1
BAB I. PENDAHULUAN
Hati merupakan organ metabolisme terpenting dalam proses sintesis, penyimpanan, metabolisme dan klirens banyak senyawa endogen (Aslam dkk., 2003). Salah satu fungsi hati adalah detoksifikasi (menawarkan racun tubuh), sehingga hati sangat mudah menjadi sasaran utama ketoksikan (Husada, 1991), akan tetapi hati memiliki cadangan fungsional yanng cukup tinggi sehingga hati tetap dapat melaksanakan fungsinya walaupun sel parenkim hati hanya bersisa 10%. Oleh karena itu banyak kasus penyakit hati yang ditemukan setelah kerusakan sel parenkim hati lebih dari 90%.
Parasetamol merupakan salah satu obat golongan analgetik antipiretik (Anonim, 1979). Obat ini bersifat tidak toksik jika digunakan dalam dosis terapi, tetapi dalam dosis berlebihan dan jangka panjang akan menimbulkan nekrosis hati. Toksisitas yang ditimbulkan oleh parasetamol adalah bersifat akut (Zimmerman, 1978). Parasetamol dapat menyebabkan kerusakan pada hati karena parasetamol di hati oleh enzim P-450 akan dioksidasi menjadi suatu metabolit reaktif yang bersifat toksik yaitu NABKI (N-asetil-p-benzokuinonimina). Kelainan yang terjadi pada hati dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas transaminase serum yaitu SGPT (Nurul, 1999).
2
maka perlu dibuktikan juga kemampuan ekstrak jamur lingzhi sebagai hepatoprotektif terhadap tikus jantan yang diiinduksi parasetamol.
Salah satu zat yang bersifat antiracun pada hati yang terkandung dalam jamur lingzhi adalah ganoderic acid (Gunawan, 2000). Kandungan ganoderic acid pada jamur lingzhi yang bersifat antiracun ini diduga mampu menginhibisi proses oksidasi parasetamol menjadi NAPKI (N-asetil-p-benzokuinonimina) (Gunawan, 2000). Asam lemah yang terkandung dalam asam ganodermik cenderung dapat disari oleh penyari yang bersifat polar seperti etanol. Jamur lingzhi efektif sebagai antiracun sehingga jamur lingzhi diduga berfungsi sebagai hepatoprotektif terhadap kerusakan hati. Penggunaan ekstrak etanol jamur lingzhi sebagai hepatoprotektif belum dibuktikan secara ilmiah sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai efek hepatoprotektif ekstrak etanol jamur lingzhi terhadap hati tikus jantan yang diinduksi parasetamol dosis toksik.
BAB 2. PERUMUSAN MASALAH
Apakah ekstrak etanol 50% jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) mempunyai efek hepatoprotektif terhadap hati tikus jantan yang diinduksi parasetamol 2,5 g/kg bb?
BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA 1. Fisiologi hati
Hati merupakan organ metabolisme yang terpenting dalam tubuh. Hati terlibat dalam sintesis, penyimpanan dan metabolisme banyak senyawa endogen serta klirens senyawa endogen, termasuk obat dan toksin lain dalam tubuh (Aslam dkk., 2003). Hati penting untuk mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir semua fungsi metabolisme tubuh. Hati memiliki 5 fungsi, yaitu: (a). Membentuk dan mensekresi empedu: Ini merupakan fungsi utama hati. Hati mengsekresi sekitar 1 liter empedu setiap hari, (b). Metabolik: hati memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan juga memproduksi tenaga, (c). Detoksifikasi, (d). Perlindungan dan (e). Vaskuler hati: setiap menit mengalirkan 1200 cc darah porta hati melalui sinusoid hati. Selain itu dari arteri hepatika mengalir masuk kira-kira 350cc darah (Husadha, 1996).
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 37, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1988, Panduan Pelayanan Informasi Obat, 15-16, PT Kimia Farma, Jakarta.
Anonim, 2006, Antioksidan, Resep Sehat dan Umur Panjang, (Online), (http://www.indonesiamedia.com/2004/08/early/kesehatan-080 antioksidan.htm, diakses 1 Oktober 2007).
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, 605-609, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Arora, D., 1986, Mushrooms Demystified, 2nd edition, Ten Speed Press.
Aslam, M., Tan, C. K., dan Prayitno, A., 2003, Farmasi Klinis: Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, 155, 156, 157- 158, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Boyn, W., 1953, A Textbook of Pathology Structure and Function in Disease, 7th ed, 783, Lea and Febiger, Philadelpia.
Chan K, Han XD, Kan YW. 2001. An Important Function of nrf2 in Combating Oxidative Stress: Detoxification of Acetaminophen. Proc Natl Acad Sci 98 (8): 4611 – 4616.
Darmawan, S., 1973, Hati Dan Saluran Empedu, Dalam Himawan S., (editor), Patologi, 227, 230, Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Donatus, I. A., 1983, Parasetamol: Kinetik Absorbsi, Distribusi dan Eliminasinya Pada Tikus Putih Jantan dalam Keadaan Defisiensi Vitamin E, Tesis, 12-14, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Donatus, I. A., 1994, Antaraksi Kurkumin dan Paracetamol: Kajian Terhadap Aspek Farmakologi dan Toksikologi Perubahan Hayati Parasetamol,
Disertasi, 133, 148, 155, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Donatus, I. A., 1998, Peran Fitofarmaka Dalam Upaya Pengobatan Hepatitis, Kumpulan Naskah Lengkap Simposium Nasional Hepatitis, Yogyakarta.
25
Gilbertson, R. L., &. Ryvarden, L, 1986, Nort American Polypores, Fungiflora,
p.299-300, Norway.
Gillete JR. 1981. An Integrated Approach to the Study of Chemically Reactive Metabolites of Acetaminophen. ArchIntern Med 141:375-379.
Gips, C. H., dan Wilson, J. H. P., 1989, Diagnosis dan Terapi: Penyakit Hati dan Empedu, Diterjemahkan oleh Effendi, I., Hipokrates, Jakarta.
Gunawan, A., 2000, Food Combining, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Guyton and Hall. 1997. Textbook Of Medical Physiology. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hayes, M.A., 2007. Pathophysiology of the Lliver. Saunder Company, USA.
Hirotani, M., C. Ino, and T. Furuya., 1993, Biosynthesis of Cryptoporic Acids H and I in Ganoderma Neo-Japanicum,Phytochemistry, 32(4): 891-896.
Hushada, Y., 1996, Fisiologi dan Pemeriksaan Biokimia Hati, 11, Dalam Syaiffoelloh N., (Editor Kepala), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid I, 224-226, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Hseu, R. S., Wang, H. H., & Wang, H. F., 1996, Differentiation and Grouping of Isolated of Ganoderma lucidum Complex by Random Amplified Polymorphic DNA-PCR Compared with Grouping on the Basis og Internal Transcribed Spancer Sequence, Apllied Microbiology Laboratory, Departemant of Algricultual Chemistry, National Taiwan University, Taipe, Taiwan, Republic of China.
John, C., & Tina, C., 2004, Lingzhi (Ganoderma), Chinese Medical Herbology and Pharmacology, Chapter 14 – Section 2 Nourishing Herbs that Calm the Shen (Spirit), Art of Medicine Press. www.AOMpress.com.
Jong. S. G., & Birmingham, 1992, Medical Benefit of the Mushroom Ganoderma Javanes in Apllied, Micro-Biology 37: 101-107.
Jungueira, L. C., & Carneiro, J., 1980, Basic Histology, 354, Lange Medical Publications, California.
Kirsch, R., Robson, S., and Meissner, P., 1991, Liver Update 1991, 11-13, Medical Research Council, Cape Town.
Lehninger, A. L., 1993, Dasar-Dasar Biokimia, Jilid I, Diterjemahkan oleh M. Harnawijaya, Erlangga, 144-145, Surabaya.
26
Lu, F. C., 1995, Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko, Diterjemahkan oleh Nugroho, E., Edisi Kedua, 208, 210, 216-217, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Mitruka,M. 1981. Clinical Biochemical and Hematological Reference Values in Normal Experimental Animals and Normal Humans. Second Edition. Masson Publishing. USA
Muchayat, S., 2004, Fibronectine Serum sebagai Biomarker Prediktor Fibrosis pada Penderita kronik Hepatitis dan Serosis Hati, (Online), (http://www.lisaira@litbang.depkes.go.id/jkpkbbk-gdl-res-2004- muchayat2c-2130-fibrosis, diakses tanggal 28 November 2007).
Ng, P. C., Y. C. Kong, K. M. Ko, C. M So, P. K. Yick, & H. Schilcher. 1993. Antioksidant activity of Ganoderma lucidum: Protective Effect on Carbon Tetracchloride-Induced Hepatoxicity. Acta-Holticultura 332: 219-225.
Noer, H. M. S., 1987, Fisiologi dan Pemeriksaan Biokimiawi Hati, Editor Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, 541-546, Balai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Nurul, T., 1999, Kelainan Hati Akibat Obat, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi I, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Ody, P., 2000, Complete Guide Medical Herbal, Darling Dersely Book, 144-145, Australia.
Plaa, G. L., 1975, Toxicology of the Liver, incassarett, L. J., & Doull, J., Toxicology Basic Science of Poison, 171-179, Mac Millan Publishing Co. Inc., New York.
Price, S. A., & Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, 473-476, Edisi 6, Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Quanten, E., 1993, Study of the Polyporaceae of Papua New Guinea, Eliminary Polypore, Disertasi yang tidak dipublikasikan, Limburgs.
Rahmawati, N. S. H., 2010, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Air Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Rifai, M. A., 1990, Flora Jamur Kebun Raya Bogor, Buletin Kebun Raya Indonesia: 24-32, Bogor.
Rosnalini, 1995, Optimasi Dosis Kurkumin Sebagai Hepatoprotektor pada Tikus, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
27
Siswosudarmo, R., & Djoko, P., 1979, The Toxic Effect of Paracetamol on Mice Liver in Vitro, Departemen of Anatomy, Faculty of Medicine, GMU, Yogyakarta.
Sodeman, A. W., & Thomas, M. S., 1995, Patofisiologi (Pathologic Physiology Mechanism of Disease), Edisi Ke tujuh, Jilid II, 595-596, Alih Bahasa oleh
Hartono, A. dkk., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Susanto, A., 1998, Sifat-Sifat Biokimiawi dan Fabrikasi Ganoderma, Jamur Patogen Pohonan, Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, vol. 4. No. 2,
83-91, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
Tabbu, C. R., 1991, Patologi Umum, Bagian I, 40, Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tambunan, G. W., 1994, Patologi Gastroenterologi, 143, Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tirmenstein MA, and Nelson SD. 1990, Acetaminophen-Induced Oxidation of Protein Thiols: Contribution of Impaired Thiol-Metabolizing Enzymes and the Break down of Adenin Nucleotides. J Biol Chem 265 (6): 3059 – 3065.
Underwood, J. C. E., 1999, Patologi Umum dan Sistemis, Diterjemahkan oleh Sarjadi, Edisi II, 170-171, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Voigt, 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 561-617, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Wenas, N. T., 1996, Kelainan Hati Akibat Obat, Dalam Syaifoellah, N., (Editor Kepala), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid I, 366, Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universiatas Indonesia, Jakarta.
Wijoyo, Y., 1998, Sari Wortel (Daucus carota, L.) Parasetamol Kajian terhadap Kehepatoprotektifan dan Kajian Toksikokinetik Parasetamol pada Tikus, Skripsi, 1998, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Zimmerman, H. J., 1978, Hepatotoxsicity, 46-51, 95-101, 103-110 225-227, Appleton Century Croftts, New York.
i
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA
EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK JAMUR LINGZHI
(Ganoderma lucidum) PADA TIKUS TERINDUKSI PARASETAMOL
Oleh :
Tanti Azizah Sujono, M.Sc., Apt
DIBIAYAI OLEH KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
NOMOR : 008/O06.2/PP/SP/2010, TANGGAL 01 MARET 2010
FAKULTAS FARMASI
iii
RINGKASAN
Penyakit hati dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, obat-obatan, alkohol, cacing, atau gizi buruk. Salah satu obat yang menyebabkan kerusakan pada hati adalah parasetamol, dimana pada penggunaan berlebih atau over dosis akan menyebabkan nekrosis hati. Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) mengandung asam ganodermik untuk mengobati gangguan fungsi hati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak etanol jamur lingzhi terhadap kerusakan hati tikus jantan yang diinduksi parasetamol.
Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan (n=5 ekor). Kelompok I, sebagai kontrol normal (tanpa perlakuan); kelompok II sebagai kontrol negatif (parasetamol dosis toksik 2,5 g/kg bb); kelompok III-V berturut-turut diberi ekstrak etanol 50% jamur lingzhi dalam CMC Na 1% (peroral) dosis 0,5; 1 dan 2 g/kg bb 1 kali sehari selama 7 hari berurutan, diberi parasetamol 2,5 g/kg bb dan pada jam ke-48 setelah induksi parasetamol, diambil darahnya guna penetapan aktivitas SGPT dengan metode GPT ALAT. Sesaat kemudian, hewan uji dikorbankan, diambil hatinya untuk dibuat preparat histologi.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 50% jamur lingzhi 1 kali sehari selama 7 hari berurutan pada tikus putih jantan dosis 0,5; 1 dan 2 g/kg bb mempunyai efek hepatoprotektif yang memiliki daya hepatoprotektif berurutan 81,91%; 85,50% dan 96,82%. Gambaran histologi sel-sel hati tikus menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 50% jamur lingzhi 1 kali sehari selama 7 hari berurutan mulai dosis 0,5; 1 dan 2 g/kg bb memberikan efek hepatoprotektif terhadap kehepatotoksikan parasetamol (mengurangi nekrosis hati).
Kata kunci : Efek hepatoprotektif, Ganoderma lucidum, GPT (Glutamat Piruvat Transaminase)
SUMMARY
Liver disease can be caused by virus, bacterium, parasite, drugs, alcohol, worm, or bad nutrition. One of drug which causing disease at liver is paracetamol where excessive usage or over dose will cause liver necrosis. Lingzhi (Ganoderma lucidum) contain ganodermic acid to restore liver function. Purpose of this research is to know hepatoprotective effect of ethanol extract lingzhi on the male rats that inducted by paracetamol.
The research was conducted in five groups of male rats. The first group (normal control), the second group (control of toxic paracetamol 2,5 g/kg bw), the third until fifth group were given Ganoderma lucidum extract with doses 0,5 : 1 and 2 g/kg bw (peroral) respectively. 24 hours after treatment were administrated by toxic dose paracetamol 2,5 g/kg bw. After 48 hours all groups were measured SGPT by GPT ALAT methods and then their liver cell were examined by histology preparation.
The results showed that the administered single dose of extract Ganoderma lucidum doses 0,5; 1, and 2 g/kg bw for 7 seven days have a significant hepatoprotective effect in male rats 81,91%; 85,50% dan 96,82% respectively. The examination of the liver cell by histology preparation shown that the administration doses of alcohol extract of Ganoderma lucidum 0,5; 1, and 2 g/kg bw have significant hepatoprotective effect againts toxicity of paracetamol (can reduce necrosis in liver).
iv PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian dengan Judul “Efek Hepatoprotektif Ekstrak
Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) pada Tikus Terinduksi Parasetamol” dapat kami
selesaikan dengan baik.
Peneliti melakukan penelitian ini karena dorongan ingin mengetahui apakah
penggunaan eskstrak jamur Lingzhi dapat digunakan sebagai hepatoprotektif untuk
melindungi hati terhadap kerusakan yang disebabkan oleh hepatotoksin parasetamol yang
diberikan pada dosis toksik.
Penulis sangat menyadari bahwa dukungan, motivasi dan bantuan dari semua
pihak sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
3. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum, selaku ketua Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4. Arifah Sri Wahyuni, M.Sc., Apt., Diaz Vega Akhirunnisa, S.Farm dan Nur Sekti
Hidayat Rahmawati, S.Farm yang telah banyak membantu selama penelitian
berlangsung.
5. Teman-teman staf pengajar Fakultas Farmasi UMS yang telah memberikan dorongan
dan bantuan selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.
6. Semua pihak yang telah mendorong dan membantu penelitian ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmat dan membalas kebaikan semua pihak
diatas.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, dan masih perlu
v
BAB 1. PENDAHULUAN ………
BAB 2. PERUMUSAN MASALAH……….
BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA………
1. Fisiologi hati ...
2. Patofisiologi hepatitis ...
3. Sasaran terapi ...
4. Pengobatan hepatitis ...
5. Hepatotoksin ...
6. Tolok ukur kehepatotoksikan……….
7. Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum)………...
8. Maserasi………...
BAB 4. TUJUAN PENELITIAN………..
BAB 5. METODE PENELITIAN...
A. Kategori Penelitian dan Variabel Penelitian………....
B. Bahan dan Alat ...
C. Jalannya Penelitian ...
D. Analisis Data...
BAB 6. HASIL DAN PEMBAHASAN...
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ...
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Aktivitas Enzim SGPT pada Pemberian Parasetamol 2,5 mg/kg bb
pada Jam ke-24 dan Jam ke-48 setelah induksi parasetamol………. 17
Tabel 2. Aktivitas Enzim SGPT pada Pemberian Ekstrak Etanol 50% Jamur
Lingzhi Berurutan 1 kali sehari dan 1 Kali Sehari Selama 7 Hari Berurutan... 17
Tabel 3. Aktivitas Enzim SGPT pada Tikus Jantan Galur SD yang
Diinduksi Parasetamol akibat Ekstrak Etanol 50% Jamur Lingzhi... 18
Tabel 4. Data Pemeriksaan Histologi Sel-Sel hati Akibat Ekstrak Etanol
50% Jamur Lingzhi... 19
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas SGPT Antar Kelompok Perlakuan dengan
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Parasetamol (N-asetil-p-aminofenol)... 5
Gambar 2. Mekanisme Hepatotoksisitas Parasetamol... 6
Gambar 3. Struktur Ganoderic Acid... 10
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Skema Orientasi Waktu Maksimal Pembentukan Hepatotoksik....
Skema Mencari Waktu Pemberian Ekstrak Etanol 50% Jamur Lingzhi………..
Skema Uji Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 50% Jamur Lingzhi…..
Histogram Aktivitas Enzim SGPT Tikus yang Diinduksi Parasetamol Akibat Perlakuan Ekstrak Etanol 50% Jamur Lingzhi.
Gambar Pemeriksaan Histologi yang Dilihat dibawah Mikroskop Perbesaran 400x……….
13
14 15
19
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi... 28
Lampiran 2. Data Aktivitas Enzim SGPT dalam Uji Pendahuluan... 29
Lampiran 3. Data Aktivitas Enzim SGPT setelah Uji Pendahuluan... 30
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6
Perbandingan Antar Kelompok Perlakuan dengan metode Kruskal-Wallis...
Perbandingan Antar Kelompok Perlakuan dengan metode Mann-Whitney……….
Surat Keterangan Histologi Hati………... 31
32
1
RINGKASAN
EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK JAMUR LINGHZI (Ganoderma lucidum) PADA TIKUS TERINDUKSI PARASETAMOL
Salah satu fungsi hati adalah detoksifikasi sehingga hati sangat mudah menjadi
sasaran utama ketoksikan (Husada, 1991), akan tetapi hati memiliki cadangan
fungsional yang cukup tinggi sehingga hati tetap dapat melaksanakan fungsinya
walaupun sel parenkim hati hanya bersisa 10%. Oleh karena itu banyak kasus penyakit
hati yang ditemukan setelah kerusakan sel parenkim hati lebih dari 90%.
Parasetamol merupakan salah satu obat golongan analgetik antipiretik (Anonim,
1979). Obat ini bersifat tidak toksik jika digunakan dalam dosis terapi, tetapi dalam
dosis berlebihan dan jangka panjang akan menimbulkan nekrosis hati. Toksisitas yang
ditimbulkan oleh parasetamol adalah bersifat akut. Parasetamol dapat menyebabkan
kerusakan pada hati karena parasetamol di hati oleh enzim P-450 akan dioksidasi
menjadi suatu metabolit reaktif yang bersifat toksik yaitu NABKI
(N-asetil-p-benzokuinonimina). Kelainan yang terjadi pada hati dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas transaminase serum yaitu SGPT (Nurul, 1999).
Hingga kini belum ada obat yang spesifik untuk mengatasi hepatitis. Menurut
Donatus (1992) kelangkaan obat hepatitis mungkin terkait dengan kerumitan sasaran
terapi maupun syarat obat idealnya (Nurrochmad, 2000). Terbatasnya pengobatan pada
hepatitis maka perlu dilakukan alternatif lain, salah satunya dengan tanaman obat
tradisional yang ada di Indonesia. Dari penelitian sebelumnya membuktikan, jamur
lingzhi secara keseluruhan bersifat antitumor, meningkatkan oksigen dalam otak,
menyeimbangkan fungsi bioelektrik, menurunkan kadar gula darah, menurunkan
kolesterol, menghilangkan racun, menghaluskan kulit dan lain sebagainya. Jamur
lingzhi memiliki kandungan utama senyawa polisakarida, terpenoid, asam ganodermik,
germanium, protein, adenosin dan serat (Susanto, 1998). Dari hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak lingzhi dapat mengobati hepatitis kronis dan
liver (Lin dan Bing, 1985). Penelitian Ng, et al (1993) dan Zhou et al, (2002) juga telah
membuktikan bahwa ekstrak jamur lingzhi juga berefek hepatoprotektif pada tikus
jantan yang terpapar CCl4. Parasetamol dan CCl4 merupakansama-sama hepatotoksin,
maka perlu dibuktikan juga kemampuan ekstrak jamur lingzhi sebagai hepatoprotektif
2
Salah satu zat yang bersifat antiracun pada hati yang terkandung dalam jamur
lingzhi adalah ganoderic acid (Gunawan, 2000). Kandungan ganoderic acid pada
jamur lingzhi yang bersifat antiracun ini diduga mampu menginhibisi proses oksidasi
parasetamol menjadi NAPKI (N-asetil-p-benzokuinonimina) (Gunawan, 2000). Asam
lemah yang terkandung dalam asam ganodermik cenderung dapat disari oleh penyari
yang bersifat polar seperti etanol. Jamur lingzhi efektif sebagai antiracun sehingga
jamur lingzhi diduga berfungsi sebagai hepatoprotektif terhadap kerusakan hati.
Penggunaan ekstrak etanol jamur lingzhi sebagai hepatoprotektif belum dibuktikan
secara ilmiah sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai efek hepatoprotektif
ekstrak etanol jamur lingzhi terhadap hati tikus jantan yang diinduksi parasetamol dosis
toksik.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah, menggunakan
tikus Sprague Dawley usia 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 g dengan
menggunakan hepatotoksin parasetamol dosis toksik (2,5 g/kg bb). Sebagai tolok ukur
keefektifan ekstrak etanol jamur lingzhi sebagai agen hepatoprotektor ditinjau
berdasarkan data kuantitatif (aktivitas Serum Glutamat Piruvat Transaminase) dan data
kualitatif (histopatologi sel hati).
Tabel 1. Aktivitas Enzim SGPT pada Tikus Jantan Galur SD Terinduksi Parasetamol akibat Perlakuan Peringkat Dosis Ekstrak Etanol 50% Jamur lingzhi (n=25).
Kelompok Aktivitas SGPT (U/L) (Mean ±SE)
Tabel 2. Hasil Uji Mann Whitney aktivitas SGPT Antar Kelompok Perlakuan Ekstrak Etanol 50% Jamur Lingzhi.
Kelompok I II III IV V
3
Keterangan:
I. Kelompok kontrol normal (tanpa perlakuan)
II. Kelompok kontrol negatif (CMC Na 1% selama 7 hari + parasetamol 2,5 g/kg bb)
III. Kelompok perlakuan ekstrak etanol 50% jamur lingzhi 0,5 g/kg bb selama 7 hari + parasetamol
2,5 g/kg bb
IV. Kelompok perlakuan ekstrak etanol 50% jamur lingzhi 1 g/kg bb selama 7 hari + parasetamol
2,5 g/kg bb
V. Kelompok perlakuan ekstrak etanol 50% jamur lingzhi 2 g/kg bb selama 7 hari + parasetamol
2,5 g/kg bb
Tabel 3. Data Pemeriksaan Histologi Sel-Sel Hati akibat perlakuan Ekstrak Etanol 50% Jamur Lingzhi 1 x sehari selama 7 hari berturut-turut dengan pemberian parasetamol dosis 2,5 g/kg bb (n=5).
Kelompok Tikus ke : Keterangan
1 Normal
2 Sel radang sekitar pembuluh darah 1
I
(kontrol normal) 3 Normal
1 Nekrosis 1
2 Nekrosis sentro lobuler >
II
(kontrol negatif) 3 Nekrosis sentro lobuler/ degenerasi vakuoler
1 Degenerasi vakuoler
2 Sel radang sekitar pembuluh darah
III (Jamur Lingzhi
0,5 g/kg bb) 3 Nekrosis sentro lobuler >
1 Degenerasi vakuoler <
2 kongesti
Pemberian ekstrak etanol jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) dosis 0,5 : 1 dan
2 g/kg bb yang diberikan selama 7 hari secara berturut-turut dapat memberikan efek
hepatoprotektif terhadap tikus jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi parasetamol
dosis toksik (2,5 g/kg bb) dengan penurunan aktivitas GPT-Serum berturut-turut
menjadi 262±12,00 ; 210±25,10 ; 46±27,23 U/L.
Gambaran histopatologi sel hati tikus menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
etanol jamur lingzhi dengan dosis berturut-turut 0,5 : 1 dan 2 g/kg bb mampu
mengurangi nekrosis akibat pemberian parasetamol dosis 2,5 g/kg bb. Dosis ekstrak
etanol jamur lingzhi yang paling efektif sebagai hepatoprotektor adalah 2 g/kg bb