Pembahasan Latihan / Tugas / KasusH
2. Perencanaan Pengembangan Berpikir Kritis dan Berinovasi
Setelah pengertian tentang potensi, konsep belajar, peranan agenda sehari‐hari,dan keterampilan memberi dihayati dan dipahami secara lebih mendalam, langkah selanjutnya adalah merencanakan pembelajaran yang akan membawa peserta diklat
keinginan tersebut harus direalisasikan dalam kegiatan pembelajaran setiap harinya, baik secara teori dalam arti penanaman konsep maupun praktek. Apa yang ditekuni setiap hari akan membentuk peserta diklat Meyer, . Einstein dalam Maxwell mengatakan bahwa sebaiknya berusahalah untuk menjadi orang yang memiliki nilai, bukan orang yang sukses, karena orang yang memiliki nilai pasti akan memiliki kualitas hidup lebih baik yang akan membawanya pada kesuksesan. Dalam pembahasan ini, integrasi good values/ konsep keterampilan memberi dengan mata pelajaran yang diampu, diharapkan dapat meningkatkan kepedulian. Pengintegrasian ini diwujudkan dalam bentuk tugas‐tugas keterampilan memberiyang dilakukan secara konsisten dan kontinue oleh peserta diklat, baik di dalam kelas maupun di dalam kehidupan sehari‐hari di luar kelas. Sebelum tugas diberikan, fasilitator harus mendeskripsikan kegiatan pembelajaran secara jelas sehingga peserta diklat memiliki gambaran tentang apa yang akan dilakukan, arah yang akan dituju, serta permasalahan yang dapat diselesaikan nantinya melalui praktek keterampilan memberi yang dilakukan setiap harinya dalam kegiatan belajar di sekolah. Secara ringkas, perluasan kapasitas kegiatan pembelajaran dengan konsep keterampilan memberi dilakukan dengan menanamkan konsep tersebut kepada peserta diklat, mengintegrasikan dengan mata pelajaran yang diampu, dan mempraktekkannya secara konsisten dan kontinyu sesuai topik yang dipelajari atau karakteristik mata pelajaran yang diampu.
Dengan melakukan praktek keterampilan memberi tersebut, keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berinovasi secara perlahan‐lahan dibentuk dengan melatih cara berpikir peserta diklat dari seorang yang suka meminta atau mengambil taker)
Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi.
)ntegrasi Fasilitatoran karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran selalu dikaitkan dengan norma atau nilai‐nilai perilaku peserta, yang akan terefleksikan dalam kehidupan sehari‐hari. Penanaman nilai‐nilai Fasilitatoran karakter tidak hanya pada ranah kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta diklat di lingkungan sekolah sampai pada lingkungan masyarakat.
Di bawah ini adalah serangkaian kegiatan belajar yang dapat Saudara lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek Fasilitatoran karakter yang terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.
. Pada tahap pertama, Saudara dapat membaca uraian materi dengan teknik skimming atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi.
. Berikutnya Saudara dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. (al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini.
. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya.
Langkahkegiatan
Sebelum peserta diklat melakukan aktivitas pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan memberi, berikut adalah penjelasan singkat yang dapat dipakai sebagai pegangan oleh Fasilitator.
PenerapanKeterampilan memberidalamPembelajaran
Untuk menjadi sukses, gaya hidup yang benar harus dimiliki oleh peserta diklat. Demikian juga untuk dapat memiliki hidup yang menyenangkan, peserta diklat harus menjadikan keterampilan memberi sebagai salah satu gaya hidup yang harus dimiliki, karena memberi pada dasarnya adalah menyenangkan. Dengan menjadikan keterampilan memberi sebagai gaya hidup sejak dari kecil, diharapkan ketika dewasa dan bekerja, peserta diklat dapat lebih menjaga diri untuk tidak melakukan tindakan negatif, karena mind set sudah dilatih untuk diarahkan menjadi seorang giver, bukan seorang taker. Secara ringkas, tahapan penerapan keterampilanmemberi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. Tahapawalkegiatanpembelajaran
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Fasilitator pada tahap awal pembelajaran: . Fasilitator secara singkat dan dengan bahasa sederhana menjelaskan konsep keterampilan memberi; . Fasilitator juga memberikan alasan mengapa diajarkan keterampilan memberi.Dengan mengetahui alasannya, peserta diklat diharapkan akan lebih mantap dalam mempraktekkannya; . Untuk memperjelas konsep, Fasilitator memberikan contoh, misalnya: banyak orang yang tidak mau mendengarkan dengan
Setelah selesai dengan tahap awal, Fasilitator melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu mengajar mata pelajaran yang diampu seperti biasanya, bedanya pada tugas yang diberikan. Tugas mengandung penerapan keterampilanmemberi dan harus dipraktekkan di dalam kelas dan juga di dalam kehidupan sehari‐hari di luar kelas.
Contoh tugas ), variasi : memberi dengan kata‐kata positif secara lisan. Pada saat peserta diklat mempresentasikan sebuah proyek dari suatu mata pelajaran setiap peserta diklat diminta untuk berlatih memberikan komentar yang sifatnya memotivasi terkait dengan daya tarik atau kualitas proyek yang dipresentasikan. Demikian seterusnya sampai setiap peserta diklat mempresentasikan proyeknya. Dalam hal ini, melalui kegiatan presentasi, peserta diklat diajari untuk mempraktekkan keterampilan memberi dengan kata‐kata positif. Tekanannya adalah melatih keterampilan memberi dengan kata‐kata positif yang membangun, bukan sekedar mengomentari suatu karya atau proyek.
Contoh tugas ), variasi : memberi dengan kata‐kata positif secara tertulis. Fasilitator mengumpulkan semua proyek tadi dan membaginya secara acak kepada peserta diklat. Kemudian, peserta diklat diminta untuk memberikan komentar tertulis terkait proyek tersebut. Fasilitator memberikan rambu‐rambu supaya peserta diklat menuliskan kata‐kata yang bersifat membangun dan memberikan kata‐kata tertulis tersebut dengan tulisan yang rapi. Di sini peserta diklat diarahkan untuk belajar mempraktekkan keterampilan memberi dengan kata‐kata positif yang ditulis secara rapi. (al ini penting untuk dilatihkan supaya peserta diklat tidak membiasakan diri memberi kata‐kata yang sifatnya
di atas merupakan beberapa contoh pengembangan keterampilan memberi secara sederhana. Supaya peserta diklat terbiasa dengan konsep memberi, maka pada setiap tugas mata pelajaran yang diberikan keterampilan memberi perlu dimasukkan, disesuaikan dengan topik.
Tahapakhirkegiatanpembelajaran
Fasilitator menanyakan apakah melalui kegiatan praktek memberi tersebut peserta diklat sudah benar‐benar merasa melakukan kegiatan memberi. Jika rata‐rata peserta diklat menjawab sudah, maka fasilitator bisa menanyakan lebih lanjut tentang perasaan mereka setelah dapat memberi sesuatu kepada orang lain. Tetapi jika ternyata rata‐rata peserta diklat menjawab belum, maka apabila waktu masih tersedia, fasilitator dapat menjelaskan kembali tentang konsep memberi kemudian dihubungkan dengan kegiatan praktek keterampilan memberi yang pada pembahasan kali ini berupa memberi kata‐kata positif dan memberi berita positif. Akan tetapi jika waktu sudah habis, maka penjelasan tentang konsep memberi dapat dilakukan kembali pada pertemuan berikutnya. Agar praktek keterampilan memberi dapat lebih berarti bagi peserta diklat, maka praktek dalam contoh di atas dapat dikembangkan lagi seperti berikut, dengan objek orang‐orang di masyarakat dimana peserta diklat tinggal: Peserta diklat diminta kembali untuk memberi dengan kata‐kata positif secara lisan, memberi tulisan dengan kata‐kata positif, serta memberi berita positif yang ditujukan kepada orang lain di masyarakat; Peserta diklat diminta untuk melakukan beberapa kegiatan keterampilan memberi, misalnya mencari orang‐ orang yang tersisih dan kemudian mempraktekkan keterampilan memberi
Sebagai proyek akhir semester, fasilitator bisa meminta kepada peserta diklat untuk selama satu minggu mempraktekkan keterampilan memberi dengan melakukan tiga atau lebih kegiatan memberi per hari. Dengan melakukan kegiatan memberi selama satu semester, diharapkan peserta diklat dapat memahami konsep keterampilan memberi melalui kegiatan praktek yang dilakukan. Pada akhirnya, uraian tentang perluasan kapasitas pembelajaran dengan keterampilan memberi dapat diringkas menjadi dua hal, yaitu: Menanamkan konsep keterampilanmemberi menjadi saat dimana peserta diklat diarahkan untuk memahami mind set seorang giver; dan Mempraktekkan keterampilanmemberi menjadi saat dimana peserta diklat belajar memiliki gaya hidup seorang pemberi melalui kegiatan memberi yang dilakukan secara nyata. Dengan demikian, perluasan kapasitas pembelajaran yang dilakukan harus benar‐benar membuat kesadaran peserta diklat tumbuh dalam proses menjadi seorang giver bukan seorang taker.
Dari penjelasan singkat tentang pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan memberi, lakukan simulasi seperti pada contoh tugas ), variasi dan variasi , tugas )) yang ada di halaman .
Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, LembarKerja5.1 ini Saudara kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja 5.1 ini Saudara kerjakan pada saat on the job training (On) secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 (In‐2) sebagai bukti hasil kerja.
kritisdan keterampilan berinovasi dalam rangka mengembangkan potensi peserta diklat secara maksimal!
. Coba ingat kembali orang‐orang yang ada di sekitar Anda. Apakah ada di antara orang‐orang tersebut yang menurut Anda menunjukkan perubahan sikap karena menjadi lebih kaya, memiliki posisi yang lebih tinggi di tempat kerja, meraih gelar Fasilitatoran yang lebih tinggi? Perubahan sikap bagaimanakah yang ditunjukkan kepada Anda? Apakah Anda merasa nyaman dengan orang tersebut setelah mengalami perubahan sikap? Apakah Anda juga melakukan hal yang serupa?Apakah perubahan sikap tersebut mendatangkan manfaat bagi orang lain atau sebaliknya?
. Dari jawaban atas pertanyaan‐pertanyaan tersebut, buatlah kesimpulan tentang potensi peserta diklat seperti apakah yang diharapkan untuk dikembangkan dalam pembelajaran yang Anda lakukan sehari‐hari?
. Coba ingat‐ingat kembali pejabat yang Anda kenal di pemerintahan,apakah kebanyakan dari mereka termasuk kategori seorang taker ataukah giver?
. Tugas:
Tuliskan pemikiran Anda mengapa mereka menjadi seperti jawaban yang Anda pilih giver/ taker)! Kaitkan jawaban dengan harapan Anda terhadap peserta diklat yang dilatih untuk mengembangkan keterampilan memberi.
Rangkuman
F.
Setiap orang, termasuk Fasilitator dan peserta diklat, memiliki potensi. Potensi
DRAFT
dan berinovasi merupakan dua keterampilan yang ditekankan untuk mengembangkan potensi peserta diklat. Untuk mendukung berkembangnya kedua keterampilan tersebut, seorang Fasilitator perlu menghayati lebih lanjut tentang pengertian potensi, konsep belajar yang sesungguhnya, agenda sehari‐hari, dan keterampilan memberi. Keterampilan memberi dipilih sebagai bentuk latihan untuk mengurangi permasalahan‐permasalahan yang menghambat berkembangnya potensi seorang peserta diklat. Alasan pemilihannya, dengan keterampilan memberi diharapkan peserta diklat akan lebih peduli terhadap sesamanya dan diri sendiri, termasuk pada potensi yang dimilikinya, melalui cara berpikirnya yang diubah dari seorang taker menjadi giver.Disamping itu, memberi merupakan salah satu langkah untuk hidup dengan potensi yang maksimal sehingga pemikiran kritis bisa dilakukan secara lebih komprehensif dan lebih mendalam.