• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Rias

Dalam dokumen Modul PKB Senbud SD 2017 KK F (Halaman 91-114)

Pembahasan Latihan / Tugas / KasusH

2. Tata Rias

Kostum dan tata rias dalam tari begitu dekat hubungan dan peranannya sehingga sulit dipisahkan.Rias tari daerah dapat hanya berupa garis‐garis untuk menegaskan kerut muka, torehantorehan dengan arang dan kapur, sampai tiruan muka seutuhnya dengan topeng untuk menggambarkan watak dan peranan yang dimaksudkan.

Berbeda dengan penari Barat yang memiliki seorang juru rias dengan para pembantunya, pada tari daerah di )ndonesia setiap pemain dituntut memiliki kemampuan untuk merias dirinya sendiri.Mereka belajar merias diri dari melihat dan praktek langsung, dengan pengarahan seniman‐seniman yang lebih senior. Sejalan dengan teknik rias tari pada umumnya, rias teater daerah dapat dibedakan menjadi rias jenis, rias bangsa, rias usia, rias watak/tokoh clan rias aksen.

Penjelasannya adalah seperti berikut. a. RiasJenis.

Rias ini dilakukan jika seorang penari pria harus mengubah dirinya menjadi wanita, atau sebaliknya. Salah sate contoh rias jenis yang paling menonjol dapat

melainkan juga bentuk tubuh serta watak secara keseluruhan sangat membantu keberhasilan pemeranan.

c. RiasUsia

Adalah rias yang mengubah pemeran muda menjadi tua, atau sebaliknya. Untuk mengubah pemeran muda menjadi tua, beberapa tari daerah biasanya memberikan garis‐garis kerut muka yang menandakan ketuaan, memutihkan rambut, serta menambahkan kumis dan janggut yang juga putih. Cara lain yang banyak dilakukan adalah memakai topeng. Cara ini sangat digemari terutama dalam pertunjukan Topeng Bali. Dalam hal ini, dandanan pakaian tidak terlalu dibedakan, tetapi sikap dan gerak tubuh serta ekspresi menggerakkan topeng benar‐benar digarap dengan teliti.

(al yang sama juga dilakukan dalam pertunjukan Topeng di berbagai daerah di Jawa. Salah satu contohnya adalah Topeng Cirebon: para penari berusia lanjut seperti )bu Suji, Dewi, Tarsi "menjelma" menjadi remaja di balik topeng Pamindo atau Rumyang yang dibawakannya.

d. RiasWatak/Tokoh.

Dalam dunia pewayangan, berbagai macam watak manusia digambarkan dengan teliti lewat Wanda‐Wanda rant wajah wayang, yang kemudian dilakukan pula dalam Wayang Wong. Watak ksatria halus, misalnya, digambarkan dengan warna wajah putih atau kuning keemasan dengan mata sempit dan selalu menunduk dengan gaga bicara perlahan penuh pertimbangan. Wujud yang serupa dengan pandangan seclikit mendongak, wajah agak kemerahan,

Postur tubuh yang besar biasanya juga digunakan untuk menggambarkan watak manusia yang lebih mementingkan nafsu lahiriah. Tokoh ksatria yang mementingkan olah batin atau rasa digambarkan dengan Wujud lahir yang relatif ramping, tidak berotot, tetapi mampu mengalahkan otot‐otot yang besar dengan tenaga batiniahnya.

Dalam pertunjukan Topeng, bentuk dan ekspresi topengnya sekaligus sudah menggambarkan watak peran yang dibawakan. Di Bali, selain topeng Prabu yang cakap clan tampan ada pula topeng Sidhakarya dengan wajah yang seram clan menakutkan.

Topeng‐topeng di Jawa Tengah dan Jawa Barat menggambarkan watak para tokohnya sebagai berikut. Panji yang halus berwajah putih, menunduk, dan bermata sipit. Rumyang yang periang berwajah merah jambu, sedikit tengadah. Adapun Samba atau Gunungsari yang cekatan, sekalipun berwajah putih, lebih mendongak dengan rambut terurai. Tokoh Jingganom yang bodoh clan dungu digambarkan dengan mata melotot. Tokoh Raja Seberang Klana yang gagah perkasa tetapi pemarah digambarkan dengan wajah merah dan kadang‐kadang dengan dua taring yang menonjol.

e. RiasAksen.

Rias ini hanya untuk memberi penguatan terhadap pelaku yang sudah mendekati gambaran peran yang dimainkannya. Misalnya, pemuda tampan memerankan seorang ksatria muda, pelaku tua memerankan seorang tua,

ini umumnya kurang mendapat perhatian pada teater daerah di )ndonesia. 3. BusanaTari

Tata busana tari mempunyai fungsi untuk mendukung tema atau isi tarian dan untuk memperjelas peranan‐peranan dalam suatu pementasan tari. Busana yang baik bukan hanya menutup tubuh saja tetapi mendukung desain ruang disaat penari sedang menari. Tata busana adalah segala sandangan dan perlengkapannya yang dikenakan dalam pentas. Kostum dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu pakaian dasar, kaki, tubuh, kepala dan perlengkapan. Rias dan busana merupakan pendukung sebuah pertunjukan tari yang berfungsi membantu suasana dan penguat untuk mewujudkan karakter sesuai dengan isi tari yangdisajikan. Tata busana dalam tari merupakan sandangan yang dipakai oleh penari sesuai dengan peranan yang dibawakan. Tata busana dalam tari terdiri dari : pakaian dasar, pakaian kaki atau sepatu, pakaian tubuh, pakaian kepala. Adapun berbagai macam jenis tata busana tari adalah sebagai berikut.

a. TataBusanaTari Persembahan

Persembahan merupakan suatu tindakan untuk memberikan sesuatu secara tulus kepada junjungan ataupun dewa. Sifat dari tindakan persembahan adalah religius, karena persembahan dapat diartikan sebagai pemberian terhadap sesuatu yang kasat mata. Sebagai bentuk nyata di dalam tari diwujudkan dalam gerakan tabur bunga.

Tarian ini merupakan pengembangan dari Tari Golek yang diperagakan atau ditarikan oleh wanita. Gerak berpijak pada tari gaya Yogyakarta yang dipakai

terlihat lebih tinggi dan langsing apabila menggunakan busana dengan warna yang gelap atau motif garis vertikal.

Perancangan busana di dalam tari harus mempertimbangkan kegunaan, pijakan gerak, pijakan musik iringan, yang kemudian memikirkan jenis bahan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dengan sifat bahannya.

Desain busana Tari Persembahan dihasilkan dengan pertimbangan pengembangan unsur‐unsur tradisional yang dipadukan dengan unsur modern. Pengembangan un sur tradisional tampak pada motif baju garis‐ garis vertikal yang berpijak pada motif kain lurik. Kamisol merupakan baju dalam yang berfungsi sebagai pelapis. Dalam hal ini kamisol sengaja ditampilkan trasparan dalam balutan baju luar yang berbentuk kebaya janggan berwarna hijau. Pemilihan warna antara baju dengan kamisol sengaja dibuat kontras untuk memberi efek warna teatrikal yang tajam.

Baju dijahit menyerupai model kebaya janggan yaitu dengan kerah syanghai berlengan pendek.dihiasi plisir emas di bagian depan. Disain bagian bawah menggunakan kain panjang dengan model separo dodot. Bagian pinggang menggunakan sampur dan sengkelat.

Gambar . Busana tari Persembahan Foto koleksi Restri

Gambar . Asesoris bagian kepala yang digunakan meliputi bros Foto koleksi Restri

Sedang asesoris bagian kepala meliputi bulu warna hijau dan kuning yang dipasang berdampingan agar tampak kontras. Sirkan dipasang di bagian depan sanggul. Tampak belakang bagian tengah sanggul dihias dengan melati usus‐ ususan dan bagian atas diberi penetep atau bros. Gambar desain sanggul angka delapan lengkap dengan asesoris.

Desain rambut bisa dipakai beberapa model, yaitu menggunakan penutup kepala, menggunakan model rambut digerai atau diikat, serta model rambut

dan makna serta sifat yang erat hubungannya dengan: adat upacara seremoni , Sakral, Religius, Tarian Percintaan atau Tari Perkawinan.

Gambar . Penari Bedhaya Ketawang menuju ke Pendapa Sumber sologalerykeris.blogspot.com

Pakaian mereka memakai dodot banguntulak.Sebagai lapisan bawahnya dipakai cindhe kembang, berwarna ungu, lengkap dengan pending bermata dan buntal. Riasan mukanya seperti riasan temanten putri. Sanggulnya bokor mengkureb, lengkap dengan perhiasan‐perhiasannya yang terdiri atas: centhung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul dan memakai tiba dhadha untaian rangkaian bunga yang digantungkan di dada bagian kanan .

Gambar . Pakaian Penari Bedhaya Ketawang Sumber flickr.com

Pakaian pentas pada dasarnya dapat dibedakan atas pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian tubuh, pakaian kepala, serta perhiasan dan perlengkapan lainnya. Pakaian dasar adalah pakaian yang dipakai di bawah kostum lain sebagai alas untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Beberapa pakaian dasar yang banyak dipakai dalam tari daerah di )ndonesia adalah setagen yang dikenakan oleh kebanyakan penari daerah Jawa, pria dan wanita. Selain berguna untuk mengikat kain di pinggang, setagen juga sebagai alas agar pakaian yang dipakai di luarnya sabuk, mekak, baju, dan sebagainya kelihatan rapi. Berikut contoh dari uraian di atas.

c. TataBusanaTariMargapati

Adapun tata busana yang digunakan pada tari Margapati adalah mengacu pada busana tradisi Bali. Adapun rincian dan tata busana dapat dilihat pada gambar berikutini.

Gambar . Tata busana secara keseluruhan Foto koleksi restri

Gambar . Perhiasan yang digunakan pada Tari Margapati Foto koleksi restri

Gambar . Kain panjang prada yang digunakan pada Tari Margapati Foto koleksi restri

Gambar . Angkin untuk penutup badan pada Tari Margapati Foto koleksi restri

d. TataBusanaTariDenokDeblong

Tata Busana yang dipakai dalam penyajian tari Denok Deblong, adalah

DRAFT

kanan dan kiri pinggang 5) Slepe dan thothok gesper

Slepe adalah ikatpinggang dan thothok gesper adalah perhiasan ikat pinggang.

Sepasang Kipas

Sepasang kipas digunakan sebagai properti tari Denok Deblong. Sepasang giwang

Sepasang giwang adalah perhiasan yang dipakai di telinga. Kalung

Kalung adalah perhiasan yang dipakai di leher. Sepasang gelang

Gelang adalah perhiasan yang dipakai dipergelangan tangan. Sepatu sandal

Sepatu sandal hanya digunakan apabila menari di lanpangan, halaman dan di jalan agar kaki terlindung dari benda‐benda tajam yang ada di lapangan maupun di jalan tempat diadakannya pertunjukan tari. Sepatu sanda lini dirancang khusus dengan motif batik Semarangan.

DRAFT

Gambar . Tata Busana Tari Denok Deblong di dalam ruangan tidak memakai sepatu sandal. Foto koleksi greget

Di bawah ini adalah gambar cara memakai kain padaTari Denok Deblong: Kain dililitkan pada tubuh, ditarik ke belakang, kemudian diwiru seperti wiron supiturang. Setelah itu memakai stagen agar tidak lepas.

   

Gambar . Cara memakai kain pada tari denok‐denok deblong Foto: koleksi Supratiwi

Penari memakai kebaya warna merah muda dan kain motif Semarangan warna merah muda pula yang dipakai sebatas mata kaki dengan wiron seperti supit

Gambar . Rias dan BusanaTari Denok Deblong KoleksiFoto:Supratiwi

e. TataBusanaTariKeurseus

Busana tari Keurseus yang disebut sikepan, terdiri atas:

Bendo atau udeng, yaitu tutup kepala yang terbuat dari kain batik cetak. Baju tutup prangwadana atau takwa, yaitu jas berlengan panjang dengan leher berdiri dan bukaannya berada di tengah.

Sinjang batik, yaitu kain batik yang dililitkan pada bagian bawah tubuh, tepatnya dari pinggang hingga pergelangan kaki.

Soder atau sampur, yaitu sejenis selendang yang panjangnya kira‐kira , hingga meter.

Perlengkapan lainnya adalah keris, epek belit pinggang , sabuk, kekewer, dan tali bandang rantai emas yang melilit di leher .

Gambar . Busana tari Keurseus Sumber: www.anjjabar.go.id

f. TataBusanaTariBondan

Tari Bondan adalah tari tunggal putri yang berasal dari Surakarta.Tari Bondan dibagi menjadi tari Bondan Cindogo, Tari Bondan Mardisiwi, dan Tari Bondan Pegunungan Tani .

Tari Bondan Cindogo dan Tari Bondan Mardisiwi merupakan tari gembira. Tarian tersebut menggambarkan rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Sedangkan, tari Bondan Pegunungan menggambarkan tingkah laku putri asal pegunungan yang sedang asyik menggarap ladang atau sawah.

Kostum yang digunakan dalam Tari Bondan adaalah kain wiron baju kotang dan jamang. Penari Tari Bondan dilengkapi dengan perlengkapan berupa boneka dan payung

Gambar . Tari Bondan Sumber: www.dwpptri‐ny.blogspot g. TataBusanatariTopengCirebon

Tari Topeng Cirebon telah tumbuh dan berkembang sejak abad ke ‐ M di Jawa Timur, kemudian melalui para seniman jalanan dengan cara bebarang ngamen Tari Topeng masuk ke wilayah Cirebon, muncullah Tari Topeng Cirebon. Tarian tersebut merupakan warisan leluhur yang memiliki nilai adiluhung yang tinggi, oleh sebab itu, sampai saat ini Tari Topeng Cirebon masih diakui keberadaannya dan dipertahankan oleh masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Tari Topeng Cirebon terus berkembang bersamaan dengan situasi dan konteks sosial serta kehidupan keagamaan yang mempengaruhinya.

Dalam perkembangannya Tari Topeng Cirebon tetap menyimpan makna yang dalam, dan sarat dengan nilai‐nilai )slam. Tari Topeng Cirebon dibagi menjadi lima karakter tari yaitu, Tari Topeng Panji, Pamindo atau Samba, Rumyang, Tumenggung, dan Klana. Tari Topeng Cirebon bisa tampil dalam acara‐acara tradisi seperti nyadran, sedekah bumi, upacara nikahan ataupun acara‐acara formal yang diselenggarakan di gedung.

Pertunjukan Tari Topeng Cirebon bisa dilaksanakan di lapangan,gedung,

DRAFT

Kalijaga memanfaatkannya sebagai media dakwah penyebaran agama )slam. Bagi warga masyarakat pada umumnya penyelenggaraan Tari Topeng Cirebon dapat dijadikan sarana komunikasi. Oleh sebagian orang atau penari, Tari Topeng Cirebon juga berfungsi ekonomis.

Serangkaian gerak pada kelima karakter Tari Topeng Cirebon seluruhnya mengandung nilai‐nilai )slam, terdapat sembilan gerak pokok yang menjadi inti dari keseluruhan gerak, yaitu, adeg‐ adeg )man )slam , pasangan tolong‐menolong , capang tolong‐ menolong , banting tangan bekerja keras , jangkungilo mengukur keinginan dengan kemampuan , godeg tidak melakukan perbuatan yang tidak baik , gendut tidak boleh rakus , kenyut senantiasa menyukai hal‐hal yang disukai Allah , dan nindak atau njangka selalu bertindak pada jalan‐Nya .

Pada cerita Tari Topeng Cirebon, para wali memasukkan nilai )slam dengan merubah cerita tari topeng yang mulanya hanya tarian topeng biasa, menjadi lima karakter yang disebut Panca Wanda. Dari kelima karakter itu merupakan tingkatan cara manusia mendalami )slam, yaitu dengan ilmu Tasawuf yang terdiri dari empat tingkatan yaitu Syariat, (akekat, Tarekat, dan Ma rifat. Dijelaskan pada diagram Toto Amsar bahwa Panji setingkat dengan Ma rifat, Pamindo Samba dan Rumyang setingkat dengan Tarekat, Tumenggung setingkat dengan (akekat, dan Klana setingkat dengan Syariat. Dari penjelasannya dimaksudkan bahwa dalam menjalani hidup kita berusaha untuk menjadi Insanal‐Kamil.

mengajarkan kebaikan dan keburukan .

Tari Topeng Cirebon diawali sebagai sarana hiburan dan sarana pemujaan terhadap dewa‐dewa, Sunan Kalijaga menjadikannya sebagai media dakwah agama )slam sehingga )slam mempunyai peranan yang sangat besar terhadap Tari Topeng Cirebon. Melalui Tari Topeng Cirebon juga masyarakat senantiasa menjaga Silaturrahim.

Tari Topeng Cirebon Dalam perkembangannya, memperoleh dan memiliki bentuk serta penyajian yang spesifik. Selanjutnya dikenal beberapa macam Tari Topeng Cirebon yaitu Tari Topeng Klana, Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Samba/Pamindo dan Tari Topeng Panji. Semua Tarian tersebut menggunakan topeng sebagai penutup muka dengan jenis topeng yang kemudian dikenal sebagai Panca Wanda berarti lima wanda atau lima rupa .

Gambar . Panji/Pamindo,Rumyang,Tumenggung,dan Klana

DRAFT

Gambar . Topeng Klana Cirebon Sumber: ulieuyul.blogspot. com

Dari gambar topeng dangambar terlihat oleh kalian bahwa garis alis, garis mata, garis mulut dan hidung pada wajah topeng maupun warnanya berbeda. Perbedaan tersebut sangat mencolok memberikan kesan yang berbeda dari dua karakter topeng yang berbeda. Topeng warna putih memberi kesan manusia yang santun, berbudi. Sangat berbeda dengan topeng warna merah yang memberi kesan karakter manusia pemarah atau angkara murka. Oleh karena itu topeng sebagai busana penutup wajah memiliki simbol karakter.

h. TataBusanaTariOnclong

Gambar . Kostum penari Onclong Foto: Maham, Agustus

Gambar . Kostum Pembarong Foto: Maham, Agustus

Gambar . Tari Kebagh Sumber: www.dwpptri‐ny.blogspot

Tata busana Tari Kebagh dari pagar alam Sumatera Selatan yaitu berupa baju kurung rebang songket, aksesoris hiasan kepala mahkota yang pada saat ini ada beberapa macam bentuk seperti karsuhun, pilis, paksangkong dan lain sebagainya, beringin, bunga rampai, sanggul malang, anting, gelang kano, pending atau badong.

Adapun motif kain songket yang biasa digunakan adalah pucuk rebung, ipang dudul dan bintang jatuh. Makna dari motif pucuk rebung melambangkan sebuah pesan agar orang hidup bludru, kain songket, pelong songket, selendang jumputan, selendang besar atau disebut hendaknya berguna. Sebagaimana pucuk rebung, yakni tunas bambu yang dapat tumbuh menjadi rumpun bamboo, dan berguna bagi orang lain dari yang muda sampai yang tua dan pucuk rebung mempunyai etika yang sangat baik atau dapat dikatakan kehidupan yang sempurna dimana rebung itu tidak mungkin besar atau tumbuh jika tidak dekat dengan bambu yang besar. Sedangkan untuk busana penari laki‐laki pada tari

dipentaskan dari pagi sampai sore hari, dan di tengah‐tengah pementasan itu diselingi pentas seni lengger, kemudian pada malam harinya juga dilanjutkan dengan pementasan seni lengger. Sekarang kesenian lengger sering dipentaskan secara penuh mulai siang sampai malam hari. (al ini terjadi karena perkembangan kesenian lengger yang sangat baik.

Di dalam pementasan kesenian lengger penataan rias dan busana sangat penting, karena mempunyai fungsi untuk membantu menonjolkan dan menunjukkan karakter dari seorang penari. Dengan tata rias dan busana identitas tarian dapat dipahami oleh penonton. Di dalam pertunjukkan kesenian lengger teknik penataan busana yang baik belum begitu diperhatikan, dan mempunyai kesan seadanya.

Busana yang dipakai dalam pertunjukkan kesenian lengger ada dua jenis yaitu busana wanita untuk penari lengger dan busana pria untuk penari topeng. Busana yang dipakai oleh penari lengger adalah kain jarik , baju golek, atau kebaya, jamang golek, sampur, dan sabuk kendit .

DRAFT

Gambar . Busana tari putra Sumber: Koleksi Restri m. TataBusanatariKuda–Kuda

Tari kuda kuda merupakan tari putra dari Yogyakarta. Tarian ini menggambarkan prajurit yang sedang berlatih perang.

Busana membantu peranan gerak dalam bentuk tari secara utuh, seperti Tari Golek dari Yogyakarta, Tari Lilin dari Sumatra, Tari Pendet dari Bali. Apabila penonton mengamati busana tari yang dipakai oleh penari. Apa yang bisa dilihat oleh penonton? Gemerlapnya, apa keindahannya? Kostum/busana tari harus betul‐betul serasi/harmonis dan cocok dipakai sehingga tidak mengganggu

harus memberikan keleluasaan pada gerakan, membantu keindahan dan ekspresi gerak.

4. Perlengkapanbusanatarikuda‐kudaYogyakarta

Dalam dokumen Modul PKB Senbud SD 2017 KK F (Halaman 91-114)