PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA
JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Oleh
ANASTASIA GINTING 0811739
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA
JURUSAN BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG
Oleh Anastasia Ginting
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Anastasia Ginting 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ANASTASIA GINTING (0811739)
PERBEDAAN KOMPETENSI PEMANENAN ANTARA SISWA PROGRAM MANDIRI DENGAN SISWA PROGRAM REGULER PADA JURUSAN
BUDIDAYA DI SMKN 2 SUBANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Drs. Sudjani, M.Pd.
NIP. 19630628 198803 1 002
Pembimbing II,
Drs. Sukadi, M.Pd., MT. NIP. 19640910 199101 1 002
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri,
Anastasia Ginting, 2013
ABSTRAK
Perbedaan Kompetensi Pemanenan antara Siswa Program Mandiri dengan Siswa Program Reguler pada Jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang. Anastasia Ginting. (0811739).
Penelitian ini memaparkan tentang perbedaan kompetensi pemanenan yang dimiliki oleh siswa program mandiri dengan siswa program reguler jurusan budidaya di SMKN 2 Subang. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan perbedaan kompetensi pemanenan yang dimiliki oleh siswa program mandiri dan siswa program reguler jurusan budidaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan budidaya konsentrasi APTN dan APSDP yang berjumlah 24 orang siswa program mandiri dan 8 orang untuk siswa program reguler. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat gambaran serta perbedaan kompetensi pemanenan siswa dan di dukung dengan dokumenter.
Dari penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan kompetensi pemanenan yang dilakukan oleh siswa program mandiri dan siswa program reguler. Nilai yang diperoleh siswa program mandiri lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa program reguler. Terdapatnya perbedaan kompetensi pemanenan tersebut dikarenakan siswa program reguler lebih banyak melakukan kegiatan di lahan dibandingkan dengan siswa program reguler. Hal itu jelas terlihat pada siswa konsentrasi APTN.
Berbeda dengan siswa APTN, siswa APSDP baik yang mandiri maupun yang reguler tidak terlihat perbedaan yang signifikan dikarenakan seluruh siswa diwajibkan tinggal di lingkungan sekolah. Dengan keadaan seperti ini, seluruh kegiatan yang biasanya dilakukan oleh siswa program mandiri juga dilakukan oleh siswa program reguler.
ABSTRACT
The Differences of Harvesting Competence between Independent Program Students and Regular Program Students Cultivation Majoring in SMKN 2 Subang. Anastasia Ginting. (0811739).
This study describes the differences harvesting competencies possessed by independent program students with a regular program students majoring in cultivation in SMKN 2 Subang. The purpose of the implementation of the research was to see the vision and harvesting competency owned by independent program students with a regular program students majoring in cultivation. The method used is the method of comparative with quantitative approach. The sample used in this research were students of class XI cultivation majoring and the concentration APTN and APSDP totaling 24 for independent program students and 8 for regular program students. The instrument used in this research was the observation sheet to see the picture and differences of harvesting competency of students and than supported by documentary.
From the research conducted there are differences in competence harvesting is done by independent program students and regular program students. Values obtained independent program students is higher than the value obtained by the regular program students. The presence of the difference harvesting competence is due to independent program students more activities in the field compared to the regular program students. It was clearly seen in the concentration of APTN students.
Unlike the APTN students, APSDP students either independently or regular no significant changes because all students are required to stay at school. In these circumstances, all activities are usually carried out by an independent program students also performed by the regular program students.
Anastasia Ginting, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR BAGAN ... iv
DAFTAR GRAFIK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, ASUMSI DASAR DAN HIPOTESIS ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Program Mandiri ... 11
2. Program Reguler ... 14
3. Kompetensi ... 14
B. Kerangka Berpikir ... 21
C. Asumsi Dasar Penelitian ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN ... 25
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 25
B. Desain Penelitian ... 27
C. Metode Penelitian ... 28
D. Definisi Operasional ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 29
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 29
G. Teknik Pengumpulan Data ... 35
H. Analisis Data ... 36
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian ... 38
1. Gambaran Nilai Program Mandiri dan Program Reguler 38 2. Uji Normalitas ... 43
3. Uji Hipotesis ... 44
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48
1. Gambaran Kompetensi Pemanenan Siswa Mandiri dan Siswa Reguler ... 48
2. Perbedaan Kompetensi Pemanenan Siswa Mandiri dan Siswa Reguler ... 50
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 52
5.1.Kesimpulan ... 52
5.2.Rekomendasi ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Proses pendidikan dijalani individu sepanjang hayat (Tatang, 2008). Oleh karena itu pendidikan bisa berlangsung dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Melalui pendidikan, individu akan bisa memahami suatu ilmu, mengetahui hal – hal baru dan bisa bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Akan tetapi ada pendidikan yang tidak bisa dilakukan disembarang tempat, yaitu pendidikan formal. Pendidikan formal biasanya berjalan di sebuah sekolah yang identik dengan suatu bangunan. Pendidikan formal terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan Perguruan Tinggi (PT).
mencapai 50%, tahun 2008 mencapai 52%, dan tahun 2012 mencapai 60%. Oleh karena itu, setiap siswa lulusan SLTP hanya memiliki dua pilihan yaitu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau membantu orangtua untuk mencari nafkah.
Bagi individu yang ingin melanjutkan pendidikan ke arah yang lebih tinggi, individu tersebut bisa memilih masuk SMA (Sekolah Menengah Atas) atau SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Di SMA, siswa akan diajarkan semua mata pelajaran umum sedangkan di SMK, siswa akan diajarkan mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan yang dipilih. Oleh karena itu, siswa SMK akan lebih kompeten dari siswa SMA pada sebuah bidang keahlian.
Berdasarkan keadaan tersebut, SMKN 2 subang memiliki niat untuk membantu anak – anak bangsa lulusan SLTP yang ingin melanjutkan pendidikan ke SMK khususnya bidang pertanian. SMKN 2 Subang memberikan solusi untuk anak – anak yang ingin sekolah dengan cara membuat program mandiri dan program reguler. Program mandiri merupakan kelompok siswa yang orangtuanya tidak mampu membiayai kelanjutan sekolah anaknya. Sedangkan program reguler adalah kelompok siswa yang orangtuanya mampu membiayai kelanjutan pendidikan anaknya.
jual dari siswa tersebut terhadap perusahaan – perusahaan yang sudah menjalin kerja sama dengan SMKN 2 Subang akan semakin tinggi juga. Pada saat siswa magang di sebuah perusahaan, maka siswa akan memperoleh upah yang sesuai dengan kinerja yang diberikannya. Dari penghasilan itulah siswa dapat membayar biaya pendidikannya. Selain biaya pendidikan, siswa mandiri juga diberi makan dan asrama di sekolah. Walaupun tidak mewah, akan tetapi cukup untuk mempertahankan hidup dalam proses pencarian ilmu tanpa harus merepotkan orangtua di rumah.
Kelompok siswa reguler tidak mendapatkan kegiatan sebagaimana kelompok siswa mandiri. Siswa reguler mendapatkan proses pembelajaran layaknya sekolah seperti biasa, akan tetapi siswa reguler juga dilatih kompetensinya melalui praktikum – praktikum yang dilakukan pada setiap pelajaran. Untuk melihat perbedaan kompetensi antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler, siswa diminta melakukan kegiatan pemanenan. Dipilihnya pemanenan sebagai kegiatan dalam penelitian ini karena pemanenan tidak memerlukan waktu yang banyak dalam pengamatan sehingga kegiatan siswa di sekolah tidak terganggu. Dalam penelitian ini digunakan siswa jurusan budidaya konsentrasi Agribisnis Produksi Sumber Daya Perairan (APSDP) dan Agribisnis Produksi Tanaman (APTN). Untuk siswa APSDP dilakukan kegiatan pemanenan burayak ikan mas dan untuk siswa APTN dilakukan kegiatan pemanenan tomat.
program mandiri memiliki kompetensi yang lebih tinggi daripada siswa program reguler. Menurut Puskur, Balitbang, Depdiknas (Muslich, 2007), kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kompetensi antara siswa program mandiri dan siswa program reguler kelas XI pada jurusan budidaya di SMKN 2 Subang. Dengan demikian penelitian
ini mengambil judul “Perbedaan Kompetensi Pemanenan antara Siswa
Program Mandiri dengan Siswa Program Reguler pada Jurusan Budidaya di
SMKN 2 Subang”.
B. Identifikasi Masalah
Dari kedua jenis kelompok siswa yang terdapat di SMKN 2 Subang, ada beberapa permasalahan yang menjadi awal dari penelitian ini. Adapun permasalahan – permasalahan yang ditemukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1) Siswa program mandiri sering terlihat di lahan sedangkan siswa program reguler di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Setelah munculnya beberapa pernyataan dari identifikasi permasalahan di atas, peneliti membatasi permasalahan penelitian pada rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh siswa program reguler dibandingkan dengan siswa program mandiri pada jurusan Budidaya di SMKN 2 Subang. Pengamatan kompetensi dilakukan pada mata pelajaran pemanenan. Dalam kegiatan pemanenan akan dilihat bagaimana kompetensi kedua kelompok siswa dalam pemanenan burayak ikan mas untuk siswa APSDP dan pemanenan tomat untuk siswa APTN.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1) Bagaimana gambaran kompetensi pemanenan antara siswa program mandiri dengan siswa program reguler pada jurusan budidaya?
E. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kompetensi pemanenan dari kedua kelompok siswa pada jurusan budidaya SMKN 2 Subang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan kompetensi pemanenan serta seberapa besar perbedaan yang terlihat dari kedua kelompok siswa pada jurusan budidaya SMKN 2 Subang.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai literatur dalam penelitian di masa yang akan datang oleh peneliti kependidikan. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu: bagi peneliti, siswa, sekolah, pemerintah, dan masyarakat.
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Siswa
Siswa bisa mengetahui kompetensi dirinya dan teman – temannya. Sehingga akan menciptakan suasana yang kompetitif.
3. Bagi Sekolah
Sekolah bisa mengetahui kompetensi peserta didiknya sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan yang diselenggarakan. 4. Bagi Pemerintah
Pemerintah bisa mengembangkan program pendidikan yang dijalankan oleh pihak SMKN 2 Subang kepada sekolah – sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya untuk SMK.
5. Bagi Masyarakat
Orang tua siswa, khususnya yang kurang mampu bisa tetap menyekolahkan anaknya tanpa harus bingung tentang masalah biayanya. Untuk orang tua secara umum bisa lebih mempercayakan anaknya untuk dididik di sekolah tersebut, karena disiplin dan program yang diberikan sekolah akan mampu mencetak anak – anak menjadi orang yang memiliki kompetensi yang baik sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
G. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab dua berisi landasan teoritis yang meliputi kajian pustaka, kerangka berpikir, asumsi penelitian dan hipotesis. Sedangkan bab tiga merupakan metode penelitian yang menjelaskan mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertempat di SMKN 2 Subang yang beralamat di Jalan Wera Km. 5 Dangdeur, Subang 41212. Dipilihnya SMK tersebut sebagai tempat untuk penelitian karena adanya keunikan dari SMK tersebut dibandingkan dengan SMK yang lain. SMKN 2 Subang memiliki dua macam program pendidikan, yaitu program mandiri dan program reguler. Perbedaan program ini terletak pada sistem pendidikannya, dimana siswa mandiri jauh lebih banyak menghabiskan waktu di lahan dibandingkan dengan siswa reguler. Hal itu dikarenakan siswa mandiri membayar biaya pendidikan serta mendapatkan tambahan makanan dari hasil produksi yang ada di sekolah.
Penelitian ini berkaitan dengan kompetensi pemanenan. Dalam dunia pertanian, kegiatan pemanenan dilakukan hanya pada waktu tertentu, yaitu pagi hari atau sore hari. Untuk siswa APTN penelitian dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2012 pukul 06.00 WIB. Sedangkan untuk siswa APSDP penelitian dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012 pukul 06.00 WIB.
2. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan kepada siswa mandiri APTN yang berjumlah 21 orang dan siswa mandiri APSDP yang berjumlah 3 orang. Sedangkan untuk siswa reguler APTN ada 7 orang dan siswa reguler APSDP berjumlah 1 orang. Secara keseluruhan jumlah siswa mandiri ada 24 orang dan jumlah siswa reguler ada 8 orang. Dengan demikian jumlah obyek penelitian seluruhnya berjumlah 32 orang. Obyek penelitian merupakan siswa kelas XI jurusan budidaya konsentrasi APSDP dan konsentrasi APTN.
3. Populasi Penelitian
Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian merupakan pengertian dari populasi (Sukmadinata, 2009: 250). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:
1) Siswa program mandiri jurusan budidaya kelas XI SMKN 2 Subang berjumlah 24 orang.
2) Siswa program mandiri jurusan budidaya kelas XI SMKN 2 Subang berjumlah 8 orang.
4. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2011: 118). Dalam penelitian ini seluruh siswa program mandiri dan siswa program reguler jurusan budidaya konsentrasi APSDP dan APTN kelas XI SMKN 2 Subang dijadikan sampel, maka disebut juga dengan sampel total.
B. Desain Penelitian
dukung dengan foto – foto kegiatan yang diperoleh melalui studi dokumentar sebagai bukti empiris.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti (Sukmadinata, 2009: 56). Hasil yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel – variabel yang diteliti.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan rumusan tentang variabel/aspek dan hubungan antar variabel/aspek yang menggambarkan keadaan atau perilaku yang dapat diukur/diamati (Sukmadinata, 2009: 301). Menurut Sugiono (2011: 3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Menurut Arikunto (2006: 156), di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini menggunakan observasi sistematis karena pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validasi
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011: 348). Ada beberapa jenis pengujian validitas instrumen, yaitu pengujian validitas kontruk, pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lembar observasi, sehingga pengujian validitas instrumen tersebut dilakukan dengan pengujian validitas kontruk.
yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Berikut ini merupakan instrumen sebelum dan sesudah dilakukan validasi.
a. Instrumen Untuk APSDP
1) Instrumen Sebelum Divalidasi
[image:21.595.120.510.220.698.2]Berikut ini merupakan instrumen yang akan digunakan pada kompetensi pemanenan burayak ikan mas, yang akan diajukan kepada guru APSDP untuk dilakukan penyesuaian terhadap instrumen yang digunakan di sekolah.
Tabel 3.1. Pedoman Observasi Kompetensi Pemanenan untuk APSDP
PEDOMAN OBSERVASI KOMPETENSI PEMANENAN APSDP KELAS XI
Mata Pelajaran : Pemanenan Burayak Ikan Mas
Kelas/Semester : XI/IV
Nama Siswa :
Program Pendidikan :
Waktu :
No Indikator yang diamati Hasil pengamatan Keterangan
Tinggi Sedang Rendah
1.
Persiapan penampungan benih (Pemasangan waring, kekencangan tali)
2.
Pengeringan kolam (Pembukaan outlet,
penutupan inlet, pemasangan saringan di inlet)
3.
Persiapan peralatan (Serokan, baskom, ember, anco)
4. Penangkapan benih (Hulu ke
hilir, tidak kasar)
5. Pengangkutan benih (Tidak
kasar)
6.
Penyimpanan peralatan (bersih dan sesuai dengan tempatnya)
2) Instrumen Setelah Divalidasi
Validasi untuk instrumen APSDP dilakukan oleh dua orang guru yang bersangkutan dengan konsentrasi APSDP, yaitu Asih Samsiah, S.St.Pi. dan Betta Yuliana. Proses validasi dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2012. Bukti validasi dapat dilihat pada lampiran 8. Setelah dilakukan penyesuaian/validasi oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, diberikan beberapa masukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan. Beberapa masukan itu adalah sebagai berikut.
- Indikator yang harus dicapai siswa sebaiknya diperjelas atau difokuskan.
- Penilaian yang digunakan sebaiknya berbentuk angka, supaya mempermudah pengolahan data. Selain itu, diberikan keterangan terhadap setiap skor yang akan dicapai oleh siswa.
Tabel 3.2. Instrumen Penelitian Kompetensi Pemanenan Burayak Ikan Mas
INSTRUMEN PENELITIAN KOMPETENSI PEMANENAN BURAYAK IKAN MAS
Nama Siswa :
Kelas/Semester : XI/IV
Jurusan :
Mata Pelajaran :
Program Pendidikan :
No Indikator Skor Keterangan
1 2 3 4 5
1 Bentuk waring
2 Kekencangan tali waring
3 Pembukaan outlet
4 Penutupan inlet
5 Pemasangan saringan pada saluran inlet
6 Persiapan peralatan (serokan, baskom, ember, anco)
7 Penangkapan benih
8 Pengangkutan benih
9 Penyimpanan benih
10 Kebersihan peralatan
11 Penyimpanan peralatan
b. Instrumen Untuk APTN
1) Instrumen Sebelum Divalidasi
Tabel 3.3. Pedoman Observasi Kompetensi Pemanenan APTN
PEDOMAN OBSERVASI KOMPETENSI PEMANENAN APTN
Mata Pelajaran : Pemanenan Tomat
Kelas/Semester : XI/IV
Nama Siswa :
Program Pendidikan :
Waktu :
No Indikator yang diamati Hasil pengamatan Keterangan
Tinggi Sedang Rendah
1.
Pengamatan Fisiologis (Kematangan dan Ukuran Buah)
2. Persiapan Peralatan
(Ember dan Timbangan)
3.
Pemetikan Tomat (Tangkai buahnya masih ada)
4.
Sortasi dan Grading (Pemisahan sesuai warna, ukuran, kecacatannya)
5.
Penyimpanan peralatan (Bersih dan disimpan pada tempatnya)
2) Instrumen Setelah Divalidasi
APSDP, yaitu urutan indikator yang digunakan dalam instrumen APTN harus sesuai dengan abjad sedangkan untuk instrumen APTN diurutkan berdasarkan langkah – langkah dalam pelaksanaan pemanenan. Hal ini tidak menjadi masalah karena perbedaan itu tidak mempengaruhi pada nilai siswa. Hasil validasi secara keseluruhan terlampir pada lampiran 6. Berikut ini merupakan ringkasan hasil validasi terhadap instrumen APTN.
Tabel 3.4. Instrumen Penelitian Kompetensi Pemanenan Tomat
INSTRUMEN PENELITIAN KOMPETENSI PEMANENAN TOMAT
Nama Siswa :
Kelas/Semester : XI/IV
Jurusan :
Mata Pelajaran :
Program Pendidikan :
No Indikator Skor Keterangan
1 2 3 4 5
1 Kebersihan peralatan
2 Kematangan tomat
3 Pemetikan Tomat (Tangkai buah
masih ada)
4 Penggolongan berdasarkan kecacatan
buah
5 Penggolongan berdasarkan ukuran 6 Penggolongan berdasarkan warna 7 Penyimpanan peralatan 8 Persiapan Peralatan
G. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Observasi
Menurut Sukmadinata (2009: 220), observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan observasi nonparsitipatif. Dalam pelaksanaan observasi partisipatif, peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan untuk observasi nonpartisipatif, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan di lapangan atau hanya berperan sebagai pengamat saja. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipatif agar peneliti dapat lebih fokus dan seksama dalam melakukan pengamatan.
Setelah lembar observasi divalidasi oleh pihak guru yang bersangkutan maka penelitian dapat dilakukan. Hasil dari observasi yang diperoleh selama penelitian terlampir pada lampiran 7.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2009: 221). Penggunaan studi dokumenter dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris dalam penelitian yang nantinya dapat memperkuat hasil yang diperoleh dari pengamatan menggunakan lembar observasi.
Pada saat pelaksanaan kegiatan penelitian, diperoleh beberapa dokumentasi. Dari dokumentasi tersebut dapat dilihat proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh siswa mandiri maupun siswa reguler. Dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian dilampirkan pada lampiran 1.
H. Analisis Data
Menurut sugiyono (2011: 21), statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas statistik dapat diartikan sebagai alat, yaitu alat untuk analisis dan alat untuk membuat keputusan. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data kuantitatif karena data yang dihasilkan berbentuk angka.
[image:27.595.116.512.238.614.2]program reguler. Salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam penelitian adalah pengujian hipotesis. Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif (Sugiyono, 2011: 25). Berdasarkan pengertiannya, penelitian ini menggunakan hipotesis komparatif.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari uraian – uraian yang disampaikan dalam bab – bab sebelumnya.
1. Gambaran Kompetensi Pemanenan
Nilai kompetensi pemanenan siswa program mandiri lebih tinggi daripada nilai siswa program reguler. Hal itu dikarenakan rutinitas siswa tersebut di lapangan sangat padat. Sehingga keadaan tersebut mampu menyeimbangkan pikiran dan sikap mereka dalam bekerja.
2. Perbedaan Kompetensi Pemanenan
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang disarankan oleh peneliti. Adapun saran tersebut ditujukan bagi sekolah dan peneliti.
1. Bagi Sekolah
Sistem belajar mengajar yang diterapkan oleh pihak SMKN 2 Subang sudah baik sebaiknya lebih ditingkatkan. Menurut peneliti, sebaiknya siswa program reguler juga diberi kegiatan praktik yang lebih rutin lagi agar kemampuan siswa tersebut semakin terasah.
2. Bagi Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Chairani H. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Gusrina. (2008). Budidaya Ikan Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Husaini U dan Purnomo S. (2008). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Joko, S. (2008). Bahan Bimbingan teknis penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan. Jakarta.
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng, L.P.(2008). Pengembangan model kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sekolah dan madrasah. Jakarta:
Rajawali Pers.
Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Purnamawati. Peningkatan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency-Based Training) Sebagai Suatu Proses Pengembangan
Pendidikan Vokasi. Jurnal MEDTEK: Volume 3, No 2, Oktober 2011.
Purworini, S.E. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal
Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006.
Shahib, M N. (2005). Pendidikan Berbasis Kompetensi menuju Invensi. Bandung: Gema Media Pusakatama.
Sudjana N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011), Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumarsih dkk. (2007). Kompetensi Guru Madrasah. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama.