• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

4.2.2 Karakteristik Feature Sosok

4.2.2.6 Tidak Terikat oleh Aktualitas

Karakterisitik feature keenam (K6), yaitu tidak terikat oleh aktualitas. Cerita feature bisa disiapkan, diliput, ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Artinya, tahan lama atau awet, tidak mudah basi seperti berita. Berita dalam surat kabar hanya memiliki nilai berita yang lamanya hanya 24 jam, apabila sudah lewat dari 24 jam sukar sekali peristiwa itu disebut berita (Isnawijayani, 2013:18).

Menurut Isnawijayani (2013:19), ada beberapa alasan yang menyebabkan dan mendorong penulisan feature, yaitu sebagai berikut.

(1) Ada pembaca yang memerlukan aspek pengetahuan, pendidikan, serta hiburan sewaktu membaca Koran atau majalah. Dengan adanya feature, kebutuhan pembaca semacam itu terpenuhi, setidak-tidaknya sebagian.

(2) Ada saatnya sebuah bahan berita yang berupa peristiwa itu terlambat diketahui dan disajikan. Bila tetap disajikan dalam bentuk berita, tentu saja nilainya sebagai berita rendah karena sudah basi.

(3) Adakalanya sebuah bahan berita terdapat aspek-aspek penting yang ada di dalamnya, entah menyangkut latar belakang peristiwa, riwayat salah seorang subjek berita, kelanjutan peristiwa, tokoh lain yang ada sangkut-pautnya dengan bahan berita utama, dan lain-lain yang dirasakan menarik untuk disajikan kepada pembaca.

(4) Karya tulis yang berupa feature merupakan variasi yang dapat menyelingi tulisan berita yang berkecenderungan disajikan dengan cara yang tepat, ringkas, bergegas, dan bergaya kaku. Dengan penulisan feature, para pengumpul berita, reporter atau wartawan, mempunyai keleluasaan menambah informasi, memberikan pendalaman dan menajaman, pada aspek-aspek tertentu dari suatu peristiwa yang tidak dapat dimuatkan dalam tulisan berita yang menuntut tulisan pendek, dan terkait dengan batas waktu akhir jadwal penerbita.

Dengan demikian, dapat dikatakan feature mengabaikan soal waktu, tidak cepat basi seperti berita. Segi aktual atau nilai basi sebuah berita ditentukan oleh faktor: (1) karena suatu peristiwa/ keadaan yang baru terjadi, (2) karena adanya suatu kepentingan, (3) karena adanya suatu peristiwa/ kejadian yang perlu diperhatikan, dan (4) karena mengandung suatu keuntungan (Isnawijayani, 2013:19). Pengertian aktual, basi atau tidak basinya suatu berita akan menjadi relatif sifatnya. Pagi ini suatu berita

aktual bagi orang di kota, tetapi hari esok baru aktual bagi orang yang tinggal di daerah pelosok. Ada suatu berita yang penting bagi seseorang, tetapi tidak penting bagi orang lain.

Cerita feature juga tidak harus menunjukkan keaktualitasnya, tetapi tetap faktual. Maksudnya, kejadian yang sudah berlalu tidak terkesan basi apabila baru diterbitkan. pada penulisan feature sosok, penulis feature dapat mencantumkan keterangan waktu peliputannya dengan narasumber pada tulisan secara samar-samar. Artinya, penulis dapat memasukkan keterangan atau penjelasan mengenai waktu liputan jurnalistik dengan narasumber pada paragraf-paragraf tertentu yang sekiranya tepat dan sesuai dengan alur cerita. Karakterisitk keenam ini dapat dicermati pada beberapa cuplikan pada feature sosok dalam bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah.

SB1 dan SB2 merupakan feature sosok dalam bidang seni dan budaya. Kedua feature sosok tersebut mengandung karakteristik keenam, yaitu tidak terikat oleh aktualitas. Hal ini dapat dilihat pada isi cerita feature sosok yang berisi unsur when. Unsur when ini terlihat pada paragraf-paragraf tertentu. Unsur when dapat menunjukkan keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok itu terjadi dan kapan reporter melakukan liputan jurnalistik. Pada SB1 terlihat keterangan waktu kejadian atau peristiwa yang dialami sosok beberapa waktu yang lalu, yakni tahun 2006 dan tahun 2009 (paragraf 9). Waktu ini sudah berlalu, sedangkan penulis mencantumkannya dalam tulisan sebagai bagian dari perjuangan sosok Kamsul dalam melestarikan budaya Palembang.

SB2 juga menunjukkan hal yang sama dengan SB1. Hal itu terdapat pada paragraf 8 yang berisi keterangan waktu mengenai kapan Mardiana mulai memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam memperjuangkan kembali hutan adat, yakni sekitar tahun 2008 sejak hutan adat digantikan perkebunan sawit. Peristiwa tersebut sudah terjadi enam tahun yang lalu, tetapi penulis mencantumkannya dalam cerita sehingga alur cerita menjadi jelas.

Selain itu, SB2 juga menunjukkan keterangan waktu, kapan penulis melakukan liputan jurnalistik. Penanda keterangan waktu tersebut adalah kata akhir pekan lalu. Hasil liputannya ini terbit pada Kamis, 20 Maret 2014. Jadi, dapat diperkirakan penulis melakukan liputan jurnalistik lima hari sebelum tulisan diterbitkan, yakni hari Sabtu atau Minggu yang lalu.

Kemudian, feature sosok yang menunjukkan karakteristik keenam adalah feature sosok dalam bidang ekonomi, seperti E3 dan E4. E3 menunjukkan keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok. Penanda keterangan waktu pada E3 berupa tanggal kejadian suatu peristiwa, yakni pada 8-25 April 2011 (paragraf 19). Peristiwa Suyitno mendapatkan sertifikat hasil riset analisis secara laboratorium sudah berlalu, tetapi dapat dimasukkan dalam cerita sebagai pelengkap isi cerita supaya menjadi utuh.

E4 juga menunjukkan keterangan waktu kapan sosok mengalami suatu peristiwa. Keterangan waktu tersebut terletak pada paragraf 12, yakni terlihat pada tahun-tahun kejadian, seperti tahun 1997 Wignyo serius belajar menenun dan tahun 1999 Wignyo membeli sebidang tanah untuk lokasi usaha menenunnya. Peristiwa itu

sudah lama terjadi, tetapi perlu dicantumkan dalam cerita feature sosok Wignyo. Informasi tersebut dapat melengkapi isi cerita.

Sedangkan, E4 menunjukkan waktu reporter melakukan liputan jurnalistik. Paragraf 5 menunjukkan bahwa penulis melakukan wawancara dengan narasumber pada bulan Januari 2014 yang lalu dan tulisannya terbit pada tanggal 25 Februari 2014. Jarak antara kegiatan liputan jurnalistik penulis dengan penerbitan tulisan sekitar satu bulan. Waktu ini tidak memengaruhi isi cerita. Bahkan, cerita tidak basi atau awet.

Berbeda dengan feature sosok dalam bidang sosial yang hanya menunjukkan keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok. Feature sosok yang dimaksud adalah SO5 dan SO6. Paragraf 1 pada SO5 berisi waktu suatu situasi, peristiwa, atau keadaan. Sosok Yulius memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sejak enam tahun yang lalu. Peristiwa ini sudah terjadi enam tahun yang lalu, tetapi tetap terkesan hangat dan baru untuk diterbitkan. Hal ini dikarenakan cerita feature sosok berisi mengenai hal-hal yang faktual dan mengandung berbagai pesan moral. Begitu juga dengan SO6. SO6 berisi peristiwa yang terjadi pada tahun 2007 (paragraf 5). Peristiwa tersebut merupakan bagian cerita sosok Marsam. Peristiwa itu sudah berlalu, tetapi dapat memberi informasi bagi pembaca mengenai keadaan keluarga di Desa Kuripan Selatan pada tahun 2007.

Selanjutnya, feature sosok dalam bidang pendidikan. Paragraf pada feature sosok dalam bidang pendidikan yang menunjukkan keterangan waktu kapan suatu

situasi, peristiwa, atau keadaan terjadi adalah paragraf 9 pada P7 dan paragraf 5 pada P8. Paragraf 9 pada P7 berisi informasi waktu mengenai kapan siswa SMAN 6 mulai membangun sebuah prestasi. Pada paragraf tersebut dituliskan bahwa siswa SMAN 6 mulai membangun sebuah prestasi sejak tahun 2003. Keterangan waktu tersebut tidak menimbulkan kesan basi pada tulisan, karena keterangan waktu itu digunakan sebagai pelengkap cerita. Sedangkan, paragraf 5 pada P8 diterangkan kapan Opik memulai dan menamakan komunitasnya, yaitu pada tahun 2010. Pemulaian dan penamaan komunitasnya memang sudah lama, tetapi tidak mengesankan informasi tentang Opik menjadi basi. Hal ini disebabkan, keterangan waktu peristiwa tersebut bersifat faktual, yakni benar-benar terjadi, sesuai dengan kenyataan. Dengan penjelasan waktu terjadinya peristiwa itu, cerita mengenai sosok Opik menjadi utuh.

Feature sosok dalam bidang sejarah juga menunjukkan adanya keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok itu terjadi dan kapan reporter melakukan liputan jurnalistik. Paragraf 10 pada SE9 berisi sebuah peristiwa yang sudah terjadi di masa lampau, yakni peristiwa pembunuhan di Blora pada masa Agresi Militer Belanda I, yaitu 21 Juli 1947-5 Agustus 1947. Peristiwa ini tidak aktual lagi, karena sudah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Akan tetapi, peristiwa tersebut bersifat aktual, sesuai dengan kenyataan. Penulis memasukkan informasi mengenai peristiwa tersebut sesuai dengan hasil liputan jurnalistik dengan narasumber, sehingga isi cerita menjadi lengkap.

Sedangkan, paragraf 5 pada SE9 tercantum waktu kegiatan wawancara atau liputan jurnalitik yang dilakukan penulis dengan narasumber. Liputan jurnalistik

tersebut dilakukan pada tanggal 20 Februari 2014 dan tulisan hasil wawancara tersebut diterbitkan pada tanggal 27 Februari 2014. Hal ini terlihat pada keterangan waktu yang samar-samar, terletak di akhir kalimat yang ditulis dalam bentuk angka, yakni (20/2). SE9 diterbitkan seminggu sesudah penulis melakukan wawancara atau konfirmasi dengan narasumber. Selang waktu seminggu ini tidak menimbulkan kesan basi, karena feature tidak mengutamakan keaktualitasnya tetapi tetap faktual.

Kemudian, SE10 juga menunjukkan adanya keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok itu terjadi. Keterangan waktu tersebut terdapat pada paragraf 15. Paragraf tersebut berisi mengenai peristiwa perang sang raja melawan Portugis dan Belanda yang terjadi pada tahun 1765-1832. Peristiwa itu sudah terjadi bertahun-tahun, tetapi tidak menimbulkan kesan basi jika dicantumkan dalam cerita feature karena bersifat faktual.

SO10 juga menunjukkan keterangan waktu, kapan reporter melakukan liputan jurnalistik. Keterangan waktu ini terlihat pada paragraf 4. Isi paragraf 4 menunjukkan bahwa penulis melakukan kegiatan wawancara dengan narasumber pada akhir Januari 2014. Kemudian, feature sosok diterbitkan pada tanggal 22 Maret 2014. Hal ini menunjukkan bahwa penulis mempersiapkan dan melakukan liputan sudah dua bulan yang lalu, tetapi tulisan tidak menimbulkan kesan basi walaupun baru diterbitkan sekarang.

Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 mencerminkan karakteristik keenam, yaitu tidak terikat oleh aktualitas. Feature sosok yang tergolong ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan

budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah terlihat disiapkan, diliput, ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan penulis. Persiapan, peliputan, dan penyajian feature sosok tersebut dapat dilihat pada keterangan waktu yang terdapat dalam isi cerita. Keterangan waktu tersebut berupa keterangan waktu suatu peristiwa dan keterangan waktu liputan jurnalistik yang dilakukan oleh penulis. Keterangan waktu suatu peristiwa terlihat pada keseluruhan feature sosok dalam Surat Kabar Kompas. Sedangkan, keterangan waktu liputan jurnalistik yang dilakukan oleh penulis hanya terlihat pada beberapa feature sosok saja, seperti SB2, E4, SE9, dan SE10. Feature-feature sosok tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 19

Keterangan Waktu sebagai Penanda Ketidakaktualan

Feature Sosok

Keterangan Waktu

Waktu Peristiwa Waktu Liputan Jurnalistik SB1 √ - SB2 √ √ E3 √ - E4 √ √ SO5 √ - SO6 √ - P7 √ - P8 √ - SE9 √ √ SE10 √ √