• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Pengertian Kredit

4. Kredit Bermasalah

Merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). Sedangkan

penilaian atau penggolongan suatu kredit kedalam tingkat

kolektibilitas kredit tertentu didasarkan pada kriteria kuantitatif dan kualitatif. Kriteria kolektibilitas secara kuantitatif didasarkan pada keadaan pembayaran kredit oleh nasabah yang tercermin dalam catatan pembukuan bank, yaitu mencakup ketetapan pembayaran pokok, bunga maupun kewajiban lainnya. Penilaian terhadap pembayaran dapat dilihat berdasarkan data historis (past performance) dari masing-masing rekening pinjaman (Mudrajad Kuncoro, 2002:462).

a. Bank Indonesia telah melakukan beberapa langkah strategis untuk mengatasi kredit bermasalah, yaitu (Mudrajad Kuncoro, 2002:470) :

1. Membantu Perbankan dalam menyelesaikan kredit bermasalah.

2. Meningkatkan pembinaan bank bermasalah.

3. Mencegah terjadinya kredit bermasalah di masa mendatang. b. Penyebab Kredit Macet :

Penyebab dari kredit macet dapat diketahui dengan melakukan deteksi dini (early warning system) yang dilakukan oleh

commit to user

24

manajemen kredit suatu bank. Deteksi dini atas kredit bermasalah dapat dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan sistem “pengenalan diri” yang beruba suatu daftar kejadian atau gejala yang diperkirakan dapat menyebabkan suatu pinjaman berkembang menjadi kredit bermasalah. Daftar tersebut dapat disusun mulai dari sisi nasabah, sisi ekstern nasabah dan bank, dan sisi bank, yaitu sebagai berikut (Mudrajad Kuncoro, 2002:471- 474) :

a. Sisi Nasabah :

1. Faktor Keuangan :

- Utang meningkat sangat tajam.

- Utang meningkat tidak seimbang dengan peningkatan asset.

- Pendapatan bersih menurun.

- Penurunan penjualan dan laba koor.

- Biaya penjualan, biaya umum dan administrasi

meningkat.

- Perubahan kebijakan dan syarat-syarat penjualan secara kredit.

- Rata-rata umur piutang bertambah lama sehingga

perputaran piutang semakin lambat. - Piutang tak tertagih meningkat.

commit to user

25

- Keterlambatan memperoleh neraca nasabah secara

teratur.

- Tagihan yang terkonsentrasi pada pihak tertentu. 2. Faktor Manajemen :

- Perubahan dalam manajemen.

- Tidak ada kaderisasi dan job description yang jelas.

- Sakit atau meninggalnya orang penting dalam

perusahaan (key person).

- Kegagalan dalam perencanaan.

- Manajemen puncak didominasi oleh orang yang kurang

cakap.

- Pelanggaran terhadap perjanjian atau klausa kredit. - Penyalahgunaan kredit.

- Pendapatan naik dengan kualitas menurun.

- Rendahnya semangat dalam mengelola perusahaan.

3. Faktor Operasional :

- Hubungan nasabah dengan mitra usahanya makin

menurun.

- Kehilangan satu atau lebih pelanggan utama.

- Pembinaan sumber daya manusia yang tidak baik.

- Tertundanya penggantian mesin dan peralatan yang sudah ketinggalan atau tidak efisien.

commit to user

26

b. Sisi Ekstern :

Faktor-faktor ekstern yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab kredit bermasalah, antara lain :

- Perubahan kebijaksaan Pemerintah di sektor riil.

- Peraturan yang bersifat membatasi dan berdampak

besar atas situasi keuangan dan operasioanal serta manajemen nasabah.

- Kenaikan harga faktor-faktor produksi yang tinggi (BBM, angkutan, dan sebagainya).

- Perubahan teknologi yang sangat cepat dan industri yang diterjuni oleh nasabah.

- Meningkatnya tingkat suku bunga pinjaman.

- Resesi, devaluasi, inflasi, deflasi, dan kebijakan moneter lainnya.

- Peningkatan persaingan dalam bidang usaha.

- Bencana alam (force majeure). c. Sisi Bank :

Faktor-faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab kredit bermasalah, antara lain:

- Buruknya perencanaan finansial dan aktiva tetap/modal kerja.

- Adanya perubahan waktu dalam permintaan kredit

commit to user

27

- Menerbitkan cek kosong.

- Gagal memenuhi syarat-syarat dalam perjanjian kredit. - Adanya over kredit atau underfinancing.

- Manipulasi data.

- Over taksasi agunan atau oenilaian agunan terlalu tinggi.

- Kredit topengan, tempilan, atau fiktif.

- Kelemahan analisa oleh pejabat kredit sejak awal proses pemberian kredit.

c. Penyelamatan Kredit Bermasalah :

Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam upaya penyelamatan kredit bermasalah jika diperkirakan prospek usaha masih baik adalah dengan cara 3R, yaitu (Mudrajad Kuncoro, 2002:475- 476) :

1. Penjadwalan kembali (Rescheduling), yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya yang meliputi:

- Perubahan grace period.

- Perubahan jadwal pembayaran.

- Perubahan jangka waktu.

- Perubahan jumlah angsuran.

2. Persyaratan Kembali (Reconditioning), yaitu perubahan

commit to user

28

pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut maksimum salso kredit, yang meliputi reschedulling dan atau:

- Perubahan tingkat suku bunga/ denda.

- Perubahan cara perhitungan tingkat suku bunga.

- Kekeringan bunga/ denda.

- Perubahan/ penggantian kepemilikan/ pengurus.

- Perubahan/ penggantian nama dan atau status

perusahaan.

- Perubahan/ penggantian nasabah/ novasi.

- Perubahan/ penggantian agunan.

3. Penataan Kembali (Restructuring), yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang meliputi reschedulling, reconditioning dan atau:

- Penambahan dana bank (suplesi kredit)

- Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga

menjadi pokok kredit baru.

- Perubahan jenis fasilitas kredit termasuk konversi pinjaman dalam valuta asing atau sebaliknya.

- Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan.

Upaya penyelamatan dengan cara 3R dapat dilakuakn apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

commit to user

29

- Debitur menunjukkan itikad yang positif untuk bekerja sama (kooperatif) terhadap upaya penyelamatan yang akan dijalankan.

- Usaha debitur masih dijalankan dan menpunyai prospek

yang bagus.

- Debitur masih mampu untuk membayar kewajiban yang

dijadwalkan.

- Debitur masih mampu menjalan bunga berjalan.

- Adanya kemampuan dan prospek usaha debitur untuk pulih kembali.

- Posisi bank akan menjadi lebih baik. d. Penyelesaian Kredit Bermasalah :

Cara-cara yang dapat dilakukan dalam penyelesaian kredit bermasalah yaitu (Mudrajad Kuncoro, 2002:476- 477) :

1. Penyelesaian Kredit Bermasalah secara damai,dengan cara sebagai berikut:

- Pemberian keringanan bunga untuk kredit kolektibilitas diragukan dan macet dengan pembayaran lunas ataupun angsuran.

- Penjualan agunan di bawah tangan, yaitu penyelamatan

kredit secara damai dengan penjualan agunan di bawah tangan.

commit to user

30

- Penjualan sebagian atau seluruh harta kekayaan debitur atau barang agunan.

- Penebus sebagian atau seluruh barang agunan oleh debitur atau pemilik barang agunan.

2. Penyelesaian Kredit Bermasalah melalui saluran hukum : Penyelesaian kredit bermasah melalui saluran hukum didasarkan kepada keyakinan bahwa posisi bank secara yuridis kuat dan beban biaya legitasi yang ringan.

Penyelesaian kredit bermasalah melalui saluran hukum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

- Penyelesaian kredit melalui pengadilan negri.

- Penyerahan pengurusan kredit macet kepada BUPLN/ PUPN.

- Penyerahan penyelesaian kredit macet melalui

kejaksaan.

commit to user

31

BAB III

Dalam dokumen Allein Meity Nurul Kusuma Wardhani F3609006 (Halaman 36-44)

Dokumen terkait