• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profesionalisme dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profesionalisme dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yang Terdaftar di BPK RI)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

126

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Riwayat Pendidikan Formal:

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

1999-2000 TK Putera Bahagia Bandung, Jawa Barat

2000 – 2006 SD Negeri Rancabolang Bandung, Jawa Barat 2006 – 2009 SMP Negeri 42 Bandung Bandung, Jawa Barat 2009 – 2012 SMA Negeri 22 Bandung Bandung, Jawa Barat 2012 – 2016 Universitas Komputer Indonesia Bandung, Jawa Barat

Nama : Intan Permatha Sari

Nim : 21112089

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 12 Mei 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Rancabolang No. 235 RT/RW 006/016 Kec. Rancasari Kel. Manjahlega, Bandung 40286

Email : intanpermathasari@gmail.com

(5)

PENGARUH PROFESIONALISME DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

(Penelitian pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung yang terdaftar di BPK RI)

THE INFLUENCE OF PROFESIONALISM AND LEADERSHIP

STYLE OF THE AUDITOR PERFORMANCE

(The Research on Kantor Akuntan Publik (KAP) In Bandung are listed in BPK RI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

Nama: Intan Permatha Sari

Nim: 21112089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

iii

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, penulis melaksanakan survei pada Kantor Akuntan Publik yang ada di kota Bandung yang Terdaftar di BPK RI.

Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas dalam menempuh program studi Skripsi pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu: “Pengaruh Profesionalisme Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Bandung yang terdaftar di BPK-RI)”.

(7)

iv

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

4. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan.

5. Kaka terbaik, tersayang Jayanthi Octavia, SE.,M.M., Dewi Ayu Marcelina, A.Md., Jenni Citra Resmi dan sahabatku Dalilah Dwianita Putri, S.E yang selalu membantu dan memberikan semangat saat penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya Inneke Sunarya, Nisa Novianti, Tusnia Nurmaulani, Ine Herliawati, Nurul Amalia, Nurlina dan Irsya Rizkaliani Mursyahad yang selalu mendampingi penulis saat berjuang menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk orang-orang yang pernah aku anggap spesial yang sudah menyemangatiku dan memotivasiku hingga akhirnya skripsi ini selesai. Terutama untuk kamu yang berinisial AP, terima kasih yang sudah membuat aku tersenyum setiapku melihatmu di kampus.

(8)

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Serta ucapan paling spesial untuk kedua orang tuaku (Bapak Jayadin Ritonga dan Ibu Rahayu) yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depannya. Akhir kata, penulis berharap agar Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bandung, Agustus 2016 Penulis

(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4.1 Maksud Penelitian ... 9

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 10

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Profesionalisme ... 11

2.1.1.1 Pengertian Profesionalisme ... 11

2.1.1.2 Indikator Profesionalisme ... 12

(10)

2.1.2.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 13

2.1.2.2 Indikator Gaya Kepemimpinan ... 14

2.1.3 Kinerja Auditor ... 15

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Auditor ... 15

2.1.3.2 Indikator Kinerja Auditor ... 16

2.2 Kerangka Pemikiran ... 17

2.2.1 Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Auditor ... 17

2.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor ... 18

2.3 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan ... 21

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 22

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.3.1 Sumber Data ... 25

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4 Populasi, Sample dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 27

3.4.1 Populasi ... 27

3.4.2 Sample ... 29

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.5 Metode Pengujian dan Metode Analisi Data ... 31

3.5.1 Metode Pengujian Data ... 31

3.5.1.1 Uji Validitas ... 31

3.5.1.2 Uji Reliabilitas ... 33

3.5.2 Metode Analisis Data ... 34

3.5.2.1 Analisis Kualitatif ... 34

3.5.2.2 Analisis Kuantitatif ... 36

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 44

(11)

viii

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Karakteristik Responden ... 49

4.1.2 Hasil Pengujian Alat Ukur ... 51

4.1.2.1 Uji Validitas ... 51

4.1.2.2 Uji Reliabilitas ... 53

4.1.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 56

4.1.3.1 Tanggapan RespondenMengenai Profesionalisme ... 56

4.1.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan ... 61

4.1.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Auditor ... 65

4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif ... 70

4.1.4.1 Analisis Pengaruh Profesionalisme dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor ... 70

4.1.4.2 Pengujian Hipotesis ... 79

4.2 Pembahasan ... 82

4.2.1 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor ... 82

4.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 89

5.2.1 Saran Operasional / Praktis ... 89

5.2.2 Saran Akademis ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 94

(12)

91

Andi Supangat. 2007. Statistik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Arens, A.A., Elder, R. J., and Beasley, M.S., 2012, “Auditing and Assurance Services- An Integrated Approach”. 14thEdition. Person Education limited, Edinburg UK.

Alvin A.Arens, Randal J Elder & Mark S.Beasley. 2012 “Auditing And Assurance

Service An Integrated Approach” diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf. Selemba Empat. Jakarta

Badjuri, Ahmad. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada KAP di Jawa Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan Vol.3 No.1.

Gujarati, Damodar n. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Erlangga.

I Gusti Agung Rai. 2010.Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Kartono Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo. Ketut Ardy Prabhawa. 2014. Pengaruh Supervisi, Profesionalisme, dan

Komunikasi Dalam Tim Terhadap Kinerja Auditor. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi, Vol:2 No:1 Tahun 2014.

Ketut Dedik Suariana. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Independensi terhadap Kinerja Auditor Eksternal. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha.

Komang Alit Trijayanti. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor. e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1

Larkin, Joseph .2000. “Auditting: An Integrated Approach”. McGraw-Hill, New York.

(13)

92

Martina,Kompiang. 2013. Pengaruh Independensi, Profesionalisme dan etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 39-53 .

Messier & rekan, 2005. “Auditing Services & Assurance a Systematic Approach”. Buku Dua, Edisi 3, Diterjemahkan oleh Nori Hinduan, Penerbit Salemba Empat.

Muliani, Made. 2015 . Pengaruh Pengalaman, Otonomi dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali). journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1.

Mulyadi. 2011. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Pasolong, Harbani. 2013. “Kepemimpinan Birokrasi”. Bandung: Alfabeta

Rizki, Wulan. 2013. Pengaruh Pengalaman, Otonomi, Profesionalisme dan Ambiguitas Peran terhadap Kinerja Auditor pada KAP di DIY. Jurnal Nominal Universitas Negeri Yogyakarta.

Safitri, Devi. 2014. Pengaruh Independensi Auditor dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau.

Sedarmayanti. 2007. “Manajemen SDM”. Bandung: PT. Refika Aditama.

Siagian, Sondang P. 2010. “Teori dan Praktek Kepemimpinan”. Cetakan ke-6. Jakarta: Rineka Cipta.

Sigit Prasetyo Riswantoro. 2015. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Serta Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor. Prosiding Penelitian SPeSIA 2015 Universitas Islam Bandung

Sitio, Ristina. 2014. Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Struktur Audit terhadap Kinerja Auditor. Universitas Negeri Semarang.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2011. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta.

(14)

Suwatno, J, Priansa , Donni, 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung

Thoha, Miftah. 2012. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Cetakan ke-16 . Jakarta: Penerbit RajaGrafindo Persada.

Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. 26-28 Juli 2007. Universitas Hasanudin Makasar.

Umi Narimawati. 2010. Metodelogi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis.

Veithzal Rivai. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Cetakan ke-7. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Victor D. Siahaan. 2010. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Auditor. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 3. No. 1. Januari 2010 Hal. 10-28

economy.okezone.com ,diakses pada tanggal 20 maret 2016.

www.pppk.kemenkeu.go.id ,diakses pada tanggal 20 maret 2016.

(15)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2011:2) adalah:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”. Pengertian Deskriptif Menurut Sugiyono (2010:29) bahwa:

“Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan menurut Mashuri (2009:45) pengertian metode verifikatif adalah:

“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

(16)

variabel X1 (Profesionalisme) dan X2 (Gaya Kepemimpinan) terhadap Y (Kinerja

Auditor).

Objek penelitian pada penelitian ini adalah mengenai profesionalisme, gaya kepemimpinan dan kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung yang terdaftar di BPK. Selain itu, unit analisis dan unit observasi juga menjadi bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan unit analisis berhubungan dengan tempat dilakukannya sebuah penelitian, sedangkan unit observasi merupakan bagian yang akan diteliti pada unit analisis. Unit Analisis dalam penelitian ini adalah tiga belas Kantor Akuntan Publik yang berada di kota bandung yang terdaftar di BPK. Unit observasi yang ada pada Kantor Akuntan Publik adalah Partner, Auditor Senior, Auditor Junior, Expert Advisory Team (tim penasihat ahli), Office Secretary. Namun unit observasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya auditor Partner.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:38) variabel penelitian sebagai berikut:

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

(17)

23

1. Variabel Independen (X1) dan (X2)

Menurut Sugiyono (2012:59) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).” Dalam penelitian variabel bebas

akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel X1

adalah Profesionalisme dan X2 adalah Gaya Kepemimpinan. Dalam

operasionalisasinya semua variabel diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk ordinal.

2. Variabel Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2012:59) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Kinerja Auditor.

(18)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Menurut Umi Narimawati (2010:53) mendefinisikan skala ordinal adalah sebagai berikut :

VARIABEL KONSEP INDIKATOR SKALA No.

Kuesioner

Profesionalisme (Variabel X1)

“Profesional berarti bertanggung

(19)

25

“Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah relative”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.

Sugiyono (2012:93) menjelaskan Skala Likert sebagai berikut:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.”.

Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda, misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pernyataan. Kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran.

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer.

Menurut Sugiyono (2012:137) definisi data primer adalah:

(20)

Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Badan Pengawas Keuangan (BPK) yang ada di kota Bandung.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research). Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan manufaktur.

b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti. c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner

(21)

27

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian

3.4.1 Populasi

Menurut Umi Narimawati (2010:37) populasi adalah:

“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.

(22)

Tabel 3.2

KAP di Kota Bandung yang terdaftar di BPK RI

No No STT Nama KAP Alamat Kantor Nama Partner

- Drs. Michdar Tabrani, AK - Drs. Sudarto Suratman - Drs. Sayaga Prawirasetya

2 017/STT/II/2009 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry. Kec. Cibeunying Kaler Bandung 40123 Greenland K-2 Bandung 40191

- Azhar Susanto - Sukardi

11 216/STT/I/2013 KAP Jojo Sunarjo & Rekan

(23)

29

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan sampling jenuh berdasarkan seluruh Kantor Akuntan Publik di Bandung.

Menurut Sugiyono (2011:85) bahwa :

“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi reratif keil, kurangdari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi menjadi sampel”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampling jenuh karena penulis menggunakan seluruh populasi yaitu 13 Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BPK-RI untuk dijadikan sempel dari penelitian itu sendiri. Responden dalam penelitian ini adalah auditor partner yang ada di KAP tersebut sebanyak 29 orang partner.

Tabel 3.3

Level dan Tanggung Jawab Staff Level Staff Rata-rata

Pengalaman

Tanggung Jawab yang Khas

Auditor Pemula 0-2 tahun Melaksanakan sebagian besar detil-detil audit. Senior atau

auditor yang memimpin audit

2-5 tahun Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas audit di lapangan, termasuk mengawasi dan me-review pekerjaan auditor pemula.

Manajer 5-10 tahun Membantu auditor yang memimpin dalam merencanakan dan mereview pekerjaan auditor serta menjaga hubungan dengan klien.

Rekan (partner) Lebih dari 10 tahun

Me-review keseluruhan pekerjaan audit dan terlibat dalam pembuatan keputusan audit yang penting. Rekan adalah pemilik perusahaan, dan ia memiliki tanggung jawab mutlak untuk melaksanakan audit dan melayani kliennya

(24)

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 13 Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di BPK Kota Bandung. Dalam penelitian ini dilakukan studi kasus terhadap Kantor Akuntan Publik Kota Bandung. Dengan waktu penelitian bulan Februari 2016 – selesai.

(25)

31

3.5 Metode Pengujian dan Metode Analisis Data

3.5.1 Metode Pengujian Data

3.5.1.1 Uji Validitas

Menurut Cooper dikutip olehUmi Narimawati (2010:42), validitas adalah :

”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent

that a test measures what the researcher actually wishes to measure”. Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

(26)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Umi Narimawati (2010:42) dimana :

n = Ukuran sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson df = degree of freedom = n-2

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5 % satu sisi adalah :

1. Item instrument dikatakan valid jika t-hitung > t tabel maka instrument tersebut dapat digunakan.

(27)

33

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS 20 for window.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

3.5.1.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43) realibitas adalah sebagai berikut :

Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy,

precision, and concistency”.

Uji realibilitas dilakukan untuk menguji kehandalan dan kepercayaan alat pengungkapan dari data. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman-Brown Correlation) atau Teknik Belah Dua, dengan rumus sebagai berikut:

Umi Narimawati (2010:43) Keterangan :

R = Realibility

r1 = Reliabilitas internal seluruh item

(28)

Adapun kriteria penilaian uji reliabilitas yang dikemukakan oleh Barker et al. (2002:70) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.5

Standar Penilaian Realibilitas

Sumber: Barker et al (2002:70)

3.5.2 Metode Analisis Data

3.5.2.1 Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono (2010:14) bahwa analisis kualitatif adalah:

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara insentif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati – hati apa yang terjadi,melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan dan membuat laporan penelitian secara mendetail”. Menurut Umi Narimawati (2010:45) langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternative jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.

3. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor. Kategori Nilai

Good 0,80

Acceptable 0,70 Margin 0,60

(29)

35

4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk table ataupun grafik dengan bantuan software Excell dan SPSS.

5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing – masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penelian sebagai berikut :

Keterangan :

N = Jumlah sampel yang diambil m = Jumlah alternatif jawaban tiap item

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di bawah ini:

Sumber: Umi Narimawati (2010) Keterangan:

(30)

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Prinsip pengklasifikasian presentase skor jawaban responden diadopsi dari buku Metodologi Penelitian karya Umi Narimawati dengan kriteria pengklasifikasian sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Presentase Skor Aktual

No Persentase Skor Kategori Skor

1 20,00-36,00 Sangat Rendah/Tidak Baik

2 36,01-52,00 Rendah/Kurang Baik

3 52,01-68,00 Cukup Tinggi/Cukup Baik

4 68,01-84,00 Tinggi/Baik

5 84,01-100 Sangat Tinggi/Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2010:84)

3.5.2.2 Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:8) analisis kuantitatif adalah:

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunkan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan ”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel X1 (Profesionalisme) dan X2 (Gaya Kepemimpinan) dipasangkan

(31)

37

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah di bawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval sebagai berikut:

Keterangan:

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:47)

Keterangan :

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas Area Below Upper Limit = Daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = Daerah dibawah batas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:47)

(32)

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi :

A. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti di ketahui jika uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil . Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik .Menurut Singgih Santoso (2002:393) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :

(33)

39

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Menurut Singgih Santoso (2002: 322) dasar pengambilan keputusan :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal. B. Uji Multikolinieritas

Gujarati (2006: 351) mendefinisikan multikolinieritas sebagai suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah :

a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

(34)

mengakibatkan standar error semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),

Sumber: Gujarati (2003:351)

Dimana R2i adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X1 terhadap variabel bebas lainnya. Jika

nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas. C. Uji Heterokedastisitas

Purbayu Budi Santosa dan Ashari (2005: 241-242) mendefiniskan Asumsi heterokedastisitas adalah:

“Asumsi heterokedastisitas sebagai asumsi regresi dimana varians dari

residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain”

(35)

41

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda menurut Gurjarati (2006:125) yaitu:

“Studi tentang hubungan antara variabel yang memiliki lebih dari satu variabel lain yang disebut variabel bebas atau variabel penjelas (independent variabel) digunakan untuk menjelaskan (explanatory variabel) perilaku variabel tak bebas (independent variabel)”.

Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007:325) yaitu:

“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh Profesionalisme dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor. Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variable dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2).

3. Analisis Korelasi

(36)

kekuatan asosiasi (hubungan). ). Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber: Andi Supangat (2007:339)

b. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap

konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber: Andi Supangat (2007:339)

c. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(37)

43

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

a. Apabila r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variable X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.7

Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiono (2006:183) 4. Koefisiensi Determinasi

(38)

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber: Riduan dan Sunarto (2007:81)

Dimana :

Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai adalah berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk persamaan”

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

(39)

45

Kepemimpinan dan variabel dependent (Y) Kinerja Auditor, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penetapan Hipotesis a. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis parsial

Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara Profesionalisme terhadap

Kinerja Auditor.

Ha1 : Terdapat pengaruh antara Profesionalisme terhadap Kinerja

Auditor.

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Auditor.

Ha2 : Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Auditor. b. Hipotesis Statistik

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak (two tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol : β = 0 dan

hipotesis alternatifnya (Ha) : β ≠ 0

Ho : β1 = 0: Tidak terdapat pengaruh antara Profesionalisme Terhadap

(40)

Ha : β1≠ 0: Terdapat pengaruh antara Profesionalisme Terhadap

Kinerja Auditor.

Ho : β2 = 0: Tidak terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan

terhadap Kinerja Auditor.

Ha : β2≠ 0: Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Auditor. 2. Menentukan Tingkat Signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.

a. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien

korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

Sumber: Sritua Arief (2006:9)

Keterangan:

b = Koefisien Regresi ganda Se (b) = Standar eror

( )

hitung

b t

Se b

(41)

47

b. Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :

Sumber : Sugiyono (2010 : 192)

Dimana :

R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Menurut Sugiyono (2011 : 185)untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Hasil F hitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria : 1) Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5%

2) Tolak Ho jika nilai F-sign < ɑ ),05.

b.Hasil t hitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

1) Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. 2) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha

ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. 3) t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung,

(42)

4. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Sumber : Sugiyono (2011 : 185)

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

5. Penarikan Kesimpulan

(43)

1

PENGARUH PROFESIONALISME DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Kota Bandung yang terdaftar di BPK RI)

Intan Permatha Sari

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

Performance auditors are still doubtful of the auditor Public Accounting Firm Budiman. Wawan, Pamudji and colleagues still due to the auditor that are not objektive and is not responsible for the delivery of audit evidence. This study aims to provide empirical evidence about the effect of Professionalism and Leadership style on the Performance Auditor Public Accounting Firm (KAP) in Bandung, which is registered in the BPK.

The population in this study was 29 auditors from 13 Public Accounting Firm (KAP) in Bandung, which is registered in the BPK. Sample selection is done by using saturated sample that uses the entire population of 29 auditors from 13 Public Accounting Firm (KAP) in Bandung, which is registered in the BPK. The analysis used is descriptive analysis and verification with quantitative approach. The analysis model used is multiple liniar regression analysis.

Results of testing the hypothesis in this study indicate that (1) Professionalism has a significant positive effect on the Performance Auditor, (2) Leadership Style has a significant positive effect on the Performance Auditor.

Keywords: Professionalism, Leadership Style, Performance Auditor

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Audit atas laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan, sehingga memperoleh laporan keuangan yang dapat dipercaya oleh manajemen dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh perusahaan adalah dengan melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dimana pihak independen sebagai pihak ketiga yaitu auditor (Kompiang Martina, 2013).

Seorang auditor dituntut untuk lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat, yaitu dengan memberikan jasa profesional yang berkualitas. Akuntan publik atau auditor bukan hanya sekedar ahli tetapi harus dapat melaksanakan pekerjaan profesinya dengan hati-hati dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesi yang ada. Profesi akuntan harus memiliki integritas, independen dan bebas dari semua kepentingan. Hal ini dikarenakan seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk kepentingan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan yang diaudit (Rezki Wulan, 2013).

(44)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Adanya kasus kinerja auditor dari kantor akuntan publik budiman, wawan, pamudji dan rekan yang diragukan dikarenakan adanya auditor yang tidak objektif dalam melaksanakan tugas auditnya dan tidak bertanggung jawab dalam penyampaian bukti auditnya sehingga terjadi pembekuan izin terhadap auditor tersebut.

2. Adanya kasus kantor akuntan publik yang sering mendapatkan sanksi dikarenakan sikap gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang bebas sehingga kurangnya pengendalian kontrol dan interaksi terhadap bawahannya mengakibatkan auditor yang kurang disiplin dan selalu melanggar aturan saat melaksanakan tugas auditnya sehingga terjadi pembekuan izin terhadap auditor dan pembekuan izin usaha dari KAP abdulrahman hasan salipu yang mengakibatkan kinerja KAP memburuk.

1.3 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor 2. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari kebenaran atas pengaruh profesionalisme dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor dengan menggunakan data yang diperoleh dan uji empiris, guna memecahkan masalah.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor.

2. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

dan pertimbangan dalam memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja auditor. 2. Bagi Auditor

Memberikan informasi tentang pemahaman Profesionalisme, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Auditor, sehingga dalam prakteknya dapat lebih meningkatkan Gaya Kepemimpinan dan Profesionalisme dalam meningkatkan kinerja auditor yang nantinya akan berdampak pada Kantor Akuntan Publik tersebut.

1.5.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tentang keterkaitan antara pengaruh Profesionalisme dan Gaya Kepemimpinan dalam Kinerja Auditor.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(45)

3

I. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Profesionalisme

2.1.1.1 Pengertian Profesionalisme

Pengertian profesionalisme menurut Arrens, et.all yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2012:68) yaitu:

“Profesional berarti bertanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi

tanggung jawab secara individual dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat.”

Pengertian professionalisme menurut Messier, Glover, Prawitt yang diterjemahkan oleh Nori Hinduan (2005:375):

“Professional didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas

yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau orang-orang professional seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilaku yang mendefinisikan perilaku etika

(professional) bagi anggota profesi tersebut”.

2.1.1.2 Indikator Profesionalisme

Menurut Messier, et.all yang diterjemahkan oleh Nori Hinduan (2005:375) ada beberapa indikator mengenai Profesionalisme Auditor:

1. Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

4. Kompetensi

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional.

2.1.2 Gaya Kepemimpinan

2.1.2.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Menurut Miftah Thoha (2012:49) bahwa Gaya Kepemimpinan adalah :

“Norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia amati.”

Sedangkan menurut Harbani Pasolong (2013:37) Gaya Kepemimpinan adalah:

“Suatu cara dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan,

mendorong, dan mengendalikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi secara efisien dan efektif.”

(46)

pemimpin.”

2.1.2.2 Indikator Gaya Kepemimpinan

Indikator gaya kepemimpinan dapat dijelaskan dibawah ini: 1. Otokratis

Gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Demokratis

Gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Laissez faire / Bebas

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yang cukup tinggi.

2.1.3 Kinerja Auditor

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Auditor

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja auditor merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan auditor dalam melaksanakan pemeriksaan yang diukur berdasarkan standar audit yang berlaku. (Arfan 2010:196)

Menurut I Gusti Agung Rai (2010:31) Kinerja Auditor bahwa :

“Audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektifitas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan

akuntabilitas publik.”

Definisi Kinerja Auditor Menurut Mulyadi (2011:112) adalah:

“Akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan dan hasil usaha perusahaan.”

2.1.3.2 Indikator Kinerja Auditor

Dalam mengukur kinerja auditor, terdapat empat personalitas, yaitu : 1. Kemampuan

(47)

5

2. Komitmen profesional

Auditor dengan komitmen profesional yang kuat berdampak pada perilaku yang lebih mengarah kepada ketaatan aturan, dibandingkan dengan auditor yang komitmen profesionalnya rendah. Komitmen juga dapat berkaitan dengan loyalitas dengan profesinya.

3. Motivasi

Motivasi yang dimiliki seorang auditor akan mendorong keinginan individu auditor tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. 4. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja auditor dapat diartikan sebagai tingkatan kepuasan individu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2014:93), mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan penjelasan dan paradigma penelitian diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 :Profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor. H2 :Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa metode penelitian adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah sebagai berikut:

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh profesionalisme dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Kota Bandung yang terdaftar di BPK RI) Maka operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.1.

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian tentang Pengaruh Profesionalisme dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor adalah data primer

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2012:137) mengemukakan definisi data primer adalah :

(48)

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada KAP di Kota Bandung yang terdaftar di BPK RI.

b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.

c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah auditor eksternal, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung yang terdaftar di BPK RI, jumlah populasi secara keseluruhan sebanyak 29 auditor dari 13 KAP yang menjadi populasinya.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81), mendefiniskan sampel sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 13 Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BPK-RI. Dalam penelitian ini dilakukan studi kasus terhadap Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung. Dengan waktu penelitian bulan Februari 2016 – selesai.

3.5 Metode Pengujian Data

3.5.1 Uji Validitas

Menurut Cooper yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:42) validitas didefinisikan sebagai berikut :

Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

(49)

7

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43) realibitas adalah sebagai berikut :

Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy, precision, and concistency”.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Data

Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai adalah berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk persamaan”

Ho : β1 = 0: Tidak terdapat pengaruh antara Profesionalisme Terhadap

Kinerja Auditor.

Ha : β1≠ 0: Terdapat pengaruh antara Profesionalisme Terhadap Kinerja

Auditor.

Ho : β2 = 0: Tidak terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Auditor.

Ha : β2≠ 0: Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Auditor.

IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan responden mengenai profesionalisme, gaya kepemimpinan dan kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

4.1.1.1 Tanggapan Responden Mengenai Profesionalisme pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung

Berdasarkan tabel 4.15 memberikan informasi mengenai hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap 4 indikator profesionalisme. Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai persentase skor yang diperoleh dari 4 indikator adalah sebesar 63,25% dan terkategorikan

“Cukup Baik” berada pada interval persentase skor antara “52,01% –68,00%”. Berdasarkan nilai persentase skor yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP di Kota Bandung memiliki sikap profesionalisme yang cukup baik.

4.1.1.2 Tanggapan Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Wilayah Kota Bandung

Berdasarkan tabel 4.19 memberikan informasi mengenai hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap 3 indikator sikap gaya kepemimpinan. Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai persentase skor yang diperoleh dari 3 indikator adalah sebesar 65% dan

terkategorikan “Cukup Baik” berada pada interval persentase skor antara “52,01% – 68,00%”.

(50)

responden terhadap 4 indikator kinerja auditor. Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai persentase skor yang diperoleh dari 4 indikator adalah sebesar 63,08% dan termasuk dalam

kategori “Cukup Baik” berada pada interval persentase skor antara “52,01%–68,00%”.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa KAP di Kota Bandung memiliki kinerja auditor yang tergolong cukup baik.

4.1.2 Analisis Verifikatif

1. Pengujian Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas ini dapat dilihat bahwa nilai probabilitas yang diperoleh adalah sebesar 0,732 > 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa residu pada model regresi yang akan dibentuk berdistribusi secara normal.

b) Uji Multikolinearitasdapat dilihat bahwa nilai tolerance yang diperoleh untuk kedua variabel bebas adalah sebesar 0,523 > 0,1 dengan nilai VIF sebesar 1,913 < 10. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel bebas dalam model regresi terbebas dari masalah multikolinearitas, sehingga model memenuhi salah satu syarat untuk dilakukan pengujian regresi.

c) Uji Heteroskedastisitas pada gambar grafik scatterplot dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta observed tersebar secara acak, di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil tersebut menunjukan bahwa model terbebas dari masalah heteroskedastisitas, sehingga model telah memenuhi salah satu syarat untuk dilakukan pengujian regresi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda yang tersaji pada tabel di atas, diketahui nilai konstanta (a) yang diperoleh adalah sebesar 5,792 dengan nilai koefisien regresi (bi) sebesar 0,305 X1 dan 0,592 X2.

3. Analisis Korelasi

a) Korelasi Parsial

1) Hubungan antara Profesionalisme dengan Kinerja Auditor

Pada tabel 4.28 output SPSS, dapat dilihat bahwa nilai korelasi parsial yang diperoleh antara profesionalisme dengan kinerja auditor adalah sebesar 0,761 dan memiliki arah hubungan positif dengan derajat asosiasi yang tergolong

“Kuat” (0,60-0,799). Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan positif yang kuat antara profesionalisme dengan kinerja auditor, dimana semakin baik sikap profesionalisme auditor akan menghasilkan kinerja auditor yang optimal. 2) Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Auditor

Pada tabel 4.29 output SPSS, dapat dilihat bahwa nilai korelasi parsial yang diperoleh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja auditor adalah sebesar 0,816 dan memiliki arah hubungan positif dengan derajat asosiasi yang

tergolong “Sangat Kuat” (0,80-1,00). Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan positif yang kuat antara gaya kepemimpinan dengan kinerja auditor, dimana semakin baik sikap gaya kepemimpinan akan menghasilkan kinerja auditor yang optimal .

4. Koefisien Determinasi

(51)

9

45,2% terhadap kinerja auditor, sehingga total pengaruh yang diberikan keduanyan adalah sebesar 74%.

5. Pengujian Hipotesis

1) Pengujian Hipotesis Pertama pngaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor Pada tabel 4.32 nilai thitung berada di daerah penolakan Ho (2,209>2,110) sehingga

sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

2) Pengujian Hipotesis Kedua pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor

Pada tabel 4.33 nilai thitung berada di daerah penolakan Ho (3,240>2,110) sehingga

sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Auditor

Hasil dari pengujian statistik menyatakan bahwa Profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BPK. Hasil dari pengujian hipotesis nilai thitung untuk profesionalisme sebesar 2,209

yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung.

Hasil dari nilai korelasi yang diperoleh antara Profesionalisme dengan Kinerja Auditor. Mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi bahwa nilai korelasi yang diperoleh antara profesionalisme dengan kinerja auditor adalah sebesar 0,761 dan memiliki arah hubungan

positif dengan derajat asosiasi yang tergolong “Kuat” dan menujukan hubungan yang terjadi

antara keduanya adalah searah yang berarti dimana semakin pelaksanaan profesionalisme yang baik dan mematuhi aturan yang berlaku maka akan menghasilkan kinerja auditor yang optimal.

Hasil dari koefisien determinasi profesionalisme memberikan pengaruh sebesar 28,8% yang berarti profesionalisme memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 28,8% terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandungsementara sisanya 71,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti etika profesi, pengalaman dan independensi

Berdasarkan hasil analisis verifikatif dapat disimpulkan profesionalisme mempengaruhi kinerja auditor, sesuai dengan hasil penelitian Ketut Ardy Prabhawa (2014) yang menunjukan bahwa profesionalisme memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor demikian juga pada penelitian Victor D. Siahaan (2010) yang menunjukan bahwa profesionalisme memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.

4.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor

Hasil dari hasil pengujian statistik menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BPK. Hasil dari pengujian hipotesis nilai thitung untuk gaya kepemimpinan

sebesar 3,240 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung.

Hasil dari nilai korelasi yang diperoleh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja auditor. Mengacu pada nilai korelasi yang diperoleh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja auditor adalah sebesar 0,816 dan memiliki arah hubungan positif dengan derajat asosiasi yang

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Level dan Tanggung Jawab Staff
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

harus memenuhi standar pelayanan sesuai dengan yang tertera pada. PerMenKes RI

Dalam analisa angkutan sedimen didapatkan perkiraan jumlah angkutan sedimen total yang terdapat di hulu Kali Konto, hasil tersebut kemudian dikorelasikan dengan kapasitas

Kerusakan yang terjadi mesin/peralatan dapat terjadi karena banyak sebab dan terjadi pada waktu yang berbeda sepanjang umur mesin/ peralatan tersebut digunakan .Oleh

Penggunaan ekstrak etanol jamur lingzhi sebagai hepatoprotektif belum dibuktikan secara ilmiah sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai efek hepatoprotektif ekstrak etanol

Retinal memiliki struktur yang sama untuk semua fotoreseptor, sedangkan opsin terdiri dari 4 jenis (1 untuk sel batang dan 3 untuk sel kerucut).. Retinal merupakan derivat

Secara singkat dapat dikatakan Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal. Refleksi adalah upaya memperoleh pengetahuan yang mendasar atau unsur-unsur yang hakiki atau inti.

Sebab, apabila diatur dalam UU 40/2014 ternyata secara faktual substansi yang diatur adalah bukan berkenaan dengan jenis dari asuransi akan tetapi berkaitan dengan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap minat siswa SMA Negeri 2 Kota Ternate terhadap mata pelajaran Geografi diketahui apabila siswa berusaha dengan giat untuk