• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 292012129 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 292012129 BAB III"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang Jenis Penelitian yang digunakan, Subjek Penelitian, Desain Pengembangan yang dilakukan, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data, serta teknik analisis data yang akan dibahas sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau R&D. Penelitian pengembangan atau R&D adalah metode penelitian yang menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407).

Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa komik dengan model discovery learning untuk siswa SD kelas 5. Model untuk menghasilkan komik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model desain sistem pembelajaran ADDIE yang merupakan sub dari induk pengembangan menurut Borg and Gall.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas 5 SD Negeri Dadapayam 02 .

3.3 Desain Pengembangan

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model pengembangan menurut ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate) yang dipadu kan menurut langkah – langkah penelitian yang direkomendasikan oleh Borg and Gall (dalam Sukmadinata 2012: 169 – 170). Model pengembangan ini terdiri dari sepuluh langkah, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data, (2)

perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji produk awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk, (8) uji

(2)

menunjukkan kegiatan-kegiatan inti yang meliputi beberapa tahapan yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

Model desain pembelajaran ADDIE (Analysis – Design – Develop

Implement – Evaluate). Yang dipadu kan menurut langkah – langkah penelitian pengembangan yang direkomendasikan oleh Borg and Gall dengan dasar pertimbangan bahwa model tersebut cocok untuk mengembangkan produk model

instruksional/ pembelajaran yang tepat sasaran, efektif dan dinamis dan sangat membantu dalam pengembangan pembelajaran bagi guru.

Model desain sistem pembelajaran ADDIE dengan komponen-komponennya dapat di perlihatkan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1 Desain Pengembangan ADDIE A

Analysis

Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa.

D

Design

Menentukan bahan ajar yang akan dikembangkan dan digunakan pada proses pembelajaran.

D

Development

Memproduksi bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

I

Implementation

Melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan bahan ajar yang diproduksi.

E

Evaluation

(3)

Pembuatan media berupa komik pembelajaran ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu:

3.3.1 Tahap Analisis (Analysis)

Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kurikulum dan materi dan analiasis kebutuhan atau need analysis. Tahapan ini dijelaskan secara rinci yaitu :

a. Analisis Kurikulum dan Materi

Pembuatan komik ajaran diawali dengan menganalisis kurikulum. Kurikulum yang digunakan dalam pembuatan produk adalah Kurikulum KTSP.. Tahap awal dalam analisis kurikulum adalah menentukan SK (Standar Kompetensi). Langkah selanjutnya adalah menganalisis Kompetensi Dasar dan indikator. Kompetensi dasar adalah kompetensi (kemampuan) yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada standar kompetensi yang harus dikuasai siswa. Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, dan satuan pendidikan serta dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati. Kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan dijadikan dasar sebagai perumusan materi dan kegiatan pembelajaran yang terdapat pada komik. Berdasarkan analisis materi dan kurikulum yang dilakukan, komik disusun berdasarkan materi dan kompetensi yang ingin dicapai siswa pada materi magnet.

b. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan

kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan efektivitas belajar, sehinggga dibutuhkan solusi berupa

(4)

pembelajaran di kelas 5 SD berlandasan pada KTSP dengan model Discovery learning, maka peneliti akan mengembangkan mapel IPA tersebut menjadi sebuah

komik pembelajaran. Pembuatan komik pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi dan meningkatkan efektivitas belajar siswa.

3.3.2 Tahap Perancangan (Design)

Pada langkah perancangan (design) disusun komik pembelajaran IPA dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3.3.2.1 Penyusunan komik

Rancangan penelitian penyusunan media komik dalam pembelajaran KTSP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan judul dan tema komik yang akan disusun.

Judul komik ditentukan berdasarkan kompetensi dasar, indikator-indikator, dan materi pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Materi yang digunakan pada media komik ini adalah magnet.

2. Mengumpulkan referensi

Substansi materi yang terdapat dalam komik disusun berdasarkan beberapa referensi yang digunakan diantaranya buku pegangan guru, buku pegangan siswa, buku pendukung yang sesuai dengan substansi materi, serta memanfaatkan akses internet untuk mengumpulkan sumber lainnya.

3. Menyusun kerangka komik

Penyusunan komik diawali dengan menentukan kerangka yang disesuaikan dengan yang disesuaikan dengan indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran. komik dibuat untuk mendukung terciptanya pembelajaran dengan model

discovery learning.

4. Merancang pembelajaran sesuai tujuan pembuatan komik

Komik yang dikembangkan harus dapat menunjang pembelajaran berbasis discovery learning. Pada pembelajaran dirancang kegiatan yang dapat

(5)

5. Merancang format penulisan dalam komik

Komik disusun dengan format sedemikian rupa sehingga dapat membantu siswa dalam mempelajari komik dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Fomat dimulai dari penulisan judul, pengantar, pemetaan SK, KD dan indikator, langkah penggunaan komik, dan isi komik

6. Merancang tampilan/layout komik

Komik yang telah disusun sesuai kerangka masih belum dapat digunakan oleh siswa apabila penyusunan gambar dan tata letak/tampilan/layout kurang menarik. Untuk menarik minat siswa dan untuk membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar harus dilakukan penyesuaian tampilan gambar dan tata letak komik pembelajaran.

3.3.2.2 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan RPP dilakukan dengan langkah-langkah yang terdapat pada standar proses sebagai berikut:

1. Menuliskan identitas mata pelajaran 2. Menuliskan standar kompetensi 3. Menuliskan kompetensi dasar 4. Menuliskan indikator

5. Merumuskan tujuan pembelajaran 6. Menentukan materi pembelajaran 7. Menentukan Alokasi waktu

8. Menentukan pendekatan dan metode pembelajaran 9. Menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran 10. Penilaian hasil belajar

11. Sumber belajar

3.3.3 Tahap Pengembangan (Development)

Pada tahap ini komik mulai dikembangkan dan diproduksi agar siap diimplementasikan. Tahap pengembangan dimulai dengan membuat draft awal produk yakni membuat komik sesuai dengan konsep pembelajaran discovery learning. Draft komik divalidasi oleh pakar yang kemudian dilakukan revisi.

(6)

dalam draft komik divalidasi oleh Adi Winanto. dan media (tampilan/layout) divalidasi oleh Birmanti.

3.3.4 Tahap Implementasi (Implementation)

Setelah penyusunan media komik menghasilkan suatu produk final, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba lapangan (uji coba) pada siswa. Uji coba

dilakukan pada sekolah yang dijadikan subyek penelitian yaitu di kelas 5 SD Negeri Dadapayam 02. Sebelum dilakukan uji coba, siswa kelas atas kelas 5 di SD Negeri Dadapayam 02 diberikan pretest berupa soal uraian tentang gaya gesek. Kemudian selanjutnya peneliti melakukan uji coba pada subyek penelitian. Proses setelah berakhir uji coba media komik, siswa diberikan posttest.

Setelah proses uji coba menggunakan komik selesai siswa dan guru mengisi angket yang telah disediakan. Pengisian angket serta analisis hasil pretest dan posttest digunakan sebagai dasar penentuan efektivitas komik pembelajaran yang

telah dibuat.

3.3.5 Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap evaluasi dilaksanakan setelah implementasi produk yang bertujuan untuk menganalisis kelayakan dan efektivitas produk. Kriteria valid dianalisis melalui hasil penilaian validator dengan lembar validasi ahli berdasarkan lembar penilaian media dan materi. Efektifitas diukur melalui peningkatan hasil pretest dan posttest sekaligus hasil respon siswa dan respon guru.

3.4Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

pakar dan tes. Uji pakar dalam penelitian ini adalah uji pakar materi, uji pakar media, dan uji pakar soal. Uji pakar dilakukan untuk menilai kevalidan media.

Kemudian untuk menilai keefektifan media selanjutnya digunakan teknik tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk uraian. Sebelum dilaksanakan tes tertulis, instrumen terlebih dahulu diuji kepada ahli (expert judgement). Sedangkan teknik nontes yang digunakan adalah wawancara, angket,

(7)

terhadap bahan ajar yang digunakan khususnya buku pegangan siswa. Angket digunakan untuk mengetahui kualitas komik yang telah dibuat. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana guru dan siswa melakukan pembelajaran menggunakan komik yang telah dikembangkan.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data 3.4.2.1Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana tanggapan guru terhadap buku pegangan yang dimiliki siswa, beserta tanggapan pengggunaan media sebagai pendamping pembelajaran apakah sudah efektif. Data hasil wawancara digunakan sebagai acuan penyusunan draft produk awal pembuatan komik. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Pedoman Wawancara Buku Pegangan Siswa Pertanyaan

1. Bagaimana dengan isi dalam buku pegangan siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA?

2. Apa kekurangan dari buku pegangan tersebut?

3. Dari segi isi apakah menurut Anda membuat siswa tertarik untuk membaca? 4. Bagaimana gambar/ ilustrasi yang terdapat pada buku pengangan siswa

tersebut? Apakah membuat siswa tertarik untuk membaca?

5. Apakah Bapak pernah mengembangkan bahan ajar sendiri untuk melengkapi kekurangan yang terdapat dalam buku pegangan yang dimiliki siswa?

6. Apakah dalam pembelajaran IPA siswa sering melakukan praktikum? 7. Bagaimana ketergantungan siswa terhadap guru dalam memahami materi? 8. Berkenaan dengan penilaian, berapa KKM yang diterapkan di kelas 5? 3.4.2.2 Validasi Pakar

Lembar validasi digunakan untuk uji pakar materi, uji pakar media, dan uji pakar soal. Lembar validasi diisi oleh ahli (expert judgement). Lembar validasi dilakukan untuk memvalidasi draft produk awal dan untuk menguji kelayakan dari media komik sebelum diujicobakan di dalam kelas penelitian.

a. Lembar Validasi Pakar Materi

Lembar validasi pakar materi digunakan untuk menilai kesesuaian materi yang ada dalam media komik. Kisi-kisi lembar validasi pakar materi

(8)

Tabel 2

Kisi-kisi Uji Pakar Materi

Aspek Indikator

Materi

1.Kesesuaian dengan kurikulum sekolah dasar 2.Kesesuaian indikator pembelajaran

3.Kesesuaian tujuan pembelajaran 4.Kelengkapan materi

5.Kejelasan bahasa yang digunakan

6.Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar 7.Keruntutan penyajian materi

8.Kebermanfaatan media komik dalam mempermudah pemahaman konsep

Bahasa 9.Keefektifan kalimat dalam media yang disajikan 10.Kebakuan istilah

11.Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik

Kriteria penilaian uji pakar materi yang dikembangkan disajikan pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Kriteria Penilaian Uji Pakar Materi

Skor Kriteria

45-55 Sangat sesuai

34-44 Sesuai

23-33 Cukup sesuai 12-22 Kurang sesuai

1-11 Sangat kurang sesuai

b. Lembar Validasi Pakar Media

Lembar validasi dari pakar media digunakan untuk memvalidasi draft produk awal yang telah dibuat sehingga layak untuk uji coba terbatas. Berkut ini kisi-kisi lembar validasi pakar media pada tabel 4.

Tabel 4

Kisi-kisi Uji Pakar Media

Aspek Indikator

(9)

Aspek Indikator

3. Penggunaan komposisi warna 4. Kesesuaian pemilihan gambar/foto 5. Kualitas gambar/foto

Isi Media 6. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran 7. Kesesuaian media dengan model pembelajaran

8. Kemampuan media mempermudah pemahaman materi pembelajaran bagi peserta didik

Bahasa 9. Keefektifan kalimat dalam media yang disajikan

10. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik

Kepraktisan dalam penggunaan

11. Kejelasan petujuk media

Kriteria penilaian uji pakar media yang dikembangkan disajikan pada table 5 berikut ini.

Tabel 5

Kriteria Penilaian Uji Pakar Media

Skor Kriteria

45-55 Sangat sesuai

34-44 Sesuai

23-33 Cukup sesuai

12-22 Kurang sesuai 1-11 Sangat kurang sesuai

3.4.2.3 Angket Respon

Angket digunakan untuk mengetahui respon guru dan respon siswa terhadap komik yang telah diimplementasikan. Angket respon siswa dapat dilihat dalam Tabel 6 berikut.

Tabel 6

Kisi-kisi Lembar Respon Siswa

No. Indikator

1. Komik ini membuatku lebih semangat dalam belajar.

2. Isi komik yang sesuai dengan kondisi di sekitarku, membuatku lebih mudah untuk memahami materi.

(10)

No. Indikator

4. Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam komik ini membuatku semakin aktif dalam belajar.

5. Kalimat-kalimat di dalam komik ini mudah dipahami.

6. Petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam komik ini mudah dipahami. Sedangkan angket untuk mengetahui respon guru setelah mengikuti

pembelajaran menggunakan komik yang telah dikembangkan, dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7

Angket Respon Guru

No. Indikator

1. Pembelajaran menggunakan komik lebih mudah 2. Komik sangat membantu dalam pembelajaran

3. Pembelajaran dengan komik membuat evaluasi lebih mudah 4. Pembelajaran dengan komik membuat anak lebih mandiri

5. Pembelajaran dengan komik membuat anak lebih memahami materi 6. Pembelajaran dengan komik memfasilitasi siswa menjadi lebih aktif

dan kreatif

7. Pembelajaran dengan komik dapat meningkatkan tanggung jawab siswa

8. Pembelajaran dengan komik dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa 3.4.2.4 Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana guru dan siswa melakukan pembelajaran menggunakan komik yang telah dikembangkan.

Kisi-kisi untuk melakukan observasi dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8

Pedoman Observasi Guru dan Siswa

No. ASPEK YANG DIAMATI

1. Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan materi yang terdapat dalam komik

2. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah yang terdapat dalam komik

3. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran

4. Memfasilitasi siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam komik

5. Mendorong siswa untuk bekerja sama sesuai dengan petunjuk dalam komik

6. Siswa mampu bekerja sama dan berdiskusi sesuai dengan materi yang sedang didiskusikan

(11)

No. ASPEK YANG DIAMATI 8. Meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias 10. Siswa bersama guru membahas soal evaluasi

11. Memberikan umpan balik sesuai dengan yang terdapat dalam komik 12. Siswa menanggapi umpan balik yang diberikan oleh guru

3.4.2.5 Instrumen Tes Tertulis

Skor nilai tes tertulis digunakan untuk melihat keefektifan komik yang dikembangkan. Tes tertulis dilakukan pada saat pretest maupun posttest. Tes tertulis pada saat pretest maupun posttest disajikan dalam bentuk uraian. Kisi-kisi dari soal pretest dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9

Kisi-Kisi Soal Pretest

Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal Jumlah KD

5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, derak dan energi melalui percobaan(gaya grafitasi, gaya gesek, gaya magnet)

Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar dan halus)

1,2,3,4,5,6 6

Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.

7,8,9,10 4

Selain disajikan kisi-kisi soal pretest, juga disajikan kisi-kisi soal posttest pada Tabel 12 berikut.

Tabel 10 Kisi-kisi Soal Posttest

Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal Jumlah

KD

5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, derak dan energi melalui percobaan(gaya grafitasi, gaya gesek, gaya magnet)

Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

1,2 2

Mengetahui sifat-sifat magnet

3,4 2

Mengetahui cara membuat magnet sederhana.

5,6,7,8 4

Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

(12)

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis data soal pretest dan posttest

Uji validasi instrumen soal dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas setiap soal yang akan diujikan. Uji validasi soal dilaksanakan oleh ahli (expert judgement). Ahli (expert judgement) dalam validasi soal dilakukan oleh Supriyadi, S.Pd. Hasil dari uji validasi expert soal pretest dan posttest dapat

dilihat pada Tabel 11dan Tabel 12 berikut ini. Tabel 11

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pretest

Indikator Butir Soal Valid Tidak

Valid

4 3 2 1

Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar dan halus)

1,2,3,4,5,6 1,2,3,5,6 4

Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.

7,8,9,10 7,8,9,10

Tabel 12

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Posttest

Indikator Butir Soal Valid Tidak

Valid

4 3 2 1

Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis.

1,2 1,2

Mengetahui sifat-sifat magnet 3,4 3,4

Mengetahui cara membuat magnet sederhana.

5,6,7,8 5,6,7,8

Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.

9,10 9,10

(13)

mendapatkan skor 3 atau 4 dinyatakan valid dan butir soal yang mendapatkan skor 1 atau 2 dinyatakan tidak valid.

Setelah peneliti melaksanakan uji validasi soal kepada ahli (expert judgement), didapatkan hasil bahwa seluruh butir soal pretest dan posttest

dinyatakan valid karena mendapatkan skor antara 3 atau 4. Soal yang nantinya digunakan dalam pelaksanaan pretest dan posttest sejumlah 10 soal.

Peneliti menganalisis hasil dari uji validasi soal dengan menggunakan pendekatan non statistik, yakni dengan menganalisis sesuai dengan hasil validasi soal yang didukung kritik, saran, dan catatan dari expert soal. Terdapat beberapa butir soal yang mengalami perbaikan berkaitan dengan perbaikan kalimat pada soal, penggunaan tanda perintah pada soal, serta keefektifan pada soal.

3.5.2 Analisis data keefektifan komik

3.5.2.1Analisis Data Angket Respon Guru dan Respon Siswa

Untuk menganalisis data angket dilakukan konversi data kuantitatif ke data kualitatif. Konversi data tersebut dilakukan pada data skala 5 karena angket yang digunakan merupakan angket berdasarkan skala Likert dengan penilaian mulai dari 1 sampai 5. Jawaban setiap butir instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif maupun sebaliknya. Pedoman konversi data kuantitatif ke data kualitatif berdasarkan pendapat Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko (2012:123). Pedoman konversi tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13

Pedoman Konversi Data Kuantitatif Skala 5 ke Data Kualitatif

Jumlah Skor Pernyataan Rerata Skor Klasifikasi

Kinerja (n + 4i) < x ≤ (n +5i) 1

(n + 4i) x 1 ( + 5�) Sangat Baik (n + 3i) < x ≤ (n +4i) 1

(n + 3i) x 1 ( + 4�) Baik (n + 2i) < x ≤ (n +3i) 1

(n + 2i) x 1 ( + 3�) Kurang Baik (n + i) < x ≤ (n +2i) 1

(n + i) x 1 ( + 2�) Tidak Baik

n ≤ x ≤ (n + i) 1

(n) ≤ x 1 ( +�) Sangat Tidak Baik

(14)

n = jumlah siswa

x = nilai aktual

x = rata-rata skor

i = kelas interval

= 1

5 Nilai maksimal−Nilai minimal

3.5.2.2 Analisis Perbedaan Hasil Pretest dan Posttest

Hasil pretest dan posttest siswa diuji dengan uji t sampel berpasangan

(Paired-Samples T Test) karena data yang diuji merupakan data yang berasal dari

dua sampel dengan subjek yang sama, namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Sebelum dilakukan uji t sampel berpasangan harus dilakukan uji normalitas. Jika data terbukti berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji t sampel berpasangan (Paired-Samples T Test). Namun, jika data berdistribusi tidak normal, uji yang dilakukan adalah uji nonparametris yakni dengan uji Wilcoxon.

3.5.2.3Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagikarena di luar jangkauannya (Surapranata, 2006:12). Kriteria indeks kesukaran butir soal menurut Purwanto (2014:101) dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini.

Tabel 14

Indeks Kesukaran Butir Soal

Rentang Tingkat Kesukaran Kategori Soal

0 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

(15)

(2014:134) Rumus untuk menghitung taraf kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut:

� � = �ℎ � �� �

�ℎ � ���� � �� �

� � � � � = �

� � � �� � � � �

Untuk hasil penghitungan tingkat kesukaran butir soal pretest dan postest dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini. Penghitungan tingkat kesukaran butir soal tersebut berdasarkan soal-soal yang telah diuji kevalidannya.

Tabel 15

Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest dan Posttest Tingkat

Kesukaran

Pretest Posttest

Mudah 2,9,10 1,2,4,5,7

Sedang 1,3,4,6,7,8 6,8,9,10

Gambar

Gambar 1 Desain Pengembangan ADDIE
Tabel 1 Pedoman Wawancara Buku Pegangan Siswa
Tabel 2 Kisi-kisi Uji Pakar Materi
Tabel 5 Kriteria Penilaian Uji Pakar Media
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebenarnya, dari jawaban yang didapat, itu semua bukanlah menjadi penghalang anak untuk membaca sebuah buku cerita, karena di zaman sekarang sekarang, membaca

, seperti yang dilakukan oleh Westoff dan Bankole (1995) yang menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka semakin tinggi persentase pemanfaatan

Mawardi Effendi,

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai fungsi:.. penyusunan

Apakah implikasi dari lahirnya konsep Common Heritage of Mankind tersebut terhadap konsep larangan terbang yang diterapkan oleh suatu negara..

Bagian Grup atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari asupan energi yang defisit sebesar 66.7% anak sekolah dasar mempunyai status gizi yang kurus, dan secara statistik terdapat

Data yang dikumpulkan adalah data BB, TB dan umur ABS serta pendidikan dan pekerjaan orang tua yang diperoleh dengan melihat catatan buku register kelas 1 sekolah dasar