• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul PKB Senbud SD 2017 KK G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul PKB Senbud SD 2017 KK G"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Dr. Rien Sutantini, M.Hum
    • Dr. Basuki Sumartono, M.Sn.
    • Drs. Sidiq Nugraha, M.Sn
    • Drs. Muh Anugraha, M.Pd.
    • Dra. Wiwik Pudiastuti, M.Sn.
  • Pengajar:
    • Sumarna Surapranata, Ph.D.
    • Poppy Dewi Puspitawati
  • Sekolah: Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
  • Mata Pelajaran: Seni Budaya
  • Topik: Seni Budaya Sekolah Dasar (SD) Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter Kelompok Kompetensi G Pedagogik: Karakteristik Peserta Didik
  • Tipe: modul
  • Tahun: 2017
  • Kota: Jakarta

I. Pendahuluan

Modul PKB Senbud SD 2017 KK G dimulai dengan pendahuluan yang menjelaskan pentingnya pendidikan seni dalam mengembangkan kreativitas anak. Pendidikan seni tidak hanya bertujuan untuk menciptakan seniman, tetapi lebih kepada membangun kemampuan kreatif anak melalui permainan. Dalam konteks ini, seni berfungsi sebagai alat pendidikan yang memungkinkan anak untuk mengeksplorasi daya cipta dan apresiasi terhadap keindahan. Selain itu, modul ini menekankan bahwa pendidikan seni harus melibatkan berbagai aspek, termasuk kesungguhan, kepekaan, dan kesadaran berkelompok, yang semuanya berkontribusi pada pengembangan karakter dan keterampilan berpikir kritis.

II. Latar Belakang

Latar belakang modul ini menggarisbawahi peran penting guru dalam proses pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Guru profesional diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menyenangkan, sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan seni. Pemetaan kompetensi guru melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) menunjukkan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan melalui pengembangan profesionalitas guru. Hal ini sejalan dengan tujuan modul yang ingin meningkatkan kompetensi guru dalam mengajarkan seni budaya dan keterampilan di sekolah dasar.

III. Tujuan

Tujuan dari modul ini adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan untuk mengapresiasi dan menciptakan karya seni. Peserta diharapkan dapat mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif, memainkan alat musik dalam ansambel, dan menciptakan karya tari berdasarkan tema tertentu. Selain itu, modul ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya belajar tentang seni, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting.

IV. Peta Kompetensi

Peta kompetensi dalam modul ini mengidentifikasi berbagai keterampilan dan pengetahuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Ini mencakup kemampuan untuk mengapresiasi karya seni, memahami teknik dasar melukis, serta berpartisipasi dalam kegiatan seni secara kolaboratif. Peta kompetensi ini berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Dengan adanya peta kompetensi, diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan terukur, sehingga tujuan pendidikan seni dapat tercapai dengan baik.

V. Ruang Lingkup

Ruang lingkup modul mencakup berbagai aspek pendidikan seni, termasuk apresiasi seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan. Setiap bagian dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang komprehensif, di mana siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung. Modul ini juga mencakup teknik-teknik pewarnaan dan pengolahan bahan yang relevan dengan kegiatan seni. Dengan pendekatan yang holistik, modul ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan seni siswa secara menyeluruh.

VI. Cara Penggunaan Modul

Modul ini dirancang untuk digunakan dalam berbagai mode pembelajaran, baik tatap muka maupun daring. Guru dapat mengadaptasi metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran dalam modul dilengkapi dengan langkah-langkah yang jelas dan instruksi yang mudah dipahami. Hal ini memudahkan guru dalam menerapkan modul di kelas dan memastikan bahwa semua siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar. Selain itu, penggunaan lembar kerja juga diperkenalkan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi.

VII. Bagian I: Kompetensi Profesional

Bagian ini menekankan pentingnya kompetensi profesional bagi guru dalam mengajarkan seni budaya dan keterampilan. Melalui kegiatan pembelajaran yang terstruktur, guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi seni dan menciptakan karya. Modul ini juga memberikan panduan tentang bagaimana guru dapat memfasilitasi proses belajar yang efektif, termasuk cara memberikan umpan balik dan tindak lanjut terhadap hasil karya siswa. Dengan demikian, guru berperan sebagai inspirator dan pemandu dalam pengembangan kreativitas siswa.

VIII. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam modul ini terbagi menjadi beberapa topik, seperti apresiasi seni, memainkan ansambel musik, dan menciptakan karya tari. Setiap kegiatan dilengkapi dengan tujuan, kompetensi yang harus dicapai, serta aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan. Misalnya, dalam kegiatan apresiasi seni, siswa diajak untuk memahami dan menilai karya seni secara kritis. Sementara itu, dalam kegiatan musik, siswa belajar untuk berkolaborasi dalam memainkan alat musik secara bersama-sama. Dengan variasi kegiatan ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan berbagai keterampilan seni secara menyeluruh.

IX. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian penting dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa. Dalam modul ini, evaluasi dilakukan melalui berbagai metode, termasuk penilaian formatif dan sumatif. Guru diharapkan dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Dengan cara ini, siswa dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam bidang seni, serta mendapatkan arahan untuk perbaikan di masa depan. Evaluasi yang efektif juga membantu guru dalam merencanakan pembelajaran selanjutnya.

X. Penutup

Modul PKB Senbud SD 2017 KK G diharapkan dapat menjadi sumber daya yang berharga bagi guru dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar seni budaya dan keterampilan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pendidikan seni, guru dapat lebih efektif dalam membimbing siswa untuk mengeksplorasi kreativitas mereka. Penutup ini menekankan pentingnya kolaborasi antara guru, siswa, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif. Dengan demikian, pendidikan seni dapat berkontribusi pada pengembangan karakter dan keterampilan siswa secara keseluruhan.

Referensi Dokumen

  • Seni Keterampilan Anak ( Pamadhi, Evan Sukardi S. )
  • Multiple Intelligences Anak Cerdas, Ceria, Berakhlak ( Wijarko, Jarot )
  • Bunga Rampai Pendidikan Seni ( Suryahadi A. Agung, Med.CA, Irine Nusanti, MA )
  • Seni, Artidan Problematikanya ( Herbert Read )
  • Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni ( Soedarso, SP )

Gambar

gambar imajiner/melukis
Gambar �. Judul: The Christmas Eve, watercolor, �����‐����� Pelukis: Carl Larsson
Gambar �. Kuas Fitch/Pipih berbagai Ukuran Sumber: All About Techniques in Watercolor, Barron�s Educational Series, )nc,
Gambar ��. Sumber: All About TechniquesKuas Filbert  in Watercolor, Barron�s Educational Series, )nc, (auppaugr, New York, ����
+7

Referensi

Dokumen terkait

Revitalisasi Taman Balekambang dalam pengembangan Kota Solo sebagai Kota Budaya, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Penelitian ini dilakukan guna

Pada har i ini Rabu tanggal Enam Bulan Agustus tahun Dua Ribu Empat Belas, Kelompok Ker ja (Pokja) 19 ULP Satuan Ker ja Rumah Sakit Umum Daer ah Sambas telah melaksanakan

[r]

[r]

[r]

Selain itu penggunaan pestisida organik dinilai sangat ekonomis karena bahan digunakan dalam pembuatan pestisida nabati mudah diperoleh dan biaya dibutuhkan relatif

Sebuah program acara dikatakan layak untuk diproduksi, jika program tersebut punya titik “waow”, apa yang menjadi pembeda dengan program acara sebelumnya, program

untuk meningkatkan self efficacy siswa kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga, karena.. di SMP Negeri 2 Salatiga belum memiliki model peer guidance