• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar ditinjau dari lingkungan belajar : studi kasus mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar ditinjau dari lingkungan belajar : studi kasus mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dha"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

viii

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR

Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

Agustinus Yogo Prasetyo Universitas Sanata Dharma

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II; (2) pengaruh lingkungan belajar dimasyarakat terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 yang berjumlah 86 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(2)

ix

THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTIVATION IN LEARNING AND STUDENT’S ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM LEARNING

ENVIRONMENT

A Case Study on the Students of Accounting Faculty of Education, The Department of Social Science Education, Sanata Dharma University, 2010

Accademic Year. Agustinus Yogo Prasetyo Sanata Dharma University

2012

The research aims to find out: (1) the effect of learning environment in campus towards the relationship of learning motivation and learning achievement of student’s in studying Basic Financial Accounting II; (2) the effect of societal learning environment towards student’s learning motivation and learning achievement in studying Basic Financial Accounting II.

This research is a case study on the students of Accounting Faculty of Education 2010 batch Sanata Dharma University. The population of this research are 86 students of Accounting Faculty of Accounting the 2010 batch. For collecting the data, questionaire and documentation were applied. Technique for analyzing the data was regression equation model which is developed by Chow.

(3)

BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agustinus Yogo Prasetyo 061334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Agustinus Yogo Prasetyo 061334058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Agustinus Yogo Prasetyo 061334058

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing

(6)

iii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI

BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR

Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Agustinus Yogo Prasetyo

NIM: 061334058

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 29 Februari 2012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda

Tangan

Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si. ... Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. ... Anggota Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ...

Yogyakarta, 29 Februari 2012

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

iv

Karya Kecilku Ini

Akan Kupersembahkan

Kepada:

Tuhan

Yesus

Kristus

Atas Segala Anugerah-Nya yang selalu diberikan

kepadaku.

Orang

Tua

dan

Keluargaku

Atas Segala Pengorbanan, Dukungan dan Cinta

Kasihnya

Untukku.

Orang Yang Aku

Kasihi

Atas kebersamaan, Motivasi, dan Kasihnya Untukku

Almamat

erku

(8)

v

Dream

Grately,

Procced

Straightly

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Februari 2012 Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agustinus Yogo Prasetyo

Nomor Mahasiswa : 061334058

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR”. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 Februari 2012 Yang menyatakan

(11)

viii

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR

Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

Agustinus Yogo Prasetyo Universitas Sanata Dharma

2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II; (2) pengaruh lingkungan belajar dimasyarakat terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 yang berjumlah 86 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(12)

ix

THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTIVATION IN LEARNING AND STUDENT’S ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM LEARNING

ENVIRONMENT

A Case Study on the Students of Accounting Faculty of Education, The Department of Social Science Education, Sanata Dharma University, 2010

Accademic Year. Agustinus Yogo Prasetyo Sanata Dharma University

2012

The research aims to find out: (1) the effect of learning environment in campus towards the relationship of learning motivation and learning achievement of student’s in studying Basic Financial Accounting II; (2) the effect of societal learning environment towards student’s learning motivation and learning achievement in studying Basic Financial Accounting II.

This research is a case study on the students of Accounting Faculty of Education 2010 batch Sanata Dharma University. The population of this research are 86 students of Accounting Faculty of Accounting the 2010 batch. For collecting the data, questionaire and documentation were applied. Technique for analyzing the data was regression equation model which is developed by Chow.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia Roh Kudus-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “ HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada:

1. Romo Dr.Ir. P. Wiryono., S.J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak T. Sarkim., M.ED., P.Hd., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Indra Darmawan., S.E., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak L. Saptono., S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

(14)

xi

Saptono, S. Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan dan bantuan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

7. Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian.

8. Bapak/ibu dosen dan juga segenap tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah mengajarkan dan membimbing banyak hal kepada penulisi selama kuliah.

9. Ayah saya yang tercinta bapak Andreas Bejo Widodo, terimakasih atas dukungan baik material maupun sprititualnya. Ibu saya (Alm) Sri Agnes Puji Rahayu, terimakasih atas pembelajaran hidup yang diberikan kepada saya dan keteguhan Iman nya.

10. Saudara-saudaraku Ratih, Itok dan Dimas terimakasih atas doa dan dukungannya.

11. Orang yang aku kasihi (Alm) Rina, terimakasih banyak sudah menunjukan sebuah mimpi yang membuat penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. My Korean Girl Seon Kyung, wi. Terimakasih karena tidak mengenal lelah dalam memberikan dukungannya, perhatian, cinta dan keceriaannya sehingga selalu mampu membangkitkan semangat penulis.

(15)

anak-xii

(Awe, Liza, Yola Vila, Ari Batam, Vera), anak-anak SMA Banguntapan I. Terimakasih karena selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-Teman P.AK angkatan 2006 dan anak-anak SuemPak06 Production terimakasih untuk pengalaman dan kebersamaan selama ini. Semoga waktu yang kita lewati bersama tidak akan terhapuskan oleh waktu.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang brekepentingan.

Yogyakarta, 29 Febuari 2012 Penulis

(16)

xiii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Masalah Penelitian... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

(17)

xiv

A. Motivasi Penelitian ... 6

1. Pengertian ... 6

2. Tipe-tipe Motivasi ... 7

B. Prestasi Belajar ... 8

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

2. Ranah Prestasi Belajar ... 9

3. Fungsi Prestasi Belajar ... 10

C. Lingkungan Tempat Tinggal Masyarakat ... 14

1. Pengertian ... 14

2. Karakteristik Tempat tinggal ... 14

D. Lingkungan Belajar Di Kampus ... 16

E. Akuntansi Keuangan Dasar ... 18

F. Kerangka Berfikir ... 19

G. Model Penelitian ... 22

H. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian... 24

D. Populasi Penelitian ... 25

(18)

xv

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Pengujian Validitas dan Reliabelitas Alat Ukur ... 34

I. Teknik Analisis Data ... 38

1. Analisis Deskriptif ... 38

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 38

3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 42

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 44

C. Nama-nama Rektor Universitas Sanata Dharma ... 45

D. Struktur Organisasi ... 46

E. Jurusan dan Program Studi ... 49

F. Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 50

G. Deskripsi Program Studi ... 52

H. Sumber Daya Manusia ... 53

I. Sarana dan Prasarana ... 53

J. Kemahasiswaan ... 54

(19)

xvi

3. Motivasi Belajar ... 58

4. Prestasi belajar AKD II ... 59

B. Pengujian Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis 1 ... 60

b. Uji Hipotesis 2 ... 62

C. Pembahasan 1. Pengaruh lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar AKD II ... 64

2. Pengaruh lingkungan belajar di masyarakat terhadap hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar AKD II ... 67

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 71

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(20)

xvii

Tabel 2.1 Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa ... 12

Tabel 3.1 Operasional Variabel Lingkungan Belajar di Kampus ... 28

Tabel 3.2 Skor Item Variabel Lingkungan di Kampus ... 29

Tabel 3.3 Operasional Variabel Lingkungan Belajar dimasyarakat ... 30

Tabel 3.4 Pengukuran Variabel Lingkungan Belajar dimasyarakat ... 30

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 31

Tabel 3.6 Skor Pernyataan Sikap ... 33

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 35

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Belajar di Kampus ... 36

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Belajar di masyarakat ... 36

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Penelitian ... 37

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar di Kampus ... 56

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar dimasyarakat ... 57

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 58

(21)

xviii

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 76

Lampiran II Data Pra Penelitian ... 83

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 87

Lampiran IV Data Mentah Penelitian ... 93

Lampiran V Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II ... 102

Lampiran VI Uji Normalitas ... 107

Lampiran VII Uji Hipotesis ... 109

Lampiran VIII Lampiran Nilai r ... 113

(22)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, supaya dia mencapai kedewasaan. Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa pendampingan anak didik untuk belajar hal-hal positif, sehingga dapat mengalami perkembangan. Perkembangan peserta didik dalam belajar pada umumnya diukur berdasarkan capaian prestasi belajar (Purwanto, 1995:10). Dan bagi mahasiswa Pendidikan Akuntansi, mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II merupakan mata kuliah yang harus ditempuh.

Mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II merupakan mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa Pendidikan Akuntansi disemester II. Dengan mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan semakin memantapkan bekal Akuntansi yang pernah diperoleh di sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan sehingga, tidak mengalami hambatan dalam menghadapi materi-materi Akuntansi yang lebih mendalam yang akan didapat di semester berikutnya. Namun dari pengalaman beberapa tahun ini banyak mahasiswa yang harus mengulang atau mengambil kembali mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II dikarenakan mendapatkan nilai yang kurang baik.

(23)

minat, motivasi, kondisi psikis dan fisik siswa. Faktor eksternal sendiri merupakan faktor yang berasal dari luar siswa seperti pendekatan mengajar, proses belajar mengajar, lingkungan belajar dan kondisi sosial ekonomi keluarga.

Lingkungan belajar merupakan faktor yang berasal dari luar siswa, dimana dapat mempengaruhi seseorang untuk konsentrasi dalam belajar. Lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik adalah lingkungan sekolah (Kampus), lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Agar prestasi mahasiswa itu baik maka diharapkan lingkungan yang ada di sekitar mahasiswa itu baik pula.

(24)

Mahasiswa yang mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya akan berpengaruh dalam prestasi belajarnya. Hal ini dikarenakan, mahasiswa akan merasa nyaman dan akhirnya mendorong mereka untuk berusaha lebih baik dan mencapai prestasi belajar yang lebih baik dalam mengikuti mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II. Sedangkan mahasiswa yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya akan kehilangan motivasi dalam mengikuti mata kuliah ini sehingga prestasi yang didapat kurang baik atau kurang maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR”

B. Batasan Masalah

(25)

Universitas Sanata Dharma dan lingkungan masyarakat dimana mahasiswa tinggal.

C. Masalah Penelitian.

Berdasarkan batasan di atas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh positif lingkungan belajar mahasiswa di kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II?

2. Apakah ada pengaruh positif lingkungan belajar mahasiswa di masyarakat terhadap hubungan motivasi mahasiswa dengan prestasi Akuntansi Keuangan Dasar II?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif lingkungan belajar di

kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.

(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan motivasi dan prestasi belajar ditinjau dari lingkungan belajar. Dan juga menjadi bahan pertimbangan untuk penyediaan fasilitas-fasilitas kampus yang lebih baik lagi sehingga dapat membantu mahasiswa terutama mahasiswa baru dalam hal beradaptasi dengan lingkungan kampus.

2. Bagi Dosen

Bagi dosen pembimbing dapat lebih memperhatikan kemampuan mahasiswa dalam beradaptasi dengan lingkungannya.

3. Bagi Mahasiswa

(27)

6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian

Menurut pendapat John W. Santrock dalam bukunya yang berjudul

Psikologi Pendidikan mengatakan, bahwa

Motivasi merupakan proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Sedangkan menurut Sumijo (1984:174), motivasi merupakan proses

psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi

antara sikap, kebutuhan persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri

seseorang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

motivasi adalah proses psikologis seseorang yang merangsang untuk

menentukan keputusan yang berwujud aktifitas-aktifitas. Pada akhirnya

(28)

2. Tipe-Tipe Motivasi

a. Motivasi Intrinsik

Menurut Thornburgh (Elida Prayitno, 1989:10-11), motivasi

intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor

pendorong dalam diri (internal) individu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Individu bertingkah laku

tanpa mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak dapat

kita lihat sumbernya dari luar. Individu melakukan kegiatannya

didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk

mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu.

Grage dan Berline (Elida Prayitno, 1989:11), mengemukakan

bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih baik

dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Siswa

yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan

aktifitasnya yang tinggi dalam belajar.

b. Motivasi Ekstrinsik

Pintner, Ryan, West, Fleeh, Crow, dan Smith (Elida Prayitno, 1989:13) mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri individu tersebut.

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Menurut Sardiman (2008:84-86), hasil belajar akan menjadi optimal,

(29)

berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan

intensitas usaha belajar bagi individu. Masih menurutnya ada tiga fungsi

motivasi yaitu:

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Menyelesaikan perbuatannya, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Disamping itu masih ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat

berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari

adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan

prestasi belajar yang baik. Intensitas motivasi individu akan sangat

menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah:

(30)

Sementara menurut Winkel (1996:53), belajar adalah:

Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Prestasi belajar adalah istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha

yang dialami secara langsung serta merupakan aktifitas yang bertujuan

untuk memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, kecerdasan,

kecakapan, dalam kondisi serta situasi tertentu (Depdikbud, 1994:298).

Sementara Winkel (1996:162) mengatakan bahwa:

prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Sedangkan Nasution (1996:17), prestasi belajar adalah kesempurnaan

yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Menurut

Kamus Besar Indonesia (1997:787), prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek

yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi

kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam

ketiga kriteria tersebut (Ridwan, 2008 dalam http://ridwan202.

Wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/[03-05-2008]).

2. Ranah Prestasi Belajar

Di dalam pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses

(31)

lingkungan belajar. Di lingkungan pendidikan tinggi, interkasi tersebut

terjadi antara mahasiswa dan dosen. Dalam interaksi tersebut berpusat

pada mahasiswa (student centered learning) tersebut terjadi proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam empat ranah, yaitu ranah

pengetahuan (kognitif), ranah perasaan (afektif), ranah keterampilan

(psikomotorik), dan ranah kerjasama (kooperatif) (Widanarto, 2007:27).

Salah satu perubahan aspek kognitif mahasiswa dapat dilihat dari

indeks prestasi yang diperoleh. Indeks prestasi dijadikan sebagai tolak

ukur penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan

akademik mahasiswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Fungsi utama dari prestasi belajar adalah (Arifin, 1991:3):

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendesi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan (Abraham H. Maslow, 1984). c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar yang dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(32)

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar megajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.

Fungsi hasil kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar sebagai

berikut (Widanarto, 2007:53-54):

a. Untuk memilih dan membantu mahasiswa.

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen dapat memilih mahasiswa yang bermutu yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk suatu program atau kegiatan. Tujuan selanjutnya adalah membantu mahasiswa tersebut untuk dapat berkembang secara optimal dalam suatu program.

b. Usaha untuk menentukan perlakuan yang sesuai bagi masing-masing mahasiswa sesuai dengan prestasi belajarnya.

Seorang dosen dapat memahami prestasi belajar mahasiswanya dan mampu menyadarkan mereka untuk memahami kemampuan mereka masing-masing, maka dosen akan mampu pula untuk menetukan perilakunya yang sesuai bagi masing-masing mahasiswa.

c. Untuk keperluan penelitian

Berdasarkan informasi skor dan prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, maka seorang dosen dapat mencari umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dari setiap mata kuliah yang diampunya.

d. Untuk mengetahui sifat-sifat mahasiswa

Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen sampai batas tertentu dapat mengetahui sifat-sifat mahasiswanya.

Dalam pendidikan di Universitas Sanata Dharma kegiatan evaluasi

hasil proses pembelajaran setiap mata kuliah dalam satu semester dapat

terdiri dari (FKIP, 2007:37):

1) Evaluasi hasil pembelajaran harian yang dapat dilakukan antara lain melalui kuis.

2) Evaluasi hasil pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung dengan Ujian Sisipan (USIP).

(33)

4) Evaluasi hasil pembelajaran pada akhir semester yang dilakukan melalui pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS).

Pengolahan nilai akhir evaluasi hasil proses pembelajaran setiap mata

kuliah, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Penilaian Acuan

Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Norma (PAN). Menurut buku

Pedoman FKIP (2007:55), nilai akhir keberhasilan belajar mahasiswa

Universitas Sanata Dharma dinyatakan dalam bentuk huruf sebagai

[image:33.595.60.522.192.672.2]

berikut:

Tabel 2.1

Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa

Huruf Arti Angka Mutu

A Sangat Baik 4

B Baik 3

C Cukup 2

D Kurang 1

E Gagal 0

Penilaian dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan batas lulus

yang merupakan batas minimum pencapaian kompetensi yang diperlukan.

Dengan mengguakan persentase sebagai pedoman, skor sebesar 56%

ditetapkan sebagai batas bawah untuk lulus dengan nilai C, skor sebesar

50% ditetapkan sebagai batas bawah untuk nilai D. skor batas bawah

untuk lulus dengan nilai B dan batas bawah untuk nilai A ditetapkan oleh

dosen yang bersangkutan. Dengan alasan yang kuat dan dengan

persetujuan ketua program studi, dosen dapat menyimpang dari pedoman.

Dalam hal ini dosen wajib memberitahu kepada mahasiswa.

Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas Sanata Dharma

(34)

Menurut buku Pedoman FKIP (2007:11), Sistem Kredit Semester adalah

sistem penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi

mahasiswa dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit

semester atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan

sekurang-kurangnya 16-19 minggu kerja. Sedangkan satuan kredit semester (sks)

adalah takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh

melalui satu jam kegiatan terstruktur maupun mandiri selama dua sampai

empat jam per minggu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar

lain yang setara.

Penerapan sistem kredit ini merupakan bahan belajar mahasiswa

dalam pencerminan perolehan pengetahuan/kecerdasan mahasiswa dalam

mata kuliah tertentu dan waktu tertentu, serta pengakuan penyelesaian

suatu beban belajar yang tertera dalam kurikulum. Penilaian prestasi

belajar akademik di perguruan tinggi dinyatakan dalam Indeks Prestasi

(IP). Seperti halnya rapor di sekolah dasar sampai dengan sekolah

menengah, IP merupakan bentuk prestasi yang diperoleh selama satu

semester, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Prestasi belajar ini

diperoleh dari kegiatan yang dinilai oleh dosen yang terdiri dari nilai ujian

(35)

C. Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa

1. Pengertian

Lingkungan adalah sebuah kondisi dimana manusia akan dapat

merasakan adanya hubungan kuat antara dia dengan alam sekitarnya, dan

masing-masing dapat merasakan bahwa apa yang terjadi didalam badan

mereka adalah sebuah keadaan dimana diri dan jiwa mereka menjadi satu

dalam kebersamaan yang total. Ketika sebuah perasaan nyaman datang

dari dalam jiwa maka kenyamanan inipun akan dia rasakan secara fisik

(Mirabiela, 2008 dalam http://mirabiela. Wordpress.com/2008/10/23/

kawasan lingkungan/[23-10-2001]). Dalam arti umum, rumah adalah

bangunan buatan manusia yang dijadikan tempat tinggal selama jangka

waktu tertentu. Tempat tinggal bisa di rumah orang tua, kost maupun

asrama. Jadi, lingkungan tempat tinggal adalah kondisi yang dirasakan

oleh seseorang terhadap keadaan di tempat tinggal dan sekitarnya secara

fisik maupun nonfisik dalam jangka waktu tertentu.

2. Karakteristik Tempat Tinggal

Lingkungan mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi untuk

belajar. Seseorang akan dapat memaksimalkan kemampuan

berkonsentrasi, jika mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

konsentrasi. Jika seseorang dapat memaksimalkan konsentrasi, ia mampu

menggunakan kemampuannya pada saat dan suasana yang tepat. Jika

(36)

sementara temannya mengajak belajar di rumahnya sambil memasang

musik dengan keras maka ia tidak dapat konsentrasi belajar.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar antara lain

(http://www.ut.ac.id/html/Strategi-bjj/gaya2.html):

a. Suara. Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara, yaitu ada orang yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun nonton TV; suka belajar di tempat yang ramai, dan bersama teman; tidak dapat berkonsentrasi jika banyak orang ada disekitarnya; bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan menggangu konsentrasi belajar mereka; dan beberapa orang tertentu tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.

b. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan dengan pengaruh suara. Hal itu mungkin karena relatif mudah mengatur pencahayaan sesuai dengan yang dibutuhkan.

c. Temperatur. Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang yang lain memilih tempat yang hangat.

d. Desain belajar. Jika seseorang sedang membaca, menulis, atau meringkas modul yang membutuhkan konsentrasi akan merasa lebih nyaman untuk melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet atau duduk santai dilantai. Jika salah satu cara tersebut merupakan cara yang membuatnya lebih mudah berkonsentrasi untuk belajar, maka mungkin termasuk orang yang membutuhkan desain informal atau cara belajar tidak formal yang santai. Jika seseorang termasuk tipe yang membutuhkan desain formal, maka mungkin akan lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar. Tempat belajar yang dilengkapi dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar, atau jadwal belajar dapat meningkatkan semangat belajar.

Penelitian yang dikutip oleh Zakiah Drajat dalam

http://www.mailarchive.com/tamanbintang@yahoogroup.com/msg05760.h

tml, menyebutkan bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi oleh apa yang

(37)

berbagai stimulus. Dalam perspektif ini pengaruh lingkungan terhadap

pembentukan kepribadian sangat besar. Jika teman-teman yang sebaya

tidak betah di rumah, mereka akan membentuk komunitas tersendiri yang

pada umumnya rentan terhadap pengaruh negatif.

D. Lingkungan Belajar Di Kampus

Kampus merupakan tempat mahasiswa belajar dan mengembangkan diri.

Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan kampus yang benar-benar dapat

mendukung mahasiswa untuk belajar. Menurut Roestiyah (1982:59–61),

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mahasiswa yang datang dari kampus yaitu:

1. Interaksi Dosen dan Mahasiswa

Dosen yang kurang berinteraksi dengan mahasiswa secara dekat, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga mahasiswa akan merasa jauh dari Dosen, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

2. Cara Penyajian

Dosen yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Mahasiswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Tetapi jika Dosen yang progresif dengan berani menggunakan metode-metode baru akan dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar.

3. Hubungan Antar Mahasiswa

Dosen yang kurang mendekati mahasiswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Hubungan dalam kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. Suasana kelas semacam ini tentu tidak diharapkan. Dosen harus mampu membina jiwa/hubungan kelas, agar dapat hidup gotong royong, saling kebersamaan dalam belajar bersama.

4. Standar Pelajaran di atas Ukuran.

(38)

Dosen dalam penyampaian materi haruslah sesuai dengan kemampuan mahasiswa masing- masing.

5. Media pendidikan

Saat ini banyak sekali jumlah mahasiswa yang masuk perkuliahan, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar mereka dalam jumlah besar pula. Kebanyakan kampus masih kurang dalam memiliki media dilihat dari jumlah kualitasnya.

6. Kurikulum

Sistem intruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan mahasiswa. dosen perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang detail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

7. Keadaan Gedung

Kaadaan dan jumlah gedung idealnya sesuai dengan jumlah mahasiswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.

8. Metode Belajar

Banyak mahasiswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Untuk itu perlu pembinaan dari seorang dosen. Dosen dapat mengambil metode pelajaran yang tepat dalam mengajar agar bisa efektif dan memperoleh hasil yang tepat.

Proses belajar mengajar di kampus juga tidak terlepas dari cukup tidaknya

alat-alat pelajaran yang tersedia di kampus. Kampus yang cukup memiliki

peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar yang kemudian

ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh para dosennya, kecakapan dosen

dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudahkan dan mempercepat

belajar Mahasiswa (Purwanto, 1990:104).

Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar di kampus adalah lingkungan

kelas dimana hubungan antara teman-teman tercipta secara harmonis dan dapat

mendukung proses belajar para mahasiswa. Selain itu, dalam lingkungan kelas

harus mampu memenuhi persyaratan kelas yang ideal seperti: kebersihan, ruangan

(39)

E. Akuntansi Keuangan Dasar

Kata akuntansi berasal dari kata Bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Kata akuntansi sebenarnya

diserap dari kata accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan accountant(akuntan) atau yang bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan profesinya. Sebagai bidang pengetahuan, istilah yang

umum digunakan adalah accounting. Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminology Bulltein No.1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Broad (APB) yaitu suatu komite penyusunan prinsip akuntansi yang dibentuk oleh American Institute Public Accountants(AICPA). Komite tersebut mendefinisikan akutansi sebagai berikut:

Accounting is the art of recording, classifiying and summerizing in a significant manner abd in term of money, transaction and events which are, in part at least, of financial character, and interprenting the result thereof.

Akuntansi adalah seni pencacatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi

dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam

bentuk satuan uang, dan penginterpretasikan hasil proses tersebut. Sedangkan

menurut definisi APB (1970) dalam Suwardjono (2003), akuntansi adalah

kegiatan atau fungsi penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi

kuantatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan,

yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan-keputusan

(40)

pengendalian dan pertanggungjawaban tetapi lebih luas lagi yaitu menghasilkan

informasi untuk mempengaruhi para pelaku ekonomi dalam perekonomian negara.

F. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Lingkungan Belajar Di Kampus terhadap Hubungan Motivasi

Belajar dan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai mahasiswa setelah

melaksanakan pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan

tinggi/rendahnya prestasi belajar yaitu motivasi belajar menurut

Muhubbin Syah (2002: 153).

Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin

tepat motivasi yang diberikan, semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi

motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi individu.

Dan juga, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha

yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas

motivasi individu sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya (Sardiman, 2008:84-86).

Bagi mahasiswa baru yang masih membutuhkan waktu untuk

terbiasa dengan kehidupan di kampus. Dimana lingkungan kampus yang

(41)

lingkungan sosial. Lingkungan fisik meliputi sarana prasarana

pembelajaran yang dimiliki kampus seperti; lampu, ventilasi, tempat

duduk yang sesuai dengan mahasiswa dan sebagainya. Apabila hal ini

terpenuhi, maka mahasiswa akan merasa nyaman dan fokus dalam

melakukan proses belajar dan membantu konsentrasi belajar mahasiswa.

Dan konsentrasi yang dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan

perhatian pada suatu situasi belajar, salah satu unsur penting dalam

motivasi yakni konsentrasi (Sardiman, 2008:40).

Sedangkan lingkungan sosial yang dimaksud meliputi interaksi

yang baik antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan

mahasiswa dalam pembelajaran. Menurut Roestiyah (1982:59) dosen

yang kurang berinteraksi dengan mahasiswa secara dekat, menyebabkan

proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Jika mahasiswa merasa jauh

dari Dosen, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

Dosen yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja akan membuat

mahasiswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.

Hubungan mahasiswa menjadi tidak sehat karena masing-masing

mahasiswa tidak terjadi interaksi yang baik. Semua hal tersebut dapat

menurunkan motivasi belajar mahasiswa.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa lingkungan belajar

mahasiswa di kampus dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa

(42)

2. Pengaruh Lingkungan Belajar di Masyarakat terhadap Hubungan

Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai mahasiswa setelah

melaksanakan pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan

tinggi/rendahnya prestasi belajar yaitu motivasi belajar menurut

Muhubbin Syah (2002: 153).

Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin

tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu.

Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi

individu. Dan juga, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha

yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas

motivasi individu akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya (Sardiman, 2008:84-86). Dan sebaliknya, mahasiswa yang

memiliki prestasi dalam mata kuliah tertentu akan lebih memiliki

motivasi yang kuat untuk meraih hasil yang lebih baik lagi.

Bagi mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah

mengkondisikan mereka harus tinggal di kos, mengontrak rumah ataupun

tinggal di asrama. Hal ini mengharuskan mereka untuk beradaptasi dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang baru.

(43)

banyaknya warga yang berpendidikan rendah dapat mempengaruhi

individu itu sendiri. Penelitian yang dikutip oleh Zakiah Drajat dalam

http://www.mailarchive.com/tamanbintang@yahoogroup.com/msg05760

.html, menyebutkan bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi oleh apa

yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh gabungan

dari berbagai stimulus. Dengan kondisi masyarakat yang kurang

mendukung tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa

untuk meraih prestasi dalam belajarnya.

G. Model Penelitian

MOTIVASI

MAHASISWA

PRESTASI

BELAJAR

LINGKUNGANBELAJAR DI KAMPUS

DAN

(44)

H. Hipotesis Penelitian

Ha1: Ada pengaruh positif lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan

antara motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar Akuntansi

Keuangan Dasar II.

Ha2: Ada pengaruh positif lingkungan belajar di masyarakat terhadap

hubungan antara Motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar

(45)

24

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalami tentang suatu aspek lingkungan sosial (Muhadi, 2009:7). Pada penelitian jenis studi kasus, kesimpulan hanya berlaku pada lingkungan sosial tempat dilakukannya penelitian. Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Program Studi pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Lapangan akan dilaksanakan pada bulan September 2011.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian

(46)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah motivasi belajar, prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II, lingkungan belajar di kampus dan lingkungan belajar di masyarakat.

D. Populasi Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2003:115). Penelitian ini dilakukan pada populasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 86 mahasiswa.

E. Operasionalisasi Variabel

1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Dasar II

Prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II adalah suatu hasil yang diperoleh mahasiswa akibat dari balajar Akuntansi Keuangan Dasar II. untuk mengetahui prestasi tersebut dapat diketahui dari hasil belajarnya yang dituangkan dalam kartu hasil belajar yang didapat pada akhir semester.

2. Motivasi Belajar

(47)

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu tujuan (Wingkel, 1989:92).

Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a. Tertarik kepada dosen, artinya tidak membenci atau bersikp acuh tak

acuh.

b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

c. Mempunyai antusias yang tinggi serta dapat mengendalikan perhatiannya terutama pada dosen.

d. Ingin selalu bergabung di dalam kelas. e. Ingin indentitasnya diakui oleh orang lain.

f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali. h. Selalu terkontrol oleh lingkungannya.

3. Lingkungan Belajar di Kampus

Lingkungan Kampus merupakan tempat mahasiswa belajar dan mengembangkan diri. Oleh karena itu harus diciptakan lingkngan kampus yang benar-benar dapat mendukung mahasiswa untuk belajar. Menurut Roestiyah (1982:59-61), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar mahasiswa yang datang dari kampus yaitu:

a. Interaksi dosen dengan mahasiswa b. Cara penyajian

(48)

e. Media pendidikan f. Kurikulum

g. Keadaan gedung h. Metode belajar

4. Lingkungan Belajar di Masyarakat

Lingkungan belajar di masyarakat adalah suatu tempat dimana mahasiswa tinggal baik di rumah orang tua, kost, maupun tinggal di asrama. Lingkungan belajar di masyarakat meliputi sarana belajar, sikap orang terdekat, informasi, membuat kesepakatan bersama, menciptakan disiplin, menegakkan kedisiplinan, ketegasan sikap (Sumiyati, 2010:43).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar mahasiswa yang berasal dari lingkungan masyarakat atau lingkungan tempat tinggal mahasiswa:

a. Sikap orang terdekat

b. Kemudahan untuk mendapatkan informasi c. Peraturan dalam masyarakat

d. Kedisiplinan

e. Kelengkapan sarana-prasarana penunjang kegiatan belajar

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Lingkungan Belajar Siswa di Kampus.

(49)

menengah kejuruan. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan kampus yang benar-benar dapat mendukung mahasiswa untuk belajar. Indikator lingkungan belajar di kampus yang terdiri dari keadaan fisik bangunan, sarana prasarana penunjang kelancaran kegiatan belajar dan lingkungan yang kondusif untuk belajar (Roestiyah, 1982:59-61).

[image:49.595.64.528.256.758.2]

Berikut ini tabel operasional variabel lingkungan belajar siswa di kampus:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di sekolah/kampus Variabel Penelitian Dimensi Indikator Nomor Item + -Lingkungan Belajar di Kampus 1. Interaksi dosen dengan mahasiswa

1. Mahasiswa bertanya pada dosen.

2. Dosen bertanya pada mahasiswa. 1 2 2. Cara penyajian dosen

1. Penyajian dosen yang menarik

2. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti 3. Dosen mampu

mengontrol suasana kelas 3 5 4 3. Hubungan antara Mahasiswa 1. Membentuk kelompok belajar 2. Mahasiswa melakukan diskusi 6 7 4. Media pendidikan

1. Fasilitas kelas memadai untuk proses belajar mengajar

2. Penggunaan fasilitas kampus

8

(50)

sesuai silabus 2. Membuat perencanaan pembelajaran yang jelas terhadap mahasiswa 11 6. Waktu Kuliah

1. Dosen datang dan memulai perkuliahan tepat waktu

2. Penggunaan waktu yang sebaik-baiknya 13 12 7. Pelaksanaan disiplin di kampus

1. Menaati peraturan di kampus

14

8. Keadaan gedung

1. Kondisi kampus yang bersih

2. Kondisi kelas yang rapih dan bersih

15 16 9. Motode

belajar

1. Menggunakan metode belajar yang variatif

17

10. Tugas rumah 1. Mengerjakan tugas kampus

18

[image:50.595.61.526.109.654.2]

Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor item variabel lingkungan belajar di kampus

Jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat Baik 5 1

Baik 4 2

Cukup 3 3

Tidak Baik 2 4

Sangat Tidak baik 1 5

2. Lingkungan Belajar di Masyarakat

(51)
[image:51.595.62.528.198.715.2]

asrama. Lingkungan belajar di masyarakat meliputi sarana belajar, sikap orang terdekat, informasi, membuat kesepakatan bersama, menciptakan disiplin, menegakkan kedisiplinan, ketegasan sikap (Sumiyati, 2010:43). Berikut ini disajikan tabel operasional variabel lingkungan belajar mahasiswa di masyarakat:

Tabel 3.3

Operasional Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat

Variabel Indikator No

Item Lingkungan

Belajar di Masyarakat

a. Lingkungan fisik sarana belajar b. Lingkungan non fisik

1) Sikap orang terdekat 2) Informasi

3) Membuat kesepakatan bersama 4) Menciptakan disiplin

5) Ketegasan sikap (Sixtus Tanje, 2008 dalam

http://keluargabahagia.com/index.php?optio n=com_content&task=view&id=52) 1,2 3,4 5 6,7 8,9 10

Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pengukuran Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat

Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Baik 5 1

Baik 4 2

Cukup 3 3

Tidak Baik 2 4

(52)

3. Motivasi belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu.

Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a. Tertarik kepada dosen, artinya tidak membenci atau bersikp acuh tak

acuh.

b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

c. Mempunyai antusias yang tinggi serta dapat mengendalikan perhatiannya terutama pada dosen.

d. Ingin selalu bergabung di dalam kelas. e. Ingin indentitasnya diakui oleh orang lain.

f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.

[image:52.595.62.526.185.750.2]

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian (Pratiwi, 2010:49-50) sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

No Dimensi Indikator No Pertanyaan

Positif Negatif 1 Aktivitas belajar

dikelas

1. Diskusi pada saat menemui kesulitan 2. Bertanya bila

kurang paham 3. Giat belajar sampai

paham

1

3

(53)

4. Berusaha mengejar ketinggalan materi

4 2 Usaha untuk belajar 1. Memanfaatkan

waktu untuk belajar

2. Tertarik dalam belajar

3. Berusaha memperhatikan pelajaran

5

6 7

3 Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik

1. Berusaha

mempelajari materi dirumah

2. Selalu

mengerjakan tugas yang diberikan

8

9

(54)
[image:54.595.61.526.169.655.2]

Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan-pernyataan tersebut adalah:

Tabel 3.6

Skor Pernyataan Sikap Pernyataan

Sikap

Skor ST

Skor T Skor C Skor R Skor SR

Positif 5 4 3 2 1

negatif 1 2 3 4 5

4. Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperolah dari hasil tes. Presentasi belajar diukur berdasarkan nilai yang didapat mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

(55)

2. Dokumentasi

Menurut Suharsimi (1991:131), metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau instrumen yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian atau sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa.

3. Wawancara /Interview

Interview adalah sebuah dialog yang dialakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dan terwawancara (Suharsismi, 1993:126). Wawancara akan dilakukan dengan memilih beberapa orang yang mewakili populasi penelitian.

H. Pengujian Validitas dan Realibilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas instrumen adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat ukur tersebut. Suatu instrument dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan variable yang diteliti secara tepat (Arikunto, 1998:160).

(56)

rxy =

 

 

   2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n Keterangan

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y ∑X = Jumlah skor X

∑Y = Jumlah skor Y

∑XY = jumlah hasil kali antara X dan Y n = banyaknya sampel yang di uji

Butir dikatakan valid apabila koefisien (rhit) bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%. Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien kolerasi (r hit) lebih kecil dari rtabeldengan taraf signifikan 5%

[image:56.595.65.525.108.749.2]

Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada populasi berukuran N = 30 dengan df = N – 2 (dk = 30 – 2 = 28). Berdasarkan populasi dan nilai r product moment tersebut koefisien rtabel = 0,361 dengan taraf signifikan 5%. Berikut hasil pengujian validitas instrument penelitian variable motivasi belajar, lingkungan belajar di masyarakat dan lingkungan belajar di kampus.

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar

No rhitung rtabel Keterangan

Item 1 0.612 0.361 Valid

Item 2 0.441 0.361 Valid

Item 3 0.758 0.361 Valid

Item 4 0.588 0.361 Valid

Item 5 0.522 0.361 Valid

Item 6 0.585 0.361 Valid

(57)

Item 8 0.593 0.361 Valid

[image:57.595.62.524.112.719.2]

Item 9 0.391 0.361 Valid

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas

Variable Lingkungan Belajar di Kampus

No rhitung rtabel Keterangan

Item 1 0.406 0.361 Valid

Item 2 0.494 0.361 Valid

Item 3 0.702 0.361 Valid

Item 4 0.567 0.361 Valid

Item 5 0.595 0.361 Valid

Item 6 0.650 0.361 Valid

Item 7 0.402 0.361 Valid

Item 8 0.523 0.361 Valid

Item 9 0.581 0.361 Valid

Item 10 0.567 0.361 Valid

Item 11 0.432 0.361 Valid

Item 12 0.362 0.361 Valid

Item 13 0.365 0.361 Valid

Item 14 0.439 0.361 Valid

Item 15 0.573 0.361 Valid

Item 16 0.400 0.361 Valid

Item 17 0.513 0.361 Valid

Item 18 0.635 0.361 Valid

Table 3.8

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat

No rhitung rtabel Keterangan

Item 1 0.494 0.361 Valid

Item 2 0.465 0.361 Valid

Item 3 0.742 0.361 Valid

Item 4 0.662 0.361 Valid

Item 5 0.764 0.361 Valid

Item 6 0.764 0.361 Valid

Item 7 0.742 0.361 Valid

Item 8 0.551 0.361 Valid

Item 9 0.568 0.361 Valid

(58)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel/handal bila jawaban atas pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui koefisien realibilitas digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikan 5% (Suharsimi, 2002:171)

rtt =

2 2

/

1

1

b t

k

k





Keterangan :

rtt = reliabel instrumen yang dicari

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

t

= varians total

[image:58.595.62.526.176.766.2]

Menurut Nunnaly (Ghozali, 2006:42), suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berikut hasil pengujian reliabilitas instrument penelitian variable motivasi belajar, lingkungan belajar di kampus dan lingkungan belajar di masyarakat berdasarkan perhitungan dengan program SPSS.

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variable Nilai Alpha

Cronbach

keterangan

Motivasi Belajar 0.845 Reliabel

(59)

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan data hasil observasi yang sudah diperoleh dari penelitian di lapangan yang meliputi variabel motivasi belajar, prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II, lingkungan belajar di kampus, dan lingkungan belajar di masyarakat. Untuk keperluan deskripsi data digunakan statistik deskriptif untuk setiap variabel.

2. Pengujian Prasyarat Analisis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas.

(60)

rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

 

X1 S

 

X1 F

maksimum

Don

Keterangan:

D = deviasi maksimum

Fo(X1) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn(X1) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan 5%

maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung

lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% berarti distribusi data

dikatakan tidak normal. 3. Pengujian Hipotesis Penelitian:

(61)

a. Pengujian hipotesis I yang menyatakan ada pengaruh positif lingkungan belajar mahasiswa di kampus terhadap hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.

Yi =01D11M2

DiM

i

Keterangan :

Yi = Prestasi belajar siswa M = Motivasi belajar Αβ = Konstanta parameter

D1i = Variabel Dummy 1 jika lingkungan belajar mahasiswa dikampus Mendukung, Variabel Dummy 0 jika lingkungan belajar mahasiswa di kampus tidak Mendukung

μi = Gangguan stokkastik/ penganggu regresi

Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model regresi

chow diterima jika probabilitas < 0,05. Sebaliknya pengujian hipotesis model regresichowditolak jika probabilitas > 0,05.

b. Pengujian hipotesis II yang menyatakan ada pengaruh positif lingkungan belajar di masyarakat hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.

Yi =01D11M2

DiM

i

Keterangan :

Yi = Prestasi belajar siswa M = Motivasi Belajar αβ = Konstanta parameter

(62)

μi = Gangguan stokkastik/ penganggu regresi

Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model regresi

(63)

42

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma mulanya dikenal dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Gagasan berdirinya PTPG Sanata Dharma

merupakan respon pihak Gereja Katolik terhadap tawaran Mendikbud saat itu yaitu Prof. Moh. Yamin, S.H (selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an. Waktu itu ordo telah membuka

kursus-kursus B1, antara lain B1 mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di

Semarang yang dikelola oleh Pater W.J Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. dengan dukungan dari Conggregatio de propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris

Serikat yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan

oleh pemerintah pada tanggal 17 desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu Bahsa Inggris, Sejarah, IPA, dan Il mu mendidik. Para pembesar misi Serikat yesus

menunjuk Pater Prof. Nicolus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharama dan Pater H. Loeff sebagai wakil dekan. Nama “Sanata Dharma”

(64)

“kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditunjukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian pendidikan, Pengajaran, dan kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah

menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada

masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik

Indonesia, secarade factoFKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

Untuk mengatasi keracuan antara menjadi bagian dari Universitas katolik

Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Santa Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B-Swt/U/1965. Surat keputusan

ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya

pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka Program

Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

(65)

No. 46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini

USD diharapkan tetap dapat memajukan system pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk

memperluas muatan program pendidikannya. Disamping ttap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan), Sanata Dharma membuka fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 fakultas dengan 25 program studi, 3 program pasca sarjana, 1 program profesi, dan 3 program kursus bersertifikat. Sekarang ini banyak hal

berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya),

administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan

Gambar

Tabel 2.1Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa
Tabel 3.1Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di
Tabel 3.2Skor item variabel lingkungan belajar di kampus
Tabel 3.3Operasional Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wajib Pajak yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus

Pertanyaan-pertanyaan serta gambaran di atas yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Literasi Info rmasi Pustakawan dalam

Penelitian ini menggunakan serum kehamilan normal dan preeklampsia, kemudian dilakukan perhitungan kadar sFlt-1 dan PlGF dengan metode ELISA. Data yang diperoleh kemudian

Penambahan kecepatan putaran menghasilkan sirkulariti lebih baik disebabkan dengan peningkatan tersebut akan mengurangi amplitudo getaran yang terjadi pada sekeliling

maksudnya adalah untuk menjaga kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak, tetapi secara filosofis ketentuan tersebut menginginkan jika memungkinkan anak di bawah usia sekolah

Jumlah fasilitas penunjang wisata terbanyak adalah di Kabupaten Sleman yang mencapai 293 fasilitas, kemudian 233 fasilitas di Gunungkidul, 225 fasilitas di Kota Yogyakarta,

Yang dapat menentukan cepat atau lambatnya kesembuhan sifat pendendam adalah dari sendiri melalui perenungan akibat negatif dari sifat pendendam, baik dari orang lain maupun dari

Students understand the meaning of functional written texts and short essays in the form of descriptive and procedure texts related to the social environment.