• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlengkapan busana tari kuda ‐ kuda Yogyakarta CelanaCinde

Dalam dokumen Modul PKB Senbud SD 2017 KK F (Halaman 114-139)

Pembahasan Latihan / Tugas / KasusH

4. Perlengkapan busana tari kuda ‐ kuda Yogyakarta CelanaCinde

Celana bermotif cinde berwarna merah sebagai ciri khas tari klasik Yogyakarta/Surakarta.

Gambar . Celana cinde Foto koleksi penulis Kain Parang

Gambar . Bara Foto koleksi penulis Setasgen/ikat pinggang

Kain panjang dilingkarkan pada pinggang, berfungsi untuk mengencangkan pinggang.

Gambar . Setagen/ikat pinggang

Gambar . Epek Timang Foto koleksi penulis Samir

Berfungsi sebagai srempang dengann dibuat posisi silang berada di depan dada.

Gambar . Samir Foto koleksi penulis

Gambar . )ket lembaran/ikat kepala Foto koleksi penulis

Sampur Cinde

Sebagai properti tari, dipakai di bahu kanan dililitkan ke arah pinggang kiri.

Gambar . Sampur Cinde Foto koleksi penulis

Gambar . Kalung penanggalan Foto koleksi penulis

Keris

Dipakai pada pinggang dari arah kanan belakang ke kiri. Pada keris dilingkari oncen.

Gambar . Kricing Foto koleksi penulis 5. PraktikPemakaianTataBusana

a. Contohteknikmemakaibusanatarikuda‐kuda

Mengenakan celana cinde merah corak Yogyakarta. Celana yang dipakai panjangnya sampai di bawah lutut.

Kemudian mamakai bara dan dipakai pada paha kanan dan kiri.

Mamakai Samir disilangkan pada dada.

Memakai iket lembaran diikatkan pada kepala dibentuk menjadi iket.

Memakai keris dan oncen dipakai pada pinggang dari arah kanan belakang

Memakai krincing pada pergelangan kaki kanan dan kiri

b. PemakaianBusanaKampuhanPutri

Lebih dulu dikenakan kain cinde merah corak Yogya, atau yang memakai sered garis di sebelah bawah. Mengenakannya seperti memakai kain biasa tetapi tak terlalu sempit dan diikat dengan setagen bisa juga setagen diganti long larso .

Bagian tengah dari kain kampuh sudah dibagi menjadi dua itu membentuk bagian tersendiri, sementara bagian yang ketiga berada di dalamnya. Dengan demikian dua bagian tertutup karena jahitan sementara, satu bagian lagi terbuka karena berada di bagian luar.

Lipatan wiru yang telah tersusun rapi mulai dililitkan sekeliling tubuh, mulai dari bawah ketiak kiri melalui punggung, menutupi dada, kembali menuju ke ketiak kiri dengan posisi miring pada bagian tepi. Kain tersebut dibentuk seperti penutup dada kemben diteruskan lagi dengan lipatan dua yang diikat dengan tali lawe kendit = pengikat kain . Lipatan terakhir dimaksudkan untuk menampilkan tengahan kain kampuh yang di bagian belakang diatur sedemikian rupa sehingga jatuh di sebelah kiri.

Dengan posisi kaki agak merentang, ibu jari kaki kanan si pengantin menginjak pinggiran kain kampuh bagian bawah. Sisa kain kampuh dibuat wiru lagi dari bawah ke atas sampai di pinggang sebelah kanan.

Setelah kelihatan rapi, maka kain di pinggang diikat lagi dengan tali lawe, kemudian kelebihan kain itu disampingkan di pundak kanan. Sementara itu dibuat jengil atau udetcinde yang melingkar di bagian tengah. Tetapi pada bagian bawah payudara dibiarkan menjuntai ke bawah sampai di lutut. Setelah itu dipasang pending atau slepe yang ditutup dengan batokan atau kepala slepe, tepat menutupi bagian tengah udet cinde tersebut.

Membuat songgo pocong penyangga pantat dengan cara meletakkan sisa kain kampuh yang tadi disampirkan di pundak, dijadikan dua bagian lipatan kemudian dibentuk menjadi segitiga. Perlu diperhatikan agar kemada kampuh jatuh di bagian luar. Setelah berbentuk segi‐tiga, lipatan bagian atas

mungkin darik kanan ke kiri. Setelah wala terbentuk maka bagian atasnya diambil sedikit untuk dimasukkan ke bawah slepe supaya tidak lepas. )ni masih diperkuat lagi dengan sebuah peniti agar songgo pocong jadi kukuh. Masih ada bagian kampuh yang tersisa dan inilah yang akan dibentuk menjadi tlale atau belalai dengan cara menggulung dan memasukkan sedikit demi sedikit hingga berbentuk meruncing pada bagian bawah menyerupai belalai gajah yang menjuntai ke bawah sampai di bagian lutut si pengantin.

Kain kampuh kebesaran kebanyakan mengambil motif semen yang berarti semi dan mengandung makna kesuburan dan ketertiban alam, sehingga dapat diharapkan pasangan suami‐isteri baru itu senantiasa mendapat rejeki. Motif Semen Gunung menjadi motif pilihan. Lukisan gunung menggambarkan segugusan gunung yang menurun ke lembah. Menurut kepercayaan orang Jawa gunung merupakan tempat suci bagi arwah nenek moyang, juga tempat tinggal para Dewa atau juga tempat bertapa. )nilah sebabnya gambar gunung diambil sebagai motif kain Kampuh Kebesaran untuk pengantin pria dan pengantin putri

DRAFT

Gambar . Pemakaian Kampuhan Putri Sumber: buku pakaian adat busana keratin Yogyakarta Memakai Raja Keputren/perhiasan yang terdiri:

a Petat sisir berbentuk gunungan b Sumping Ron atau sumping daun c Cunduk Mentul biji, Kalung susun tiga d Kelat Bahu satu pasang berbentuk naga e Gelang Kana satu pasang, Cincin, Giwang

Gambar . Raja Keputren/perhiasan Sumber: www.taribedaya.go.id

bawah.Mewiru kain dengan arah dari bawah ke atas dan menjurus ke sebelah kiri sampai yang terakhir agak serong .

Tangan kanan yang memegang lipatan atau wiru melakukan ini perias berada di belakang pengantin meletakkan kain tadi pada pinggang pengantin, sebelah kiri. Pengantin membantu menggenggamkan ujungnya dengan tangan kiri. Sisa kain kampuh jatuh ke bagian belakang.

Selanjutnya diteruskan dengan membuat wiru‐wiru lagi sepanjang kain kampuh dengan memegang kainj kampuh yang lain .

Wiru‐wiru yang dipegang pengantin dan yang dipegang perias dipertemukan/menyilang wiru yang disebelah kiri berada di atas dan lebih panjang, kemudian disampirkan atau dikalungkan di leher pengantin. Agar tidak lepas dibantu diikat dengan benang tali tali lawe sepanjang satu setengah meter sebanyak helai.

Pada sudut tengahan kain kampuh tersebut, sepanjang jengkal cm dinaikkan atau ditarik ke atas melalui sebelah dalam lontong tengah‐tengah lontong sehingga kelihatan sedikit bagian tengah‐tengahan kampuh tersebut.

Bagian di atas tersebut ditarik ke depan dan ke belakang sejauh satu jengkal. Tepi bagian bawah ada sered atau garis harus jatuh tepat setelapak tangan dari lutut. Dengan demikian, kalau diperhatikan, nampaknya posisi pinggiran ini menghiasi bagian depan, di atas lutut dengan arah serong ke kiri menjurus ke bawah.

Perlu diperhatikan bahwa jarak antara tengahan dan sered pinggiran kurang lebih satu telapak tangan.Tengahan ini dinamakan kepuh.

rapi di bagian depan, maka kain ditarik ke belakang, dimasukkan di antara tali lawe, dibentuk konca. Konca yang jumlahnya dua buah ini menjuntai ke bawah di bagian belakang, keduanya simetris. (arus diingat bahwa konca tidak boleh sampai ke tanah ± cm dari lantai .

Dipasang kamus dan timang kreteb yang letaknya harus tepat di pusar, di lingkaran pada pinggang. Memakai kamus dan timang harus betul‐betul rapi an kuat.

Moga dipasang di bagian belakang sebelah kanan dalam posisi terbuka. Pemasangan buntal rangkaian yang dibuat dari dedaunan hampir sama pada pengantin puteri, tetapi pada pengantin pria pemasangannya dikaitkan pada kamus dengan tali lawe dan jatuh menjuntai ke bawah ujung buntal sampai mencapai lutut di kiri dan kanan. Sisa kampuh jatuh di sebelah kiri. Sisa kain kampuh ini dinamakan lumajang.

Kemudian dipasang keris Branggah dari arah kanan belakang ke kiri. Pada keris dilingkarkan rangkaian bunga Sri Taman.

Memakai Raja Keputren/perhiasan yang terdiri dari: a Sangsangan susun tiga kalung

b Gelang kana c Kelat bahu naga d Ron sumping

e Kuluk biru atau putih, dengan nyamat f Perhiasan : Cincin

Gambar . Busana kampuhan putra

Sumber buku Pakaian adat busan keraton Yogyakarta

AktivitasPembelajaran

D.

Di bawah ini adalah serangkaian kegiatan belajar yang dapat Saudara lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.

. Pada tahap pertama, Saudara dapat membaca uraian materi dengan teknik skimming atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi.

. Berikutnya Saudara dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. (al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini.

LangkahKerja:

Bentuklah kelompok kerja dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai pendapat, dan menjaga keaktifan berkomunikasi

Pelajarilah lembar kerja busana tari

Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan sampel objek dan teknik tertentu dalam mewujudkannya.

)silah lembar kerja busana tari pada aspek hasil kerja dengan cermat dan teliti.

Lembar Kerja busana tari

.No. Aspek Perencanaan (asil Kerja . Mengidentifikasi Jenis dan maknaBusana tari

. Mengidentifikasi Teknik busana tari

. Mengidentifikasi keunikan Teknik yang digunakan dengan cara :Mengamati, mendiskripsikan,

melakukan, menata

Alat dan Bahan Alat: Bahan: Teknik penggunaan busana

Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, LembarKerja3.1 ini Saudara kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja 3.1 ini Saudara kerjakan pada saat on the job training (On) secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 (In‐2) sebagai bukti hasil kerja.

Tugas : Sebutkan macam‐macam perlengkapan busana Tari Onclong

Tugas : Peragakan teknik pemakaian busana sesuai tema atau karakter tarinya

Rangkuman

F.

Tata busana tari mempunyai fungsi untuk mendukung tema atau isi tarian dan untuk memperjelas peranan‐peranan dalam suatu pementasan tari. Busana yang baik bukan hanya menutup tubuh saja tetapi mendukung desain ruang di saat penari sedang menari Tata busana adalah segala pakaian dan perlengkapannya yang dikenakan dalam pentas. Kostum dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu pakaian dasar, kaki, tubuh, kepala, dan perlengkapan.

Rias dan busana merupakan pendukung sebuah pertunjukan tari yang berfungsi membantu suasana dan penguat untuk mewujudkan karakter sesuai dengan isi tari yang disajikan. Tata busana dalam tari merupakan pakaian yang dipakai oleh penari sesuai dengan peran yang dibawakan.

Tata busana dalam tari terdiri dari : pakaian dasar, pakaian kaki atau sepatu, pakaian tubuh, pakaian kepala, perlengkapan accessories.

Busana dan tata rias pada seni tari adalah sarana pembantu yang berperan mendukung pertunjukan tari. Sementara itu, aksesoris adalah bagian dari busana. Busana dan tata rias sebagai sarana pembantu, artinya bahwa tanpa busana termasuk aksesoris atau hanya dengan gerak saja, maka suatu pertunjukan tari akan menjadi kurang hidup.

sejarah seni, teori seni maupun apresiasi seni juga sangat diperlukan. Dalam modul ini berisi pengetahuan tentang menerapkan teknik Busana tari . Dengan demikian diharapkan setelah melakukan latihan‐latihan berdasarkan modul ini dapat dilanjutkan dengan latihan‐latihan berikutnya dengan cara‐cara yang lebih variatif. Sehingga setelah mempelajari modul ini peserta sangat diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di sekolah masing‐masing.

Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah, guru, dan pengawas sangat penting, karena mereka inilah yang akan berperan secara langsung dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di wilayah yang menjadi tanggung‐jawab mereka bersama.

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Busana tari, beberapa pertanyaan berikut perlu Anda jawab sebagai bentuk umpan balik:

. Apakah setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini Saudara mendapatkan pengetahuan dan keterampilan memadai tentang Busana tari?

. Apakah materi kegiatan pembelajaran ini telah tersusun secara sistematis sehingga memudahkan proses pembelajaran?

. Apakah Saudara merasakan manfaat penguatan pendidikan karakter terutama dalam hal nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas dalam aktivitas pembelajaran?

. (al apa saja yang menurut Saudara kurang dalam penyajian materi kegiatan pembelajaran ini sehingga memerlukan perbaikan?

. Apakah rencana tindak lanjut Saudara dalam kaitannya dengan proses belajar

DRAFT

hendaknya dibuat secara spesifik dan realistis sesuai dengan tanggung jawabnya. Dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut, pada umumnya akan mencakup hal‐hal sebagai berikut:

. "Apa", yaitu menyangkut jenis kegiatan yang akan dilakukan di tempat kerjanya. . "Bagaimana", yaitu cara atau langkah‐langkah yang harus ditempuh sehingga

kegiatan yang direncanakan terlaksana dengan baik dan benar.

. "Siapa", yaitu menyebutkan pihak terkait stakeholder siapa saja yang harus dan perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut ; masyarakat, staf yang lain atau pimpinan lembaga.

. "Kapan", yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir.

. "Dimana", yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan dilakukan di lapangan dengan Widyaiswara dan perangkat Lembaga lainnya ataukah akan dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di dalamnya.

Berikutnya, susunlah rencana tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran ini dengan format sebagai berikut.

No. Rencana Tindak Lanjut

. Materi pembelajaran

. Untuk mengetahui macam‐macam perlengkapan busana Tari Onclong Lihat uraian materi point h.

. Meragakan teknik pemakaian busana sesuai tema atau karakter tarinya lihat . uraian materi point d dan a,b dan c

                 

DRAFT

Setelah memepelajari materi pada kegiatan pembelajaran ini Saudara dapat membuat dan menggunakan pewarna alam untuk media kertas dan kain sesuai langkah‐langkah yang diajarkan

KompetensidanIndikatorPencapaianKompetensi

B.

. membuat warna alam . melakukan mordanting . mewarnai pada media kertas . mewarnai pada media kain

UraianMateri

C.

Dalam dokumen Modul PKB Senbud SD 2017 KK F (Halaman 114-139)