commit to user
ix
STRATEGI PENCEGAHAN TERJADINYA KREDIT BERMASALAH YANG DILAKUKAN OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi
Diploma III Keuangan dan Perbankan
Oleh
Allein Meity Nurul Kusuma Wardhani F3609006
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
x ABSTRAK
STRATEGI PENCEGAHAN KREDIT BERMASALAH YANG DILAKUKAN OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA
Nama : Allein Meity Nurul Kusuma Wardhani NIM : F3609006
Permodalan atau pemberian kredit bisa didapatkan masyarakat pada Bank – bank kenvensional maupun Lembaga Keuangan Mikro khusunya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Namun seiring perkembangan perekonomian di Indonesia banyak Bank – bank di Indonesia dan Lembaga Keuangan Mikro yang bersaing dalam menjaga kelangsungan usahanya. Persainganan membuat banyaknya pemberian kredit kepada masyarakat menjadi tidak teliti sehingga mengalami kredit bermasalah di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta untuk mencegah kredit bermasalah. Apa yang dilakukan bila nasabah mengalami kredit bermasalah serta bagaimana penyelesaian masalah bila nasabah mengalami kredit macet.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskritif kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan objektif pada saat sekarang berdasar fakta – fakta yang tampak dan sebagaimana adanya pada PT. BPR Nguter Surakarta. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data perusahaan yaitu PT. BPR Nguter Surakarta. Langkah pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dengan salah satu pegawai PT. BPR Nguter Surakarta.
Strategi pencegahan kredit bermasalah yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta adalah : Account Officer sejak awal melakukan survei kepada calon nasabah harus benar – benar menggunakan pertimbangan prinsip 5C , Account Oficer tidak bersikap subyektif, Account Officer tidak bertindak spekulatif dan pilih memilih nasabah saat pemberian kredit. PT. BPR Nguter Surakarta menyelesaikan kredit macet dengan menngunakan cara di luar jalur hukum dan dengan menggunakan jalur hukum.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya Collecting, Filter, Potensi diharuskan dapat menjalankan tugas dengan baik, sehingga nasabah yang mempunyai kredit bermasalah dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian kredit macet di PT. BPR Nguter Surakarta dapar dilakukan dengan cara di luar jalur hukum dan melalui jalur hukum. Saran yang diberikan adalah PT. BPR Nguter Surakarta memberikan surat pemberitahuan kepada nasabah yang mempunyai keterlambatan pembayaran angsuran sejak 7 (tujuh) hari keterlambatan.
commit to user
xi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas akhir dengan judul : “STRATEGI PENCEGAHAN
KREDIT BERMASALAH YANG DILAKUKAN OLEH PT. BPR
NGUTER SURAKARTA” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk
diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Diploma III Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 9 Mei 2012
Disetujui dan diterima oleh pembimbing
commit to user
xii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima secara baik oleh tim penguji Tugas Akhir
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas –
tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keuangan dan Perbankan.
Surakarta, 28 Mei 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Drs. Hari Murti, M.Si. : (. . . .)
NIP. 19561214 198403 1 001 Dosen Penguji
2. Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si : (. . . .)
commit to user
xiii MOTTO
“Orang yang berfikir dia akan mengalami kegagalan, sesungguhnya dia telah merencanakan kegagalan itu sendiri”
(Agnes Monica)
“Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kau lakukan, tetapi mencapai apa yang belum kau lakukan”
(Kahlil Gibran)
“Float like a butterfly, sting like a bee”
(Mohamad Ali)
commit to user
xiv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada :
1 Mama, Papa, dan Adik, terima kasih buat semua
dukungan dan penantiannya.
2 Sahabat – sahabat yang selalu mendukung dan
menemaniku.
3 Sahabat – sahabat kampus yang selalu baik dan
menyenangkan.
4 Sahabat – sahabat dari jurusan Keuangan dan
Perbankan, terima kasih untuk kebersamaan kita.
commit to user
xv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Tugas
Akhir dengan judul “STRATEGI PENCEGAHAN KREDIT BERMASALAH
YANG DILAKUKAN OLEH PT. BPR NGUTER SURAKARTA”.
Penyusun tugas akhir ini tidak akan berhasil tanpa bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Meskipun penulis sering mengalami banyak
hambatan, berkat motivasi dan dorongan semangat dari berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucaokan banyak terima kasih kepada berbagai pihak secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya Tugas Akhir ini, kepada :
1. Ketua Program DIII Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Pembimbing Akademik dan Pembimbing Tugas Akhir yang telah
membantu kelancaran aktivitas perkuliahan, serta dengan arif, kesabaran,
telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, dan nasehat hingga
commit to user
xvi
3. Komisaris di PT. BPR Nguter Surakarta yang telah berkenan memberikan
bantuan serta bimbingan magang kerja dan penelitian untuk penulisan
Tugas Akhir ini.
4. Seluruh karyawan dan karyawati di PT. BPR Nguter Surakarta yang telah
memberikan motivasi dan segala informasi yang diperlukan oleh penulis.
5. Seluruh keluarga dan orang – orang tercinta yang senantiasa mendukung
dan memberikan semangat hingga selesainya penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh temen – teman DIII Keuangan dan Perbankan angkatan 2009
yang selalu memberikan kepercayaan serta kerja sama yang baik selama
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kegiatan
magang ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang
konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan Laporan Kegiatan Magang ini.
Surakarta, 9 Mei 2012
commit to user
xvii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. TujuanPenelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Metode Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank ... 8
1. Pengertian Bank ... 8
2. Fungsi Bank ... 8
commit to user
xviii
B. Bank Perkreditan Rakyat ... 10
1. Bentuk Hukum BPR ... 10
2. Usaha dalam BPR ... 11
C. Pengertian Kredit ... 12
1. Unsur-Unsur Kredit... 13
2. Tujuan Kredit ... 14
3. Penggolongan Kredit... 15
4. Kredit Bermasalah... 23
a. Langkah Mengatasi Kredit Bermasalah ... 24
b. Penyebab KreditMacet ... 24
c. Penyelamatan Kredit Macet ... 27
d. Penyelesaian Kredit Bermasalah ... 29
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 32
B. Pembahasan ... 51
1. Pencegahan Kredit Bermasalah ... 51
2. Cara Yang Dilakukan PT. BPR Nguter Bila Nasabah Mengalami Kredit Bermasalah ... 54
3. Cara Penyelesaian Kredit Macet ... 55
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
[image:11.595.168.435.236.498.2]Tabel 1.1. Nama dan Jumlah Pemegang Saham ... 34
commit to user
xx
DAFTAR GAMBAR
[image:12.595.166.435.240.495.2]Halaman
commit to user
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Analisa Kredit
Lampiran 3 Disposisi Pencairan Kredit PT. BPR Nguter Surakarta
Lampiran 4. Aplikasi Permohonan Kredit
Lampiran 5. Surat KesanggupanPembayaran Angsuran Kredit
Lampiran 6. Tanda Setor
Lampiran 7. Tanda Terima Uang Pinjaman
Lampiran 8. Slip Penarikan
Lampiran9. Slip Setoran
Lampiran10. Specimen Tanda Tangan Nasabah
Lampiran 11. Aplikasi Pembukaan Rekening Deposito
Lampiran 12. Surat Kuasa Untuk Menjual Barang Jaminan
Lampiran 13. Pernyataan dan Penyerahan Kembali Barang Jaminan
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan jaman yang sangat pesat mau tidak mau membuat
masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan manusia
yang sangat beragam dan sesuai dengan tingkatkan sosialnya, namun
dalam hal ini kemampuan manusia untuk memenuhi apa yang menjadi
keingannya itu terbatas. Masyarakat mengatasi hal ini dengan bantuan
modal yang dapat digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan dan untuk
menunjang hidupnya.
Permodalan atau pemberian kredit bisa didapatkan oleh masyarakat
pada Bank - bank konvensional yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, namun pada kenyataannya banyak masyarakat kecil yang
menggeluti sektor usaha kecil mikro dianggap tidak memiliki potensi
untuk mendapatkan bantuan permodalan. Hal inilah yang dijadikan
kesempatan emas bagi Lembaga Keuangan Mikro, khususnya Bank
Perkreditan Rakyat untuk mengembangkan usahanya.
Seiring perkembangan perekonomian di Indonesia banyak Bank -
bank konvensional dan Lembaga Keuangan Mikro yang bersaing untuk
menjaga kelangsungan usahanya dengan cara mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya untuk melakukan perluasan usaha (ekspansi) dengan
menggunakan berbagai macam produk yang ditawarkan kepada
commit to user
2
usahanya di bidang keuangan. PT.BPR Nguter merupakan suatu lembaga
keuangan yang memberikan pelayanan jasa dan pinjaman kredit kepada
masyarakat yang terutama masyarakat dengan ekonomi kecil dan sektor
UKM. Melalui pemberian kredit yang diberikan oleh PT.BPR Nguter
diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat dan khusunya
oleh PT.BPR Nguter Surakarta. PT.BPR Nguter Surakarta berharap
dengan adanya pemberian kredit ini setidaknya dapat membantu
perekonomian daerah, pembangunan daerah, peningkatan pendapatan, dan
kesejahteraan masyarakat.
Akan tetapi saat ini tidak hanya Lembaga Keuangan Mikro saja
yang tertarik untuk memberikan bantuan permodalan. Banyak Bank-bank
konvensional yang mulai tertarik untuk memberikan bantuan permodalan
pada sektor Usaha Kecil Mikro. Hal ini membuat adanya pesaingan antara
Bank-bank konvensional dengan Lembaga Keuangan Mikro khususnya
BPR. Adanya persaingan ini membuat baik Bank-bank konvensioanal dan
Lembaga Keuangan Mikro membuat patokan atau target minimal untuk
penyaluran dana yang berupa bantuan permodalan yang akan diberikan
kepada masyarakat. Adanya patokan atau target ini membuat penyaluran
kredit tidak mengalami analisis yang benar dan tepat sehingga banyak
membuat bantuan permodalan yang disalurkan kepada masyarakat dari
Bank - bank konvensioanal maupun Lembaga Keuangan Mikro
mengalami kredit bermasalah bahkan bisa berdampak ke kredit macet.
commit to user
3
bagi Bank maupun Lembaga Keuangan Mikro yang memberikan bantuan
permodalan dalam bentuk kredit. Kredit bermasalah disebabkan debitur
dalam memenuhi kewajibannya membayar angsuran kredit dengan
bunganya tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui dalam
perjanjian kredit (Martono:2002,60). Kemacetan kredit juga dapat
menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Bank-bank konvensional
maupun Lembaga Keuangan Mikro, untuk dampak lebih lanjutnya juga
dapat menyebabkan kebangkrutan usaha milik Bank-bank Konvensional
maupun Lembaga Keuangan Mikro.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk mengulas dan
melakukan penelitian mengenai bagaimana strategi pencegahan terjadinya
kredit bermasalah yang dilakukan oleh PT.BPR Nguter Surakarta. Oleh
karena itu penulis memilih judul “STRATEGI PENCEGAHAN
TERJADINYA KREDIT BERMASALAH YANG DILAKUKAN OLEH
PT.BPR NGUTER SURAKARTA”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Sebelum meneruskan proses penelitian, terlebih dahulu harus
ditentukan masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini.
Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tugas
akhir ini adalah :
1. Strategi apa yang dilakukan oleh PT. BPR Nguter Surakarta dalam
commit to user
4
2. Apakah yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta bila nasabah
memiliki indikasi mengalami kredit bermasalah?
3. Langkah yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta dalam
menyelesaikan masalah bila nasabah mengalami kredit macet?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diketahui tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui strategi PT. BPR Nguter dalam mencegah
terjadinya kredit bermasalah.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta
bila nasabah diindikasikan mengalami kredit bermasalah.
3. Untuk mengetahui langkah yang dilakukan PT. BPR Nguter bila
nasabah mengalami kredit macet.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis:
a. Mendapatkan pengetahuan, wawasan baru dan pengalaman baru
dalam dunia pekerjaan.
b. Mempraktikan secara langsung ilmu dan teori yang telah
didapatkan selama mengikuti pendidikan di Program Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
commit to user
5
c. Untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir dalam mencapai gelar
Ahli Madya DIII pada jurusan Keuangan dan Perbankan pada
Falkutas Ekonomi di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi Perusahaan:
Bagi PT. BPR Nguter Surakarta hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi evaluasi untuk mendukung perkembangan perusahaan
dan sekaligus dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi PT. BPR
Nguter Surakarta dalam mengelola perusahaan.
3. Bagi Universitas:
Untuk memberikan referensi dan informasi tambahan kepada
peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa dalam melengkapi
Tugas Akhir studinya.
4. Bagi Pembaca:
a. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian serupa.
b. Memberikan informasi, pengetahuan dan wawasan tambahan
kepada pembaca mengenai PT. BPR Nguter Surakarta.
E. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Objek Penelitian:
commit to user
6
a. Nama Perusahaan : PT. BPR Nguter Surakarta
b. Alamat Perusahaan : jalan Honggowongso nomer 69, Surakarta.
c. Telepon :0271 655837/ 666068/ 9127754
d. Fax :0271 655837/ 666068
2. Data yang Diperlukan:
a. Data Primer:
Data Primer adalah data yang diperoleh dari perusahaan itu
sendiri atau bisa disebut juga intern dari perusahaan. Data ini
mencakup data-data dan catatan catatan yang mendeskripsikan
mengenai keadaan dan situasi pada PT.BPR Nguter.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan
informasi yang berasal dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, data
sekunder yang digunakan berasal dari data perusahaan . Dengan
membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan Bank
Perkreditan Rakyat dan mengenai perkreditan di lembaga keuangan.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Pengamatan (observasi) :
Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data
dengan cara melakukan pengamatan atau observasi secara
langsung pada objek yang akan diteliti. Pengamatan atau observasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penulis melakukan
commit to user
7
dilakukan dalam PT.BPR Nguter Surakarta yang berhubungan
dengan kredit bermasalah.
b. Wawancara (Interview) :
Wawancara (Interview) adalah metode pengumpulan data yang
dilakuakan dengan cara mewawancarai atau bertanya langsung
kepada nara sumber yang bersangkutan untuk memperoleh
informasi dan mendapatkan data yang akurat dan benar yang
diperlukan. Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
cara tanya jawab langsung kepada pimpinan atau karyawan yang
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BANK :
1. PENGERTIAN BANK :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Undang- undang
Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan).
2. FUNGSI BANK :
Fungsi utama Bank dapat disimpulkan menjadi tiga, yaitu (Mudrajad
Kuncoro, 2002:68) :
a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan.
b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat
dalam bentuk kredit.
c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi
perdagangan dan peredaran uang.
3. KESEHATAN BANK :
Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal
commit to user
9
sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Y Sri Susilo,
2000:22).
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU
N0. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pembinaan dan pengawasan
Bank dilakukan oleh Bank Indonesia, UU tersebut menetapkan (Y Sri
Susilo, 2000:22-23)
a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan Bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang
berhubungan dengan usaha Bank, dan yang wajib melakukan
kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
b. Bank dalam memberikan Kredit atau Pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, Bank wajib
menempuh cara-cara yang tidak merugikan Bank dan kepentingan
Nasabah yang mempercayakan dananya kepada Bank.
c. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala
keterangan, dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Bank atas permintaan Bank Indonesia,wajib memberikan
kesempatan bagi pemeriksaan buku-bukudan berkas-berkas yang
ada padanya, serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan
commit to user
10
dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang
bersangkutan.
e. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap Bank, baik
secara berkala maupun setiap waktu apabila dipelukan. Bank
Indonesia dapat menugaskan Akuntas Publik untuk dan atas nama
Bank Indonesia melasanakan pemeriksaan terhadap Bank.
f. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca dan
perhitungan laba/rugi tahunan serta penjelasannya, serta laporan
berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Neraca laba/rugi tersebut terlebih dahulu diaudit
oleh akuntan publik.
g. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi
dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
B. BANK PERKREDITAN RAKYAT :
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tiiidddak memberikan jaaasa dalam lalu lintas pembayaran. Ini berarti
bahwa kegiatan BPR jauh lebih sempit bila dibandingkan dengan kegiatan
bank umum (Martono, 2002:35).
1. Bentuk Hukum Bank Perkreditan Rakyat :
commit to user
11
a. Perusahaan Daerah : perusahaan yang modalnya dimiliki oleh
pemerintah daerah, di mana kekayaan perusahaan dipisahkan dari
kekayaan negara. Tujuan perusahaan daerah adalah mencari
keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan
daerahnya.
b. Koperasi : badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
c. Perseroan Terbatas : suatu persekutuan untuk menjalankan
perusahaan yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas
beberapa saham di mana setiap pemegang saham turut mengambil
bagian sebanyak satu atau lebih saham.
2. Usaha dalam Bank Perkreditan Rakyat (Y Sri Susilo, 2000:51) :
a. Usaha yang diperbolehkan dilakukan oleh BPR :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip
bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
commit to user
12
tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan
Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over
likuiditas.
b. Usaha yang tidak diperbolehkan dilakukan oleh BPR :
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3. Melakukan penyertaan modal.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang
dimaksud dalam usaha BPR.
C. PENGERTIAN KREDIT :
Menurut Undang-undang nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan,
kredit adalah penyadiaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakat pinjam-meminjam
antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga
imbalan atau pembagian hasil keuntungan .
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam- meminjam antara bank
dengan pihak lain, pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga
commit to user
13
1. Unsur-unsur Kredit :
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan
pemberian kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
unsur yang terdapat dalam kredit adalah (www.BankirNews.Com ,
08/05/2012, 20.17) :
a. Kepercayaan : adanya keyakinan pihak Bank (kreditur) bahwa
debitur (peminjam dana) dapat melunasi pinjaman sesuai yang
diperjanjikan.
b. Waktu : adalah jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan
pelunasannya sesuai yang diperjanjikan.
c. Prestasi : adanya objek tertentu yang berupa prestasi dan
kontraprestasi pada saat tercapainya kesepakatan perjanjian kredit
berupa uang dan bunga / imbalan.
d. Risiko : adanya risiko yang mungkin terjadi selama jangka waktu
pemberian dan pelunasan kredit, sehingga diperlukan jaminan
untuk menutup kemungkinan wanprestasi.
2. Tujuan Kredit
Dalam membahas tujuan kredit, kita tidak dapat melepaskan diri
dari falsafah yang dianut oleh suatu negara. Di negara-negara liberal,
tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan
sesuai dengan prinsip ekonomiyang dianut oleh negara yang
commit to user
14
memperoleh manfaat (keuntungan) yang sebesar-besarnya. Oleh
karena itu pemberian kredit dimaksud untuk memperoleh keuntungan,
maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada
nasabahnya dalam bentuk kredit, jika ia betuk-betul merasa yakin
bahwa nasabahnya yang akan menerima kredit itu mampu dan mau
mengembalikan kredit yang telah diterimanya.
Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank,
khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai
agent of development adalah untuk :
a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin,
dan dapat memperluas usahanya.
3. Penggolongan kredit dibedakan menjadi (Mudrajad Kuncoro,
2002:463- 468) :
1. Penggolongan kualitas kredit berdasarkan prospek usaha:
a. Lancar :
1. Industri atau kegiatan usaha memiliki potensi
pertumbuhan yang baik.
2. Pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan
commit to user
15
3. Persaingan yang terbatas,termasuk posisi yang kuat
dalam pasar.
4. Manajemen yang sangat baik.
5. Perusahaan afiliasi atau grup stabil dan mendukung
usaha.
6. Tenaga kerja yang memadai dan belum pernah tercatat
mengalami perselisihan atau pemogokan.
b. Dalam perhatian khusus (DPK) :
Kredit yang digolongkan DPK apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Industri atau kegiatan usaha memiliki pertumbuhan
yang terbatas.
2. Posisi di pasar baik, tidak hanya dipengaruhi oleh
perubahan kondisiperekonomian.
3. Pangsa pasar bersaing dengan pesaing.
4. Manajemen yang baik.
5. Perusahaan afiliasi atau grup stabildan memiliki
dampak yang memberatkan terhadap debitur.
6. Tenaga kerja pada umumnya memadai dan belum
pernah tercatat mengalami perselisihan atau
pemogokan.
commit to user
16
Kredit yang digolongkan kurang lancar apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Industri atau kegiatan usaha menunjukkan potensi
pertumbuhanyang sangat terbatas atau tidak
mengalamipertumbuhan.
2. Pasar dipenaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian.
3. Posisi di pasar cukup baik tetapi banyak pesaing,
namun dapat pulih kembali.
4. Manajemen cukup baik.
5. Hubungan dengan perusahaan afiliasi atau grup mulai
memberikan dampak yang memberatkan terhadap
debitur.
6. Tenaga kerja berlebihan namun hubungan pimpinan dan
karyawan pada umumya baik.
d. Diragukan:
Kredit digolongkan diragukan apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Industri atau kegiatan usaha menurun.
2. Pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi
perekonomian.
3. Persaingan usaha sangat ketatdan operasional
perusahaan mengalami permasalahan yang serius.
commit to user
17
5. Perusahaan afiliasi atau grup telah memberikan dampak
yang memberatkan debitur.
6. Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar
sehingga dapat menimbulkan keresahan.
2. Penggolongan kualitas kredit berdasarkan kondisi keuangan
debitur :
a. Lancar :
Kredit yang digolongkan lancar apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Perolehan laba tinggi dan stabil.
2. Permodalan kuat.
3. Likuidtas dan modal kerja kuat.
4. Analisis arus kas menunjukkan bahwa debitur dapat
memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta bungan
tanpa dukungan sumber dana tambahan.
5. Jumlah portofolio yang sensitif terhadap perubahan
nilai tukar valuta asing dan suku bunga relatif sedikit
atau lebih dilakukan lindung nilai (hegding) secara baik.
b. Dalam perhatian khusus (DPK) :
Kredit yang digolongkan DPK apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Perolehan laba cukup baik namun memiliki potensi
commit to user
18
2. Permodalan cukup baik dan pemilik mempunyai
kemampuan untuk memberikan modal tambahan
apabila diperlukan.
3. Likuiditas dan modal kerja cukup baik.
4. Analisis arus kas menunjukan bahwa meskipun debitur
mamou memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta
bunga namun terdapat indikasi masalah tertentu yang
apabila tidak diaasi akan mempengaruhi pembayaran di
masa mendatang.
5. Beberapa portofolio sensitif terhadap perubahan nilai
tukar valuta asing dan suku bunga tetapi masih
terkendali.
c. Kurang lancar :
Kredit yang digolongkan kurang lancar apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Perolehan laba rendah.
2. Rasio utang terhadap modal cukup tinggi.
3. Likuiditas kurang dan modal kerja terbatas.
4. Analis arus kas menunjukkan bahwa debitur hanya
mampu membayar bunga dan sebagian dari pokok.
5. Kegiatan usaha terpengaruh perubahan nilai tukar
commit to user
19
6. Perpanjangan kredit untuk menutupi kesulitan
keuangan.
d. Diragukan :
Kredit yang digolongkan diragukan apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Laba sangat kecil atau negatif.
2. Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan aset.
3. Rasio utang terhadapa modal tinggi.
4. Likuiditas sangat tinggi.
5. Analisis arus kas menunjukkan ketidakmampuan
membayar pokok dan bunga.
6. Kegiatan usaha terancam karena perubahan nilai tukar
valuta asing dan suku bunga.
7. Pinjaman baru digunakan untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo.
e. Macet :
Kredit yang digolongkan macet apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Mengalami kerugian yang besar.
2. Debitur tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan
kegiatan usaha tidak dapat dipertahankan.
3. Rasio utang terhadap modal sangat tinggi.
commit to user
20
5. Analisis arus kas menunjukkan bahwa debitur tidak
mampu menutup biaya produksi.
6. Kegiatan usaha terancam karena fluktuasi nilai tukar
valuta asing dan suku bunga.
7. Pinjaman bari digunakan untuk menutup kerugian
operasional.
3. Penggolongan kualitas kredit berdasarkan kemampuan
membayar :
a. Lancar:
Kredit yang digolongkan lancar apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Pembayaran tepat waktu,perkembangan rekening baik
dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan
persyaratan kredit.
2. Hubungan debitur dengan bank baik dan debitur selalu
menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan
akurat.
3. Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan
kuat.
b. Dalam perhatian khusus (DPK) :
Kredit yang digolongkan DPK apabila memenuhi
commit to user
21
1. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga
sampai 90 hari.
2. Hubungan debitur dengan bank baik dan debitur selalu
menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan
masih akurat.
3. Jarang mengalami cerukan/ overdraft.
4. Dokumentasi lengkap dan pengikatan agunan kuat.
5. Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil.
c. Kurang lancar :
Kredit yang digolongkan kurang lancar apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Terdapat tunggakan pembayarab pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 90 hari.
2. Terdapat cerukan/ overdraft yang berulang kali
khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan
kekurangan arus kas.
3. Hubungan debitur dengan bank memburuk dan
informasi keuangan debitur tidak dapat dipercaya.
4. Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan
agunan yang lemah.
5. Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit.
6. Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan
commit to user
22
d. Diragukan :
Kredit yang digolongkan diragukan apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga yang telah
melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari.
2. Terjadi ceruka/ overdraft yang bersifat permanen
khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan
kekurangan arus kas.
3. Hubungan debitur dengan bank semakin meburuk dan
informasi keuangan debitur tidak tersedia atau tidak
dapat dipercaya.
4. Dokumentasi kredit tidak lengkap dan pengikatan
agunan yang lemah.
5. Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok
dalam perjanjian kredit.
e. Macet :
Kredit yang digolongkan macet apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 270 hari.
2. Dokumentasi kredit dan atau pengikatan agunan tidak
commit to user
23
4. Kredit Bermasalah :
Merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup
membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti
yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut Bank
Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas
Kurang lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). Sedangkan
penilaian atau penggolongan suatu kredit kedalam tingkat
kolektibilitas kredit tertentu didasarkan pada kriteria kuantitatif dan
kualitatif. Kriteria kolektibilitas secara kuantitatif didasarkan pada
keadaan pembayaran kredit oleh nasabah yang tercermin dalam catatan
pembukuan bank, yaitu mencakup ketetapan pembayaran pokok,
bunga maupun kewajiban lainnya. Penilaian terhadap pembayaran
dapat dilihat berdasarkan data historis (past performance) dari
masing-masing rekening pinjaman (Mudrajad Kuncoro, 2002:462).
a. Bank Indonesia telah melakukan beberapa langkah strategis untuk
mengatasi kredit bermasalah, yaitu (Mudrajad Kuncoro,
2002:470) :
1. Membantu Perbankan dalam menyelesaikan kredit bermasalah.
2. Meningkatkan pembinaan bank bermasalah.
3. Mencegah terjadinya kredit bermasalah di masa mendatang.
b. Penyebab Kredit Macet :
Penyebab dari kredit macet dapat diketahui dengan melakukan
commit to user
24
manajemen kredit suatu bank. Deteksi dini atas kredit bermasalah
dapat dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan sistem
“pengenalan diri” yang beruba suatu daftar kejadian atau gejala
yang diperkirakan dapat menyebabkan suatu pinjaman berkembang
menjadi kredit bermasalah. Daftar tersebut dapat disusun mulai
dari sisi nasabah, sisi ekstern nasabah dan bank, dan sisi bank,
yaitu sebagai berikut (Mudrajad Kuncoro, 2002:471- 474) :
a. Sisi Nasabah :
1. Faktor Keuangan :
- Utang meningkat sangat tajam.
- Utang meningkat tidak seimbang dengan peningkatan
asset.
- Pendapatan bersih menurun.
- Penurunan penjualan dan laba koor.
- Biaya penjualan, biaya umum dan administrasi
meningkat.
- Perubahan kebijakan dan syarat-syarat penjualan secara
kredit.
- Rata-rata umur piutang bertambah lama sehingga
perputaran piutang semakin lambat.
- Piutang tak tertagih meningkat.
commit to user
25
- Keterlambatan memperoleh neraca nasabah secara
teratur.
- Tagihan yang terkonsentrasi pada pihak tertentu.
2. Faktor Manajemen :
- Perubahan dalam manajemen.
- Tidak ada kaderisasi dan job description yang jelas.
- Sakit atau meninggalnya orang penting dalam
perusahaan (key person).
- Kegagalan dalam perencanaan.
- Manajemen puncak didominasi oleh orang yang kurang
cakap.
- Pelanggaran terhadap perjanjian atau klausa kredit.
- Penyalahgunaan kredit.
- Pendapatan naik dengan kualitas menurun.
- Rendahnya semangat dalam mengelola perusahaan.
3. Faktor Operasional :
- Hubungan nasabah dengan mitra usahanya makin
menurun.
- Kehilangan satu atau lebih pelanggan utama.
- Pembinaan sumber daya manusia yang tidak baik.
- Tertundanya penggantian mesin dan peralatan yang
sudah ketinggalan atau tidak efisien.
commit to user
26
b. Sisi Ekstern :
Faktor-faktor ekstern yang dapat diidentifikasikan sebagai
penyebab kredit bermasalah, antara lain :
- Perubahan kebijaksaan Pemerintah di sektor riil.
- Peraturan yang bersifat membatasi dan berdampak
besar atas situasi keuangan dan operasioanal serta
manajemen nasabah.
- Kenaikan harga faktor-faktor produksi yang tinggi
(BBM, angkutan, dan sebagainya).
- Perubahan teknologi yang sangat cepat dan industri
yang diterjuni oleh nasabah.
- Meningkatnya tingkat suku bunga pinjaman.
- Resesi, devaluasi, inflasi, deflasi, dan kebijakan
moneter lainnya.
- Peningkatan persaingan dalam bidang usaha.
- Bencana alam (force majeure).
c. Sisi Bank :
Faktor-faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab
kredit bermasalah, antara lain:
- Buruknya perencanaan finansial dan aktiva tetap/modal
kerja.
- Adanya perubahan waktu dalam permintaan kredit
commit to user
27
- Menerbitkan cek kosong.
- Gagal memenuhi syarat-syarat dalam perjanjian kredit.
- Adanya over kredit atau underfinancing.
- Manipulasi data.
- Over taksasi agunan atau oenilaian agunan terlalu
tinggi.
- Kredit topengan, tempilan, atau fiktif.
- Kelemahan analisa oleh pejabat kredit sejak awal proses
pemberian kredit.
c. Penyelamatan Kredit Bermasalah :
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam upaya
penyelamatan kredit bermasalah jika diperkirakan prospek usaha
masih baik adalah dengan cara 3R, yaitu (Mudrajad Kuncoro,
2002:475- 476) :
1. Penjadwalan kembali (Rescheduling), yaitu perubahan syarat
kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau
jangka waktunya yang meliputi:
- Perubahan grace period.
- Perubahan jadwal pembayaran.
- Perubahan jangka waktu.
- Perubahan jumlah angsuran.
2. Persyaratan Kembali (Reconditioning), yaitu perubahan
commit to user
28
pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau
persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut maksimum
salso kredit, yang meliputi reschedulling dan atau:
- Perubahan tingkat suku bunga/ denda.
- Perubahan cara perhitungan tingkat suku bunga.
- Kekeringan bunga/ denda.
- Perubahan/ penggantian kepemilikan/ pengurus.
- Perubahan/ penggantian nama dan atau status
perusahaan.
- Perubahan/ penggantian nasabah/ novasi.
- Perubahan/ penggantian agunan.
3. Penataan Kembali (Restructuring), yaitu perubahan
syarat-syarat kredit yang meliputi reschedulling, reconditioning dan
atau:
- Penambahan dana bank (suplesi kredit)
- Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga
menjadi pokok kredit baru.
- Perubahan jenis fasilitas kredit termasuk konversi
pinjaman dalam valuta asing atau sebaliknya.
- Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi
penyertaan dalam perusahaan.
Upaya penyelamatan dengan cara 3R dapat dilakuakn
commit to user
29
- Debitur menunjukkan itikad yang positif untuk bekerja
sama (kooperatif) terhadap upaya penyelamatan yang
akan dijalankan.
- Usaha debitur masih dijalankan dan menpunyai prospek
yang bagus.
- Debitur masih mampu untuk membayar kewajiban yang
dijadwalkan.
- Debitur masih mampu menjalan bunga berjalan.
- Adanya kemampuan dan prospek usaha debitur untuk
pulih kembali.
- Posisi bank akan menjadi lebih baik.
d. Penyelesaian Kredit Bermasalah :
Cara-cara yang dapat dilakukan dalam penyelesaian kredit
bermasalah yaitu (Mudrajad Kuncoro, 2002:476- 477) :
1. Penyelesaian Kredit Bermasalah secara damai,dengan cara
sebagai berikut:
- Pemberian keringanan bunga untuk kredit kolektibilitas
diragukan dan macet dengan pembayaran lunas ataupun
angsuran.
- Penjualan agunan di bawah tangan, yaitu penyelamatan
kredit secara damai dengan penjualan agunan di bawah
commit to user
30
- Penjualan sebagian atau seluruh harta kekayaan debitur
atau barang agunan.
- Penebus sebagian atau seluruh barang agunan oleh
debitur atau pemilik barang agunan.
2. Penyelesaian Kredit Bermasalah melalui saluran hukum :
Penyelesaian kredit bermasah melalui saluran hukum
didasarkan kepada keyakinan bahwa posisi bank secara yuridis
kuat dan beban biaya legitasi yang ringan.
Penyelesaian kredit bermasalah melalui saluran hukum dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Penyelesaian kredit melalui pengadilan negri.
- Penyerahan pengurusan kredit macet kepada BUPLN/
PUPN.
- Penyerahan penyelesaian kredit macet melalui
kejaksaan.
commit to user
31
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. BPR Nguter Surakarta
1. Penjelasan Umum :
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta
pertama kali didirikan di desa Nguter, Sukoharjo dengan anggaran
dasar awal yang dibuat oleh Notaris Nur Fariah Latif, SH di
Karanganyar, tanggal 2 Maret 1994 dengan akta No: 12 dan telah
mendapat pengesahan dari menteri Kehakiman Republik Indonesia
sebagaimana terdapat dalam surat Keputusan nomor
C2-16.782.HT.01.01.Th 1994 tertanggal 8 November 1994.
Melalui berbagai pertimbangan antara lain sarana yang
lebih memadai, dan lokasi yang lebih strategis serta mudah
dijangkau oleh nasabah maka sejak tanggal 15 April 2001 lokasi
PT. BPR Nguter Surakarta dipindahkan ke jalan Sutami nomer
118A Surakarta. Tanggal 20 Desembar 2005, lokasi BPR Nguter
Surakarta dipindahkan lagi ke jalan Honggowongso nomer 69
Surakarta, hal ini dimaksudkan agar lokasinya lebih strategis dan
lebih dekat dengan nasabah potensial.
Meskipun PT. BPR Nguter berlokasi di pusat kota
commit to user
32
mengandalkan wilayah kerja di sekitar BPR saja tetapi juga
meliputi wilayah se-eks Karesidenan Surakarta yaitu meliputi:
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Wonogiri.
Guna mendukung operasional pada wilayah tersebut PT.
BPR Nguter Surakarta telah mempersiapkan petugas lapangan,
baik dalam penghimpunan dana masyarakat maupun penyaluran
kredit dan penagihan kredit (sistem jemput bola). Sehingga dalam
penghimpunan dana dan penyaluran kredit dapat merata dan
meluas ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah se-eks
karesidenan Surakarta.
2. Kepemilikan atau Pemegang Saham :
Pada tanggal 22 Juni 2009 terjadi perubahan kepemilikan
(akuisisi) kepada pemilik baru yaitu :
a. Djoko P Sugoto dengan komposisi saham 60%
b. Augustine Esther dengan komposisi saham 35%
commit to user
33
3. Permodalan :
Guna memenuhi peraturan Pemerintah tentang CAR
minimal 8%, PT. BPR Nguter telah perubahan modal dasar
sebanyak 2 (dua) kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari
Rp. 1.600.000.000,00 menjadi Rp. 6.400.000.000,00. Dan
kemudian modal yang disetor judan mengalami perubahan dari
Rp. 1.600.000.000,00 menjadi sebesar Rp. 2.820.000.000,00.
b. Pada bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal
dasar menjadi Rp. 10.000.000.000,00 yang terbagi atas 20.000
lembar saham, masing-masing saham bernilai Rp. 500.000,00.
Modal dasar tersebut ditempatkan dan disetor sejumlah 41%
atau sejumlah 8.200 lembar saham dengan nominal seluruhnya
Rp. 4.100.000.000,00. Dari modal dasar tersebut telah
commit to user
[image:47.595.113.518.148.485.2]34
Tabel 1.1 Nama dan Jumlah Pemegang Saham
Pemegang Saham Lembar
Saham Jumlah Prosentase
Tn. Djoko Pong Sugoto 4.920 Rp. 2.460.000.000,00 60
Ny. Augustine Esther 2.870 Rp. 1.435.000.000,00 35
Ny. Dwi Esti Nastiti 410 Rp. 205.000.000,00 5
Jumlah 8.200 Rp. 4.100.000.000,00 100 Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta, 2006
Hal ini menunjukkan sebuah wujud dari komitmen para pemegang saham untuk
selalu memperkuat permodalan PT. BPR Nguter Surakarta.
4. Perubahan Susunan Pengurus :
PT. BPR Nguter telah melakukan perubahan pengurus
seluruhnya setelah terjadi akuisisi. Guna memenuhi
Undang-undang Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus 2 (dua)
orang, maka RUPS memutuskan untuk mengangkat 1 (satu) orang
direktur yang telah mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia
pada bulan Mei 2004. Susunan pengurus sejak bulan Mei 2004
commit to user
35
a. Komisaris Utama : Tn. Anta Winarta
b. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA
c. Direksi Utama : Dwi Esti Nastiti, SE
d. Direktur : Hendrardi, SE
Pada bulan Mei 2005, Hendrardi, SE mengundurkan diri
atas permintaan sendiri dengan demikian jabatan Direktur untuk
sementara kosong. Namun pada bulan Oktober 2005, setelah
melalui fit and preper test di Bank Indonesia dan telah dinyatakan
lulus, maka dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
untuk mengangkat Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT. BPR
Nguter Surakarta. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi
Persyaratan Undang-Undang Perseroan Terbatas. Dengan demikian
susunan pengurus PT. BPR Nguter Surakarta yang baru sejak
November 2005 adalah sebagai berikut :
a. Komisaris Utama : Tn. Anta Winarta
b. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA
c. Direksi Utama : Dwi Esti Nastiti, SE
d. Direktur : Ny.Dra Lusiawati Oeyeng
Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007 melalui Rapat Umum
commit to user
36
Utama Dwi Esti Nastiti dan juga Komisaris Djoko Pong Sugoto
sehingga susunan pengurus yang baru adalah sebagai berikut :
a. Komisaris : Tn. Anta Winarta
b. Direktur : Ny.Dra Lusiawati Oeyeng
Menggunakan Akta Notaris Drajad Urino, SH nomer 42
tertanggal 29 Juni 2007. Selanjutanya untuk memenuhi
Undang-Undang Perseroan Terbatas dan untuk memenuhi
peraturan Bank In donesia, bahwa pengurus BPR harus 2
(dua) orang Komisaris dan 2 (dua) orang Direktur, maka
RUPS memutuskan mengangkat 1 (satu) orang Komisaris
dan 1 (satu) orang Direktur yang telah mengikuti fit and
proper test di Bank Indonesia pada tanggal 22 September
2008 dan sudah dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia.
Maka susunan pengurus PT. BPR Nguter Surakarta berubah
menjadi sebagai berikut :
a. Direktur Utama : Ny. Fransisca Permata Dewi, SE. MM
b. Direktur : Ny. Dra Lusiawati Oeyeng
c. Komisaris Utama : Tn. Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
d. Komisaris : Tn. Anta Winarta
Menggunakan Akta Notaris Drajad Uripno, SH nomer 03
commit to user
37
melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, susunan
pengurus terakhir adalah sebagai berikut :
a. Direktur Utama : Ny. Fransisca Permata Dewi, SE.MM
b. Direktur : Tn. Yusak Adi Nugroho, SE
c. Komisaris Utama : Tn. Bambang Subartono, SE
d. Komisaris : Tn. Drs. Sri Dadi Wibowo,MM
Menggunakan Akta Notaris Drajad Uripno, SH nomer 01
tanggal 4 Maret 2009. Pada awal tahun 2010 terjadi perubahan
daftar pemegang saham, setelah Dwi Esti Nastiti melepas
kepemilikan sahamnya sebesar 5%. Maka daftar pemegang saham
[image:50.595.165.512.185.488.2]PT. BPR Nguter Surakarta yang baru adalah :
Tabel 1.2 Nama dan Jumlah Pemegang Saham Baru
Pemegang Saham Lembar
Saham Jumlah Prosentase
Tn. Djoko Pong S. 4.920 Rp. 2.460.000.000,00 60
Ny. Augustine Esther 3.280 Rp. 1.640.000.000,00 40
commit to user
38
5. Produk- Produk PT. BPR Nguter Surakarta :
a. Produk Penyaluran Dana :
Penyaluran dana pada PT. BPR Nguter Surakarta melalui
berbagai kredit yang diberikan kepada debitur. Kredit yang
diambil oleh debitur berbeda- beda tergantung dari kebutuhan
masing- masing. Macam- macam kredit tersebut adalah :
1) Kredit Modal Usaha
2) Kredit Multiguna
3) Kredit Konsumtif
4) Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor (th. ’96 – ke atas)
5) Pembiayaan Pembelian Mobil (th. ’90 – ke atas)
6) Pembiayaan Motor Besar (MOGE)
b. Produk Penghimpunan Dana :
1) Tabungan :
Pada PT. BPR NguterSurakarta terdapat 1 (satu)
jenis tabungan yaitu Tabungan Mulia. Tabungan Mulia ini
diperuntukkan bagi penabung perseorangan / perusahaan /
lembaga. Setoran awal tabungan minimal Rp. 25.000,00
commit to user
39
Serta saldo minimal yang harus mengendap di tabungan
Rp. 10.000,00. Bunga untuk Tabungan Mulia
diperhitungkan setiap akhir bulan yang bersangkutan dan
dihitung atas saldo harian. Besar tingkat bunga ditentukan
bank dan dapat berubah sewaktu- waktu. Penutupan
rekening tabungan akan dikenakan biaya administrasi
sebesar Rp. 10.000,00 serta apabila tabungan pasif / aktif
yang bersaldo di bawah Rp. 10.000,00 bank berhak
menutup rekening tersebut secara otomatis.
Kelebihan dari Tabungan Mulia ini adalah tabungan
ini dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan
oleh PT. BPR Nguter Surakarta dan juga dananya dijamin
oleh LPS.
2) Deposito Berjangka :
Deposito Berjangka pada PT. BPR Nguter Surakarta
bermacam- macam jangka waktunya tergantung dari
kebutuhan nasabah yang ingin menginvestasikan dananya.
Jangka waktunya antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12
bulan. Suku bunga deposito berjangka berbeda- beda serta
berubah- ubah tergantung dari kebijakan Bank tetapi tidak
menalahi aturan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia.
commit to user
40
dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT.
BPR Nguter Surakarta dan dana dari deposan dijamin oleh
LPS.
6. Struktur Organisasi PT. BPR Nguter Surakarta :
Berdasarkan ketentuan pada Buku Pedoman PT. BPR
Nguter Surakarta telah dinyatakan struktur organisasinya adalah
commit to user
[image:54.595.56.538.196.661.2]41
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. BPR NGUTER SURAKARTA
Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta DEWAN KOMISARIS
RUPS
DIREKSI
KABAG. ANALISA KREDIT
KABAG. OPERASIONAL
Administrasi Kredit
KABAG. KREDIT
Account Officer/ Penilai Kredit
Penagihan /
Penyelesaian Kredit Marketing Legal
Kasir Tabungan/
Deposito
commit to user
42
7. Job Description :
a) RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu
perusahaan. Setiap pengambilan keputusan penting yang
menyangkut perusahaan diputuskan disini.
b) Dewan Komisaris disini berperan untuk pengawasan dan
koordinasi. Atasan langsung dari Dewan Komisaris adalah
RUPS.Tugas dan tanggung jawab secara umum :
1) Membantu para pemegang saham dalam mengatur dan
menjalankan BPR supaya bisa berjalan dengan lancar
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Memimpin dan mengawasi kinerja direksi dalam
menjalankan tugas-tugasnya.
c) Direksi :
1) Melasanakan kegiatan perusahaan dalam menjalankan
kebijakan yang telah ditentukan oleh Direksi.
2) Mengorganisir kegiatan organisasi serta mengawasi
jalannya kebijakan.
3) menambah, mengangkat, memindahkan, serta
commit to user
43
4) Bertanggung jawab atas segala pelaksanaan kebijakan
umum.
5) Memastikan laporan keuangan tepat waktu dan benar.
6) Menidak lanjuti hasil evaluasi atau BI, Komisaris dan
SPI.
d) Kepala Bagian Kredit :
1) Mengkoordinir dan merencanakan tugas- tugas admin
kredit, account officer, dan collection di lapangan.
2) Bertanggung jawab atas pencapaian target kredit yang
diberikan kepada masyarakat.
3) Bertanggung jawab atas kinerja admin kredit dan
kelancaran pencairan.
4) Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi
pengajuan kredit dan pencairan kredit yang disalurkan
sudah sesuai SOP (System Operation Procedure)
perusahaan.
5) Melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan
kepada Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan
hasil kerja admin kredit, account officer, dan collection.
commit to user
44
1) Menerima pengajuan kredit dari dealer atau umum baik
melalui telepon maupun nasabah datang sendiri ke
kantor PT. BPR Nguter Surakarta, serta memberikan
informasi mengenai proses kredit calon debitur.
2) Melakukan SID (Sistem Informasi Debitur) / BI
cheking.
3) Mengetik perjanjian kredit (PK).
4) Membuat kompensasi lembur hari sabtu di setiap bulan.
5) Pengecekan kelengkapan berkas pengajuan kredit dan
report survey yang telah disetujui / acc oleh pimpinan.
6) Membuat MOU dengan pihak lain.
f) Account Officer :
1) Menerima order untuk disurvei dari admin survei.
2) Pengecekan kebenaran dan kelengkapan data calon
debitur.
3) Melakukan survei ke tempat calon debitur (meliputi
survei rumah tinggal, jaminan, pekerjaan / usaha,
lingkungan sekitar).
4) Menganalisa hasil survei dan dilaporkan kepada komite
commit to user
45
5) Membuat laporan analisa survei report mengenai calon
debitur.
6) Menyampaikan kepada admin kredit apakah pengajuan
kredit calon debitur tersebut disetujui atau ditolak.
g) Kassie Account Officer / AO :
1) Mengkoordinir dan merencanakan tugas – tugas
account officer di lapangan.
2) Melakukan koordinir dengan kassie collection jika
terdapat permasalahan dalam penanganan kredit
bermasalah dan membutuhkan informasi tambahan dari
account officer mengenai kondisi debitur.
3) Melaporkan, memberitahukan dan mengkonsultasikan
kepada Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan
hasil kerja account afficer.
4) Mengarahkan dan membimbing account officer agar
hasil survey dan analisis kredit lebih berkualitas.
5) Menerima laporan hasil survei dari AO.
6) Bertanggung jawab atas kinerja account officer dan
hasil survei.
commit to user
46
h) Bagian Colletion Filter :
1) Melakukan penagihan ke debitur yang terlambat
membayar angsuran.
2) Pembinaan kepada debitur tentang aturan - aturan
pembayaran yang telah disepakati bersama untuk
meminimalkan keterlambatan.
3) Mencari informasi atau lacak pada debitur yang pindah
alamat tanpa sepengetahuan pihak Bank.
4) Pengamanan jaminan bila diperlukan dan melacak
keberadaan jaminan yang sudah dialihkan kepada pihak
lain.
5) Melakukan pengambilan angsuran atau collect ke dealer
yang bekerja sama kepada pihak Bank.
6) Membuat laporan kronologis.
i) Kassie Collection :
1) Mendistribusikan job / surat tagihan kepada collector.
2) Bertanggung jawab dalam rangka upaya menurunkan
NPL / kredit macet sesuai dengan rencana kerja
commit to user
47
3) Mengkoordinir dan merencanakan tugas – tugas
collector di lapangan.
4) Melakukan koordinasi dengan kassie account officer
terkait permasalahan penanganan kredit bermasalah.
5) Melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan
kepada Direksi, tentang permasalahan penanganan
kredit bermasalah.
6) Bertanggung jawab atas kinerja collector dan hasil
tagihan yang dibawa collector.
j) Marketing Kredit :
1) Mencapai target pencairan kredit sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan perusahaan.
2) Menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk
kredit antara lain: konsumtif, modal kerja, dan investasi.
3) Melakukan follow up terhadap nasabah yang
mengajukan kredit.
4) Mengumpulkan file data calon nasabah baik pengajuan
langsung dari nasabah maupun dealer / show room /
commit to user
48
5) Melakukan survei awal guna memberikan keterangan
pada surveyor tentang kondisi cslon nasabah.
6) Memberikan kabar / informasi kepada nasabah
mengenai hasil survei dalam hal ini di acc / ditolak PT.
BPR Nguter Surakarta.
k) Teller atau Kasir :
1) Menerima setoran dan pengambilan tunai (angsuran,
tabungan, pengambilan tunai dari bank - pick up
service)
2) Pengeluaran biaya – biaya yang disertai nota maupun
kuintansi.
3) Pencatatan semua kuintansi dan nota pemasukan dan
pengeluaran di buku kasir kemudian diulang di buku
pemasukan kas dan pengeluaran kas.
4) Meng-input ke program MMS.
5) Pencetakan buku tabungan.
6) Akhir – akhir ini membuat laporan mutasi kas (jumlah
uang).
l) Bagian Staff Tabungan / Deposito :
commit to user
49
(a) Melayani pembukuan dan penutupan rekening
tabungan.
(b) Melayani transaksi nasabah baik penyetoran,
pemindahan, atau pemindah bukuan.
(c) Up date bunga tabungan per nasabah setiap akhir
bulan.
(d) Menyimpan (file) aplikasi rekening, bukti setor,
voucher jurnal tramsaksi.
2) Deposito meliputi :
(a) Aplikasi penempatan deposito dan pencairan
deposito.
(b) Pembayaran bunga deposito nasabah.
(c) Membuat konfirmasi perpanjangan deposito jatuh
tempo.
(d) Input transaksi deposito.
(e) Membuat laporan bulanan untuk Lembaga Penjamin
Simpanan.
commit to user
50
1) Melakukan pengecekan hitungan deposito dari bagian
deposito.
2) Membuat laporan BI (laporan bulanan, laporan
pengaduan nasabah, laporan publikasi 3 bulan sekali,
laporan mingguan).
3) Mengirim laporan keuangan untuk kantor pajak.
4) Membuat voucher pembukuan.
5) Membuat laporan keuangan dan input transaksi.
6) Bertanggung jawab atas setiap pengeluaran dari kas
kecil.
7) Melakukan transaksi yang berhubungan dengan antar
Bank aktiva termasuk monitoring deposito serta mutasi
rekening.
n) Satuan Pengawas Intern (SPI) :
1) Memeriksa mutasi kas pada akhir hari secara berkala.
2) Memeriksa bukti – bukti transaksi harian secara
periodik dan membandingkan dengan peraturan –
peraturan yang ada.
3) Membuat dan melaporkan laporan mingguan kepada
commit to user
51
4) Melakukan on the spot ke debitur secara berkala.
5) Melakukan pemeriksaan jaminan setiap bulan Juni dan
Desember,
6) Melakukan Laporan Tingkat Kesehatan setiap akhir
bulan.
B. Pembahasan Masalah :
1. Strategi untuk mencegah adanya kredit bermasalah sangat penting
dilakukan oleh PT. BPR Nguter Surakarta maupun oleh nasabah
PT. BPR Nguter sendiri. Strategi yang dilakukan oleh PT. BPR
Nguter Surakarta untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah
adalah sebagai berikut :
a. Account Officer sejak awal melakukan survei kepada calon
nasabah harus benar – benar menggunakan pertimbangan
prinsip 5C yang terdiri dari : Character, Capacity, Capital,
Collateral, Condition.
b. Account Officer tidak bersikap subyektif pada saat pemberian
kredit kepada nasabah.
c. Account Officer tidak bertindak spekulatif dan pilih memilih
nasabah saat pemberian kredit, asalkan nasabah tersebut layak
commit to user
52
Strategi pencegahan kredit bermasalah di atas perlu diterapkan
secara baik dan benar oleh PT. BPR Nguter Surakarta melalui
account officer, karena account officer merupakan orang yang akan
melakukan survei langsung ke lapangan apakah seorang nasabah
tersebut layak untuk diberikan pinjaman kredit ataupun tidak. Oleh
karena itu, pada saat perekrutan account officer pihak PT. BPR
Nguter Surakarta harus benar – benar teliti. Hal ini bertujuan untuk
mengantisipasi terjadinya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)
yang rendah, SDM yang rendah ditakutkan akan menyebabkan
kesalahan dalam pemberian kredit kepada nasabah dan berdampak
kerugian bagi PT. BPR Nguter Surakarta. Setelah melakukan
perekrutan account afficer, PT BPR Nguter Surakarta juga harus
melakukan pelatihan bagi account officer yang berkaitan dengan
hal – hal berikut :
1. Orang yang Terlibat :
Orang yang terlibat merupakan the first line of defence
dalam mencegah kredit macet. bila setiap kredit didasarkan
kebijakan yang baik, proses yang baik maka kesempatan kredit
macet dapat diminimalisasi.selain itu, account officer harus
memiliki kemampuan mencegah dan mendeteksi kredit macet.
seorang account officer harus benar – benar menerapkan
commit to user
53
2. Proses Kredit :
Proses kredit merupakan the second line of defence dalam
pencegahan kredit macet. proses ini menuntut kejelasan
penyajian. Bila tidak jelas maka kredit akan terus mengalami
penurunan kualitas yang terkadang terabaikan dari perhatian
pihak Bank. Proses ini mencakup proses pemberian kredit,
pembinaan kredit, review kredit, dan proses informasi
manajemen untuk pertofolio kredit.
3. Gaya Kredit :
Besar kecilnya jumlah kedit macet dipengaruhi sistem dan
proses pemberian kredit. Sistem dan proses tersebut , hadir
sesuai gaya kredit yang dianut manajemen Bank. Bila bergaya
profit tinggi, maka ekspansi, maka ekspansi dan pencarian
nasabahpun gencar yang sering kali kualitas nasabah
terabaikan. Bila bergaya likuid, maka profit tidak optimal.
Selama ini PT. BPR Nguter Surakarta menganut profit tinggi,
maka peran seorang account officer dalam menganalisa kredit
calon debitur harus benar – benar menjaga kualitas kredit
berdasar prinsip 5C sebagai upaya mencegah kredit macet.
commit to user
54
Kebijakan merupakan sarana utama mengkomunikasikan
gaya kredit. dalam kebijakan kredit memuat petunjuk yang
dirancang sebagai pedoman pemberian kredit. agar tidak
bermasah maka kebijakan tersebut disosialisasikan secara
lengkap dan jelas pada semua karyawan yang terlibat.
2. Pembayaran kredit nasabah PT. BPR Nguter Surakarta dapat
melakukan pembayaran angsuran dengan cara nasabah langsung
datang ke kantor PT. BPR Nguter Surakarta. Tetapi bila nasabah
telat untuk melakukan pembayaran angsuran, Kassie Collection
mempunyai divisi sendiri untuk melakukan penagihan kredit ke
nasabah. Divisi tersebut terbagi atas :
1. Collecting : Mempunyai tu