• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERPAAN IKLAN DAN MINAT BELI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TERPAAN IKLAN DAN MINAT BELI"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

TERPAAN IKLAN DAN MINAT BELI

(Studi Korelasi Terpaan Iklan Pond’s Flawless White “7 Days To Love” di Televisi dengan

Minat Beli pada Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler Angkatan 2008

Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

disusun oleh :

FAIZAH PUTRI UTAMI

D1208559

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

TERPAAN IKLAN DAN MINAT BELI

(Studi Korelasi Terpaan Iklan Pond’s Flawless White “7 Days To Love” di Televisi

dengan Minat Beli pada Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler

Angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Disusun oleh :

FAIZAH PUTRI UTAMI

D1208559

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II untuk diuji dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I, Pembimbing II,

(3)

commit to user

iv

Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billahil’aliyyil ‘adzim

“Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Agung ”

Masa sulit dalam kehidupan adalah pembelajaran terbaik untuk menjadi

pribadi yang unggul

(Ayah - Bunda)

Allah tak ‘kan mungkin terlambat, dan tak akan pula lebih cepat.

Karena semua telah Dia jadikan indah tepat pada waktuNya

(4)

commit to user

v

Dan karyaku bagi mereka yang berarti :

Bunda

karena cintamu aku ada, aku belajar, dan aku bisa

Ayah

“Ayah Juara 1 Seluruh Dunia”

yang telah mengarungi samudera cobaan dan tetap bertahan.

Sebagai hadiah pertama untuk esok yang lebih baik

Mas Aji

kakakku satu-satunya dan sangat kusayangi

Terimakasih atas wujud kasih sayangmu untuk adik

Mami Hera & Tante Mamiek

terimakasih sudah sayang aku terus dan selalu ada di dekatku

Didit Wisnu Hardi Atmanta

sejak aku memilikimu aku tak takut dingin lagi

karena kau memberi pijar hangat dalam hatiku

Seluruh keluarga besarku

(5)

commit to user

vi

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala kemudahan,

rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul Terpaan Iklan dan Minat Beli (Studi Korelasi Terpaan

Iklan Pond’s Flawless White 7 Days to Love Dengan Minat Beli Pada Mahasiswi

Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler Angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret

Surakarta).

Sepanjang penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari sejumlah kendala.

Namun dengan bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung kendala

tersebut dapat diatasi dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik –

UNS.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – UNS.

3. Drs. Nuryanto,M.Si dan Diah Kusumawati, S.Sos, M.Si selaku pembimbing

penulis dalam skripsi. Atas curahan waktu dan kesabaran, serta diskusi tiada

akhir dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Hj. Sofiah, M.Si dan Ch. Heny Dwi Surwati, M.Si selaku tim penguji

skripsi.

5. Dra. Hj. Sofiah, M.Si selaku Pembimbing Akademik selama penulis kuliah.

6. Ayah dan Bunda serta Mas Aji yang tak pernah berhenti mendukung dan

mendoakanku.

(6)

commit to user

vii

9. SipiSapi Shop, my dreams comes true! Bersama kesulitan ada kemudahan,

Alhamdulillah ... J

10.Teman-teman tersayang seperjuangan. . .

“kamu sangat berarti istimewa dihati selamanya rasa ini

jika tua nanti kita t’lah hidup masing-masing ingatlah

hari ini”

11.Seluruh keluarga yang selalu mendoakan yang terbaik buat Aku, terimakasih.

Dan masih banyak lagi yang mohon maaf tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu, penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan,

motivasi dan doa yang tak pernah putus.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

mengingat hambatan yang mesti dilalui dan pengetahuan yang ada pada penulis. Maka

dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis hargai demi

kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap setiap lembar halaman tulisan skripsi ini dapat bermanfaat

sebagai tambahan pengetahuan dan ilmu bagi kita semua.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

(7)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Kerangka Pemikiran dan Teori ... 14

1. Kerangka Pemikiran ... 14

2. Kerangka Teori ... 15

F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 49

1. Definisi Konseptual... 49

(8)

commit to user

ix

G. Metodologi Penelitian ... 62

a. Jenis penelitian ... 62

b. Metode Penelitian ... 62

c. Lokasi Penelitian ... 63

d. Populasi dan Sampel ... 63

e. Jenis Data ... 65

f. Tahap Pengolahan Data ... 65

g. Teknik Pengumpulan Data ... 65

h. Analisis Data ... 66

i. Uji Hipotesis ... 68

j. Kriteria Pengujian ... 68

H. Hipotesis... 69

a. Hipotesis Teori ... 69

b. Hipotesis Riset ... 70

c. Hipotesis Statistik ... 70

BAB II. DESKRIPSI WILAYAH DAN PRODUK PENELITIAN 1. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS ... 71

2. Program S1 Non Reguler Ilmu Komunikasi ... 72

3. Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS ... 77

4. Sekilas Tentang PT Unilever dan Produk Ponds Flwless White ... 78

a. Sejarah Unilever ... 78

b. Produk Ponds Flawless White... 85

(9)

commit to user

x

- Episode 1 ... 88

- Episode 2 ... 90

- Episode 3 ... 92

- Episode 4 ... 94

- Episode 5 ... 96

BAB III .PENYAJIAN DATA A. Variabel Independen Terpaan Iklan Ponds Flawless White “7 Days to Love ... 97

B. Variabel Antara Persepsi Produk Ponds Flawless White ... 115

C. Variabel Dependen Minat Beli ... 131

BAB IV. ANALISIS DATA A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 136

1. Uji Validitas ... 136

2. Uji Reliabilitas ... 139

B. Pengujian Hipotesis ... 140

1. Hubungan antara Terpaan Iklan Ponds Flawless White “7 Days to Love” di televisi (X) dengan Minat Beli (Y) ... 140

(10)

commit to user

xi

3. Hubungan antara Frekuensi dan Intensitas Menonton Iklan Ponds

Flawless White “7 Days to Love” di televisi (X1) dengan Minat

Beli (Y) yang diantarai oleh Persepsi Produk (Z) ... 143

4. Hubungan antara Penilaian Desain Iklan Iklan Ponds Flawless White “7 Days to Love” di televisi (X2) dengan Minat Beli (Y) yang diantarai oleh Persepsi Produk (Z) ... 145

C. Temuan Penelitian ... 148

BAB V PENUTUP... 159

A. Kesimpulan ... 159

B. Saran ... 161

DAFTAR PUSTAKA ... 163

(11)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Kerangka Pemikiran ... 14

Gambar I.2 Model Komunikasi Pemasaran ... 18

Gambar I.3 Teori S-O-R ... 36

Gambar I.4 Tangible & Intangible Component ... 41

Gambar I.5 Tahapan Respon Konsumen ... 47

Corpus Episode 1 ... 88

Corpus Episode 2 ... 90

Corpus Episode 3 ... 92

Corpus Episode 4 ... 94

Corpus Episode 5 ... 96

(12)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Frekuensi Menyaksikan Iklan ... 98

Tabel III.2 Intensitas Menyaksikan Iklan ... 99

Tabel III.3 Tingkat Kesukaan pada Bintang Iklan ... 101

Tabel III.4 Tingkat Kesukaan pada Jalan Cerita Iklan ... 102

Tabel III.5 Tingkat Kesukaan pada Slogan Iklan ... 103

Tabel III.6 Tingkat Kesukaan pada Backsound Iklan ... 104

Tabel III.7 Tingkat Kesukaan Seluruh Desain Iklan ... 105

Tabel III.8 Tingkat Keunikan Bintang Iklan ... 106

Tabel III.9 Tingkat Keunikan Jalan Cerita Iklan ... 107

Tabel III.10 Tingkat Keunikan Slogan Iklan ... 109

Tabel III.11 Tingkat Keunikan Backsound Iklan ... 110

Tabel III.12 Tingkat Keunikan Seluruh Desain Iklan ... 111

Tabel III.13 Tingkat Kepercayaan terhadap Pesan Iklan ... 112

Tabel III.14 Jumlah Nilai Variabel Independen ... 113

Tabel III.15 Terpaan Iklan Ponds Flawless White “7 Days to Love”... 114

Tabel III.16 Persepsi Responden Mengenai Warna Kemasan Produk ... 116

Tabel III.17 Persepsi Responden Mengenai Packaging Produk ... 117

Tabel III.18 Persepsi Responden Mengenai Ukuran Kemasan Produk ... 118

Tabel III.19 Persepsi Responden Mengenai Manfaat Produk ... 119

Tabel III.20 Persepsi Responden Mengenai Harga Produk ... 120

Tabel III.21 Persepsi Responden Mengenai Kualitas Produk ... 122

(13)

commit to user

xiv

Tabel III.23 Persepsi Responden Mengenai Produsen Produk ... 124

Tabel III.24 Persepsi Responden Mengenai Konsumen Produk ... 125

Tabel III.25 Persepsi Responden Mengenai Budget Iklan ... 126

Tabel III.26 Persepsi Responden Mengenai Target Market Produk ... 127

Tabel III.27 Persepsi Responden Mengenai Biro Iklan ... 128

Tabel III.28 Jumlah Nilai Variabel Antara ... 130

Tabel III.29 Persepsi terhadap Produk Ponds Flawless White ... 131

Tabel III.30 Minat Beli Responden Non User ... 132

Tabel III.31 Minat Beli Responden User ... 133

Tabel III.32 Jumlah Nilai Variabel Dependen ... 134

Tabel III.33 Minat Beli terhadap Produk Ponds Flawless White ... 135

Tabel IV.1 Hasil Uji Validitas Item Variabel Terpaan Iklan ... 137

Tabel IV.2 Hasil Uji Validitas Item Variabel Persepsi Produk ... 138

(14)

commit to user

xv

ABSTRAK

FAIZAH PUTRI UTAMI, D1208559, TERPAAN IKLAN DAN MINAT BELI (Studi Korelasi Terpaan Iklan Ponds Flawless White “7 Days To Love” di Televisi Dengan Minat Beli pada Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler Angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti akan iklan Ponds Flawless White “7 Days to Love” dimana bentuk iklannya dapat dikatakan berbeda dari iklan produk sejenis lainnya, yakni dibuat layaknya sinetron percintaan bersambung dengan bentuk iklan sekuel, tidak menonjolkan kekuatannya pada functional benefit ataupun penampilan sebelum dan sesudah memakai produk, yang pada umumnya menjadi ide untuk iklan pemutih wajah, melainkan lebih pada emotional benefit. Iklan televisi Ponds versi ini lebih mengaitkan manfaat produknya pada keuntungan emosional (merasa dicintai / kebutuhan akan cinta).

Sementara itu, tak dapat dipungkiri bahwa minat beli khalayak terhadap suatu produk cenderung mudah sekali dipengaruhi oleh daya tarik dalam suatu iklan, yakni desain iklan, yang terdiri atas bintang iklan, jalan cerita iklan, slogan iklan, backsound iklan, dan kepercayaan pada pesan iklan. Selain itu faktor frekuensi dan intensitas menonton iklan serta persepsi produk juga ikut dipertimbangkan dalam kaitannya dengan minat beli. Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara terpaan iklan Ponds Flawless White “7 days to Love’ di televisi (X) dengan minat beli khalayak (Y) yang diantarai oleh persepsi mengenai produk (Z).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanatif (explanatory research) dengan metode korelasi, serta teknik pengumpulan data berupa survey menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler angkatan 2008 FISIP UNS, yang setelah disensus didapat populasi sebesar 49 orang yang memenuhi syarat sehingga 49 orang tersebut dijadikan sampel penelitian.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus Pearson, sementara untuk menganalisi hubungan dua variabel digunakan rumus korelasi Tata Jenjang Spearman, sedangkan untuk menganalisis hubungan tiga variabel digunakan rumus korelasi parsial Rank Spearman dengan taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%.

Setelah melalui perhitungan, diperoleh hasil koefisien korelasi antara

variabel X dengan variabel Y atau αxy = 0,327 dengan nilai thitung > ttabel (2,372 >

2,013) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Ponds Flawless White “7 days to Love’ di televisi dengan minat beli khalayak meskipun

derajat korelasi keduanya tergolong lemah. Sedangkan nilai koefisien korelasi αxyz

(15)

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan dunia yang pesat, perkembangan kondisi

pasar sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus

diterapkan oleh perusahaan dalam menawarkan dan memasarkan produk

mereka. Semakin lama konsumen semakin well-informed, di mana segala

produk yang diinginkan dapat diketahui dengan cepat melalui informasi

yang tersedia. Oleh sebab itu, perusahaan harus pintar dalam memilih cara

yang tepat untuk menginformasikan produk perusahaannya.

Untuk mencapai sasaran dalam suatu usaha pemasaran selalu

membutuhkan alat dalam penyampaian informasi kepada konsumennya,

salah satunya adalah dengan membuat iklan tentang produk, yang menarik

bagi konsumen sehingga pada akhirnya konsumen juga akan berminat

untuk menggunakan produk yang diiklankan tersebut. Dengan adanya

iklan, masyarakat menjadi tahu merek atau produk yang akan muncul.

Penyampaian iklan akan membantu dalam mengenalkan produk tersebut

kepada konsumen. Dalam upaya memperkenalkan produk kepada

konsumen, iklan perlu memiliki strategi kreatif yang efektif dan

komunikatif dalam menyampaikan pesan iklannya agar dapat diterima

oleh khalayak. Sehingga dapat dikatakan bahwa iklan mempunyai peranan

penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumen.

(16)

commit to user

Persaingan produsen perawatan kecantikan wajah moisturizer yang

menawarkan berbagai varian pelembab wajah kini telah menjadi trend

tersendiri di masyarakat. Mulai dari pelembab wajah khusus kulit kering,

berminyak, hingga yang menawarkan “janji” bisa memutihkan kulit wajah.

Selain itu, kemunculan produk dengan desain dan manfaat yang hampir

sama juga semakin menambah persaingan. Seperti kemunculan produk

Citra Hazeline dan Olay Total White, yang menawarkan manfaat yang

hampir sama dengan Pond’s Flawless White yaitu memutihkan dan

mencerahkan kulit wajah.

Memiliki kulit halus dan putih adalah impian setiap wanita, tak terkecuali wanita Indonesia. Penelitian yang dilakukan kelompok bisnis kosmetik asal Prancis, L’Oreal, pada 1997 menunjukkan bahwa 85% wanita di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan cenderung berkulit gelap, dan 55% di antara mereka ingin memiliki kulit lebih putih. Dalam studi yang hampir sama, raksasa produk konsumen asal Amerika Serikat, Procter & Gamble, juga menemukan fakta dimana 70%-80% wanita di Asia ingin memiliki kulit lebih putih dan bersih.1

Meski sudah lampau hasil riset tersebut sampai sekarang masih

relevan. Selain karena faktor genetis, iklim tropis, pengaruh sinar

ultraviolet, serta tingginya tingkat polusi juga diyakini menjadi penyebab

lain yang membuat kulit tidak sehat, kusam, dan cepat menua.

Pond’s Flawless White merupakan produk andalan Unilever

berupa pelembab wajah / moisturizer yang meng-klaim dirinya sebagai

yang pertama di Indonesia untuk kategori skin lightening. Dengan

kandungan VAO-B3 complex yang bekerja efektif untuk menyamarkan

1

(17)

commit to user

noda hitam dan membantu meratakan warna kulit wajah serta

menjadikannya tampak lebih putih. Sejak pertama kali diluncurkan di

Indonesia pada 1987, varian Pond’s terus bertambah. Menurut Asisten

Manajer Merek PT Unilever Indonesia, Juliana Tjumarli, posisi Pond’s

sebagai pemimpin pasar di kategori skin lightening tetap kokoh meskipun

saat ini bermunculan sejumlah produk sejenis yang menawarkan manfaat

yang nyaris sama.2 Dari sisi penyebaran produk, tim sales dan distribusi

Unilever Indonesia juga telah berhasil menempatkan Pond’s mulai dari

pasar modern (hypermarket, supermarket, minimarket) hingga general

trade (toko kosmetika, toko kelontong) sehingga harganya pun

mempunyai range yang pas terhadap setiap income level.3 Bahkan, Hasil

survei yang dilakukan oleh Spire Research & Consulting belum lama ini

menunjukkan, remaja berusia 13-18 tahun memang mengetahui dan

menyukai Pond’s. Dari 1.000 responden di lima kota (Jakarta, Semarang,

Surabaya, Medan, dan Makassar), sebesar 40%-nya menyatakan

mengetahui dan 18%-nya menyukai merek Pond’s. “Putih Kembali Dalam

7 Hari” menjadi poin utama dalam kampanye penjualan Pond’s Flawless

White dengan slogan “ Putih dan Bersinar Itu Mudah!” dengan maksud

untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa memiliki kulit putih bersinar

cerah tidaklah sesulit yang dibayangkan, dan Ponds Flawless White akan

2

Taufik Hidayat, Babak Baru Pertempuran Dua Raksasa,20 Juni 2007. http://taufiek.wordpress.com/2007/06/20/babak-baru-pertempuran-dua-raksasa/ 3Agung, Ada Cinta di Iklan Ponds, 8 Februari 2008

.

(18)

commit to user

membantu mewujudkannya.Sebabapabila terawat sejak dini, kondisi kulit

akan tetap prima sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri.

Selain itu, jika dicermati dari data belanja iklan hasil riset AC

Nielsen, tahun 2005 belanja iklan Pond’s (semua varian) mencapai Rp

377,46 miliar, meningkat cukup signifikan dibanding tahun 2004, yang

hanya Rp 267,21 miliar.4 Awalnya, Unilever mengangkat nama Pond’s

Institute, agar konsumen mempersepsi bahwa produk ini bersifat ilmiah

dan maju. Namun belakangan, Unilever juga mulai mengarah ke iklan

yang bersifat lebih emosional untuk lebih menggugah perasaan audience.

Sebab iklan dengan daya tarik emosional sangat mungkin untuk

mengarahkan audience memilih objek yang diiklankan.

Persaingan yang semakin ketat antara produsen moisturizer tidak

hanya disebabkan konsumen yang semakin selektif, sadar harga, banyak

menuntut, dan didekati oleh banyak produsen moisturizer melalui

sejumlah program kampanye produk. Disisi lain, kemajuan teknologi

komunikasi juga ikut berperan meningkatkan intensitas persaingan karena

teknologi komunikasi memberi pelanggan akses informasi yang lebih

banyak tentang berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan.

Artinya, pelanggan memiliki lebih banyak pilihan dalam menggunakan

uang yang dimilikinya.

Sejalan dengan perkembangan jaman, media iklan pun kini telah

mengalami perkembangan yang begitu pesat. Dari yang sebelumnya hanya

4Taufik Hidayat, Op Cit, Juni2007.

(19)

commit to user

sebatas pada penggunaan reklame, sekarang telah berkembang menjadi

billboard, iklan televisi komersial, sampai pada media internet. Ponds

Flawless White menggunakan iklan di televisi sebagai media promosi

karena televisi mempunyai jaringan yang luas, jutaan orang menonton

televisi setiap harinya, dan hampir semua konsumen yang berpotensi

membeli Ponds Flawless White mempunyai televisi.

Semakin kreatif dan variatifnya desain tayangan iklan televisi juga

tampaknya menjadi tantangan tersendiri bagi produsen dalam membuat

suatu iklan produk yang benar-benar berbeda dari yang lain. Kreatifitas

iklan tergantung pada kekuatan ide, yang menjadi penentu apakah

audience akan tertarik pada iklan tersebut atau tidak. Oleh karena itulah

diperlukan adanya strategi periklanan yang efektif dalam upaya membuat

iklan tersebut agar tampil berbeda dari iklan lain. Untuk menghasilkan

sebuah iklan yang efektif dalam penyampaian pesannya diperlukan

kreativitas yang tinggi. Iklan yang berhasil adalah iklan yang mampu

mencuri perhatian audience. Salah satu bentuk iklan yang dapat dikatakan

berbeda dengan iklan-iklan lainnya adalah Pond’s Flawless White “7 Days

to Love”. Iklan ini dibuat layaknya sinetron percintaan bersambung

dengan bentuk iklan sekuel sehingga diharapkan dapat membuat penonton

penasaran dan akan selalu menanti kelanjutan cerita iklan tersebut.

Pond Flawless White “7 Days to Love” yang mendapat

penghargaan Indonesian Best Brand versi majalah Swa ini tidak

(20)

commit to user

sebelum dan sesudah memakai produk, yang pada umumnya menjadi ide

untuk iklan pemutih wajah. Namun lebih pada emotional benefit melalui

cerita perjalanan cinta seorang perempuan bernama Carrie. Iklan ini

merupakan iklan drama bersambung dengan daya tarik emosional yang

mengajak audience untuk masuk kedalam cerita tersebut, lalu

mengarahkan audience untuk merekam informasi dan secara bersamaan

audience juga bisa merasa terhibur. Secara keseluruhan iklan Pond’s

Flawless White “7 Days to Love” ini tidak hanya menghibur namun juga

mampu membuat audience berpikir, sebab emosi seseorang juga dapat

diarahkan melalui sebuah iklan.

Dalam penelitian ini, peneliti menitikberatkan keistimewaan iklan

Ponds Flawless White “7 Days To Love” pada bentuk serta daya tarik

pesan iklan dimana iklan tersebut merupakan iklan drama bersambung

yang lebih menonjolkan emosional message. Iklan dengan daya tarik

emosional sangat mungkin mengarahkan audience untuk memilih produk

yang diiklankan. Iklan jenis ini juga dikatakan melekat lebih lama dalam

ingatan audience dibandingkan dengan pesan iklan non emosional. Iklan

dengan daya tarik emosional dapat menimbulkan efek suasana hati dan

perasaan positif pada audience.5 Hampir senada dengan Belch, Wells juga

menyatakan bahwa emotional appeals membuat seseorang lebih menyukai

dan mengingat akan iklan dibandingkan dengan informational appeals.

Adapun langkah Ponds untuk mengkomunikasikan emotional benefit,

5

(21)

commit to user

membuat iklan ini menjadi lebih personal, dan dengan pesan yang sifatnya

emosional iklan dapat bertahan lebih lama dalam benak audience sehingga

tidak mudah dilupakan. Pada dasarnya perempuan memiliki karakteristik

yang sama, yakni mudah terstimuli oleh pesan emosional. Ponds dengan

cerdik mengemas semua hal emosional itu dalam iklan Ponds Flawless

White “7 Days To Love”.

Cinta dan perempuan adalah dua hal yang menjadi ide dasar cerita

iklan ponds. Iklan televisi Ponds Flawless White “7 Days To Love”

menegaskan sebuah produk perawatan kulit wajah yang akan

mengantarkan perempuan untuk akhirnya bertemu dengan cinta sejati.

Manajer Pemasaran Skin Care PT Unilever, Ira Noviarti menyatakan, melalui iklan tersebut, emotional benefit

Ponds dikomunikasikan kepada khalayak melebihi

functional benefit-nya. Iklan televisi Ponds versi ini lebih

mengaitkan manfaat produknya pada keuntungan

emosional (merasa dicintai / kebutuhan akan cinta).6

Sementara itu Fiona Anjani Foebe, Senior Brand Manager Ponds mengatakan bahwa sebagai pelembab (moisturizer) dan pemutih wajah (whitening), Ponds tidak hanya meyakini dan menghargai keinginan perempuan Indonesia untuk mempercantik warna dan kualitas kulitnya, namun juga membantu dalam menciptakan perasaan cantik, bahagia, dan nyaman pada diri setiap perempuan untuk mencintai dan dicintai.7

6

Santi Puspitasari, Hubungan Pesan Iklan Televisi Ponds Flawless White “ 7 Days To Love” Dengan Sikap Perempuan Surabaya, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, 2009. Hal.4.

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=14&submit.y=16&submit=prev&page=5&qual=h igh&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F2009%2Fjiunkpe-ns-s1-2009-51404012-11441-ponds_flawless-chapter1.pdf

7

Siaran Pers Unilever, Ponds Flawless White Temani Bunga Citra Lestari Temukan Cinta Sejatinya, 6 November 2008.

(22)

commit to user

Wajah adalah jendela hati, artinya wajah mencerminkan hati kita.

Kulit wajah yang sehat terawat dan cerah bercahaya akan membantu

memberi rasa percaya diri dan kenyamanan sehingga inner beauty pun

terpancar. Dengan kondisi ini perempuan pun tidak lagi ragu untuk

menemukan pasangan cinta sejatinya.

Iklan televisi Ponds Flawless White 7 Days to Love bercerita

tentang sepasang kekasih yang memadu janji dan kemudia harus berpisah

sementara waktu karena pekerjaan. Namun dalam kurun waktu 5 tahun

sang perempuan menemukan berita di sebuah majalah bahwa sang pujaan

hati akan mengikat janji dengan perempuan lain. Kaget dan sedih ia

termenung sejenak sambil berpikir apa yang harus dilakukan. Hingga

kemudian perempuan ini tertarik pada satu etalase yang memajang produk

kecantikan kulit wajah Ponds Flawless White. Si perempuan kemudian

mencoba perawatan dari Ponds tersebut dan dalam waktu singkat kulit

wajahnya tampak cerah, sehat, dan bersinar. Ditempat terpisah, sang

pujaan hati yang dalam hitungan hari akan menikah dengan tunangannya

ternyata mengalami keributan. Disitulah kemudian sang pria mulai

mengalami kebimbangan apakah akan menikahi wanita yang ada

dihadapannya kini, atau sang pujaan hati yang sudah terpisah 5 tahun yang

lalu.

Iklan yang mendapat predikat ‘iklan kreatif dan sarat pesan’

(berdasarkan pooling kaskus) serta most memorable TV commercials oleh

(23)

commit to user

di Asia Pasifik. Iklan tersebut ditayangkan pula di sejumlah negara dengan

bahasanya masing-masing. Selain itu, merek Ponds juga meraih

penghargaan “Top Brand 2009” yang diselenggarakan oleh Frontier

Consulting Group bekerjasama dengan Majalah Marketing.8 Top Brand

adalah sebuah penghargaan yang digagas berdasarkan survei yang

dilakukan secara konsisten, komitmen tinggi, dan pengukuran yang

didasarkan atas konsep yang solid. Top Brand juga merupakan pengakuan

dari konsumen terhadap sebuah merek sebab Top Brand merupakan hasil

survei yang dilakukan terhadap konsumen.

Hasil survei yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group bekerjasama dengan Majalah Marketing ini merupakah hasil survei berskala nasional. Survei ini dilakukan di 6 kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar) dengan melibatkan sebanyak 3.000 responden per kategori. Kepada responden ditanyakan tentang merek yang paling diingat, yang dibeli atau dikonsumsi, dan kecenderungan untuk memilih merek itu kembali.9

Karena sejumlah pencapaian inilah penulis merasa tertarik untuk meneliti

lebih lanjut tentang iklan Ponds Flawless White versi 7 Days to Love

kaitannya dengan minat beli konsumen.

Iklan sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi dikatakan

efektif apabila dapat menghasilkan efek-efek atau perubahan seperti yang

diharapkan oleh komunikator, seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Efek tersebut lah nantinya yang akan memberi tahu apakah kegiatan

pengkomunikasian itu berhasil atau tidak. Iklan bukan hanya sebuah

8

Herni, Diana, dkk, Peranan Biaya Promosi Terhadap Hasil Penjualan Ponds Flawless White, http://www.scribd.com/doc/20926396/Peranan-Biaya-Promosi-Terhadap-Hasil-Penjualan, 2008. 9

(24)

commit to user

komunikasi massa yang bertujuan menanamkan informasi saja. Namun

lebih dari itu, dengan adanya informasi akan mengembangkan tendensi

tertentu berkaitan dengan kemampuan iklan tersebut dalam memperoleh

perhatian, menggugah perasaan, serta mempengaruhi perilaku orang yang

melihatnya. Adapun iklan Ponds Flawless White “7 Days To Love”

merupakan iklan stop motion / bersambung yang sarat daya tarik pesan

emosional.

Setiap unsur yang digunakan dalam iklan seperti pengemasan,

pesan melalui testimoni, penggunaan talent, dan tema cerita iklan pasti

melalui banyak pertimbangan. Terlebih lagi dalam pembuatan iklan

televisi, mengingat media televisi dapat menampilkan audio sekaligus

visual sehingga pesan iklan dapat diolah dengan lebih kreatif. Khusus

untuk iklan televisi, desain iklan yang unik dan menarik serta mengena di

benak khalayak dapat pula menjadi salah satu kunci minat beli khalayak

kelak terhadap produk yang diiklankan tersebut, selain karena adanya

frekuensi dan intensitas menonton tayangan iklan. Sebab dengan desan

iklan yang unik dan menarik tentunya khalayak juga akan tertarik untuk

mengetahui lebih jauh tentang produk yang diiklankan hingga pada

akhirnya timbul keinginan dalam diri khalayak. Keinginan tersebut dapat

pula dikatakan sebagai minat untuk membeli produk. Minat untuk

membeli yang dimaksud disini baru sebatas keinginan saja, belum sampai

(25)

commit to user

Dalam menimbulkan minat beli dapat digunakan unsur-unsur

dalam iklan seperti penggunaan endorser sebagai penyampai pesan

penjualan. Dengan menggunakan public figure sebagai endorser

diharapkan pesan penjualan yang disampaikan akan lebih diperhatikan dan

mengena pada khalayak. Selain itu, ada beberapa unsur lain yang dapat

digunakan dalam iklan yaitu pesan iklan, jalan cerita iklan, dan backsound

seperti dalam iklan Pond Flawless White “7 Days To Love”. Melalui

unsur-unsur inilah sebuah iklan menyampaikan pesan penjualannya

kepada khalayak. Terutama dalam iklan televisi, dimana semua unsur

tersebut dapat diolah secara lebih maksimal karena televisi mampu

menampilkan gambar bergerak dan suara.

Sementara itu, selain karena adanya terpaan iklan, minat beli ini

juga dapat terjadi apabila ada apresiasi yang baik dari khalayak terhadap

iklan yang ditayangkan, yakni berupa persepsi terhadap produk itu sendiri.

Persepsi merupakan pengalaman tentang suatu objek, peristiwa, ataupun

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli

inderawi.10 Sedangkan Kotler menyebut persepsi sebagai proses memilih,

menata, dan menafsirkan stimuli agar memiliki makna tertentu. Persepsi

khalayak terhadap suatu produk yang diiklankan muncul setelah khalayak

menonton tayangan iklan tersebut. Informasi yang diperoleh khalayak

melalui iklan, kemudian diolah dan diproses sehingga memunculkan

10

(26)

commit to user

persepsi tersendiri di benak khalayak terhadap produk tersebut. Persepsi

terhadap suatu produk dapat dipengaruhi oleh sejumlah hal, seperti

manfaat, harga, kemasan, ukuran, kualitas dan lain sebagainya. Persepsi

ini akhirnya membentuk preferensi atau pilihan yang menentukan apakah

seseorang berminat membeli atau tidak terhadap suatu produk.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan

(frekuensi dan intensitas, serta penilaian desain iklan) dengan minat beli

yang diantarai oleh persepsi konsumen terhadap produk. Efek media yang

diamati hanya sampai pada efek afektif (minat beli) , dan belum sampai

pada tindakan pembelian nyata.

Lokasi dan responden penelitian yang dipilih yakni mahasiswi

jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler UNS angkatan 2008. Alasan utama

peneliti adalah karena ketersediaan data. Dipilihnya mahasiswi

(perempuan) dengan rentang usia 20-30 tahun sebagai objek penelitian

adalah karena produk pelembab dan pemutih wajah Pond's Flawless White

memang ditujukan untuk perempuan remaja hingga dewasa pada

umumnya, dimana perempuan dengan rentang usia tersebut lebih

mendambakan kulit wajah yang putih, sehat, tidak pucat, dan bersinar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian lebih jauh dengan mengambil judul Terpaan Iklan

dan Minat Beli (Studi Korelasi Terpaan Iklan Ponds Flawless White “7

(27)

commit to user

Ilmu Komunikasi Non Reguler Angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret

Surakarta).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Ponds

Flawless White “7 Days To Love” di televisi dengan minat beli pada

mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler Angkatan 2008

Universitas Sebelas Maret Surakarta?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara terpaan iklan Ponds

Flawless White “7 Days To Love” di televisi dengan persepsi

mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler Angkatan 2008

Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap produk Pond’s Flawless

White?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi produk

dengan minat beli mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler

Angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap produk

Ponds Flawless White?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara

terpaan iklan Ponds Flawless White “7 Days To Love” dengan minat

beli pada mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler Angkatan

(28)

commit to user

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara

terpaan iklan Ponds Flawless White “7 Days To Love” di televisi

dengan persepsi mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Non Reguler

Angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap produk

Pond’s Flawless White.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara

persepsi produk dengan minat beli mahasiswi Jurusan Ilmu

Komunikasi Non Reguler Angkatan 2008 Universitas Sebelas Maret

Surakarta terhadap produk Ponds Flawless White

D. Manfaat

1. Manfaat Akademis

Penelitian mengenai terpaan iklan dan minat beli yang diantara oleh

persepsi terhadap produk ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya tentang terpaan

iklan, minat beli, dan persepsi.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan kontribusi bagi praktisi periklanan untuk mengetahui

sejauh mana terpaan iklan mempengaruhi minat beli khalayak dan

bagaimana persepsi terhadap produk yang diiklankan dapat

mempengaruhi minat beli.

b. Menjadi rujukan bagi praktisi periklanan dalam memproduksi

rancangan iklan yang mampu menciptakan persepsi yang positif

(29)

commit to user

E. Kerangka Pemikiran dan Teori

1. Kerangka Pemikiran

Didalam upaya menggambarkan dan mempermudah maka untuk

mengetahui jalannya penelitian ini, digambarkan skema kerangka

pemikiran penelitian, sebagai berikut :

Gambar I.1 Kerangka Pemikiran

Iklan menyebarkan informasi, mengenalkan produk, serta

keunggulan produk kepada konsumen. Berbagai upaya dan strategi

kreatif dilakukan produsen suatu produk agar tayangan iklannya di

televisi tampil bagus, menarik, dan eksklusif. Salah satu caranya

adalah dengan membuat penilaian desain iklan sekreatif mungkin,

berbeda dari iklan-iklan produk sejenis lainnya. Misalnya dengan

membuat iklan dengan bentuk sekuel atau stop motion yang lebih

menonjolkan sisi emosional ketimbang informasional, seperti yang VARIABEL INDEPENDEN

Terpaan Iklan Pond’s Flawless White (x)

VARIABEL DEPENDEN

Minat Beli (y)

VARIABEL ANTARA

Persepsi Terhadap Produk (z)

Frekuensi dan Intensitas (X1)

(30)

commit to user

dilakukan Unilever untuk iklan produknya, Ponds Flawless White.

Bentuk iklan yang cenderung berbeda dari iklan kategori skin

lightening pada umumnya ini hadir sebagai terobosan baru yang pada

akhirnya diharapkan mampu menggugah perasaan audience,

khususnya perempuan, agar tidak hanya mempercantik warna dan

kualitas kulitnya saja namun juga menciptakan perasaan cantik,

bahagia, dan nyaman pada dirinya untuk mencintai dan dicintai.

Melalui pesan iklan yang lebih mengangkat sisi emotional benefit serta

bentuk iklan bersambung inilah, kemudian diasumsikan bahwa ada

kaitan antara terpaan iklan Pond’s Flawless White “7 Days to Love”,

yang mencakup frekuensi, intensitas, dan penilaian desain iklan

dengan minat beli terhadap produk Pond’s Flawless White. Disamping

itu, minat beli ini juga dapat terjadi apabila ada apresiasi yang positif

terhadap produk yang diiklankan, melalui persepsi khalayak mengenai

produk itu sendiri. Maka dalam penelitian ini ingin menjelaskan

seberapa besar hubungan antara terpaan iklan Pond’s Flawless White

“7 Days to Love” dengan minat beli, serta apakah persepsi khalayak

terhadap produk Pond’s Flawless White juga mempengaruhi minat

beli.

2. Kerangka Teori

Iklan menurut Dendi Sudiono adalah salah satu bentuk

komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu

(31)

commit to user

memperoleh sambutan baik.11 Iklan berusaha untuk memberikan

informasi, membujuk, dan meyakinkan. Dibandingkan dengan

bentuk – bentuk komunikasi lain, periklanan merupakan suatu

sarana komunikasi yang dipergunakan dalam dunia perdagangan

oleh produsen guna meraih lebih banyak calon pembeli dengan

biaya rendah, dalam waktu yang lebih singkat, namun dampaknya

akan melekat lebih lama pada ingatan audience.

Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau

membangkitkan kesadaran akan merk (brand awarness), citra merek

(brand image), citra perusahaan (coorperate image), membujuk

khalayak untuk membeli produk yang ditawarkan dan memberikan

informasi.

Sanjeev Verma dalam jurnalnya “Do All Advertising Appeals

Influence Consumer Purchase Decision : An Explanatory Study” yang

diterbitkan pada Oktober 2009 mengatakan bahwa Advertising is a

promotional activity for marketing goods and services. Execution

strategies employed in advertising range from the informational to the

emotional. Among those designed to stir emotions or rouse particular

feelings.12 Iklan merupakan kegiatan promosi untuk pemasaran barang

dan jasa. Pelaksanaan strategi pada iklan sifatnya luas mulai dari yang

11

Dendi Sudiono, Komunikasi Periklanan Cetak, Bandung, Remaja Rosdakarya Karya,1986 .Hal 1.

12

(32)

commit to user

bersifat informasional sampai ke emosional. Diantaranya dirancang

untuk menggerakkan emosi dan membangkitkan perasaan konsumen.

Peter dan Olson menyatakan pada prakteknya iklan telah dianggap sebagai image management (manajemen citra) yakni menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling utama adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Tantangan besar yang dihadapi iklan dalam mengembangkan pesan atau informasi dalam iklan adalah menangkap perhatian mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat.13

Iklan yang efektif harus memiliki strategi pendekatan tertentu agar

komunikasi yang disampaikan tepat sasaran, yakni mampu

menciptakan brand awwarness dalam diri khalayak, sehingga pada

akhirnya akan mampu menciptakan penjualan dan memelihara

loyalitas konsumen. Pendekatan tersebut harus mampu mencapai

tujuan iklan yaitu persuasi. Berkaitan dengan hal tersebut, komunikasi

sangat diperlukan dalam pemasaran produk, dalam konteks ini adalah

melalui iklan, terutama untuk memberitahu konsumen mengenai

tersedianya suatu penawaran, keuntungan yang didapat melalui

penawaran tersebut, serta dimana dan kapan dapat digunakannya

penawaran tersebut. Secara ringkas, komunikasi pemasaran adalah

proses penyebaran informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak

ditawarkannya (offering) pada pasar sasaran. Tujuan komunikasi tidak

hanya mendorong pembelian pertama tetapi juga memastikan kepuasan

13

(33)

commit to user

pembelian serta meningkatkan terjadinya pembelian berulang sehingga

pembeli tersebut menjadi pelanggan yang loyal. 14

Menurut Sutisna, peran penting komunikasi dalam suatu pemasaran adalah membujuk konsumen potensial untuk melakukan pembelian, atau paling tidak memiliki minat untuk melakukan pembelian. Selain itu komunikasi berperan untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen mengenai keberadaan produk di pasar. 15

Keseluruhan tahap proses komunikasi pemasaran digambarkan sebagai berikut :

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia.

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi

merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara

14

Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communication, Pustaka Pelajar Offset, 2003, Hal 23.

15

Sutisna, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, PT Remaja Rosdakarya, 2002, Hal.266.

Sumber Encoding Transmisi Decoding Tindakan

[image:33.595.146.513.162.574.2]

Pemasaran Agency iklan, tenaga penjualan, iklan personal selling, sales promotion public relation, direct marketing. Radio, TV, surat kabar, majalah, brosur. Respons dan interpretasi oleh penerima Perilaku Konsumen umpan balik

Gambar 1.2 : Model Komunikasi Pemasaran

(34)

commit to user

berurutan (ada tahapan) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun

waktu tertentu. Begitu pula dengan iklan, yang dinyatakan disini

adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya.

Dalam iklan penyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan. Secara sederhana, iklan berarti proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui suatu media. Sementara yang

dimaksudkan dengan komunikasi massa (mass

communication) di sini adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.16

Komunikasi massa didefinisikan oleh Melvin De Fleur dan Everette E

Dennis sebagai berikut :

Mass communications is process in which professional communicators use media to dessiminate message widely, rapidly, and continually to arouse intended meaning in large and diverse audiencess in attemps to influence them in a variety of ways. Tentang jenisnya dilanjutkan sebagai berikut the major mass media therefore are print (books, magazine, and newspaper), film (principally commercial motion pictures) and broadcasting (radio and Tv).17

Menurut mereka komunikasi massa adalah sebuah proses

dimana komunikatornya adalah profesional yang menggunakan media

untuk menyebarkan pesan secara luas, cepat dan teratur untuk

menimbulkan saling pengertian pada audience yang besar dan

16

Onong Uchyana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, 2003, hal.79.

17

Melvin De Fleur dan Everette E Dennis, Understanding mass Communication 2nd ed,

(35)

commit to user

heterogen dengan macam-macam cara untuk mempengaruhi mereka.

Jenisnya meliputi buku, majalah, film, radio dan televisi.

O’Sullivan, Hartley, Saunders, Montgomery dan John Fiske

dalam buku Key Concepts in Communication and Cultural Studies

menambahkan bahwa komunikasi massa :

…usually understood as newspapers, magazine, cinema, television, and advertising; sometimes including book publishing (especially popular fiction) and music (the pop industry).

…mass communications is the practice and product of providing leisure entertainment and information to an unknow audience by means of corporately financed, industrially produced, state-regulated. High technology, privately consumed commodities in the modern print, screen, audio and broadcast media.18

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi massa

biasa diketahui sebagai koran, majalah, bioskop, televisi dan iklan;

kadang juga termasuk penerbit buku khususnya fiksi popular dan

industry pop; musik. Komunikasi massa adalah praktek dan produk

yang menyediakan hiburan, rekreasi dan informasi kepada pemirsa

yang tidak diketahui yang dibiayai oleh suatu korporat, menghasilkan

industri dan diatur oleh negara. Teknologi tinggi, komoditas pribadi

yang dinikmati melalui percetakan modern, layar, audio dan media

penyiaran.

18

(36)

commit to user

Iklan merupakan bagian dari komunikasi massa. Seperti kita

ketahui, iklan banyak digunakan untuk mempengaruhi calon konsumen

yang sifatnya masif agar tertarik membeli suatu produk.

“Advertising can be used to build up a long-term image for a

product or trigger quick sales ”. Artinya, iklan dapat digunakan untuk

membangun citra jangka panjang untuk suatu produk atau sebagai

pemicu penjualan-penjualan cepat. Disadari atau tidak, iklan dapat

berpengaruh tetapi juga dapat berlalu begitu cepat. Iklan sangat unik

karena iklan dapat mencapai tujuan meskipun disampaikan dengan

panjang lebar dan terkadang membingungkan19.

Menurut William Wells : advertising is paid nonpersonal

communication from an identified sponsor using mass media to

persuade of influence an audiens20. Iklan adalah sebuah komunikasi

nonpersonal yang dibayar oleh sponsor yang dikenal melalui media

massa dan untuk mempengaruhi audiens. Dari definisi ini terlihat ada

unsur media massa dan unsur tujuan iklan yaitu untuk mempengaruhi

audiens

Dalam bukunya, Terence A. Shimpmenyebutkan bahwa tujuan

dan fungsi periklanan adalah sebagai berikut :21

19

The Tool for Integrated Marketing Communication , Hal.9

http://www.scribd.com/doc/22324576/kotler17-Designing-and-Managing-Integrated-Marketing-Communications.

20

Op Cit, 2002, Hal.276. 21

(37)

commit to user

1. Informing : iklan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, memdidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Periklanan memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru, meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang. Periklanan menampilkan peran informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya- dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek yang telah ada.

2. Persuading : tujuan periklanan ini yaitu membangun preferensi pada merek tertentu. Iklan ini bermaksud untuk mempersuasi dan membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik. 3. Reminding : iklan ini lebih cocok untuk produk yang sudah

memasuki tahap kedewasaan. Iklan pada tahap ini bertujuan meyakinkan pembeli produknya bahwa mereka memilih produk yang tepat. Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. Periklanan lebih jauh di demonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek (brand switching) dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli suatu merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.

(38)

commit to user

Ilustrasi dengan pendekatan afektif cenderung menggunakan

emotional appeal. Salah satu bentuknya dalam iklan adalah

menghubungkan antara bentuk penawaran dengan perasaan konsumen,

misalnya pengalaman hidup atau kejadian yang menguras perasaan

serta air mata. Daya tarik emosional yang muncul dalam ilustrasi iklan

dikelompokkan menjadi empat kategori. Yang pertama adalah

pendekatan daya tarik kesedihan dan penderitaan (appeal to sorrow).

Dalam pola ini ilustrasi menggambarkan suatu suasana kesedihan yang

diharapkan dapat menumbuhkan respon afektif khalayak sehingga

merasa iba dan mencoba untuk membantu.

Kedua adalah pendekatan daya tarik ketakutan atau kekhawatiran

(appeal to anxiety). Dalam pola ini ilustrasi berupa penggambaran

akan suasana yang menakutkan dan atau mengkhawatirkan, yang

secara emosional akan mendorong khalayak untuk merasa takut atau

khawatir.

Pendekatan ketiga adalah pendekatan daya tarik kehangatan

(appeal to warmth). Dalam pola ini biasanya ilustrasi merupakan

penggambaran dari suatu suasana kebersamaan antar anggota keluarga

atau antar teman atau sahabat, suami-isteri, suasana percintaan yang

romantis dan menyenangkan dua sejoli dan tidak menutup

kemungkinan berupa penggambaran lain, misalnya seorang yang

(39)

commit to user

yang bermakna positif ini, artinya menimbulkan suasana senang,

terharu-bahagia.22

Liliweri melihat bahwa perhatian dapat ditingkatkan dengan

pemanfaatan pendekatan afektif ini. Dia mengungkapkan bahwa orang

lebih berminat jika suatu pesan iklan dapat membangun citra

hubungannya dengan pihak lain. Hubungan yang terbangun dan

nampak dalam ilustrasi iklan tersebut seakan-akan menggambarkan

realita hubungan sosial yang menyentuh perasaan atau emosi.

Hubungan sosial yang tergambar dalam iklan menjadi begitu menarik

karena hal tersebut yakni kedekatan sosial, merupakan salah satu sifat

dan kebutuhan dasar manusia sehingga materi pesan iklan yang

menggambarkan hubungan kebersamaan akan menarik perhatian

khalayak.

Daya tarik emosional yang keempat adalah pendekatan

persamaan derajat tanpa memandang perbedaan baik suku, agama, ras,

dan golongan maupun gender serta strata ekonomi sosial (appeal to

equity). Dalam pola ini ilustrasi menggambarkan suatu bentuk

solidaritas sosial dan bahkan perlawanan terhadap rekonstuksi sosial

yang ada di sekitar kita. Biasanya respon yang diharapkan cenderung

ke arah proses pembelajaran bahwa dalam hidup ini kita perlu berbagi.

Iklan dibentuk oleh beberapa elemen, berikut ini:

22

(40)

commit to user

§ Heard words yaitu kata – kata dalam iklan yang dapat membuat audience semakin mengerti maksud pesan iklan.

§ Musik yaitu backsound atau lagu yang ditampilkan § Seen words dapat mempengaruhi benak pemirsa

§ Picture yaitu meliputi objek yang digunakan, figur, adegan

§ Colour yaitu komposisi dan keserasian warna gambar serta cahaya

§ Movement yaitu gerakan yang terlihat dalam iklan dapat mempengaruhi emosi seseorang untuk larut di dalamnya.23

Televisi merupakan media terbaik bagi para pengiklan untuk

mencapai khayalak sasaran dan menyampaikan pesan yang dimaksud.

Iklan di televisi dianggap mempunyai jangkauan yang luas, dalam

sehari setiap orang bisa berjam-jam menonton televisi. Selain itu, iklan

di televisi lebih mengena di masyarakat karena bersifat audio visual

sehingga mereka bisa melihat sekaligus mendengar tayangan iklannya.

Konsumen bisa mengetahui model iklannya, produk yang diiklankan

dan maksud dari iklan tersebut. Umumnya iklan televisi juga

menghadirkan cerita-cerita pendek menyerupai karya film pendek. Dan

karena waktu tayangnya yang singkat, maka iklan televisi selalu

berupaya meninggalkan kesan mendalam pada benak khalayak. Iklan

televisi berperan penting dalam :24

23

kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008

24

The Tool for Integrated Marketing Communication , Hal.20

(41)

commit to user

1. Membangun dan mengembangkan citra positif bagi suatu

perusahaan dan produk yang dihasilkan, melalui proses

sosialisasi yang terencana dan tertata dengan baik.

2. Membentuk publik opini yang positif terhadap perusahaan atau

produk tersebut.

3. Mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap produk

konsumsi dan perusahaan yang memproduksinya.

4. Menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan

masyarakat luas, sehingga dapat terbentuk pemahaman dan

pengertian yang sama terhadap suatu produk atau jasa yang

ditawarkan pada masyarakat oleh perusahaan tersebut.

Kekuatan dan kelemahan televisi adalah sebagai berikut : 25

1. Kekuatan

a. Efisiensi biaya

Televisi mampu menjangkau audience secara luas, tidak hanya audience yang dapat dicapai media lain tetapi juga yang tidak dapat dijangkau media lainnya. Jangkauan luas/massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.

b. Dampak yang kuat

Televisi dengan audio dan visualnya mampu

mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor, sehingga memberikan dampak yang kuat pada indera penglihatan dan pendengaran.

c. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan mempengaruhi

persepsi masyarakat. Jutaan orang menonton televisi secara teratur, sebagai sumber berita, pendidikan dan

25

(42)

commit to user

hiburan. Kebanyakan konsumen lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali.

2. Kelemahan

a. Biaya yang besar

Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala rendah, namun biaya produksi dan penyiaran sangat besar. Apalagi bila menggunakan artis terkenal dan penayangan iklan berulang-ulang pada jam-jam siaran program eksklusif.

b. Khalayak yang tidak selektif

Iklan-iklan di televisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar tidak tepat, karena sifatnya yang massal sehingga pemirsanya sulit dipilah-pilah.

c. Kesulitan Teknis

Iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwal penayangannya, apalagi secara mendadak.

Sementara itu, disebutkan pula bahwa tidak semua iklan yang

disiarkan bisa diserap oleh konsumen, disebabkan oleh : 26

1. Sifat iklan itu sendiri yang mencerminkan sifat produk yang

diiklankan.

2. Sifat khalayak / pemirsa itu sendiri, dimana sebagian dari khalayak

sama sekali tidak mau disuguhi iklan, sedangkan sebagian lainnya

lagi memang commercial consummers.

3. Positioning iklan tersebut di dalam keseluruhan program siaran

televisi, saat-saat penyiaran, dan acara yang disela.

4. Perhatian pemirsa sering kali sangat ditentukan oleh kehadiran

orang lain di dalam ruang tempat menonton. Semakin banyak

26

(43)

commit to user

orang yang berada disitu, semakin kecil perhatian pemirsa terhadap

iklan.

5. Pemuatan iklan. Jika iklan disela diantara adegan-adegan yang

menarik dari suatu program yang banyak disukai orang, makin

banyak waktu yang dihabiskan pemirsa untuk melihat iklan

tersebut.

Keberhasilan sebuah iklan melalui media televisi dipengaruhi oleh

pesan dalam iklan tersebut. Pesan yang disampaikan komunikator

adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa

ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran, dan

sebagainya. Sesuai dengan yang dikemukakan Wilbur Schramm

mengenai syarat-syarat pesan yang dapat menghasilkan sebuah

keadaan yang ia sebut sebagai “ the condition of succes in

communications “ yang diterjemahkan oleh Onong Uchyana Effendi,

sebagai berikut : 27

-Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa

sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

-Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada

pengalaman yang sama antara komunikator dan komnikan

sehingga sama-sama dapat mengerti.

27

(44)

commit to user

-Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak

komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh

kebutuhan tersebut.

-Pesan harus menyarankan suatu cara untuk bisa memperoleh

kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat

komunikan berada pada saat ia digerakkan oleh tanggapan yang

dikehendaki.

Periklanan yang semakin marak di televisi, lambat laun dapat menimbulkan kejenuhan pada diri khalayak. Akibatnya sejumlah khalayak mulai menunjukkan sikap skeptis terhadap tayangan iklan. Iklan harus bisa “mencuat” dan diperhatikan dari tumpukan iklan lainnya. Prinsip pertama sebuah iklan adalah harus mencolok dan “berbeda” . Untuk tujuan ini iklan salah satu cara yang dapat dilakukan agar khalayak mau memperhatikan dan memproses pesan iklan adalah dengan menampilkan desain iklan yang memiliki efek mengaktifkan perhatian. Desain iklan tersebut meliputi endorser (bintang iklan), story (jalan cerita iklan), slogan iklan, backsound iklan, dan pesan iklan 28.

Setiap audience yang menonton tayangan iklan, tidak akan sama

dalam merespon pesan yang terkandung dalam iklan. Bagaimana

khalayak merespon pesan iklan (pemilihan pesan) dapat diterangkan

melalui teori selective influence yang terdiri atas empat prinsip,yaitu:29

1. Selective Attention (perhatian)

28

Max Sutherland and Alice K.Sylvester, Advertising and The Mind Of The Customer,

Gramedia, Jakarta, 2005, hal.142

29

Sumartono, Terperangkap Dalam Iklan Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi,

(45)

commit to user

Cara berpikir, pengetahuan, dan kepercayaan setiap orang terhadap sesuatu yg baru termasuk iklan tidaklah sama. Karena itu setiap orang hanya akan memilih

pesan yang bisa menarik perhatian atau

mempengaruhinya untuk membeli dan memakai suatu produk.

2. Selective Perception (pandangan)

Pilihan terhadap pesan yang didasarkan pada persepsi atau pandangan tertentu. Perbedaan penerimaan pesan terjadi karena terdapat perbedaan minat, kepercayaan, pengetahuan, sikap, dan kebutuhan.

3. Selective Recall (ingatan)

Prinsip ini merupakan suatu kecenderungan seseorang yang hanya mau memilih kembali pesan-pesan yang diingatnya saja.

4. Selective Action (tindakan)

Mengarahkan seseorang untuk memutuskan jenis produk apa yang dipilihnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua produk yang ditawarkan.

Sampainya pesan iklan kepada khalayak dapat disebut sebagai

terpaan media, dalam penelitian ini adalah terpaan iklan Pond’s

Flawless White “7 Days To Love” di televisi. Terpaan media tidak

hanya berarti masuknya media massa dalam suatu individu melainkan

juga bagaimana individu tersebut menggunakan media massa. Seperti

yang dikatakan Larry Shore bahwa “media exposure is ideal not only

with what a person is within pysical (range of the particular mass

medium) but also whether person is actually exposed to the message.

Exposure is hearing, seeing, reading, or most generally, experiencing,

with at least a minimal amount of interest the mass media message”.

(46)

commit to user

dekat dengan kehadiran media massa akan tetapi juga apakah orang

tersebut benar-benar terbuka dengan pesan-pesan media. Terpaan

merupakan suatu aktivitas atau perilaku mendengar, melihat, dan

membaca pesan media massa ataupun pengalaman dan perhatian

terhadap pesan tersebut”.30 Sementara itu Jalaluddin Rakhmat

mengungkapkan, terpaan media (media exposure) sebagai keadaan

terkena pada khalayak akan pesan-pesan yang disebarkan oleh media

massa.31 Terpaan media dalam hal ini terpaan iklan bila menggunakan

media yang tepat dan diarahkan sesuai dengan sasaran yang benar

maka terpaan iklan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku yang

diinginkan. Terpaan iklan merupakan suatu usaha mencari data

khalayak tentang penggunaan media, baik itu jenis media, frekuensi

penggunaan, durasi penggunaan (longevity), intensitas, hingga

pemahaman audiens mengenai pesan iklan itu sendiri. Pesan iklan

disini adalah mencakup penilaian desain iklan. Jadi terpaan iklan

Ponds Flawless White “7 Days To Love” di televisi adalah frekuensi

dan intensitas responden menonton iklan serta penilaian mereka

terhadap penilaian desain iklan Ponds White Beauty “7 Days To

Love” di televisi.

Menurut Robert Zacher, terdapat hubungan antara frekuensi

terpaan dengan kemampuan seseorang dalam mengingat sesuatu

30

Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Grup, 2009, Hal.206-207.

31

(47)

commit to user

dimana intensitas kesan terjadi dalam jangka waktu tertentu.32

Frekuensi merupakan tingkat keseringan seseorang dalam mengadakan

hubungan dengan objek benda atau orang.33 Definisi lain menyebutkan

frequency is the number of times an audience has an opportunity to be

exposed to the media vehicle or vehicles in a specified time span.

Frekuensi adalah jumlah keseringan seorang audience terkena terpaan

media khususnya iklan dalam waktu tertentu.34

Sedangkan intensitas adalah kedalaman seseorang dalam melihat

dan mendengar berita atau informasi yang disajikan di media massa,

kedalaman tersebut dilihat dari tingkat perhatian dan volume waktu

yang digunakan,35 sehingga terpaan media dapat diukur melalui

frekuensi dan intensitas penggunaan media.

Konsep terpaan media yang efektif ini dikemukakan oleh seorang

peneliti iklan, Alvin Achenbaum, bahwa terdapat ambang batas

minimum seseorang dapat dikatakan telah diterpa iklan jika telah

menonton iklan tersebut minimal tiga kali. Michael J. Naples, seorang

pakar pada Advertising Research Foundation juga menyatakan hal

serupa ....in general, around three exposures within a purchase cycle

are about adequate to lead to or maintain the desired level of brand

awareness and brand attitudes...”. Herbert Krugman, General Electric

32

Astrid S.Susanto, Filsafat Komunikasi, Bina Cipta, Bandung, 1987, Hal.216. 33

Bimo Walgito, Psikologi Sosial, yayasan Psikologi UGM, Yogyakarta, 1980, Hal.20. 34

Wells, Burnett, Moriarty, Advertising Principles and Practice,Mc.Graw-Hill International Adition,2000, Hal.537.

35

(48)

commit to user

Manager and Prominent Advertising menambahkan ”...also suggest

that a level about three exposures is needed..”.

Satu kali terpaan saja tidak akan cukup untuk

menyampaikan maksud iklan. Meskipun sudah

ditetapkan bahwa minimal 3 kali terpaan, namun belum ada yang mengetahui berapa pastinya terpaan yang dibutuhkan untuk memberikan dampak yang besar terhadap produk yang diiklankan. Terpaan iklan bisa saja menjadi efektif bila mencapai 3 hingga 10 kali. Kurang dari 3 terpaan tidak akan cukup memberikan pengaruh, sementara lebih dari 10 kali terpaan adalah terlalu berlebih dan tidak efektif. Sehingga ambang batas minimum seseorang dapat dikatakan telah diterpa iklan adalah jika telah menonton iklan tersebut minimal tiga kali.36

Sementara itu, selain frekuensi dan intensitas menonton iklan, hal

penting lainnya yang juga dapat berpengaruh memunculkan minat beli

khalayak adalah desain tayangan iklan. Desain adalah kerangka

bentuk; rancangan; motif 37. Sehingga penilaian desain iklan dapat

disimpulkan sebagai penilaian tentang rancangan kreatif iklan.

Penilaian yang positif mengenai desain suatu tayangan iklan

diasumsikan dapat berpengaruh pula pada minat beli khalayak.

Penilaian desain iklan ini erat kaitannya dengan perencanaan iklan,

yakni perencanaan kreatif. Dalam menyusun perencanaan iklan, ada

tiga aspek besar yang harus diperhatikan, yakni tujuan dan target iklan

(objectives and target selection), strategi dan taktik pesan (message

strategy and tactics), serta strategi dan taktik media (media strategy

36

Belch & Belch, Advertising and Promotion : An Intergrated Marketing Communications Perspective 6th Ed, The McGraw−Hill Companies, United States of America, 2003, Hal.320. 37

(49)

commit to user

and tactics)38. Dalam satu konsep kampanye iklan, hanya akan

terkandung satu tujuan. Tujuan dan target ini yang akan menentukan

aspek berikutnya, yakni strategi dan taktik pesan serta stategi dan

taktik media.

Strategi dan taktik pesan berbicara tentang perencanaan konsep

iklan dan bagaimana konsep tersebut dieksekusi. Dalam tahap ini akan

diputuskan banyak hal seperti siapa yang dipakai se

Gambar

Gambar 1.2 : Model Komunikasi Pemasaran
Gambar I.3 Teori  S – O - R
Gambar I.4 : Tangible & Intangible Component 48
Gambar 1.5 : Tahapan Respon Konsumen 58
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai pengaruh piutang dan persediaan terhadap perubahan laba telah dilakukan sebelumnya oleh Setiawan (2010) menguji kemampuan informasi keuangan

Maka gadai ( rahn ) dalam pandangan islam adalah harta yang dijadikan oleh pemiliknya sebagi jaminan utang dan kepercayaan terhadap utang, yang dapat dijadikan

Oleh karena itu, penulis merasa perlu merancang suatu animasi simulasi pembuatan paspor sebagai skripsi dengan judul “Perancangan Animasi 3D Simulasi Pembuatan

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota,

Latar belakang : UKM futsal STIE Yogyakarta yang mengalami penurunan kelincahan dikarenakan kurangnya menguasai teknik dasar permainan futsal, sehingga pemain

DRAFT.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan berinovasi adalah keterampilan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara baru dan melalui kebiasaan baru.

JENIS BELANJA. JENIS

Numa altura em que Timor-Leste diz “ seja um bom cidadão, seja um novo héroi para a nossa Nação” , acredito que este documento servirá para aumentar a sensibilização e