• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Teori Feature

2.2.2 Struktur Penyajian Feature

2.2.2.2 Teras

Dalam penulisan feature, paragraf pertama lazim disebut teras atau intro. Penamaan teras untuk paragraf pertama feature (soft news) sekaligus untuk membedakan dengan lead pada berita (hard news). Teras mempunyai dua fungsi umum sekaligus khusus. Pertama, fungsi untuk menarik perhatian pembaca kepada tulisan itu. Kedua, fungsi untuk membuat ancang-ancang dalam penulisan bahan yang sudah diperoleh. Fungsi khusus teras adalah untuk mencengangkan atau mengejutkan pembaca, menggelitik rasa ingin tahu pembaca, menggugah khayalan pembaca, atau untuk secara singkat memberitahukan pembaca tentang keadaan peristiwa (Mappatoto, 1999:41-42).

Teras feature yang baik adalah bisa menarik perhatian pembaca (Mappatoto, 1999:34). Ada enam unsur feature yang bisa menarik perhatian pembaca. Unsur-unsur tersebut adalah (1) kebaruan (timerliness), (2) kedekatan (proximity), (3) cuatan (prominence), (4) keanehan (unusualness), (5) daya-pikat manusiawi (human interest), dan (6) konsekuensi (consequence).

1. Kebaruan (timerliness)

Dari segi jurnalistik, istilah baru berarti keadaan yang mempunyai keterkaitan antara peristiwa, gagasan atau masalah, dan waktu. Sedangkan, dari segi inovasi, istilah baru berarti keadaan yang mempunyai keterkaitan antara gagasan, praktek atau benda, dan sikap seseorang (Mappatoto, 1999:36). Sesuatu yang baru adalah sesuatu yang masih menjadi buah bibir, setidaknya

menurut pengamatan wartawan atau reporter sekaligus yang menjadi penulis feature sosok.

2. Kedekatan (proximity)

kedekatan dapat menarik perhatian mengingat watak manusia yang mementingkan dirinya sendiri (egoistis). Jika sesuatu menimpa dunianya, maka orang akan terhentak memberikan reaksi. Begitu juga dengan benda, gagasan, masalah, dan praktek yang melibatkan diri seseorang akan menarik perhatiannya.

3. Cuatan (prominence)

Cuatan adalah siapa dan apa saja yang dikenal luas. Cuatan mengacu kepada orang besar atau orang penting. Akan tetapi, cuatan juga bisa mengacu pada lembaga dan perusahaan. Misalnya, presiden, menteri, inspektur jenderal, direktur, yayasan, dan sekolah. Cuatan juga tidak terbatas hanya kepada orang besar, lembaga, dan perusahaan ternama saja, tetapi bisa orang kecil, rakyat biasa, lembaga, dan perusahaan kecil pun dapat mencuat atau dicuatkan. Hal ini bisa bisa dicuatkan, apabila keadaan yang dihadapi orang kecil tersebut relevan dengan masalah sosial-politik, sosial-ekonomi yang mencuat, yang menjadi buah bibir masyarakat.

4. Keanehan (unusualness)

Keanehan adalah keadaan, sifat, atau sesuatu yang aneh, hal yang tidak seperti biasa dilihat atau didengar. Keanehan menunjukkan hal yang aneh, berbeda dengan yang lain. Keanehan dapat memicu perhatian pembaca. Contoh

keanehan seperti, orang lumpuh dari pinggul ke bawah memimpin beberapa perusahaan, orang yang loncat dari tingkat enam sebuha gedung hanya cidera patah satu tulang rusuknya, sopir taksi yang mahir berkomunikasi dalam sepuluh bahasa daerah, dan lain sebagainya.

5. Daya-pikat manusiawi (human interest)

Setiap orang tidak memberikan pengertian yang sama mengenai daya pikat. Sesuatu yang memikat seseorang belum tentu memikat orang lain. wartawan dan penulis dituntut memiliki kepekaan intuisi dalam mendeteksi sesuatu yang dapat dijadikan daya-pikat manusiawi. Ada tiga hal yang dapat dijadikan pemantik intuisi, yaitu drama, emosi, dan latar belakang. Peristiwa yang mengandung unsur daya-pikat manusiawi biasanya bersumber dari peristiwa yang berniali berita.

6. Konsekuensi (consequence)

Konsekuensi adalah akibat dari suatu perbuatan, pendirian, dan lain sebagainya. suatu peristiwa, gagasan, atau masalah akan mempunyai daya tarik yang besar jika ketiga hal tersebut berdampak luas dan fundamental bagi kehidupan manusia dan habitatnya.

Teras atau intro feature, berisi hal terpenting untuk menarik perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang (angel) dimulainya penulisan (Romli, 2006:26). Pada prinsipnya, lead mempunyai dua unsur penting.

Pertama, membawa pembaca masuk ke dalam cerita. Kedua, memasang kerangka material untuk dikembangkan selanjutnya (Zain, 1992:70).

Mappatoto (1999:42-46) mengemukakan 10 jenis teras feature yaitu sebagai berikut.

1. Ringkasan

Pada dasarnya teras ini sama dengan teras berita-lempang yang merangkum 5W+H seperti:

Menteri Tenaga Kerja Ahmad Husen (who) di Jakarta (where) Senin (when) menghimbau rakyat untuk menghargai pekerjaan (what) tanpa pembedaan jenis pekerjaan asalkan hahal (how) demi berkurangnya pengangguran (why). Imbauan menteri disampaikan saat kesenjangan semakin menguak antara tenaga kerja dan kesempatan kerja (uraian lebih lanjut what).

Akan tetapi, jangan sampai terkecoh bahwa unsur who mutlak selalu muncul dalam teras ringkasan baik untuk berita-lempang maupun karkhas. Tidak selalu, karena ada peristiwa, bencana alam misalnya, yang disaksikan pewarta sendiri tidak melibatkan who. Bahwa ada 10 orang meninggal dalam bencana itu menurut kesaksian sendiri tidak ada unsur who, melainkan unsur what. Lain halnya kalau fakta 10 orang meninggal itu diucapkan oleh saksi mata atau petugas. Maka, petugas yang memberi keterangan itu adalah who. Unsur how tidak selalu tampil dalam teras ringkasan, khususnya dalam berita-lempang, Pada pelaporan pertama. Sementara pewarta dapat menulis why (mengapa) pesawat terbang jatuh, dalam teras ringkasan pada pelaporan pertama karena memperoleh keterangan dari petugas humas bahwa matinya

satu mesin pesawat bermesin ganda menjadi penyebab musibah. Unsur how sulit diinformasikan segera pada pelaporan pertama karena diperlukan penyelidikan lebih jauh tentang how (bagaimana) sampai mesin tersebut gagal berfungsi. Pertanyaan how itu mungkin dapat dijawab selang beberapa waktu, yang informasinya dapat dijadikan berita-lempang tindak lanjut (follow-up story) dengan isi teras yang diperbarui (updated).

Dengan demikian, teras ringkasan menjawab hanya what, when, where, dan why, seperti:

Sejumlah 10 orang meninggal dan 20 luka berat dan ringan (what) akibat tanah longsor (why) di Desa Suka Maju (where), Senin (when).

2. Narasi (Narrative)

Menceritakan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada dalam situasi yang digambarkan, seperti di bawah ini.

Contoh:

Sersan (Pol.) Rusli menarik picu pistolnya, meloncat ke balik pohon secepat kilat, melepaskan tembakan kea rah sosok tubuh di antara semak-semak di bawah cahaya lampu remang-remang, lalu terdengar

teriakan, “Aduh, mati aku.”

3. Deskripsi (Descriptive)

Menggambarkan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada beberapa jarak dari peristiwa yang digambarkan. Seolah-olah pembaca disuruh mengkhayalkan tentang apa yang digambarkan.

Contoh:

Massa air terhempas bergemuruh 60 meter/ detik dari ketinggian 30 meter, menjadi pertanda awal berfungsinya Bendungan Anu yang dapat mengairi 30.000 ha sawah yang menghidupi 200 kepala keluarga petani penggarap di Desa Suka Maju.

Teras deskripsi juga jerap digunakan untuk tulisan sosok pribadi (personality profile), seperti di bawah ini.

Gelembur pada mukanya petunjuk dimakan zaman, tetapi semangatnya member kekuatan orang tua renta, Abdullah, 75, untuk mengantungi $US 1 juta/ tahun dari hasil guratannya pada potongan kayu menjadi benda seni yang laris terjual di mancanegara.

4. Kutipan (Quotation)

Pernyataan sebagaimana diucapkan seorang tokoh yang ditulis di antara tanda petik. Biasanya ucapan sang tokoh yang akan dijadikan teras adalah yang dinilai mewakili wataknya, integritasnya, atau filsafat hidupnya. Selain itu, kutipan syair atau lagu, dan kutipan-kutipan yang lain juga dapat dijadikan sebagai teras kutipan.

Contoh:

“Wartawan, penulis, guru, nasibnya sama,” kata wartawan kawakan

Utama.

5. Pertanyaan (Question)

Kalimat tanya sekaligus jawabannya dengan tujuan untuk memberi pengetahuan atau untuk menjawab rasa ingin tahu pembaca.

Apa cara terbaik untuk menjadikan kita tetap bersih? Usahakan rumah sendiri bersih terlebih dahulu.

6. Sapaan Akrab (Direct Address)

Sapaan seperti “Anda”, “Saudara”, “Bung” dengan tujuan untuk mengajak

pembaca memainkan peranan dalam kegiatan yang digambarkan dalam tulisan.

Contoh:

Jadi, Anda piker Anda sudah menaati hukum? Mungkin. Tetapi mungkin juga Anda hari ini sudah berkali-kali melanggarnya.

7. Penggoda (Teaser)

Kalimat yang akan menggoda pikiran pembaca dengan cara yang agak aneh, seakan-akan teka-teki agar pembaca tertarik kepada tulisan tersebut.

Contoh:

Sepuluh sisir bagi juru rias rambut berarti uang kontan. Tetapi 10 sisir bagi petani berartun kertas saham.

8. Gabungan (Combination)

Teras gabungan adalah teras yang mengombinasikan atau menggabungkan beberapa jenis teras menjadi satu. Misalnya, teras kutipan digabung dengan teras deskripsi.

Contoh:

“Saya tidak mengambil uang negara sesen pun,” bantah Walikota

yang menetas dari sudut keningnya dalam siding Pengadilan Negeri Anu, Selasa.

9. Aneh (Freak)

Teras ini berisi pesan bergaya puitis, berirama sajak, bernuansa pantun, menyatakan moto hidup, analogi, peribahasa, dan kata-kata mutiara.

Contoh:

Langit bertepi cakrawala Laut berbibir pantai Harga naik merajalela Barang tak tergapai

Harga kebutuhan pokok sehari-hari beranjak naik. Tetapi kedatangan Hari Raya Idul Fitri, hari kemenangan, menjadi kepastian Ilahi dua pecan lagi dan kaum ibu berakrobatik mengatur anggaran.

10.Tiruan Bunyi

Teras feature diawali atau terdapat tiruan bunyi di dalamnya. Contoh:

Cucut… cucut!

Pesawat Morse yang menggegerkan dunia karena memancarkan pengumuman lahirnya bangsa Indonesia merdeka di belahan bumi selatan 46 tahun lalu, mengisyaratkan kembali pekan lalu untuk menandai usainya pemugaran Gedung Antara yang pernah menjadi ajang menyambung nyawa.