• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari 29 Maret 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari 29 Maret 2014"

Copied!
292
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK

FEATURE

SOSOK DALAM SURAT KABAR

KOMPAS

EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu

101224095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK

FEATURE

SOSOK DALAM SURAT KABAR

KOMPAS

EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu

101224095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

Pendidikan adalah perbekalan terbaik saat lanjut usia.

(Aristoteles)

Kecerdasan tanpa ambisi bagaikan seekor burung tak bersayap.

(Salvador Dali)

Pers adalah instrumen paling baik dalam pencerahan dan meningkatkan kualitas manusia sebagai makhluk rasional, moral, dan sosial.

(Thomas Jefferson)

Jangan lelah untuk menapaki anak tangga. Sebab, ia akan mengantarkan ke gerbang kesuksesan. Setapak demi setapak dilalui dan akhirnya sampai pada

puncaknya.

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk Bapa yang di surga Untuk bapak dan ibu di rumah Untuk adik laki-lakiku satu-satunya Untuk kakek dan nenek yang sudah lanjut usia

Untuk segenap keluarga Untuk sahabat-sahabatku

Untuk para kolegaku

Untuk calon pendamping hidupku yang kutunggu di ruang rindu Untuk saudara-saudaraku yang tidak mampu menempuh pendidikan karena

keterbatasan

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Penulis,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu

Nomor Mahasiswa : 101224095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 10 Desember 2014

Yang menyatakan,

(9)

viii

ABSTRAK

Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dan (2) karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Data penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber tertulis dari dokumen resmi yang berupa dokumen eksternal, yakni media cetak berupa Surat Kabar Kompas. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan instrumen pengumpulan data berupa kartu data utama yang berisi struktur penyajian feature sosok dan karakteristik feature sosok. Metode pengumpulan datanya dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada kajian analisis deskriptif. Teknik analisis data tersebut melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengklasifikasi data feature sosok ke dalam kartu data sesuai dengan kriteria (terlampir), (2) mengidentifikasi data feature sosok berdasarkan struktur penyajian feature (Mappatoto, 1999) dan karakteristik feature (Sumadiria, 2008), (3) menginterpretasi struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014, dan (4) mendeskripsikan hasil penelitian sesuai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Pertama, secara transparan, struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdiri dari (1) judul, (2) teras, dan (3) tubuh. Berdasarkan teori Mappatoto (1999), struktur feature terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3) peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup. Akan tetapi, peralihan dan penutup feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdapat di dalam tubuh feature sosok. Jadi, secara tersirat struktur feature menurut Mappatoto (1999) terdapat pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Kedua, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 memenuhi 15 dari 16 karakteristik feature menurut Sumadiria (2008). Satu karakteristik feature yang tidak terpenuhi adalah judul dicetak normal tipis atau miring. Judul feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dicetak tebal sehingga mengesankan formal dan maskulin seperti judul berita (hard news).

(10)

ix

ABSTRACT

Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. The Figure Feature’s Presentation and Characteristic Structure on Kompas Newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

This research is aimed to describe (1) the figure feature’s presentation

structure on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition and (2) the

feature’s characteristic structure on Kompas newspaper January 2nd

-March 29th, 2014 edition. This research is classified as qualitative research. The data of this research is the discourse of the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd -March 29th, 2014 edition. The data source of this research is written source from the public document in form of an external document, which is Kompas newspaper. The instrument of this research is the writer it self who is equipped with data collecting

instrument in a form of main data card which contains of figure feature’s presentation and figure feature’s characteristic. The data collecting method was use

documentation technique. The data analysis technique that has done in this research is to cast on descriptive analysis study. This technique consisted of some steps, those steps were, (1) classifying the figure feature’s on the observation checklist (attached) (2) identifying the figure feature’s based on layouting theory (Mappatoto, 1999) and characteristic of feature (Sumadiria, 2008), (3) interpreting the layouting form and characteristic of figure feature’s on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition, and (4) describing the result of data analysis based on problem formulation of the research.

The conclusion of this research are: First, transparently, presentation structure of figure feature on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition consists of (1) title, (2) essence, and (3) body. Based on Mappatoto (1999) theory, feature structure consists of (1) title, (2) essence, (3) transition, (4) body, and (5) closing. However, figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March

29th, 2014 edition shows the transition and the closing in the feature’s body.

Therefore, the layouting form based on Mappatoto (1999) is found in figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition. Second, the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition fulfill 15 of 16 characteristic of feature based on Sumadiria (2008). One feature characteristic that has not been fulfill is that the title must be printed fine normal or italic. Figure

feature’s title on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition was

printed bold therefore shows formality and masculine as hard news.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

berjudul Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar

Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dengan lancar dan baik. Tugas akhir dalam

bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu

dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),

Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

Praktikan dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan baik berkat

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, praktikan mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, sebagai Ketua Program Studi PBSI yang

mendampingi, menyemangati, dan mendukung penulis secara akademis

selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi PBSI.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

(12)

xi

4. Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

dengan teliti dan sabar.

5. Drs. St. Kartono, M.Hum., selaku dosen dalam bidang Jurnalistik yang

bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, sekaligus

menjadi triangulator dalam penelitian ini.

6. Segenap dosen Program Studi PBSI yang telah mendidik, membimbing,

mengarahkan, dan menuntun penulis selama masa studi dan berproses

bersama dalam usaha mendalami berbagai ilmu pendidikan dan kebahasaan,

khususnya bahasa dan sastra Indonesia, sebagai bekal dan harta berharga bagi

penulis untuk terjun ke dunia pendidikan yang sesungguhnya sebagai guru

dan pendidik yang cerdas, humanis, dan profesional.

7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan Sekretariat Program Studi PBSI yang

sabar memberikan pelayanan kepada mahasiswa, khususnya penulis dalam

menyelesaikan berbagai urusan administratif.

8. Drs. Paulus Suparmo, S.S., M.Hum., selaku Kepala Perpustakaan USD

Yogyakarta dan segenap staf yang memberikan kesempatan bagi penulis

untuk mengumpulkan data penelitian dan mengerjakan tugas akhir ini di

ruang perpustakaan USD.

9. Rm. Lukas Heri Purnawan, MSF. (Rm. Ipeng), yang senantiasa mendukung

(13)

xii

10.Bernadus Tube, saudara jauh dari NTT yang tulus membantu penulis demi

kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.

11.Fransisca Dike DDS, sahabat di kala suka dan duka, yang selalu memberi

semangat dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

12.Devi Pusawati, sahabat sekaligus kolega jurnalis yang selalu menyemangati

dan mendukung penulis.

13.Ibu Tri Suwartanto di Pringwulung yang menjadi tempat naungan penulis

selama berdomisili di Yogyakarta

14.Teman-teman PPL Jurnalistik di Lembaga Majalah UTUSAN, Yogyakarta.

15.Teman-teman UKM GRISADHA (Grup Tari Sanata Dharma).

16.Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Angkatan

2010.

17.Kedua orang tua tersayang, Bapak Yohanes Sunaryo dan Ibu Christina

Ngatirah yang selalu mendukung, mendoakan, dan membantu baik nasihat

maupun finansial.

18.Ignatius Asep Astriadi, adik laki-laki satu-satunya yang selalu memberi

semangat.

19.Tedi Nugroho yang selalu mendukung, mengarahkan, memberi semangat, dan

membantu sepenuh hati.

20.Wahyu Indarto, teman lama yang selalu memberi semangat dan dukungan

(14)

xiii

21.Dessiana Adityawati, Yosevin Winda Christiana, Brigitta Swaselia Kasita,

Hendrianus Ndori, Christian Adven Saputra, dan Yohanes Danang

Mahardhika Dwitama yang memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

22.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekeliruan dalam menyelesaikan tugas

akhir ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi bagi para

jurnalis dalam menulis karya jurnalistik.

Yogyakarta, 29 Oktober 2014

Penulis

Fransiska Isti Ningsih Puji R.

(15)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Batasan Istilah ... 7

1.6Ruang Lingkup Penelitian ... 8

1.7Sistematika Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Penelitian yang Relevan ... 10

2.2 Teori Feature ... 12

(16)

xv

2.2.2 Struktur Penyajian Feature ... 14

2.2.2.1 Judul ... 14

2.2.2.2 Teras ... 18

2.2.2.3 Peralihan ... 25

2.2.2.4 Tubuh ... 26

2.2.2.5 Penutup ... 28

2.2.3 Gaya Bangunan (Struktur) ... 30

2.2.4 Karakteristik Feature ... 32

2.3 Kerangka Berpikir ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Data dan Sumber Data ... 41

3.3 Instrumen Penelitian ... 41

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ... 44

3.6 Triangulasi Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Deskripsi Data ... 47

4.2 Pembahasan ... 50

4.2.1 Struktur Penyajian Feature Sosok ... 50

4.2.1.1 Judul ... 51

4.2.1.2 Teras ... 65

4.2.1.2.1 Deskripsi ... 75

4.2.1.2.2 Kutipan ... 78

4.2.1.2.3 Penggoda ... 79

4.2.1.2.4 Gabungan ... 80

4.2.1.3 Peralihan ... 84

4.2.1.4 Tubuh ... 90

(17)

xvi

4.2.1.2.2 Paragraf Spiral ... 95

4.2.1.2.3 Paragraf Blok ... 101

4.2.1.5 Penutup ... 104

4.2.1.5.1 Klimaks ... 105

4.2.1.5.2 Penyengat ... 106

4.2.2 Karakteristik Feature Sosok ... 109

4.2.2.1 Ditulis dengan Teknik Mengisahkan (To Story) ... 109

4.2.2.2 Berisi Aspek Kehidupan ... 115

4.2.2.3 Hasil Liputan Jurnalistik ... 122

4.2.2.4 Informatif dan Rekreatif ... 130

4.2.2.5 Informal ... 144

4.2.2.6 Tidak Terikat oleh Aktualitas ... 153

4.2.2.7 Nama Lengkap Wartawan Dicantumkan ... 160

4.2.2.8 Karya Kreatif Individual ... 162

4.2.2.9 Tidak Mencantumkan Baris Tanggal ... 164

4.2.2.10 Bagian Bawah Tidak Bisa Dipotong ... 166

4.2.2.11 Membawa Pesan Moral ... 167

4.2.2.12 Judul Dicetak Normal Tipis atau Miring ... 173

4.2.2.13 Tidak Menggunakan Pola Piramida Terbalik ... 175

4.2.2.14 Menggunakan Gaya Bahasa Jurnalistik Sastra ... 176

4.2.2.15 Mengadopsi Teknik Penulisan Cerita Pendek ... 182

4.2.2.16 Cerminan Kreativitas Individual ... 188

BAB V PENUTUP ... 191

5.1 Simpulan ... 191

5.2 Saran ... 193

DAFTAR PUSTAKA ... 195

LAMPIRAN ... 197

Kartu Data Utama Feature Sosok ... 198

(18)

xvii

Kartu Data Judul Feature Sosok ... 203

Kartu Data Teras Feature Sosok ... 205

Kartu Data Peralihan Feature Sosok ... 208

Kartu Data Tubuh Feature Sosok ... 212

Kartu Data Penutup Feature Sosok ... 229

Kriteria Struktur Penyajian Feature Sosok ... 231

Kriteria Klasifikasi Feature Sosok dalam Lima Bidang ... 234

Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok ... 236

Kartu Data Karakteristik Feature Sosok ... 238

Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ... 258

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Matriks Karakteristik Berita dan Feature ... 34

Tabel 2 Kartu Data Utama Feature Sosok ... 42

Tabel 3 Kartu Data Utama Struktur Penyajian Feature Sosok ... 43

Tabel 4 Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok ... 43

Tabel 5 Jumlah Data Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ... 49

Tabel 6 Klasifikasi Data dalam Lima Bidang ... 50

Tabel 7 Judul Feature Sosok ... 52

Tabel 8 Kata Penanda Klasifikasi Judul Feature Sosok ... 59

Tabel 9 Unsur-unsur Teras Feature Sosok ... 68

Tabel 10 Teras Feature Sosok ... 74

Tabel 11 Peralihan Feature Sosok ... 85

Tabel 12 Karakteristik Tubuh Feature Sosok ... 91

Tabel 13 Jenis-jenis Penutup Feature Sosok ... 105

Tabel 14 Karakteristik Feature Sosok Menggunakan Teknik Mengisahkan ... 115

Tabel 15 Unsur Aspek Kehidupan ... 116

Tabel 16 Karakteristik Feature Sosok Hasil Liputan Jurnalistik ... 123

Tabel 17 Karakteristik Feature Sosok yang Informatif dan Rekreatif ... 133

Tabel 18 Karakter Informal ... 145

Tabel 19 Keterangan Waktu sebagai Penanda Ketidakaktualan ... 160

Tabel 20 Nama Lengkap Wartawan Feature Sosok ... 162

Tabel 21 Karakteristik Feature Sosok Tidak Mencantumkan Baris Tanggal ... 166

Tabel 22 Karakteristik Feature Sosok Membawa Pesan Moral ... 167

Tabel 23 Pesan Moral dalam Feature Sosok ... 173

(20)

xix

(21)

xx

DAFTAR BAGAN

Halaman

(22)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Piramida Terbalik ... 30

Gambar 2 Piramida Biasa ... 31

Gambar 3 Piramida Segi Empat ... 31

Gambar 4 Piramida Kronologis ... 32

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi tujuh hal, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)

tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) definisi istilah, (6) ruang lingkup

penelitian, dan (7) sistematika penyajian.

1.1Latar Belakang

Jurnalistik berkembang pesat di tanah air, baik dalam hal teori maupun

praktik. Sebagian merupakan cermin dari perkembangan teknologi maju sehingga

memberikan dampak perubahan dalam ilmu itu sendiri. Maka sedikit banyak ilmu

jurnalistik dalam praktik di negeri ini mempunyai ciri yang khas. Ilmu jurnalistik

tersebut dituangkan ke dalam karya-karya jurnalistik yang terdapat dalam media

massa cetak, seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan buku atau media massa

elektronik, seperti radio, televisi, dan internet.

Media cetak, khususnya surat kabar adalah bentuk komunikasi massa. Surat

kabar atau yang lebih dikenal dengan koran merupakan salah satu media informasi

bagi masyarakat. Surat kabar dianggap sebagai media informasi yang efisien, di

samping televisi dan radio. Selain harganya yang terjangkau, surat kabar juga mudah

didapatkan. Tidak hanya kalangan pejabat atau pengusaha saja yang membaca surat

kabar, tetapi tukang becak, para pedagang, sopir angkot, tukang parkir, pelajar,

(24)

pengetahuan bagi kita, kita bisa terus mengikuti perkembangan-perkembangan aktual

dan faktual, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Para jurnalis menuangkan ilmu jurnalistik ke dalam tulisan berita, opini, tajuk

rencana, feature, dan lain sebagainya. Tulisan tersebut tersaji dalam surat kabar

dengan berbagai topik, tujuan, dan maksud tertentu. Misalnya, tulisan berita

kecelakaan; tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat luas

kapan kecelakaan itu terjadi, di mana, siapa, mengapa, dan bagaimana. Berbeda

dengan tulisan yang bersifat menghibur, seperti laporan perjalanan, pojok, cerita

bergambar, dan lain sebagainya yang tujuannya menghibur pembaca. Selain itu, ada

tulisan yang bertujuan menginspirasi para pembaca, seperti feature.

Dalam Surat Kabar Kompas terdapat feature berupa sosok. Tulisan sosok ini

berisi tentang cerita kehidupan seseorang; mulai dari latar belakang, pekerjaan,

kepribadian, keunikan, dan lain-lain. Feature sosok bisa membuat pembaca tersentuh

hatinya, tergugah untuk bertindak, terinspirasi oleh sosok yang telah diceritakan di

dalam tulisan tersebut. Akan tetapi, tidak semua orang tertarik dengan tulisan feature

sosok dalam surat kabar. Ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan demikian.

Faktor tersebut bisa berasal dari diri pembaca atau dari tulisan feature sosok itu

sendiri. Dengan demikian, para penulis feature sosok berusaha mengemas tulisannya

sedemikian rupa sehingga menjadi tulisan yang utuh dan menarik minat para

(25)

Penulis memerlukan daya kreativitas yang tinggi dalam menulis feature

sosok. Hal ini supaya tulisan feature sosok mereka mempunyai nilai tersendiri di

mata pembaca. Setiap penulis memang mempunyai ciri khas yang berbeda dalam

menulis feature sosok, tetapi menulis feature bukan karena bakat. Penulis feature bisa

diciptakan, asal ada kemauan, kecintaan, dan latihan menulis secara terus-menerus.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis feature setelah mengenal dan melatih

sense perasaan untuk mencari dan mengangkat topik apa yang akan disuguhkan

kepada pembaca, penulis feature harus latihan menulis berdasarkan struktur

penyajian feature yang ada. Struktur saja tidak cukup. Penulis feature juga harus

memanfaatkan berbagai unsur yang menarik perhatian pembaca, memilih dan

memoles tulisan feature dalam penyajiannya. Feature ditulis dengan bahasa yang

baik dan benar. Penuturan harus lancar, penuh isi, dan suasana yang digambarkan

harus hidup.

Feature berbeda dengan berita. Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa

(news report). Tulisan berita bertolak dari kenyataan peristiwa yang baru terjadi,

dekat, dan menarik perhatian pembaca, serta ditulis dengan memperhatikan unsur 5W

dan 1H dengan gaya yang lugas dan formal (Isnawijayani, 2013:8). Teknik yang

digunakan: melaporkan (to report). Sedangkan, feature adalah cerita atau kisah

mengenai fakta peristiwa (news story). Berita hanya untuk mengisi kepala pembaca

(kognitif), sedangkan feature dimaksudkan juga untuk menyemaikan benih-benih

kebajikan dalam dada pembaca (afektif). Pembaca lebih banyak menangisi tragedi

(26)

angka-angka, statistik, kuantitatif, sesuatu yang kaku, kering, formal, dan tembak langsung.

Pembaca teriris-iris, tersedu-sedan, dan banjir air mata duka, karena sajian feature

yang menusuk hati, perasaan, dan aspek-aspek terdalam dari kalbu pembaca.

Pembaca dapat tersentuh hatinya karena sebuah feature. Feature lebih mendalam

(more detailed) dalam menyajikan fakta dan menekankan unsur daya pikat manusia

(human interest). Oleh karena itu, feature mempunyai pola penulisan tersendiri.

Feature dan berita memiliki struktur penyajian yang hampir sama, tetapi

berbeda karakteristiknya. Feature dan berita juga mempunyai tujuan yang hampir

sama pula, yakni memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian dan

keadaan. Feature lebih memberi informasi kepada pembaca tentang aspek kehidupan

(Mohamad, 1997:9). Berita bersifat aktual; sedangkan feature tidak akan pernah basi

atau tidak aktual lagi (Syamsul, 2006:21). Berita biasanya hanya memuat atau

mengutarakan fakta apa adanya, walaupun kadang-kadang ditambah tafsiran penulis

atau penyusunnya jika fakta yang terkumpul itu belum memberikan gambaran yang

cukup jelas. Feature lebih memberikan kesempatan kepada pembuatnya untuk

melakukan penafsiran sehingga isinya lebih subjektif (Suhandang, 2004:109).

Feature sosok merupakan salah satu tulisan jurnalistik yang diminati oleh

pembaca. Feature sosok dapat memberikan dampak yang positif bagi yang

membacanya. Pembaca dapat termotivasi oleh sosok dalam cerita, seperti termotivasi

untuk gigih dalam bekerja, pantang menyerah untuk meraih cita-cita, membantu

saudara yang tidak mampu, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, penulis fetaure sosok

(27)

feature sosok. Hal ini dilakukan agar nilai-nilai kehidupan dalam feature sosok dapat

dipahami pembaca.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis feature sosok dalam Surat

Kabar Kompas dengan menggunakan teori struktur penyajian feature Mappatoto dan

karakteristik feature Sumadiria. Keberadaan struktur penyajian feature Mappatoto

dan karakteristik feature Sumadiria sebagai teori utama (grand theory) akan

mengarahkan peneliti untuk mengetahui struktur penyajian dan karakteristik feature

sosok dalam Surat Kabar Kompas. Penerapan teori ini sangat membantu peneliti

dalam menganalisis feature sosok tersebut untuk membedakan struktur penyajian dan

karakteristik feature sosok dengan tulisan jurnalistik yang lain. Peneliti memilih judul

“Struktur Penyajian dan Karakteristik F eature dalam Surat Kabar Kompas

Edisi 2 Januari-29 Maret 2014”. Peneliti menyadari bahwa dalam menulis feature

sosok perlu memperhatikan struktur penyajian dan karakteristiknya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi

2 Januari-29 Maret 2014?

2. Bagaimana karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2

(28)

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas

edisi 2 Januari-29 Maret 2014.

2. Mendeskripsikan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi

2 Januari-29 Maret 2014.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, antara

lain sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan bidang jurnalistik,

khususnya penulisan feature sosok; sekaligus menjadi masukan bagi para

jurnalis tentang penulisan feature sosok yang benar.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis

jurnalistik.

b. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca dalam menulis feature

sosok.

c. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti yang

(29)

1.5Batasan Istilah

Pembahasan dalam penelitian ini hanya mencakup beberapa hal saja. Oleh

karena itu, penulis mencantumkan definisi istilah yang dipakai supaya pembahasan

dalam penelitian ini tidak lebar dan luas sehingga dapat dimengerti para pembaca.

1. Struktur

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata struktur berarti susunan atau

bangunan. Struktur berarti gaya bangunan (Mappatoto, 1999:56). Dalam

menulis feature perlu memperhatikan struktur penulisannya supaya hasil

tulisan sesuai dengan pedoman yang benar.

2. Penyajian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penyajian berarti proses atau

cara.

3. Karakteristik

Karakteristik merupakan kata lain dari ciri-ciri, yakni tanda khas yang

membedakan sesuatu dari yang lain.

4. F eature

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, feature adalah karangan yang

melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terinci sehingga apa yang

dilaporkan hidup dan tergambar dalam imajinasi pembaca (Balai Pustaka,

1990:350). Ada beberapa pengertian mengenai feature. Feature adalah sebuah

(30)

atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui

proses jurnalistik (Sumadiria, 2005:150).

1.6Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam

Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Feature sosok yang diteliti

adalah feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014.

Feature sosok yang diteliti terdiri dari 73 feature sosok. Feature-feature tersebut

kemudian diklasifikasikan ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya,

ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah. Setiap bidang terdiri dari dua feature sosok

sesuai hasil analisis dan klasifikasi.

Pemilihan sumber data penelitian ini dari surat kabar nasional, yaitu Kompas

yang didasarkan pada alasan bahwa surat kabar nasional ini memiliki oplah terbesar

di Indonesia dan memiliki jangkauan pembaca luas di seluruh Indonesia (Wikan,

2005 dalam Yusuf, 2013). Pada catatan Media Directory Pers Indonesia 2006

berdasarkan penelitian Nielsen Media Research (2004) dan Media Scene

(2004-2005), Surat Kabar Kompas termasuk surat kabar nasional yang menduduki sepuluh

surat kabar dengan jumlah pembaca terbanyak di Indonesia. Selain itu, Surat Kabar

Kompas dikenal sebagai koran yang berwawasan nasional dengan visi humanisme

yang membangun komunitas Indonesia yang lebih harmonis, toleran, aman, dan

(31)

1.7Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi

(1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian,

(5) definisi istilah, (6) ruang lingkup penelitian, dan (7) sistematika penulisan. Bab II

berisi landasan teori, yang terdiri dari (1) penelitian yang relevan, (2) teori feature,

dan (3) kerangka berpikir. Bab III berisi metodologi penelitian yang memuat cara dan

prosedur kerja yang akan ditempuh peneliti. Hal-hal yang dibahas adalah (1) jenis

penelitian, (2) data dan sumber data, (3) instrumen penelitian, (4) metode

pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) triangulasi data. Bab IV berisi

hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari (1) deskripsi data dan (2)

pembahasan. Bab V berisi penutup yang terdiri dari (1) simpulan dan (2) saran untuk

(32)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang (1) penelitian yang relevan, (2) teori feature, dan (3)

kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian

terdahulu yang sejenis, dilakukan oleh peneliti lain. Teori feature menjadi landasan

teori dalam penelitian ini, berisi tentang teori-teori feature. Kemudian, kerangka

berpikir memudahkan peneliti dalam penelitian karena dapat melihat alur penelitian

dengan jelas.

2.1 Penelitian yang Relevan

Ada dua penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Pertama,

penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2005) dengan judul Struktur dan Gaya

Bahasa dalam Wacana Personality Feature pada Harian Kompas Terbitan Tahun

2003. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan struktur dan gaya bahasa wacana

personality feature pada Harian Kompas terbitan tahun 2003. Hasil yang diperoleh

ada dua macam, yaitu struktur wacana dan gaya bahasa. Struktur wacana yang diteliti

ada empat hal, yaitu (1) judul atau title; (2) pembuka atau intro; (3) isi atau body; dan

(4) penutup atau punch. Sedangkan gaya bahasa yang ditemukan mencakup empat

macam, yaitu (1) gaya bahasa perbandingan; (2) gaya bahasa pertentangan; (3) gaya

(33)

Selain Suryadi, ada penelitian lain yang berkaitan dengan makalah ini, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Paramita (2007) dengan judul Struktur, Diksi, Majas,

dan Karakteristik Feature Pendidikan: Studi Kasus Surat Kabar Kompas dan

Kedaulatan Rakyat Bulan Maret-Agustus 2006. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan pengertian-pengertian dari feature pendidikan, pemerolehan

struktur, diksi, majas, dan karakteristik feature pendidikan di Kompas dan

Kedaulatan Rakyat bulan Maret-Agustus 2006. Hasil yang diperoleh dari yaitu (1)

struktur yang diteliti mencakup judul, intro, body, dan penutup; (2) diksi yang dikaji

mencakup istilah pendidikan dan bahasa, kata serapan, kata popular dan kajian,

makna baru, serta kata baku dan nonbaku; (3) gaya bahasa; dan (4) karakteristik

feature pendidikan yang diperoleh adalah secara teknis penulisannya tidak didahului

dengan date line, paragraf awal menggunakan pemantik yang disebut intro yang

bertujuan menggugah minat pembaca mengikuti alur cerita, tema berupa segala aspek

kehidupan yang berupa fakta dan boleh tidak aktual, mengandung pesan moral,

menggunakan bahasa jurnalistik sastra, dan secara khusus membedakan feature

umum dengan feature pendidikan, yakni diksi yang digunakan. Dua jenis penelitian

tersebut dianggap relevan dan berhubungan dengan makalah ini.

Penelitian struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2

Januari-29 Maret 2014 ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian

ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik

(34)

2.2 Teori F eature

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua teori feature untuk

menganalisis struktur penyajian dan karakteristik feature. Pertama, peneliti

menggunakan teori struktur penyajian feature dari Mappatoto (1999). Kedua, peneliti

menggunakan teori karakteristik feature dari Sumadiria (2008). Peneliti juga

menggunakan teori feature dari berbagai sumber sebagai pendukung dalam penelitian

ini.

2.2.1 Pengertian F eature

Feature disebut juga dengan karangan-khas (karkhas). Feature memiliki arti

dan definisi yang luas. Beberapa pakar jurnalistik mengartikan dan mendefinikan

feature bermacam-macam. Rivers dalam The Mass Media: Reporting, Writing,

Editing (1967) menunjukkan, kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang telanjang,

dan itu kita sebut sebagai berita. Selain berita kita jumpai lagi tajuk rencana, kolom,

dan tinjauan yang kita sebut artikel atau opinion pieces. Sisanya yang terdapat dalam

lembaran surat kabar, itulah yang disebut sebagai karangan khas (feature). Selain itu,

Mc. Kinney menyampaikan feature adalah suatu tulisan yang berada di luar tulisan

yang bersifat berita langsung. Dalam tulisan ini pegangan utama 5W1H dapat

diabaikan. Sedangkan, Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (1957)

memasukkan feature pada surat kabar ke dalam segi hiburan (entertainment)

(35)

Feature adalah tulisan yang khas yang sifatnya bisa menghibur, mendidik,

memberi informasi, dan sebagainya mengenai aspek kehidupan dengan gaya yang

bervariasi (Zain, 1992:19). Feature berdasarkan fakta, sebagai nilai jurnalistik. Cerita

feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama

dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca

tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan (Mohamad, 1997:9).

Menurut Mappatoto (1999:5), feature (karkhas) adalah karangan lengkap

nonfiksi bukan berita-lempang dalam media massa yang tak tentu panjangnya,

dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas kadang-kadang

dengan sentuhan subyektivitas pengarang terhadap peristiwa, situasi, aspek

kehidupan dengan tekanan pada daya pikat manusiawi untuk mencapai tujuan

memberitahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca. Berita-lempang

adalah laporan tentang peristiwa fisik dan intelektual, misalnya bencana alam dan

pendapat seseorang, yang terjadi atau diucapkan pada saat itu dan ditulis menurut

rumus 5W1H, dan laporan itu disusun menurut gaya bangunan atau struktur piramida

terbalik.

Feature merupakan sebuah karangan khas yang menuturkan fakta, peristiwa,

atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses

pembentukannya, dan cara kerjanya. Sebuah feature umumnya mengedepankan unsur

why dan how sebuah peristiwa (Romli, 2006:22). Feature adalah karangan lengkap

nonfiksi yang tidak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup dengan sentuhan

(36)

pikat manusiawi untuk memberitahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan

pembaca (Mappatoto,1992).

2.2.2 Struktur Penyajian F eature

Struktur penyajian (penulisan) feature memang berbeda dengan tulisan biasa.

Banyak ahli berpendapat bahwa struktur penyajian feature meliputi judul, intro,

tubuh, dan penutup. Sumadiria (2008:195-222) seperti dalam buku Seandainya Saya

Wartawan Tempo (1996:34-56) memaparkan struktur penyajian feature yang terdiri

dari (1) judul (head), (2) intro (lead), (3) perangkai (bridge), (4) tubuh (body), dan (5)

penutup (ending). Menurut Romli (2009:25-26), struktur feature terdiri dari (1) judul

(head), (2) teras (lead), (3) bridge (jembatan antara lead dan body), (4) tubuh (body),

dan (5) penutup (ending). Struktur feature menurut Mappatoto (1999:30-58) hampir

sama dengan pendapat Sumadiria dan Romli, yakni terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3)

peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup.

2.2.2.1 Judul

Penulisan sebuah judul feature memerlukan kecermatan penulis, agar menarik

perhatian para pembaca. Dengan kata lain, judul feature tidak berupa ringkasan,

tetapi dibuat semenarik mungkin dan dapat menggugah pembaca. Oleh karena itu,

judul feature dibuat lebih kreatif dibandingkan dengan judul berita atau artikel biasa.

Selain faktor subyektivitas penulisan, judul feature harus bersifat orisinal dalam gaya

(37)

Judul feature disebut juga dengan title. Title tidak harus sebuah ringkasan atau

perasan dari teras. Fungsi title untuk menggugah perhatian pembaca. Ada dua acuan

kalimat yang dapat digunakan untuk judul feature, yaitu (1) kalimat lengkap dan (2)

kalimat tak lengkap/ kalimat fragmenter. Dalam kalimat lengkap, ada pokok dan ada

sebutan. Sedangkan, dalam kalimat tak lengkap/ kalimat fragmenter judul disusun

dalam satu atau dua baris saja (Mappatoto, 1993:117). Selain itu, tanda baca titik (.)

tidak digunakan pada akhir kalimat (Mappatoto, 1993: 98-99).

Zain (1992:68) juga mempunyai pendapat yang sama dengan Mappatoto

(1993:117), yakni judul terkadang terdiri dari satu baris saja, kadang juga terdiri dari

dua baris, tergantung tujuannya. Judul pendek biasanya membuat pembaca cepat

mengambil keputusan, apakah ia harus membaca atau tidak feature tersebut. Judul

pendek dapat memancing pembaca menebak atau berteka-teki mengenai isi feature

tersebut. Judul panjang menjanjikan banyak hal-hal menarik dalam tulisan tersebut,

seperti tersaji dalam judulnya.

Judul feature, sangat mendasar dilihat dari dua sisi kepentingan. Pertama, bagi

feature itu sendiri. Dengan diberi judul, feature memiliki identitas sehingga feature

tersebut mempunyai nama dan karakter. Kedua, bagi khalayak pembaca, pendengar,

dan pemirsa, untuk segera mengetahui kisah peristiwa menarik, atau justru segera

melewatkan dan melupakannya (Sumadiria, 2008:195).

Syarat judul feature hampir sama dengan syarat judul berita. Perbedaannya

(38)

bersifat informal (lentur, fleksibel, lincah, menarik, atraktif, dan ekspresif). Ada

delapan syarat judul feature, yaitu sebagai berikut.

1. Provokatif

Provokatif berarti judul feature mampu membangkitkan minat dan perhatian

sehingga khalayak pembaca tergoda seketika untuk membaca feature,

minimal sampai intro dan perangkainya (bridge).

2. Singkat dan padat

Singkat dan padat berarti langsung menusuk jantung, tegas, lugas, terfokus,

menukik pada pokok intisari feature, tidak bertele-tele (to the point). Bagi

pers, judul yang singkat sangat diperlukan, karena waktu dan situasi yang

dimiliki pembaca sangat terbatas dan bergegas. Secara teknis, judul feature

yang baik tidak lebih dari 4-7 kata.

3. Relevan

Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok susunan pesan terpenting

yang ingin disampaikan. Tidak menyimpang dari intro feature. Judul yang

baik harus diambil dari intro feature. Sedangkan intro feature yang baik harus

mencerminkan keseluruhan uraian feature. Dalam media massa, judul berpijak

pada intro. Apabila tidak sesuai, media divonis tidak berbobot.

4. Fungsional

Fungsional artinya setiap kata yang terdapat pada judul bersifat mandiri,

(39)

tegas dan jelas. Jika kata-kata mandiri tersebut digabungkan, maka dapat

melahirkan satu kesatuan pengertian dan makna yang utuh.

5. Informal

Judul feature bersifat informal. Informal berarti judul tersebut lentur,

fleksibel, lincah, menarik, atraktif, dan ekspresif.

6. Representatif

Representatif berarti judul feature yang ditetapkan sudah mewakili dan

mencerminkan intro feature.

7. Merujuk kepada etika dan bahasa baku

Judul adalah identitas terpenting sebuah feature. Sebagai identitas, tentu posisi

dan reputasi media yang memuat, menyiarkan, atau yang menayangkannya.

Bahkan, karakter dan profesionalitas media sedikit-banyak tercermin pada

judul-judul feature yang ditulisnya.

8. Spesifik

Spesifik berarti judul berarti tidak saja harus mewakili dan mencerminkan

intro feature, tetapi sekaligus juga harus mengandung kata-kata khusus.

Spesifik berarti judul feature jangan menggunakan kata-kata umum. Menurut

para pakar bahasa, kata-kata umum ialah kata-kata yang sempit ruang

lingkupnya. Kata-kata khusus ialah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya.

Soedjito (1988:5-6) dalam buku Sumadiria (2008:125) mengungkapkan,

semakin umum, semakin kabur gambarannya dalam angan-angan. Sebaliknya,

(40)

2.2.2.2 Teras

Dalam penulisan feature, paragraf pertama lazim disebut teras atau intro.

Penamaan teras untuk paragraf pertama feature (soft news) sekaligus untuk

membedakan dengan lead pada berita (hard news). Teras mempunyai dua fungsi

umum sekaligus khusus. Pertama, fungsi untuk menarik perhatian pembaca kepada

tulisan itu. Kedua, fungsi untuk membuat ancang-ancang dalam penulisan bahan yang

sudah diperoleh. Fungsi khusus teras adalah untuk mencengangkan atau mengejutkan

pembaca, menggelitik rasa ingin tahu pembaca, menggugah khayalan pembaca, atau

untuk secara singkat memberitahukan pembaca tentang keadaan peristiwa

(Mappatoto, 1999:41-42).

Teras feature yang baik adalah bisa menarik perhatian pembaca (Mappatoto,

1999:34). Ada enam unsur feature yang bisa menarik perhatian pembaca.

Unsur-unsur tersebut adalah (1) kebaruan (timerliness), (2) kedekatan (proximity), (3) cuatan

(prominence), (4) keanehan (unusualness), (5) daya-pikat manusiawi (human

interest), dan (6) konsekuensi (consequence).

1. Kebaruan (timerliness)

Dari segi jurnalistik, istilah baru berarti keadaan yang mempunyai keterkaitan

antara peristiwa, gagasan atau masalah, dan waktu. Sedangkan, dari segi

inovasi, istilah baru berarti keadaan yang mempunyai keterkaitan antara

gagasan, praktek atau benda, dan sikap seseorang (Mappatoto, 1999:36).

(41)

menurut pengamatan wartawan atau reporter sekaligus yang menjadi penulis

feature sosok.

2. Kedekatan (proximity)

kedekatan dapat menarik perhatian mengingat watak manusia yang

mementingkan dirinya sendiri (egoistis). Jika sesuatu menimpa dunianya,

maka orang akan terhentak memberikan reaksi. Begitu juga dengan benda,

gagasan, masalah, dan praktek yang melibatkan diri seseorang akan menarik

perhatiannya.

3. Cuatan (prominence)

Cuatan adalah siapa dan apa saja yang dikenal luas. Cuatan mengacu kepada

orang besar atau orang penting. Akan tetapi, cuatan juga bisa mengacu pada

lembaga dan perusahaan. Misalnya, presiden, menteri, inspektur jenderal,

direktur, yayasan, dan sekolah. Cuatan juga tidak terbatas hanya kepada orang

besar, lembaga, dan perusahaan ternama saja, tetapi bisa orang kecil, rakyat

biasa, lembaga, dan perusahaan kecil pun dapat mencuat atau dicuatkan. Hal

ini bisa bisa dicuatkan, apabila keadaan yang dihadapi orang kecil tersebut

relevan dengan masalah sosial-politik, sosial-ekonomi yang mencuat, yang

menjadi buah bibir masyarakat.

4. Keanehan (unusualness)

Keanehan adalah keadaan, sifat, atau sesuatu yang aneh, hal yang tidak seperti

biasa dilihat atau didengar. Keanehan menunjukkan hal yang aneh, berbeda

(42)

keanehan seperti, orang lumpuh dari pinggul ke bawah memimpin beberapa

perusahaan, orang yang loncat dari tingkat enam sebuha gedung hanya cidera

patah satu tulang rusuknya, sopir taksi yang mahir berkomunikasi dalam

sepuluh bahasa daerah, dan lain sebagainya.

5. Daya-pikat manusiawi (human interest)

Setiap orang tidak memberikan pengertian yang sama mengenai daya pikat.

Sesuatu yang memikat seseorang belum tentu memikat orang lain. wartawan

dan penulis dituntut memiliki kepekaan intuisi dalam mendeteksi sesuatu yang

dapat dijadikan daya-pikat manusiawi. Ada tiga hal yang dapat dijadikan

pemantik intuisi, yaitu drama, emosi, dan latar belakang. Peristiwa yang

mengandung unsur daya-pikat manusiawi biasanya bersumber dari peristiwa

yang berniali berita.

6. Konsekuensi (consequence)

Konsekuensi adalah akibat dari suatu perbuatan, pendirian, dan lain

sebagainya. suatu peristiwa, gagasan, atau masalah akan mempunyai daya

tarik yang besar jika ketiga hal tersebut berdampak luas dan fundamental bagi

kehidupan manusia dan habitatnya.

Teras atau intro feature, berisi hal terpenting untuk menarik perhatian

pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang (angel) dimulainya

(43)

Pertama, membawa pembaca masuk ke dalam cerita. Kedua, memasang kerangka

material untuk dikembangkan selanjutnya (Zain, 1992:70).

Mappatoto (1999:42-46) mengemukakan 10 jenis teras feature yaitu sebagai

berikut.

1. Ringkasan

Pada dasarnya teras ini sama dengan teras berita-lempang yang merangkum

5W+H seperti:

Menteri Tenaga Kerja Ahmad Husen (who) di Jakarta (where) Senin (when) menghimbau rakyat untuk menghargai pekerjaan (what) tanpa pembedaan jenis pekerjaan asalkan hahal (how) demi berkurangnya pengangguran (why). Imbauan menteri disampaikan saat kesenjangan semakin menguak antara tenaga kerja dan kesempatan kerja (uraian lebih lanjut what).

Akan tetapi, jangan sampai terkecoh bahwa unsur who mutlak selalu muncul

dalam teras ringkasan baik untuk berita-lempang maupun karkhas. Tidak

selalu, karena ada peristiwa, bencana alam misalnya, yang disaksikan pewarta

sendiri tidak melibatkan who. Bahwa ada 10 orang meninggal dalam bencana

itu menurut kesaksian sendiri tidak ada unsur who, melainkan unsur what.

Lain halnya kalau fakta 10 orang meninggal itu diucapkan oleh saksi mata

atau petugas. Maka, petugas yang memberi keterangan itu adalah who. Unsur

how tidak selalu tampil dalam teras ringkasan, khususnya dalam

berita-lempang, Pada pelaporan pertama. Sementara pewarta dapat menulis why

(mengapa) pesawat terbang jatuh, dalam teras ringkasan pada pelaporan

(44)

satu mesin pesawat bermesin ganda menjadi penyebab musibah. Unsur how

sulit diinformasikan segera pada pelaporan pertama karena diperlukan

penyelidikan lebih jauh tentang how (bagaimana) sampai mesin tersebut gagal

berfungsi. Pertanyaan how itu mungkin dapat dijawab selang beberapa waktu,

yang informasinya dapat dijadikan berita-lempang tindak lanjut (follow-up

story) dengan isi teras yang diperbarui (updated).

Dengan demikian, teras ringkasan menjawab hanya what, when, where, dan

why, seperti:

Sejumlah 10 orang meninggal dan 20 luka berat dan ringan (what) akibat tanah longsor (why) di Desa Suka Maju (where), Senin (when).

2. Narasi (Narrative)

Menceritakan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada

dalam situasi yang digambarkan, seperti di bawah ini.

Contoh:

Sersan (Pol.) Rusli menarik picu pistolnya, meloncat ke balik pohon secepat kilat, melepaskan tembakan kea rah sosok tubuh di antara semak-semak di bawah cahaya lampu remang-remang, lalu terdengar

teriakan, “Aduh, mati aku.”

3. Deskripsi (Descriptive)

Menggambarkan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada

beberapa jarak dari peristiwa yang digambarkan. Seolah-olah pembaca

(45)

Contoh:

Massa air terhempas bergemuruh 60 meter/ detik dari ketinggian 30 meter, menjadi pertanda awal berfungsinya Bendungan Anu yang dapat mengairi 30.000 ha sawah yang menghidupi 200 kepala keluarga petani penggarap di Desa Suka Maju.

Teras deskripsi juga jerap digunakan untuk tulisan sosok pribadi (personality

profile), seperti di bawah ini.

Gelembur pada mukanya petunjuk dimakan zaman, tetapi semangatnya member kekuatan orang tua renta, Abdullah, 75, untuk mengantungi $US 1 juta/ tahun dari hasil guratannya pada potongan kayu menjadi benda seni yang laris terjual di mancanegara.

4. Kutipan (Quotation)

Pernyataan sebagaimana diucapkan seorang tokoh yang ditulis di antara tanda

petik. Biasanya ucapan sang tokoh yang akan dijadikan teras adalah yang

dinilai mewakili wataknya, integritasnya, atau filsafat hidupnya. Selain itu,

kutipan syair atau lagu, dan kutipan-kutipan yang lain juga dapat dijadikan

sebagai teras kutipan.

Contoh:

“Wartawan, penulis, guru, nasibnya sama,” kata wartawan kawakan

Utama.

5. Pertanyaan (Question)

Kalimat tanya sekaligus jawabannya dengan tujuan untuk memberi

pengetahuan atau untuk menjawab rasa ingin tahu pembaca.

(46)

Apa cara terbaik untuk menjadikan kita tetap bersih? Usahakan rumah sendiri bersih terlebih dahulu.

6. Sapaan Akrab (Direct Address)

Sapaan seperti “Anda”, “Saudara”, “Bung” dengan tujuan untuk mengajak

pembaca memainkan peranan dalam kegiatan yang digambarkan dalam

tulisan.

Contoh:

Jadi, Anda piker Anda sudah menaati hukum? Mungkin. Tetapi mungkin juga Anda hari ini sudah berkali-kali melanggarnya.

7. Penggoda (Teaser)

Kalimat yang akan menggoda pikiran pembaca dengan cara yang agak aneh,

seakan-akan teka-teki agar pembaca tertarik kepada tulisan tersebut.

Contoh:

Sepuluh sisir bagi juru rias rambut berarti uang kontan. Tetapi 10 sisir bagi petani berartun kertas saham.

8. Gabungan (Combination)

Teras gabungan adalah teras yang mengombinasikan atau menggabungkan

beberapa jenis teras menjadi satu. Misalnya, teras kutipan digabung dengan

teras deskripsi.

Contoh:

(47)

yang menetas dari sudut keningnya dalam siding Pengadilan Negeri Anu, Selasa.

9. Aneh (Freak)

Teras ini berisi pesan bergaya puitis, berirama sajak, bernuansa pantun,

menyatakan moto hidup, analogi, peribahasa, dan kata-kata mutiara.

Contoh:

Langit bertepi cakrawala Laut berbibir pantai Harga naik merajalela Barang tak tergapai

Harga kebutuhan pokok sehari-hari beranjak naik. Tetapi kedatangan Hari Raya Idul Fitri, hari kemenangan, menjadi kepastian Ilahi dua pecan lagi dan kaum ibu berakrobatik mengatur anggaran.

10.Tiruan Bunyi

Teras feature diawali atau terdapat tiruan bunyi di dalamnya.

Contoh:

Cucut… cucut!

Pesawat Morse yang menggegerkan dunia karena memancarkan pengumuman lahirnya bangsa Indonesia merdeka di belahan bumi selatan 46 tahun lalu, mengisyaratkan kembali pekan lalu untuk menandai usainya pemugaran Gedung Antara yang pernah menjadi ajang menyambung nyawa.

2.2.2.3 Peralihan

Selain ketentuan tentang keharusan adanya bagian ancang-ancang yang

disebut teras dan cara penjabaran ancang-ancang itu sebelum sampai ke bagian

(48)

bagian yang memberi aba-aba akan munculnya bahan baru tetapi masih berkaitan

dengan tema karangan. Aba-aba yang dimaksud adalah peralihan yang dapat

berbentuk kata, frasa, kalimat, maupun paragraf. Peralihan ini terletak di dalam tubuh

tulisan. Syarat yang harus dipenuhi bagian peralihan dari karangan adalah

singkat-padat dan samar-samar. Dengan kata lain, setiap akan menuturkan sisi baru atau sudut

pandang baru dalam karangan, peralihan harus digunakan (Mappatoto, 1999:53-54).

Peralihan juga bisa berada setelah teras atau sebelum penutup (Santana, 2005:47).

Fungsi peralihan adalah pertama, untuk memberi tahu pembaca bahwa

penuturan sekarang beralih ke bahan baru; kedua, untuk menyusun bahan baru dalam

perspektif atau sudut pandang yang tepat. Isyarat peralihan antara lain: kemudian, di

dekat, tetapi, beberapa meter dari tempat ini, dalam perkembangan lainnya, dan juru

bicara membantah. Jika kembali melihat contoh karangan yang ditulis secara tematik,

spiral, maupun blok di atas, kata atau frasa yang dapat diidentifikasikan sebagai

peralihan adalah sisi hidup yang manis itu, lebih dari itu, dan sesudah penerbangan

tertunda 23 menit karena keadaan darurat itu.

2.2.2.4 Tubuh

Tubuh atau body tulisan adalah tempat menguraikan apa yang

diancang-ancangkan dalam teras. Tubuh feature berada sesudah teras. Tubuh feature menurut

Mappatoto memperhatikan pola paragraf. Sesudah teras dirumuskan sesuai dengan

pokok cerita atau tema yang diinginkan, dan sesudah mempertimbangkan faktor

(49)

menjelaskan beberapa pola paragraf yang dapat digunakan untuk menjaga ketertiban

susunan sebuah karangan. Pola paragraf yang terpokok adalah sebagai berikut

(Mappatoto, 1999:47-49).

a. Tematik

Setiap paragraf memberikan penegasan kembali kepada apa yang telah

diutarakan dalam teras.

Contoh:

Cinta bersemi dalam kalbu setiap insane, siapa pun ia dan di mana pun ia berada. Kata lain, cinta bersifat universal.

Tetapi cinta yang bersemi dalam kalbu setiap insane di Pakistan berciri khusus karena cinta menyatu dengan awan, musim dan hujan.

Sisi hidup yang paling manis itu diterjemahkan dalam sendratari

dengan nama Balado Barishane … dst.

b. Spiral

Setiap paragraf merinci apa yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, ibarat

spiral mengulir ke bawah.

Contoh:

Siapa bilang Arabian Nights alias 1001 Malam sudah sirna? Malahan 1001 Malam dating kembali menantang di sini, di Kairo. Penyebabnya bulan Ramadan.

Ramadan bukan saja bulan suci Islam, masa kaum muslimin dan muslimat menjalankan ibadah puasa.

Lebih dari itu yang dilakukan khususnya di Mesir. Pesta berjalan

(50)

c. Blok

Setiap paragraf berisi bahan yang pada dasarnya berdiri sendiri, tetapi

paragraf-paragraf yang mandiri itu pada akhirnya menyulam satu cerita yang

bulat.

Contoh:

Pesawat terbang Delta Airlines dengan nomor penerbangan 743 sedang dalam penerbangan dari Chicago ke Atlanta.

Pramugari memberitahukan pilot pesawat, seorang penumpang wanita sakit dengan tanda-tanda kuat serangan penyakit usus buntu.

Sang pilot ,mengetukn kawat ke Atlanta dan doketr memeriksa penumpang wanita itu di lapangan terbang.

Sesudah penerbangan tertunda 23 menit karena keadaan darurat itu, peswat tinggal landas menuju Miami dan sang dokter mengatakan dalam laporannya: belitan korset sang penumpang kelewat kencang.

Tubuh atau body feature meliki karakteristik tertentu. Setiap paragraf bersifat

unity (saling menyatu), koheren (saling berhubungan), dan mengandung emphasis

(penekanan tertentu). Ketiga hal itu melancarkan pengisahan. Ketiganya

mengarahkan tema pokok laporan, mengemas materi penting, menjembatani

perpindahan paragraf dengan enak, mengalir, dan menjauhi kekakuan (Santana,

2005:47).

2.2.2.5 Penutup

Penutup merupakan bagian akhir dari struktur penyajian atau penulisan

feature. Suatu feature memerlukan penutup (ending). Ending menjadi penguat

(51)

(Santana, 2005:47). Penutup tulisan ibarat gong, berisi bagian yang penting,

menunjukkan watak cerita. Penutup juga mempunyai daya pengaruh yang bisa

mengacu emosi pembaca, seperti senyuman, tertawa, bahkan menangis karena

terharu.

Secara keseluruhan, karangan khas mutlak mempunyai bagian penutup, yaitu

akhir dari suatu karangan menurut logika. Akan tetapi, pada umumnya karangan khas

yang ditulis secara piramida terbalik tidak selalu harus mempunyai bagian penutup,

Sedangkan, karangan khas yang dikarang secara kronologis atau menggunakan

piramida kronologis, penutup adalah mutlak. Ada empat bentuk penutup feature.

Bentuk penutup tersebut adalah sebagai berikut.

a. Ringkasan

Penutup ringkasan adalah penutup yang mengacu kembali kepada teras.

b. Klimaks

Penutup klimaks adalah penutup yang menimbulkan kejutan, kenangan,

kengerian, dan sebagainya.

c. Tanpa-akhir

Penutup tanpa-akhir adalah penutup yang mengajukan pertanyaan tanpa

jawaban.

d. Penyengat

Penutup penyengat adalah penutup berupa pernyataan yang di luar dugaan

(52)

2.2.3 Gaya Bangunan (Struktur)

Semua unsur feature menekankan teknik story-telling (pengisahan cerita).

Pengisahan feature melukiskan gambaran peristiwa dengan kata-kata (Santana.

2005:48). Ada empat gaya bangunan suatu karangan khas atau feature, yaitu gaya

bangunan piramida terbalik, piramida biasa, segi empat, dan pola piramida kronologis

(Mappatoto, 1999:56-58). Bentuk visualisasi gaya bangunan feature dapat dilihat

seperti di bawah ini.

a. Piramida terbalik

Pola piramida terbalik menggambarkan feature yang dimulai dengan teras

TPM (titik perhatian maksimal, yang juga disebut teras ringkasan dan

penuturannya agak panjang.

Gambar 1 Piramida Terbalik

b. Piramida biasa

Pola piramida biasa merupakan gaya bangunan feature yang tidak

(53)

Gambar 2 Piramida Biasa

c. Piramida Segi empat

Pola bangunan segi empat merupakan struktur bangunan feature yang hanya

terdiri dari empat atau lima paragraf saja.

Gambar 3 Piramida Segi Empat

d. Piramida kronologis

Pola piramida terbalik merupakan struktur bangunan feature yang

(54)

Gambar Piramida Kronologis

2.2.4 Karakteristik F eature

Karakteristik merupakan kata lain dari ciri-ciri, yakni tanda khas yang

membedakan sesuatu dari yang lain. Romli (2009:22-23) berpendapat bahwa ciri khas

tulisan feature antara lain (1) mengandung segi human interest dan (2) mengandung

unsur sastra. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap

mampu menggugah emosi―menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Sebuah

feature juga mengandung segi human interest atau human touch―menyentuh rasa manusiawi. Oleh karena itu, feature termasuk kategori soft news (berita lunak atau

ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news

(berita keras) yang pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran. Selain itu,

feature mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis

fiksi. Dengan demikian, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen (cerita pendek)

atau novel―namun tetap informatif dan faktual. Maka, seorang penulis feature pada

(55)

Isnawijayani (2013:10-11) juga berpendapat bahwa tulisan feature

berdasarkan fakta, sebagai nilai yang dikehendaki dalam jurnalistik. Sedangkan,

cerita pendek lebih condong pada khayalan dan fiksi. Ada enam perbedaan feature

dengan fiksi, antara lain adalah sebagai berikut.

1) Feature berisi tentang peristiwa kehidupan manusia atau tentang benda dan

alam semesta, sedangkan fiksi berakar pada cerita tentang peristiwa

kehidupan manusia saja.

2) Situasi bahasa teks feature homogen, sedangkan situasi bahasa teks fiksi tidak

homogen.

3) Feature menyajikan peristiwa nyata, sedangkan fiksi menyajikan peristiwa

yang bersifat rekaan.

4) Feature menggunakan pola kronologis, sedangkan fiksi lebih menekankan

pola penataan gagasan pada cara kronologis.

5) Feature tidak mementingkan konflik, sedangkan fiksi mementingkan adanya

konflik.

6) Feature lebih bersifat karya objektif, sedangkan fiksi lebih bersifat karya tulis

subjektif.

Tulisan feature juga berbeda dengan tulisan berita. Tabel di bawah ini

merupakan matriks (pola acuan) karakteristik berita dan feature (Sumadiria,

(56)

Tabel 1

Matriks Karakteristik Berita dan F eature

(57)
(58)
(59)

membangun imajinasi

Penelitian ini terfokus pada dua hal pokok, yaitu (1) struktur penyajian feature

sosok dan (2) karakteristik feature sosok. Penulis menggunakan teori feature

Mappatoto (1999), khususnya yang berkenaan dengan struktur penyajian feature

untuk menjawab rumusan masalah struktur penyajian feature sosok. Sedangkan,

untuk menjawab rumusan masalah karakteristik feature sosok digunakan teori feature

(60)

juga melengkapi teori struktur penyajian dan karakteristik feature dengan pendapat

dari para ahli lain, seperti (1) karakteristik tubuh feature (Santana, 2005:47), (2) teori

kohesi (Moeliono, 1988:34 dan Kartono, 2013:43-61, dalam buku Bahasa Indonesia

sebagai Pembentuk Sikap dan Perilaku Bangsa untuk Menyongsong Generasi Emas),

dan (3) karakteristik feature (Nasir, 2010; Kurnia, 2002; Isnawijayani, 2013; dan

(61)

Bagan 1 Kerangka Berpikir

WACANA FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014

TEORI JURNALISTIK

METODE PENELITIAN KUALITATIF DESKRIPTIF

METODE PENGUMPULAN DATA: METODE STUDI DOKUMENTASI

TEKNIK ANALISIS DATA: DESKRIPSI

HASIL PENELITIAN

STRUKTUR PENYAJIAN FEATURE SOSOK

(62)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi enam hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data,

(3) instrumen penelitian, (4) metode pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan

(6) triangulasi data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Kualitatif sebagai suatu jenis

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

subjek penelitian secara holistik; dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa; pada suatu konteks khusus yang alamiah; serta memanfaatkan berbagai

metode ilmiah (Moleong, 2007:6). Bogdant dan Taylor (1975) dalam Moleong

(2002:3), mengatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

Objek yang dikaji dari penelitian ini adalah bahasa tertulis, dalam hal ini

wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas, dengan data berupa kata-kata.

Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni melakukan analisis hanya sampai pada taraf

deskripsi, yakni mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok

Gambar

Tabel 25 Teknik Penulisan Cerita Pendek ......................................................
Gambar 1 Piramida Terbalik  ..........................................................................
Gambar 1 Piramida Terbalik
Gambar 2 Piramida Biasa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Erik Estrada and Larry Wilcox only drew their firearms in CHiPs 99, but never in the original series.. Seven Mary Three is a rock band, but even more worthy of noting is

Keadaan tanahnya lebih tinggi dari tanah di sekitarnya Bagian candi yang masih nampak sekarang adalah tubuh candi, bukan kaki candi seperti yang disebutkan dalam Laporan Tahunan

Abu Nast ath-Thusi, menjelaskan bahwa maqomat adalah kedudukan seorang hambat dihadapan Allah yang berhasil diperolehnya melalui ibadah, perjuangan melawan hawa nafsu

dilihat dari: bagaimana cara siswa membuat rencana penyelesaian. Ketika dalam fase melaksanakan rencana, siswa dengan pemahaman instrumental akan melaksanakan

Salah capaian pembelajaran dalam mata kuliah adalah kemampuan mengembangkan program bimbingan dan konseling, maka diperlukan beberapa strategi pembelajaran yang tepat dalam

Perubahan sosial adalah gejala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-

Berdasarkan tabel 4.19 memberikan informasi mengenai hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap 3 indikator sikap gaya kepemimpinan. Berdasarkan nilai persentase

Judul : Respon Sifat-Sifat Produksi dan Reproduksi Burung Puyuh Sebagai Akibat Salinitas Air Minum Yang Berbeda Mengingat pentingnya penelitian ini bagi usaha perbaikan