc), dibebani dengan nilai UBRR setiap counter telah dihitung mundur ke nol atau ketika register

UBRRL ditulisi. Clock dibangkitkan setiap counter mencapai nol. Clock ini adalah

pembangkit baud rate clock output (fosc/( UBBR+1)). Pemancar membagi baud rete generator clock output dengan 2, 8, atau 16 cara tergantung pada mode. Pembangkit

output baud rate digunakan secara langsung oleh penerima clock dan unit-unit pelindung data. Unit-unit recovery menggunakan suatu mesin status yang menggunakan 2, 8, atau 16 cara yang tergantung pada cara menyimpan status dari

(39)

Tabel di bawah menunjukan penyamaan perhitungan baud rate dan nilai UBRR tiap mode operasi mengunakan sumber pembangkit clock internal.

Tabel 2.7 Persamaan untuk menyeting perhitungan register baud rate.

note: baud rate menunjukan pengiriman rate bit tiap detik (bps).

BAUD :baud rate ( pada bit-bit per detik,bps ) fosc frekuensi sistem clock osilator. UBRR : terdiri dari UBRRH dan UBBRL,( 0-4095 ).

Eksternal Clock

Eksternal clock digunakan untuk operasi mode slave synchronous. Eksternal clock masuk dari pin XCK dicontohkan oleh suatu daftar sinkronisasi register untuk memperkecil kesempatan meta-stabilitas. Keluaran dari sinkronisasi register

kemudian harus menerobos detector tepi sebelum digunakan oleh pengirim dan

penerima.

Proses ini mengenalkan dua period delay clock CPU dan oleh karena itu maksimal frekuensi clock XCK eksternal dibatasi oleh persamaan sebagai berikut

Fxck < fosc/4

(40)

Operasi Synchronous Clock

Ketika mode sinkron digunakan (UMSEL=1), pin XCK akan digunakan sama

seperti clock input (slave) atau clock output (master). Dengan ketergantungan antara tepi clock dan data sampling atau perubahan data menjadi sama. Prinsip dasarnya adalah data input (on RxD) dicontohkan pada clock XCK berlawanan dari tepi data output (TxD) sehingga mengalami perubahan.

Gambar 2.13 Operasi synchronous Clock

UCPOL bit UCRSC memilih tepi yang mana clock XCK digunakan untuk data

sampling dan yang mana digunakan untuk perubahan data. Seperti yang ditunjukan

pada gambar di atas, ketika UCPOL nol data akan diubah pada tepi kenaikan XCK

dan dicontohkan pada tepi XCK saat jatuh. Jika UCPOL dalam kondisi set, data akan

mengalami perubahan pada saat tepi XCK jatuh dan data akan dicontohkan pada saat

tepi XCK naik.

E. Inisialisasi USART

USART harus diinisialisasi sebelum komunikasi manapun dapat berlangsung.

Proses inisialisasi normalnya terdiri dari pengesetan baud rate, penyetingan frame

(41)

interrupt menjalankan operasi USART, global interrupt flag (penanda) sebaiknya dibersihkan (dan interrupt global disable) ketika inisialisasi dilakukan.

Sebelum melakukan inisialisasi ulang dengan mengubah baud rate atau frame

format, untuk meyakinkan bahwa tidak ada transmisi berkelanjutan sepanjang periode

register yang diubah. Flag TXC dapat digunakan untuk mengecek bahwa pemancar telah melengkapi semua pengiriman, dan flag RXC dapat digunakan untuk mengecek

bahwa tidak ada data yang tidak terbaca pada buffer penerima. Tercatat bahwa flag

TXC harus dibersihkan sebelum tiap transmisi (sebelum UDR ditulisi) jika itu semua

digunakan untuk tujuan tersebut.

2.3 Solar Cell / Solar Panel

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), adalah pembangkit yang

memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk

menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic atau yang disebut

secara umum Modul / Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah

menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell

modul tersebut karena perbedaan electron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan

menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery / aki

sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan. Rata-rata produk modul solar cell yang

ada dipasaran menghasilkan tegangan 12 s/d 18 VDC dan ampere antara 0.5 s/d 7

Ampere. Modul juga memiliki kapasitas beraneka ragam mulai kapsitas 10 Watt Peak

s/d 200 Watt Peak juga memiliki type cell monocrystal dan polycrystal. Komponen

(42)

Battery / Aki, Inverter DC to AC, Beban / Load. Secara sederhana solar cell terdiri

dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction

semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron,

nah aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Sedangkan struktur

dari solar cell adalah seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2.14 Struktur lapisan tipis solar sel secara umum.

Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber

(penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh

terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis

gelombang elektromagnetik yang secara spectrum dapat dilihat pada gambar 2.15.

Oleh karena itu absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar

(43)

Gambar 2.15 Spektrum radiasi sinar matahari.

Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika

menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber), akan diserap, dipantulkan atau

dilewatkan begitu saja (lihat gambar 2.16), dan hanya foton dengan level energi

tertentu yang akan membebaskan electron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah

arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai

sejumlah energi yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron dari ikatan kovalennya

sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan electron dari ikatan

kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas daripada energi

band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi

tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya sangatlah

penting pada solar sel untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan

(44)

Gambar 2.16 Radiative transition of solar cell.

Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar

matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil

refleksi dan remombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya.

Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya,

maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga

memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat

bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah

CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semiconductor.

(45)

Dari begitu banyak keuntungan solar cell seperti telah diuraikan diatas

ternyata tidak polemik tidak kemudian berhenti begitu saja, masih ada yang

mengatakan memang benar solar cell ketika melakukan proses perubahan energi tidak

ada polusi yang dihasilkan, tetapi sudahkah kita menghitung berapa besar polusi yang

telah dihasilkan dalam proses pembuatannya, dibandingkan kecilnya efisiensi yang

dihasilkan. Nah tantangannya disini adalah memang bagaimana untuk menaikkan

efisiensi, yang tentunya akan berdampak kepada nilai ekonomisnya.

2.4 Baterai Aki Kering

Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat

pengisian/cas/charge energi listrik diubah menjadi kimia dan saat

pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari sel-sel dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki

motor yang memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V

= 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang

secara seri (6 V = 3 x 2 V). Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh

dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak

berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan

(dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes). Di dalam satu sel

terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat

dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan

beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida

(46)

(seperti bunga karang). Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam

sulfat (H2SO4).

A. Saat baterai mengeluarkan arus

1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung

dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya

bergabung/berubah menjadi air (H20).

2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif

maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.

Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam

keadaan discharge. Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya

sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis

cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1

kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar

1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa

diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat

hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki

(bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam

keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini

(47)

Ilustrasi baterai dalam keadaan terisi penuh

Ilustrasi baterai saat mengeluarkan arus

Ilustrasi baterai dalam keadaan tak terisi (discharge)

Air memiliki berat jenis 1 kg/dm3 (1 kg per 1000 cm3 atau 1 liter) dan asam sulfat

memiliki berat jenis 1,285 kg/dm3 pada suhu 20 derajat Celcius.

kg = kilogram.

dm3 = decimeter kubik = liter.

cm3 = centimeter kubik / cc (centimeter cubic).

1 dm = 1 liter = 1000 cm3 = 1000 cc.

B. Saat baterai menerima arus

Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias

sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai

dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus

listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang

dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri

(48)

24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari

masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa

ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri

dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri

bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini

bisa ditemukan di bagian bawah). Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini

berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :

1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung

dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi

oksida timah colat (PbO2).

2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif)

terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit

dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit.

Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai

yang terisi penuh).

C. Cairan elektrolit

Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan elektrolit, sebaiknya tinggi

cairan elektrolit 4 - 10 mm diatas bagian tertinggi dari pelat. Bila sebagian pelat tidak

terendam cairan elektrolit maka bagian pada pelat yang tidak terendam tersebut akan

langsung berhubungan dengan udara akibatnya bagian tersebut akan rusak dan tak

dapat dipergunakan dalam suatu reaksi kimia yang diharapkan, contoh, sulfat tidak

(49)

konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari ruang sel yang sebagian pelatnya sudah

rusak akibat sulfat yang sudah tidak bisa lagi bereaksi dengan bagian yang rusak dari

pelat. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi cairan elektrolit dalam baterai

kendaraan bermotor setidaknya 1 bulan sekali (kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar

lebih aman) karena senyawa dari cairan elektrolit bisa menguap terutama akibat panas

yang terjadi pada proses pengisian (charging), misalnya pengisian yang diberikan oleh alternator. Bagaimana jika cairan terlalu tinggi? Ini juga tidak baik karena cairan

elektrolit bisa tumpah melalui lubang-lubang sel (misalnya pada saat terjadi

pengisian) dan dapat merusak benda-benda yang ada disekitar baterai akibat korosi,

misalnya sepatu kabel, penyangga/dudukan baterai, dan bodi kendaraan akan

terkorosi, selain itu proses pendinginan dari panasnya cairan elektrolit baterai oleh

udara yang ada dalam sel tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di dalam

sel, dan juga asam sulfat akan berkurang karena tumpah keluar; bila asam sulfat

berkurang dari volume yang seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal

karena proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal sehingga

tenaga/kapasitas yang bisa diberikan akan berkurang, yang sebelumnya bisa

menyuplai -katakanlah- 7 ampere dalam satu jam menjadi kurang dari 7 ampere

dalam satu jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan tenaga sampai

-katakanlah- 1 jam kini kurang dari 1 jam isi/tenaga baterai sudah habis.

D. Kapasitas baterai

Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus/Ampere x

(50)

rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka

tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya

bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal, baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa

memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya memberikan daya

rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Secara

hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat

berdaya 90 Watt selama 10 jam, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu

(dijelaskan di bawah ini). Kembali ke kapasitas baterai, pada kendaraan bermotor

kapasitas ini bisa dianalogikan sebagai volume maksimal tangki bahan bakar namun

yang membuat berbeda adalah kapasitas pada baterai bisa berubah-ubah dari nilai

patokannya, jadi mirip tangki bahan bakar mobil yang bahannya terbuat dari karet.

Sebagai ilustrasi saya beri contoh balon karet, isinya bisa besar jika terus dimasukkan

udara atau bisa juga kecil jika udara yang ditiup sedikit saja. Nah, kapasitas baterai

juga tidak tetap, mirip contoh balon karet tadi, dimana ada tiga faktor yang

menentukan besar kecilnya kapasitas baterai yaitu :

1. Jumlah bahan aktif

Makin besar ukuran pelat yang bersentuhan dengan cairan elektrolit maka

makin besar kapasitasnya; makin banyak pelat yang bersentuhan dengan

cairan elektrolit maka makin besar kapasitasnya. Jadi untuk mendapatkan

kapasitas yang besar luas pelat dan banyaknya pelat haruslah ditingkatkan,

(51)

Anda kembali bisa menyadari betapa pentingnya bagi pelat-pelat agar

terendam oleh cairan elektrolit karena bagian dari pelat yang tidak terendam

sama sekali tidak akan berfungsi bagi peningkatan kapasitas.

2. Temperatur

Makin rendah temperatur (makin dingin) maka makin kecil kapasitas baterai

saat digunakan karena reaksi kimia pada suhu yang rendah makin lambat tidak

peduli apakah arus yang digunakan tinggi atapun rendah. Kapasitas baterai

biasanya diukur pada suhu tertentu, biasanya 25 derajat Celcius.

3. Waktu dan arus pengeluaran

Pengeluaran lambat (berupa pengeluaran arus yang rendah) mengakibatkan

waktu pengeluaran juga diperpanjang alias kapasitas lebih tinggi. Kapasitas

yang dinyatakan untuk baterai yang umum pemakaiannya pada pengeluaran

tertentu, biasanya 20 jam. Contoh: Baterai 12 V 75 Ah bisa dipakai selama 20

jam jika kuat arus rata-rata yang digunakan dalam 1 jam adalah 3,75 Ampere

(75 Ah / 20 h), sedangkan bila digunakan sebesar 5 Ampere maka waktu

pemakaian bukannya 15 jam (75 Ah / 5 A) tapi lebih kecil yaitu 14 jam,

sedangkan pada penggunaan Ampere yang jauh lebih besar, yaitu 7,5 Ampere

maka waktu pemakaian bukan 10 jam (75 A / 7,5 A) tapi hanya 7 jam. Hal ini

bisa menjadi jawaban bagi mereka yang menggunakan UPS, misal 500 VA

atau 500 Watt.hour, yang mana baterai UPS hanya bertahan lebih kurang 5 -

15 menit untuk komputer yang memerlukan daya 250 Watt, padahal kalau

(52)

Watt.hour / 250 Watt). Saya beri satu contoh nyata, sebuah aki kering 12 V

dan 18 Ah mencantumkan nilai spesifikasi sebagai berikut :

20 hr @ 0,9 A = 18 A.

5 hr @ 3,06 A = 15,3 A.

1 hr @ 10,8 A = 10,8 A.

1/2 hr @ 18 A = 9 A.

2.5 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan tugas

akhir ini karena LCD dapat menampilkan perintah-perintah yang harus dijalankan

oleh pemakai.LCD mempunyai kemampuan untuk menampilkan tidak hanya

angka, huruf abjad, kata-kata tapi juga simbol-simbol.

Jenis dan ukuran LCD bermacam-macam, antara lain 2x16, 2x20, 2x40, dan

lain-lain. LCD mempunyai dua bagian penting yaitu backlight yang berguna jika

digunakan pada malam hari dan contrast yang berfungsi untuk mempertajam tampilan

(53)

Tabel 2.8 Fungsi pin LCD

Fungsi dari masing– masing pin pada LCD adalah pin pertama dan kedua

merupakan pin untuk tegangan suplai sebesar 5 volt, untuk pin ketiga harus

ditambahkan resistor variabel 4K7 atau 5K ke pin ini sebagai pengatur kontras

(54)

Pin keempat berfungsi untuk memasukkan input command atau input data, jika ingin

memasukkan input command maka pin 4 diberikan logic low (0), dan jika ingin

memasukkan input data maka pin 4 diberikan logic high (1).

Fungsi pin kelima untuk read atau write, jika diinginkan untuk membaca

karakter data atau status informasi dari register (read) maka harus diberi masukan

high (1), begitu pula sebaliknya untuk menuliskan karakter data (write) maka

harus diberi masukan low (0). Pada pin ini dapat dihubungkan ke ground bila tidak

diinginkan pembacaan dari LCD dan hanya dapat digunakan untuk mentransfer data

ke LCD.

Pin keenam berfungsi sebagai enable, yaitu sebagai pengatur transfer

command atau karakter data ke dalam LCD. Untuk menulis ke dalam LCD data

ditransfer waktu terjadi perubahan dari high ke low, untuk membaca dari LCD

dapat dilakukan ketika terjadi transisi perubahan dari low ke high.

Pin-pin dari nomor 7 sampai 14 merupakan data 8 bit yang dapat ditransfer

dalam 2 bentuk yaitu 1 kali 8 bit atau 2 kali 4 bit, pin-pin ini akan langsung

terhubung ke pin-pin mikrokontroler sebagai input/output. Untuk pin nomor 15-16

berfungsi sebagai backlight.

2.6 ADC 0804

ADC (Analog Digital Converter) merupakan pengubah data analog menjadi data digital. Yang mana ADC ini akan sangat berguna apabila kita ingin

menggunakan data analog sebagai masukan untuk sistem kita dengan cara

(55)

sekian banyak pengubah data analog menjadi data digital. Mungkin ADC ini sudah

ketinggalan dibandingkan ADC lainnya yang sudah banyak beredar dipasaran, tetapi

maksud saya memposting tulisannya ini hanya untuk berbagi ilmu saya pada saat

saya mengerjakan tugas akhir saya beberapa waktu yang lalu. Saya pikir ADC jenis

0804 ini merupakan ADC yang simpel dan mudah digunakan dibandingkan dengan

jenis ADC lainnya. ADC 0804 ini mempunyai 20 pin dengan konfigurasi seperti

gambar berikut:

Gambar 2.19 Gambar skema ADC 0804

Pada ADC 0804, pin 11-18 merupakan pin keluaran digital yang dapat

dihubungkan langsung dengan bus data-alamat. Apabila pin /CS atau pin /RD dalam

keadaan tinggi, pin 11 sampai pin 18 akan mengambang. Apabila /CS dan /RD

rendah keduanya, keluaran digital akan muncul pada saluran keluaran. Untuk

memulai suatu konversi, /CS harus rendah. Bilamana /WR menjadi rendah, konverter

akan mengalami reset dan ketika /WR kembali pada keadaan tinggi, konversi segera

(56)

menjadi tinggi pada saat memulai konversi, dan dibuat aktif rendah bilamana

konversi telah selesai. Pin 6 dan 7 adalah masukan diferensial yang membandingkan

dua masukan sinyal analog. Jenis masukan ini memungkinkan pemilihan bentuk

masukan, yaitu mentanahkan pin 7 untuk masukan positif bersisi-tunggal (single-

ended positif input), atau mentanahkan pin 6 untuk masukan negatif bersisi-tunggal

(single-ended negatif input), atau mengaktifkan kedua pin untuk masukan diferensial.

Piranti ini mempunyai 2 ground, A GND dan D GND yang terletak pada pin 8 dan

10. Keduanya harus digroundkan. Pin 20 disambungkan dengan catu tegangan yang

sebesar +5V.

Dalam ADC 0804, Vref merupakan tegangan masukan analog maksimum,

yaitu tegangan yang menghasilkan suatu keluaran digital maksimum FFH. Bila pin 9

tidak dihubungkan (tidak dipakai), VREF berharga sama dengan tegangan catu VCC.

Ini berarti bahwa catu tegangan +5V memberikan jangkauan masukan analog dari 0

sampai +5V bagi masukan positif yang bersisi-tunggal.

Pada ADC 0804 ini, terdapat dua jenis prinsip didalam melakukan konversi,

yaitu free running dan mode control. Pada mode free running, ADC akan

mengeluarkan data hasil pembacaan input secara otomatis dan berkelanjutan

(continue). Pada mode ini pin INTR akan berlogika rendah setelah ADC selesai

melakukan konversi, logika ini dihubungkan kepada masukan WR untuk

memerintahkan ADC memulai konversi kembali. Prinsip yang kedua yaitu mode

control, pada mode ini ADC baru akan memulai konversi setelah diberi instruksi dari

(57)

masukan WR sesaat + 1ms, kemudian membaca keluaran data ADC setelah keluaran

INTR berlogika rendah. Untuk sistem pengontrolan level permukaan air ini karena

level permukaan air harus terus dimonitor, maka ADC menggunakan prinsip free

running sehingga tegangan dari sensor dapat terus dikonversi secara terus menerus.

Untuk menerapkan free running mode ini maka pin WR harus dihubungkan dengan

pin INTR. ADC 0804 yang penulis gunakan ini memerlukan tegangan referensi

sebesar 2,5 V agar dapat bekerja. Maka untuk tegangan referensinya ini dihasilkan

dari keluaran dioda referensi LM336. Sedangkan untuk sinyal clocknya dihasilkan

dari kapasitor 150 ρF dan resistor 10 KΩ. Rangkaian ini memerlukan tegangan

masukan sebesar 5 VDC untuk bekerja, yang mana tegangan ini diambil dari catu

daya 5 VDC yang telah dirancang. Adapun rangkaian dari ADC 0804 ini dapat dilihat

pada Gambar 2.20 berikut ini :

(58)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini merupakan bagian perencanaan dan bagian pembuatan

perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware), yang akan dibahas

tentang langkah-langkah perencanaan dan pembuatan tugas akhir, yang merupakan

pokok bahasan utama dalam pembuatan tugas akhir ini.

3.1 Analisis Sistem

Pada bab ini, dibuat perancangan dan pembuatan dari alat pembangkit listrik

yang menggunakan tenaga matahari yang diujicobakan pada protipe persimpangan

traffic light berbasis mikrokontroler dengan menggunakan mikrokontroler AVR

ATMega16. Bagian pembuatan perangkat lunak meliputi pemograman pada

mikrokontroler, sedangkan untuk bagian pembuatan perangkat keras yang meliputi

perangkat mekanik serta perangkat elektronik. Pembuatan perangkat mekanik terdiri

dari desain mengenai protipe itu sendiri yaitu pembuatan miniatur persimpangan

traffic light berbasis mikrokontroler. Sedangkan pembuatan perangkat keras

pembuatan elektronik terdiri dari pembuatan rangkaian sistem mikrokontroler,

rangkaian pengisian pada baterai aki melalui solar panel, rangkaian pengaturan

waktunya pada traffic light.

Pada umumnya di persimpangan traffic light kebanyakan masih

menggunakan tenaga listrik yang dimiliki oleh PLN. Dimana disini percobaan

(59)

46

mikrokontroler, didalam percobaan ini dimana rangkain yang berbasis

mikrokontroler dan menggunakan solar panel dan baterai aki yang bertugas sebagai

penyimpanan cadangan listrik yang juga akan mengatur jalan lampu pada traffic

light dan rangkain ini akan mengatur waktu kapan merah, kuning atau hijau harus

menyala.

3.2 Perancangan Sistem

Sub bab ini menjelaskan mengenai proses desain perangkat lunak yang akan

dibuat dan hardware yang digunakan. Proses desain sistem dalam sub-bab ini akan

dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: alur umum sistem, spesifikasi kebutuhan sistem,

alur umum, flowchart, perancangan data, perancangan antarmuka dan perancangan

hardware.

Aplikasi ini merupakan sistem yang akan menjalankan rangkain prototipe

pembangkit listrik menggunakan tenaga surya yang diujicobakan pada traffic light.

Dimana solar panel akan mendapatkan sinar dari matahari yang menghasilkan

tegangan listrik fungsinya untuk menghidupkan semua rangkaian dan baterai aki akan

menampung tegangan tersebut sebagai tenaga cadangan.

3.2.1 Alur Umum Sistem

Pada rancangan umum dari aplikasi ini adalah memanfaatkan sumber tenaga

matahari sebagai pembangkit listrik yang diterapkan pada protipe traffic light.

Pembuatan rangkaian prototipe traffic light menggunakan tenaga matahari ini dengan

pengoperasian berbasis mikrokontroler Atmega16 terdiri dari 2 bagian yaitu

(60)

47

Gambar umum tugas akhir ini dapat dilihat dari gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram alur prototipe.

Cara kerja dari protipe traffic light berbasis mikrokontroler adalah solar panel

mengisi tenaga pada baterai aki setelah itu menuju mikrokontroler dan dari

mikrokontroler menuju pada miniatur traffic light. Apabila tegangan pada baterai aki

telah penuh maka solar panel langsung menuju mikrokontroler untuk memberikan

tegangan dan selanjutnya ke miniatur traffic light.

3.2.2 Blok Diagram

Perancangan blok diagram pada rangkain ini untuk memberikan

pemberitahuan suply tenaga solar panel, dimana solapr panel sebagai sumber utama

dari pemberian tenaga pada rangkain ini. Solar panel akan memberikan tegangan

listrik pada baterai, perhatikan pada gambar 3.2 :

Blok Diagram Solar .

Solar cell Mikrokontroler

ATMega16

Baterai Aki Miniatur

Perempatan traffic light

Solar cell

baterai

mikro Traffic

(61)

48

Perancangan flowchart digunakan untuk menggambarkan sejumlah proses

terstruktur dalam sistem, berorientasikan pada aliran proses yang terjadi. Demi

memudahkan pembaca orang awam dalam mengerti isi dari aplikasi ini, seperti

gambar 3.3 :

(62)

49

3.2.4 Kebutuhan Perancangan Hardware

Dalam pembuatan inkubator ini komponen-komponen yang dibutuhkan

adalah sebagai berikut:

Mikrokontoler ATmega16

1. Solar panel.

2. Baterai aki kering.

3. Relay.

4. Pararel Port.

3.3 Cara Merancang Alat

Cara merancang prototipe traffic light menggunakan tenaga matahari berbasis

mikrokontroler bukanlah suatu hal yang mudah dan tidak dapat dilakukan oleh

banyak kalangan. Dalam menjalani Tugas Akhir ini penulis ingin memaparkan

bagaimana cara merancang alat ini.

Pertama, membeli semua komponen-komponen yang diperlukan dalam

pembuatan rangakain prototipe ini. Setelah membeli semua komponennya, kemudian

mendesign miniaturnya.

Kedua, setelah mendesign alat, kemudian merakit komponen-komponen yang

sudah ada ke PCB (Printed Circuit Board). Setelah itu untuk menyatukan rangkaian

komponen dan motor diperlukan sebuah akrilik sebagai rangka dari mesin ini.

Ketiga, untuk menghubungkan Mikrokontroler ke ke komputer maka

(63)

50

Keempat, menguji coba hasil keseluruhan rangkaian prototipr traffic light

dengan mengoneksikan antara solar panel, baterai aki serta mikro itu sendiri dan

(64)

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM DAN ANALISA

Pada Bab IV ini akan dibahas mengenai implementasi dari rancangan sistem

yang telah dibuat pada bab III. Bagian implementasi sistem kali ini meliputi

implementasi hardware, implementasi proses dan uji coba alat.

4.1 Implementasi Hardware

Dalam pembuatan perangkat lunak prototipe traffic light menggunakan tenaga surya berbasis mikrokontroler ini, dibutuhkan suatu alat yang berguna sebagai peraga

sistem yang telah dibuat agar dapat mengetahui cara kerja sistem secara keseluruhan

dan untuk memastikan apakah sistem telah berjalan sesuai perancangan, agar

hardware dapat bekerja.

4.1.1 Rangkaian Mikrokontroler

Berikut ini adalah ganbaran rangakain dari mikrokontroler yang terdapat pada

protipe traffic light menggunakan tenaga surya berbasis mikrokontroler, dimana pada rangkain terdapat bagian-bagian sebagai berikut :

1. Pembagi tegangan ADC.

2. Terdapat dua riley.

3. Dan mikrokontroler itu sendiri yang akan mengatur pembagian tegangan dari

solar panel ke baterai dan rangkain, mengatur pembagian waktu delay pada

(65)

52

memberikan keterangan persentase kapasitas tenaga dalam baterai, seperti

gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Rangkaian Mikrokontroler.

4.1.2 Implementasi Miniatur

Pembuatan miniatur prototipe traffic light menggunakan tenaga surya berbasis mikrokontroler ini digunakan untuk memberikan simulasi bagaimana cara kerja

lampu traffic light pada persimpangan lampu merah, sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja dari mesin tersebut jika keadaan yang sebenarnya.

Pembuatan miniatur ini sendiri menggunakan vahar dasar dari papan triplek

yang sedikit tebal dengan panjang ± 1 m, dan lebar ± 50 cm. Desain dari miniatur ini

berbentuk persegi panjang dimana di dalam tersebut terdapat solar panel, baterai aki

kering 7 ampere dan rangkaian mikrokontroler yang akan dapat mengatur lampu

Gambar

Gambar 2.7 Timing diagram timer/counter, menyeting OCFO, pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding,dengan pescaler (fclk_I/O/8)
Gambar 2.8 Regiter timer counter 8 bit.
Tabel 2.6 Deskripsi bit clock select
Gambar 2.9 Register timer TCNT0
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan terdapat kualitas sinyal yang sangat buruk dapat pula diketahui bahwa jarak jangkau maksimal kualitas sinyal stasiun TVRI Pontianak yang masih bisa dinikmati

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui permainan olahraga tradisional benteng hadang yang dilaksanakan pada siklus II memiliki peningkatan sebesar 67 % (17 % + 50

Zaradi splošne zakonske ureditve in pogostosti navedenega ugovora, bi morali policisti v praksi upoštevati tudi vodila, ki so se izoblikovala sodni praksi, predvsem , da je

Data penelitian tindakan sekolah yang diperoleh dari hasil observasi sikap guru dalam kegiatan diskusi kelompok kerja guru tentang peman- faatan lingkungan sekolah sebagai

Dengan melembabkan kulit, diharapkan sawar kulit menjadi lebih baik dan penderita tidak menggaruk dan lebih impermeabel terhadap mikroorganisme/bahan iritan. Berbagai

Oleh karena itu, dengan teknik pencampuran yang lebih disempurnakan maka jagung manis dan jagung pulut dapat digunakan sebagai alternatif sebagai bahan baku

However, none of PT Semen Gresik (Persero) Tbk and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents make any representation or warranty

digolongkan sebagai oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin dan terpentin yang menetes keluar apabila saluran resin (resin canal) baik pada bagian kulit