• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAH RAGA TAEKWONDO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAH RAGA TAEKWONDO."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA

TAEKWONDO

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan Ujian Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

ARIEF GANDI 0900274

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Arief Gandi NIM 0900274

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA

TAEKWONDO

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd. NIP 196312091988031001

Pembimbing II

Sagitarius, M.Pd NIP 196911132001121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

“ilmu adalah sebaik –baik pusaka (warisan)”

(Ali Bin Abi Thalib)

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung diri kepadamu

Dari sifat – sifat lemah, malas, dan takut, dan (juga) Berlindung kepadamu dari siksa kubur dan fitnah Dalam hidup ini maupun fitnah pada saat kematian menanti”

(HR. Muslim)

Hidup adalah perjalanan yang harus Ditempuh walau bagaimana keadaannya. Kita akan menemui jalan yang berliku namun Bukan itu yang kita harus sikapi tetapi

Dengan menguatkan iman,

Bahwa penentu adalah hanya Allah SWT

Barang siapa yang teguh pendirian maka ia akan sukses, barang siapa yang bersabar ia akan beruntung dan barang siapa yan kuat

ia akan menang (Dr. Abdullah Al-Qarni)

Karya kecil ilmiah yang sederhana ini Kupersembahkan untuk mamah, papah,

kakak tercinta, keluarga dan sahabat

(4)

PERNYATAAN

(5)

Abstrak

Pengaruh Latihan Menggunakan Tahanan Karet Dan Alat Bantu Pemberat Kaki Terhadap Kecepatan Tendangan Dollyo Chagi Pada Cabang Olah

Raga Taekwondo

Pembimbing : 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd

2. Sagitarius, M.Pd

Arief Gandi

Latar Belakang : Dalam olahraga taekwondo, biasanya digunakan latihan yang bersifat konvensional berupa latihan tendangan ke arah sasaran secara berulang-ulang. Tetapi hasilnya belum maksimal. Oleh karena itu melalui uji coba latihan menggunakan Tahanan Karet dan alat bantu pemberat kaki ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dollyo chagi.

Masalah penelitian ini adalah apakah latihan menggunakan tahanan karet dan pemberat kaki memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo?

Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Taekwondo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UPI, sedangkan sampel sebanyak 20 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampling seadanya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kecepatan tendangan dollyo chagi ke arah sasaran protector scoring system (PSS) dalam waktu 10 detik.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo, 2) Latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh yang signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo, 3) Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo dibandingkan latihan alat bantu pemberat kaki

(6)

Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi atas segala rakhmat dan karunia-Nya,

shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul: “Pengaruh Latihan Menggunakan Tahanan Karet

dan Alat Bantu Pemberat Kaki Terhadap Kecepatan Tendangan Dollyo

Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo”. Penyusunan skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Satu Pendidikan yang penulis

tempuh selama mengikuti studi pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Bandung, Juli 2013 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

B. Teknik Tendangan Dollyo chagi pada Cabor Taekwondo ... 13

(8)

a. Intensitas Latihan ... 18

1. Peran Alat Bantu Latihan Menggunakan Tahanan Karet ... 33

2. Peran Alat Bantu Latihan Menggunakan Pemberat Kaki ... 34

3. Hipotesis ... 36

E. Pelaksanaan Latihan dan Pengumpulan Data ... 43

1. Pendahuluan ... 44

2. Inti ... 44

3. Penutup ... 45

F. Pengelolaan dan Analisis Data ... 47

(9)

b. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 62

c. Kondisi Sampel ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran …….. ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 66

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Tes Awal ... 52

4.2 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Tes Akhir ... 53

4.3 Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ... 54

4.4 Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi) ... 55

4.5 Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Kedua Kelompok ... 56

4.6 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Peningkatan Hasil latihan Kedua Kelompok ... 57

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Tendangan Momtong Dollyo Chagi ... 14

2.2 Jarak Pindah B Lebih Jauh Dari Pada Jarak A ... 15

2.3 Pemberat Kaki ... 28

2.4 Jarak Tempuh A Lebih Pendek Dibandingkan Jarak Tempuh B ... 30

2.5 Titik Berat Badan Jatuh Dalam Bidang Tumpuannya ... 31

2.6 Momen Beban Sama Besar ... 32

3.1 Desain Penelitian ... 39

3.2 Langkah – langkah Penelitian ... 40

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Program Latihan Tahanan Karet 66

Lampiran 2 Program Latihan Pemberat Kaki 70

Lampiran 3 Hasil Tes Awal dan AkhirTahanan Karet 74

Lampiran 4 Hasil Tes Awal dan Akhir Pemberat Kaki 75

Lampiran 5 Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal dan Akhir Kelompok

Tahanan Karet 76

Lampiran 6 Uji Normalitas Lillefors Tes Awal dan Akhir

Kelompok Pemberat Kaki 77

Lampiran 7 Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Latihan

Kelompok Tahanan Karet dan Pemberat Kaki 78

Lampiran 8 Uji Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir Metode

Latihan Menggunakan Tahanan Karet dan Pemberat

Kaki 79

Lampiran 9 Uji Signifikansi Beda (Skor Peningkatan) Tahanan

Karet dan Pemberat Kaki 81

Lampiran 10 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Dua Pihak) 85

Lampiran 11 Nilai Persentil Untuk Distribusi T 87

Lampiran 12 Daftar F 88

Lampiran 13 Daftar I (Untuk Distribusi F) 89

Lampiran 14 Nilai Kritis Untuk Lilliefors 90

Lampiran 15 Foto–Foto Penelitian 91

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri

tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu : tae berarti kaki

untuk menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti tangan untuk

menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang

berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan

teknik kaki dan tangan kosong.

Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, pola gerakannya sangat indah

dan sistematis. Selain itu taekwondo tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata.

Seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran

aspek disiplin mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara

sungguh–sungguh mempelajarinya dengan benar. Sebagaimana dikemukakan oleh

Suryadi (2003: xvi) bahwa :

Mempelajari Taekwondo tidak dapat hanya menyentuh aspek keterampilan teknik bela dirinya saja, namun harus meliputi aspek fisik, mental dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih atau mempelajari taekwondo sudah seharusnya menunjukan kondisi fisik yang baik, mental yang kuat dan semangat yang tinggi. Namun, hal itu harus mampu ditunjukan dalam sikap dan tindakan sehari-hari yang baik dan didasari jiwa yang luhur. Dengan begitu barulah seseorang dapat dikatakan berhasil dalam berlatih Taekwondo.

Taekwondo dapat dipelajari oleh siapa saja tanpa tergantung jenis kelamin, umur, dan status sosial. “saat ini, Taekwondo telah dipraktikkan oleh lebih dari 40 juta orang di seluruh penjuru dunia, angka ini masih terus bertambah seiring

(14)

oleh lebih dari 200.000 anggota, angka ini belum termasuk yang tidak secara aktif berlatih.” (Suryadi, 2003: 8)

Taekwondo telah dipertandingkan di berbagai pertandingan multi event di seluruh dunia. “Pada Olympic Games 1988 di Seoul, Taekwondo telah dipertandingkan sebagai pertandingan ekshibisi, dan pada Olympic Games 2000

di sydney telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi.” (Suryadi, 2003: 7)

Beberapa atlet yang pernah berjaya membela negara di event internasional

antara lain seperti : Budi Setiawan, Rahmi Kurnia, Siauw Lung, Yefi Triaji,

Lamting, Yeni Latif, Dirk Richard, dan sebagainya di masa tahun 1986-1993.

Pada generasi berikutnya antara lain seperti Yuana Wangsa Putri yang mewakili

Indonesia di event Olympic Games 2000 sidney dan Ika Dian Fitria yang berhasil

meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Yunior bulan November 2000 (Yoyok

2002), pada tahun 2001 – 2011 generasi berikutnya antara lain Siska Permata Sari,

Merry Wandra, Fransisca Valentine, Rizal Samsir, Basuki Nugroho dan

sebagainya. masih banyak lagi para atlet taekwondo yang telah bersumbangsih

dalam perkembangan taekwondo di Indonesia.

Di Indonesia sendiri Taekwondo telah dipertandingkan sebagai cabang

olahraga resmi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Kompetisi olahraga ini

pertama di pertandingkan di Indonesia pada PON XI di Jakarta tahun 1984.

Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang

berkembang di Indonesia maupun di dunia pun sudah ada dan sudah

dipertandingkan. Taekwondo berasal dari negara Korea Selatan, Taekwondo

berasal dari tiga kata yaitu Tae berarti kaki / menghancurkan dengan teknik

tendangan, Kwon artinya tangan / menghantam dan mempertahankan diri dengan

teknik tangan, Do artinya seni. Menurut yoyok (2002:32),menambahkan keunikan

taekwondo yaitu:

(15)

harus memiliki tendangan dasar, diantaranya teknik tendangan dollyo chagi yaitu tendangan yang mempunyai bentuk sabit dan idan dollyo chagi yaitu tendangan melingkar yang dilakukan dengan sliding atau meluncur dan menggunakan kaki depan untuk menendangnya.”.

Bagi seorang atlet harus memiliki tendangan dasar diantaranya teknik

tendangan dollyo chagi. Dollyo chagi yaitu salah satu tendangan taekwondo yang

mempunyai lintasan pergerakan menyerupai bentuk sabit.

Untuk melakukan berbagai tendangan taekwondo maka perlu ditunjang

oleh komponen-komponen kondisi fisik yang baik seperti kekuatan, kelentukan,

daya tahan, kecepatan, dan power. Dari kelima komponen fisik tersebut diatas

kecepatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting dalam pencapaian

prestasi. Upaya-upaya atlet dalam meningkatkan prestasi khususnya kecepatan

merupakan hal yang strategis. Kecepatan dapat ditingkatkan kualitasnya melalui

latihan menggunakan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki. Dipastikan setiap “dojang” (tempat latihan) memiliki fasilitas tahanan karet dan pemberat kaki.

Kemampuan taekwondoin tergantung dari proses latihan yang

dilaksanakan karena latihan adalah salah satu cara untuk meningkatkan

kemampuan fungsi fisiologis dan psikologis. Agar bisa tercapai dengan baik maka

diperlukan latihan, sesuai dengan pendapat Harsono (1988:89) sebagai berikut:

Latihan merupakan proses bekerja secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang relatif panjang yang kemudian ditingkatkan secara bertahap berdasarkan kemampuan individual yang ditunjukan pada pembetukan fungsi fisiologis dan psikologis untuk memenuhi tuntutan tugas tertentu.

Dalam cabang olahraga taekwondo, kecepatan merupakan komponen fisik

yang esensial dan merupakan faktor penentu terutama saat taekwondoin berada

dalam situasi pertandingan. Hal ini didasarkan pada tuntutan pertandingan

(16)

Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang

sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau

kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan

tetapi dapat pula terbatas pada menggerakan anggota-anggota tubuh dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya.dalam taekowndo,kecepatan tendangan ditentukan oleh

kemampuan ruang gerak sendi, elastisitas dan kekuatan otot tungkai.

Tahanan karet merupakan salah satu alat bantu latihan yang dapat

digunakan untuk meningatkan kecepatan tendangan. Tahanan karet dapat

digunakan untuk berbagai jenis atau bentuk latihan tendangan.

Pengalaman penulis selama menjadi atlet dalam melaksanakan proses

latihan untuk meningkatkan teknik tendangan banyak menggunakan beberapa alat

bantu yang diantaranya yaitu pyong (target) khususnya untuk melatih kecepatan

dalam tendangan dollyo chagi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh latihan menggunakan tahanan karet dan alat bantu

pemberat karet terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga

taekwondo.

Alat bantu menggunakan tahanan karet dalam cabang olahraga taekwondo

sangatlah penting untuk pencapaian kecepatan tendangan yang maksimal. Alat

bantu ini merupakan cara yang mendukung latihan agar seorang atlet dapat

menendang cepat dan tepat pada sasaran. Dengan tahanan karet yang diciptakan

khusus untuk meningkatkan kemampuan tendangan diharapkan perkembangan

dan peningkatan kemampuan kecepatan tendangan dollyo chagi akan lebih baik.

Alat bantu menggunakan pemberat kaki dalam cabang olahraga taekwondo

juga sangat penting untuk pencapaian kecepatan tendangan maksimal dan

mendukung latihan agar atlet dapat menendang dengan cepat pada sasaran.

B.Masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka menjadi

(17)

1. Apakah latihan menggunakan tahanan karet, memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga

taekwondo?

2. Apakah latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi

cabang olahraga taekwondo?

3. apakah terdapat pengaruh signifikan antara latihan menggunakan tahanan

karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo

chagi pada cabang olahraga taekwondo?

C.Tujuan Penelitian

Semua dengan rumusan masalah penelitian yang diajukan maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui pengaruh latihan menggunakan tahanan karet terhadap

kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo.

2. Ingin mengetahui pengaruh latihan menggunakan alat bantu pemberat

kaki terhadap kecepatan tendangan idan dollyo chagi pada cabang

olahraga taekwondo.

3. Ingin mengetahui perbedaan pengaruh latihan menggunakan tahanan

karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo

chagi pada cabang olahraga taekwondo?

D.Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan atau

manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoretis

a. Dapat digunakan sebagai informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti

bagi pengembangan dan pembinaan olahraga taekwondo, khususnya

berkaitan dengan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki ditinjau dari

(18)

b. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran para atlet dalam

pengembangan olahraga taekwondo

2. Secara praktis dapat dijadikan bahan masukan sekaligus pegangan oleh para

pelatih dan atlet untuk melaksanakan latihan menggunakan alat bantu tahanan

karet dan pemberat kaki untuk meningkatkan kecepatan tendangan,khususnya

tendangan dollyo chagi.

E.Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar

tidak terlalu luas dan dalam pelaksanaannya lebih terarah pada tujuan, maka

penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Teknik tendangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tendangan

dollyo chagi.

2. Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah:

Variable bebas (X): tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki.

Variable terikat (Y): kecepatan tendangan dollyo chagi.

3. Populasi yang digunakan adalah atlet taekwondo (UKM) unit kegiatan

mahasiswa taekwondo UPI Bandung.

4. Sampel yang digunakan adalah atlet taekwondo (UKM) unit kegiatan

mahasiswa taekwondo UPI Bandung.

5. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen.

F. Batasan Penelitian

Untuk menghindari kesalahan arti pergunaan istilah maka penulis perlu

memaparkan penjelasan istilah yang akan ditulis penulis gunakan. Adapun istilah–

istilah yang penulis gunakan:

1. Tendangan (balai pustaka, 1976 : 101) ialah menyepak dua belah kaki.

2. Tendangan dollyo chagi menurut yoyok (2002 : 34) ialah salah satu

tendangan taekwondo yang mempunyai lintasan pergerakan menyerupai

(19)

3. Taekwondo menurut yoyok (2002 : XV) ialah olahraga beladiri yang berakar

pada beladiri tradisional korea.

4. Latihan (harsono, 1998 : 101) ialah proses yang sistematis dari pelatih atau

bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian

menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.

5. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenis secara

berturut-turut dalam satu waktu.

6. Tahanan adalah hambatan atau sesuatu yang melawan. Dalam hal ini alat

bantu tahanan karet termasuk kategori latihan tahanan (resistance training)

(20)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab II bahwa permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh latihan menggunakan alat bantu

tahanan karet dan pemberat kaki terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi

cabang olahraga taekwondo. Sesuai dengan masalah tersebut maka metode yang

digunakan adalah eksperimen. Sebagai bahan pertimbangan lainnya adalah bahwa

sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui

pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis adalah metode

eksperimen, yaitu penelitian dengan memberikan treatment atau perlakuan

terhadap sample. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan

percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga

diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan,

dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah latihan

menggunakan tahanan karet dan pemberat kaki untuk diketahui pengaruh terhadap

peningkatan kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo.

B. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian dibutuhkan sumber tempat diperolehnya data.

Sumber tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial,

sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain. Sumber data tersebut dikenal dengan

istilah populasi. Mengenai populasi oleh Sugiyono (2002:57) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang menjadi kuantitatif dan kakarteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian untuk ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan uraian diatas, penulis menetapkan populasi teoritis dengan

beberapa karakteristik sebagai berikut:

(21)

2. Para atlet tersebut tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM)

Taekwondo Universitas Pendidikan Indonesia.

Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Menurut

Arikunto (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan

hasil penelitian sample. Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis

berpedoman pada pendapat Arikunto (2002:112) sebagai berikut: “Untuk sekedar

ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini

ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau sebanyak 20 orang, sehingga penelitian

ini merupakan penelitian populasi. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi

kurang dari 100 orang.

C. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan

desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan kontrol

group pre-rest and post-test design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian

diadakan tes awal atau pre-test. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau

treatment. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau

post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun,

diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil

perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji

signifikansi hasil perlakuan. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto

(2002:84) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

E O1 X1 O2

(22)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen

O1 : Tes awal atau observasi awal

X1 : Treatment berupa latihan menggunakan alat bantu tahanan karet

O2 : Tes akhir atau observasi akhir

K : Kelompok kontrol

O3 : Tes awal atau observasi awal

X2 : Treatment berupa latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki

O4 : Tes akhir atau observasi akhir

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk

diagram 3.2 di bawah ini:

populasi

sampel

tes awal

latihanan resisten karet latihan dengan alat bantu pemberat kaki

Tes akhir: Kecepatan tendangan dollyo chagi

Pengelolaan data dan analisis data

(23)

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut: setelah masalah penelitian, hipotesis dan isntrumen penelitian ditetapkan,

selanjutnya adalah menetapkan populasi sebagai sumber data. Dalam hal ini tidak

semua anggota populasi dijadikan sumber data yaitu hanya menggunakan

sebagian atau wakil dari populasi yang disbeut sampel. Setelah sampel penelitian

ditetapkan, selanjutnya adalah melaksanakan tes awal untuk mengetahui data

awal. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa latihan menggunakan

alat bantu tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki, sedangkan kelompok

kontrol berupa latihan menggunakan body protector. Setelah masa perlakuan atau

treatment berakhir, selanjutnya diadakan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes

akhir terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan dan analisis data yang hasilnya

digunakan sebagai dasar atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut

diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen

sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan

yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Untuk menjaga hasil validitas dari hasil pengukuran yang diperoleh, maka

alat ukur yang dipergunakan harus sesuai dengan materi test yang diukur.

Mengenai validitas, Suharsimi Arikunto (1995:51) yang dikutip oleh Nurhasan

(2007:4), mengemukakan tentang pengertian tes, yaitu “tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang

disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam

(24)

penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

kecepatan tendangan dollyo chagi dengan jarak 1 meter dari sasaran dan waktu tes

selama 10 detik.

Pengukuran dilakukan dua kali yaitu tes awal dan tes akhir, tes awal

dilakukan sebelum penelitian dimulai an tes akhir diberikan setelah penelitian

berakhir. Data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir kemudian diolah dengan

perhitungan statistik. Hasil olahan ini akan diketahui tentang metode latihan

tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo

chagi pada atlet putra dan putri unit kegiatan mahasiswa (UKM) taekwondo

Universitas Pendidikan Indonesia.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka alat ukut yang penulis

gunakan untuk mengukur kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga

beladiri taekwondo dilakukan dengan menggunakan tes tendangan dollyo chagi

dengan tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki selama 10 detik. Hal ini sesuai

yang diungkapkan Iman (Wasit Nasional) pada tanggal 17:03:2013, mengenai

ukur waktu tes tendangan dollyo chagi sebagai berikut:

“Untuk mengukur tendangan dollyo chagi cukup dengan waktu 10 detik. Hal ini dikarenakan waktu 10 detik bisa mewakili: kriteria waktu seorang atlet dalam pertandingan yaitu 3 ronde selama 6 menit atau 2 menit tiap rondenya”.

Adapun tata cara tes kecepatan tendangan dollyo chagi adalah sebagai berikut:

Tes Kecepatan Tendangan Dollyo chagi

a. Tujuan : Mengukur kecepatan tendangan dollyo chagi menggunkana PSS

(Protector Scoring System)

b. Alat/fasilitas : PSS, stopwatch, peluit, dan daftar pencatatan hasil tes

c. Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis batas sejauh satu meter

dari sasaran (PSS). Pada aba-aba “siap”, subyek mengambil sikap kuda-kuda, pada aba-aba “ya” subyek melakukan tendangan sebanyak-banyaknya dan diukur dengan waktu selama 10 detik, bila ada subyek yang teknik

tendangannya salah atau tidak bunyi maka tendangan tersebut tidak mendapat

(25)

d. Skor : Banyaknya frekuensi tendangan yang dilakukan subyek

dalam waktu 10 detik untuk kaki kanan dijadikan data sampel.

E. Pelaksanaan Latihan dan Pengumpulan Data

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tempat : Sport Hall, Universitas Pendidikan Indonesia

2. Waktu : Mulai April – Juni 2013 3. Durasi Waktu : 2 (dua) jam

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 24 kali pertemuan dan

selama delapan minggu. Latihan ini dilaksanakan 3 sesi dalam seminggu yaitu,

senin, selasa dan kamis setiap pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB

yaitu dengan durasi latihan 120 menit.

Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, inti, dan

penutup. adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Sebelum melakukan latihan, subyek diinstruksikan untuk melakukan

pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,

lari mengelilingi lapangan dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 15

menit. Selanjutnya melakukan pemanasan berupa peregangan statis aktif yaitu

atlet aktif melakukan gerakan peregangan seluruh anggota badan sendiri secara

statis (gerakan menahan diam) yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai ke

kaki. Kemudian lari keliling lapangan dan di akhiri oleh peregangan dinamis,

yaitu atlet melakukan gerakan peregangan yang dinamis dengan mengaktifkan /

menggerak-gerakan bagian badan secara berirama (dinamis), seperti

memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.

2. Inti

Penyampaian materi latihan sesuai dengan program latihan yang

diterapkan yaitu berupa latihan tendangan menggunakan alat bantu target yang

dilakukan secara kelompok. Sebelum melakukan latihan inti subyek diukur denyut

nadinya untuk memastikan bahwa ia siap melakukan latihan inti. Setelah

(26)

menunjukan berada pada daerah latihan (142-173 denyut nadi/menit, karena

rata-rata sampel berusia 20 tahun dengan intensitas 70%-85%), maka latihan inti pun

dimulai. Dalam latihan inti secara garis besar para sampel eksperimen diberikan

latihan tendangan menggunakan alat bantu tahanan karet dan alat bantu pemberat

kaki. Sedangkan untuk sampel kontrol tidak menggunakan alat bantu tahanan

karet dan pemberat kaki tetapi menggunakan body protector (hugo),

prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya prinsip-prinsip sistematis, berulang-ulang dan

overload. Mengenai pelaksanaan latihan secara lebih detail dapat dilihat pada

lampiran tentang program latihan.

3. Penutup

Setelah melakukan latihan inti,subyek diisntruksikan untuk melakukan

latihan penenangan dengan suatu bimbingan,yaitu melakukan lari keliling

lapangan dan gerak pelemasan juga diadakan evaluasi kegiatan latihan yang

lamanya kurang lebih lima belas menit.

Penambahan beban latihan baik latihan menggunakan alat bantu tahanan

karet dan pemberat kaki maupun alat bantu lainnya dengan cara memanipulasi

volume dan masa pulih dalam setiap latihan. Penambahan beban latihan yang

penulis lakukan mengacu pada pendapat Harsono (1988:105-106) yaitu

menjelaskan tentang penambahan beban secara bertahap dengan sistem tangga

atau the step type approach yaitu sebagai berikut:

Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedang

setiap garis harizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban

latihan pada tiga tangga (atau Cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada

Cycle keempat beban diturunkan (ini adalah disebut dengan unloading phase),

yang maksudnya adalah untuk memberikan kesempatan kepada organisme tubuh

untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat

mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis untuk

persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5-6.

Adapun deskriptif program penambahan beban latihannya adalah seperti

(27)

BEBAN LATIHAN

6

3 5 7

1 2 4

PRESTASI

Gambar 3.3

Penambahan Beban Secara Bertahap

Pengumpulan data menurut Moh. Nazir (1999:211) adalah prosedur yang

sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen yang

telah dinyatakan valid dan realiabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan

sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian yang merupakan sumber data

dalam penelitian ini.

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis meminta izin

kepada ketua dan pelatih taekwondo unit kegiatan mahasiswa (UKM) taekwondo

Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah mendapat izin selanjutnya penelitian

tersebut dilanjutkan dengan pemberian perlakuan berupa latihan-latihan kepada

para atlet. Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah para taekwondoin selesai

latihan.

Teknik pengumpulan data dengan melakukan tes dengan dollyo chagi

selama 10 detik yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan bantuan sumber dan

pakar. Tes tersebut digunakan dengan alasan (1). Tes ini menggambarkan

komponen yang ingin diukur, (2). Tes ini memiliki norma penilaian yaitu hasil

dari tes ini dapat dilihat dalam bentuk angka, (3). Kebenaran tes ini dapat

(28)

Alat bantu yang diperlukan alam test diantaranya (1) stopwatch, (2), body

prtotector, (3), peluit, (4), kertas dan alat tulis.

F. Pengelolaan dan Analisis Data

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya

jika tidak di analisis. Analisis data merupakan bagian amat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberikan arti dan makna

yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah

dikumpulkan perlu dipecah-pecah dalam kelompok-kelompok, diadakan

kategorisasi, dilakukan manipulasi serta dirinci sedemikian rupa sehingga data

tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk

menguji hipotesi.

Pengumpulan data yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh hasil

yang bersifat nyata dan dapat dipercaya untuk melakukan pengujian hipotesis dari

cara latihan yang diberikan, apakah ada perbedaan yang cukup berarti atau tidak

ada perbedaan sama sekali, atau hasil latihan itu apakah ada kemajuan atau tidak.

Setelah data hasil dari penelitian terkumpul, maka data tersebut harus

diolah dan dianalisa secermat mungkin agar hasil yang diperoleh sesuai dengan

harapan peneliti yang dapat memberikan kesimpulan yang benar.

Untuk pengujian dalam pengolahan data digunakan rumus-rumus dalam

statistik. Seperti yang dikatakan Nurhasan (1998:29), bahwa:

Suatu tes yang tidak dilengkapi dengan norma biasanya menarik, oleh sebab itu untuk menafsirkan hasil tes yang diperoleh harus lebih baik dahulu melalui proses analisis secara statistik, sehingga diperlukan waktu untuk mengolah dan menganalisa data hasil tes tersebut, agar data tersebut tidak dapat dibicarakan atau mempunyai arti.

Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data untuk diolah dan

dianalisis, itu adalah sebagai berikut:

(29)

2. Tes akhir tendangan dollyo chagi

Selanjutnya penulis melakukan penghitungan secara statistik dari data

yang terkumpul melalui hasil tes akhir. Dalam pengolahan data ini memerlukan

langkah-langkah. Adapun langkah pertama adalah memeriksa data sampel yang

memenuhi syarat untuk diolah yaitu:

a. Telah mengikuti tes awal

b. Tidak pernah absen selama latihan berlangsung

c. Mengikuti tes akhir

Setelah itu semua diperiksa dengan diteliti dan ternyata semua subyek

memenuhi syarat, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun, mengolah dan

menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Setelah

data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah

dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data

tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan

rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut:

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

X = Skor rata-rata yang dicari

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

S = Simpangan baku yang dicari

(30)

∑ (X-X)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur

yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan

menggunakan rumus:

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

S (Z

i

) =

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari

data pengalaman melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal ini lainnya

hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas data. Rumus yang digunakan menurut Sujana (2001)

adalah sebagai berikut:

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil F-tabel

distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05

5. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan

rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut:

a. Uji dua pihak menggunakan rumus :

(31)

Arti dari tanda-tanda dalam tersebut adalah:

T = Nilai kritis untuk uji signifikan beda

B = Rata-rata beda

SB = Simpangan baku beda

n = Jumlah sampel

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t ? t1 –α untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.975 dan derajat

kebebasan (dk) = n. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho),

hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut:

Ho : B = 0

HA : B = 0

b. Uji satu pihak menggunakan rumus:

√ ⁄ ⁄

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut aalah:

S = Simpangan baku

n1 = Jumlah Sampel Kelompok 1

n2 = Jumlah Sampel Kelompok 2

X1 = Rata-rata Kelompok 1

X2 = Rata-rata Kelompok 2

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > ti – α untuk harga lainnya HO ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.95 dan

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga

taekwondo.

2. Latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh

signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga

taekwondo.

3. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet lebih memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga

taekwondo dibandingkan alat bantu pemberat kaki.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih, atlet taekwondo dan pembaca pada umumnya

agar menerapkan prinsip-prinsip latihan dalam melatih kondisi fisik dengan

menggunakan sarana latihan yang lebih efektif dan efisien, baik dalam segi

pelaksanaan latihan maupun pemahaman tujuan dari latihan tersebut,

sehingga atlet menyadari arti pentingnya tujuan dari latihan menggunakan

alat bantu maupun konvensional.

2. Untuk unit taekwondo atau lembaga pendidikan yang mempunyai

ekstrakurikuler olahraga taekwondo, agar membuat alat bantu latihan lainnya

yang menunjang kepada peningkatan fisik maupun teknik yang

(33)

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

yang lebih mendalam agar hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih

signifikan.

4. Penulis menyarankan kepada para pelatih dan pakar olahraga kompetitif yang

berkecimpung dalam cabang olahraga Taekwondo untuk menggali ilmu-ilmu

yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini

tentu bertujuan untuk lebih memberikan suatu kontribusi terhadap

pengembangan dan kemajuan cabang olahraga Taekwondo terutama di

Indonesia.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Giriwijoyo, Y.S. Santoso. (1992). Ilmu faal olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologi olahraga dalam coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.

Tudor O, Bompa, Phd (2000). Total Training For Young Champions. Human kinetics.

Tudor O, Bompa, Phd (1999). Periodization Training For Sport. Human kinetics.

Krisdayanti, Dadang. (2003). Teknik dasar, poomsae, dan peraturan pertandingan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yoyok Suryadi. (2003). Taekwondo Poomsae Tae Geuk. Pr. Jakarta : gramedia Pustaka Utama.

Nazir, Moh, Ph.D (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Zafar Sidik, Dikdik (2010). Pembinaan kondisi fisik. FPOK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

Nurhasan. Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung FPOK UPI.

(35)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Nama : Arief Gandi

Tempat, Tgl. Lahir : Bogor, 24 September 1991

Alamat : Puri Nirwana 1 Blok Q no. 7 Rt 04 Rw 16 Cibinong –

Kab.bogor

Nama Ayah : Amsari

Nama Ibu : Hasmunah

Pendidikan

1. SD Negeri 2 Ciriung Kab.Bogor, lulus tahun 2003

2. SMP PGRI 1 Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2006

3. SMA Negeri Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2009

4. Terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(36)

Pengalaman Berorganisasi

1. Ketua Ekstrakurikuler Taekwondo SMAN 1 Cibinong : Tahun 2007-2008

2. Anggota Osis Bidang Olahraga : Tahun 2008-2009

3. Pelatih Unit DTC Cibinong : Tahun

2009-sekarang

Prestasi Olahraga

1. Juara II Kejurprov Jabar 2007 di Bogor

2. Juara III Banten Open 2007 di Banten

3. Juara I Jabar Open 2008 di Kab.Bogor

4. Juara I Kejurnas Piala Menpora 2008 di Jakarta Timur

5. Juara I IT Telkom Cup sejawa - bali 2008 di Bandung

6. Juara III Kejurnas UGM Cup 2008 di Yogyakarta

7. Atlet terbaik Junior Putra IISIP Cup V 2009 di Jakarta Selatan

8. Juara III Kejurnas Utama Cup V 2008 di Bandung

9. Juara I PORKAB Bogor VIII 2009 di Kab.Bogor

10. Juara II Pra Porda XI 2009 di Bandung

11. Juara II Porda Jabar XI 2010 di Bandung

12. Juara III Kejurnas Piala Gubernur Jateng 2011 di Semarang

13. Juara II Kejurnas Mahasiswa Dankorpaskas 2011 di kab.Bandung

14. Juara 1 PNJ Cup antar Mahasiswa se-Jabar Banten Dki 2011 di Depok

15. Atlet Terfavorit UNJ Cup 2012 di Jakarta Timur

Gambar

Tabel  4.1  Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Tes Awal  .......  52
Gambar 2.1  Tendangan Momtong Dollyo Chagi  .......................................................
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.3 Penambahan Beban Secara Bertahap

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ditemukan banyak atlet yang tidak memahami teknik dasar tendangan dollyo chagi yang benar, disarankan pada pelatih agar melaksanakan latihan melalui

Otot Perut dan Kelentukan Sendi Panggul dengan Kecepatan Tendangan dolyo. chagi pada Peserta didik Ekstrakurikuler Taekwondo SMA Negeri 4

Kecepatan dalam cabang olahraga taekwondo seorang atlet sangat dibutuhkan baik dalam tendangan serangan maupun tendangan bertahan, seperti yang dijelaskan Yoyok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tendangan dollyo chagi dengan menggunakan kuda-kuda panjang memberikan keuntungan yang lebih dominan yaitu dengan menggunakan

dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan tendangan karena latihan tahanan dapat meningkatkan kecepatan. Sedangkan pemberat kaki yang digunakan adalah Beban ikat yang

Alat pengumpul data dengan tes tendangan mawashi geri .Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh hasil latihan antara agkle

Metode cone hops kecepatan tinggi memiliki pengaruh yang lebih tinggi nilai nya dari metode latihan soft plyometric kecepatan tinggi terhadap keterampilan

Sedangkan berdasarka hasil uji hipotesis diketahui nilai signifikan sebesar 0.004 ini menujukan bahwa 0.04 ≤ 0.05 sehinga hasil uji hipotesis ini menunjukan adanya pengaruh yang