viii
ABSTRAK
Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dan (2) karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Data penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber tertulis dari dokumen resmi yang berupa dokumen eksternal, yakni media cetak berupa Surat Kabar Kompas. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan instrumen pengumpulan data berupa kartu data utama yang berisi struktur penyajian feature sosok dan karakteristik feature sosok. Metode pengumpulan datanya dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada kajian analisis deskriptif. Teknik analisis data tersebut melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengklasifikasi data feature sosok ke dalam kartu data sesuai dengan kriteria (terlampir), (2) mengidentifikasi data feature sosok berdasarkan struktur penyajian feature (Mappatoto, 1999) dan karakteristik feature (Sumadiria, 2008), (3) menginterpretasi struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014, dan (4) mendeskripsikan hasil penelitian sesuai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Pertama, secara transparan, struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdiri dari (1) judul, (2) teras, dan (3) tubuh. Berdasarkan teori Mappatoto (1999), struktur feature terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3) peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup. Akan tetapi, peralihan dan penutup feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdapat di dalam tubuh feature sosok. Jadi, secara tersirat struktur feature menurut Mappatoto (1999) terdapat pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Kedua, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 memenuhi 15 dari 16 karakteristik feature menurut Sumadiria (2008). Satu karakteristik feature yang tidak terpenuhi adalah judul dicetak normal tipis atau miring. Judul feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dicetak tebal sehingga mengesankan formal dan maskulin seperti judul berita (hard news).
ix
ABSTRACT
Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. The Figure Feature’s Presentation and Characteristic Structure on Kompas Newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
This research is aimed to describe (1) the figure feature’s presentation
structure on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition and (2) the
feature’s characteristic structure on Kompas newspaper January 2nd
-March 29th, 2014 edition. This research is classified as qualitative research. The data of this research is the discourse of the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd -March 29th, 2014 edition. The data source of this research is written source from the public document in form of an external document, which is Kompas newspaper. The instrument of this research is the writer it self who is equipped with data collecting
instrument in a form of main data card which contains of figure feature’s presentation and figure feature’s characteristic. The data collecting method was use
documentation technique. The data analysis technique that has done in this research is to cast on descriptive analysis study. This technique consisted of some steps, those steps were, (1) classifying the figure feature’s on the observation checklist (attached) (2) identifying the figure feature’s based on layouting theory (Mappatoto, 1999) and characteristic of feature (Sumadiria, 2008), (3) interpreting the layouting form and characteristic of figure feature’s on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition, and (4) describing the result of data analysis based on problem formulation of the research.
The conclusion of this research are: First, transparently, presentation structure of figure feature on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition consists of (1) title, (2) essence, and (3) body. Based on Mappatoto (1999) theory, feature structure consists of (1) title, (2) essence, (3) transition, (4) body, and (5) closing. However, figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition shows the transition and the closing in the feature’s body. Therefore, the layouting form based on Mappatoto (1999) is found in figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition. Second, the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition fulfill 15 of 16 characteristic of feature based on Sumadiria (2008). One feature characteristic that has not been fulfill is that the title must be printed fine normal or italic. Figure
feature’s title on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition was printed bold therefore shows formality and masculine as hard news.
STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK
FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS
EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu
101224095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK
FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS
EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu
101224095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO
Pendidikan adalah perbekalan terbaik saat lanjut usia.
(Aristoteles)
Kecerdasan tanpa ambisi bagaikan seekor burung tak bersayap.
(Salvador Dali)
Pers adalah instrumen paling baik dalam pencerahan dan meningkatkan kualitas manusia sebagai makhluk rasional, moral, dan sosial.
(Thomas Jefferson)
Jangan lelah untuk menapaki anak tangga. Sebab, ia akan mengantarkan ke gerbang kesuksesan. Setapak demi setapak dilalui dan akhirnya sampai pada
puncaknya.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Bapa yang di surga
Untuk bapak dan ibu di rumah
Untuk adik laki-lakiku satu-satunya
Untuk kakek dan nenek yang sudah lanjut usia
Untuk segenap keluarga
Untuk sahabat-sahabatku
Untuk para kolegaku
Untuk calon pendamping hidupku yang kutunggu di ruang rindu
Untuk saudara-saudaraku yang tidak mampu menempuh pendidikan karena keterbatasan
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Oktober 2014 Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu
Nomor Mahasiswa : 101224095
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK
DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 10 Desember 2014 Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dan (2) karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Data penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber tertulis dari dokumen resmi yang berupa dokumen eksternal, yakni media cetak berupa Surat Kabar Kompas. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan instrumen pengumpulan data berupa kartu data utama yang berisi struktur penyajian feature sosok dan karakteristik feature sosok. Metode pengumpulan datanya dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada kajian analisis deskriptif. Teknik analisis data tersebut melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengklasifikasi data feature sosok ke dalam kartu data sesuai dengan kriteria (terlampir), (2) mengidentifikasi data feature sosok berdasarkan struktur penyajian feature (Mappatoto, 1999) dan karakteristik feature (Sumadiria, 2008), (3) menginterpretasi struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014, dan (4) mendeskripsikan hasil penelitian sesuai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Pertama, secara transparan, struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdiri dari (1) judul, (2) teras, dan (3) tubuh. Berdasarkan teori Mappatoto (1999), struktur feature terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3) peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup. Akan tetapi, peralihan dan penutup feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdapat di dalam tubuh feature sosok. Jadi, secara tersirat struktur feature menurut Mappatoto (1999) terdapat pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Kedua, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 memenuhi 15 dari 16 karakteristik feature menurut Sumadiria (2008). Satu karakteristik feature yang tidak terpenuhi adalah judul dicetak normal tipis atau miring. Judul feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dicetak tebal sehingga mengesankan formal dan maskulin seperti judul berita (hard news).
ix
ABSTRACT
Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. The Figure Feature’s Presentation and Characteristic Structure on Kompas Newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
This research is aimed to describe (1) the figure feature’s presentation
structure on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition and (2) the
feature’s characteristic structure on Kompas newspaper January 2nd
-March 29th, 2014 edition. This research is classified as qualitative research. The data of this research is the discourse of the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd -March 29th, 2014 edition. The data source of this research is written source from the public document in form of an external document, which is Kompas newspaper. The instrument of this research is the writer it self who is equipped with data collecting
instrument in a form of main data card which contains of figure feature’s presentation and figure feature’s characteristic. The data collecting method was use
documentation technique. The data analysis technique that has done in this research is to cast on descriptive analysis study. This technique consisted of some steps, those steps were, (1) classifying the figure feature’s on the observation checklist (attached) (2) identifying the figure feature’s based on layouting theory (Mappatoto, 1999) and characteristic of feature (Sumadiria, 2008), (3) interpreting the layouting form and characteristic of figure feature’s on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition, and (4) describing the result of data analysis based on problem formulation of the research.
The conclusion of this research are: First, transparently, presentation structure of figure feature on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition consists of (1) title, (2) essence, and (3) body. Based on Mappatoto (1999) theory, feature structure consists of (1) title, (2) essence, (3) transition, (4) body, and (5) closing. However, figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition shows the transition and the closing in the feature’s body. Therefore, the layouting form based on Mappatoto (1999) is found in figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition. Second, the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition fulfill 15 of 16 characteristic of feature based on Sumadiria (2008). One feature characteristic that has not been fulfill is that the title must be printed fine normal or italic. Figure
feature’s title on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition was printed bold therefore shows formality and masculine as hard news.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dengan lancar dan baik. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
Praktikan dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, praktikan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, sebagai Ketua Program Studi PBSI yang mendampingi, menyemangati, dan mendukung penulis secara akademis selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi PBSI.
xi
4. Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan teliti dan sabar.
5. Drs. St. Kartono, M.Hum., selaku dosen dalam bidang Jurnalistik yang bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, sekaligus menjadi triangulator dalam penelitian ini.
6. Segenap dosen Program Studi PBSI yang telah mendidik, membimbing, mengarahkan, dan menuntun penulis selama masa studi dan berproses bersama dalam usaha mendalami berbagai ilmu pendidikan dan kebahasaan, khususnya bahasa dan sastra Indonesia, sebagai bekal dan harta berharga bagi penulis untuk terjun ke dunia pendidikan yang sesungguhnya sebagai guru dan pendidik yang cerdas, humanis, dan profesional.
7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan Sekretariat Program Studi PBSI yang sabar memberikan pelayanan kepada mahasiswa, khususnya penulis dalam menyelesaikan berbagai urusan administratif.
8. Drs. Paulus Suparmo, S.S., M.Hum., selaku Kepala Perpustakaan USD Yogyakarta dan segenap staf yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengumpulkan data penelitian dan mengerjakan tugas akhir ini di ruang perpustakaan USD.
xii
10.Bernadus Tube, saudara jauh dari NTT yang tulus membantu penulis demi kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.
11.Fransisca Dike DDS, sahabat di kala suka dan duka, yang selalu memberi semangat dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 12.Devi Pusawati, sahabat sekaligus kolega jurnalis yang selalu menyemangati
dan mendukung penulis.
13.Ibu Tri Suwartanto di Pringwulung yang menjadi tempat naungan penulis selama berdomisili di Yogyakarta
14.Teman-teman PPL Jurnalistik di Lembaga Majalah UTUSAN, Yogyakarta. 15.Teman-teman UKM GRISADHA (Grup Tari Sanata Dharma).
16.Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Angkatan 2010.
17.Kedua orang tua tersayang, Bapak Yohanes Sunaryo dan Ibu Christina Ngatirah yang selalu mendukung, mendoakan, dan membantu baik nasihat maupun finansial.
18.Ignatius Asep Astriadi, adik laki-laki satu-satunya yang selalu memberi semangat.
19.Tedi Nugroho yang selalu mendukung, mengarahkan, memberi semangat, dan membantu sepenuh hati.
xiii
21.Dessiana Adityawati, Yosevin Winda Christiana, Brigitta Swaselia Kasita, Hendrianus Ndori, Christian Adven Saputra, dan Yohanes Danang Mahardhika Dwitama yang memberi semangat dan dukungan kepada penulis. 22.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekeliruan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi bagi para jurnalis dalam menulis karya jurnalistik.
Yogyakarta, 29 Oktober 2014 Penulis
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR BAGAN ... xx
DAFTAR GAMBAR ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.4Manfaat Penelitian ... 6
1.5Batasan Istilah ... 7
1.6Ruang Lingkup Penelitian ... 8
1.7Sistematika Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Penelitian yang Relevan ... 10
2.2 Teori Feature ... 12
xv
2.2.2 Struktur Penyajian Feature ... 14
2.2.2.1 Judul ... 14
2.2.2.2 Teras ... 18
2.2.2.3 Peralihan ... 25
2.2.2.4 Tubuh ... 26
2.2.2.5 Penutup ... 28
2.2.3 Gaya Bangunan (Struktur) ... 30
2.2.4 Karakteristik Feature ... 32
2.3 Kerangka Berpikir ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40
3.1 Jenis Penelitian ... 40
3.2 Data dan Sumber Data ... 41
3.3 Instrumen Penelitian ... 41
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 43
3.5 Teknik Analisis Data ... 44
3.6 Triangulasi Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Deskripsi Data ... 47
4.2 Pembahasan ... 50
4.2.1 Struktur Penyajian Feature Sosok ... 50
4.2.1.1 Judul ... 51
4.2.1.2 Teras ... 65
4.2.1.2.1 Deskripsi ... 75
4.2.1.2.2 Kutipan ... 78
4.2.1.2.3 Penggoda ... 79
4.2.1.2.4 Gabungan ... 80
4.2.1.3 Peralihan ... 84
4.2.1.4 Tubuh ... 90
xvi
4.2.1.2.2 Paragraf Spiral ... 95
4.2.1.2.3 Paragraf Blok ... 101
4.2.1.5 Penutup ... 104
4.2.1.5.1 Klimaks ... 105
4.2.1.5.2 Penyengat ... 106
4.2.2 Karakteristik Feature Sosok ... 109
4.2.2.1 Ditulis dengan Teknik Mengisahkan (To Story) ... 109
4.2.2.2 Berisi Aspek Kehidupan ... 115
4.2.2.3 Hasil Liputan Jurnalistik ... 122
4.2.2.4 Informatif dan Rekreatif ... 130
4.2.2.5 Informal ... 144
4.2.2.6 Tidak Terikat oleh Aktualitas ... 153
4.2.2.7 Nama Lengkap Wartawan Dicantumkan ... 160
4.2.2.8 Karya Kreatif Individual ... 162
4.2.2.9 Tidak Mencantumkan Baris Tanggal ... 164
4.2.2.10 Bagian Bawah Tidak Bisa Dipotong ... 166
4.2.2.11 Membawa Pesan Moral ... 167
4.2.2.12 Judul Dicetak Normal Tipis atau Miring ... 173
4.2.2.13 Tidak Menggunakan Pola Piramida Terbalik ... 175
4.2.2.14 Menggunakan Gaya Bahasa Jurnalistik Sastra ... 176
4.2.2.15 Mengadopsi Teknik Penulisan Cerita Pendek ... 182
4.2.2.16 Cerminan Kreativitas Individual ... 188
BAB V PENUTUP ... 191
5.1 Simpulan ... 191
5.2 Saran ... 193
DAFTAR PUSTAKA ... 195
LAMPIRAN ... 197
Kartu Data Utama Feature Sosok ... 198
xvii
Kartu Data Judul Feature Sosok ... 203
Kartu Data Teras Feature Sosok ... 205
Kartu Data Peralihan Feature Sosok ... 208
Kartu Data Tubuh Feature Sosok ... 212
Kartu Data Penutup Feature Sosok ... 229
Kriteria Struktur Penyajian Feature Sosok ... 231
Kriteria Klasifikasi Feature Sosok dalam Lima Bidang ... 234
Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok ... 236
Kartu Data Karakteristik Feature Sosok ... 238
Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ... 258
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Matriks Karakteristik Berita dan Feature ... 34
Tabel 2 Kartu Data Utama Feature Sosok ... 42
Tabel 3 Kartu Data Utama Struktur Penyajian Feature Sosok ... 43
Tabel 4 Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok ... 43
Tabel 5 Jumlah Data Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ... 49
Tabel 6 Klasifikasi Data dalam Lima Bidang ... 50
Tabel 7 Judul Feature Sosok ... 52
Tabel 8 Kata Penanda Klasifikasi Judul Feature Sosok ... 59
Tabel 9 Unsur-unsur Teras Feature Sosok ... 68
Tabel 10 Teras Feature Sosok ... 74
Tabel 11 Peralihan Feature Sosok ... 85
Tabel 12 Karakteristik Tubuh Feature Sosok ... 91
Tabel 13 Jenis-jenis Penutup Feature Sosok ... 105
Tabel 14 Karakteristik Feature Sosok Menggunakan Teknik Mengisahkan ... 115
Tabel 15 Unsur Aspek Kehidupan ... 116
Tabel 16 Karakteristik Feature Sosok Hasil Liputan Jurnalistik ... 123
Tabel 17 Karakteristik Feature Sosok yang Informatif dan Rekreatif ... 133
Tabel 18 Karakter Informal ... 145
Tabel 19 Keterangan Waktu sebagai Penanda Ketidakaktualan ... 160
Tabel 20 Nama Lengkap Wartawan Feature Sosok ... 162
Tabel 21 Karakteristik Feature Sosok Tidak Mencantumkan Baris Tanggal ... 166
Tabel 22 Karakteristik Feature Sosok Membawa Pesan Moral ... 167
Tabel 23 Pesan Moral dalam Feature Sosok ... 173
xix
xx
DAFTAR BAGAN
Halaman
xxi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tujuh hal, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) definisi istilah, (6) ruang lingkup penelitian, dan (7) sistematika penyajian.
1.1Latar Belakang
Jurnalistik berkembang pesat di tanah air, baik dalam hal teori maupun praktik. Sebagian merupakan cermin dari perkembangan teknologi maju sehingga memberikan dampak perubahan dalam ilmu itu sendiri. Maka sedikit banyak ilmu jurnalistik dalam praktik di negeri ini mempunyai ciri yang khas. Ilmu jurnalistik tersebut dituangkan ke dalam karya-karya jurnalistik yang terdapat dalam media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan buku atau media massa elektronik, seperti radio, televisi, dan internet.
pengetahuan bagi kita, kita bisa terus mengikuti perkembangan-perkembangan aktual dan faktual, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Para jurnalis menuangkan ilmu jurnalistik ke dalam tulisan berita, opini, tajuk rencana, feature, dan lain sebagainya. Tulisan tersebut tersaji dalam surat kabar dengan berbagai topik, tujuan, dan maksud tertentu. Misalnya, tulisan berita kecelakaan; tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat luas kapan kecelakaan itu terjadi, di mana, siapa, mengapa, dan bagaimana. Berbeda dengan tulisan yang bersifat menghibur, seperti laporan perjalanan, pojok, cerita bergambar, dan lain sebagainya yang tujuannya menghibur pembaca. Selain itu, ada tulisan yang bertujuan menginspirasi para pembaca, seperti feature.
Penulis memerlukan daya kreativitas yang tinggi dalam menulis feature sosok. Hal ini supaya tulisan feature sosok mereka mempunyai nilai tersendiri di mata pembaca. Setiap penulis memang mempunyai ciri khas yang berbeda dalam menulis feature sosok, tetapi menulis feature bukan karena bakat. Penulis feature bisa diciptakan, asal ada kemauan, kecintaan, dan latihan menulis secara terus-menerus. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis feature setelah mengenal dan melatih sense perasaan untuk mencari dan mengangkat topik apa yang akan disuguhkan kepada pembaca, penulis feature harus latihan menulis berdasarkan struktur penyajian feature yang ada. Struktur saja tidak cukup. Penulis feature juga harus memanfaatkan berbagai unsur yang menarik perhatian pembaca, memilih dan memoles tulisan feature dalam penyajiannya. Feature ditulis dengan bahasa yang baik dan benar. Penuturan harus lancar, penuh isi, dan suasana yang digambarkan harus hidup.
angka-angka, statistik, kuantitatif, sesuatu yang kaku, kering, formal, dan tembak langsung. Pembaca teriris-iris, tersedu-sedan, dan banjir air mata duka, karena sajian feature yang menusuk hati, perasaan, dan aspek-aspek terdalam dari kalbu pembaca. Pembaca dapat tersentuh hatinya karena sebuah feature. Feature lebih mendalam (more detailed) dalam menyajikan fakta dan menekankan unsur daya pikat manusia (human interest). Oleh karena itu, feature mempunyai pola penulisan tersendiri.
Feature dan berita memiliki struktur penyajian yang hampir sama, tetapi berbeda karakteristiknya. Feature dan berita juga mempunyai tujuan yang hampir sama pula, yakni memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian dan keadaan. Feature lebih memberi informasi kepada pembaca tentang aspek kehidupan (Mohamad, 1997:9). Berita bersifat aktual; sedangkan feature tidak akan pernah basi atau tidak aktual lagi (Syamsul, 2006:21). Berita biasanya hanya memuat atau mengutarakan fakta apa adanya, walaupun kadang-kadang ditambah tafsiran penulis atau penyusunnya jika fakta yang terkumpul itu belum memberikan gambaran yang cukup jelas. Feature lebih memberikan kesempatan kepada pembuatnya untuk melakukan penafsiran sehingga isinya lebih subjektif (Suhandang, 2004:109).
feature sosok. Hal ini dilakukan agar nilai-nilai kehidupan dalam feature sosok dapat dipahami pembaca.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis feature sosok dalam Surat Kabar Kompas dengan menggunakan teori struktur penyajian feature Mappatoto dan karakteristik feature Sumadiria. Keberadaan struktur penyajian feature Mappatoto dan karakteristik feature Sumadiria sebagai teori utama (grand theory) akan mengarahkan peneliti untuk mengetahui struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas. Penerapan teori ini sangat membantu peneliti dalam menganalisis feature sosok tersebut untuk membedakan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dengan tulisan jurnalistik yang lain. Peneliti memilih judul
“Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature dalam Surat Kabar Kompas
Edisi 2 Januari-29 Maret 2014”. Peneliti menyadari bahwa dalam menulis feature sosok perlu memperhatikan struktur penyajian dan karakteristiknya.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi
2 Januari-29 Maret 2014?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014.
2. Mendeskripsikan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, antara lain sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan bidang jurnalistik, khususnya penulisan feature sosok; sekaligus menjadi masukan bagi para jurnalis tentang penulisan feature sosok yang benar.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis jurnalistik.
b. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca dalam menulis feature sosok.
1.5Batasan Istilah
Pembahasan dalam penelitian ini hanya mencakup beberapa hal saja. Oleh karena itu, penulis mencantumkan definisi istilah yang dipakai supaya pembahasan dalam penelitian ini tidak lebar dan luas sehingga dapat dimengerti para pembaca.
1. Struktur
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata struktur berarti susunan atau bangunan. Struktur berarti gaya bangunan (Mappatoto, 1999:56). Dalam menulis feature perlu memperhatikan struktur penulisannya supaya hasil tulisan sesuai dengan pedoman yang benar.
2. Penyajian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penyajian berarti proses atau cara.
3. Karakteristik
Karakteristik merupakan kata lain dari ciri-ciri, yakni tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain.
4. Feature
atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik (Sumadiria, 2005:150).
1.6Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Feature sosok yang diteliti adalah feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Feature sosok yang diteliti terdiri dari 73 feature sosok. Feature-feature tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah. Setiap bidang terdiri dari dua feature sosok sesuai hasil analisis dan klasifikasi.
1.7Sistematika Penulisan
10 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang (1) penelitian yang relevan, (2) teori feature, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis, dilakukan oleh peneliti lain. Teori feature menjadi landasan teori dalam penelitian ini, berisi tentang teori-teori feature. Kemudian, kerangka berpikir memudahkan peneliti dalam penelitian karena dapat melihat alur penelitian dengan jelas.
2.1 Penelitian yang Relevan
Selain Suryadi, ada penelitian lain yang berkaitan dengan makalah ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Paramita (2007) dengan judul Struktur, Diksi, Majas, dan Karakteristik Feature Pendidikan: Studi Kasus Surat Kabar Kompas dan Kedaulatan Rakyat Bulan Maret-Agustus 2006. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengertian-pengertian dari feature pendidikan, pemerolehan struktur, diksi, majas, dan karakteristik feature pendidikan di Kompas dan Kedaulatan Rakyat bulan Maret-Agustus 2006. Hasil yang diperoleh dari yaitu (1) struktur yang diteliti mencakup judul, intro, body, dan penutup; (2) diksi yang dikaji mencakup istilah pendidikan dan bahasa, kata serapan, kata popular dan kajian, makna baru, serta kata baku dan nonbaku; (3) gaya bahasa; dan (4) karakteristik feature pendidikan yang diperoleh adalah secara teknis penulisannya tidak didahului dengan date line, paragraf awal menggunakan pemantik yang disebut intro yang bertujuan menggugah minat pembaca mengikuti alur cerita, tema berupa segala aspek kehidupan yang berupa fakta dan boleh tidak aktual, mengandung pesan moral, menggunakan bahasa jurnalistik sastra, dan secara khusus membedakan feature umum dengan feature pendidikan, yakni diksi yang digunakan. Dua jenis penelitian tersebut dianggap relevan dan berhubungan dengan makalah ini.
2.2 Teori Feature
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua teori feature untuk menganalisis struktur penyajian dan karakteristik feature. Pertama, peneliti menggunakan teori struktur penyajian feature dari Mappatoto (1999). Kedua, peneliti menggunakan teori karakteristik feature dari Sumadiria (2008). Peneliti juga menggunakan teori feature dari berbagai sumber sebagai pendukung dalam penelitian ini.
2.2.1 Pengertian Feature
Feature adalah tulisan yang khas yang sifatnya bisa menghibur, mendidik, memberi informasi, dan sebagainya mengenai aspek kehidupan dengan gaya yang bervariasi (Zain, 1992:19). Feature berdasarkan fakta, sebagai nilai jurnalistik. Cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan (Mohamad, 1997:9).
Menurut Mappatoto (1999:5), feature (karkhas) adalah karangan lengkap nonfiksi bukan berita-lempang dalam media massa yang tak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas kadang-kadang dengan sentuhan subyektivitas pengarang terhadap peristiwa, situasi, aspek kehidupan dengan tekanan pada daya pikat manusiawi untuk mencapai tujuan memberitahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca. Berita-lempang adalah laporan tentang peristiwa fisik dan intelektual, misalnya bencana alam dan pendapat seseorang, yang terjadi atau diucapkan pada saat itu dan ditulis menurut rumus 5W1H, dan laporan itu disusun menurut gaya bangunan atau struktur piramida terbalik.
pikat manusiawi untuk memberitahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca (Mappatoto,1992).
2.2.2 Struktur Penyajian Feature
Struktur penyajian (penulisan) feature memang berbeda dengan tulisan biasa. Banyak ahli berpendapat bahwa struktur penyajian feature meliputi judul, intro, tubuh, dan penutup. Sumadiria (2008:195-222) seperti dalam buku Seandainya Saya Wartawan Tempo (1996:34-56) memaparkan struktur penyajian feature yang terdiri dari (1) judul (head), (2) intro (lead), (3) perangkai (bridge), (4) tubuh (body), dan (5) penutup (ending). Menurut Romli (2009:25-26), struktur feature terdiri dari (1) judul (head), (2) teras (lead), (3) bridge (jembatan antara lead dan body), (4) tubuh (body), dan (5) penutup (ending). Struktur feature menurut Mappatoto (1999:30-58) hampir sama dengan pendapat Sumadiria dan Romli, yakni terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3) peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup.
2.2.2.1 Judul
Judul feature disebut juga dengan title. Title tidak harus sebuah ringkasan atau perasan dari teras. Fungsi title untuk menggugah perhatian pembaca. Ada dua acuan kalimat yang dapat digunakan untuk judul feature, yaitu (1) kalimat lengkap dan (2) kalimat tak lengkap/ kalimat fragmenter. Dalam kalimat lengkap, ada pokok dan ada sebutan. Sedangkan, dalam kalimat tak lengkap/ kalimat fragmenter judul disusun dalam satu atau dua baris saja (Mappatoto, 1993:117). Selain itu, tanda baca titik (.) tidak digunakan pada akhir kalimat (Mappatoto, 1993: 98-99).
Zain (1992:68) juga mempunyai pendapat yang sama dengan Mappatoto (1993:117), yakni judul terkadang terdiri dari satu baris saja, kadang juga terdiri dari dua baris, tergantung tujuannya. Judul pendek biasanya membuat pembaca cepat mengambil keputusan, apakah ia harus membaca atau tidak feature tersebut. Judul pendek dapat memancing pembaca menebak atau berteka-teki mengenai isi feature tersebut. Judul panjang menjanjikan banyak hal-hal menarik dalam tulisan tersebut, seperti tersaji dalam judulnya.
Judul feature, sangat mendasar dilihat dari dua sisi kepentingan. Pertama, bagi feature itu sendiri. Dengan diberi judul, feature memiliki identitas sehingga feature tersebut mempunyai nama dan karakter. Kedua, bagi khalayak pembaca, pendengar, dan pemirsa, untuk segera mengetahui kisah peristiwa menarik, atau justru segera melewatkan dan melupakannya (Sumadiria, 2008:195).
bersifat informal (lentur, fleksibel, lincah, menarik, atraktif, dan ekspresif). Ada delapan syarat judul feature, yaitu sebagai berikut.
1. Provokatif
Provokatif berarti judul feature mampu membangkitkan minat dan perhatian sehingga khalayak pembaca tergoda seketika untuk membaca feature, minimal sampai intro dan perangkainya (bridge).
2. Singkat dan padat
Singkat dan padat berarti langsung menusuk jantung, tegas, lugas, terfokus, menukik pada pokok intisari feature, tidak bertele-tele (to the point). Bagi pers, judul yang singkat sangat diperlukan, karena waktu dan situasi yang dimiliki pembaca sangat terbatas dan bergegas. Secara teknis, judul feature yang baik tidak lebih dari 4-7 kata.
3. Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok susunan pesan terpenting yang ingin disampaikan. Tidak menyimpang dari intro feature. Judul yang baik harus diambil dari intro feature. Sedangkan intro feature yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian feature. Dalam media massa, judul berpijak pada intro. Apabila tidak sesuai, media divonis tidak berbobot.
4. Fungsional
tegas dan jelas. Jika kata-kata mandiri tersebut digabungkan, maka dapat melahirkan satu kesatuan pengertian dan makna yang utuh.
5. Informal
Judul feature bersifat informal. Informal berarti judul tersebut lentur, fleksibel, lincah, menarik, atraktif, dan ekspresif.
6. Representatif
Representatif berarti judul feature yang ditetapkan sudah mewakili dan mencerminkan intro feature.
7. Merujuk kepada etika dan bahasa baku
Judul adalah identitas terpenting sebuah feature. Sebagai identitas, tentu posisi dan reputasi media yang memuat, menyiarkan, atau yang menayangkannya. Bahkan, karakter dan profesionalitas media sedikit-banyak tercermin pada judul-judul feature yang ditulisnya.
8. Spesifik
2.2.2.2 Teras
Dalam penulisan feature, paragraf pertama lazim disebut teras atau intro. Penamaan teras untuk paragraf pertama feature (soft news) sekaligus untuk membedakan dengan lead pada berita (hard news). Teras mempunyai dua fungsi umum sekaligus khusus. Pertama, fungsi untuk menarik perhatian pembaca kepada tulisan itu. Kedua, fungsi untuk membuat ancang-ancang dalam penulisan bahan yang sudah diperoleh. Fungsi khusus teras adalah untuk mencengangkan atau mengejutkan pembaca, menggelitik rasa ingin tahu pembaca, menggugah khayalan pembaca, atau untuk secara singkat memberitahukan pembaca tentang keadaan peristiwa (Mappatoto, 1999:41-42).
Teras feature yang baik adalah bisa menarik perhatian pembaca (Mappatoto, 1999:34). Ada enam unsur feature yang bisa menarik perhatian pembaca. Unsur-unsur tersebut adalah (1) kebaruan (timerliness), (2) kedekatan (proximity), (3) cuatan (prominence), (4) keanehan (unusualness), (5) daya-pikat manusiawi (human interest), dan (6) konsekuensi (consequence).
1. Kebaruan (timerliness)
menurut pengamatan wartawan atau reporter sekaligus yang menjadi penulis feature sosok.
2. Kedekatan (proximity)
kedekatan dapat menarik perhatian mengingat watak manusia yang mementingkan dirinya sendiri (egoistis). Jika sesuatu menimpa dunianya, maka orang akan terhentak memberikan reaksi. Begitu juga dengan benda, gagasan, masalah, dan praktek yang melibatkan diri seseorang akan menarik perhatiannya.
3. Cuatan (prominence)
Cuatan adalah siapa dan apa saja yang dikenal luas. Cuatan mengacu kepada orang besar atau orang penting. Akan tetapi, cuatan juga bisa mengacu pada lembaga dan perusahaan. Misalnya, presiden, menteri, inspektur jenderal, direktur, yayasan, dan sekolah. Cuatan juga tidak terbatas hanya kepada orang besar, lembaga, dan perusahaan ternama saja, tetapi bisa orang kecil, rakyat biasa, lembaga, dan perusahaan kecil pun dapat mencuat atau dicuatkan. Hal ini bisa bisa dicuatkan, apabila keadaan yang dihadapi orang kecil tersebut relevan dengan masalah sosial-politik, sosial-ekonomi yang mencuat, yang menjadi buah bibir masyarakat.
4. Keanehan (unusualness)
keanehan seperti, orang lumpuh dari pinggul ke bawah memimpin beberapa perusahaan, orang yang loncat dari tingkat enam sebuha gedung hanya cidera patah satu tulang rusuknya, sopir taksi yang mahir berkomunikasi dalam sepuluh bahasa daerah, dan lain sebagainya.
5. Daya-pikat manusiawi (human interest)
Setiap orang tidak memberikan pengertian yang sama mengenai daya pikat. Sesuatu yang memikat seseorang belum tentu memikat orang lain. wartawan dan penulis dituntut memiliki kepekaan intuisi dalam mendeteksi sesuatu yang dapat dijadikan daya-pikat manusiawi. Ada tiga hal yang dapat dijadikan pemantik intuisi, yaitu drama, emosi, dan latar belakang. Peristiwa yang mengandung unsur daya-pikat manusiawi biasanya bersumber dari peristiwa yang berniali berita.
6. Konsekuensi (consequence)
Konsekuensi adalah akibat dari suatu perbuatan, pendirian, dan lain sebagainya. suatu peristiwa, gagasan, atau masalah akan mempunyai daya tarik yang besar jika ketiga hal tersebut berdampak luas dan fundamental bagi kehidupan manusia dan habitatnya.
Pertama, membawa pembaca masuk ke dalam cerita. Kedua, memasang kerangka material untuk dikembangkan selanjutnya (Zain, 1992:70).
Mappatoto (1999:42-46) mengemukakan 10 jenis teras feature yaitu sebagai berikut.
1. Ringkasan
Pada dasarnya teras ini sama dengan teras berita-lempang yang merangkum 5W+H seperti:
Menteri Tenaga Kerja Ahmad Husen (who) di Jakarta (where) Senin (when) menghimbau rakyat untuk menghargai pekerjaan (what) tanpa pembedaan jenis pekerjaan asalkan hahal (how) demi berkurangnya pengangguran (why). Imbauan menteri disampaikan saat kesenjangan semakin menguak antara tenaga kerja dan kesempatan kerja (uraian lebih lanjut what).
satu mesin pesawat bermesin ganda menjadi penyebab musibah. Unsur how sulit diinformasikan segera pada pelaporan pertama karena diperlukan penyelidikan lebih jauh tentang how (bagaimana) sampai mesin tersebut gagal berfungsi. Pertanyaan how itu mungkin dapat dijawab selang beberapa waktu, yang informasinya dapat dijadikan berita-lempang tindak lanjut (follow-up story) dengan isi teras yang diperbarui (updated).
Dengan demikian, teras ringkasan menjawab hanya what, when, where, dan why, seperti:
Sejumlah 10 orang meninggal dan 20 luka berat dan ringan (what) akibat tanah longsor (why) di Desa Suka Maju (where), Senin (when).
2. Narasi (Narrative)
Menceritakan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada dalam situasi yang digambarkan, seperti di bawah ini.
Contoh:
Sersan (Pol.) Rusli menarik picu pistolnya, meloncat ke balik pohon secepat kilat, melepaskan tembakan kea rah sosok tubuh di antara semak-semak di bawah cahaya lampu remang-remang, lalu terdengar teriakan, “Aduh, mati aku.”
3. Deskripsi (Descriptive)
Contoh:
Massa air terhempas bergemuruh 60 meter/ detik dari ketinggian 30 meter, menjadi pertanda awal berfungsinya Bendungan Anu yang dapat mengairi 30.000 ha sawah yang menghidupi 200 kepala keluarga petani penggarap di Desa Suka Maju.
Teras deskripsi juga jerap digunakan untuk tulisan sosok pribadi (personality profile), seperti di bawah ini.
Gelembur pada mukanya petunjuk dimakan zaman, tetapi semangatnya member kekuatan orang tua renta, Abdullah, 75, untuk mengantungi $US 1 juta/ tahun dari hasil guratannya pada potongan kayu menjadi benda seni yang laris terjual di mancanegara.
4. Kutipan (Quotation)
Pernyataan sebagaimana diucapkan seorang tokoh yang ditulis di antara tanda petik. Biasanya ucapan sang tokoh yang akan dijadikan teras adalah yang dinilai mewakili wataknya, integritasnya, atau filsafat hidupnya. Selain itu, kutipan syair atau lagu, dan kutipan-kutipan yang lain juga dapat dijadikan sebagai teras kutipan.
Contoh:
“Wartawan, penulis, guru, nasibnya sama,” kata wartawan kawakan Utama.
5. Pertanyaan (Question)
Kalimat tanya sekaligus jawabannya dengan tujuan untuk memberi pengetahuan atau untuk menjawab rasa ingin tahu pembaca.
Apa cara terbaik untuk menjadikan kita tetap bersih? Usahakan rumah sendiri bersih terlebih dahulu.
6. Sapaan Akrab (Direct Address)
Sapaan seperti “Anda”, “Saudara”, “Bung” dengan tujuan untuk mengajak
pembaca memainkan peranan dalam kegiatan yang digambarkan dalam tulisan.
Contoh:
Jadi, Anda piker Anda sudah menaati hukum? Mungkin. Tetapi mungkin juga Anda hari ini sudah berkali-kali melanggarnya.
7. Penggoda (Teaser)
Kalimat yang akan menggoda pikiran pembaca dengan cara yang agak aneh, seakan-akan teka-teki agar pembaca tertarik kepada tulisan tersebut.
Contoh:
Sepuluh sisir bagi juru rias rambut berarti uang kontan. Tetapi 10 sisir bagi petani berartun kertas saham.
8. Gabungan (Combination)
Teras gabungan adalah teras yang mengombinasikan atau menggabungkan beberapa jenis teras menjadi satu. Misalnya, teras kutipan digabung dengan teras deskripsi.
Contoh:
yang menetas dari sudut keningnya dalam siding Pengadilan Negeri Anu, Selasa.
9. Aneh (Freak)
Teras ini berisi pesan bergaya puitis, berirama sajak, bernuansa pantun, menyatakan moto hidup, analogi, peribahasa, dan kata-kata mutiara.
Contoh:
Langit bertepi cakrawala Laut berbibir pantai Harga naik merajalela Barang tak tergapai
Harga kebutuhan pokok sehari-hari beranjak naik. Tetapi kedatangan Hari Raya Idul Fitri, hari kemenangan, menjadi kepastian Ilahi dua pecan lagi dan kaum ibu berakrobatik mengatur anggaran.
10.Tiruan Bunyi
Teras feature diawali atau terdapat tiruan bunyi di dalamnya. Contoh:
Cucut… cucut!
Pesawat Morse yang menggegerkan dunia karena memancarkan pengumuman lahirnya bangsa Indonesia merdeka di belahan bumi selatan 46 tahun lalu, mengisyaratkan kembali pekan lalu untuk menandai usainya pemugaran Gedung Antara yang pernah menjadi ajang menyambung nyawa.
2.2.2.3 Peralihan
bagian yang memberi aba-aba akan munculnya bahan baru tetapi masih berkaitan dengan tema karangan. Aba-aba yang dimaksud adalah peralihan yang dapat berbentuk kata, frasa, kalimat, maupun paragraf. Peralihan ini terletak di dalam tubuh tulisan. Syarat yang harus dipenuhi bagian peralihan dari karangan adalah singkat-padat dan samar-samar. Dengan kata lain, setiap akan menuturkan sisi baru atau sudut pandang baru dalam karangan, peralihan harus digunakan (Mappatoto, 1999:53-54). Peralihan juga bisa berada setelah teras atau sebelum penutup (Santana, 2005:47).
Fungsi peralihan adalah pertama, untuk memberi tahu pembaca bahwa penuturan sekarang beralih ke bahan baru; kedua, untuk menyusun bahan baru dalam perspektif atau sudut pandang yang tepat. Isyarat peralihan antara lain: kemudian, di dekat, tetapi, beberapa meter dari tempat ini, dalam perkembangan lainnya, dan juru bicara membantah. Jika kembali melihat contoh karangan yang ditulis secara tematik, spiral, maupun blok di atas, kata atau frasa yang dapat diidentifikasikan sebagai peralihan adalah sisi hidup yang manis itu, lebih dari itu, dan sesudah penerbangan tertunda 23 menit karena keadaan darurat itu.
2.2.2.4 Tubuh
menjelaskan beberapa pola paragraf yang dapat digunakan untuk menjaga ketertiban susunan sebuah karangan. Pola paragraf yang terpokok adalah sebagai berikut (Mappatoto, 1999:47-49).
a. Tematik
Setiap paragraf memberikan penegasan kembali kepada apa yang telah diutarakan dalam teras.
Contoh:
Cinta bersemi dalam kalbu setiap insane, siapa pun ia dan di mana pun ia berada. Kata lain, cinta bersifat universal.
Tetapi cinta yang bersemi dalam kalbu setiap insane di Pakistan berciri khusus karena cinta menyatu dengan awan, musim dan hujan.
Sisi hidup yang paling manis itu diterjemahkan dalam sendratari dengan nama Balado Barishane … dst.
b. Spiral
Setiap paragraf merinci apa yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, ibarat spiral mengulir ke bawah.
Contoh:
Siapa bilang Arabian Nights alias 1001 Malam sudah sirna? Malahan 1001 Malam dating kembali menantang di sini, di Kairo. Penyebabnya bulan Ramadan.
Ramadan bukan saja bulan suci Islam, masa kaum muslimin dan muslimat menjalankan ibadah puasa.
c. Blok
Setiap paragraf berisi bahan yang pada dasarnya berdiri sendiri, tetapi paragraf-paragraf yang mandiri itu pada akhirnya menyulam satu cerita yang bulat.
Contoh:
Pesawat terbang Delta Airlines dengan nomor penerbangan 743 sedang dalam penerbangan dari Chicago ke Atlanta.
Pramugari memberitahukan pilot pesawat, seorang penumpang wanita sakit dengan tanda-tanda kuat serangan penyakit usus buntu.
Sang pilot ,mengetukn kawat ke Atlanta dan doketr memeriksa penumpang wanita itu di lapangan terbang.
Sesudah penerbangan tertunda 23 menit karena keadaan darurat itu, peswat tinggal landas menuju Miami dan sang dokter mengatakan dalam laporannya: belitan korset sang penumpang kelewat kencang.
Tubuh atau body feature meliki karakteristik tertentu. Setiap paragraf bersifat unity (saling menyatu), koheren (saling berhubungan), dan mengandung emphasis (penekanan tertentu). Ketiga hal itu melancarkan pengisahan. Ketiganya mengarahkan tema pokok laporan, mengemas materi penting, menjembatani perpindahan paragraf dengan enak, mengalir, dan menjauhi kekakuan (Santana, 2005:47).
2.2.2.5 Penutup
(Santana, 2005:47). Penutup tulisan ibarat gong, berisi bagian yang penting, menunjukkan watak cerita. Penutup juga mempunyai daya pengaruh yang bisa mengacu emosi pembaca, seperti senyuman, tertawa, bahkan menangis karena terharu.
Secara keseluruhan, karangan khas mutlak mempunyai bagian penutup, yaitu akhir dari suatu karangan menurut logika. Akan tetapi, pada umumnya karangan khas yang ditulis secara piramida terbalik tidak selalu harus mempunyai bagian penutup, Sedangkan, karangan khas yang dikarang secara kronologis atau menggunakan piramida kronologis, penutup adalah mutlak. Ada empat bentuk penutup feature. Bentuk penutup tersebut adalah sebagai berikut.
a. Ringkasan
Penutup ringkasan adalah penutup yang mengacu kembali kepada teras. b. Klimaks
Penutup klimaks adalah penutup yang menimbulkan kejutan, kenangan, kengerian, dan sebagainya.
c. Tanpa-akhir
Penutup tanpa-akhir adalah penutup yang mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.
d. Penyengat
2.2.3 Gaya Bangunan (Struktur)
Semua unsur feature menekankan teknik story-telling (pengisahan cerita). Pengisahan feature melukiskan gambaran peristiwa dengan kata-kata (Santana. 2005:48). Ada empat gaya bangunan suatu karangan khas atau feature, yaitu gaya bangunan piramida terbalik, piramida biasa, segi empat, dan pola piramida kronologis (Mappatoto, 1999:56-58). Bentuk visualisasi gaya bangunan feature dapat dilihat seperti di bawah ini.
a. Piramida terbalik
Pola piramida terbalik menggambarkan feature yang dimulai dengan teras TPM (titik perhatian maksimal, yang juga disebut teras ringkasan dan penuturannya agak panjang.
Gambar 1 Piramida Terbalik
b. Piramida biasa
Gambar 2 Piramida Biasa
c. Piramida Segi empat
Pola bangunan segi empat merupakan struktur bangunan feature yang hanya terdiri dari empat atau lima paragraf saja.
Gambar 3 Piramida Segi Empat
d. Piramida kronologis
Gambar Piramida Kronologis
2.2.4 Karakteristik Feature
Karakteristik merupakan kata lain dari ciri-ciri, yakni tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. Romli (2009:22-23) berpendapat bahwa ciri khas tulisan feature antara lain (1) mengandung segi human interest dan (2) mengandung unsur sastra. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi―menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Sebuah
Isnawijayani (2013:10-11) juga berpendapat bahwa tulisan feature berdasarkan fakta, sebagai nilai yang dikehendaki dalam jurnalistik. Sedangkan, cerita pendek lebih condong pada khayalan dan fiksi. Ada enam perbedaan feature dengan fiksi, antara lain adalah sebagai berikut.
1) Feature berisi tentang peristiwa kehidupan manusia atau tentang benda dan alam semesta, sedangkan fiksi berakar pada cerita tentang peristiwa kehidupan manusia saja.
2) Situasi bahasa teks feature homogen, sedangkan situasi bahasa teks fiksi tidak homogen.
3) Feature menyajikan peristiwa nyata, sedangkan fiksi menyajikan peristiwa yang bersifat rekaan.
4) Feature menggunakan pola kronologis, sedangkan fiksi lebih menekankan pola penataan gagasan pada cara kronologis.
5) Feature tidak mementingkan konflik, sedangkan fiksi mementingkan adanya konflik.
6) Feature lebih bersifat karya objektif, sedangkan fiksi lebih bersifat karya tulis subjektif.
Tabel 1
Matriks Karakteristik Berita dan Feature
No. Berita Feature Keterangan
membangun imajinasi
Bagan 1 Kerangka Berpikir
WACANA FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014
TEORI JURNALISTIK
METODE PENELITIAN KUALITATIF DESKRIPTIF
METODE PENGUMPULAN DATA: METODE STUDI DOKUMENTASI
TEKNIK ANALISIS DATA: DESKRIPSI
HASIL PENELITIAN
STRUKTUR PENYAJIAN FEATURE SOSOK
40 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi enam hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) instrumen penelitian, (4) metode pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) triangulasi data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Kualitatif sebagai suatu jenis penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik; dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa; pada suatu konteks khusus yang alamiah; serta memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6). Bogdant dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3), mengatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Berdasarkan horizon waktu, penelitian ini tergolong ke dalam penelitian cross sectional atau one-shot. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, yakni bulanan; dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian (Noor, 2011:111).
3.2 Data dan Sumber Data
Data merupakan hasil pencatatan peneliti tentang objek penelitian (Soewandi, 2007:16). Data penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Data penelitian ini merupakan data kualitatif, yakni bahan tertulis seperti petikan atau keseluruhan dokumen, surat-menyurat, rekaman, dan kasus sejarah (Patton, 1990).
Proses pengumpulan data dapat terjadi melalui berbagai setting, sumber, dan cara (Sugiyono, 2011:224-225). Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber tertulis dari dokumen resmi yang berupa dokumen eksternal, yakni media cetak berupa Surat Kabar Kompas.
3.3 Instrumen Penelitian
memilih sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya itu.
Instrumen penelitian sesungguhnya adalah alat pengumpulan data, atau alat pemerolehan data (Soewandi, 2008:1). Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data, maka penelitian ini menggunakan dokumen atau catatan sebagai instrumen pengumpulan data. Suharsini Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Oleh karena itu, instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kartu data utama yang berisi data feature sosok yang terdiri dari lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah yang dibuat langsung pada file di komputer sehingga setiap kali data feature sosok ditemukan, peneliti mencatatnya/mengetiknya pada format kartu data yang tersedia pada file data.
Berikut ini adalah kartu data utama yang disiapkan peneliti untuk mencatat dan menginventarisasi keseluruhan data feature sosok.
Tabel 2
Kartu Data Utama Feature Sosok
No. Kode
Data Bidang Tanggal Judul Sinopsis
Setelah semua data feature sosok tercatat pada kartu data utama ini, peneliti membuat identifikasi data feature sosok atas struktur penyajian dan karakteristik feature. Kemudian, data tersebut diberi kode dan dimatrikulasi pada kartu data seperti tergambar dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3
Kartu Data Utama Struktur Penyajian Feature Sosok
No. Kode
Data
Struktur Penyajian Feature Sosok
Judul Teras Peralihan Tubuh Penutup
Tabel 4
Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok
No. Kode
2 Januari-29 Maret 2014; (2) memilih wacana feature sosok yang terletak dalam rubrik Sosok pada halaman 12 atau 16; dan (3) mengklasifikasi feature sosok ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah, sesuai dengan kriteria (terlampir) dan kebutuhan penelitian. Feature sosok yang dipilih sebagai data penelitian sebanyak 10 wacana. Setiap bidang terdiri dari dua feature sosok.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi data dan mengolah data menjadi informasi, sehingga data tersebut dapat dipahami dan menjawab masalah-masalah penelitian. Bogdan dan Biklen (1982 dalam Moleong, 2008:248) menjelaskan analisis data kualitatif sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
berdasarkan struktur penyajian feature (Mappatoto, 1999) dan karakteristik feature (Sumadiria, 2008), (3) menginterpretasi struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014, dan (4) mendeskripsikan hasil penelitian sesuai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
3.6 Triangulasi Data
Penelitian ilmiah selalu membutuhkan proses triangulasi agar keabsahan data dan temuan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330).
47 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan dua hal, yaitu (1) deskripsi data dan (2) pembahasan temuan. Deskripsi data berisi penjelasan mengenai data yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan berisi hasil temuan dari penelitian struktur penyajian dan karakteristik feature sosok.
4.1Deskripsi Data
Feature dapat ditemukan pada rubrik Sosok dalam Surat Kabar Kompas. Secara khusus, rubrik ini berisi kisah tentang kehidupan tokoh atau sosok seseorang dengan berbagai keunikan. Rubrik Sosok merupakan salah satu bentuk feature dalam Surat Kabar Kompas selain berita dan tulisan lainnya. Rubrik ini tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai salah satu hiburan yang mengandung nilai kemanusiaan.
Sebagai bagian integral dengan halaman-halaman Kompas yang lain, halaman ini menjadi bumbu penyedap yang menggugah, menyengat, menawarkan inspirasi dan menyodorkan rasa perasaan plus kesan kemanusiaan (humanitas)―Bdk.
pemerian tentang Sosok dalam Buku Panduan Kompas (St. Sularto, editor, Penerbit Buku Kompas, 2008)―“menampilkan sosok seseorang, baik dari segi pengalaman dan pencapaian maupun ketokohan.” Seluruh tulisan sosok yang lebih dalam dan
lebih komprehensif terdapat dalam rubrik persona di Kompas Minggu, ditulis oleh wartawan Kompas atau mantan wartawan Kompas (status kekaryawanannya berhenti karena usia) (Nugraha, 2013).
Tokoh-tokoh yang disosokkan tidak hanya tokoh dalam negeri saja, tetapi juga tokoh dari luar negeri. Tokoh-tokoh yang disosokkan tidak asal diterbitkan dalam rubrik Sosok ini. Tokoh-tokoh tersebut benar-benar pantas sebagi sosok yang menginspirasi pembaca. Rubrik Sosok menampilkan foto tokoh yang disosokkan sehingga pembaca dapat mengetahui tokoh yang menginspirasi tersebut.
berikut kegiatan dan tali-temalinya (Nugraha, 2013). Feature sosok merupakan tulisan yang menyangkut manusia dengan karakter dan kepribadian yang khas.
Data yang diambil untuk penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Jumlah data yang terkumpul untuk dianalisis adalah 73 tulisan dengan rincian sebagai betikut.
Tabel 5
Jumlah Data Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29
Maret 2014
No. Edisi Jumlah Data
1 Januari 24
2 Februari 24
3 Maret 25
Jumlah Data 73