• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

4.2.2 Karakteristik Feature Sosok

4.2.2.3 Hasil Liputan Jurnalistik

Karakteristik feature ketiga (K3), yaitu isi feature benar-benar murni sesuai dengan hasil liputan jurnalistik yang dikembangkan dalam penulisannya. Liputan jurnalistik tersebut dapat melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi dengan pihak narasumber. Proyeksi, yaitu perkiraan tentang keadaan masa yang akan datang dengan menggunakan data yang ada (sekarang). Observasi, yaitu peninjauan secara cermat. Investigasi, yaitu penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta melakukan peninjauan, percobaan, dsb., dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan (tentang peristiwa, sifat, dsb.). Komunikasi, yaitu pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan, konfirmasi yaitu penegasan, pengesahan, atau pembenaran.

Liputan jurnalistik untuk tulisan feature lebih banyak direncanakan sebelumnya. Terkadang memerlukan waktu yang lama dalam perencanaannya. Berbeda dengan tulisan berita, yakni liputan jurnalistik sering dilakukan secara tiba-tiba, tidak terduga, tanpa perencanaan, dan singkat. Hal ini disebabkan oleh isi tulisan yang berbeda walaupun sama-sama merupakan hasil liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi.

Bukti tulisan feature tersebut adalah hasil liputan jurnalistik dapat berupa kalimat langsung atau pernyataan langsung dari narasumber dalam tulisan dengan diberi keterangan seperlunya, pencantuman waktu pelaksanaan liputan, dan lain sebagainya. Cara penulis dalam mengemas tulisan juga dapat menunjukkan

tulisannya merupakan hasil liputan jurnalistik. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan isi cerita merupakan hasil dari proses liputan jurnalistik. Feature-feature sosok yang dimaksud dapat dicermati pada tabel di bawah ini.

Tabel 16

Karakteristik Feature Sosok Hasil Liputan Jurnalistik

Feature Sosok

Hasil Liputan Jurnalistik

Proyeksi Observasi Investigasi Komunikasi Konfirmasi

SB1 - √ √ √ √ SB2 - - √ √ √ E3 - - √ √ √ E4 - √ √ √ √ SO5 - - √ √ √ SO6 - - √ √ √ P7 - - √ √ √ P8 - - √ √ √ SE9 - √ √ √ √ SE10 - √ √ √ √

Cuplikan kalimat langsung pada paragraf 6 pada SB1, yaitu Saya menciptakannya tahun 2005 untuk pementasan teater Festival Sriwijaya, menunjukkan feature sosok tersebut merupakan hasil liputan jurnalistik melalui proses investigasi, yakni penyelidikan berupa wawancara dengan mencatat atau merekam fakta peninjauan dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan kapan lagu Ya Saman diciptakan Kamsul.

Setelah kalimat langsung, dilanjutkan dengan penjelasan seperlunya mengenai sosok Kamsul ketika dilakukannya investigasi tersebut. Keterangan tersebut berisi tempat atau lokasi di mana dilakukannya investigasi, yaitu di studio

tempat merekam lagu-lagu berbahasa daerah di Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa reporter (penulis) juga melakukan observasi mengenai sosok Kamsul. Observasi dilakukan di tempat yang berhubungan dengan seluk-beluk sosok. Selain itu, penulis bertatap muka atau bertemu langsung dengan narasumber dan terjadi komunikasi di antara keduanya. Artinya, penulis juga melakukan konfirmasi langsung dengan narasumber.

Kalimat langsung pada paragraf 3 pada SB2 menunjukkan bahwa penulis melakukan investigasi terlebih dahulu dengan narasumber. Kalimat langsung tersebut mengenai peristiwa yang sudah berlalu, yakni orang tua Mardiana yang selalu mengajari untuk menjaga hutan adat demi keberlangsungan hidup anak cucu. Setelah itu, dilanjutkan dengan keterangan mengenai profesi sosok yang diceritakan, yakni berprofesi sebagai perawat sejak 1979. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa penulis melakukan komunikasi langsung dengan narasumber, sekaligus konfirmasi mengenai biografi narasumber.

Pada kalimat langsung terdapat informasi mengenai sosok secara samar-samar. Informasi yang dimaksud mengenai biografi dan biodata yang sosok Mardiana. Informasi mengenai biografinya terlihat pada cuplikan kalimat dalam paragraf 3, yaitu kata Mardiana yang berprofesi sebagai perawat sejak 1979. Selain itu, terlihat juga pada cuplikan kalimat dalam paragraf 10, yaitu kata Mardiana, yang pernah mengikuti pelatihan paralegal yang diselenggarakan Forum Keadilan dan Perdamaian Papua-Kalimantan dan Konferensi Waligereja Indonesia pada 2011.

Sedangkan, mengenai biodatanya terlihat pada cuplikan kalimat dalam paragraf 16, yaitu kata nenek dari dua cucu itu.

Tidak hanya feature sosok dalam bidang seni dan budaya saja yang menunjukkan bahwa feature sosok tersebut merupakan hasil liputan jurnalistik, tetapi pada feature sosok dalam bidang ekonomi juga ditemukan bukti bahwa feature sosok tersebut juga menunjukkan hasil liputan jurnalistik. Hal ini terlihat pada beberapa kalimat langsung yang ada pada E3.

Kalimat langsung paragraf 10 pada E3 menunjukkan bahwa penulis melakukan investigasi sebelum menulis feature sosok. Penulis melakukan penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta yang disampaikan narasumber. Pada liputan jurnalistik melalui investasi itu, ada komunikasi antara penulis dengan narasumber. E3 tidak menunjukkan bahwa penulis melakukan konfirmasi secara langsung atau tidak dengan narasumber, karena tidak ada keterangan atau penjelasan yang menunjukkan terjadinya pertemuan antara kedua belah pihak.

Selain itu, E4 merupakan hasil liputan jurnalistik oleh reporter (penulis). Hal ini terlihat pada beberapa kalimat langsung yang ada pada E4. Setiap kalimat langsung pada E4 selalu diikuti dengan penjelasan seperlunya mengenai sosok yang diceritakan, seperti cuplikan kalimat dalam paragraf 2, yakni kalimat kata ayah dua putri ini.

Selain itu, ada penjelasan yang lain terdapat di akhir kalimat langsung, seperti kata Wignyo di sela-sela melatih perempuan penenun di Nagari Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Januari lalu (paragraf 5); kata Wignyo (paragraf

11, 23, dan 25); kata Wignyo, penerima penghargaan kain tenun terbaik pada Adiwastra Nusantara (paragraf 13), tuturnya (paragraf 16); katanya saat ditemui dalam pameran kain di Balai Sidang Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu (paragraf 18); dan tutur Wignyo yang kemudian membuat busana berbahan tenun sebagai hilir dari kreativitasnya (paragraf 21). Informasi tertentu mengenai sosok yang diceritakan terselip di dalam penjelasan tersebut. Secara tidak langsung, penulis juga menyampaikan biografi sosok seperti pada paragraf 2 dan 13. Selain itu, paragraf 5 dan 18 menunjukkan bahwa penulis melakukan investigasi, komunikasi, dan konfirmasi secara langsung karena penulis bertemu dengan narasumber di dua tempat atau lokasi, yakni di Nagari Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, dan di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Paragraf 5 dan 18 juga menunjukkan bahwa penulis melakukan observasi. Sedangkan, paragraf 21 menunjukkan berisi mengenai aktivitas Wignyo.

Selanjutnya, SO5 feature sosok dalam bidang sosial menunjukkan bahwa isi cerita merupakan hasil liputan jurnalistik oleh reporter (penulis). Liputan jurnalistik tersebut melalui proses investigasi, yakni menyelidiki atau wawancara narasumber dengan mencatat atau merekam fakta yang disampaikan oleh narasumber. Ketika kegiatan wawancara berlangsung pasti terjadi proses komunikasi antara reporter (penulis) dan narasumber, dimana narasumber menyampaikan pertanyaan dan narasumber berusaha menjawab sesuai dengan fakta yang ada. Supaya informasi benar-benar akurat, reporter melakukan konfirmasi ulang kepada narasumber. Hasil

investigasi, komunikasi, dan konfirmasi terdapat pada paragraf 3 berupa kalimat langsung atau pernyataan langsung dari narasumber.

Feature sosok dalam bidang sosial yang lain adalah SO6. SO6 juga menunjukkan cerita feature sosok merupakan hasil liputan jurnalistik yang dikembangkan dalam penulisannya. Liputan jurnalistik tersebut melalui proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Beberapa kalimat langsung dalam SO6 selalu diikuti dengan penjelasan seperlunya mengenai sosok yang diceritakan, seperti kata anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Arifin-Inaq Ayuni ini (paragraf 8) dan lanjut Marsam, Kepala Urusan Pemerintah Desa Kuripan Selatan (paragraf 15. Pada paragraf 8, terselip informasi mengenai biodata sosok yang diceritakan oleh penulis. Kemudian, paragraf 15 berisi tentang biografi sosok.

Feature sosok dalam bidang pendidikan yang menunjukkan hasil dari liputan jurnalistik adalah P7 dan P8. P7 menunjukkan bahwa penulis melakukan liputan jurnalistik melalui proses investigasi dengan narasumber. Pada saat melakukan investigasi, tentu saja penulis dengan narasumber saling berkomunikasi dua arah. Liputan jurnalistik ini melalui proses komunikasi. Penulis juga dapat melakukan proses konfirmasi dengan tujuan menegaskan atau membenarkan informasi (fakta) dari narasumber. Hasil liputan jurnalistik tersebut terdapat pada kalimat langsung dalam tulisan feature sosok. Pada kalimat langsung (paragraf 12) terlihat penulis mencantumkan informasi mengenai biografi sosok yang diceritakan, yakni menjadi guru sejak 1995.

Kemudian, paragraf 3 pada P8 di bawah ini juga menunjukkan sebagai hasil liputan jurnalistik melalui proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Proses investigasi terlihat pada kalimat langsung dalam tulisan, sebagai contoh paragraf 3. Adanya kalimat langsung atau pernyataan langsung dari narasumber dalam tulisan menunjukkan reporter (penulis) melakukan penyelidikan dengan wawancara. Penulis dapat mencatat atau merekam informasi yang bersifat faktual dari narasumber. Melalui proses investigasi, secara tidak langsung penulis juga telah melalui proses komunikasi. Penulis menyampaikan pertanyaan kepada narasumber, sedangkan narasumber menjawabnya. Penulis juga dapat melakukan konfirmasi kepada narasumber mengenai informasi yang telah ia dapatkan supaya lebih yakin bahwa informasi yang ia dapatkan benar-benar akurat.

Feature sosok dalam bidang sejarah, seperti SE9 dan SE10 menunjukkan sebagai hasil liputan jurnalistik oleh reporter (penulis) melalui beberapa proses. Proses liputan jurnalistik tersebut, seperti investigasi, observasi, komunikasi, dan konfirmasi. Pada SE9 terdapat kalimat langsung dalam tulisan feature sosok. Penulis terlihat melakukan investigasi dengan narasumber. Hasil berupa informasi yang faktual mengenai kehidupan narasumber kemudian diolah sesuai dengan catatan atau rekaman yang telah dilakukan. Penulis dengan narasumber saling berkomunikasi. Penulis berusaha menangkap apa yang disampaikan narasumber. Supaya lebih jelas dan benar, penulis dapat melakukan konfirmasi dengan narasumber. Selain penulis melakukan liputan jurnalistik melalui proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi, penulis juga terlihat melakukan liputan jurnalistik melalui proses observasi. Proses

observasi adalah peninjauan secara cermat. Observasi ini bisa dilakukan penulis dengan cara berkunjung ke rumah atau kantor narasumber. Bisa juga mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan sosok yang akan diceritakan.

Proses observasi tersebut terlihat pada cuplikan kalimat langsung paragraf 5, yaitu ujar Ramelan saat ditemui di rumahnya, Asrama Spoorland, RT 002 RW 003, Kelurahan Kemijen, Kamis (20/2). Cuplikan tersebut menunjukkan bahwa penulis melakukan observasi ke rumah narasumber untuk memastikan apakah benar keadaan narasumber tersebut sesuai dengan informasi yang ada.

Selanjutnya, SE10 merupakan tulisan hasil liputan jurnalistik oleh penulis. Liputan jurnalistik tersebut melalui investigasi, komunikasi, dan konfirmasi antara penulis dengan narasumber. Kalimat langsung pada paragraf 6 dapat menjadi bukti bahwa penulis melakukan wawancara dengan narasumber. Kalimat langsung tersebut merupakan pernyataan langsung dari narasumber, sehingga disajikan apa adanya tanpa dikurangi atau ditambahi kata-kata yang lain. Oleh karena itu, informasi tetap faktual sesuai dengan yang disampaikan narasumber ketika dilakukan proses konfirmasi dengan penulis.

Secara keseluruhan, isi feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 benar-benar murni sesuai dengan hasil liputan jurnalistik yang dilakukan reporter (penulis) melaui proses observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi dengan narasumber. Proses observasi hanya terlihat pada feature sosok SB1, E4, SE9, dan SE10. Sedangkan, proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi

terlihat pada seluruh feature sosok dalam bidang seni dan budaya (SB), ekonomi (E), sosial (SO), pendidikan (P), dan sejarah (SE).

Keempat proses liputan jurnalistik tersebut saling berhubungan. Seorang reporter (penulis) perlu melakukan observasi mengenai hal yang berhubungan dengan narasumber yang akan dijadikan feature sosok. Proses observasi ini sangat bermanfaat bagi penulis karena dapat mengetahui latar belakang keadaan narasumber atau calon sosok, apakah pantas dan layak untuk dijadikan sosok yang menginspirasi dan menonjolkan nilai-nilai positif. Hal ini merupakan sebuah perencanaan awal dimana reporter mempersiapkan liputan jurnalistik selanjutnya.

Kemudian, penulis melakukan investigasi, yakni menyelidiki narasumber dengan cara wawancara. Pada kegiatan wawancara tersebut, penulis dapat mencatat atau merekam informasi yang disampaikan narasumber. Penulis juga dapat mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan narasumber dengan baik. Supaya hasil investigasi benar-benar akurat, penulis dapat konfirmasi lagi dengan narasumber walaupun sudah melakukan investigasi. Proses liputan jurnalistik ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, tetapi bisa berulang kali sampai penulis mendapatkan informasi yang lebih lengkap faktual, dan akurat.