viii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR
Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma
Agustinus Yogo Prasetyo Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II; (2) pengaruh lingkungan belajar dimasyarakat terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 yang berjumlah 86 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.
ix
THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTIVATION IN LEARNING AND STUDENT’S ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM LEARNING
ENVIRONMENT
A Case Study on the Students of Accounting Faculty of Education, The Department of Social Science Education, Sanata Dharma University, 2010
Accademic Year. Agustinus Yogo Prasetyo Sanata Dharma University
2012
The research aims to find out: (1) the effect of learning environment in campus towards the relationship of learning motivation and learning achievement of student’s in studying Basic Financial Accounting II; (2) the effect of societal learning environment towards student’s learning motivation and learning achievement in studying Basic Financial Accounting II.
This research is a case study on the students of Accounting Faculty of Education 2010 batch Sanata Dharma University. The population of this research are 86 students of Accounting Faculty of Accounting the 2010 batch. For collecting the data, questionaire and documentation were applied. Technique for analyzing the data was regression equation model which is developed by Chow.
BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR
Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agustinus Yogo Prasetyo 061334058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR
Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agustinus Yogo Prasetyo 061334058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR
Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma
Oleh:
Agustinus Yogo Prasetyo 061334058
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing
iii
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI
BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR
Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Agustinus Yogo Prasetyo
NIM: 061334058
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 29 Februari 2012
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda
Tangan
Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si. ... Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. ... Anggota Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ...
Yogyakarta, 29 Februari 2012
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
Karya Kecilku Ini
Akan Kupersembahkan
Kepada:
Tuhan
Yesus
Kristus
Atas Segala Anugerah-Nya yang selalu diberikan
kepadaku.
Orang
Tua
dan
Keluargaku
Atas Segala Pengorbanan, Dukungan dan Cinta
Kasihnya
Untukku.
Orang Yang Aku
Kasihi
Atas kebersamaan, Motivasi, dan Kasihnya Untukku
Almamat
erku
v
Dream
Grately,
Procced
Straightly
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Februari 2012 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agustinus Yogo Prasetyo
Nomor Mahasiswa : 061334058
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR”. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Februari 2012 Yang menyatakan
viii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR
Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma
Agustinus Yogo Prasetyo Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II; (2) pengaruh lingkungan belajar dimasyarakat terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 yang berjumlah 86 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.
ix
THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTIVATION IN LEARNING AND STUDENT’S ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM LEARNING
ENVIRONMENT
A Case Study on the Students of Accounting Faculty of Education, The Department of Social Science Education, Sanata Dharma University, 2010
Accademic Year. Agustinus Yogo Prasetyo Sanata Dharma University
2012
The research aims to find out: (1) the effect of learning environment in campus towards the relationship of learning motivation and learning achievement of student’s in studying Basic Financial Accounting II; (2) the effect of societal learning environment towards student’s learning motivation and learning achievement in studying Basic Financial Accounting II.
This research is a case study on the students of Accounting Faculty of Education 2010 batch Sanata Dharma University. The population of this research are 86 students of Accounting Faculty of Accounting the 2010 batch. For collecting the data, questionaire and documentation were applied. Technique for analyzing the data was regression equation model which is developed by Chow.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia Roh Kudus-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “ HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada:
1. Romo Dr.Ir. P. Wiryono., S.J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak T. Sarkim., M.ED., P.Hd., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Indra Darmawan., S.E., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak L. Saptono., S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
xi
Saptono, S. Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan dan bantuan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
7. Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian.
8. Bapak/ibu dosen dan juga segenap tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah mengajarkan dan membimbing banyak hal kepada penulisi selama kuliah.
9. Ayah saya yang tercinta bapak Andreas Bejo Widodo, terimakasih atas dukungan baik material maupun sprititualnya. Ibu saya (Alm) Sri Agnes Puji Rahayu, terimakasih atas pembelajaran hidup yang diberikan kepada saya dan keteguhan Iman nya.
10. Saudara-saudaraku Ratih, Itok dan Dimas terimakasih atas doa dan dukungannya.
11. Orang yang aku kasihi (Alm) Rina, terimakasih banyak sudah menunjukan sebuah mimpi yang membuat penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. My Korean Girl Seon Kyung, wi. Terimakasih karena tidak mengenal lelah dalam memberikan dukungannya, perhatian, cinta dan keceriaannya sehingga selalu mampu membangkitkan semangat penulis.
anak-xii
(Awe, Liza, Yola Vila, Ari Batam, Vera), anak-anak SMA Banguntapan I. Terimakasih karena selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-Teman P.AK angkatan 2006 dan anak-anak SuemPak06 Production terimakasih untuk pengalaman dan kebersamaan selama ini. Semoga waktu yang kita lewati bersama tidak akan terhapuskan oleh waktu.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang brekepentingan.
Yogyakarta, 29 Febuari 2012 Penulis
xiii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Masalah Penelitian... 4
D. Tujuan Penelitian... 4
xiv
A. Motivasi Penelitian ... 6
1. Pengertian ... 6
2. Tipe-tipe Motivasi ... 7
B. Prestasi Belajar ... 8
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 8
2. Ranah Prestasi Belajar ... 9
3. Fungsi Prestasi Belajar ... 10
C. Lingkungan Tempat Tinggal Masyarakat ... 14
1. Pengertian ... 14
2. Karakteristik Tempat tinggal ... 14
D. Lingkungan Belajar Di Kampus ... 16
E. Akuntansi Keuangan Dasar ... 18
F. Kerangka Berfikir ... 19
G. Model Penelitian ... 22
H. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Subjek dan Objek Penelitian... 24
D. Populasi Penelitian ... 25
xv
G. Teknik Pengumpulan Data ... 33
H. Pengujian Validitas dan Reliabelitas Alat Ukur ... 34
I. Teknik Analisis Data ... 38
1. Analisis Deskriptif ... 38
2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 38
3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 42
B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 44
C. Nama-nama Rektor Universitas Sanata Dharma ... 45
D. Struktur Organisasi ... 46
E. Jurusan dan Program Studi ... 49
F. Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 50
G. Deskripsi Program Studi ... 52
H. Sumber Daya Manusia ... 53
I. Sarana dan Prasarana ... 53
J. Kemahasiswaan ... 54
xvi
3. Motivasi Belajar ... 58
4. Prestasi belajar AKD II ... 59
B. Pengujian Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas ... 60
2. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis 1 ... 60
b. Uji Hipotesis 2 ... 62
C. Pembahasan 1. Pengaruh lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar AKD II ... 64
2. Pengaruh lingkungan belajar di masyarakat terhadap hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar AKD II ... 67
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
C. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
xvii
Tabel 2.1 Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa ... 12
Tabel 3.1 Operasional Variabel Lingkungan Belajar di Kampus ... 28
Tabel 3.2 Skor Item Variabel Lingkungan di Kampus ... 29
Tabel 3.3 Operasional Variabel Lingkungan Belajar dimasyarakat ... 30
Tabel 3.4 Pengukuran Variabel Lingkungan Belajar dimasyarakat ... 30
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 31
Tabel 3.6 Skor Pernyataan Sikap ... 33
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 35
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Belajar di Kampus ... 36
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Belajar di masyarakat ... 36
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Penelitian ... 37
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar di Kampus ... 56
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar dimasyarakat ... 57
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 58
xviii
Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 76
Lampiran II Data Pra Penelitian ... 83
Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 87
Lampiran IV Data Mentah Penelitian ... 93
Lampiran V Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II ... 102
Lampiran VI Uji Normalitas ... 107
Lampiran VII Uji Hipotesis ... 109
Lampiran VIII Lampiran Nilai r ... 113
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, supaya dia mencapai kedewasaan. Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa pendampingan anak didik untuk belajar hal-hal positif, sehingga dapat mengalami perkembangan. Perkembangan peserta didik dalam belajar pada umumnya diukur berdasarkan capaian prestasi belajar (Purwanto, 1995:10). Dan bagi mahasiswa Pendidikan Akuntansi, mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II merupakan mata kuliah yang harus ditempuh.
Mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II merupakan mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa Pendidikan Akuntansi disemester II. Dengan mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan semakin memantapkan bekal Akuntansi yang pernah diperoleh di sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan sehingga, tidak mengalami hambatan dalam menghadapi materi-materi Akuntansi yang lebih mendalam yang akan didapat di semester berikutnya. Namun dari pengalaman beberapa tahun ini banyak mahasiswa yang harus mengulang atau mengambil kembali mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II dikarenakan mendapatkan nilai yang kurang baik.
minat, motivasi, kondisi psikis dan fisik siswa. Faktor eksternal sendiri merupakan faktor yang berasal dari luar siswa seperti pendekatan mengajar, proses belajar mengajar, lingkungan belajar dan kondisi sosial ekonomi keluarga.
Lingkungan belajar merupakan faktor yang berasal dari luar siswa, dimana dapat mempengaruhi seseorang untuk konsentrasi dalam belajar. Lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik adalah lingkungan sekolah (Kampus), lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Agar prestasi mahasiswa itu baik maka diharapkan lingkungan yang ada di sekitar mahasiswa itu baik pula.
Mahasiswa yang mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya akan berpengaruh dalam prestasi belajarnya. Hal ini dikarenakan, mahasiswa akan merasa nyaman dan akhirnya mendorong mereka untuk berusaha lebih baik dan mencapai prestasi belajar yang lebih baik dalam mengikuti mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II. Sedangkan mahasiswa yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya akan kehilangan motivasi dalam mengikuti mata kuliah ini sehingga prestasi yang didapat kurang baik atau kurang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI LINGKUNGAN BELAJAR”
B. Batasan Masalah
Universitas Sanata Dharma dan lingkungan masyarakat dimana mahasiswa tinggal.
C. Masalah Penelitian.
Berdasarkan batasan di atas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh positif lingkungan belajar mahasiswa di kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II?
2. Apakah ada pengaruh positif lingkungan belajar mahasiswa di masyarakat terhadap hubungan motivasi mahasiswa dengan prestasi Akuntansi Keuangan Dasar II?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif lingkungan belajar di
kampus terhadap hubungan motivasi belajar mahasiswa dan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan motivasi dan prestasi belajar ditinjau dari lingkungan belajar. Dan juga menjadi bahan pertimbangan untuk penyediaan fasilitas-fasilitas kampus yang lebih baik lagi sehingga dapat membantu mahasiswa terutama mahasiswa baru dalam hal beradaptasi dengan lingkungan kampus.
2. Bagi Dosen
Bagi dosen pembimbing dapat lebih memperhatikan kemampuan mahasiswa dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
3. Bagi Mahasiswa
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian
Menurut pendapat John W. Santrock dalam bukunya yang berjudul
Psikologi Pendidikan mengatakan, bahwa
Motivasi merupakan proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
Sedangkan menurut Sumijo (1984:174), motivasi merupakan proses
psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
motivasi adalah proses psikologis seseorang yang merangsang untuk
menentukan keputusan yang berwujud aktifitas-aktifitas. Pada akhirnya
2. Tipe-Tipe Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Thornburgh (Elida Prayitno, 1989:10-11), motivasi
intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor
pendorong dalam diri (internal) individu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Individu bertingkah laku
tanpa mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak dapat
kita lihat sumbernya dari luar. Individu melakukan kegiatannya
didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk
mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu.
Grage dan Berline (Elida Prayitno, 1989:11), mengemukakan
bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih baik
dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Siswa
yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan
aktifitasnya yang tinggi dalam belajar.
b. Motivasi Ekstrinsik
Pintner, Ryan, West, Fleeh, Crow, dan Smith (Elida Prayitno, 1989:13) mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri individu tersebut.
3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Menurut Sardiman (2008:84-86), hasil belajar akan menjadi optimal,
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan
intensitas usaha belajar bagi individu. Masih menurutnya ada tiga fungsi
motivasi yaitu:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyelesaikan perbuatannya, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Disamping itu masih ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan
prestasi belajar yang baik. Intensitas motivasi individu akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah:
Sementara menurut Winkel (1996:53), belajar adalah:
Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Prestasi belajar adalah istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha
yang dialami secara langsung serta merupakan aktifitas yang bertujuan
untuk memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, kecerdasan,
kecakapan, dalam kondisi serta situasi tertentu (Depdikbud, 1994:298).
Sementara Winkel (1996:162) mengatakan bahwa:
prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Sedangkan Nasution (1996:17), prestasi belajar adalah kesempurnaan
yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Menurut
Kamus Besar Indonesia (1997:787), prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek
yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam
ketiga kriteria tersebut (Ridwan, 2008 dalam http://ridwan202.
Wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/[03-05-2008]).
2. Ranah Prestasi Belajar
Di dalam pasal 1 butir 20 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses
lingkungan belajar. Di lingkungan pendidikan tinggi, interkasi tersebut
terjadi antara mahasiswa dan dosen. Dalam interaksi tersebut berpusat
pada mahasiswa (student centered learning) tersebut terjadi proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam empat ranah, yaitu ranah
pengetahuan (kognitif), ranah perasaan (afektif), ranah keterampilan
(psikomotorik), dan ranah kerjasama (kooperatif) (Widanarto, 2007:27).
Salah satu perubahan aspek kognitif mahasiswa dapat dilihat dari
indeks prestasi yang diperoleh. Indeks prestasi dijadikan sebagai tolak
ukur penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan
akademik mahasiswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik pula.
3. Fungsi Prestasi Belajar
Fungsi utama dari prestasi belajar adalah (Arifin, 1991:3):
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendesi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan (Abraham H. Maslow, 1984). c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar yang dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar megajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
Fungsi hasil kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar sebagai
berikut (Widanarto, 2007:53-54):
a. Untuk memilih dan membantu mahasiswa.
Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen dapat memilih mahasiswa yang bermutu yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk suatu program atau kegiatan. Tujuan selanjutnya adalah membantu mahasiswa tersebut untuk dapat berkembang secara optimal dalam suatu program.
b. Usaha untuk menentukan perlakuan yang sesuai bagi masing-masing mahasiswa sesuai dengan prestasi belajarnya.
Seorang dosen dapat memahami prestasi belajar mahasiswanya dan mampu menyadarkan mereka untuk memahami kemampuan mereka masing-masing, maka dosen akan mampu pula untuk menetukan perilakunya yang sesuai bagi masing-masing mahasiswa.
c. Untuk keperluan penelitian
Berdasarkan informasi skor dan prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, maka seorang dosen dapat mencari umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar dari setiap mata kuliah yang diampunya.
d. Untuk mengetahui sifat-sifat mahasiswa
Berdasarkan informasi perolehan skor dan nilai prestasi belajar mahasiswa dalam penguasaan suatu mata kuliah, seorang dosen sampai batas tertentu dapat mengetahui sifat-sifat mahasiswanya.
Dalam pendidikan di Universitas Sanata Dharma kegiatan evaluasi
hasil proses pembelajaran setiap mata kuliah dalam satu semester dapat
terdiri dari (FKIP, 2007:37):
1) Evaluasi hasil pembelajaran harian yang dapat dilakukan antara lain melalui kuis.
2) Evaluasi hasil pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung dengan Ujian Sisipan (USIP).
4) Evaluasi hasil pembelajaran pada akhir semester yang dilakukan melalui pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS).
Pengolahan nilai akhir evaluasi hasil proses pembelajaran setiap mata
kuliah, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Penilaian Acuan
Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Norma (PAN). Menurut buku
Pedoman FKIP (2007:55), nilai akhir keberhasilan belajar mahasiswa
Universitas Sanata Dharma dinyatakan dalam bentuk huruf sebagai
[image:33.595.60.522.192.672.2]berikut:
Tabel 2.1
Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa
Huruf Arti Angka Mutu
A Sangat Baik 4
B Baik 3
C Cukup 2
D Kurang 1
E Gagal 0
Penilaian dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan batas lulus
yang merupakan batas minimum pencapaian kompetensi yang diperlukan.
Dengan mengguakan persentase sebagai pedoman, skor sebesar 56%
ditetapkan sebagai batas bawah untuk lulus dengan nilai C, skor sebesar
50% ditetapkan sebagai batas bawah untuk nilai D. skor batas bawah
untuk lulus dengan nilai B dan batas bawah untuk nilai A ditetapkan oleh
dosen yang bersangkutan. Dengan alasan yang kuat dan dengan
persetujuan ketua program studi, dosen dapat menyimpang dari pedoman.
Dalam hal ini dosen wajib memberitahu kepada mahasiswa.
Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas Sanata Dharma
Menurut buku Pedoman FKIP (2007:11), Sistem Kredit Semester adalah
sistem penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi
mahasiswa dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit
semester atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan
sekurang-kurangnya 16-19 minggu kerja. Sedangkan satuan kredit semester (sks)
adalah takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh
melalui satu jam kegiatan terstruktur maupun mandiri selama dua sampai
empat jam per minggu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar
lain yang setara.
Penerapan sistem kredit ini merupakan bahan belajar mahasiswa
dalam pencerminan perolehan pengetahuan/kecerdasan mahasiswa dalam
mata kuliah tertentu dan waktu tertentu, serta pengakuan penyelesaian
suatu beban belajar yang tertera dalam kurikulum. Penilaian prestasi
belajar akademik di perguruan tinggi dinyatakan dalam Indeks Prestasi
(IP). Seperti halnya rapor di sekolah dasar sampai dengan sekolah
menengah, IP merupakan bentuk prestasi yang diperoleh selama satu
semester, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Prestasi belajar ini
diperoleh dari kegiatan yang dinilai oleh dosen yang terdiri dari nilai ujian
C. Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa
1. Pengertian
Lingkungan adalah sebuah kondisi dimana manusia akan dapat
merasakan adanya hubungan kuat antara dia dengan alam sekitarnya, dan
masing-masing dapat merasakan bahwa apa yang terjadi didalam badan
mereka adalah sebuah keadaan dimana diri dan jiwa mereka menjadi satu
dalam kebersamaan yang total. Ketika sebuah perasaan nyaman datang
dari dalam jiwa maka kenyamanan inipun akan dia rasakan secara fisik
(Mirabiela, 2008 dalam http://mirabiela. Wordpress.com/2008/10/23/
kawasan lingkungan/[23-10-2001]). Dalam arti umum, rumah adalah
bangunan buatan manusia yang dijadikan tempat tinggal selama jangka
waktu tertentu. Tempat tinggal bisa di rumah orang tua, kost maupun
asrama. Jadi, lingkungan tempat tinggal adalah kondisi yang dirasakan
oleh seseorang terhadap keadaan di tempat tinggal dan sekitarnya secara
fisik maupun nonfisik dalam jangka waktu tertentu.
2. Karakteristik Tempat Tinggal
Lingkungan mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi untuk
belajar. Seseorang akan dapat memaksimalkan kemampuan
berkonsentrasi, jika mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
konsentrasi. Jika seseorang dapat memaksimalkan konsentrasi, ia mampu
menggunakan kemampuannya pada saat dan suasana yang tepat. Jika
sementara temannya mengajak belajar di rumahnya sambil memasang
musik dengan keras maka ia tidak dapat konsentrasi belajar.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar antara lain
(http://www.ut.ac.id/html/Strategi-bjj/gaya2.html):
a. Suara. Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara, yaitu ada orang yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun nonton TV; suka belajar di tempat yang ramai, dan bersama teman; tidak dapat berkonsentrasi jika banyak orang ada disekitarnya; bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan menggangu konsentrasi belajar mereka; dan beberapa orang tertentu tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.
b. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan dengan pengaruh suara. Hal itu mungkin karena relatif mudah mengatur pencahayaan sesuai dengan yang dibutuhkan.
c. Temperatur. Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang yang lain memilih tempat yang hangat.
d. Desain belajar. Jika seseorang sedang membaca, menulis, atau meringkas modul yang membutuhkan konsentrasi akan merasa lebih nyaman untuk melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet atau duduk santai dilantai. Jika salah satu cara tersebut merupakan cara yang membuatnya lebih mudah berkonsentrasi untuk belajar, maka mungkin termasuk orang yang membutuhkan desain informal atau cara belajar tidak formal yang santai. Jika seseorang termasuk tipe yang membutuhkan desain formal, maka mungkin akan lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar. Tempat belajar yang dilengkapi dengan kalimat-kalimat positif, foto, gambar, atau jadwal belajar dapat meningkatkan semangat belajar.
Penelitian yang dikutip oleh Zakiah Drajat dalam
http://www.mailarchive.com/tamanbintang@yahoogroup.com/msg05760.h
tml, menyebutkan bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi oleh apa yang
berbagai stimulus. Dalam perspektif ini pengaruh lingkungan terhadap
pembentukan kepribadian sangat besar. Jika teman-teman yang sebaya
tidak betah di rumah, mereka akan membentuk komunitas tersendiri yang
pada umumnya rentan terhadap pengaruh negatif.
D. Lingkungan Belajar Di Kampus
Kampus merupakan tempat mahasiswa belajar dan mengembangkan diri.
Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan kampus yang benar-benar dapat
mendukung mahasiswa untuk belajar. Menurut Roestiyah (1982:59–61),
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mahasiswa yang datang dari kampus yaitu:
1. Interaksi Dosen dan Mahasiswa
Dosen yang kurang berinteraksi dengan mahasiswa secara dekat, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga mahasiswa akan merasa jauh dari Dosen, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2. Cara Penyajian
Dosen yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Mahasiswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Tetapi jika Dosen yang progresif dengan berani menggunakan metode-metode baru akan dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar.
3. Hubungan Antar Mahasiswa
Dosen yang kurang mendekati mahasiswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Hubungan dalam kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. Suasana kelas semacam ini tentu tidak diharapkan. Dosen harus mampu membina jiwa/hubungan kelas, agar dapat hidup gotong royong, saling kebersamaan dalam belajar bersama.
4. Standar Pelajaran di atas Ukuran.
Dosen dalam penyampaian materi haruslah sesuai dengan kemampuan mahasiswa masing- masing.
5. Media pendidikan
Saat ini banyak sekali jumlah mahasiswa yang masuk perkuliahan, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar mereka dalam jumlah besar pula. Kebanyakan kampus masih kurang dalam memiliki media dilihat dari jumlah kualitasnya.
6. Kurikulum
Sistem intruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan mahasiswa. dosen perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang detail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
7. Keadaan Gedung
Kaadaan dan jumlah gedung idealnya sesuai dengan jumlah mahasiswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.
8. Metode Belajar
Banyak mahasiswa yang melaksanakan cara belajar yang salah. Untuk itu perlu pembinaan dari seorang dosen. Dosen dapat mengambil metode pelajaran yang tepat dalam mengajar agar bisa efektif dan memperoleh hasil yang tepat.
Proses belajar mengajar di kampus juga tidak terlepas dari cukup tidaknya
alat-alat pelajaran yang tersedia di kampus. Kampus yang cukup memiliki
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar yang kemudian
ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh para dosennya, kecakapan dosen
dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudahkan dan mempercepat
belajar Mahasiswa (Purwanto, 1990:104).
Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar di kampus adalah lingkungan
kelas dimana hubungan antara teman-teman tercipta secara harmonis dan dapat
mendukung proses belajar para mahasiswa. Selain itu, dalam lingkungan kelas
harus mampu memenuhi persyaratan kelas yang ideal seperti: kebersihan, ruangan
E. Akuntansi Keuangan Dasar
Kata akuntansi berasal dari kata Bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Kata akuntansi sebenarnya
diserap dari kata accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan accountant(akuntan) atau yang bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan profesinya. Sebagai bidang pengetahuan, istilah yang
umum digunakan adalah accounting. Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminology Bulltein No.1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Broad (APB) yaitu suatu komite penyusunan prinsip akuntansi yang dibentuk oleh American Institute Public Accountants(AICPA). Komite tersebut mendefinisikan akutansi sebagai berikut:
Accounting is the art of recording, classifiying and summerizing in a significant manner abd in term of money, transaction and events which are, in part at least, of financial character, and interprenting the result thereof.
Akuntansi adalah seni pencacatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi
dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam
bentuk satuan uang, dan penginterpretasikan hasil proses tersebut. Sedangkan
menurut definisi APB (1970) dalam Suwardjono (2003), akuntansi adalah
kegiatan atau fungsi penyediaan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan,
yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan-keputusan
pengendalian dan pertanggungjawaban tetapi lebih luas lagi yaitu menghasilkan
informasi untuk mempengaruhi para pelaku ekonomi dalam perekonomian negara.
F. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Lingkungan Belajar Di Kampus terhadap Hubungan Motivasi
Belajar dan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai mahasiswa setelah
melaksanakan pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan
tinggi/rendahnya prestasi belajar yaitu motivasi belajar menurut
Muhubbin Syah (2002: 153).
Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin
tepat motivasi yang diberikan, semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi
motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi individu.
Dan juga, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas
motivasi individu sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya (Sardiman, 2008:84-86).
Bagi mahasiswa baru yang masih membutuhkan waktu untuk
terbiasa dengan kehidupan di kampus. Dimana lingkungan kampus yang
lingkungan sosial. Lingkungan fisik meliputi sarana prasarana
pembelajaran yang dimiliki kampus seperti; lampu, ventilasi, tempat
duduk yang sesuai dengan mahasiswa dan sebagainya. Apabila hal ini
terpenuhi, maka mahasiswa akan merasa nyaman dan fokus dalam
melakukan proses belajar dan membantu konsentrasi belajar mahasiswa.
Dan konsentrasi yang dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan
perhatian pada suatu situasi belajar, salah satu unsur penting dalam
motivasi yakni konsentrasi (Sardiman, 2008:40).
Sedangkan lingkungan sosial yang dimaksud meliputi interaksi
yang baik antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan
mahasiswa dalam pembelajaran. Menurut Roestiyah (1982:59) dosen
yang kurang berinteraksi dengan mahasiswa secara dekat, menyebabkan
proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Jika mahasiswa merasa jauh
dari Dosen, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
Dosen yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja akan membuat
mahasiswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.
Hubungan mahasiswa menjadi tidak sehat karena masing-masing
mahasiswa tidak terjadi interaksi yang baik. Semua hal tersebut dapat
menurunkan motivasi belajar mahasiswa.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa lingkungan belajar
mahasiswa di kampus dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
2. Pengaruh Lingkungan Belajar di Masyarakat terhadap Hubungan
Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai mahasiswa setelah
melaksanakan pembelajaran. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan
tinggi/rendahnya prestasi belajar yaitu motivasi belajar menurut
Muhubbin Syah (2002: 153).
Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin
tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu.
Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi
individu. Dan juga, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas
motivasi individu akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya (Sardiman, 2008:84-86). Dan sebaliknya, mahasiswa yang
memiliki prestasi dalam mata kuliah tertentu akan lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk meraih hasil yang lebih baik lagi.
Bagi mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah
mengkondisikan mereka harus tinggal di kos, mengontrak rumah ataupun
tinggal di asrama. Hal ini mengharuskan mereka untuk beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang baru.
banyaknya warga yang berpendidikan rendah dapat mempengaruhi
individu itu sendiri. Penelitian yang dikutip oleh Zakiah Drajat dalam
http://www.mailarchive.com/tamanbintang@yahoogroup.com/msg05760
.html, menyebutkan bahwa perilaku manusia 83% dipengaruhi oleh apa
yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh gabungan
dari berbagai stimulus. Dengan kondisi masyarakat yang kurang
mendukung tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
untuk meraih prestasi dalam belajarnya.
G. Model Penelitian
MOTIVASI
MAHASISWA
PRESTASI
BELAJAR
LINGKUNGANBELAJAR DI KAMPUS
DAN
H. Hipotesis Penelitian
Ha1: Ada pengaruh positif lingkungan belajar di kampus terhadap hubungan
antara motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar Akuntansi
Keuangan Dasar II.
Ha2: Ada pengaruh positif lingkungan belajar di masyarakat terhadap
hubungan antara Motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar
24
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitan
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalami tentang suatu aspek lingkungan sosial (Muhadi, 2009:7). Pada penelitian jenis studi kasus, kesimpulan hanya berlaku pada lingkungan sosial tempat dilakukannya penelitian. Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Program Studi pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Lapangan akan dilaksanakan pada bulan September 2011.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah motivasi belajar, prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II, lingkungan belajar di kampus dan lingkungan belajar di masyarakat.
D. Populasi Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2003:115). Penelitian ini dilakukan pada populasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 86 mahasiswa.
E. Operasionalisasi Variabel
1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Dasar II
Prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II adalah suatu hasil yang diperoleh mahasiswa akibat dari balajar Akuntansi Keuangan Dasar II. untuk mengetahui prestasi tersebut dapat diketahui dari hasil belajarnya yang dituangkan dalam kartu hasil belajar yang didapat pada akhir semester.
2. Motivasi Belajar
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu tujuan (Wingkel, 1989:92).
Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a. Tertarik kepada dosen, artinya tidak membenci atau bersikp acuh tak
acuh.
b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
c. Mempunyai antusias yang tinggi serta dapat mengendalikan perhatiannya terutama pada dosen.
d. Ingin selalu bergabung di dalam kelas. e. Ingin indentitasnya diakui oleh orang lain.
f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali. h. Selalu terkontrol oleh lingkungannya.
3. Lingkungan Belajar di Kampus
Lingkungan Kampus merupakan tempat mahasiswa belajar dan mengembangkan diri. Oleh karena itu harus diciptakan lingkngan kampus yang benar-benar dapat mendukung mahasiswa untuk belajar. Menurut Roestiyah (1982:59-61), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar mahasiswa yang datang dari kampus yaitu:
a. Interaksi dosen dengan mahasiswa b. Cara penyajian
e. Media pendidikan f. Kurikulum
g. Keadaan gedung h. Metode belajar
4. Lingkungan Belajar di Masyarakat
Lingkungan belajar di masyarakat adalah suatu tempat dimana mahasiswa tinggal baik di rumah orang tua, kost, maupun tinggal di asrama. Lingkungan belajar di masyarakat meliputi sarana belajar, sikap orang terdekat, informasi, membuat kesepakatan bersama, menciptakan disiplin, menegakkan kedisiplinan, ketegasan sikap (Sumiyati, 2010:43).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar mahasiswa yang berasal dari lingkungan masyarakat atau lingkungan tempat tinggal mahasiswa:
a. Sikap orang terdekat
b. Kemudahan untuk mendapatkan informasi c. Peraturan dalam masyarakat
d. Kedisiplinan
e. Kelengkapan sarana-prasarana penunjang kegiatan belajar
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Lingkungan Belajar Siswa di Kampus.
menengah kejuruan. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan kampus yang benar-benar dapat mendukung mahasiswa untuk belajar. Indikator lingkungan belajar di kampus yang terdiri dari keadaan fisik bangunan, sarana prasarana penunjang kelancaran kegiatan belajar dan lingkungan yang kondusif untuk belajar (Roestiyah, 1982:59-61).
[image:49.595.64.528.256.758.2]Berikut ini tabel operasional variabel lingkungan belajar siswa di kampus:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di sekolah/kampus Variabel Penelitian Dimensi Indikator Nomor Item + -Lingkungan Belajar di Kampus 1. Interaksi dosen dengan mahasiswa
1. Mahasiswa bertanya pada dosen.
2. Dosen bertanya pada mahasiswa. 1 2 2. Cara penyajian dosen
1. Penyajian dosen yang menarik
2. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti 3. Dosen mampu
mengontrol suasana kelas 3 5 4 3. Hubungan antara Mahasiswa 1. Membentuk kelompok belajar 2. Mahasiswa melakukan diskusi 6 7 4. Media pendidikan
1. Fasilitas kelas memadai untuk proses belajar mengajar
2. Penggunaan fasilitas kampus
8
sesuai silabus 2. Membuat perencanaan pembelajaran yang jelas terhadap mahasiswa 11 6. Waktu Kuliah
1. Dosen datang dan memulai perkuliahan tepat waktu
2. Penggunaan waktu yang sebaik-baiknya 13 12 7. Pelaksanaan disiplin di kampus
1. Menaati peraturan di kampus
14
8. Keadaan gedung
1. Kondisi kampus yang bersih
2. Kondisi kelas yang rapih dan bersih
15 16 9. Motode
belajar
1. Menggunakan metode belajar yang variatif
17
10. Tugas rumah 1. Mengerjakan tugas kampus
18
[image:50.595.61.526.109.654.2]Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skor item variabel lingkungan belajar di kampus
Jawaban Skor
Positif Negatif
Sangat Baik 5 1
Baik 4 2
Cukup 3 3
Tidak Baik 2 4
Sangat Tidak baik 1 5
2. Lingkungan Belajar di Masyarakat
asrama. Lingkungan belajar di masyarakat meliputi sarana belajar, sikap orang terdekat, informasi, membuat kesepakatan bersama, menciptakan disiplin, menegakkan kedisiplinan, ketegasan sikap (Sumiyati, 2010:43). Berikut ini disajikan tabel operasional variabel lingkungan belajar mahasiswa di masyarakat:
Tabel 3.3
Operasional Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat
Variabel Indikator No
Item Lingkungan
Belajar di Masyarakat
a. Lingkungan fisik sarana belajar b. Lingkungan non fisik
1) Sikap orang terdekat 2) Informasi
3) Membuat kesepakatan bersama 4) Menciptakan disiplin
5) Ketegasan sikap (Sixtus Tanje, 2008 dalam
http://keluargabahagia.com/index.php?optio n=com_content&task=view&id=52) 1,2 3,4 5 6,7 8,9 10
Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pengukuran Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat
Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Baik 5 1
Baik 4 2
Cukup 3 3
Tidak Baik 2 4
3. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu.
Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a. Tertarik kepada dosen, artinya tidak membenci atau bersikp acuh tak
acuh.
b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
c. Mempunyai antusias yang tinggi serta dapat mengendalikan perhatiannya terutama pada dosen.
d. Ingin selalu bergabung di dalam kelas. e. Ingin indentitasnya diakui oleh orang lain.
f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
[image:52.595.62.526.185.750.2]Adapun kisi-kisi instrumen penelitian (Pratiwi, 2010:49-50) sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
No Dimensi Indikator No Pertanyaan
Positif Negatif 1 Aktivitas belajar
dikelas
1. Diskusi pada saat menemui kesulitan 2. Bertanya bila
kurang paham 3. Giat belajar sampai
paham
1
3
4. Berusaha mengejar ketinggalan materi
4 2 Usaha untuk belajar 1. Memanfaatkan
waktu untuk belajar
2. Tertarik dalam belajar
3. Berusaha memperhatikan pelajaran
5
6 7
3 Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik
1. Berusaha
mempelajari materi dirumah
2. Selalu
mengerjakan tugas yang diberikan
8
9
Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan-pernyataan tersebut adalah:
Tabel 3.6
Skor Pernyataan Sikap Pernyataan
Sikap
Skor ST
Skor T Skor C Skor R Skor SR
Positif 5 4 3 2 1
negatif 1 2 3 4 5
4. Variabel Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperolah dari hasil tes. Presentasi belajar diukur berdasarkan nilai yang didapat mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
2. Dokumentasi
Menurut Suharsimi (1991:131), metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau instrumen yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian atau sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa.
3. Wawancara /Interview
Interview adalah sebuah dialog yang dialakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dan terwawancara (Suharsismi, 1993:126). Wawancara akan dilakukan dengan memilih beberapa orang yang mewakili populasi penelitian.
H. Pengujian Validitas dan Realibilitas Alat Ukur 1. Validitas
Validitas instrumen adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat ukur tersebut. Suatu instrument dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan variable yang diteliti secara tepat (Arikunto, 1998:160).
rxy =
2 2 22 X n Y Y
X n Y X XY n Keterangan
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y ∑X = Jumlah skor X
∑Y = Jumlah skor Y
∑XY = jumlah hasil kali antara X dan Y n = banyaknya sampel yang di uji
Butir dikatakan valid apabila koefisien (rhit) bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%. Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien kolerasi (r hit) lebih kecil dari rtabeldengan taraf signifikan 5%
[image:56.595.65.525.108.749.2]Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada populasi berukuran N = 30 dengan df = N – 2 (dk = 30 – 2 = 28). Berdasarkan populasi dan nilai r product moment tersebut koefisien rtabel = 0,361 dengan taraf signifikan 5%. Berikut hasil pengujian validitas instrument penelitian variable motivasi belajar, lingkungan belajar di masyarakat dan lingkungan belajar di kampus.
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar
No rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0.612 0.361 Valid
Item 2 0.441 0.361 Valid
Item 3 0.758 0.361 Valid
Item 4 0.588 0.361 Valid
Item 5 0.522 0.361 Valid
Item 6 0.585 0.361 Valid
Item 8 0.593 0.361 Valid
[image:57.595.62.524.112.719.2]Item 9 0.391 0.361 Valid
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas
Variable Lingkungan Belajar di Kampus
No rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0.406 0.361 Valid
Item 2 0.494 0.361 Valid
Item 3 0.702 0.361 Valid
Item 4 0.567 0.361 Valid
Item 5 0.595 0.361 Valid
Item 6 0.650 0.361 Valid
Item 7 0.402 0.361 Valid
Item 8 0.523 0.361 Valid
Item 9 0.581 0.361 Valid
Item 10 0.567 0.361 Valid
Item 11 0.432 0.361 Valid
Item 12 0.362 0.361 Valid
Item 13 0.365 0.361 Valid
Item 14 0.439 0.361 Valid
Item 15 0.573 0.361 Valid
Item 16 0.400 0.361 Valid
Item 17 0.513 0.361 Valid
Item 18 0.635 0.361 Valid
Table 3.8
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat
No rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0.494 0.361 Valid
Item 2 0.465 0.361 Valid
Item 3 0.742 0.361 Valid
Item 4 0.662 0.361 Valid
Item 5 0.764 0.361 Valid
Item 6 0.764 0.361 Valid
Item 7 0.742 0.361 Valid
Item 8 0.551 0.361 Valid
Item 9 0.568 0.361 Valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel/handal bila jawaban atas pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui koefisien realibilitas digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikan 5% (Suharsimi, 2002:171)
rtt =
2 2
/
1
1
b tk
k
Keterangan :rtt = reliabel instrumen yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
t
= varians total
[image:58.595.62.526.176.766.2]Menurut Nunnaly (Ghozali, 2006:42), suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berikut hasil pengujian reliabilitas instrument penelitian variable motivasi belajar, lingkungan belajar di kampus dan lingkungan belajar di masyarakat berdasarkan perhitungan dengan program SPSS.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variable Nilai Alpha
Cronbach
keterangan
Motivasi Belajar 0.845 Reliabel
I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan data hasil observasi yang sudah diperoleh dari penelitian di lapangan yang meliputi variabel motivasi belajar, prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II, lingkungan belajar di kampus, dan lingkungan belajar di masyarakat. Untuk keperluan deskripsi data digunakan statistik deskriptif untuk setiap variabel.
2. Pengujian Prasyarat Analisis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas.
rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):
X1 S
X1 Fmaksimum
D o n
Keterangan:
D = deviasi maksimum
Fo(X1) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn(X1) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan 5%
maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung
lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% berarti distribusi data
dikatakan tidak normal. 3. Pengujian Hipotesis Penelitian:
a. Pengujian hipotesis I yang menyatakan ada pengaruh positif lingkungan belajar mahasiswa di kampus terhadap hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.
Yi =0 1D11M 2
DiM
iKeterangan :
Yi = Prestasi belajar siswa M = Motivasi belajar Αβ = Konstanta parameter
D1i = Variabel Dummy 1 jika lingkungan belajar mahasiswa dikampus Mendukung, Variabel Dummy 0 jika lingkungan belajar mahasiswa di kampus tidak Mendukung
μi = Gangguan stokkastik/ penganggu regresi
Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model regresi
chow diterima jika probabilitas < 0,05. Sebaliknya pengujian hipotesis model regresichowditolak jika probabilitas > 0,05.
b. Pengujian hipotesis II yang menyatakan ada pengaruh positif lingkungan belajar di masyarakat hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II.
Yi =0 1D11M 2
DiM
iKeterangan :
Yi = Prestasi belajar siswa M = Motivasi Belajar αβ = Konstanta parameter
μi = Gangguan stokkastik/ penganggu regresi
Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model regresi
42
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma mulanya dikenal dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Gagasan berdirinya PTPG Sanata Dharma
merupakan respon pihak Gereja Katolik terhadap tawaran Mendikbud saat itu yaitu Prof. Moh. Yamin, S.H (selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an. Waktu itu ordo telah membuka
kursus-kursus B1, antara lain B1 mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di
Semarang yang dikelola oleh Pater W.J Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. dengan dukungan dari Conggregatio de propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris
Serikat yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan
oleh pemerintah pada tanggal 17 desember 1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu Bahsa Inggris, Sejarah, IPA, dan Il mu mendidik. Para pembesar misi Serikat yesus
menunjuk Pater Prof. Nicolus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharama dan Pater H. Loeff sebagai wakil dekan. Nama “Sanata Dharma”
“kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditunjukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian pendidikan, Pengajaran, dan kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah
menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada
masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik
Indonesia, secarade factoFKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.
Untuk mengatasi keracuan antara menjadi bagian dari Universitas katolik
Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Santa Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B-Swt/U/1965. Surat keputusan
ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya
pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka Program
Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan
No. 46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini
USD diharapkan tetap dapat memajukan system pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk
memperluas muatan program pendidikannya. Disamping ttap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan), Sanata Dharma membuka fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 fakultas dengan 25 program studi, 3 program pasca sarjana, 1 program profesi, dan 3 program kursus bersertifikat. Sekarang ini banyak hal
berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya),
administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan