• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul PKB Senbud SD 2017 KK F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul PKB Senbud SD 2017 KK F"

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEDAGOGIK

:

PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK

Penulis:

Dra. Irene Nusanti, M.FA

PROFESIONAL

:

SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

Penulis:

Dr. Basuki Sumartono M.Sn. (Seni Rupa) Drs. Sidiq Nugraha, M.Sn (Seni Tari) Drs. Muh Anugraha,M.Pd. (Seni Musik) Dra. Wiwik Pudiastuti, M.Sn. (Keterampilan)

Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

(3)

Kata

Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. (al tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru UKG untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun . Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun dan akan dilanjutkan pada tahun ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: Moda Tatap Muka, Moda Daring Murni (online), dan Moda Daring Kombinasi kombinasi antara tatap muka dengan daring .

(4)

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

SumarnaSurapranata,Ph.D. N)P

(5)

Kata

Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru UKG dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter PPK dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang Sekolah Dasar ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

(6)

dosen perguruan tinggi, dan guru‐guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

PoppyDewiPuspitawati N)P.

(7)

Daftar

Isi

BagianIKompetensiProfesional...11

KegiatanPembelajaran1 SimbolDalamKaryaSeniRupaDuaDimensi...13

A. Tujuan ... B. Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... C. Uraian Materi ... KegiatanPembelajaran2 MengenalBiramaGantungDanAba‐Aba...55

Tujuan ... A.

(8)

Aktivitas Pembelajaran ...

KegiatanPembelajaran4 PewarnaanAlam...127

Tujuan ... A.

Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... B.

Uraian Materi ... C.

Aktivitas Pembelajaran ... D.

BagianIIKompetensiPeDagogik...157 KegiatanPembelajaran5 PengembanganPotensiPesertaDiklat...159

Tujuan ... A.

Kompetensi Dan )ndikator Pencapaian Kompetensi ... B.

Uraian Materi ... C.

(9)

 

Daftar

Gambar

Hal.

Gambar . Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh... Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka model )n‐On‐)n ... Gambar .Simbol Warna dalam Senirupa ... Gambar . Parang Bligon, Ceplok Nitik Kembang Randu ... Gambar . Parang Grompol ... Gambar . Parang Kusumo Ceplok Mangkoro ... Gambar . Parang Nitik ... Gambar . Sapit Urang ...

(10)

Gambar . Busana dan pelengkapannya disain rambut ... Gambar . Asesoris bagian kepala yang digunakan meliputi bros ... Gambar . Penari Bedhaya Ketawang menuju ke Pendapa ... Gambar . Pakaian Penari Bedhaya Ketawang ... Gambar . Tata busana secara keseluruhan ... Gambar . Perhiasan yang digunakan pada Tari Margapati ... Gambar . Kain panjang prada yang digunakan pada Tari Margapati ... Gambar . Angkin untuk penutup badan pada Tari Margapati ... Gambar . Tata busana Tari Denok di jalanan memakai sepatu sandal ... Gambar . Tata Busana Tari Denok Deblong di dalam ruangan tidak memakai sepatu sandal. ... Gambar . Cara memakai kain pada tari denok‐denok deblong ... Gambar . Rias dan BusanaTari Denok Deblong ... Gambar . Busana tari Keurseus ... Gambar . Tari Bondan ... Gambar . Panji/Pamindo,Rumyang,Tumenggung,dan Klana ... Gambar . Topeng Klana Cirebon ... Gambar . Busana penari Lengger Putri ... Gambar . Busana tari putra ... Gambar . Celana cinde ... Gambar . Kain parang ... Gambar . Bara ...

(11)
(12)

Gambar . Memblender daun ... Gambar . Pewarnaan teknik gosok ... Gambar . Pewarnaan dengan kuas pada kertas dan kain ... Gambar . Teknik celup ...

Daftar

Tabel

Hal.

(13)

Pendahuluan

Latar

Belakang

A.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan merupakan mata pelajaran yang sangat strategis, dengan demikian diperlukan keseriusan dalam pengelolaan pembelajarannya. Muatan seni budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik )ndonesia Nomor tahun tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni,

belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Domain yang ditegaskan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah dalam modul ini adalah agar guru lebih memahami dalam membuat karya seni rupa dua dimensi dengan menggunakan simbol‐simbol sacara sederhana; menjelaskan pengertian birama gantung serta mampu menerapkan birama gantung; Mengenal busana tari, penggunaan busana tari pada sebuah tari, mengeksplorasi busana sebagai sumber penciptaan karya tari, memperluas penampilan suatu karya tari dengan busananya dan mempertunjukkan hasil kreatifitas tari; menyebutkan bahan warna alam, menguraikan cara pembuatan bahan warna alam, membuat

(14)

kejelasan/klarifikasi, membantu menerjemahkan gagasan perasaan dan reaksi peserta didik ke dalam bentuk‐bentuk karya seni yang terorganisasi secara estetis Jefferson, . Dengan demikian, dalam modul ini pada salah satu kegiatan pembelajarannya juga diberikan materi pedagogik Tentang pembelajaran yang mendidik yang harus dipelajarinya. Karena guru menjadi ujung tombak dalam aktivitas pembelajaran yang pada akhirnya guru menjadi inspirator dalam kegiatan pembelajaran seni. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru juga dituntut selalu memberikan penguatan pendidikan karakter kepada para peserta didik .

Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai enkulturisasi dan sosialisasi . Peserta didik harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang‐kurangnya ada lima hal paling mendasar, yaitu berkaitan dengan religi, nasionalisme, mandiri, gotong royong dan memiliki integritas.

Pendidikan karakter sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai‐nilai yang berkaitan dengan maknawi sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.

Nilai‐nilai positif dan yang dapat diajarkan diantaranya budi pekerti yang luhur adalah amal saleh, amanah, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani memikul resiko, berdisiplin, beriman dan bertaqwa, berinisiatif, berkepribadian, bersahaja, bersemangat, bersyukur, bertanggung jawab, tenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat, ikhlas, jujur, dan kreatif

(15)

Tujuan

B.

Setelah mempelajari modul ini Saudara dapat:

Membuat karya seni rupa dua dimensi dengan menggunakan simbol‐simbol sacara sederhana; mampu menerapkan birama gantung; Mengenal penggunaan busana tari sebagai sarana memperluas penampilan suatu karya tari hasil kreatifitas; membuat warna alam untuk kertas dan kain; disamping itu juga memahami cara mengembangkan potensi peserta didiknya berdasarkan bakat dan minat yang dimilikinya.

Peta

Kompetensi

C.

Ruang

Lingkup

D.

(16)

. Pengetahuan jenis zat warna alam, bahan warna alam, alat pembuatan warna alam, mordanting, proses pembuatan warna alam, proses pewarnaan alam, proses fiksasi, teknik pewarnaan alam pada kertas dan kain

. Masuk pada materi Pedagogik yang di dalamnya mengulas tentang pengembangan potensi peserta didik

Cara

Penggunaan

Modul

E.

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka )n‐On‐)n. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar . Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

(17)

1. DeskripsiKegiatanDiklatTatapMukaPenuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.

Gambar . Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

(18)

untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukanaktivitaspembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi‐materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

(19)

e. PersiapanTesAkhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. DeskripsiKegiatanDiklatTatapMukaIn‐On‐In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model )n‐On‐)n adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In ServiceLearning )n‐ , on the job learning On , dan InServiceLearning )n‐ . Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka )n‐On‐)n tergambar pada alur berikut ini.

(20)

kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

langkah‐langkah penggunaan modul

b. InServiceLearning1(IN‐1)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok seni budaya dan keterampilan, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada )N .

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

(21)

c. OntheJobLearning(ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi seni budaya dan keterampilan, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada inservicelearning )N . Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas‐tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada )N dan sesuai dengan rambu‐rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

)n Service Learning )N‐

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk‐produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me‐review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

d. PersiapanTesAkhir

(22)

No KodeLK NamaLebarKerja Keterangan

. LK. . Mempresentasikan menerapkan simbol

dalam karya seni rupa dua dimensi. TM, )N

LK. . . Membuat karya seni yang menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi.

TM, )N

. LK. . .

LK. . .

. LK. . .

LK. . .

. LK. . .

. LK. . .

. LK. . .

LK. .

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh )N : Digunakan pada )n service learning ON : Digunakan pada on the job learning

(23)

Bagian

I

Kompetensi

Profesional

 

 

   

(24)
(25)

Kegiatan

Pembelajaran

1

Simbol

Dalam

Karya

Seni

Rupa

Dua

Dimensi

Pendidikan seni merupakan media untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membangun anak‐anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan‐aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan pada, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. (al tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini diolah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.

Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis

(26)

pembelajarannya. Muatan seni budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik )ndonesia Nomor tahun tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran seni budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran seni budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan seni budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni,

belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Domain yang ditegaskan dalam mata pelajaran SBP adalah Apresiasi dan Kreasi, yang dapat diartikan sebagai kegiatan mengenal, memahami dan memberi penilaian penghargaan dan pembuatan karya seni. Salah satu mata pelajaran yang diperlukan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan ketrampilan dibidang Seni Rupa adalah apresiasi seni dan unsur‐unsur seni rupa, sehingga dengan pembelajaran tersebut akan menumbuhkan sensitivitas, sikap apresiatif dan kreatiff.

Mata pelajaran seni budaya dan Keterampilan salah satunya adalah mata pelajaran seni rupa, yang mengetengahkan pengalaman‐pengalaman visual sebagai media rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan emosi. Materi ajar seni rupa diantaranya adalah apresiasi seni rupa, cabang‐cabang seni rupa dan unsur‐unsur seni rupa. Pemahaman apresiasi seni dan pengenalan mengeksplorasi unsur‐unsur seni rupa bagi peserta menjadi penting, karena dalam kegiatan tersebut akan melatih peserta memiliki kepekaan tentang nilai‐nilai keindahan.

(27)

Guru menjadi kunci keberhasilan pembelajaran, untuk itu peran kunci guru seni rupa tidak lagi terletak pada mengajarkan kepada siswa bagaimana cara menggambar, atau memberikan contoh gambar untuk yang harus ditiru peserta didik, tetapi lebih terfokus kepada penciptaan iklim belajar yang menunjang untuk menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan, suasana yang akrab serta adanya penerimaan guru atas pribadi para peserta didik yang beraneka ragam karya dan gagasan mereka yang bervariasi pula. Dalam keseluruhan penyelenggaraan kegiatan seni di sekolah, peranan guru adalah memberi inspirasi, memberi kejelasan/klarifikasi, membantu menerjemahkan gagasan perasaan dan reaksi peserta didik ke dalam bentuk‐bentuk karya seni yang terorganisasi secara estetis Jefferson, Dengan demikian guru menjadi ujung tombak dalam aktivitas pembelajaran yang pada akhirnya guru sebagai inspirator siswa dalam kegiatan pembelajaran seni.

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang untuk melakukan tindakan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajar. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbalbalik antara sumber belajar dengan pembelajar untuk menuju tujuan yang lebih baik.

A.

Tujuan

Setelah mempelajari materi pada kegiatan pembelajaran ini Saudara dapat membuat karya seni rupa dua dimensi dengan menerapkan simbol‐simbol tertentu secara sederhana.

(28)

2. KelompokKaryaSeniRupa.

a. SeniRupaDuaDimensiMurni(fineart).

Karya seni ini tidak memperhatikan unsur praktis atau unsur kegunaannya dan mengutamakan pengungkapan ekspresi, cabang‐cabang seni rupa dua dimensi ini, diantaranya: seni lukis dan seni grafis.

b. Seni Rupa Terapan (applied art) Karya seni ini dibuat untuk tujuan

fungsionalatauuntukmemenuhikebutuhanfisikdanpsikologis.

Desain grafis, desain komunikasi visual, desain interior Unsur Dan Objek Karya Seni Rupa Dimensi

Seorang perupa seniman, designer, dll mengolah unsur‐unsur seni rupa fisik dan non‐fisik sesuai dengan keterampilan dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa.

3. Bahan,danTeknik

Bahan utama dan bahan penunjang dalam pembuatan seni rupa, contohnya pada umumnya perupa membuat karya lukisan menggunakan kanvas dan cat sebagai bahan utamanya serta kayu dan paku sebagai bahan penunjang. Bahan untuk membuat karya seni dikategorikaan menjadi , yaitu bahan alami dan bahan sintesis berdasarkaan sumber bahan dan proses pembuatannya.

Karya seni rupa ada juga yang dinamai berdasarkaan teknik utama yang digunakaan dalam pembuataanya. Seni kriya batik misalnya, menunjukaan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan teknik membatik, begitu pula kriya seni rupa anyam yang menggunakan teknik menganyam.

(29)

4. MediaKaryaDuaDimensi

Yaitu media yang digunakan untuk pembuatan karya seni dua dimensi. Beberapa diantaranya adalah :

a. Pensil

Pensil merupakan alat yang dapat digunakan menggambar secara utuh ataupun hanya sketsa saja. Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau kehitaman karbonnya. Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam. Terdiri dari kode B, B, B sampai B, sangat tepat digunakan untuk media menggambar. Untuk pensil berkode ( menandakan jenis pensil keras. Terdiri dari kode (, (, ( sampai (, sering digunakan untuk menggambar proyeksi.

b. PensilArang(Conte)

Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret. Sifatnya hitam pekat dan agak sulit dihapus. Cocok untuk membuat gambar potret.

c. PasteldanCrayon

Dua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kita seringkali keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama. Pastel Oil Pastel terbuat dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna dan berbasis minyak. Jejak warnanya yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya lekat yang baik pada kertas. Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin lilin dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras.

d. Pena

(30)

Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu :

Cat air barbasis air

Jenisnya ada dua yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour yang bersifat plakat atau lebih cerah.

Cat Minyak barbasis minyak

Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis di atas kain atau kanvas. Sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama.

g. Kuas

Alat yang digunakan untuk mengoleskan cat ke atas kertas atau kanvas. Ukuran bulunya ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas. Untuk jenis kuas cat air, bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air. Jenis kuas cat minyak, bulunya lebih kasar.

h. Spidol

Tersedia dengan berbagai warna dan ukuran. Spidol berujung lunak dan bisa bergerak spontan. Tebal tipisnya garis dapat diperoleh sesuai dengan penekanan pada saat menggoreskannya.

i. Palet

Merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air dibuat dari plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.

j. Komputer

Merupakan media berkarya yang telah populer. Teknologi digital saat ini memungkinkan untuk membuat teknik gambar yang beragam.

(31)

5. TeknikBerkaryaSeniRupaDuaDimensi

a. TeknikAquarel(sapuanbasah)

Teknik ini dapat menggunakan bahan dengan campuran air di atas kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak. (asilnya berupa gambar yang transparan karena menggunakan sapuan tipis dalam menggores.

b. TeknikPointilis

Adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan menggunakan titik‐ titik hingga membentuk objek.

c. TeknikArsir

Dibuat dengan menorehkan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa garis‐garis berulang yang menimbulkan kesan gelap terang, gradasi.

d. TeknikDussel(gosok)

Adalah teknik menggambar dengan cara menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap terang atau tebal tipis. Alat yang digunakan antara lain pensil, crayon, dan konte.

e. TeknikSiluet(blok)

Teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga menimbulkan kesan siluet.

f. Teknikplakat

Yaitu cara menggambar dengan menggunakan bahan cat air atau cat poster dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup.

g. TeknikSemprot

(32)

kecil lalu potongan kertas tersebut kita tempel pada bidang lukis sehingga membentuk lukisan.

6. Jenis ‐ JenisKaryaSeniDuaDimesi

a. SeniLukis

Seni lukis biasanya dibuat di atas media kain kanvas, kertas, dan kaca. Peralatan yang digunakan dapat berupa cat minyak acrylic , cat air, cat poster, dan sebagainya. Pada karya seni rupa purbakala objek yang dipilih kebanyakan berupa bentuk manusia, flora dan fauna.

b. SeniGrafis

)alah seni membuat gambar dengan alat cetak. Seni grafis yang datang ke )ndonesia memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai teknik untuk menciptakan desain seni murni dan sebagai alat atau teknik untuk memproduksi menggandakan karya seni. Tokoh seniman grafis antara lain Firman Lie, Kaboel Suadi, dan Suromo.

c. SeniIlustrasi

)alah seni menggambar yang lebih mengutamakan fungsi gambar itu sendiri yaitu untuk menjelaskan suatu teks, kalimat, naskah yang menjelaskan suatu keadaan yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

d. SeniBatik

)alah gambar hiasan yang dibuat di atas kain sutra yang teknik untuk membuatnya mengunakan bahan lilin sebagai penutup dan alat canting. Selain canting, alat‐alat yang digunakan untuk membatik yaitu gawangan/tiang penyangga kain, dan wajan sebagai tempat peleburan lilin.

(33)

Pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata‐mata merujuk pada keindahan yang sedap dipandang mata. Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat obyektif dan subyektif.

Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur‐unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.

Nilai estetis subyektif, keindahan seni rupa tidak hanya pada unsur‐unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Ketika melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak, kita dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut. Kita merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya.

Unsur ruang merupakan salah satu ciri pembeda antara karya dua dimensin dengan tiga dimensi. Obyek karya seni rupa dua dimensi hanya bisa di lihat dari satu sisi saja, tetapi karya tiga dimensi dapat dilihat lebih dari dua sisi.

Simbol Dalam Karya Seni Rupa Dimensi merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa )nggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon symballo yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.

. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu.

(34)

Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan untuk melambangkan sifat‐ sifat tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna cerdik, lincah dan banyak akal. Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan keserakahan dan kelicikan. Lain lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan kemalasan dan kebodohan. Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk membuat patung, tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya berukuran besar dan dibangun untuk memperingati peristiwa‐ perisitiwa penting atau tempat‐tempat bersejarah. Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat )ndonesia. Tugu katulistiwa di Pontianak Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis katulistiwa.

7. SimboldalamKaryaSeniRupaDuaDimensi

Seorang seniman menciptakan sebuah karya dengan tujuan tertentu. Tujuan karya seni rupa yaitu sebagai ungkapan perasaan atau untuk menyampaikan pesan. Makna atau pesan tersebut disampaikan dalam bentuk simbol.

Simbol adalah tanda yang mengandung arti tertentu. Dalam kesempatan ini, kita akan membahas tentang simbol yang terdapat pada karya seni rupa dua dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contoh karya seni rupa dua dimensi adalah lukisan, kain batik, kain songket,dan wayang kulit. Simbol dalam karya seni rupa dua dimensi biasanya dalam bentuk garis, bidang atau bentuk, motif hias, dan warna. Berikut adalah makna simbol dalam karya seni rupa dua dimensi.

(35)

a. Simbolwarna

Dalam karya seni rupa, warna memiliki kesan dan arti yang dapat dimengerti oleh penikmat karya seni rupa.

Makna simbol warna misalnya bendera Merah Putih yang dikibarkan saat upacara bendera. Merah melambangkan keberanian, sedangkan warna putih melambangkan kesucian.

Berikut macam‐macam simbol warna beserta artinya.

Gambar .Simbol Warna dalam Senirupa

Ada beberapa pendapat yang mencoba menjelaskan tentang warna, namun yang menonjol dan aplikatif dalam bidang seni rupa adalah teori cahaya dan teori pigmen.Teori cahaya dipelopori oleh Sir )saac Newton yang mengatakan bahwa warna yang kita lihat pada suatu benda berasal dari cahaya putih matahari.Dalam teori pigmen dinyatakan bahwa warna itu terdapat pada

(36)

Dialam ini tersedia titik awal yang signifikan untuk simbolisme dari warna‐ warna tersebut. Referensi alam, seperti kebakaran dan air, memainkan peran yang kuat dalam arti simbolik dari warna masing‐masing. simbolisme ini dapat dianggap abadi. Makna simbolis lainnya berubah seiring waktu dan dianggap tepat waktu. )ni terkait dengan politik, fashion, agama, mitos, dan geografi.

Warna simbolisme dalam publikasi ini didasarkan pada budaya global. Dalam beberapa situasi, berbagai negara di dunia dapat melampirkan arti yang berbeda untuk beberapa warna. warna bendera bangsa, warna tim olahraga suatu negara, dan konvensi lainnya akan mempengaruhi simbolisme warna tertentu. Misalnya, simbolisme oranye akan sangat berbeda di negara Belanda, di mana Royal (ouse disebut sebagai "TheHouseofOrange."

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan.

Berikut simbol dan makna warna yang bisa kami uraikan :

Merah

Simbolisme Psikologis

Energi, Api, Semangat dan Keberanian, Bahaya, Keamanan, Waspada, kehangatan, kekuatan, impuls, dinamisme, kegiatan, keberanian, kegembiraan, cinta, gairah, kekuasaan, pemberontakan, agresi, perang dan pertempuran, kekerasan, seks.

(37)

ReferensidiAlam

Api, darah, daging mentah, daging, mawar, anyelir, dan bunga lainnya, apel, buah berry, tomat, dan buah lainnya, kardinal dan burung lain, rubi dan batu permata lainnya.

BudayaKontemporer

Lampu lalu lintas dan tanda‐tanda menunjuk "Stop" mobil pemadam kebakaran, di banyak Negara terkait dengan planet Mars, hati (ari Kasih Sayang , Natal.

Fashion

Mendapatkan perhatian, seksi

Lainnya

di agama sebagai iblis, terkait dengan komunisme di abad ke‐ , warna yang penting di Cina dan Jepang

Merah Tua: bersahaja, ramah, kuat, lezat, hangat Merah Medium: menyegarkan, kuat, lezat, pedas, panas

Pink: lucu, meriah, bersemangat, gembira, tajam‐buah, aneh, tropis, panas bahagia, menyenangkan, menghibur, manis, seperti anak‐anak, feminin, kosmetik, bunga, hangat

Ungu : canggih, aristokrat, megah, bermartabat, elegan, kualitas tinggi, mahal, romantis, intim, bunga, lembut, feminin, kosmetik, sentimental, elegan, megah, spiritual, buah, wanita

Simbolisme psikologis

Kerohanian, tasawuf, sihir, iman, ketidaksadaran, martabat, misteri, kreativitas, kesadaran, inspirasi, gairah, imajinasi, kepekaan, aristokrasi dan royalti, kesombongan, keangkuhan, kekejaman, perkabungan, kematian

Referensi di Alam

(38)

kedamaian, ketenangan, kepercayaan kepada diri sendiri, keseimbangan, semangat batin, konservatisme, keamanan, teknologi, kejantanan, kesejukan dan dingin, introversi, pilu, depresi

ReferensidiAlam

Langit, lautan dan danau, bluberi, Blue Birds, ikan, cetakan, topi biru dan bunga lainnya, lapis dan batu permata lainnya

Catatan: biru tidak umum ditemukan di benda‐benda alam

Budaya Lain

Warna jubah mewakili stasiun filsuf di Roma kuno, menandakan spiritual dan Pasifik kebajikan dalam seni Kristen, warna keabadian di Cina, warna kekudusan untuk )brani, warna dewa Krishna dalam (induisme

Biru Light:

damai, menenangkan, tenang, pasif, spiritual, keren, teknologi tinggi, kuat, sporty, keren, bersih, menyegarkan, laut, air, keren, bermartabat, amanah, profesional, resmi, cerdas, aman, canggih, mahal, bahari, maskulin. kuat, berpengetahuan, bersih, teknologi tinggi, kelautan, maskulin, keren, bermartabat, diandalkan, profesional, terhormat, damai.

(ijau

Simbolisme psikologis

Alam, pertumbuhan, keberhasilan, pembaruan, kesegaran, ketenangan, berharap, pemuda, kesehatan, perdamaian, semoga sukses, kesejukan, iri, ketidakdewasaan

Referensi di Alam

Semua vegetasi danau dan perairan pedalaman lainnya, zamrud, giok, dan batu permata lainnya burung, ikan.

(39)

BudayaLainnya

Lampu lalu lintas menunjuk "Go", ekologi dan konservasi, digunakan untuk menunjuk keamanan dan lokasi peralatan pertolongan pertama, warna yang disukai Nabi Muhammad, Warna )slam

(ijau

diandalkan, nyaman, aman, alami, bermartabat, canggih, professional, sehat, santai, menyejukkan, damai, menenangkan, canggih, tenang, dan dingin.

Kuning

SimbolismePsikologis

Cahaya, kejayaan, keluhuran budi, bersorak, berharap, daya hidup, kilau, pencerahan mental dan spiritual , komunikasi, ekspansi, optimisme, filsafat, egoisme, ketidakjujuran, pengkhianatan, dan kekecutan.

ReferensidiAlam

Sinar matahari, pasir, gugur daun, jagung, labu, dan sayuran lainnya, lemon, pisang, dan buah lainnya, bunga matahari, bunga bakung, dan bunga lainnya, kenari dan burung lainnya, ikan, emas, topaz dan batu permata lainnya, rambut manusia dan bulu hewan, urin, dahak, nanah, dan kulit kuning.

Budaya Lainnya

Dewa dalam mitologi Yunani memiliki rambut kuning dan jubah. Oleh karena itu, tidak populer dengan Kristen awal , Demam Kuning, simbol kaisar di Cina, warna suci dalam agama (indu, warna disukai oleh Konfusius, warna yang penting di Mesir Awal.

Kuning

gembira, bersemangat, spiritual, bercahaya, energi, cerah, bunga, tajam, sitrat, hangat.bersahaja, alami, sehat, yang berhubung dgn hutan, musim gugur, asam, primordial, mentah, berseri‐seri, ceria, merangsang, energizing,

(40)

BudayaLainnya

TheRoyalHouse dari Belanda disebut sebagai HouseofOrange

Coklat

Diandalkan, kuat, kuat, ramah, alami, bersahaja, hangat, diandalkan, kuat, kokoh, alami, kaya, lezat, bersahaja, yang berhubungan dengan hutan.

SimbolismePsikologis

Alam, daya tahan, keandalan, realisme, kehangatan, kenyamanan, kebosanan

BudayaLainnya

Coklat, kopi, cola dan minuman lainnya, beras, biji‐bijian, gula, tembakau.

Referensi di Alam

Bumi, batang pohon, akar, batu, gugur daun, daging dimasak, rambut manusia dan kulit, bulu hewan, burung.

(itam

Kuat, canggih, kuat, seksi, magis, setan, menyenangkan, mahal.

Simbolisme Psikologis

Kekuasaan, kecanggihan, seks, yang tidak diketahui, akhir siklus setelah kebakaran, setelah hari, datang gelap , kematian, korupsi, pasukan menyenangkan, kekosongan, depresi.

Referensi di Alam

Kegelapan malam, tidak adanya cahaya, batu, lava mengeras, kayu hangus dan benda‐benda lainnya, jelaga, gagak dan burung lainnya, pupil mata, rambut manusia dan bulu hewan.

(41)

BudayaLainnya

Tinta, besi cor dan logam lainnya, mesin industri, mewakili pengorbanan diri, kekuatan jahat, benih kehidupan yang tumbuh dalam gelap, Wabah (itam warna berkabung dibeberapa Negara.

Putih

Murni, spiritual, bersih, steril, jujur, suci, polos, damai

SimbolismePsikologis

Kemurnian, kebersihan, kebenaran, kemurnian, kesucian, kerohanian, kecanggihan, perbaikan, kebaruan, kemandulan, kematian

ReferensidiAlam

Non‐warna cahaya, awan‐awan, salju, buih laut, bunga‐bunga, merpati dan burung lainnya, opal gigi, rambut, putih mata, bulu hewan dan ikan

BudayaLainnya

Merpati putih perdamaian "Rumah Putih" makanan olahan roti putih, beras, gula, dll . Warna bendera menyerah, warna berkabung di Roma kuno & abad pertengahan Prancis

Fashion

Gaun pengantin melambangkan kesucian, warna berkabung dalam budaya Barat dan banyak budaya Timur, seragam untuk dokter dan perawat.

Gray

Bermartabat, cerdas, teknologi tinggi, kreatif, efisien, mahal, lugas, halus, netral, keren, menenangkan, bersahaja, tenang, sejuk.

Simbolisme Psikologis

Kenetralan, kecerdasan, futurisme, kesopanan, teknologi, aman, liberalisme, ketenangan, dingin, pengunduran diri, ketidakacuhan, kesedihan, kerusakan.

(42)

seni budaya tersebut adalah motif hias nusantara.

b. MotifHias

Motif hias adalah bentuk dasar pada suatu bidang atau ruang yang membentuk sesuatu yang indah. Motif‐motif hias memiliki makna yang berbeda‐beda.

Berikut ini beberapa motif hias dan maknanya :

Motif hias tumbuhan atau lung‐lungan terutama motif pohon hayat dimaknai sebagai lambang kehidupan atau kesuburan.

Motif hias manusia merupakan lambang roh nenek moyang atau lambang kesaktian.

Motif hewan, seperti motif burung merak dan burung kakatua dimaknai sebagai lambang benua atas atau langit. Sedangkan benua bawah atau bumi dilambangkan sebagai ular, ikan, penyu atau hewan air lainnya.

Motif hias juga dimaknai secara kelompok. Berikut ini ragam corak batik yang memiliki makna‐makna tertentu:

Corak truntum merupakan simbol harapan agar pemakainya menemukan kehidupan yang rukun, tenteram dan bahagia.

Corak sidomukti merupakan simbol harapan agar sepasang pengantin yang mengenakannya dapat hidup bahagia.

Corak sidoluhur dan sidomulya merupakan simbol harapan agar si pemakai dapat berpangkat tinggi, memiliki sikap terpuji, dan luhur budi pekertinya.

(43)

c. SimboldalamKaryaMotifBatik

Motif hias dalam karya tradisional berupa batik masih lestari hingga sekarang. Motif hias pada kain batik biasanya berupa bentuk manusia, hewan, tumbuhan, dan bentuk ilmu ukur.

Berikut adalah contoh motif hias dalam kain tradisional berupa batik. Motif hias burung merak melambangkan kendaraan Dewa Perang.

Motif hias truntum melambangkan maksud agar mempelai berdua dapat hidup rukun dan bahagia.

Motif hias kantil melambangkan bahwa si pemakai adalah orang yang rendah hati dan sopan, serta disayangi atau disenangi banyak orang di sekelilingnya. Berikut adalah motif batik tradisional yang biasanya masih melekat pada penduduk Jawa.

Motif cakar ayam melambangkan agar setelah berumah tangga sampai memiliki keturunan dapat mencari nafkah sendiri.

Motif grombol dipakai oleh ibu mempelai putri saat siraman. Lambang pemakai bisa mengumpulkan segala sesuatu yang baik‐baik.

Motif kawung klitik biasanya dikenakan di kalangan kerajaan. Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat asal‐usulnya.

d. SimboldalamKainSongket

Motif bunga melati melambangkan kesucian, keanggunan, dan rezeki.

Motif manusia lambang roh nenek moyang, kesaktian, dan penangkal bahaya. Motif ayam jantan lambang matahari, kekuatan, keberanian, atau kesuburan. Motif bunga tanjung melambangkan keramahtamahan dan ucapan selamat datang kepada siapa saja.

Motif pucuk rebung melambangkan keberuntungan dan harapan baik dalam setiap langkah hidup.

(44)

Semar : Baik, rendah hati, tidak sombong, jujur dan bijaksana.

Gareng : tidak pandai bicara dan apa yang dikatakan selalu serba salah. Petruk : nakal, cerdas, lucu dan suka menyindir.

Bagong : suka bercanda dan penuh dengan kebebasan, lucu, serta suka berbicara apa adanya.

8. SimbolpadaMotifBatik

Kata Batik berasal dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis dan titik . Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam wax yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna dye , atau dalam Bahasa )nggrisnya wax‐resist dyeing .

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya )ndonesia khususnya Jawa sejak lama. Tradisi falsafah Jawa yang mengutamakan pengolahan jati diri melalui praktek‐praktek meditasi dan mistik dalam mencapai kemuliaan adalah satu sumber utama penciptaan corak‐corak batik tersebut selain pengabdian sepenuhnya kepada kekuasaan raja sebagai pengejawantahan Yang Maha Kuasa di dunia.

Motif kain adat dapat dilihat sebagai salah satu sarana komunikasi tradisional yang memuat lambang‐lambang atau simbol‐simbol budaya tertentu. Simbol‐simbol adat sesungguhnya dapat berlaku sebagai pranata karena dengan makna dibalik simbol itu, setiap penerima simbol akan menyadari sesuatu yang harus dan tidak harus dijalankannya. Sehingga motif batik tradisional merupakan pesan nonverbal.

Pola, motif dan warna dalam batik, dulu mempunyai arti simbolik. )ni disebabkan batik dulu merupakan pakaian upacara kain panjang, sarung, selendang, dodot, kemben, ikat kepala , oleh karena itu harus dapat mencerminkan suasana upacara

(45)

dan dapat menambah daya magis. Karena itu diciptakanlah berbagai pola dan motif batik yang mempunyai simbolisme yang bisa mendukung atau menambah suasana religius dan magis dari upacara itu.

Berdasarkan observasi dan serangkaian wawancara yang penulis lakukan dalam penelitian, ternyata batik tradisional mempunyai motif yang beraneka ragam dan motif‐motif ini masih lestari sampai sekarang.

Gambar .Bledak Sidoluhur Latar Putih

Kegunaan : upacara mitoni upacara Masa Bulan bagi Pengantin Putri saat hamil pertama kali . Filosofi : yang menggunakan selalu dalam keadaan

gembira

Gambar . Cakar Ayam

(46)

Gambar . Grageh Waluh

Kegunaan : (arian bebas

Filosofi : Orang yang memakai akan selalu mempunyai cita‐cita atau tujuan tentang sesuatu.

Gambar . Grompol

Kegunaan : Dipakai oleh )bu mempelai puteri pada saat siraman

Filosofi : Grompol, berarti berkumpul atau bersatu, dengan memakai kain ini diharapkan berkumpulnya segala sesuatu yang baik‐baik, seperti rezeki, keturunan, kebahagiaan hidup, dll.

(47)

Gambar . (arjuno Manah

Kegunaan : Upacara Pisowanan/Menghadap Raja bagi kalangan Kraton

Filosofi : Orang yang memakai apabila mempunyai keinginan akan dapat tercapai.

Gambar . Kawung Picis

Kegunaan : Dikenakan di kalangan kerajaan

(48)

Gambar . Klitik

Kegunaan : Busana Daerah

Filosofi : Orang yang memakai menunjukkan kewibawaan.

Gambar . Lerek Parang Centung

Kegunaan : Mitoni, dipakai pesta

Filosofi : Parang centung = wis ceta macak, kalau dipakai kelihatan cantik macak .

(49)

Gambar . Lung Kangkung

Kegunaan : Pakaian harian

Filosofi : Lung Pulung , aslinya dengan memakai kain tersebut akan mendatangkan pulung rezeki

Gambar . Nitik

Kegunaan : Busana daerah

Filosofi : Orang yang memakai adalah bijaksana, dapat menilai orang lain.

(50)

Gambar . Nogo Gini

Kegunaan : Upacara temanten Jawa Gandeng temanten Filosofi : Apabila memakai kain tersebut kepada

pengantin akan mendapatkan barokah rezeki .

Gambar . Nogosari

Kegunaan : Untuk upacara mitoni

(51)

Gambar . Parang Barong

Kegunaan : Dipakai oleh Sultan/Raja.

Filosofi : Bermakna kekuasaan serta kewibawaan seorang Raja.

Gambar . Parang Bligon, Ceplok Nitik Kembang Randu

Kegunaan : Menghadiri Pesta

Filosofi : Parang Bligo = bentuk bulat berarti kemantapan hati.

(52)

Gambar . Parang Grompol

Kegunaan : Busana daerah

Filosofi : Orang yang memakai akan mempunyai rezeki yang banyak.

Gambar . Parang Kusumo Ceplok Mangkoro

Kegunaan : Berbusana pria dan wanita Filosofi : Parang Kusumo = Bangsawan

Mangkoro = Mahkota

Pemakai mendapatkan kedudukan, keluhuran dan dijauhkan dari marabahaya.

(53)

Gambar . Parang Nitik

Kegunaan : Busana daerah

Filosofi : Orang yang memakai menjadi luwes dan pantes.

Gambar . Sapit Urang

Kegunaan : Koleksi lingkungan Kraton

Filosofi : Orang yang memakai mempunyai kepribadian yang baik dan hidupnya tidak ceroboh.

(54)

Gambar . Sekar Keben

Kegunaan : Pakain harian kalangan abdi dalem Kraton Filosofi : Orang yang memakai akan memiliki

pandangan yang luas dan selalu ingin maju.

Gambar . Sekar Polo

Kegunaan : Dipakai untuk sehari‐harian.

(55)

Gambar . Semen Gurdo

Kegunaan : Untuk pesta, busana daerah

Filosofi : Agar si pemakai mendapatkan berkah dan kelihatan berwibawa.

Gambar . Sido Asih

Kegunaan : Bebas

Filosofi : Pemakai akan disenangi Jawa: ditresnani oleh banyak orang.

(56)

Gambar . Sido Mukti Luhur

Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi

Filosofi : Sido Mukti, berarti gembira, kebahagiaan untuk mengendong bayi sehingga bayi merasakan ketenangan, kegembiraan,dll.

Gambar . Sido Mukti Ukel Lembat

Kegunaan : Temanten panggih

Filosofi : Orang yang memakai akan menjadi mukti.

Gambar . Slobog

(57)

Kegunaan : Dipakai pada upacara kematian, dipakai pada upacara pelantikan para pejabat pemerintahan.

Filosofi : Melambangkan harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu keluarganya.

Melambangkan harapan agar selalu diberi petunjuk dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas‐tugas yang menjadi tangung jawabnya.

Gambar . Tirta Teja

Kegunaan : Berbusana

(58)

Gambar . Wahyu Tumurun

Kegunaan : Busana daerah

Filosofi : Agar si pemakai mendapatkan wahyu anugerah .

Gambar . Wahyu Tumurun Cantel

Kegunaan : Dipakai Pengantin pada waktu panggih

Filosofi : Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun, dengan menggunakan kain ini kedua pengantin mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukNya.

Sampai sekarang masyarakat Nusantara masih mempunyai kepercayaan terhadap batik tradisional yang bermotif tertentu. Adapun kepercayaan ini antara lain tercermin seperti pada upacara adat pernikahan Jawa, upacara mitoni, upacara

(59)

kematian dsb. dimana mereka memiliki kepercayaan bahwa batik sebagai salah satu alat perlengkapan pernikahan adat dianggap mempunyai kekuatan magis, dan yang menurut aturan‐aturan tertentu yang tidak boleh dilangggar begitu saja.

Namun demikian, arti dari pemakaian kain‐kain batik tradisional, bagaimanapun juga sangat tergantung dari persepsi masing‐masing pemakainya mengenai pandangan mereka terhadap batik‐batik itu sendiri. Kenyataan bahwa berubahnya persepsi masyarakat yang disebabkan oleh pola‐pola berpikir yang lebih rasionil, di samping pembuatan batik secara besar‐besaran dengan alat‐alat teknologi modern, serta pengenaan atau penggunaan kain‐kain batik yang bermotif tradisional tidak pada tempatnya, menyebabkan lunturnya makna magis yang terkandung di dalam batik‐batik tradisional itu. (al‐hal demikian ini, ternyata sangat berpengaruh terhadap pemakaian batik tradisional dalam upacara pernikahan adat, sehingga pelaksanaannya dewasa ini lebih merupakan tradisi yang hanya semata‐mata untuk dilaksanakan, tanpa penghayatan batiniah dan tidak lagi memiliki arti yang bersifat sakral.

D.

Aktivitas

Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi, tetapi karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran seni maka sangat diperlukan juga pendekatan estetik.

Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran

(60)

umum materi, serta mengamati menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi pada modul ini.

. Berikutnya Saudara dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. (al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini.

. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya.

. Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Saudara terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul.

. Setelah semua materi Saudara pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut.

(61)

LembarKerja1.1.

MenerapkanSimbolDalamKaryaSeniRupaDuaDimensi

Tujuan:

Melalui kerja kreatif menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi Saudara diharapkan mampu mermbuat rencana tersebut dengan jalan selalu memperhatikan kedisiplinan, menghargai perbedaan visual serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.

LangkahKerja:

Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.

Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi

Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.

)silah lembar kerja rencana menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang lebih cermat dan teliti.

Lembar Kerja Rencana Menerapkan Simbol Dalam Karya Seni Rupa Dua Dimensi

No. Aspek Perencanaan Uraian visualisasi dan proses Kerja

.

(62)

dst 

Dokumentasi Karya  

Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja . ini Saudara kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja . ini Saudara kerjakan pada saat on the job

training (On) secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan

serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 (In‐2) sebagai bukti hasil kerja.

Pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian Saudara tentang suatu tema atau topik pembelajaran akan menginspirasi saudara untuk aktif belajar, serta mendiagnosis atau mencari tahu kesulitan yang akan dihadapinya. (al ini dilakukan dengan cara menstrukturkan tugas‐tugas dan menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran yang diberikan.

(63)

E.

Latihan

/

Kasus

/

Tugas

. Mempresentasikan menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi. . Membuat karya seni yang menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua

dimensi.

F.

Rangkuman

Seni membantu pengembangan daya pikir, rasa, dan karsa. Karya seni anak juga mempunyai arti fisik dan simbolis. Mempunyai arti fisik karena karya ciptaan itu merupakan ungkapan ide, kemampuan rasa, maupun kemanfatannya dalam kehidupan sehari‐hari.Karya seni mempunyai arti simbolis karena dalam proses berkarya berproduksi anak menggerakkan seluruh indera rasa, pikir, dan karsa.

Sedangkan apresiasi seni menurut Primadi, apresiasi seni sebagai aktivitas mental terdiri dari beberapa tahapan : Kejutan surprise , yakni respon emosional terhadap sensasi inderawi yang menarik, aneh, unik, dan sebagainya. Empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa indahestetik dalam wilayah ambang sadar. Rasa‐ betul‐estetik, yakni kondisi apresiator menangkap dimensi artistik aspek formal karya seni sesuai prinsip estetika. Reaksi psikologis terhadap kontent etis karya seni, yakni etika, pesan, dan fungsi karya. Rasa‐benar‐etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu pengetahuan apresiator. Pesona dan haru, yakni efek dari penghayatan dan penerapan ciri kreasi yang sering kali melampaui batas‐batas formal karya seni secara integral terakumulasi dari aktivitas inderawi dan psikologi apresiator.

Seni Sebagai Media Ekspresi memiliki makna bahwa Pendidikan Seni melatih peserta mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata‐kata. Pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk memberikan

(64)

latihan yang dilakukan dengan berbagai media yang paling sederhana sampai dengan pada media yang proporsional.

Menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi dapat difahami jika kita banyak melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan visual karya‐karya seni dan selalu berlatih. Dan banyak diperlukan membaca sejarah seni, teori seni maupun apresiasi seni. Dalam modul ini hanya berisi pengetahuan tentang menerapkan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi. Dengan demikian diharapkan setelah melakukan latihan‐latihan berdasarkan modul ini dapat dilanjutkan dengan latihan‐latihan berikutnya dengan cara‐cara yang lebih variatif. Sehingga setelah mempelajari modul ini peserta sangat diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di sekolah masing‐masing.

Program Tindak Lanjut, merupakan bentuk program yang bersifat rinci, sistimatis, sederhana dan operasional, ditulis dalam bentuk metric. terdiri dari komponen, tujuan, jenis‐jenis kegiatan, sumber daya yang mendukung kegiatan, indikator keberhasilan sebagai alat kontrol atau evaluasi serta jadwal kegiatan.

Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah, guru, dan pengawas sangat penting, karena mereka inilah yang akan berperan secara langsung dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di wilayah yang menjaditanggung‐jawab mereka.

Agar hasil pelatihan ini dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap peningkatan mutu pendidikan, maka perlu diadakan usaha‐usaha nyata pasca pelatihan yang dituangkan dalam. Program Tindak Lanjut PTL . Dengan kata lain, PTL merupakan bentuk komitmen dari para stakeholder untuk melakukan kegiatan‐ kegiatan yang tertuang dalam PTL tersebut.

(65)

Rencana Tindak Lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan selesai. Rencana Tindak Lanjut hendaknya dibuat secara spesifik dan realistis sesuai dengan tanggung jawabnya.

Dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut, pada umumnya akan mencakup hal‐hal sebagai berikut:

. "Apa", yaitu menyangkut jenis kegiatan yang akan dilakukan di tempat kerjanya. . "Bagaimana", yaitu cara atau langkah‐langkah yang harus ditempuh sehingga

kegiatan yang direncanakan terlaksana dengan baik dan benar.

. "Siapa", yaitu menyebutkan pihak terkait stakeholder siapa saja yang harus dan perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut ; masyarakat, staf yang lain atau pimpinan lembaga.

. "Kapan", yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir.

. "Di mana", yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan dilakukan di lapangan dengan Widyaiswara dan perangkat Lembaga lainnya ataukah akan dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di dalamnya.

Berikutnya, susunlah rencana tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran ini dengan format sebagai berikut.

No. Rencana Tindak Lanjut

. Materi pembelajaran

. Waktu

. Tempat

(66)
(67)

Kegiatan

Pembelajaran

2

Mengenal

Birama

Gantung

Dan

Aba

Aba

Tujuan

A.

Setelah mempelajari materi pada kegiatan pembelajaran ini Saudra dapat menjelaskan pengertian birama gantung, serta mampu menerapkan dalam praktek memberi aba‐aba.

Kompetensi

dan

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

B.

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran pada modul ini, kompetensi minimal yang harus Anda kuasai adalah:

. Mengidentifikasi lagu yang dimulai pada ketukan ke . Mengidentifikasi lagu yang dimulai pada ketukan ke . Mengidentifikasi lagu yang dimulai pada ketukan ke . Menentukan aba‐aba lagu oleh garis birama. Suatu lagu pendek terdiri atas atau birama, sedangkan lagu standar terdiri atas birama.

(68)

dengan hitungan pertama, tetapi banyak lagu yang dimulai pada hitungan ke , ke atau bahkan hitungan ke . Lagu yang dimulai tidak pada hitungan pertama disebut dengan birama gantung. Agar anda lebih jelas maka perhatikanlah ketukan birama berikut ini dan bila perlu lakukanlah ketukan‐ketukan tersebut dengan menggunakan ketukan tangan. Selanjutnya bandingkanlah dengan ketukan pada birama gantungnya. Pada ketukan birama gantung di bawah ini, perhatikanlah perbedaan jumlah ketukan yang ada pada awal birama dan di akhir birama, maka anda akan mendapatkan jumlah birama yang tidak utuh sesuai dengan jumlah ketukan pada tiap‐tiap biramanya. Jadi jumlah ketukan pada birama awal dan birama akhir akan menghasilkan jumlah ketukan yang sama dengan jumlah ketukan pada birama yang lain. Silahkan mencoba!

a. Birama4/4

Birama penuh

Birama gantung

a Birama gantung dimulai pada hitungan/ketukan ke

b Birama gantung dimulai pada hitungan/ketukan ke

c Birama gantung dimulai pada hitungan/ketukan ke

(69)

b. Birama3/4

Birama penuh

Birama gantung

a Birama gantung dimulai pada hitungan/ketukan ke

b Birama gantung dimulai pada hitungan/ketukan ke

c. Birama2/4

Birama penuh

Birama gantung

2. Penerapanbiramagantungpadalagu

Anda perlu mengenal jenis‐jenis lagu yang berbirama gantung, karena secara luas akan menambah pengetahuan anda tentang ragam lagu terutama sekali yang berkaitan dengan birama gantung sehingga anda akan lebih mudah untuk memahami secara detail akan arti dan makna dari birama gantung. Untuk memperjelas pengertian birama gantung, berikut ini terdapat beberapa contoh lagu dengan menggunakan birama gantung, silakan anda simak dan anda pelajari dengan

(70)

 

(71)

Kampung (alamanku

(72)
(73)

Mengheningkan Cipta

(74)
(75)

Kubangga Alamku

(76)
(77)

Paman Datang

(78)

latihan maupun saat pementasan. Aba‐aba tersebut bisa anda pelajari dengan cara memperagakan menggunakan satu atau dua tangan dengan gerakan seperti gambar aba‐aba sebagai berikut:

a. Gambaraba‐aba2/4

Gerakan aba‐aba / bisa anda latih dan lakukan dengan cara mengikuti gambar di bawah ini. (itungan pertama jatuh dan hitungan kedua menutup.

Sebagai ketukannya perhatikanlah gambah di bawah ini.

(79)

Untuk selanjutnya agar anda semakin lancar dalam melakukan gerakan aba‐aba ini maka lakukanlah sesering mungkin dengan menghayati isi lagu dan dengan ketukan dan tempo yang benar dan sesuai sehingga lancar.Sebagai latihan, silahkan anda mencari lagu yang berbirama / kemudian nyanyikanlah sambil melakukan gerakan aba‐aba / sampai selesai lagu dinyanyikan.

b. Gambaraba‐aba3/4.

Gerakan aba‐aba / ini terdapat tiga gerakan tangan yang berulang‐ulang sesuai dengan jumlah ketukan dalam tiap‐tiap biramanya. Adapun gerakan tersebut bisa anda simak pada gambar di bawah ini.

Gambar

Gambar �. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
Gambar �. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Gambar �. Alur Pembelajaran Tatap Muka model )n‐On‐)n
Tabel �. Daftar Lembar Kerja Modul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada permulaan pubertas, umumnya seorang umumnya soirang anak sudah mempunyai 22 gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut dengan gigi kebijaksanaan. Tingkat pertumbuhan fisik

yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun. berkelompok dan

pengalaman antar guru, pengembangan sekolah secara menyeluruh (WSD= whole school development ). Lebih rinci lagi, kegiatan PKB yang dapat dilakukan di dalam sekolah secara

Berdasarkan penjelasan di atas, jadi komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal (bahasa), baik secara lisan maupun tulisan. Proses ini lazim

proses pengembangan profesionalisme keberlanjutan guru. Dengan demikian refleksi pembelajaran merupakan tindakan guru untuk me- review dan introspeksi terhadap proses belajar

Pelajari dan pahami tugas-tugas perkembangan masa akhir kanak-kanak (siswa SD). Jabarkan tugas-tugas perkembangan kepada keterampilan-keterampilan dan pola perilaku yang

Komunikasi itu bersifat simbolik, karena manusia berkomunikasi menggunakan simbol verbal seperti kata-kata dan nonverbal seperti bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan (Adler

b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik. Berbasis kinerja peserta didik. Memotivasi belajar peserta didik. Menekankan pada kegiatan