• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul PKB PJOK SD 2017 KK D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul PKB PJOK SD 2017 KK D"

Copied!
254
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN

KESEHATAN (PJOK)

SEKOLAH DASAR (SD)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI D

PEDAGOGIK

:

Karakteristik Peserta Didik dan Rancangan Pembelajaran

PROFESIONAL:

Filosofi Penjas 2 dan Gerak Berirama

Penulis:

Dewi Setiawati, M. Pd., dewi.setiawati501@gmail. Hardiyanto, M.Pd., hardiberger95@yahoo.com

Penyelia:

Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd., harirachman@yahoo.com.au

Penyunting:

Yuni Tuningrum, S.H.

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Nm Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)

PJOK SD KK D

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

(4)

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.

(5)

PJOK SD KK D

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Dasar Guru Kelas Awal, Guru Kelas Tinggi, mata pelajaran Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

(6)

dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Dasar ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati

(7)
(8)

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN

KESEHATAN (PJOK)

SEKOLAH DASAR (SD)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI D

PEDAGOGIK

:

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DAN RANCANGAN

PEMBELAJARAN

Penulis:

Dewi Setiawati, M. Pd., dewi.setiawati501@gmail. Hardiyanto, M.Pd., hardiberger95@yahoo.com

Penyelia:

Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd., harirachman@yahoo.com.au

Penyunting:

Yuni Tuningrum, S.H.

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(9)

PJOK SD KK D

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel ... xii

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ...1

B. Tujuan ...2

C. Peta Kompetensi ...2

D. Ruang Lingkup ...3

E. Cara Penggunaan Modul ...3

Kegiatan Pembelajaran 1 Karakteristik Peserta Didik Usia Sekolah Dasar (SD) ... 3

A. Tujuan ...3

B. Indikator Pencapaian Kompetensi...3

C. Uraian Materi ...3

D. Aktivitas Pembelajaran ... 16

E. Latihan/ Kasus/ Tugas ... 20

F. Rangkuman ... 23

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 24

Kegiatan Pembelajaran 2 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 25

A. Tujuan ... 25

B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 25

C. Uraian Materi ... 25

D. Aktivitas Pembelajaran ... 37

E. Latihan/ Kasus/ Tugas ... 41

(10)

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut... 44

Kegiatan Pembelajaran 3 Instrumen Penilaian III ... 45

A. Tujuan ... 45

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 45

C. Uraian Materi ... 45

D. Aktivitas Pembelajaran ... 66

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 70

F. Rangkuman ... 71

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut... 73

Kunci Jawaban Latihan ... 74

Evaluasi... 75

Penutup ... 79

Daftar Pustaka ... 81

(11)

PJOK SD KK D

Daftar Gambar

Hal.

(12)

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul... 9

Tabel 2 Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ... 48

Tabel 3 Kata Kerja Operasional Ranah Afektif ... 49

Tabel 4 Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor ... 49

Tabel 5 Kisi-kisi Penulisan Soal ... 53

Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses dan Hasil Gerak ... 55

(13)

Pendahuluan

A.

Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru untuk mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetika), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas).

(14)

Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter, modul dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diintegrasikan dalam lima nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter khususnya Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.

B.

Tujuan

Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam memahami karakteristik kognitif, fisik, psikis, dan karakteristik sosial peserta didik serta memahami penyusunan rancangan pembelajaran, yang meliputi komponen-komponen RPP, prinsip-prinsip penyusunan RPP, dan langkah-langkah serta praktek penyusunan RPP. Selain itu Saudara juga diharapkan mampu menyusun kisi-kisi instrumen penilaian, mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan kisi-kisi, dan mensimulasikan penggunaan instrumen sikap, pengetahuan, keterampilan, dan kebugaran.

(15)

D.

Ruang Lingkup

Modul ini berisi tentang karakteristik peserta didik, penyusunan rancangan pembelajaran, dan pengembangan instrumen penilaian III.

E.

Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1.

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

(16)

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.

Gambar 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

o latar belakang yang memuat gambaran materi o tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

o kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. o ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

o langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

(17)

peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2.

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka

In-On-In

(18)

Gambar 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari:

o latar belakang yang memuat gambaran materi

o tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

o kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. o ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

(19)

b. In Service Learning 1 (IN-1)

1) Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik D, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

1) Mengkaji Materi

(20)

2) Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion

yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

(21)

3.

Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kompetensi pedagogik D terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan

LK-01 Karakteristik Peserta Didik TM, ON

LK-02 Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TM, ON

LK-03 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TM, ON

LK-04 Pengembangan Instrumen Penilaian TM, ON

Keterangan.

(22)
(23)

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH

DASAR (SD)

A.

Tujuan

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat memahami karakteristik peserta didik usia Sekolah Dasar (SD). Penerapan pengembangan pendidikan karakter serta menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan kemandirian.

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi karakteristik kognitif peserta didik usia SD 2. Mengidentifikasi karakteristik fisik peserta didik usia SD 3. Mengidentifikasi karakteristik psikis peserta didik usia SD 4. Mengidentifikasi karakteristik sosial peserta didik usia SD 5. Menerapkan nilai kerjasama

6. Menerapkan nilai tanggungjawab 7. Menerapkan kemandirian

C.

Uraian Materi

(24)

maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Kegiatan pembelajaran ini akan membahas mengenai karakteristik kognitif, fisik, psikis, dan sosial peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran ini penerapan penguatan pendidikan karakter diharapkan muncul nilai-nilai kemandirian peserta yang merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain untuk menjadi seorang guru yang profesional dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

1.

Karakteristik Kognitif Peserta Didik Usia SD

Perkembangan kognitif anak usia SD mencakup perubahan-perubahan yang ada dalam perkembangan pola pikirnya. Perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek pembawaan dari dalam dirinya dan lingkungannya. Menurut teori konvergensi dalam ilmu psikologi, kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Selanjutnya Piaget menyatakan bahwa anak usia SD berada pada tahap operasi konkrit yang ditandai dengan:

a. memiliki kemampuan mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama; b. mampu menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan; dan c. memecahkan masalah yang sederhana.

Tahap operasi konkret itu sendiri merupakan bagian dari Tahap perkembangan kognitif individu, yang menurut Piaget adalah sebagai berikut:

a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun),

(25)

baik pada kondisi psikologis anak dan kognitifnya karena kurangnya informasi serta pengetahuan akan lingkungan dan benda yang ada disekitarnya.

b. Tahap Pra-operasional (2-7 tahun),

pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan menggunakan gambaran dan bahasa tanda. Pemikirannya lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Anak pada tahap ini dipenuhi dengan rasa ingin tahu yang tinggi yang diungkapkan dengan berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan serta melihat segala sesuatu dari sudut dirinya sendiri (egosentris).

c. Tahap Operational Konkrit (7-11 tahun),

Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya dan kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilan serta ukurannya, atau karakteristik lain. Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya, anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah. Pada tahapan ini anak mulai menghilangkan sifat egosentrisnya untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Pada tahap ini pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna (contextual learning). Pada rentang usia ini anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:

1) mulai memandang dunia secara objektif, berpindah dari satu aspek situasi ke aspek lainnya secara reflektif serta memandang unsur-unsur secara serentak; 2) mulai berpikir lebih operasional;

3) mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda;

4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat;

(26)

d. Tahap Operasional Formal (12-dewasa),

Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Menurut Piaget ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu:

1) Kedewasaan (maturation), perkembangan sistem saraf sentral, otak, koordinasi motorik, dan manifestasi fisik lainnya mempengaruhi perkembangan kognitif.

2) Pengalaman fisik (physical experience), Pengalaman fisik, interaksi dengan lingkungan fisik digunakan anak untuk mengabstrak berbagai sifat fisik dari benda-benda. Pengalaman fisik ini selalu melibatkan asimilasi pada struktur-struktur logika matematik.

3) Pengalaman logika matematika (logical mathematical experience), Pengalaman logika matematik, yaitu pengalaman dalam membangun atau mengkontruksi hubungan-hubungan antara obyek-obyek.

4) Transmisi sosial (social transmission), dalam transmisi sosial, pengetahuan datang dari orang lain. Pengaruh bahasa, instruksi formal dan membaca, begitu pula interaksi dengan teman-teman dan orang dewasa termasuk faktor faktor transmisi sosial dan memegang peranan dalam perkembangan intelektual anak.

5) Proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan sendiri ( self-regulation), Pengaturan sendiri, equilibrasi adalah kemampuan untuk mencapai kembali kesetimbangan (equilibrium) selama periode ketidaksetimbangan (disequilibrium). Equilibrasi merupakan suatu proses untuk mencapai tingkat-tingkat berfungsi kognitif yang lebih tinggi melalui asimilasi dan akomodasi tingkat demi tingkat.

(27)

usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

2.

Karakteristik Fisik Peserta Didik Usia SD

a. Perkembangan Fisik Peserta Didik Usia SD

Perkembangan fisik anak usia SD merupakan hal yang mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dan tulang. Secara fisik, anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan (olah raga). Karena faktor perbedaan jumlah sel-sel otot, maka pada umumnya untuk anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan. Menurut Hurlock (1980:149) perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut:

1) Tinggi

Kenaikan tinggi pertahun adalah 5-8 cm. Rata-rata anak perempuan 11 tahun mempunyai tinggi badan 147 cm dan anak laki-laki 146 cm.

2) Berat

Kenaikan berat lebih bervariasi dari pada kenaikan tinggi, berkisar antara 1-2,26 kg pertahun. Rata-rata ank perempuan usia 11 tahun memiliki berat badan 40,14 kg dan anak laki-laki 38, 78 kg.

3) Perbandingan Tubuh

(28)

memanjang menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.

4) Kesederhanaan

Perbandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada akhir masa kanak-kanak menyebabkan meningkatkan kesederhanaan pada masa ini. Disamping itu kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa mempedulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.

5) Perbandingan Otot-Lemak

Selama usia SD, jaringan lemak berkembang lebih cepat dari pada jaringan otot yang berlembangnya mulai melejit pada awal pubertas.

6) Gigi

Pada permulaan pubertas, umumnya seorang umumnya soirang anak sudah mempunyai 22 gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut dengan gigi kebijaksanaan.

Tingkat pertumbuhan fisik anak pada usia Sekolah Dasar ini dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan ras, bangsa, dan tingkat sosial ekonominya. Selain dari perbedaan keturunan, pertumbuhan fisik anak juga dipengaruhi oleh lingkungan mereka, seperti contohnya anak–anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi dan tidak terkena penyakit yang menggangu pertumbuhan fisiknya. Agar pertumbuhan fisik anak pada usia Sekolah Dasar dapat berjalan dengan baik maka diperlukan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang anak. Pada usia Sekolah Dasar ini biasanya anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan karena kegiatannya menuntut energi yang banyak. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban.

(29)

bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.

Mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dan tulang. Pada usia 10 tahun baik laki-laki maupun perempuan tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah usia remaja yaitu 12-13 tahun anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-laki. Berikut penjelasan terkait pertumbuhan biologis anak usia SD:

1) Anak usia masuk kelas satu SD berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD.

2) Usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki-laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki-laki.

3) Akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat.

4) Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki-laki. Anak laki-laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun.

(30)

perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki-laki. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan-perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak yang sama usianya mulai mengalami pubertas.

b. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pada masa sebelumnya (masa bayi dan kanak-kanak awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Pada masa anak akhir, pertumbuhan fisik relatif seimbang, meskipun masih tetap ada perbedaan individual setiap peserta didik. Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang, atau lambat. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak, baik secara umum maupun individual. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh keluarga, baik faktor keturunan maupun lingkungan keluarga dapat membuat anak menjadi lebih gemuk daripada anak lainnya sehingga lebih berat tubuhnya. Demikian juga ras suku bangsa yang merupakan salah satu keturunan membuat perkembangan fisik seseorang berbeda. Orang-orang Amerika, Eropa dan Australia cenderung lebih tinggi daripada orang dan anak Asia. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak tersebut. Pada setiap tahap usia termasuk usia SD/MI, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.

2) Jenis Kelamin, anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun, yang terjadi sebaliknya. Kecenderungan ini terjadi karena bangun tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda daripada anak perempuan.

(31)

biasanya memiliki tubuh sehat dan lebih berat dibandingkan dengan anak yang sering sakit. Lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat dapat membantu mereka memberikan gizi yang cukup agar terjadi perkembangan fisik yang baik dan sehat sehingga pada akhirnya akan berdampak pada perkembangan aspek-aspek lainnya.

4) Status sosial ekonomi, fisik anak dari kelompok keluarga sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup atau tinggi. Keadaan status sosial ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberikan makanan, gizi dan pemeliharaan kesehatan, serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut.

5) Gangguan emosional, anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, dan akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan/pertumbuhan memasuki masa puber. Demikian juga bentuk tubuh endomorf (gemuk),

mesomorf (sedang) atau ektomorf (kurus) juga mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak, yang pada gilirannya berpengaruh pula terhadap aktivitas, sosialisasi, emosi, dan konsep diri/kepribadian anak secara keseluruhan.

3.

Karakteristik Psikis Peserta Didik Usia SD

Kondisi psikis pendidikan anak usia SD tentu saja berbeda dengan psikis pendidikan anak usia dini ataupun anak-anak pada jenjang pendidikan di atas SD. Untuk memahami psikis pendidikan anak usia SD, dapat mulai dengan memahami karakteristik anak yang duduk di jenjang pendidikan dasar ini. Dengan memahami karakteristik anak-anak usia SD di atas, para guru dapat memahami psikis pendidikan anak, yang pada akhirnya mampu memilih metode pembelajaran yang tepat untuk anak, berikut adalah karakteristik umum pada anak usia SD, berikut karakteristik psikis anak usia SD:

a. Senang bermain

(32)

merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan.

b. Senang bergerak

Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

c. Anak senang bekerja dalam kelompok

Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada orang lain, belajar diterima/tidak diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini berimplikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.

d. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara

langsung

(33)

kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang teknik passing

bawah jika langsung mempraktekkannya.

e. Anak manja

Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing. Oleh sebab itu guru harus membuat metode pembelajaran yang dapat membimbing dan mengarahkan anak, serta membentuk mental anak agar tidak cengeng.

f. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain

Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak sulit dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan sedangkan, bukan dengan ceramah yang dimana guru hanya berbicara didepan.

g. Senang diperhatikan

Di dalam suatu interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian teman atau gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhatiikan akan berusaha menjawab atau bertanya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.

h. Senang meniru

(34)

televisi dan menirukan adegan yang dilakukan dalam adegan televisi tersebut. Sebagai guru harus menjaga tindakan, sikap, perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh yang baik untuk anak didik.

Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak-kanaknya. Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka “dewasa”. Mereka merasa sudah dapat mengerjakan sendiri tugas yang diberikan, sehingga mereka sudah mampu untuk diberikan suatu tugas yang sesuai dengan umur mereka. Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. Minat terhadap aktivitas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Pada anak-anak yang melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991), antara lain:

1) Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya.

2) Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.

3) Perkembangan sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan luasnya pergaulan dengan semakin mendalamnya pergaulan dengan teman sebayanya.

4) Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin jelas, ada kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan jenisnya. Ini semakin memperjelas bentuk aktivitas yang dominan dilakukan oleh anak laki-laki dengan anak perempuan.

(35)

4.

Karakteristik Sosial Peserta Didik Usia SD

Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas sosial merupakan modal dasar yang amat penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu dewasa. Segala sesuatu yang diperoleh anak semasa kecil mereka akan memetik hasilnya pada waktu dewasa kelak. Oleh karena itu guru sangat dianjurkan selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan kepada anak bagaimana bergaul di masyarakat dengan tepat, guru disamping memberikan bimbingan dan pelajaran juga dituntut untuk menjadi model maupun teladan dapat ditiru oleh anak didik.

Pada tahapan usia SD ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok dan bertindak menurut cara yang dapat diterima lingkungan mereka. Anak usia SD juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Pada saat anak-anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.

Havighurst dalam Sugiyanto menyatakan bahwa sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa. Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki-laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman-teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku. Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah.

(36)

mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan cara cara yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka menentang gurunya. Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri.

Bertalian dengan perkembangan sosial anak, peranan sekolah sangat penting, terutama dalam mengembangkan keterampilan bergaul bagi anak. Oleh karena itu selain memberi anak kepercayaan dan kesempatan, sekolah dalam hal ini guru juga diharapkan dapat memberikan penguatan melalui pemberian ganjaran atau hadiah pada saat anak berperilaku positif. Sebaliknya orang tua juga berkewajiban memberi hukuman kepada anak apabila anak bertingkah laku negatif atau melakukan berbagai kesalahan. Dengan adanya tindakan yang konkret dan pasti dari orang tua tersebut anak akan dapat berkembang dengan baik, yang pada gilirannya akan menjadi makluk sosial yang bertanggung jawab dan sehat serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

D.

Aktivitas Pembelajaran

Langkah-langkah yang perlu Saudara lakukan dalam mempelajari Modul pelatihan ini mencakup aktivitas-aktivitas:

1.

Aktivitas Peserta:

a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator.

b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang karakteristik peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator/atau yang tersedia pada modul ini!

c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! d. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan

(37)

mengikuti diklat model In-On-In, kerjakan ketika pelaksanaan On, kemudian paparkan pada saat In-2 berlangsung!

e. Berikanlah saran kepada peserta lain yang memberikan pemaparan!

f. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh dan In-1). Jika Saudara mengikuti diklat model tatap muka in-on-in, hasil pekerjaan Saudara akan dinilai pada saat pemaparan pada In-2.

g. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan In-2).

2.

Lembar Kerja

Lembar Kerja 1.1

(38)

Lembar Kerja 1.1

LK-01. Perkembangan Karakteristik Peserta Didik

Langkah Kerja:

1. Bekerjalah secara perorangan!

2. Identifikasi karakteristik peserta didik sesuai dengan pokok bahasan 3. Tuangkan ke dalam kolom-kolom di bawah ini

No. Sub Pokok Bahasan Uraian 1 Konsep dan prinsip

perkembangan kognitif peserta didik usia SD menurut Piaget!

2 Pertumbuhan fisik peserta didik SD relatif seimbang, meskipun masih tetap ada perbedaan pada setiap individu. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik peserta didik SD dikaitkan dengan proses pembelajaran PJOK! 3 Peserta didik SD secara

psikis pada dasarnya bersifat egosentris (berpusat pada diri sendiri). Jelaskan karakteristik psikis peserta didik SD!

(39)

anak, peranan sekolah sangat penting, terutama dalam mengembangkan keterampilan bergaul bagi anak. Sebutkan ciri-ciri perkembangan sosial anak usia SD!

5 Buatlah skenario pembelajaran PJOK yang

bertujuan untuk mengembangkan

ketererampilan sosial peserta didik SD!

Refleksi:

Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, kemandirian, tanggung jawab, dan integritas:

1. Gotong Royong

... ... 2. Mandiri

... ... 3. Tanggung Jawab

... ... 4. Integritas

(40)

E.

Latihan/ Kasus/ Tugas

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban yang paling benar

1. Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek fisik, kecuali....

A. menunjukkan variasi yang besar pada tinggi dan berat badan B. memiliki keterampilan fisik untuk memainkan permainan C. penambahan-penambahan dalam kemampuan motorik halus D. memiliki kemampuan dalam mengangkat beban yang berat

2. Kreativitas merupakan salah satu karakteristik perkembangan intelektual siswa SD, yang artinya kemampuan untuk….

A. memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang sering dilakukan dan menghasilkan kepuasan kepada dirinya sendiri dan orang lain

B. penalaran yang menggunakan logika-logika yang dapat diterima oleh semua orang dan menghasilkan penyelesaian persoalan untuk mengambil keputusan

C. berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan

D. mengembangkan ide-ide secara cerdas dalam rangka penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan masa sekarang maupun masa yang akan datang

3. Pernyataan di bawah ini yang merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek sosial adalah....

A. mulai menyukai teman sebaya sesama jenis B. berperan serta dalam permainan logika C. menyukai teman sebaya lawan jenis

(41)

4. Pernyataan di bawah ini merupakan karakteristik perkembangan peserta didik SD/MI ditinjau dari aspek emosional, kecuali....

A. kesulitan memulai sesuatu, tetapi jika berhasil akan bertahan sampai akhir

B. menampakkan marah apabila mengalami kesulitan di sekolah C. mulai muncul perasaan simpati kepada orang yang lebih dewasa D. memiliki rasa humor yang diekspresikan dalam lelucon praktis

5. Pada anak usia sekolah dasar sering disebut ‘usia berkelompok’. Pernyataan tersebut menunjukkan karakteristik perkembangan anak dalam aspek…. A. sosial

B. moral C. intelektual D. emosional

6. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak usia sekolah dasar dibawah ini adalah kecuali :

A. pengaruh keluarga B. jenis kelamin

C. gangguan emosional D. perubahan iklim

7. Salah satu karakter anak usai SD pada tahap pra operasional adalah memandang segala sesuatu dari sudut dirinya sendiri, sifat itu disebut...

A. self esteem

B. aktualisasi C. egosentris

(42)

8. Perilaku belajar anak usia SD adalah sebagai berikut kecuali.... A. mengenali dunia disekitarnya dengan memanfaatkan indera

B. mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda

C. membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat D. memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan

berat

9. Tingkat pertumbuhan fisik anak usia SD dipengaruhi oleh beberapa hal, kecuali....

A. jenis kelamin B. status sosial C. kesehatan psikis D. lingkungan yang bersih

10. Untuk mengakomodasi semangat mencari pengalaman baru pada anak usia SD, guru seharusnya mengkondisikan pembelajaran yang:

A. padat aktivitas diskusi kelompok B. tidak membuat anak merasa gagal

(43)

F.

Rangkuman

(44)

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Saudara menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah jawaban Saudara dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran di atas

.

Rumus : Tingkat Penguasaan =

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai: 90 % - 100 % Baik sekali

80 % - 89 % Baik 70 % - 79 % Cukup 60 % - 69 % Kurang 60 ke bawah Kurang sekali

Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Saudara dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Saudara masih di bawah 80 %, Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar ini terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban saja.

Jumlah jawaban benar

(45)

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP)

A.

Tujuan

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan kemandirian.

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi komponen RPP

2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip penyusunan RPP

3. Menjelaskan langkah-langkah dan mempraktikkan penyusunan RPP 4. Menerapkan nilai kerjasama

5. Menerapkan nilai tanggungjawab 6. Menerapkan kemandirian

C.

Uraian Materi

Landasan yuridis penyusunan RPP dan konsep penyusunan RPP telah dipelajari pada Modul Kelompok Kompetensi C, selanjutnya dalam Modul Kelompok Kompetensi D ini Saudara akan mempelajari tentang komponen-komponen RPP, prinsip-prinsip, dan langkah-langkah serta Saudara diminta untuk menyusun RPP. Dalam kegiatan pembelajaran ini penerapan penguatan pendidikan karakter diharapkan muncul nilai-nilai kemandirian peserta yang merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain untuk menjadi seorang guru yang profesional dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

1.

Komponen-komponen RPP

(46)

pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antar sekolah atau antar wilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat.

Kurikulum 2013 SD melaksanakan pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya menerapkan pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran Tematik Terpadu dengan pendekatan saintifik membawa implikasi perubahan dalam pembelajaran di SD. Perubahan itu mengakibatkan perubahan pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sistem penilaian, buku siswa, buku guru, program remedial serta pengayaan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.

(47)

bersangkutan sesuai dengan karakter peserta didik, dan sekolahnya. Perencanaan pembelajaran meliputi: penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 komponen RPP terdiri atas:

a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. kelas/semester;

d. materi pokok;

e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengtahuan, dan keterampilan;

g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h. materi pembelajaran, memuat fakta konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran;

k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

(48)

2.

Prinsip prinsip penyusunan RPP

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3.

Langkah langkah penyusunan RPP

(49)

a. Menyediakan format RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Nama Sekolah : ... 1. Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2. Kelas/Semester : ...

3. Materi Pokok : ... 4. Alokasi Waktu : ...

B. Tujuan Pembelajaran : ... C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Kompetensi Dasar (KI-3) : ...

1.1 Indikator 1: ... 1.2 Indikator 2: ...

1.3 dst : ... D. Materi Pembelajaran:

1. ...

2. ... 3. ... 4. ...

E. Metode Pembelajaran : ... F. Media Pembelajaran : ...

G. Langkah-langkah Pembelajaran: ... 1. Pendahuluan: ...

2. Inti: ...

3. Penutup: ...

H. Penilaian : ...

(50)

b. Pengkajian silabus

Menganalisis dan memilih KI dan KD

Sebagai contoh diambil KD untuk kelas IV seperti pada gambar berikut:

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya bedasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

3.1 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional* 3.2 Memahami variasi gerak dasar non

lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional* 3.3 Memahami variasi gerak dasar jalan,

lari, dan lempar melalui

permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga

tradisional

3.4 Menerapkan gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni beladiri**

3.5 Memahami berbagai bentuk aktivitas kebugaran jasmani melalui berbagai latihan; daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk mencapai berat badan ideal

3.6 Menerapkan variasi kombinasi berbagai pola gerak dominan

(51)

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai

3.7 Menerapkan variasi gerak dasarlangkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama

3.8 Memahami gerakan dasar satu gaya renang**

3.9 Memahami jenis cidera dan cara penanggulangannya secara sederhana saat melakukan aktivitas fisik dan dalam kehidupan sehari-hari

3.10 Menganalisis perilaku terpuji dalam pergaulan sehari-hari (antateman sebaya, orang yang lebih tua, dan orang yang lebih muda)

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atautradisional*

(52)

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

4.3 Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional

4.4 Mempraktikkan gerak dasar lokomotor dan non lokomotor untuk membentuk gerak dasar seni beladiri**

4.5 Mempraktikkan berbagai aktivitas kebugaran jasmani melalui berbagai bentuk latihan; daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan kelincahan untuk mencapai berat badan ideal

4.6 Mempraktikkan variasi dan kombinasi berbagai pola gerak dominan (bertumpu, bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran, ayunan, melayang, dan mendarat) dalam aktivitas senam lantai

4.7 Mempraktikkan variasi gerak dasar langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama

4.8 Mempraktikkan gerak dasar satu gaya renang ***

(53)

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

dalam pergaulan sehari-hari (antar teman sebaya, orang yang lebih tua, dan orang yang lebih muda)

c. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi:

1.3 Memahami variasi gerak dasar jalan, lari, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional

4.3 Mempraktikkan variasi pola dasar jalan, lari, lompat, dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan atau olahraga tradisional

Dari kedua KD tersebut dikembangkan indikator sebagai berikut (sebagai contoh lingkup jalan cepat)

1.3.1 Menjelaskan pengertian jalan cepat

1.3.2 Menjelaskan cara melakukan jalan cepat (start, langkah jalan cepat, dan finish)

1.3.3 ...

4.3.1 Melakukan start jalan cepat 4.3.2 Melakukan langkah jalan cepat 4.3.3 Melakukan finish jalan cepat

4.3.4 Melakukan simulasi perlombaan jalan cepat

d. Menentukan Materi Pembelajaran yang Sesuai

Kedua indikator dapat dicapai melalui pembelajaran dengan materi yang relevan, sebagaimana contoh berikut:

Materi pokok nomor atletik jalan cepat:

Sub materi pokok:

1) Pengetahuan Umum mengenai Jalan Cepat

(54)

4) Praktik dan Latihan Jalan Cepat (Start, Langkah Jalan Cepat, dan Finish)

e. Menentukan Strategi/ Model/ Metode/ Gaya Mengajar yang Sesuai dan

Menuliskan Setting Kelas serta Langkah-langkah (Sintaks Pembelajaran)

Berbagai Strategi/ Model/ Metode/ Gaya Mengajar dapat dipilih dan digunakan dalam pembelajaran PJOK dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran. Pada silabus yang terakhir dikembangkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan telah diberikan contoh penggunaan metode dan gaya mengajar yang sesuai dan dapat digunakan pada setiap pokok bahasan. Berikut adalah contoh sintaksis yang ada pada silabus.

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran *)

3.3.Memahami variasi gerak dasar jalan, lari,

dan lempar melalui permainan/olahraga yang dimodifikasi dan

atau olahraga tradisional

Jalan Cepat:

­ Start

­ Gerakan Jalan

Cepat

­ Memasuki Garis

Finish

1. Pendahuluan

2. Inti pembelajaran

a) Siswa menerima dan mempelajari kartu tugas (task sheet) yang berisi

perintah dan indikator tugas gerak spesifik jalan cepat (

gerak start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis

finish).

b) Siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target

waktu yang ditentukan guru untuk mencapai ketuntasan belajar pada setiap materi pembelajaran.

c) Siswa menerima umpan balik dari guru.

d) Siswa melakukan

(55)

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran *)

pembelajaran yang belum tercapai ketuntasannya

sesuai umpan balik yang diberikan.

e) Siswa mencoba tugas gerak

spesifik jalan cepat ke dalam permainan sederhana dan atau tradisional dilandasi

nilai-nilai disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh, dan kerjasama.

f) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan diakhir

pembelajaran.

(56)

f. Memilih Media Pembelajaran yang Akan Digunakan

Media yang dipilih dan akan digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari peserta didik, dan jika diperlukan dapat dilakukan pemodifikasian dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi.

g. Menyusun Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran yang dituliskan di RPP merupakan urutan langkah yang meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.

Pendahuluan meliputi kegiatan membuka pembelajaran, melakukan apersepsi, memeriksa kesiapan dan mempersiapkan peserta didik, menjelaskan tujuan dan skenario pembelajaran. Pada inti pembelajaran dituliskan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintaks yang dimiliki sebuah strategi/ model/ metode/ gaya mengajar yang dipilih dan dituliskan di bagian metode yang dipilih sekaligus pnilaian. Sedangkan untuk penutup yang perlu dituliskan adalah melakukan refleksi, simpulan, dan jika diperlukan pemberian tugas mandiri dan terstruktur, serta mempersiapkan kembali peserta didik untuk mengikuti pembelajaran berikutnya.

h. Menuliskan Rancangan Penilaian

(57)

D.

Aktivitas Pembelajaran

Langkah-langkah yang perlu Saudara lakukan dalam mempelajari modul pelatihan ini mencakup aktivitas-aktivitas:

1. Aktivitas individu, meliputi:

a. Memahami dan mencermati materi pelajaran b. Mengerjakan latihan/tugas

c. Membuat rangkuman d. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi:

a. Mendiskusikan materi pelatihan b. Mengerjakan latihan/tugas c. Membuat rangkuman d. Melakukan refleksi.

(58)

LK 02. Prinsip Penyusunan RPP

Langkah Kerja:

1. Berkelompok dengan anggota masing-masing 4 orang.

2. Sediakanlah dan pelajari dokumen Permendikbud No. 22 dan No. 24 Tahun 2016 tentang

Standar Proses dan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar dan Menengah .

3. Tuliskan prinsip-prinsip penyusunan RPP ke dalam kolom pada LK. Prinsip-prinsip

tersebut dijadikan landasan pengisian pada komponen-komponen RPP.

4. Presentasikanlah hasil kerja kelompok Saudara, dan lakukan perbaikan jika mendapat saran dari kelompok lain!

Prinsip-prinsip Dituangkan pada Komponen RPP

Perbedaan individual peserta didik

Pemilihan metode

Langkah-langkah pembelajaran

Refleksi:

Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, tanggung jawab, dan integritas:

1. Gotong royong ...

...

2. Tanggung Jawab ...

...

3. Integritas ...

(59)

LK 03. Penyusunan RPP

Langkah Kerja:

1. Bekerjalah secara perorangan untuk menyusun RPP!

2. Sediakanlah dan pelajari dokumen Permendikbud No. 22 dan No. 24 Tahun 2016 tentang Standar Proses dan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar dan Menengah!

3. Tuliskanlah langkah-langkah yang perlu Saudara lakukan dalam menyusun RPP!

No. Langkah dalam Menyusun RPP

1 Mengkaji landasan hukum tentang penyusunan RPP

2 ...

3 ...

4 ...

5 ...

6 ...

7 ...

8 ...

9 ...

10 dst.

4. Tuliskanlah komponen-komponen RPP beserta isi dari setiap komponen tersebut, dengan sistematika dan menerapkan prinsip penyusunan yang benar!

5. Serahkanlah RPP yang Saudara susun beserta instrumen penilaian kepada pasangan/rekan sejawat Saudara untuk diverifikasi dan berikanlah catatan perbaikan

jika diperlukan!

(60)

sesuai!

7. Lakukan penilaian dengan memberikan tanda contreng (V) pada kolom YA jika sesuai dan TIDAK jika tidak sesuai terhadap RPP dan perbaiki jika ada catatan perbaikan

No. Komponen Penilaian YA TIDAK

1 Komponen RPP dituliskan secara lengkap

2 RPP disusun secara sistematik sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016

3 Prinsip-prinsip penulisan RPP diterapkan

4

Sikap, pengetahuan, dan keterampilan direncanakan dikembangkan melalui pelaksanaan pembelajaran

dengan berbagai metode/strategi/pendekatan/model

5 Sumber dan bahan ajar lain dituliskan

6 Setting kelas dirancang secara variatif

7 Penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dirancang secara jelas

8 Alternatif pembelajaran disediakan

9 Tindak lanjut direncanakan untuk dilakukan

10 Bahasa yang baik, jelas, dan benar digunakan

Refleksi:

Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kemandirian, tanggung jawab, dan

integritas:

1. Mandiri ...

...

2. Tanggungjawab ...

...

3.Integritas ...

(61)

E.

Latihan/ Kasus/ Tugas

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban yang paling benar

1. Komponen-komponen dalam RPP dikembangkan berdasarkan....

A.

contoh format dari BSNP

B.

lingkungan sekolah

C.

kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dipilih

D.

urutan yang ada pada contoh silabus pusat kurikulum

2. Berikut ini beberapa prinsip penyusunan RPP; memperhatikan perbedaan individu peserta didik, mendorong partisipasi aktif peserta didik, menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, latar belakang budaya, dan atau lingkungan peserta didik, merupakan prinsip dari….

A.

Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

B.

Mendorong partisipasi aktif peserta didik

C.

Keterkaitan dan keterpaduan

D.

Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

3. Langkah-langkah dalam penyusunan RPP pendidikan jasmani dan olahraha adalah....

A. membuat Identitas RPP, membuat identitas penulis, dan membuat kerangka RPP

B. membuat identitas RPP, menyususun Kerangka RPP, dan membuat penjelasan tentang petunjuk pengisian RPP

C. membuat Identitas RPP, membuat Identitas kerangka RPP dan Petunjuk pengisiannya

(62)

4. Merumuskan kegiatan awal, inti, dan akhir merupakan rincian dari pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada komponen…

A. Proses belajar mengajar B. Langkah-langkah pembelajaran C. Prosedur pembelajaran

D. Kegiatan inti pembelajaran

5. Langkah-langkah penulisan RPP adalah sebagai berikut….

A. Petunjuk umum, rumusan KI, rumusan KD, rumusan indikator, tema atau fokus materi, model/pendekatan/metoda pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, dan penilaian hasil belajar

B. Petunjuk umum, rumusan KI, rumusan KD, rumusan indikator, tema atau fokus materi, model/pendekatan/metoda pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, dan format penilaian

C. Petunjuk umum, rumusan KI, rumusan KD, rumusan indikator, tema atau fokus materi, model/pendekatan/metoda pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, dan format penilaian

(63)

F.

Rangkuman

(64)

G.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Saudara menjawab semua pertanyaan di atas, cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes yang ada di belakang modul ini dan hitunglah jawaban Saudara dengan benar. Kemudian gunakan formula matematis di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara dalam materi kegiatan pembelajaran di atas.

Rumus : Tingkat Penguasaan =

Kriteria tingkat penguasaan yang dicapai: 90 % - 100 % Baik sekali

80 % - 89 % Baik 70 % - 79 % Cukup 60 % - 69 % Kurang 60 ke bawah Kurang sekali

Bila Saudara telah mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Saudara dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Saudara masih di bawah 80 %, Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar ini terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Jangan hanya bersandar pada kunci jawaban saja.

Jumlah jawaban benar X 100%

(65)

Kegiatan Pembelajaran 3

Instrumen Penilaian III

A.

Tujuan

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat mensimulasikan penggunaan instrumen penilaian serta menerapkan nilai-nilai tanggungjawab, kemandirian, dan kerjasama

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi 2. Merumuskan kisi-kisi instrumen penilaian 3. Merumuskan instrumen sesuai kisi-kisi

4. Mensimulasikan penggunaan instrumen penilaian 5. Menerapkan nilai-nilai tanggungjawab

6. Menerapkan nilai-nilai kemandirian 7. Menerapkan nilai-nilai kerjasama

C.

Uraian Materi

(66)

1.

Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan merupakan penanda pencapaian KD. Dalam proses pembelajaran tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, agar tujuan tersebut dapat dicapai tentunya dengan merumuskan indikator yang tepat yang merujuk pada Kompetensi Dasar (KD).

Indikator dikembangkan dengan mempertimbangkan (1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat dan lingkungan/daerah. Dalam mengembangankan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu (a) indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang terdapat dalam RPP; dan (b) indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal.

a. Mengembangkan Indikator Penilaian

(67)

b. Fungsi Indikator

Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. In

Gambar

Tabel 2 Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
Gambar 1 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
Gambar 2 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Gambar 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
+7

Referensi

Dokumen terkait

Anak secara naluriah aktif bergerak, anak akan menuju ke mana saja sesuai dengan yang diminatinya atau disenanginya serta dengan aktivitasnya itu, anak memenuhi kebutuhan

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi KK D Metodologi Pembelajaran di Sekolah Dasar, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk

Berdasarkan penjelasan di atas, jadi komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol verbal (bahasa), baik secara lisan maupun tulisan. Proses ini lazim

sudah dilakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap3. tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama untuk

Pertama, terhadap ruang lingkup pertanyaan yang luas (terbuka), atau yang sempit. Contoh pertanyaan luas, ”Apakah akibat dari devaluasi yang dilakukan pemerintah Indonesia?”

Ada tujuh gerakan dasar dalam teknik gerak langkah kaki, adapun gerakan-gerakan lain yang ada dan banyak digunakan dalam senam aerobik merupakan gerakan-gerakan pengembangan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara membubuhkan tSaudara silang pada jawaban yang Saudara anggap benar. Membuat ragam hias teknik cetak dengan satu