• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI 1-10 SEPTEMBER Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI 1-10 SEPTEMBER Skripsi"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS

EDISI 1-10 SEPTEMBER 2020

Skripsi

Diajukan untuk untuk menyusun tugas akhir pada Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Stephen Galuh Wiguna 174114048

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

STRUKTUR DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS

EDISI 1-10 SEPTEMBER 2020

Skripsi

Diajukan untuk untuk menyusun tugas akhir pada Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Stephen Galuh Wiguna 174114048

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

vi

PERSEMBAHAN

Saya mempersembahkan karya ini untuk kedua orang tua saya, yaitu F. Riatmi Dewi dan Matius Gugun Gunarsa yang sangat saya kasihi.

(4)

vii MOTO

“Enjoy The Process” -Eddy Brokoli-

“Be famous” -Stephen Galuh Wiguna-

“Gitu aja kok repot” -Gus

(5)

Dur-xi ABSTRAK

Wiguna, Stephen Galuh. 2021.”Struktur dan Pola Pengembangan Paragraf pada Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi 1-10 September 2020”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini menganalisis struktur dan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) struktur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020 dan (2) pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Penelitian ini menggunakan teori struktur menurut Wiyanto dan teori pola pengembangan paragraf menurut Tarigan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kulitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama, pengumpulan data menggunakan metode simak dan teknik lancutan catat. Kedua, analisis data menggunakan metode agih dan teknik dasar. Ketiga, penyajian analisis data menggunakan metode informal.

Penelitian ini menghasilkan penemuan berupa. Terdapat empat paragraf yang terdiri atas empat unsur (transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas). Terdapat lima paragraf yang terdiri atas tiga unsur (transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas). Terdapat dua belas paragraf yang terdiri atas tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas). Terdapat seratus lima belas paragraf yang terdiri atas dau unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas). Lalu, terdapat satu paragraf yang terdiri dari satu unsur (kalimat penjelas). Selain itu, penelitian ini membahas pola pengembangan paragraf dan ditemukan beberapa pola. Terdapat seratus satu paragraf yang dikembangkan dengan pola umum ke khusus (deduksi). Terdapat tiga paragraf yang dikembangkan dengan pola khusus ke umum atau (induksi) . Terdapat dua puluh tiga paragraf yang dikembangkan dengan pola campuran. Terdapat satu paragraf yang dikembangkan dengan pola perbandingan. Terdapat dua paragraf yang dikembangkan dengan pola pertanyaan. Terdapat lima paragraf yang dikembangkan dengan pola sebab akibat. Terdapat satu paragraf yang dikembangkan dengan pola pengembangan contoh. Lalu, terdapat satu paragraf yang dikembangkan dengan pola definisi.

Kata Kunci: Struktur Paragraf, Pola Pengembangan Paragraf, Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas.

(6)

xii ABSTRACT

Wiguna, Stephen Galuh. 2021. Structure and Pattern of Paragraph Development in the Editorial Plan of the Kompas Newspaper Edition on first to tenth September 2020. Undergraduate Thesis (S-1). Indonesian Literature Study Program. Faculty of Literature. Sanata Dharma University.

This study analyzed the structure and pattern of paragraph development in the editorial plan of Kompas Newspaper edition on first to tenth September 2020. This study is aimed to describe (1) the paragraph structure in the editorial plan of Kompas Newspaper edition on first to tenth September 2020 and (2) paragraph development patterns in the editorial of Kompas Newspaper edition on first to tenth September 2020. This study uses the theory of structure according to Wiyanto and the theory of paragraph development patterns according to Tarigan.

This research used descriptive qualitative methods. This research was conducted in three stages. First, data are collected through the observation method and note-taking technique. Second, data are analyzed using separate methods and basic techniques. Third, the presentation of data analyzed using informal methods.

The finding of this research are there are four paragraphs that consisted of four elements (transition, main sentence, explanatory sentence, and emphasis sentence). There are five paragraphs consisted of three elements (transition, main sentence, and emphasis sentence). There are twelve paragraphs consisted of three elements (main sentence, explanatory sentence, and emphasis sentence). There are one hundred and fifteen paragraphs consisted of two elements (main sentence and explanatory sentence). Then, there is a paragraph consisted of one element (explanatory sentences). In addition, this study discussed the pattern of paragraph development and found several patterns. There are one hundred and one paragraphs developed in a general to specific (deduction) pattern. There are three paragraphs which are developed in a specific pattern to the general or (induction). Twenty-three paragraphs developed in a mixed pattern. There is one paragraph that is developed with a comparison pattern. There are two paragraphs developed with a question pattern. There are five paragraphs developed with a causal pattern. There is one paragraph that is developed with an example development pattern. Then, there is one paragraph that is developed with a definition pattern.

Keywords: Paragraph Structure, Pattern of Paragraph Development, Editorial Plan

(7)
(8)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ... 4

1.5 Tinjauan Pustaka ... 4 1.6 Landasan Teori ... 8 1.6.1 Tajuk Rencana ... 9 1.6.2 Pengertian Paragraf ... 9 1.6.3 Unsur-Unsur Paragraf ... 10 1.6.3.1 Gagasan Pokok ... 10 1.6.3.2 Kalimat Topik ... 11 1.6.3.3 Kalimat Penjelas ... 11 1.6.3.4 Kalimat Simpulan ... 11

(9)

xv

1.6.3.5 Transisi ... 12

1.6.3.5.1 Transisi berupa kata (kelompok kata) ... 12

1.6.3.5.2 Transisi berupa kalimat ... 13

1.6.3.5.3 Transisi berupa paragraf ... 13

1.6.3.6 Kalimat Utama... 13

1.6.3.7 Kalimat penjelas ... 14

1.6.3.8 Kalimat penegas ... 14

1.6.4 Jenis-jenis Paragraf ... 14

1.6.4.1 Paragraf yang mengandung empat unsur ... 15

1.6.4.2 Paragraf yang mengandung tiga unsur ... 15

1.6.4.3 Paragraf yang mengandung tiga unsur ... 16

1.6.4.4 Paragraf yang mengandung dua unsur ... 16

1.6.4.5 Paragraf yang hanya mengandung satu unsur ... 16

1.6.5 Pola Pengembangan Paragraf ... 17

1.6.5.1 Paragraf Deduksi ... 18 1.6.5.2 Paragraf Induksi ... 18 1.6.5.3 Paragraf Campuran ... 19 1.6.5.4 Paragraf Perbandingan ... 19 1.6.5.5 Paragraf Pertanyaan ... 19 1.6.5.6 Paragraf Sebab-Akibat ... 19 1.6.5.7 Paragraf Contoh ... 19 1.6.5.8 Paragraf Perulangan ... 20 1.6.5.9 Paragraf Definisi ... 20 1.6.5.10 Paragraf Kronologi ... 20 1.6 Metode Penelitian ... 21

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 21

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ... 21

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ... 24

(10)

xvi

BAB II ... 25

STRUKTUR PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI 1-10 SEPTEMBER 2020 ... 25

2.1 Pengantar ... 25

2.2 Paragraf yang Mengandung Empat Unsur ... 25

2.3 Paragraf yang Mengandung Tiga Unsur ... 28

2.4 Paragraf yang Mengandung Tiga Unsur ... 31

2.5 Paragraf yang Mengandung Dua Unsur ... 37

2.6 Paragraf yang Mengandung Satu Unsur ... 89

BAB III ... 108

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI 1-10 SEPTEMBER 2020 ... 108

3.1 Pengantar ... 108

3.2 Pola Pengembangan Deduksi (Umum ke Khusus) ... 108

3.3 Pola Pengembangan Induksi (khusus ke umum) ... 148

3.4 Pola Pengembangan Campuran ... 149

3.5 Pola Pengembangan Perbandingan atau Pertentangan ... 161

3.6 Pola Pengembangan Pertanyaan ... 162

3.7 Pola Pengembangan Sebab Akibat ... 163

3.8 Pola Pengembangan Contoh ... 165

3.9 Pola Pengembangan Definisi... 166

3.10 Pola Pengembangan Kronologi ... 166

BAB IV ... 186 PENUTUP ... 186 4.1 Kesimpulan ... 186 4.2 Saran ... 187 DAFTAR PUSTAKA ... 188 LAMPIRAN ... 190

(11)

xvii

Menunggu Peran Baru Uni Emirat Arab ... 192

Lindungi Diri dan Sekitar ... 195

Pembenahan TNI Ditunggu ... 199

Kerja Sama China-RI di Era Pandemi ... 202

Mendongkrak Kembali Inflasi ... 204

Resesi Australia, Ada Kesalahan ... 207

Kuatkan Infrastruktur Telekomunikasi ... 209

Tangani Tuntas Isu Genosida ... 212

Tegakkan Protokol Pilkada ... 214

Teruslah Bangun Solidaritas ... 217

Serapan Insentif Prakerja ... 219

Prioritaskan Pencegahan Penularan ... 222

Saatnya Lebih Serius Kampanyekan Olahraga ... 224

Arab Saudi dan Keadilan bagi Palestina ... 226

Selamat Jalan, Pak Jakob ... 228

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam skripsi ini diteliti paragraf dalam tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Berikut contoh paragraf yang terdapat pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

Data (1)

“(1a)Rasio kasus positif yang tinggi, 25 persen, menandakan kurangnya jumlah dan cakupan tes. (1b)Menurut epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, tes ibarat jaring dan Covid-19 adalah ikannya. (1c)Kalau dengan jaring kecil saja banyak ikan tertangkap, berarti di kolam ada banyak ikan. (1d)Berarti kasus Covid-19 sangat tinggi (Kompas, 31/8/2020)”.

Paragraf (1) terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (1a) merupakan kalimat utama paragraf. Kalimat (1b) dan (1c) merupakan kalimat penjelas. Sedangkan, kalimat (1d) data (1a) merupakan kalimat penegas.

(13)

Selanjutnya, dalam penelitian ini akan dianalisis pola pengembangan paragraf. Berikut adalah contoh pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

Data (2)

(2a)“Dalam Epidemiological Triangle Model klasik, penyebaran penyakit infeksi dipengaruhi oleh tiga hal: mikroba sebagai agen penginfeksi, manusia sebagai inang, dan lingkungan. (2b)Tingkat keganasan mikroba akan berkait erat dengan usia, stamina, juga sanitasi dan fasilitas kesehatan” (Kompas, 1/9/2020). Paragraf (2) dikembangkan dengan pola umum ke khusus. Kalimat (2a) merupakan kalimat yeng bersifat umum. Kalimat (2b) merupakan kalimat yang bersifat khusus. Kalimat yang bersifat umum dipaparkan terlebih dahulu dan dijelaskan oleh kalimat yang bersifat khusus.

Tajuk rencana yang digunakan dalam penelitian adalah tajuk rencana Surat Kabar Kompas. Penelitian ini dibatasi hanya pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

Peneliti memilih Surat Kabar Kompas karena Kompas merupakan surat kabar nasional yang memiliki banyak pembaca. Penulisan tajuk rencana oleh Redaktur Kompas tentu saja memiliki kualitas yang tinggi dari segi bahasa dan isi. Penggunaan bahasanya tentu saja sudah baku dan sesuai kaidah penulisan yang benar. Oleh karena itu data dari tajuk rencana Surat Kabar Kompas cocok untuk penelitian ini.

(14)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, masalah utama penelitian ini adalah bagaimana struktur dan koherensi antarunsur dalam paragraf pada tajuk rencana di Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

1.2.1 Bagaimana struktur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020?

1.2.2 Bagaimana pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menguraikan struktur dan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Secara khusus tujuan penelitian dapat dirinci sebagai berikut.

1.3.1 Mendeskripsikan struktur paragraf pada Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

1.3.2 Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

(15)

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian berupa deskripsi struktur dan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Hasil penelitian ini memiliki manfaat teoretis dan manfaat praktis sebagai berikut.

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan teori dalam bidang analaisis wacana, yaitu mengembangkan teori analisis struktur paragraf. Selain itu, mengembangkan teori pola pengembangan paragraf.

Hasil penelitian ini memberikan manfaat praktis dalam bidang pendidikan karena dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran. Pengajar dapat menggunakan hasil penelitian sebagai contoh analisis struktur dan pola pengembangan paragraf.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai analisis paragraf sudah ada yang meneliti sebelumnya. Akan tetapi, belum ada yang meneliti objek penelitian wacana tajuk rencana koran Kompas edisi 1-10 September 2020. Tinjauan ini akan membahas pustaka-pustaka yang terkait dengan objek material yaitu wacana tajuk rencana dan objek formal berupa analisis wacana. Wacana tajuk rencana pernah menjadi topik pada penelitian-peneliatian sebelumnya, antara lain Rahyuni (2007), Wulandari (2012), Suryati (2017), dan Alber (2018).

(16)

Rahyuni (2007) pernah meneliti paragraf deduktif pada tajuk rencana harian Kompas edisi Mei 2004. Penelitian ini ditulis dalam Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dengan judul “Paragraf Deduktif pada Tajuk Rencana Harian Kompas”.

Peneliti membahas dua hal dalam skripsi. (1) Menjelaskan ciri-ciri kalimat topik dalam tajuk rencana pada harian Kompas edisi Mei 2004. (2) Menjelaskan ciri-ciri kalimat penjelas dalam tajuk rencana pada harian Kompas Mei 2004. Simpulan pada penelitian ini adalah dengan memahami pembentukan paragraf memudahkan pembaca untuk memahami isi tulisan. Serta, manfaat bagi penulis adalah agar lebih mudah dalam menulis.

Lalu, Wulandari, Yosi (2012) pernah menulis artikel jurnal dengan judul “Pendayagunaan Struktur Teks Kesejahteraan Rakyat dalam Tajuk Rencana Harian Kompas”. Penulis meneliti pendayagunaan struktur teks yang digunakan oleh redaktur Kompas dalam menulis tajuk rencana. Hasil penelitian pertama, pendayagunaan struktur tematik. Pendayagunaan struktur tematik tersebut memberikan pandangan kepada pembaca bahwa Kompas merupakan surat kabar nasional yang mengkritik pemerintah melalui opini redaksinya. Dalam hal ini Kompas mendukung masyarakat yang tidak didengar suaranya oleh pemerintah. Temuan kedua, berupa pendayagunaan

(17)

struktur skematik. Struktur ini memiliki peranan penting dalam tajuk rencana Kompas. Redaktur selalu menyembunyikan hal penting di awal tulisannya dan mengemukakan hal penting tersebut di akhir tulisan. Hal ini merupakan strategi redaktur untuk menunjukkan bahwa Kompas peduli terhadap permasalahan masyarakat. Temuan ketiga berupa, penggunakan kalimat pasif. Ciri khas penulisan tajuk rencana Kompas adalah dengan menggunakan kalimat pasif. Penggunaan kalimat pasif merupakan strategi agar Kompas sebagai media nasional tetap di posisi netral. Temuan keempat, berupa menggunakan kata ganti kita. Pemilihan kata ganti pun disesuaikan dan dipilih dengan cermat. Penggunaan kata ganti kita memiliki maksud agar redaktur tidak sendirian. Akan tetapi, redaktur mengajak pembaca sebagai mitra dalam menyepakati opini yang ditulis. Terakhir penuis menyampaikan pesan kepada pembaca agar memiliki nalar yang kritis dalam menanggapi suatu masalah dan dapat menjadikan penelitian ini sebagai sarana pembelajaran di sekolah.

Setelah itu, Suryati (2016) pernah meneliti tajuk rencana surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016 dalam Skripsi, Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma yang berjudul “Unsur Paragraf, Jenis Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf pada Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi 1-15 Desember 2016”. Penelitian ini membahas tiga hal pertama, menjelaskan unsur-unsur paragraf apa saja yang

(18)

terdapat di dalam surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016. Kedua, menjelaskan jenis-jenis paragraf yang terdapat di dalam surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016. Ketiga, menjelaskan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016. Penelitian ini ditulis sebanyak lima bab.

Terakhir, Alber (2018) menulis artikel jurnal dengan judul “Analisis Kesalahan Penggunaan Frasa pada Surat Kabar Kompas”. Kompas yang merupakan surat kabar nasional sampai sekarang masih menjadi surat kabar yang diperhitungkan. Kompas pernah meraih penghargaan emas kategori surat kabar nasional terbaik (The Best of National Newspaper) IPMA 2015. Akan tetapi, masih ada kesalahan dalam penggunaan frasa. Penulis menemukan ada dua kesalahan dalam penulisan frasa. Temuan pertama adalah adanya kesalahan penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir. Penulis menyebutkan ada kesalahan frasa yang mubazir yaitu, frasa demi untuk. Frasa tersebut sebenarnya merupakan dua kata yang subtitusional. Kata demi memiliki arti untuk (kepentingan). Kata untuk memiliki arti kata depan bagi; sebab atau alasan;tujuan atau maksud. Dua kata ini dapat saling menggantikan. Temuan kedua adalah adanya kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat. Ditemukan ada 8 kesalahan dalam penggunaan preposisi. Salah satu yang dijelaskan adalah penggunaan preposisi ke- yang kurang tepat. Preposisi ke- seharusnya digunakan untuk menujuk kepada suatu arah

(19)

atau tujuan. Akan tetapi pada tajuk rencana Kompas ditemukan penggunaan ke- untuk menunjuk kelompok. Seharusnya ke- diganti menjadi kepada. Kata kepada lebih cocok untuk menunjuk suatu kelompok.

Sampai sejauh ini penelitian analisis wacana dengan objek material tajuk rencana sudah banyak yang membahas. Penelitian sebelumnya sudah membahas antara lain, menjelaskan ciri-ciri kalimat topik dan kalimat penjelas, pendayagunaan struktur teks, unsur paragraf, jenis paragraf, pola-pola pengembangan paragraf, dan analisis kesalahan penggunaan frasa.

Penelitian analisis wacana mengenai struktur dan pola pengembangan paragraf belum pernah dilakukan. Sebelumnya sudah banyak yang menganalisis tajuk rencana dari Surat Kabar Kompas. Akan tetapi, secara khusus objek penelitian berupa tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020 belum pernah ada yang meneliti. Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian yang baru.

1.6 Landasan Teori

Pada landasan teori akan dipaparkan (a) pengertian tajuk rencana, (b) pengertian paragraf, (c) unsur-unsur paragraf berdasarkan jumlah unsurnya, dan (d) pola pengembangan paragraf. Landasan teori poin (a) dan (b) merupakan teori dasar sebelum analisis. Landasan teori (c) digunakan untuk mendeskripsikan unsur-unsur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Landasan teori poin (d) digunakan untuk

(20)

mendeskripsikan pola pengembangan paragraf pada Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

1.6.1 Tajuk Rencana

Sumadiria (2004: 81) mengemukakan bahwa tajuk rencana adalah suatu bentuk opini yang lazim ditemukan dalam surat kabar, tabloid, atau majalah. Opini pada tajuk rencana mencerminkan aspirasi, pendapat, dan sikap resmi suatu media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal, dan aktual yang terjadi dalam masyarakat. Secara teknis jurnalistik, tajuk rencana diartikan sebagai opini redaksi berisi aspirasi, pendapat, dan sikap resmi media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal, aktual dan atau kontroversial yang terdapat dalam masyarakat. Peneliti menyimpulkan bahwa tajuk rencana merupakan tulisan yang dibuat oleh media yang bersangkutan secara khusus ditulis oleh redaksi.

1.6.2 Pengertian Paragraf

Satuan kebahasaan yang mengandung satu tema dan perkembangannya, bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap tetapi yang masih berkaitan denga nisi seluruh wacana; dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan (Kridalaksana, 2009: 173)

(21)

Wiyanto (2004: 15) mengatakan bahwa paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.

Chaer (2011: 27-28) mengemukakan bahwa paragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara semantis dan sintaksis merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara semantis artinya di dalam paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama yang dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Secara sintaksis berarti di dalam paragraf itu terdapat sebuah kalimat utama yang berisi gagasan pokok atau utama; ditambah dengan sejumlah kalimat lain yang berisi keterangan tambahan tentang gagasan utama pada kalimat itu.

Paragraf memiliki kesatuan makna dan penulisan. Jika kita mau uraikan kembali maka paragraf adalah bagian dari wacana yang terdiri dari dua kalimat atau lebih yang saling berhubungan yang menyatakan kesatuan gagasan.

1.6.3 Unsur-Unsur Paragraf 1.6.3.1 Gagasan Pokok

(22)

jiwa dari paragraf yang berisi dasar masalah yang akan dibicarakan. Gagasan utama berisi pernyataan umum tentang isi keseluruhan paragraf. Gagasan utama biasanya terdapat di dalam kalimat topik atau kalimat utama. Akan tetapi, gagasan utama tidak selalu berada di dalam kalimat utama. Apabila paragraf tersebut hanya terdiri dari kalimat-kalimat penjelas, maka gagasan utama tersirat di dalam seluruh kalimat pada paragraf itu. Apabila pembaca ingin mengetahui gagasan utama paragraf itu, maka pembaca harus membaca keseluruhan paragraf itu.

1.6.3.2 Kalimat Topik

Kalimat topik adalah kalimat yang mengandung gagasan pokok di dalam sebuah paragraf (Wijayanti, dkk., 2013: 101).

1.6.3.3 Kalimat Penjelas

Menurut Wijayanti, dkk. (2013: 107), kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat yang memperjelas atau menjabarkan kalimat topik.

1.6.3.4 Kalimat Simpulan

Kalimat simpulan tidak selalu hadir di setiap paragraf. Kalimat simpulan ini sebenarnya merupakan kalimat penegas. Kalimat ini bertugas menegaskan kembali pernyataan yang terdapat pada kalimat topik.

(23)

1.6.3.5 Transisi

Menurut Tarigan (1987: 15), transisi adalah mata rantai penghubung antar paragraf. Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan. Kata-kata transisional merupakan petunjuk bagi pembaca kearah mana ia bergerak dan juga mengingatkan pembaca bahwa suatu paragraf baru bergerak searah dengan gagasan utama sebelumnya.

1.6.3.5.1 Transisi berupa kata (kelompok kata)

Wiyanto (2004: 23) mengungkapkan bahwa wujud transisi dapat berupa kata, kelompok kata, kalimat, atau paragraf pendek. Transisi yang berupa paragraf pendek biasanya terdapat antar subbab atau antar bab.

Transisi berupa kata dan kelompok kata amat banyak. Pengelompokan berdasarkan penanda hubungannya seperti berikut ini.

a. Penanda hubungan kelanjutan, antara lain lagi pula, tambahan lagi, bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir. b. Hubungan waktu, antara lain dahulu, sekarang, kini, kelak,

sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

c. Penanda klimaks, antara lain paling ..., se...nya, dan ter ... . d. Penanda perbandingan, antara lain seperti, ibarat, sama, dan bak. e. Penanda kontras, antara lain biarpun, walaupun, dan sebaliknya. f. Penanda urutan jarak, antara lain di sana, di sini, di situ, sebelah,

(24)

dekat, dan jauh.

g. Penanda ilustrasi, antara lain umpama, contoh, dan misalnya. h. Penanda sebab-akibat, antara lain sebab, oleh sebab itu, oleh

karena, dan akibatnya.

i. Penanda syarat (pengandaian), antara lain jika, kalau, jikalau, andaikata, dan seandainya.

j. Penanda kesimpulan, antara lain ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan rangkuman.

1.6.3.5.2 Transisi berupa kalimat

Kalimat yang digunakan sebagai transisi dikenal pula dengan istilah kalimat penuntun. Kalimat penuntun mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan sebagai pengantar topik yang akan dijelaskan.

1.6.3.5.3 Transisi berupa paragraf

Adakalanya transisi berupa paragraf pendek. Transisi ini digunakan untuk “membelokkan” pembahasan dari suatu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Namun, transisi ini agak jarang digunakan karena transisi ini biasanya menghubungkan subbab dalam suatu tulisan.

1.6.3.6 Kalimat Utama

(25)

pokok pikiran paragraf (Wiyanto, 2004: 25).

1.6.3.7 Kalimat penjelas

Kalimat utama berisi pokok pikiran. Pokok pikiran itu dituangkan dalam pernyataan umum. Sebaliknya, kalimat penjelas berisi pikiran penjelas yang diwujudkan dalam kalimat-kalimat yang isinya menjelaskan, merinci, membandingkan, atau memberi contoh secara khusus. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kalimat penjelas adalah kalimat yang bertugas menjelaskan pokok pikiran yang terdapat dalam kalimat utama secara rinci.

1.6.3.8 Kalimat penegas

Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak mutlak. Artinya, boleh ada boleh tidak. Kalimat penegas adalah kalimat yang digunakan untuk memperjelas informasi atau menyimpulkan kalimat-kalimat yang mendahuluinya (Wiyanto, 2004: 28).

Menurut Wiyanto (2004: 28), unsur-unsur paragraf yang meliputi transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas, tidak selalu ada dalam sebuah paragraf. Sebuah paragraf sering memiliki empat unsur, tiga unsur, dua unsur, atau hanya satu unsur.

1.6.4 Jenis-jenis Paragraf

(26)

1.6.4.1 Paragraf yang mengandung empat unsur

Paragraf yang mengandung empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

Contoh:

(1) Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar mandi kita bersihkan sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu bergiliran setiap pagi dan sore. Saluran air pembuangan kita kontrol setiap minggu. Demikian pula sampah harus kita perhatikan. Jangan sampai kita membuang sampah sembarangan. Semua sampah, baik sampah besar maupun kecil, kita buang di tempat sampah. Bila sudah terkumpul, kita bakar di tempat pembakaran sampah atau kita buang ke tempat pembuangan akhir. Bila perilaku hidup bersih itu kita lakukan, hidup kita di asrama menjadi nyaman dan sehat. (Wiyanto, 2004: 28- 29)

1.6.4.2 Paragraf yang mengandung tiga unsur

Paragraf yang mengandung tiga unsur yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas.

Contoh:

(2) Semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar. Lokomotif kereta api memerlukan solar agar kuat menarik rangkaian gerbong. Mobil dan sepeda motor “minum” bensin untuk melaju di jalan raya. Agar dapat menyebrangi lautan, kapal api harus diberi solar yang amat banyak. Demikian pula kapal terbang. Agar dapat mengudara ia harus dibekali bensol. (Wiyanto, 2004: 29)

(27)

1.6.4.3 Paragraf yang mengandung tiga unsur

Paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

Contoh:

(3) Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan rumput kini bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya tetap minta jatah makanan dan minuman. Sementara itu, tanaman palawija di sawahnya tak mau ditelantarkannya. Apalagi dalam musim kemarau seperti sekarang ini, pak Wira harus sering ke sawah. Pekerjaan pak Wira memang semakin berat. (Wiyanto, 2004: 29)

1.6.4.4 Paragraf yang mengandung dua unsur

Paragraf yang mengandung dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

Contoh:

(1) Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester ini, dia dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal Matematika yang diujikan. Hasil ulangan Kimia tidak mengecewakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam ulangan mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan. (Wiyanto, 2004: 30)

1.6.4.5 Paragraf yang hanya mengandung satu unsur

(28)

Contoh:

(2) Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya hitam pekat. Angin berembus kencang menggoyang pepohonan dan merontokkan dedaunan. Sementara itu, petir menyambar memenuhi angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan telinga. Tak lama kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari langit bersamaan dengan tiupan angin kencang. (Wiyanto, 2004: 30)

Wijayanti, dkk. (2013) mengatakan bahwa unsur-unsur pembentuk paragraf ada empat, yaitu gagasan pokok, kalimat topik, kalimat pendukung/penjelas/pengembang, dan kalimat simpulan/penegas. Lalu, Wiyanto (2004) mengatakan bahawa unsur-unsur pembentuk paragraf terdiri dari empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Dari pendapat Wijayanti, dkk (2013) dan Wiyanto (2004) ada tiga hal yang memiliki kesamaan, yaitu kalimat topik/utama, kalimat penjelas, dan kalimat simpulan/penegas. Oleh karena itu, ada lima unsur pembentuk paragraf, yaitu gagasan pokok/gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi.

1.6.5 Pola Pengembangan Paragraf

Ada Sembilan pola pengembangan paragraf, yaitu paragraf deduksi (umum-khusus), paragraf induksi (khusus-umum), paragraf campuran, paragraf perbandingan, paragraf pertanyaan, paragraf sebab akibat, paragraf contoh, paragraf perulangan, dan paragraf definisi.Tarigan (1987, 30-34) mengatakan

(29)

bahwa paragraf dapat dikembangkan dengan sembilan pola. Kesembilan pola tersebut adalah sebagai berikut.

1.6.5.1 Paragraf Deduksi

Paragraf deduksi adalah paragraf yang kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas (Tarigan, 1987: 30). Paragrafnya dikembangkan dengan mengemukakan kalimat pokok atau kalimat topik yang bersifat umum terlebih dahulu. Selanjutnya, diikuti dengan kalimat- kalimat penjelas bersifat khusus yang menjelaskan kalimat topik yang sudah dipaparkan di awal paragraf. Oleh karena itu, paragraf deduksi ini dapat disebut juga paragraf umum-khusus.

1.6.5.2 Paragraf Induksi

Paragraf induksi adalah paragraf yang dimulai dengan penjelasan bagian-bagian konkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang (Tarigan, 1987: 30). Paragraf induksi ini dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas dan dilanjutkan dengan kalimat-kalimat utama atau kalimat-kalimat topik. Atau dengan kata lain, paragraf ini dimulai dengan memaparkan hal-hal yang bersifat khusus dan diikuti dengan hal yang bersifat umum. Oleh karena itu, pola pengembangan paragraf induksi ini dapat disebut pola pengembangan khusus-umum.

(30)

1.6.5.3 Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas. Sebaliknya, kalimat pengembang dapat terbagi dua, yaitu sebagian di awal, sebagian di akhir paragraf, dan kalimat topiknya berada di tengah paragraf (Tarigan, 1987: 31).

1.6.5.4 Paragraf Perbandingan

Paragraf perbandingan adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik yang berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat konkret (Tarigan, 1987: 31-32).

1.6.5.5 Paragraf Pertanyaan

Paragraf pertanyaan adalah kalimat topik yang dijelaskan dengan kalimat pengembang berupa kalimat tanya dan kalimat berita (Tarigan, 1987: 32).

1.6.5.6 Paragraf Sebab-Akibat

Pola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat topik dikembangkan dengan memberikan sebab atau akibat dari pernyataan pada kalimat topik.

1.6.5.7 Paragraf Contoh

Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topik dikembangkan dengan memberikan contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya (Tarigan, 1987: 33).

(31)

1.6.5.8 Paragraf Perulangan

Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topik dikembangkan dengan pengulangan kata/kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting (Tarigan, 1987: 33).

1.6.5.9 Paragraf Definisi

Paragraf definisi adalah paragraf yang kalimat topiknya mengandung suatu pengertian atau istilah yang memerlukan kalimat penjelas untuk menjelaskan maknanya agar tepat ditangkap oleh pembaca (Tarigan, 1987: 34)

1.6.5.10 Paragraf Kronologi

Pengembangan paragraf dengan kronologi atau urutan-urutan dari suatu peristiwa atau kejadian, lazim digunakan dalam wacana kisahan. Kejadian- kejadian dipaparkan selangkah demi selangkah secara kronologis. Contoh:

(2) Sekitar sepuluh tahun yang lalu Bagas mulai terjun dalam dunia kehumasan. Ia, saat itu, telah menyelesaikan sarjana dalam bidang manajemen dari Universitas Indonesia di Jakarta. Setelah bekerja selama dua tahun di Hotel Sahid Jaya di Jakarta, dia melanjutkan sekolahnya di Australia National University di Melbourne, Australia, sambil menjadi karyawan di kantor perwakilan agen perjalanan milik Hotel Sahid di sana. Dalam waktu yang relatif singkat, dua tahun, ia mampu menyelesaikan studinya dan meraih gelar Master of Science dalam bidang pemasaran. Kemudian, ia kembali ke Jakarta dan mendapat kesempatan menduduki posisi manajer hubungan masyarakat di Hotel Sahid Jaya. Kini, seiring dengan pengalaman yang dimilikinya, Bagas telah menduduki jabatan sebagai direktur hubungan masyarakat sebuah hotel berbintang lima, Sangri-La yang terletak di Jakarta Pusat. (Chaer, 2011: 93)

(32)

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu (1) pengumpulan data, (2) analisis data, dan (3) penyajian analisis data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah paragraf. Data didapat dari tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Data berupa teks akan dikumpulkan menggunakan metode simak dan teknik rekam dan catat.

Metode simak adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca atau menyimak suatu penggunaan bahasa. Teknik yang ada dalam metode ini terdiri dari dua tahapan, yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan (Sudaryanto, 2015: 203).

Teknik lanjutan dari metode simak yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik catat. Data-data yang terkumpul selanjutnya akan ditranskrip dengan cara ditik. Data-data akan diurutkan sesuai tanggal penerbitan.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah metode agih atau metode distribusional. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti

(33)

(Sudaryanto, 2015: 18). Penelitian ini akan membahas tentang struktur pembentuk paragraf dan pola pengembangan paragraf yang alat penentunya sudah ada di dalam bahasa yang diteliti. Berikut contohnya.

Data (3)

(3a) Ketiadaan izin keramaian ini antiklimaks dari ”lampu hijau” bergulirnya kembali liga sepak bola setelah terhenti tujuh bulan akibat pandemi. (3b) Sinyal positif pemerintah itu melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang merestui bangkitnya kompetisi sepak bola, juga bola basket (Kompas.id). (1/10/2020)

Paragraf (3) merupakan paragraf dengan dua unsur pembangun, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat (3a) sebagai kalimat utama dan kalimat (3b) sebagai kalimat penjelas. Penentu bahwa paragraf tersebut adalah paragraf yang memiliki dua unsur pembentuk adalah kalimat-kalimat yang ada di dalam paragraf tersebut. Alat penentunya ada di dalam bahasa yang diteliti.

Teknik yang akan digunakan terlebih dahulu sebelum ke teknik lanjutan adalah teknik dasar. Teknik dasar adalah teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung adalah teknik analisis data bahasa dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi beberapa unsur atau unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur itu dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31, dalam Kesuma, 2007: 55).

Data kebahasaan berupa wacana tajuk rencana akan dibagi lagi menjadi beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sebagai bagian dari pembentuk konstruksi suatu

(34)

kebahasaan. Mulai dari wacana tajuk rencana akan dibagi menjadi paragraf. Selanjutnya, paragraf yang telah dibagi-bagi akan diurai menjadi kalimat. Berikut contohnya.

Data (4)

(4a)Kompetisi ibarat urat nadi cabang olahraga. (4b) Tanpa kompetisi, klub tidak bisa menjalankan aktivitas hakiki mereka: berlatih dan bertanding. (4c) Jika klub tak bisa berkegiatan, yang terdampak sudah pasti pemain, juga pelatih. (4d) Di sekitar mereka ada asisten pelatih, pelatih fisik, pelatih kiper, masseur (juru pijat), dan banyak kru pendukung lainnya (Kompas.id) (1/10/2020)

Paragraf selanjutnya diberi identitas nomor untuk memudahkan menganalisis data. Penomoran berupa angka dan huruf, seperti (4a), (4b), dan (4c).

Selanjutnya, akan dilanjutkan dengan teknik lanjutan. Teknik yang dipilih adalah teknik lesap. Teknik lesap adalah teknik analisis data dengan cara melesapkan satuan kebahasaan yang dianalisis (Sudaryanto, 1993: 40, dalam Kesuma, 2007: 57). Alat penentunya adalah satuan kebahasaan yang dianalisis. Kegunaannya adalah untuk membuktikan keintian yang dianalisis. Berikut contohnya.

Data (5)

(5a)Kompetisi juga mendorong perputaran modal. (5b)Sebuah pertandingan sepak bola menjadi sumber pemasukan bagi tim tuan rumah (home) seiring kehadiran tim tamu (away) beserta fasilitas yang menyertai, seperti akomodasi, konsumsi, dan biaya perjalanan. (5c)Di masa normal, kehadiran penonton juga sumber pemasukan bagi klub, yang kini harus direlakan karena laga harus digelar tanpa penonton.

(35)

Paragraf (5) merupakan paragraf dengan unsur pembentuk dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Apabila kalimat (5a) dilesapkan maka paragraf tidak akan menjadi paragraf yang terdiri dari dua unsur pembentuk.

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Metode penyajian hasil analisis data hanya ada dua yaitu, metode formal dan metode informal. Kaidah penggunaan bahasa itu dapat disajikan dengan metode informal dan formal.

Penelitian ini akan menggunakan metode informal. Metode informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145, dalam Kesuma, 2007:71). dirasa relevan untuk penyajian data hasil analisis. Hasil analisis data akan disajikan dengan uraian kalimat yang jelas.

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan ini terdiri dari empat bab. Bab I yaitu pendahuluan. Bab I ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan sistematika penyajian.

Bab II mendeskripsikan struktur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020.

Bab III mendeskripsikan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2019.

(36)

Bab IV merupakan simpulan dan saran bagi penelitian yang akan mengangkat topik atau teori serupa.

(37)

25 BAB II

STRUKTUR PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI 1-10 SEPTEMBER 2020

2.1 Pengantar

Penelitian ini mendeskripsikan unsur-unsur paragraf yang terdapat di dalam tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020. Terdapat empat paragraf yang terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Terdapat lima paragraf yang terdiri atas tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Terdapat dua belas paragraf yang terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Terdapat seratus lima belas paragraf yang terdiri atas dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Lalu, terdapat satu paragraf yang terdiri dari satu unsur, yaitu kalimat penjelas.

2.2 Paragraf yang Mengandung Empat Unsur

Paragraf yang mengandung empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut struktur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020 yang mengandung empat unsur:

Data (6)

(6a)Berbasis studi etnografi Clifford Geertz, I Nyoman Sama dalam skripsinya ”Abangan, Santri, dan Priyayi dalam Pergulatan Politik di Era Orde Baru” (Program Studi Antropologi, Universitas Udayana, 2017) menjelaskan,

(38)

polarisasi dalam kultur dan struktur Jawa (abangan, santri, dan priayi) merupakan ancaman laten yang setiap saat memicu konflik. (6b)Rakyat yang apatis dan anomi (tanpa arah) ambyar begitu ada aktor yang memainkan isu. (6c)Dalam hal ini, elite dan pemerintah menjadi aktor kunci menggerakkan masyarakat. (6d)Saat kondisi pandemi hari-hari ini, peran pemerintah tak terasa. (6e)Ketika ada yang meniupkan isu konspirasi, agama, dan pelanggaran protokol kesehatan, pemerintah diam saja. (6f)Penanggulangan Covid-19 yang seharusnya berbasis kesehatan masyarakat malah berubah menjadi ajang perseteruan politik elite. (6g)Pekerjaan rumah untuk mengomunikasikan informasi secara benar, mudah, dan dapat dipahami masyarakat menjadi terabaikan. (6h)Seolah dengan dibentuknya Satgas Covid-19, bereslah tugas pemerintah. (6i)Otoritas kesehatan tak terdengar suaranya dan bahkan terjebak jalan pintas kalung eucalyptus. (6j)Tugas utama yang seharusnya dilakukan sejak awal: 3T (testing, tracing, treatment) tidak tercapai. (6k)Jadilah peningkatan yang kian memprihatinkan, hari-hari ini. (1/9/2020)

Paragraf (6) terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (6a) merupakan transisi paragraf. Kalimat (6b) merupakan kalimat utama paragraf yang mengandung gagsan utama berupa permainan isu, (6c), (6d), (6e), (6f), (6g), (6h), (6i), dan (6j) merupakan kalimat penjelas yang menjelaskan gagasan pokok pada kalimat (6b). Sedangkan, kalimat (6k) merupakan kalimat penegas paragraf.

Data (7)

(7a)Ke depannya, institusi negara, terlebih yang dibekali pendidikan dan pelatihan terkait bela negara dan keamanan seperti TNI dan Polri, harus bisa mencegah kejadian serupa terulang lagi. (7b)TNI juga Polri, dan aparatur sipil negara (ASN) lainnya, dibiayai dari pajak yang dipungut dari rakyat. (7c)Sepatutnya mereka bekerja, berkarya, dan mengabdi, kepada negara dan masyarakat. (7d)Bukan justru merusak, membakar fasilitas negara, dan menganiaya warga tak bersalah. (3/9/2020)

(39)

Paragraf (7) terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (7a) merupakan transisi paragraf berupa penghubung waktu. Kalimat (7b) merupakan kalimat utama paragraf karena mengandung gagasan utama. Kalimat (7c) merupakan kalimat penjelas karena menjelaskan maksud kalimat utama. Terakhir, kalimat (7d) adalah kalimat penegas yang menegaskan gagasan yang terdapat di dalam kalimat sebelumnya.

Data (8)

(8a)Kisah para penguasa kota di Italia mengantisipasi wabah terasa tidak asing sekarang. (8b)Di tengah pandemi Covid-19, negara-negara bersama pemerintah kota berupaya mencegah wabah meluas. (8c)Selain menutup perbatasan, mereka juga menerapkan karantina wilayah atau pembatasan pergerakan penduduk, seperti yang dilakukan otoritas Melbourne, Australia. (8d)Mereka bahkan memperlama masa karantina. (8e)Padahal, seperti diberitakan harian ini pada Senin (7/9/2020), angka penularan di Melbourne telah berkurang. (8/9/2020)

Paragraf (8) terdiri atas tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. kalimat (8a) merupakan transisi paragraf. Kalimat (8b) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa pencegahan peluasan wabah. Kalimat (8c) dan (8d) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (8e) merupakan kalimat penegas.

Data (9)

(9a)Pernyataan PBB dan IOC terkait olahraga dan aktivitas fisik ini penting bagi kita di Indonesia, yang sekian lama bisa dikategorikan sebagai masyarakat yang ”cenderung malas bergerak”. (9b)Dalam rubrik ”Kesehatan” di Kompas edisi 14 Maret 2020, dokter Samsuridjal Djauzi menulis, ”Masyarakat enggan berjalan kaki. (9c)Jika memarkir kendaraan, selalu ingin paling dekat dengan tempat tujuan. (9d)Bekerja di kantor, meski hanya berlantai dua atau tiga, menggunakan lift. (9e)Kesempatan untuk berjalan kaki serta berolahraga diabaikan”. (9/9/2020)

(40)

Paragraf (9) terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penegas. Kalimat (9a) merupakan transisi paragraf. Kalimat (9b) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa dokter Samsuridjal Djauzi menulis, ”Masyarakat enggan berjalan kaki”. Kalimat (9c) dan (9d) merupakan kalimat penjelas. Terakhir, kalimat (9e) merupakan kalimat penegas paragraf.

2.3 Paragraf yang Mengandung Tiga Unsur

Paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Berikut struktur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020 yang mengandung tiga unsur:

Data (10)

(10a)Normalisasi ini terobosan besar UEA. (10b)Namun, apakah peran atau pengaruh UEA pada upaya perdamaian di Timur Tengah, khususnya penyelesaian sengketa Israel-Palestina, kita masih menunggu langkah diplomasi lanjutan. (10c)Yang jelas, Palestina kini merasa kian terpinggirkan. (1/9/2020)

Paragraf (10) terdiri atas tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Kalimat (10a) merupakan transisi paragraf. Kalimat (10b) merupakan kalimat utama paragraf yang mengandung gagasan pokok. Terakhir, kalimat (10c) merupakan kalimat penegas paragraf.

(41)

(11a)Terlepas dari itu semua, optimisme warga perlu terus dibangun, dengan tanpa meremehkan risiko kegawatan. (11b)John Hudson dalam bukunya How to Survive a Pandemic: Life Lessons for Coping with Covid-19 menegaskan pentingnya meningkatkan kemampuan semua orang untuk menolerasi kesulitan dan meningkatkan ketekunan untuk melakukan adaptasi. (11c)Menurut dia, ini adalah keahlian terpenting untuk bertahan hidup dan mengembangkan hidup di era pandemi. (2/9/2020)

Paragraf (11) termasuk ke dalam paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Kalimat (11a) adalah transisi paragraf. Kalimat (11b) merupakan kalimat utama. Kalimat (11c) merupakan kalimat penegas.

Data (12)

(12a)Ada dua masalah dalam peristiwa ini. (12b)Pertama, ketiadaan upaya mengecek kebenaran atau akurasi informasi, oleh para prajurit. (12c)Kedua, perilaku anarkistis sejumlah tentara, yang sebenarnya juga punya tanggung jawab moril untuk memastikan keselamatan warga. (12d)Apalagi, warga yang menjadi korban kekerasan, sama sekali tidak bersalah. (3/9/2020)

Paragraf (12) termasuk ke dalam paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Kalimat (12a) merupakan kalimat utama paragraf. Dalam kalimat (12a) terdapat gagasan utama berupa ada dua masalah dalam peristiwa tersebut. Kalimat (12b) dan (12c) merupakan transisi karena terdapat transisi penanda hubungan kelanjutan, yaitu pertama dan kedua. Kalimat (12d) merupakan kalimat penegas paragraf karena kata apalagi memiliki kesan memperkuat pernyataan.

(42)

(13a)”Bukan tak simpati pada korban Covid-19. (13b)Ayah membentak anak karena penghasilan menurun. (13c)Ini memberi trauma pada anak,” kata Dr Michael Levitt dari Stanford University, peraih Hadiah Nobel Kimia tahun 2013. (13d)Australia memilih pembatasan ketat dan fokus pada layanan kesehatan. (13e)Keketatan ekstra menyebabkan konsumsi rumah tangga anjlok 12,1 persen pada kuartal II-2020. (4/9/2020)

Paragraf (13) terdiri atas tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. kalimat (13a), (13b), dan (13c) merupakan transisi kalimat paragraf. Kalimat (13d) mrupakan kalimat utama paragraf yang berisi tentang pembatasan yang ketat. Kalimat (13e) merupakan kalimat penegas paragraf yang menegaskan dampak keketatan pembatasan.

Data (14)

(14a)Gambaran manusia yang bisa menjadi ancaman sekaligus penyelamat bagi sesamanya itu tampak nyata saat dunia menghadapi pandemi Covid-19 saat ini. (14b)Mengutip data dari Worldometers.info, Minggu (6/9/2020), tercatat lebih dari 27,11 juta warga dunia dinyatakan positif terinfeksi virus korona baru. (14c)Mereka berasal dari 215 negara atau kawasan dengan 884.529 orang meninggal dan lebih dari 19,23 juta pasien dinyatakan sembuh. (14d)Warga dunia kini berlomba-lomba menemukan vaksin atau obat untuk mengatasi pandemi itu. (7/9/2020)

Paragraf (14) terdiri atas tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama dan kalimat penegas. Kalimat (14a) merupakan kalimat transisi. Kalimat (14b) dan (14c) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa jumlah warga dunia positif Corona. Kalimat (14d) merupakan kalimat penegas paragraf.

(43)

2.4 Paragraf yang Mengandung Tiga Unsur

Paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut struktur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020 yang mengandung tiga unsur.

Data (15)

(15a)Rasio kasus positif yang tinggi, 25 persen, menandakan kurangnya jumlah dan cakupan tes. Menurut epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, tes ibarat jaring dan Covid-19 adalah ikannya. (15b)Kalau dengan jaring kecil saja banyak ikan tertangkap, berarti di kolam ada banyak ikan. (15c)Berarti kasus Covid-19 sangat tinggi (Kompas, 31/08/20). (1/9/2020)

Paragraf (15) terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (15a) merupakan kalimat utama paragraf. Kalimat (15b) dan (15c) merupakan kalimat penjelas. Sedangkan, kalimat (15d) merupakan kalimat penegas.

Data (16)

(16a)Bagaimana keluar dari situasi ini? Menyesali masa lalu jelas tidak cukup. (16b)Pemerintah harus bergerak mengatasi keterlambatan 3T, berkomunikasi dengan baik terutama menangkal hoaks, dan memberi sanksi para pelanggar aturan. (16c)Tanpa itu semua, kejutan demi kejutan akan terus berkelanjutan. (1/9/2020)

Paragraf (16) termasuk kedalam paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penegas. Kalimat (16a) merupakan kalimat utama. Kalimat (16b) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (16c) merupakan kalimat penegas.

(44)

(17a)Pesan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu singkat, tetapi penuh makna, dan perlu kita semua camkan untuk menjawab tantangan kerja ke depan dalam menghadapi dan mengakhiri pandemi Covid-19 yang sudah genap enam bulan mendera bangsa ini.(17b) Faktor kecepatan serta peran semua pihak, baik individu maupun kolektif, sungguh vital. (17c)Tanpa itu, kita tidak akan bisa mengakhiri pandemi ini. (2/9/2020)

Paragraf (17) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (17a) merupakan kalimat utama karena terdapat gagasan utama berupa pesan dari WHO soal Covid-19. Kalimat (17b) merupakan kalimat penjelas paragraf, kalimat menjelaskan faktor kecepatan dan peran semua pihak itu sangat penting. Lalu, kalimat (17c) sebagai kalimat penegas menegaskan tanpa hal-hal tersebut pandemi tidak akan berakhir.

Data (18)

(18a)Sementara itu, China yang berpenduduk terbesar di dunia, 1,43 miliar jiwa, kini sudah mampu mengendalikan Covid-19. (18b)Total kasus Covid berhenti di angka 85.058.(18c) Sejak Mei 2020, tidak ditemukan kasus baru. (18d)Kasus aktif yang masih ditangani tinggal 244 kasus. (18e)Dari apa yang terjadi pada empat negara dengan penduduk terbesar di dunia ini, paling tidak kita bisa melihat, pandemi Covid-19, meski penularan sangat cepat dan dampaknya luar biasa, sesungguhnya dapat dikendalikan dengan tata kelola yang tepat. (2/9/2020)

Paragraf (18) termasuk ke dalam paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (18a) merupakan kalimat utama karena mengandung gagasan pokok. Kalimat (18b), (18c), dan (18d) merupakan kalimat penjelas paragraf. Sedangkan, kalimat (18e)merupakan kalimat penegas.

(45)

(19a)Sejumlah negara, sebut saja Korea Selatan dan Vietnam, terus membangun solidaritas bangsanya mengatasi pandemi. (19b)Semua aktivitas ekonomi, politik, budaya, pendidikan, dan sosial, seharusnya diarahkan untuk memerangi pandemi Covid-19. (19c)Terlebih, faktor perubahan perilaku warga merupakan variabel penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. (2/9/2020)

Paragraf (19) termasuk ke dalam paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (19a) merupakan kalimat utama paragraf karena mengandung gagasan utama paragraf. Kalimat (19b) merupakan kalimat penjelas yang menjelaskan pikiran kalimat utama. Kalimat (19c) merupakan kalimat penegas karena menegaskan dua kalimat sebelumnya.

Data (20)

(20a)Pangdam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurachman menyayangkan para prajuritnya yang termakan hoaks. (20b)Menurut dia, para prajurit tidak memeriksa kebenaran informasi terkait Prada MI. (20c)Menurut Dudung, para prajurit seharusnya berkoordinasi dengan pimpinan guna mengetahui kebenaran informasi. (20d)Sebenarnya, MI telah menyampaikan kepada pimpinannya bahwa ia mengalami kecelakaan tunggal. (3/9/2020)

Paragraf (20) termasuk ke dalam paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (20a) merupakan kalimat utama paragraf karena mengandung gagasan utama berupa pandangan Dudung yang menyayangkan tindakan prajuritnya. Kalimat (20b) dan (20c) merupakan kalimat penjelas paragraf. Kedua kalimat tersebut menjelaskan gagasan utama yang ada di dalam kalimat utama. Kalimat (20d) merupakan kalimat penegas. Kalimat (d) menegaskan kembali maksud kalimat sebelumnya.

(46)

Data (21)

(21a)Terkait usaha pengecekan fakta, ini problem masyarakat secara luas. (21b)Sudah banyak kasus-kasus kekerasan, perundungan, dan perusakan yang berasal dari peredaran berita hoaks. (21c)Terkait hal ini, muncul masukan agar TNI membangun mekanisme cek fakta internal.(21d) Pernyataan Pangdam Jaya yang menyayangkan prajuritnya termakan hoaks, bisa menjadi awal mula pembenahan internal TNI. (3/9/2020)

Paragraf (21) terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (21a) merupakan kalimat utama paragraf. Sedangkan, kalimat (21b) dan (21c) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (21d) merupakan kalimat penegas paragraf yang menegaskan harus adanya pembenahan internal TNI.

Data (22)

(22a)Oleh karena itu, kerja sama di bidang kesehatan menjadi hal utama di era pandemi. (22b) Indonesia dan China berupaya mewujudkannya lewat kerja sama uji coba vaksin dari perusahaan China. (22c)Masih terbuka luas area kerja sama yang dapat ditingkatkan oleh Indonesia dan China di era pandemi yang tak jelas kapan akan berakhir. (22d)Dengan pengalaman di era kolonialisme dulu, kerja sama ini tentu dipahami harus saling menguntungkan, tak boleh merugikan salah satu pihak. (3/9/2020)

Paragraf (22) termasuk ke dalam paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (22a) merupakan kalimat utama paragraf karena mengandung gagasan utama. Kalimat (22b) dan (22c) merupakan kalimat penjelas. Sedangkan, kalimat (22d) merupakan kalimat penegas yang kembali menegaskan maksud kalimat sebelumnya.

(47)

(23a)Tentu saja, siapa pun paham, penanganan genosida tak bisa dilepaskan dari problematik politik. (23b)Ada tarik-menarik kepentingan di dalamnya, tidak melulu urusan kemanusiaan. (23c)Meskipun demikian, tetaplah kemanusiaan menjadi motivasi utama penanganan kasus genosida. (2/9/2020)

Paragraf (23) terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (23a) merupakan kalimat utama paragraf karena mengandung gagasan utama berupa penanganan khasus genosida. Kalimat (23b) merupakan kalimat penjelas karena menjelaskan maksud kalimat utama. Lalu, kalimat (23c) merupakan kalimat penegas yang menegaskan penanganan khasus genosida.

Data (24)

(24a)Dalam perlombaan menemukan vaksin atau obat itu memang terasa nuansa persaingan antarnegara. (24b)Dan, manusialah yang menjadi pelaku persaingan itu. (24c)Kesan yang kuat selama ini adalah ada saja negara yang ingin menjadi yang pertama, yang utama, dan yang menguasai vaksin atau obat untuk melawan Covid-19. (24d)Negara lain harus tunduk kepadanya. (24e)Manusia lain harus bergantung kepadanya. (24f)Bahkan, sejak awal pandemi Covid-19, hal itu sudah jadi wahana perseteruan antarpemimpin negara-negara, terutama menyangkut asal muasal virus itu. (7/9/2020)

Paragraf (24) terdiri dari tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (24a) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa persaingan beberapa negara soal vaksin virus. Kalimat (24b), (24c), (24d), dan (24e) merupakan kalimat penjelas paragraf yang menjelaskan soal persaingan penemu vaksin. Kalimat (24e) merupakan kalimat penegas paragraf karena menegaskan maksud isi paragraf.

(48)

Data (25)

(25a)Fenomena kegairahan warga ini sepatutnya direspons pemerintah dengan kampanye pentingnya berolahraga bagi masyarakat luas. (25b)Kampanye olahraga bagi warga kebanyakan ini seakan terlupakan di tengah geliat olahraga prestasi. (25c)Padahal, jika publik sehat karena rutin berolahraga, mereka juga akan cenderung lebih produktif. (9/9/2020)

Paragraf (25) terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Kalimat (25a) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa kampanye soal kesehatan. Kalimat (25b) merupakan kalimat penjelas paragraf yang menjelaskan maksud kalimat utama. Kalimat (25c) merupakan kalimat penegas paragraf karena menegaskan kalimat sebelumnya.

Data (26)

(26a)Bagi keluarga besar Kompas dan Kompas Gramedia, Jakob adalah sosok karismatik, tetapi tetap sederhana. (26b)Ia adalah seorang ayah, seorang guru, bagi para wartawan dan karyawan Kompas Gramedia. (26c)Karyawan dipandangnya sebagai aset bagi perusahaan. (26d)Namun, di tengah atribusi yang melekat padanya, Jakob dengan bangga selalu menyebut, ”Saya ini seorang wartawan.” (10/9/2020)

Paragraf (26) terdiri atas tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas ,dan kalimat penegas. Kalimat (26a) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa sosok Jakob. Kalimat (26b) dan (26c) merupakan kalimat penjelas paragraf. Kalimat (26d) merupakan kalimat penegas.

(49)

2.5 Paragraf yang Mengandung Dua Unsur

Paragraf yang mengandung dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Berikut struktur paragraf pada tajuk rencana Surat Kabar Kompas edisi 1-10 September 2020 yang mengandung tiga unsur:

Data (27)

(27a)Enam bulan dari sejak kasus pertama diumumkan, peningkatan angka positif Covid-19 justru kian memprihatinkan. (27b)Kita ternyata belum mampu mengatasi penularan. (1/9/2020)

Paragraf (27) terdiri atas dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat (27a) merupakan kalimat utama karena terdapat gagasan utama berupa belum mampunya Indonesia mengatasi penularan. Kalimat (27a) merupakan kalimat penjelas yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat (27b) berisi peningkatan kasus penularan yang menyatakan memang belum mampunya Indonesia mengatasi penularan.

Data (28)

(28a)Bayangan untuk segera keluar dari pandemi kian jauh dari jangkauan. (28b)Sungguh, hari-hari ini adalah awan gelap dalam penanggulangan kesehatan masyarakat di Indonesia. (1/9/2020)

Paragraf (28) terdiri atas dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat (28a) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa bayangan untuk keluar dari pandemi kian jauh. Lalu, kalimat (28b) sebagai

(50)

kalimat penjelas menjelaskan bahwa hal itu seperti awan gelap dalam penanggulangan kesehatan.

Data (29)

(29a)Satuan Tugas Covid-19 mengumumkan, angka kenaikan kasus baru mencapai 2.858 kasus, Minggu (30/8/2020). (29b)Meski sudah turun dari rekor tertinggi dengan penambahan 3.308 kasus, Sabtu (29/8), kondisi ini seharusnya tidak terjadi jika pemerintah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. (1/9/2020)

Paragraf (29) terdiri atas dua unsur, yaitu unsur kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat (29a) merupakan kalimat utama yang berisi gagasan pokok. Kalimat (29a) berisi gagasan pokok tentang angka kenaikan kasus Covid-19. Kalimat (29b) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (29b) memberikan penjelasan perihal peningkatan Covid-19 yang dimuat di dalam kalimat utama.

Data (30)

(30a)Dalam Epidemiological Triangle Model klasik, penyebaran penyakit infeksi dipengaruhi oleh tiga hal: mikroba sebagai agen penginfeksi, manusia sebagai inang, dan lingkungan. (30b)Tingkat keganasan mikroba akan berkait erat dengan usia, stamina, juga sanitasi dan fasilitas kesehatan. (1/9/2020)

Paragraf (30) terdiri atas dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat (30a) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa penyebaran penyakit. Kalimat (30b) merupakan kalimat penjelas paragraf karena menjelaskan maksud kalimat utama.

(51)

(31a)Namun, Epidemiological Triangle Model ini belum cukup untuk mengukur masifnya penularan Covid-19 di Indonesia. (31b)Ada satu faktor paling penting yang perlu ditambahkan, yaitu kondisi sosial-antropologi masyarakat. (1/9/2020)

Paragraf (31) terdiri atas dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat (31a) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama berupa Epidemiological Triangle Model yang belum cukup untuk mengukur penularan. Kalimat (31b) merupakan kalimat penjelas paragraf yang menjelaskan maksud kalimat utama.

Data (32)

(32a)Hubungan diplomatik Israel-Uni Emirat Arab (UEA) dipastikan akan disusul pembukaan hubungan dagang. (32b)Israel segera menjadi mitra dagang utama UEA, dan sebaliknya. Perusahaan asal UEA, Apex Group, sudah menandatangani kerja sama dengan perusahaan Israel, Tera, untuk riset dan produksi vaksin Covid-19. (32c)Namun, UEA juga merupakan mitra dagang terbesar Iran di kawasan (Kompas, 31/8/2020). (1/9/2020)

Paragraf (32) terdiri atas dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat (32a) merupakan kalimat utama paragraf karena terdapat gagasan utama soal hubungan diplomatik Israel dan UEA. Kalimat (32b) dan (32c) merupakan kalimat penjelas paragraf yang menjelaskan maksud kalimat utama.

Data (33)

(33a)Apakah UEA akan menjadi pintu masuk Israel untuk memperluas pengaruh politik dan bisnisnya di kawasan? (33b)Betul, UEA merupakan anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) bersama Bahrain, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Oman. Dan, harapan itu sudah dilontarkan Jared Kushner, menantu Presiden Amerika

Referensi

Dokumen terkait

Kombinasi HPMC dan Avicel PH 101 diharapkan dapat memperlambat pelepasan obat dari sediaan karena kemampuan HPMC dalam membentuk lapisan gel disekitar area dan

Pelaksanaan konversi hak milik adat (Letter C) melalui PRONA pada tahun 2012 di Kabupaten Gunungkidul ada yang sesuai dan tidak sesuai dengan Keputusan

Masalah-masalah itu adalah pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional, kesempatan kerja, maupun neraca

Penggunaan bahan yang berasal dari alam sebagai obat bukan hal yang baru.. Sejak dahulu manusia mencoba mengobati penyakit yang dideritanya

Jadi jumlah total waktu proses perakitan yang dibutuhkan untuk merakit rangka mesin press batako styrofoam yang dikombinasi dengan press botol plastik dengan sistem hidrolik manual

dalam pidatonya yang paling terkenal, yakni

kemampuan perusahaan pada laporan keuangan dapat dilihat dari segi rasio likuiditas ,solvabilitas , dan rentabiltas .Pada PT.Century Batteries Indonesia .Ltd laporan keuangan

Pengembangan media pembelajaran perlu memperhatikan konsep-konsep dasar yang sederhana yang sesuai dengan ABK, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pengalaman ABK