HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Liza Jatu Hermawati 011334070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
K arya Tulis yang mungkin masih sangat jauh dari sempurna yang
merupakah hasil buah tanganku akan aku persembahkan
Terunt uk :
Jesus Chryste
yang selalu aku puja, tanpa Engaku hidupku bagai ranting
yang kering.
Bapak & Ibu
yang selalu menyayangi dan memberi perhatian padaku.
Adik- adikku :
Ariska & Chrisma
yang selalu membuatku lebih
bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Orang yang sangat special dalam hatiku : Hyu yang selalu menemaniku
kemanapun aku pergi dan pemberi semangat saat-saat aku menghadapi ujian
pendadaran. Mas
Pandu
yang selalu support aku, trimakasih ya mas
Sahabatku & Teman-temanku : Eny (aku sangat bangga menjadi sahabatmu),
Sinda (smangat...!!!), Pey, Endah, Sulis, Silvi, Nila, Pipit, Kistik ,
Marina, Dita
( kalian membuat hidupku lebih berwarna),
Anazzzz
ayo!!
v MOTTO
Aku tidak akan takut akan badai, karena aku sedang belajar mengemudikan kapalku.
Λουισα Μαψ Αλχοττ
Semangat manusia tidak bisa dilumpuhkan. Jika kamu masih bisa bernapas, kamu masih bisa mempunyai impian.
Μικε Βροων
Jikalau kamu percaya bahwa kamu bisa – kamu pasti pisa! Μαξωελλ Μαλτζ
Seribu kata tidak akan meninggalkan kesan yang begitu dalam dibandingkan dengan satu
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Desember 2006 Penulis
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
Liza Jatu Hermawati Universitas Sanata Dharma
2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat (1) hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (2) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (3) hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Akuntansi pada bulan April 2006. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003 yang berjumlah 185 mahasiswa, sampel diambil sebanyak 100 mahasiswa dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi.
Untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar, motivasi belajar, dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa menggunakan teknik analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar ( rhitung = 0,328 > rtabel = 0,1292 dan
thitung = 3,522 > ttabel = 1,9845 ) (2) ada hubungan positif dan signifikan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar ( rhitung = 0,296 > rtabel = 0,1292 dan thitung =
3,522 > ttabel = 1,9845) (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin
belajar dengan prestasi belajar (rhitung = 0,271 > rtabel = 0,1292 dan thitung = 2,813 >
ttabel = 1,9845 ).
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS BETWEEN THE ENVIRONMENT, MOTIVATION, DICIPLINE OF STUDY AND THE STUDENTS’ LEARNING
ACHIEVEMENT
A Case Study on the Accounting Education Study Program Students of the Year 2002-2003 at Sanata Dharma University.
Liza Jatu Herma wati Sanata Dharma University
2006
The purposes of this research were to identify: (1) the relationship between the environment of study and the students’ learning achievement, (2) the relationship between motivation of study and the students’ learning achievement, (3) the relationship between the discipline of study and the students’ learning achievement.
This research was conducted in Sanata Dharma University of Accounting Study Education Program, in April 2006. The population in this research was the Students of Accounting Education Study Program of the year 2002-2003, which was consisted of 185 students. The writer took 100 students as the research sample by using proportional random sampling technique. The data collecting technique used were questionnaire, interview, and documentary. In order to identify the correlation between the environment, motivation, and discipline of study, and the university students’ learning achievement; the writer used multiple regression analysis technique.
The findings are: (1) there is a positive and significant correlation between the environment of study and the students’ learning achievement ( rcount = 0,328 > rtable =
1, 1292 and tcount = 3,522 > ttable = 1,9845 ) (2) there is a positive and significant
correlation between motivation of study and the students’ learning achievement (rcount
= 0,296 > rtable = 1,1292 and tcount = 3,588 > ttable = 1,9845) (3) there is a positive and
significant correlation between the discipline of study and the students’ learning achievement. (rcount = 0,296 > rtable = 1,1292 and tcount = 3,588 > ttable = 1,9845)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan pada yesus kristus yang selalu mencurahkan
karunia-Nya selama ini dari awal kuliah sampai masa akhir studi saya, hingga saya
dapat menyelesaikan skripsi sebagai wujud pertanggungjawaban saya selama kuliah
ini. Dan ini semua tak lepas dari dukungan dan bantuan dari orang-orang disekitar
saya. Maka saya ucapkan banyak terima kasih dari dalam hati saya, teruntuk mereka semua.
Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Drs. T. Sarkim.,
M.Ed.,Ph.D., yang telah memberikan ijin dan memberikan kesempatan kepada saya
untuk melaksanakan studi dan menimba ilmu dengan baik di Universitas Sanata
Dharma ini.
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Bapak Drs. Sutarjo
Adisusilo, JR yang telah memberi ijin kepada saya untuk melaksanakan penelitian
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Bapak S. Widanarto S.Pd.,M.Si.
yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada saya selama kuliah di Univesitas Sanata Dharma.
Dosen pembimbing I,Ibu E. Catur Rismiyati, S.pd.,M.A. yang telah
membimbing dan mengarahkan saya selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini
Dosen pembimbing II,Bapak Drs. Bambang Purnomo S.E.,M.SA. yang telah
x
Pihak- pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya baik moral maupun material yang sangat bermanfaat.
Akhirnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang
mungkin saya lakukan dalam penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, 7 Desember 2006
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ...……... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
MOTTO ……… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi
ABSTRAK ……… vii
ABSTRACT ……….. viii
KATA PENGANTAR ……….. ix
DAFTAR ISI……….. xi
DAFTAR TABEL ………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……… xv
BAB I: PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Batasan Masalah………...………. 2
C. RumusanMasalah……….……….…. 3
D. TujuanPenelitian……….……… 3
E. Manfaat Penelitian………. 4
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA………. 5
A. TujuanTeoritik……… ... 5
1. DefinisiBelajar………. 5
2. Prestasi Belajar……….…… 6
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar………..…. 7
B. Lingkungan Belajar………..…… 10
xii
2. Lingkungan Keluarga………... 10
3. Lingkungan Masyarakat... 12
4. LingkunganSekolah………..… 13
C. Motivasi Belajar... 14
1. Arti Motivasi……… 14
2. MotivasiBelajar……… 14
D. Disiplin Belajar……….. 17
1. Arti Disiplin………. 17
2. Disiplin Belajar………...……….. 18
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar………. 19
E. Kerangka Berfikir……….. 20
1. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar……. 20
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ………. 21
3. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar ……….. 22
F. Hipotesis………. 22
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN………. 23
A. JenisPenelitian……… 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian……… 23
C. Subyek dan Obyek Penelitian………. 24
D. Populasi, Sampel dan Prosedur Pengambilan Sampel……… 24
E. Variable Penelitian dan Pengukuran Variabel……… 26
1. VariablePenelitian……… 26
2. Kategori Kecenderungan Variabel……… 27
3. Pengukuran Variabel……… 27
F. Data yang diperlukan ……… 31
1. Data Primer ………. 31
2. Data Sekunder ………. 31
xiii
H. Teknik Pengujian Instrumen………,.………….. 32
1. PengujianValiditas………..……….……… 32
2. Pengujian Reliabilitas……….……… 35
I. H. Teknik Analisis Data ……… 37
1. Uji Prasyarat Analisis………. 38
a. Uji Normalitas……….. 38
2. Analisis Hipotesis……… 39
BAB IV: GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS……….. 41
A. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma ………. 41
B. Visi dan Misi ………. 48
C. Struktur Organisasi………. 50
D. Jurusan dan Program Studi ……… 53
E. Peraturan Akademik ……….. 56
F. Fasilitas ………. 60
BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 64
A. Deskripsi Data ……… 64
B. Pengujian Prasyarat Analisis ……….. 70
1. Uji Normalitas ………. 70
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 71
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 74
BAB VI: KESIMPULAN………….………. ………. 78
A. Kesimpulan ……… 78
B. Keterbatasan penelitian ……… 79
C. Saran ……… 80
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tabel Indeks Prestasi dengan Beban Studi Maksimal ……… 7
Tabel 2 : Tabel PAP Tipe II……… 27
Tabel 3 : Tabel Kisi-kisi Kuesioner ……… 29
Tabel 4 : Tabel Skor Nilai-nilai item Kuesioner ………. 29
Tabel 5 : Tabel Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ………. 30
Tabel 6 : Tabel Hasil Uji Validitas……… ……. 34
Tabel 7 : Tabel Hasil Uji Reliabilitas ……… 36
Tabel 8 : Tabel Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian ……… 37
Tabel 9 : Tabel Interpretasi Nilai r ………. 41
Tabel 10 : Tabel Program Gelar S1 ……….. 53
Tabel 11 : Tabel Beban Studi Maksimal ……… 59
Tabel 12 : Tabel Pedoman PAP Lingkungan Belajar ……… 64
Tabel 13 : Tabel Pedoman PAP Motivaasi Belajar ……… 65
Tabel 14 : Tabel Pedoman PAP Disiplin Belajar ……….. 66
Tabel 15 : Tabel Pedoman PAP Prestasi Belajar ……….. 67
Tabel 16 : Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas ……… 69
Tabel 17 : Tabel Hasil Korelasi Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat……….. 69
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner ……….... 85
Lampiran II : Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 90
Lampiran III : Data Mentah ………....96
Lampiran IV : Distribusi Frekuensi & PAP Tipe II ……….……108
Lampiran V : Uji Normalitas ……….. ……….121
Lampiran VI : Uji regresi Ganda……….122
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk menjadi insan pembangunan yang kreatif, kompetitif dan memiliki
wawasan yang luas bagi peserta perlu ditanamkan semangat untuk terus
berprestasi. Untuk mencapai prestasi, banyak hal yang mempengaruhi anak did ik,
antara lain : peranan orang tua dalam menanamkan nilai disiplin, kemandirian,
motivasi dalam diri siswa, perhatian orang tua dalam pemenuhan kebutuhan anak,
pengaruh lingkungan belajar,dll.
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik, maka dalam diri mahas iswa
diperlukan adanya motivasi atau dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu
agar tercapai tujuan belajar yang baik. Setelah dalam diri mahasiswa tumbuh
suatu dorongan selanjutnya bagaimana cara agar motivasi itu terus ada maka
mahasiswa harus dapat menumbuhkan semangat disiplin. Dengan keteraturan dan
disiplin segala usaha yang kita buat hasilnya akan jauh lebih baik. Disiplin yang
diterapkan dengan baik akan membuat seorang pelajar memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses arah pembentukan
watak yang baik. Kecakapan disini diperoleh melalui latihan- latihan yang ada
kaitannya dengan belajar. Disiplin akan mempengaruhi prestasi belajar, karena
seorang yang memiliki disiplin yang tinggi dan teratur dalam belajarnya maka Ia
tidak teratur dan kurang disiplin akan menghambat belajarnya. Untuk menunjang
pelaksanaan disiplin tersebut maka lingkungan belajar mahasiswa juga ikut
berperan dalam meningkatkan prestasi belajarnya karena dengan lingkungan
belajar yang baik akan menambah semangat mahasiswa dalam belajar.
Lingkungan belajar disini meliputi lingkungan tempat tinggal atau masyarakat,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah.
Berdasar latar belakang masalah diatas peneliti ingin mengkaji tentang
“Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa”. Prodi Pendidikan akuntansi Angkatan 2002-2003
Universitas Sanata Dharma.
B. Batasan Masalah
Menyadari banyaknya masalah yang ada dalam usaha peningkatan prestasi
belajar mahasiswa maka dalam penelitian ini penulis membatasi untuk
mengadakan analisis menganai faktor-faktor dari dalam dan dari luar diri
mahasiswa yang mempengaruhi peningkatan presta si belajar. Faktor-faktor yang
akan penulis analisis adalah lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin
belajar. Dalam penelitian ini responden dibatasi pada mahasiswa prodi Pendidikan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, penulis merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar dengan prestasi belajar ?
2. Apakah ada hubunga n yang positif dan signifika n antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar ?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar ?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan
yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
lingkungan belajar dengan prestasi belajar.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi mahasiswa sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, menerapkan teori yang
diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sesungguhnya serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan Teoritik 1. Definisi Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
berati berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika mereka berada
disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Muhibbin Syah
(1995: 88)
Oemar Hamalik (1974: 4) mengatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seseorang dikatakan telah belajar, jika didalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut dengan hasil belaja r, misalnya bayi yang belum bisa berjalan, perubahan ini terjadi karana kematangan.
Pengertian yang sama pula yang dikatakan oleh Arthur J. Gates et al. bahwa
“Learning is the modification of behavior through experience and training”.
Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.
(Fudyartanto, 2002: 150 )
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow yang dikutip oleh Roestiyah (1982:
149). Belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari
Jadi berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, namun demikian tidak
semua perubahan tingkah laku bisa disebut belajar.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran.
Lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi
belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi. Mulyono (1990:
700). Selanjutnya sunaryo (1993: 10) mengungkapkan bahwa prestasi belajar
adalah perubahan kemampuan yang meliputi kemamp uan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai prestasi umum dan dapat
pula diartikan sebagai prestasi mata pelajaran tertentu.
Pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang telah
dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Berbicara tentang prestasi belajar dalam
lingkungan perguruan tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik yang tidak
lepas dari istilah belajar. Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam studi yang
berupa nilai- nilai dari matakuliah yang tercermin dalam indeks prestasi (IP).
Dalam peraturan akademik Universitas Sanata Dharma dijelaskan bahawa IP
adalah nilai kredit rata-rata. Angka indeks prestasi tiap-tiap semester diperoleh
dari jumlah sks, sks adalah kepanjangan dari satuan kredit semester yaitu takaran
penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan
terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik terstruktur maupun yang
pengalaman belajar lain yang setara. Buku Pedoman FKIP, 2001 : 26). Beban
studi maksimal yang boleh diambil mahasiswa dalam suatu semester berpedoman
pada besar IPS yang dicapai pada semester yang lalu sbb:
Tabel 1
Indeks Prestasi dengan Beban Studi Maksima l IPS Beban Studi Maksimal = 3.00
2,50-2,99 2,00-2,49
=1,99
25 SKS 22 SKS 19 SKS 15 SKS
Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan bobot nilai
(N) dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan.
Dinyatakan dengan rumus:
∑
∑
=K KN IP
Tinggi rendahnya IP yang dicapai oleh mahasiswa akan mempunyai
konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, mislnya akan menentukan cepat
lambatnya seorang mahasiswa menyelesaikan studinya, kesempatan
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan sebagainya. Dengan p restasi
akademik yang tinggi, peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi : Muhibbin Syah (1995: 132)
a. Faktor Internal ( Faktor dalam siswa ) yakni : keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
1) Intelegensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan
psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan secara tepat.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency)
dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan
sebagainya baik secara positif maupun negatif.
3) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
4) Minat Siswa
Minat ( interest ) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap ses uatu.
5) Motivasi Siswa
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang mendorongnya melakukan kegiatan belajar.
6) Keteraturan dan Kedisiplinan
Kebiasaan hidup teratur alam segala hal termasuk dalam perbuatan,
memberi pengaruh yang besar terhadap jalan pikiran seseorang. Dengan
keteraturan dan kedisiplinan seseorang akan mempunyai cara berfikir
yang teratur pula. Dan hal ini merupakan modal yang sangat berharga
dalam menjalankan tugas belajar.
b. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yakni kondis i lingkungan
disekitar siswa.
Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yakni : faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah sepert i guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat dilingkungan kumuh
yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah : orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang
tua praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2) Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung
seko lah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknaya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Contoh kondisi rumah yang sempit dan
berantakan serta serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki
sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan
mendorong siswa untuk be rkeliaran ketempat yang sebenarnya tak pantas
dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
B. Lingkungan Belajar 1. Difinisi Lingkungan belajar
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan
mencakup segala material dan stimulasi didalam dan diluar diri individu, baik
yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial cultural.
Secara fisiologis,lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah
di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, system syaraf, suhu, peredaran
darah pernafasan, pencernakan makanan, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis, lingkungan meliputi segenap stimulasi yang diterima oleh
individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya, stimulasi itu
misalnya berupa keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, emosi,dan
kepastian intelektual.
Secara sosial kultural, lingkungan meliputi stimulasi, interaksi dan kondisi
eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain.
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada didalam dan diluar diri
individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
2. Lingkungan Keluarga
Patterson dan Loeber ( 1984 seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah 1995 :
138 ) mengatakan bahwa lingkungan belajar yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang
tua, praktek praktek pengolahan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi
atau letak rumah, semua nya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan
dalam memonitor anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal ini dapat
menimbulkan anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan anak berprilaku
menyimpang. Menurut Roestiyah (1982: 163) bahwa hubungan antar anggota
keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga.
Menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenagkan
akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.
Disamping suasana keluarga yang mendukung belajar anak keadaan sosial
ekonomi keluarga pun juga mempengaruhi. Anak bela jar memerlukan
sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak
memungkinkan, kadangkala menjadi penghambat anak belajar. Maka perlu diberi
pengertian kepada anak. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana
yang diperlukan a nak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.
3. Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari
warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota
masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan
orang yang lebih tua maupun dengan orang yang lebih muda. Menurut Roestiyah
(1982 : 162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan
sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan tema n bergaul
yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang
lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.. Selain itu pengaruh
majalah, Koran, yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan.
Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga
lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi. Selain
yang telah disebutkan diatas menurut Muhibbin Syah (1995: 138), bahwa kondisi
masyarakat dilingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat
anak-anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi
masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya, anak
dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar.
Sementara itu didalam masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin
belajar dapat dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin
belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982 : 163 ) yang mengatakan bahwa
dilingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan
terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika jika
mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman disekitarnya mendapat prestasi
belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak
ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman
sekelasnya anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama disini
dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran dikelas dapat
diatasi.
4. Lingkungan Sekolah
Pendidikan disekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya
pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana
didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu perlu
diciptakan, lingkungan sekolah yang dapat mendukung anak untuk belajar.
Menurut Muhibbin Syah (1995: 137) Lingkungan sekolah seperti para guru,
para staf, para sta f administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan
perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suritauladan yang baik dan rajin
khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin belajar dan berdiskusi, dapat menjadi
daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Selain itu yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu kebersihan
lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut
mempengaruhi proses belajar siswa.
C. Motivasi Belajar 1. Arti Motivasi
Motivasi secara umum adalah keadaan psikologis dan fisiologis dalam diri
pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas aktivitas
tertentu untuk mencapai tujuan. (suryabrata, 1984 : 72).
Menurut A.W. Bernard yang dikutip oleh KI RBS. Fudyartanto ( 2002 : 257 )
memberi definisi motivasi adalah: “Motivation refers to all those phenomena
which are involved in the stimulation of action towards particular objectives
where previo usly there was little or no movement towards those goals”. Dari
stimulasi (perangsangan) tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu dimana
sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan kearah tujua-tujuan itu. Jadi motivasi
adalah usaha memperbesar atau mengadakan gerakan mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh (Sardiman 1986: 73) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu
dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha meniadaka n atau mengelakkan
perasaan tidak suka. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi
motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang.
2. Motivasi Belajar
Seseorang dianggap memiliki motivasi berprestasi (The need for
achievement ), jika dia mempunyai keinginan untuk melakukan kerja secara lebih
baik atau berprestasi lebih tinggi dari orang lain. Prestasi belajar yang dicapai
seseorang tidak akan lepas dari proses belajar. Menurut Elida Prayitno (1989 : 8)
motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan
siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa
kepada tujuan belajar.
Menurut W.S. Winkel (1989: 92), motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Sardiman (1986: 75) motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar.
Howley (dikutip oleh Elida Prayotno 1989: 3) mengatakan bahwa
siswa-siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar, melakukan kegiatan lebih
banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi
dalam belajar.
Pada dasarnya seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi
kebanyakan akan mencapai prestasi yang lebih baik. Tetapi juga tidak dapat
disangkal bahwa dalam kenyataan walaupun motivasinya cukup kuat tetapi
prestasi belajarnya tidak mencapai hasil yang baik. Hal ini karena terdapat
faktor-faktor yang menghambat belajar. Menurut (Kartini Kartono, 1985: 62-67)
secara garis besar faktor-faktor yang menghambat belajar dapat dikelompokkan
dalam dua golongan yaitu :
a. Sebab endogen (dalam diri anak)
1) Bersifat bioligis, misalnya kesehatan, cacat badan.
2) Bersifat psikologis, misalnya kecerdasan, minat, bakat, perhatian.
b. Sebab eksogen (dari luar diri anak)
1) Faktor keluarga yaitu fak tor orang tua, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
4) Faktor lain, misalnya metode belajar anak yang kurang baik.
Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Sardiman
seperti yang dikutip oleh Ali Imron (1996: 88) sebagai berikut:
a) tekun dalam menghadapi tugas
b) ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas
atas prestasinya
c) menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalh
belajar
d) lebih suka bekerja sendiri
e) tidak cepat bosan denga n rutinitas
f) dapat mempertahankan pendapatnya
g) tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya
h) senang mencari dan memecahkan masalah
D. Disiplin Belajar 1. Arti Disiplin
Menurut WHS Jenes (1962) mengartikan disiplin sebagai berikut: Diciplin
has been defined as the training of the will. Disiplin disini diartikan sebagai
latihan kemauan. Kemauan disini adalah kemauan yang baik, maka dapat
dianalisis lebih lanjut. Jika kemauan tersebut dipimpin dan diarahkan dengan baik
akan melatih kebiasaan yang baik pula, yang tidak lain adalh melatih kemauan
Disiplin merupakan keterikatan seseorang baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mentaati norma-norma tertentu yang ada dilingkungan
masyarakat. Secara khusus disiplin adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan
melalui latihan-latihan dan kemauan dari anak untuk belajar. Kemauan disini
adalah kemauan yang baik dari anak untuk berbuat positif dan berbuat yang
menguntungkan. Sebagai contoh siswa yang mematuhi gurunya untuk
mengerjakan pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan lain
sebagainya.
2. Disiplin Belajar
Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin dan
keteraturan secara kontinyu. untuk dapat mencapai hasil belajar yang baik,
seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dahulu dengan sistematika yang baik
tentang apa yang akan dipelajari.
Menurut The Liang Gie (1982: 82) bahwa dalam usaha apapun juga
keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang
baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik
didalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang
baik.
Sifat bermalas- malas keinginan mencari gampangnya saja, hingga untuk
bersusah payah memusatkan pikirannya, kebiasaan melamun dan gangguan
lainnya selalu dihadapi oleh seorang pelajar. Gangguan itu dapat diatasi bila
menangguhkan usaha belajar sampai sudah dekat ujian , hal ini hanya dapat
dihalau kalau ia disiplin pada dirinya. Disiplin akan membuat pelajar memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah
pembentukan watak yang baik.
Cara belajar yang baik bukanlah bakat yang dibawa sejak lahir, yang diwarisi
dari orang tua melainkan kecakapan yang diperoleh melalui latihan. Jika cara
belajar yang baik sudah menjadi kebiasaan, maka tidak perlu lagi ada resep yang
diperhatikan sewaktu belajar.begitu pula dengan keteraturan dan kedisiplinan
tidak akan terasa lagi sebagai suatu beban yang berat.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
Pada kenyataannya masih banyak pelajar yang belum disiplin dalam
belajarnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Faktor intern ( faktor yang berasal dari alam diri pelajar itu sendiri ) yang
meliputi :
1) Sifat malas.
Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya seorang
pelajar yang selalu menunda pekerjaan yang diberikan sehingga akan
membuat mereka malas untuk mengerjakannya karena semakin
banyaknya tugas yang harus mereka selesaikan.
2) Kesehatan.
Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
tidak sehat cenderung akan menunda pekerjaannya dan tidak dapat
menyelesaikannya.
3) Minat.
Seseorang yang mempunyai minat dalam belajarnya cenderung
akan disiplin dalam melakukan segala usahanya demi tercapainaya
segala yang dicita-citakannya.
b. Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri pelajar), yang meliputi :
1) Peralatan.
Peralatan merupakan faktor penentu dalam usaha peningkatan
disiplin belajar. Jika seorang pelajar yang mempunyai peralatan sekolah
yang lengkap, mereka akan cenderung untuk disiplin melakukan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2) Lingkungan.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam
membantu meningkatkan disiplin belajar, karena dalam belajar
diperlukan lingkungan (keluarga, sekolah,dan masyarakat) yang kondusif
untuk mencapai hasil maksimal.
E. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Antara Lingkungan Belajar Denga n Prestasi Belajar
Dari uraian tentang lingkungan belajar diatas dapat dipahami bahwa
tersebut dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat dan lingkungan sekolah. Lingkungan keluarga merupakan hubungan
antara anak dengan orang tua. Menurut Patterson dan Loeber (dikutip oleh
Muhibbin Syah 1995: 138) mengatakan bahwa lingkungan belajar yang lebih
mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua da lam keluarga itu sendiri.
belajar siswa. Di lingkungan masyarakat anak akan banyak berhubungan dengan
anggota masyarakat lainnya, anak akan beegaul dengan orang-orang sebaya, lebih
tua maupun yang lebih muda. Maka dari itu pergaulan anak dimasyarakat perlu
dijaga agar tidak salah bergaul sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Di
lingkungan sekolah anak akan berinteraksi dengan teman-teman sekolah dan guru,
tapi teman-teman akan lebih besar pengaruhnya terhadap anak.
Dengan demikian lingkungan belajar yang mendukung akan menjadikan
prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya lingkungan yang kurang mendukung
akan menjadikan prestasi belajar siswa akan rendah.
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar
Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang
menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan
aktivitas siswa untuk belajar (Elyda Prayitno 1989: 8). Motivasi belajar sedikit
banyak akan mempengaruhi prestasi belajar. Peserta didik yang memilik i motivasi
yang kuat, akan mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan kegiatan
keinginan untuk belajar tersebut maka siswa akan lebih bersemangat untuk belajar
sehingga prestasinya akan meningkat.
3. Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar
Disiplin belajar sangat penting dalam kegiatan belajar karena kedisiplinan
dalam belajar pada akirnya akan mempengaruhi prestasi belajar. Seorang pelajar
yang disiplin dalam mela kukan aktivitas atau kegiatan terutama dalam hal belajar
akan mudah dalam mengukuti proses belajar. Pelajar akan berusaha melaksanakan
apa yang telah disusun atau direncanakan untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Maka dari itu kedisiplinan dalam belaja r akan mempengaruhi prestasi
belajar.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan tersebut belum final,
masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam hal ini adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan
23 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat replikasi dari penelitian sebelumnya dan jenis penelitian ini
adalah studi kasus yaitu jenis penelitian yang mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila
dihubungkan dengan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek
penelitian yang lain. Penelitian ini hanya terbatas pada obyek tertentu saja yaitu
mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2002 dan 2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Secara khusus yang diteliti dari responden adalah Lingkungan belajar,
Motivasi belajar, dan disiplin belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian : Universitas Sanata Dharma, Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta.
24 C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan
2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Peneliti memilih Prodi Pendidikan Akuntansi
angkatan 2002-2003 karena subyek dalam penelitian ini satu ruang lingkup dengan
peneliti dan mahasiswa angkatan 2002-2003 telah menempuh studi belajar yang relatif cukup lama dan sudah dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan
belajar.
Kriteria lama antara lain: mahasiswa sudah lebih dari 4 (empat) semester belajar
di Universitas Sanata Dharma.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan penelitian.
Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah Hubungan antara Lingkungan
belajar, Motivasi belajar dan Disiplin belajar dengan Prestasi belajar
D. Populasi, Sampel dan Prosedur Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil hitung atau pengukuran
kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu disemua kumpulan
(Sudjana,1996: 6). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan
25
2002 terdiri dari tiga kelas. Kelas A sebanyak 40 mahasiswa, kelas B sebanyak 40 mahasiswa dan kelas C 36 mahasiswa. Kemudian angkatan 2003 terdiri dari dua
kelas yaitu kelas A sebanyak 35 mahasiswa dan kelas B 34 mahasiswa, jadi
keseluruhan ada 185 mahasiswa.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Menurut Suharsimi
Arikunto ( 1991: 104) besarnya sampel yang diambil agar memperoleh data yang representativ adalah jika populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara
10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih sesuai dengan kemampuan
peneliti. Sampel dalam penelitian ini akan mengambil sebanyak 100 mahasiswa.
2. Prosedur pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sampel proporsi atau proportional random sampling. Teknik pengambilan sampel
proporsi digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel yang
representativ, pengambilan subyek dari setiap strata ditentukan seimbang.
Penelitian ini mengambil sampel 100 mahasiswa secara kelompok berimbang dengan perhitungan sebagai berikut :
Angkatan 2002 Kelas A
185 40
x 100 = 21,6
Kelas B 185
40
x 100 = 21,6
Kelas C 185
36
26 Angkatan 2003
Kelas A 185
35
x 100 = 18,9
Kelas B 185
34
x 100 = 18,4
Jumlah = 99,9 dibulatkan 100 mahasiswa.
Dengan demikian diharapkan sampel dapat terwakili dari kedua angkatan.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel penelitian
Variabel adalah obyek peneliti yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 1989: 91). Dalam hal ini variabel yang akan
diteliti adalah :
a. Variabel bebas (Independence variable)
Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai
aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya
variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi, 1994 : 50 )
Varibel bebas dalam penelitian ini adalah :
1) Lingkungan belajar sebagai variabel bebas pertama (x1)
2) Motivasi belajar sebagai variabel bebas kedua (x2)
27 b. Variabel terikat ( Dependence variable )
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai
aspek atau unsur didalam yang berfungsi menyesuaikan diri dengan kondisi lain.
Variabel terikat dalam hal ini adalah prestasi belajar mahasiswa (y)
2. Kategori kecenderungan variabel
kategori kecenderungan terhadap variabel bebas dan terikat dinilai dengan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II
adalah sebagai berikut (Ign. Masidjo, 1991: 46)
Tabel 2
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II Tingkat Penguasan
Kompetensi
Kategori Kecenderungan Variabel
81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46%- 55%
< 46%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
3. Pengukuran variabel
Dalam penelitian setiap variabel penelitian yang dianalisis perlu diukur dengan
cara pengukuran masing- masing maka pengukuran variabel penelitian yang penulis
lakukan adalah
28
Data mengenai lingkungan belajar, motivasi belajar, disiplin belajar yang diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuisioner
yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih
jawaban yang telah tersedia. Jawaban yang diperoleh bersifat kualitatif maka
menggunakan skala likert dalam memberikan skor. Ada dua kategori yang
digunakan yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang dinilai dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Pembagian pernyataan ini menjadi dua kategori ini karena pada
dasarnya seseorang mempunyai sikap yaitu sikap mendukung (positif), sikap
tidak mendukung/menolak (negatif) dan netral. Penulis berharap responden
29
• Kemauan untuk mengikuti
pelajaran
• Keinginan untuk berprestasi
• Kerelaan menyediakan
Skor nilai-nilai item pertanyaan kuesioner
Jawaban Positif negatif
30 Tidak setuju
Sangat tidak setuju
2 1
3 4
b. Variabel Terikat ( prestasi belajar )
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah
aspek atau unsur yang didalamnya berfungsi menerima atau menyesuaikan diri
dengan kondisi lain yang disebut variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi
angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.
Data prestasi belajar mahasiswa diukur dengan indeks prestasi sebagai
indikator. Dalam penelitian ini prestasi akademik yang digunakan adalah nilai
indeks prestasi kumulatif yang telah dicapai oleh responden. Prestasi yang
diperoleh mahasiswa dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 5
Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
IPK Kategori
3,51 – 4,00 2,76 – 3,50 2,00 – 2,75
Cum laude
Sangat memuaskan Memuaskan
31 F. Data yang Diperlukan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh responden melalui
daftar pertanyaan atau kuesioner. Data primer dalam penelitian ini adalah
meliputi identitas diri mahasiswa, tentang hubungan lingkungan belajar,
motivasi belajar, dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa,yang dapat diperoleh hasilnya melalui kuesioner yang telah dibagikan kepada
mahasiswa.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan oleh pihak lain
diluar pene liti. Data sekunder dalam penelitin ini adalah meliputi buku-buku yang berkaitan dengan teori tentang lingkungan belajar, motivasi belajar, dan
disiplin belajar. Data prestasi belajar mahasiswa diambil dari IPK.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data menggunakan tiga metode yaitu : a. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
32 b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan
mencatat dokumentasi yang diperlukan. Cara ini digunakan untuk memperoleh
data mengenai sejarah Universitas, Program studi, peraturan akademik, fasilitas,
kurikulum.
c. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan. Wawancara dilaksanakan
dengan cara memberi pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang
bersangkutan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan data yang
diperlukan.
H. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur tersebut
dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti.
Kevalidan alat ukur itu diuji dengan menggunakan metode analisis butir yaitu
validitas dengan menguji apakah tiap item atau butir soal benar-benar telah
mengungkapkan indukator yang ingin diselidiki. Penghitungan validitas dalam
penelitian ini menggunakan perhitungan korelasi product moment dari karl pearson
33
r = Koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah responden
Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi ( r hit ) bernilai positif dan lebih
besar atau sama dengan r table dengan taraf signifikansi 5%. Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (r hit) lebih kecil dari r table dengan
taraf signifikansi 5%. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan
dengan r table yaitu sebesar 0,2366 pada taraf signifikansi 5%, N = 31, dan df sebesar
35
Reliabilitas kuisioner adalah sejauhmana alat penguk ur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Cara untuk mencari reliabilitas keseluruhan item adalah dengan
mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut :
36 Keterangan :
11
r = Reliabilitas
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
σ
Σ = Jumlah varian butir
2 1
σ = Varian total
Hasil analisis uji reliabilitas dihitung dengan progr am komputer seri SPSS. Dari
hasil analisis tersebut diperoleh hasil reliabilitas seperti pada table dibawah ini:
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel penelitian Koefisien Reliabilitas
1 2 3
Lingkungan belajar Motivasi belajar
Disiplin belajar
0,7644 0,7688 0,7827
Setelah r11 diperoleh kemudian dikonsoltasikan dengan rtabel pada taraf
signifikansi 5% sebesar 0,2366 instrumen dikatakan handal jika r11 lebih besar dari
rtabel.
Hasil analisis uji reliabilitas dari tabel diatas kemudian dibandingkan dengan
tingkat keterandalan variabel penelitian yang telah dikemukakan oleh Suharsimi
37 Tabel 8
Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian
No Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan 1
I. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka data
yang berhasil dikumpulkan harus diperoleh kemudian dilakukan analisis. Dalam
menganalisis data diperlukan teknik analisis data yang sesuai dengan datanya. Secara
garis besar data dapat digolongkan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dapat dinilai dengan
angka secara langsung. Sedang data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur
atau dinilai secara langsung.
Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif,
maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif atau
analisis statistik. Dalam penelitian ini diharapkan hasil pengolahan dan analisis data
dengan teknik statistik diharapkan dapat dapat menjawab permasalahan yang
diajukan. Untuk itu dipilih teknik analisis data yang relevan dengan tujuan penelitian
38
Untuk menjawab permasalahan yang ada penulis menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prayarat analisis perlu dilakukan karena akan digunakan sebagai langkah
selanjutnya dalam melakukan analisis data, selain itu demaksudkan sebagai dasar
dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik.
a. Uji Normalitas
Tujuan melakukan uji normalitas adalah agar kesimpulan yang ditarik tidak
menyimpang dari yang seharusnya. Uji normalitas data digunakan untuk
mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah kondisi
masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov sebagai berikut :
D = maksimum Fo
( )
x −Sn( )
XKeterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
39 2. Analisis Hipotesis
Untuk menganalisis hipotesis 1,2, dan 3 menggunakan langkah- langkah sebagai
berikut:
a. Perumusan hipotesis
1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar dengan prestasi belajar.
2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar.
3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar.
b. Langkah- langkah pengujian hipotesis 1) Menyusun hipotesis
Ho : r = 0 berarti tidak ada hubungan antara x dan y.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara
variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat.
Ha : r # 0 berarti ada hubungan antara x dan y.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa ada hubungan antara variabel-variabel
bebas dengan variabel terikat.
2) Menggunakan uji statistik
Untuk menjawab permasalahan pada hipotesis 1,2, dan 3 yaitu
40
motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) dan disiplin belajar (X3)
dengan prestasi belajar (Y), oleh karena itu penulis membuat persamaan
garis regresi tiga prediktor. Rumusnya adalah sebagai berikut: (Sugiyono,
2005: 256)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
a = koefisien variabel X1
b = koefisien variabel X2
c = koefisien variabel X3
Y = variabel terikat
X1 = variabel bebas 1
X2 = variabel bebas 2
X3 = variabel bebas 3
Dari hasi analisis regresi ganda juga diperoleh thitung.
kriteriapengambilan keputusan yaitu apabila thitung. lebih besar dari ttabel pada
taraf signifikansi 5%, maka variabel yang diuji terdapat hubungan yang
positif dan signifikan. Sedang apabila thitung. lebih kecil dari ttabel maka tidak
41
Tabel 9 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,00 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah (tak
berkorelasi)
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara -0,800 sampai dengan -1,00 Antara -0,600 sampai dengan -0,800 Antara -0,400 sampai dengan -0,600 Antara - 0,200 sampai dengan -0,400
Antara - 0,00 sampai dengan -0,200
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah (tak
berkorelasi)
Apabila diperoleh angka negatif, berarti korelasinya negatif. Hal ini
menunjukkan adanya kebalikan urutan indeks korelasi yang bernilai tidak
42 BAB IV
GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
A. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma 1. Latar Belakang
Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika Prof. Moh. Yamin, S.H. menjabat Mentri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus
guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus BI/BII yang didirikan di berbagai
kota di Indonesia. Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat penting itu
diangkat ke taraf keguruan universitas dengan mempertahankan arah dan tujuan sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.
Inisiatif ini menarik bagi gereja, terutama di Jawa Tengah yang waktu
itu Ordo Societas Jesu (Serikat Yesus, sering diangkat SJ) telah membuka
kursus-kursus BI diantara BI Mendidik (Yayasan De Brito) di Yogyakarta yang
dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. BI sejarah di Semarang dikelola oleh Pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan BI Ba hasa Inggris (Yayasan Loyola) di
Semarang dikelola oleh Pater H. Bastianse, S.J.
Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggap Crash Program
sehingga Superior Misionaris Societas Jesu, yaitu Pater Kester berusaha
43
pejabat Kementrian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta. Kesempatan inikemudian dimanfaatkan ole h Pater Kester, Pater Ruding dan pater H. Loeff
untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh. Yamin, S.H. untuk
mendirikan PTPG. Pater Kester berpendapat bahwa gagasan inilah yang selaras
dengan karya-karya para Pater Jesuit dam tidak melampauibatas-batas
kemampuan Ordo. Setelah didapatkan persetujuan Bapak Mentri, berlangsunglah pembukuan resmi PTPG USD di Pendopo Seminari Tinggi,
jalan Code, tanggl 17 Desember, ketika itu kementrian PP&K diwakili oleh
Prof Makagiansar, Wakil Kepala Bagian Perguruan Tinggi. Dekan pertama
yaitu Prof. Dr. N.Driyarkara. S.J.
Tiga kursus BI milik Jesuit yang telah digabungkan menjadi satu. Gabungan ini diperkuat dengan “bumbu” US $ 150.000, hadiah dari
Conggregatio de Propaanda Fide. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata
Dharma yang dimulai pada tanggal 20 Oktober 1955.
Awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu (1)
BahasaInggris (2) Sejarah (3) IPA dan (4) Ilmi Mendidik. Sedangkan nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J., pejabat
Departemen PP dan K di Kawali (Kantor Wali gereja Indonesia). Aslinya
Sanata Dharma dibaca Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya “kebaktian yang
sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian itu ditujukan kepada
44
Kemudian pembesar misi Societas Jesu menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma sedangkan
Wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff,S.J.
2. Perkembangan Selanjutnya
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, keme ntrian PP dan K tenatngperubahan PTPG menjadi FKIP, maka pada November 1958
PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP Sanata Dharma dan ini
merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada
masa FKIP ini Sanata dharma berhasil memperoleh status DISAMAKAN
dengan negri beradasarkan SK Mentri PTIP No. I/1961, pada tanggal 6 mei jo No77/1962 tanggal 11 juli 1962. tetapi seacara de Facto FKIP_FKIP yang
dibentuk oleh PTPG tetap berdiri sendiri dan FKIP Sanata Dharma di
Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta hanyalah nama diataskertas
saja. Mulai 15 Juli 1961 Seminari Tinggi Yogyakarta menggabungkan diri
dengan FKIP Sanata dharma danmempunyai jurusan baru, bernama Filsafat Teologi.
Untuk mengatasi kerancuan ini akhirnya pemerintah kembali
menetapkan agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu FKIP Sanata
Dharma juga berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK menteri
45
Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal berkembang di Sanata Dharma. Perkembangan itu meliputi berbagai aspek, baik yang menyangkut
pembangunan secara fisik, administrasi, pengajaran, dan penelitian maupun
pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi dengan
lembaga-lembaga pendukung yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat Pengabdian
pada Masyarakat, dan Pusat Komputer. Disamping itu FKIP Sanata Dharma didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum
(BAU) dan Biro Administrasi Akademi dan Kemahasiswaan (BAAK).
Yayasan Sanata Dharma membuka sekolah latihan bagi amhasiswa,
yaitu SMP Sanata Dharma pada tanggal 1 Januari 1967. SMP ini terletak
dibagian utara kampus Sanata Dharm, SMP berakhir tahun 2002. pada tanggal 1 Januari 1973 juga dibuka pendidikan non- gelar bagi para luluasn SLTA,
yaitu Program Extenstion Course Bahasa Inggris. Program ini dilaksanakan
dalam rangka pengabdian pada masyarakat.
Pada bulan Juli 1979 IKIP Sanata Dharma melaksanakan program
sarjana muda dan sarjana, pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada IKIP Sanata Dharma untuk mengelola Program
Diploma I, II, dan III pada berbagai jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, IPA dan PMP. Berbagai Program Diploma ini
ditutup pada tahun 1990, dan selanjutnya dibuka Program Diploma II yaitu
46
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK
Mendikbud No.46/ D/ O/ 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi
Universitas Sanata Dharma. Dengan perkembangan ini diharapkan Sanata
Dharma tetap dapat memajuka muatan program pendidikannya. Disamping
tetap mempertahankan pendidikan guru dengan cara membuaka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiakn (FKIP). Sanata Dha rma juga membuka 6
Fakultas baru dan 2 Fakultas perubahan bentuk. Dengan demikian
Fakultas-fakulats di Universitas sanata Dharma mencakup FKIP, Fakultas Ekonomi,
MIPA, Sastra, Teknik, Farmasi, Psikologi, Teologi dan Fakultas Agama.
Sejak tanggal 19 April 1999 melalui surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 143/ DIKTI/ Kep/ 1999, fakultas Ilmu Pendidikan Agama
berubah menjadi Program Studi Iilmu Pendidkan Kusus Agama Katolik, dan ini
menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Pendidikan(FKIP). Dengan demikian saat ini
Universitas Sanata Dharma memiliki 8 Fakultas yang menyelenggarakan Pendidikan Program gelar S1 yaitu:
1. FKIP
2. Fakultas Ekonomi
3. Fakultas Sastra
47 5. Fakultas Farmasi
6. Fakultas Psikologi, dan
7. Fakultas Teologi
Dengan program non- gelar, yaitu D II PGSD, English Extension Course, dan
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Dan lebih dari itu saat ini Universitas
sanata Dharma juga membuka program pasca sarjana yaitu Program Studi Magister Teologi dan Program Studi Magister Iilmu Religi dan Budaya.
Sejak berdirinyan hingga sekarang Sanata Dharma pernah dipimpin oleh 9 orang
rector, yaitu:
1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955 – 1967)
2. Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976)
3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984)
4. Drs. FX. Danuwinata, S.J. (1984 – 1988)
5. Drs. A. Tatoyo, M.Sc. (1988 – 1993)
6. Dr. M. Sastropratedja, S.J. (1993 – 1997, 1997 – 2001)
7. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T (2001 – 2006)
8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (Sekarang)
Sedangkan nama-nama dekan FKIP Universitas Sanata Dharma adalah sbb:
1. Dr.J. Bismoko (1 Juli 1993 – 31 Januari 1994)
2. Dr. A. Priyono Marwan, S.J. (1 Februari – 31 Maret 1997)
48
4. Dr. A. M. Slamet Soewandi, M. Pd. (1 Agustus 2001 – 2006) 5. Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. (Sekarang)
B. Visi dan Misi
Berdasarkan visi misi Universitas Sanata Dharma, FKIP USD
merumuskan secara khusus visi dan misinya sebagai berikut: Visi:
1. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan
mengungkapkan kebenaran secara obyektif dengan kebebasannya. Hal itu
didasari pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai ciptaan Allah
yang harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan maknanya serta dibangundan dilestarikan demi kesejahteraanumat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih
besar.
2. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan manusia depan
bangsa Indonesia, Universitas Sanata Dharma merasa terpanggil untuk
memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama dalam pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan
potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangn masyarakat
pliralistik yang adil, demokratis, dan sejahtera.
3. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan kebudayaan
49
mengenai martabat manusia sebagai ciptaan Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur; dan pada spiritualnya Ignasian ya ng terwujud dalam
arah pendidikan Serikat Yesus seperti “menjadi manusia” (men and women for
and with others), perhatian pribadi (cara personalis), serta semangat keunggulan
(magis) dan dialogis.
Misi:
1. Mengembangkan system pendidikan yang dapat memadukan nilai akademik
dan kemanusiaan
2. Mengembangkan universitas yang dapat menjadi hati nurani kritis masyarakat.
3. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis
kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.
4. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomikeilmuan untuk dapat
menemukan kebenaran berdasakan pada etika keilmuan.
5. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis yang
mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan spiritual secara
terpadu.
6. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan dapat
berguna bagi masyarakat.
7. Memberikan pelayanan kepada mayarakat dan sekaligus membantu mahasiswa
50
8. Mempersiapkan tenaga yang professional, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam bidang kependidikan.