PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA
TAEKWONDO
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan Ujian Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
ARIEF GANDI 0900274
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
Arief Gandi NIM 0900274
PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA
TAEKWONDO
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I
Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd. NIP 196312091988031001
Pembimbing II
Sagitarius, M.Pd NIP 196911132001121001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
“ilmu adalah sebaik –baik pusaka (warisan)”
(Ali Bin Abi Thalib)
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung diri kepadamu
Dari sifat – sifat lemah, malas, dan takut, dan (juga) Berlindung kepadamu dari siksa kubur dan fitnah Dalam hidup ini maupun fitnah pada saat kematian menanti”
(HR. Muslim)
Hidup adalah perjalanan yang harus Ditempuh walau bagaimana keadaannya. Kita akan menemui jalan yang berliku namun Bukan itu yang kita harus sikapi tetapi
Dengan menguatkan iman,
Bahwa penentu adalah hanya Allah SWT
Barang siapa yang teguh pendirian maka ia akan sukses, barang siapa yang bersabar ia akan beruntung dan barang siapa yan kuat
ia akan menang (Dr. Abdullah Al-Qarni)
Karya kecil ilmiah yang sederhana ini Kupersembahkan untuk mamah, papah,
kakak tercinta, keluarga dan sahabat
PERNYATAAN
Abstrak
Pengaruh Latihan Menggunakan Tahanan Karet Dan Alat Bantu Pemberat Kaki Terhadap Kecepatan Tendangan Dollyo Chagi Pada Cabang Olah
Raga Taekwondo
Pembimbing : 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd
2. Sagitarius, M.Pd
Arief Gandi
Latar Belakang : Dalam olahraga taekwondo, biasanya digunakan latihan yang bersifat konvensional berupa latihan tendangan ke arah sasaran secara berulang-ulang. Tetapi hasilnya belum maksimal. Oleh karena itu melalui uji coba latihan menggunakan Tahanan Karet dan alat bantu pemberat kaki ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dollyo chagi.
Masalah penelitian ini adalah apakah latihan menggunakan tahanan karet dan pemberat kaki memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo?
Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Taekwondo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UPI, sedangkan sampel sebanyak 20 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampling seadanya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kecepatan tendangan dollyo chagi ke arah sasaran protector scoring system (PSS) dalam waktu 10 detik.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo, 2) Latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh yang signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo, 3) Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo dibandingkan latihan alat bantu pemberat kaki
Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi atas segala rakhmat dan karunia-Nya,
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul: “Pengaruh Latihan Menggunakan Tahanan Karet
dan Alat Bantu Pemberat Kaki Terhadap Kecepatan Tendangan Dollyo
Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo”. Penyusunan skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Satu Pendidikan yang penulis
tempuh selama mengikuti studi pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Bandung, Juli 2013 Penulis
DAFTAR ISI
B. Teknik Tendangan Dollyo chagi pada Cabor Taekwondo ... 13
a. Intensitas Latihan ... 18
1. Peran Alat Bantu Latihan Menggunakan Tahanan Karet ... 33
2. Peran Alat Bantu Latihan Menggunakan Pemberat Kaki ... 34
3. Hipotesis ... 36
E. Pelaksanaan Latihan dan Pengumpulan Data ... 43
1. Pendahuluan ... 44
2. Inti ... 44
3. Penutup ... 45
F. Pengelolaan dan Analisis Data ... 47
b. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 62
c. Kondisi Sampel ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran …….. ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
LAMPIRAN ... 66
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Tes Awal ... 52
4.2 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Tes Akhir ... 53
4.3 Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ... 54
4.4 Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi) ... 55
4.5 Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Kedua Kelompok ... 56
4.6 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Peningkatan Hasil latihan Kedua Kelompok ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Tendangan Momtong Dollyo Chagi ... 14
2.2 Jarak Pindah B Lebih Jauh Dari Pada Jarak A ... 15
2.3 Pemberat Kaki ... 28
2.4 Jarak Tempuh A Lebih Pendek Dibandingkan Jarak Tempuh B ... 30
2.5 Titik Berat Badan Jatuh Dalam Bidang Tumpuannya ... 31
2.6 Momen Beban Sama Besar ... 32
3.1 Desain Penelitian ... 39
3.2 Langkah – langkah Penelitian ... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Program Latihan Tahanan Karet 66
Lampiran 2 Program Latihan Pemberat Kaki 70
Lampiran 3 Hasil Tes Awal dan AkhirTahanan Karet 74
Lampiran 4 Hasil Tes Awal dan Akhir Pemberat Kaki 75
Lampiran 5 Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal dan Akhir Kelompok
Tahanan Karet 76
Lampiran 6 Uji Normalitas Lillefors Tes Awal dan Akhir
Kelompok Pemberat Kaki 77
Lampiran 7 Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Latihan
Kelompok Tahanan Karet dan Pemberat Kaki 78
Lampiran 8 Uji Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir Metode
Latihan Menggunakan Tahanan Karet dan Pemberat
Kaki 79
Lampiran 9 Uji Signifikansi Beda (Skor Peningkatan) Tahanan
Karet dan Pemberat Kaki 81
Lampiran 10 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Dua Pihak) 85
Lampiran 11 Nilai Persentil Untuk Distribusi T 87
Lampiran 12 Daftar F 88
Lampiran 13 Daftar I (Untuk Distribusi F) 89
Lampiran 14 Nilai Kritis Untuk Lilliefors 90
Lampiran 15 Foto–Foto Penelitian 91
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri
tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu : tae berarti kaki
untuk menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti tangan untuk
menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang
berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan
teknik kaki dan tangan kosong.
Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, pola gerakannya sangat indah
dan sistematis. Selain itu taekwondo tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata.
Seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran
aspek disiplin mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara
sungguh–sungguh mempelajarinya dengan benar. Sebagaimana dikemukakan oleh
Suryadi (2003: xvi) bahwa :
Mempelajari Taekwondo tidak dapat hanya menyentuh aspek keterampilan teknik bela dirinya saja, namun harus meliputi aspek fisik, mental dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih atau mempelajari taekwondo sudah seharusnya menunjukan kondisi fisik yang baik, mental yang kuat dan semangat yang tinggi. Namun, hal itu harus mampu ditunjukan dalam sikap dan tindakan sehari-hari yang baik dan didasari jiwa yang luhur. Dengan begitu barulah seseorang dapat dikatakan berhasil dalam berlatih Taekwondo.
Taekwondo dapat dipelajari oleh siapa saja tanpa tergantung jenis kelamin, umur, dan status sosial. “saat ini, Taekwondo telah dipraktikkan oleh lebih dari 40 juta orang di seluruh penjuru dunia, angka ini masih terus bertambah seiring
oleh lebih dari 200.000 anggota, angka ini belum termasuk yang tidak secara aktif berlatih.” (Suryadi, 2003: 8)
Taekwondo telah dipertandingkan di berbagai pertandingan multi event di seluruh dunia. “Pada Olympic Games 1988 di Seoul, Taekwondo telah dipertandingkan sebagai pertandingan ekshibisi, dan pada Olympic Games 2000
di sydney telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi.” (Suryadi, 2003: 7)
Beberapa atlet yang pernah berjaya membela negara di event internasional
antara lain seperti : Budi Setiawan, Rahmi Kurnia, Siauw Lung, Yefi Triaji,
Lamting, Yeni Latif, Dirk Richard, dan sebagainya di masa tahun 1986-1993.
Pada generasi berikutnya antara lain seperti Yuana Wangsa Putri yang mewakili
Indonesia di event Olympic Games 2000 sidney dan Ika Dian Fitria yang berhasil
meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Yunior bulan November 2000 (Yoyok
2002), pada tahun 2001 – 2011 generasi berikutnya antara lain Siska Permata Sari,
Merry Wandra, Fransisca Valentine, Rizal Samsir, Basuki Nugroho dan
sebagainya. masih banyak lagi para atlet taekwondo yang telah bersumbangsih
dalam perkembangan taekwondo di Indonesia.
Di Indonesia sendiri Taekwondo telah dipertandingkan sebagai cabang
olahraga resmi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Kompetisi olahraga ini
pertama di pertandingkan di Indonesia pada PON XI di Jakarta tahun 1984.
Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang
berkembang di Indonesia maupun di dunia pun sudah ada dan sudah
dipertandingkan. Taekwondo berasal dari negara Korea Selatan, Taekwondo
berasal dari tiga kata yaitu Tae berarti kaki / menghancurkan dengan teknik
tendangan, Kwon artinya tangan / menghantam dan mempertahankan diri dengan
teknik tangan, Do artinya seni. Menurut yoyok (2002:32),menambahkan keunikan
taekwondo yaitu:
harus memiliki tendangan dasar, diantaranya teknik tendangan dollyo chagi yaitu tendangan yang mempunyai bentuk sabit dan idan dollyo chagi yaitu tendangan melingkar yang dilakukan dengan sliding atau meluncur dan menggunakan kaki depan untuk menendangnya.”.
Bagi seorang atlet harus memiliki tendangan dasar diantaranya teknik
tendangan dollyo chagi. Dollyo chagi yaitu salah satu tendangan taekwondo yang
mempunyai lintasan pergerakan menyerupai bentuk sabit.
Untuk melakukan berbagai tendangan taekwondo maka perlu ditunjang
oleh komponen-komponen kondisi fisik yang baik seperti kekuatan, kelentukan,
daya tahan, kecepatan, dan power. Dari kelima komponen fisik tersebut diatas
kecepatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting dalam pencapaian
prestasi. Upaya-upaya atlet dalam meningkatkan prestasi khususnya kecepatan
merupakan hal yang strategis. Kecepatan dapat ditingkatkan kualitasnya melalui
latihan menggunakan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki. Dipastikan setiap “dojang” (tempat latihan) memiliki fasilitas tahanan karet dan pemberat kaki.
Kemampuan taekwondoin tergantung dari proses latihan yang
dilaksanakan karena latihan adalah salah satu cara untuk meningkatkan
kemampuan fungsi fisiologis dan psikologis. Agar bisa tercapai dengan baik maka
diperlukan latihan, sesuai dengan pendapat Harsono (1988:89) sebagai berikut:
Latihan merupakan proses bekerja secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang relatif panjang yang kemudian ditingkatkan secara bertahap berdasarkan kemampuan individual yang ditunjukan pada pembetukan fungsi fisiologis dan psikologis untuk memenuhi tuntutan tugas tertentu.
Dalam cabang olahraga taekwondo, kecepatan merupakan komponen fisik
yang esensial dan merupakan faktor penentu terutama saat taekwondoin berada
dalam situasi pertandingan. Hal ini didasarkan pada tuntutan pertandingan
Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang
sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau
kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan
tetapi dapat pula terbatas pada menggerakan anggota-anggota tubuh dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.dalam taekowndo,kecepatan tendangan ditentukan oleh
kemampuan ruang gerak sendi, elastisitas dan kekuatan otot tungkai.
Tahanan karet merupakan salah satu alat bantu latihan yang dapat
digunakan untuk meningatkan kecepatan tendangan. Tahanan karet dapat
digunakan untuk berbagai jenis atau bentuk latihan tendangan.
Pengalaman penulis selama menjadi atlet dalam melaksanakan proses
latihan untuk meningkatkan teknik tendangan banyak menggunakan beberapa alat
bantu yang diantaranya yaitu pyong (target) khususnya untuk melatih kecepatan
dalam tendangan dollyo chagi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh latihan menggunakan tahanan karet dan alat bantu
pemberat karet terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga
taekwondo.
Alat bantu menggunakan tahanan karet dalam cabang olahraga taekwondo
sangatlah penting untuk pencapaian kecepatan tendangan yang maksimal. Alat
bantu ini merupakan cara yang mendukung latihan agar seorang atlet dapat
menendang cepat dan tepat pada sasaran. Dengan tahanan karet yang diciptakan
khusus untuk meningkatkan kemampuan tendangan diharapkan perkembangan
dan peningkatan kemampuan kecepatan tendangan dollyo chagi akan lebih baik.
Alat bantu menggunakan pemberat kaki dalam cabang olahraga taekwondo
juga sangat penting untuk pencapaian kecepatan tendangan maksimal dan
mendukung latihan agar atlet dapat menendang dengan cepat pada sasaran.
B.Masalah penelitian
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka menjadi
1. Apakah latihan menggunakan tahanan karet, memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga
taekwondo?
2. Apakah latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi
cabang olahraga taekwondo?
3. apakah terdapat pengaruh signifikan antara latihan menggunakan tahanan
karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo
chagi pada cabang olahraga taekwondo?
C.Tujuan Penelitian
Semua dengan rumusan masalah penelitian yang diajukan maka tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui pengaruh latihan menggunakan tahanan karet terhadap
kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo.
2. Ingin mengetahui pengaruh latihan menggunakan alat bantu pemberat
kaki terhadap kecepatan tendangan idan dollyo chagi pada cabang
olahraga taekwondo.
3. Ingin mengetahui perbedaan pengaruh latihan menggunakan tahanan
karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo
chagi pada cabang olahraga taekwondo?
D.Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan atau
manfaat sebagai berikut :
1. Secara teoretis
a. Dapat digunakan sebagai informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti
bagi pengembangan dan pembinaan olahraga taekwondo, khususnya
berkaitan dengan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki ditinjau dari
b. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran para atlet dalam
pengembangan olahraga taekwondo
2. Secara praktis dapat dijadikan bahan masukan sekaligus pegangan oleh para
pelatih dan atlet untuk melaksanakan latihan menggunakan alat bantu tahanan
karet dan pemberat kaki untuk meningkatkan kecepatan tendangan,khususnya
tendangan dollyo chagi.
E.Pembatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar
tidak terlalu luas dan dalam pelaksanaannya lebih terarah pada tujuan, maka
penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Teknik tendangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tendangan
dollyo chagi.
2. Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah:
Variable bebas (X): tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki.
Variable terikat (Y): kecepatan tendangan dollyo chagi.
3. Populasi yang digunakan adalah atlet taekwondo (UKM) unit kegiatan
mahasiswa taekwondo UPI Bandung.
4. Sampel yang digunakan adalah atlet taekwondo (UKM) unit kegiatan
mahasiswa taekwondo UPI Bandung.
5. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen.
F. Batasan Penelitian
Untuk menghindari kesalahan arti pergunaan istilah maka penulis perlu
memaparkan penjelasan istilah yang akan ditulis penulis gunakan. Adapun istilah–
istilah yang penulis gunakan:
1. Tendangan (balai pustaka, 1976 : 101) ialah menyepak dua belah kaki.
2. Tendangan dollyo chagi menurut yoyok (2002 : 34) ialah salah satu
tendangan taekwondo yang mempunyai lintasan pergerakan menyerupai
3. Taekwondo menurut yoyok (2002 : XV) ialah olahraga beladiri yang berakar
pada beladiri tradisional korea.
4. Latihan (harsono, 1998 : 101) ialah proses yang sistematis dari pelatih atau
bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.
5. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenis secara
berturut-turut dalam satu waktu.
6. Tahanan adalah hambatan atau sesuatu yang melawan. Dalam hal ini alat
bantu tahanan karet termasuk kategori latihan tahanan (resistance training)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab II bahwa permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh latihan menggunakan alat bantu
tahanan karet dan pemberat kaki terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi
cabang olahraga taekwondo. Sesuai dengan masalah tersebut maka metode yang
digunakan adalah eksperimen. Sebagai bahan pertimbangan lainnya adalah bahwa
sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui
pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis adalah metode
eksperimen, yaitu penelitian dengan memberikan treatment atau perlakuan
terhadap sample. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan
percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga
diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan,
dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah latihan
menggunakan tahanan karet dan pemberat kaki untuk diketahui pengaruh terhadap
peningkatan kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo.
B. Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian dibutuhkan sumber tempat diperolehnya data.
Sumber tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial,
sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain. Sumber data tersebut dikenal dengan
istilah populasi. Mengenai populasi oleh Sugiyono (2002:57) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang menjadi kuantitatif dan kakarteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian untuk ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan uraian diatas, penulis menetapkan populasi teoritis dengan
beberapa karakteristik sebagai berikut:
2. Para atlet tersebut tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM)
Taekwondo Universitas Pendidikan Indonesia.
Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Menurut
Arikunto (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan
hasil penelitian sample. Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis
berpedoman pada pendapat Arikunto (2002:112) sebagai berikut: “Untuk sekedar
ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini
ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau sebanyak 20 orang, sehingga penelitian
ini merupakan penelitian populasi. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi
kurang dari 100 orang.
C. Desain Penelitian
Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan
desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang
ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan kontrol
group pre-rest and post-test design sebagai desain penelitiannya.
Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian
diadakan tes awal atau pre-test. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau
treatment. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau
post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun,
diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil
perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji
signifikansi hasil perlakuan. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto
(2002:84) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:
E O1 X1 O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
O1 : Tes awal atau observasi awal
X1 : Treatment berupa latihan menggunakan alat bantu tahanan karet
O2 : Tes akhir atau observasi akhir
K : Kelompok kontrol
O3 : Tes awal atau observasi awal
X2 : Treatment berupa latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki
O4 : Tes akhir atau observasi akhir
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk
diagram 3.2 di bawah ini:
populasi
sampel
tes awal
latihanan resisten karet latihan dengan alat bantu pemberat kaki
Tes akhir: Kecepatan tendangan dollyo chagi
Pengelolaan data dan analisis data
Gambar 3.2
Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut: setelah masalah penelitian, hipotesis dan isntrumen penelitian ditetapkan,
selanjutnya adalah menetapkan populasi sebagai sumber data. Dalam hal ini tidak
semua anggota populasi dijadikan sumber data yaitu hanya menggunakan
sebagian atau wakil dari populasi yang disbeut sampel. Setelah sampel penelitian
ditetapkan, selanjutnya adalah melaksanakan tes awal untuk mengetahui data
awal. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa latihan menggunakan
alat bantu tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki, sedangkan kelompok
kontrol berupa latihan menggunakan body protector. Setelah masa perlakuan atau
treatment berakhir, selanjutnya diadakan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes
akhir terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan dan analisis data yang hasilnya
digunakan sebagai dasar atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut
diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen
sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan
yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Untuk menjaga hasil validitas dari hasil pengukuran yang diperoleh, maka
alat ukur yang dipergunakan harus sesuai dengan materi test yang diukur.
Mengenai validitas, Suharsimi Arikunto (1995:51) yang dikutip oleh Nurhasan
(2007:4), mengemukakan tentang pengertian tes, yaitu “tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang
disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kecepatan tendangan dollyo chagi dengan jarak 1 meter dari sasaran dan waktu tes
selama 10 detik.
Pengukuran dilakukan dua kali yaitu tes awal dan tes akhir, tes awal
dilakukan sebelum penelitian dimulai an tes akhir diberikan setelah penelitian
berakhir. Data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir kemudian diolah dengan
perhitungan statistik. Hasil olahan ini akan diketahui tentang metode latihan
tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo
chagi pada atlet putra dan putri unit kegiatan mahasiswa (UKM) taekwondo
Universitas Pendidikan Indonesia.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka alat ukut yang penulis
gunakan untuk mengukur kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga
beladiri taekwondo dilakukan dengan menggunakan tes tendangan dollyo chagi
dengan tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki selama 10 detik. Hal ini sesuai
yang diungkapkan Iman (Wasit Nasional) pada tanggal 17:03:2013, mengenai
ukur waktu tes tendangan dollyo chagi sebagai berikut:
“Untuk mengukur tendangan dollyo chagi cukup dengan waktu 10 detik. Hal ini dikarenakan waktu 10 detik bisa mewakili: kriteria waktu seorang atlet dalam pertandingan yaitu 3 ronde selama 6 menit atau 2 menit tiap rondenya”.
Adapun tata cara tes kecepatan tendangan dollyo chagi adalah sebagai berikut:
Tes Kecepatan Tendangan Dollyo chagi
a. Tujuan : Mengukur kecepatan tendangan dollyo chagi menggunkana PSS
(Protector Scoring System)
b. Alat/fasilitas : PSS, stopwatch, peluit, dan daftar pencatatan hasil tes
c. Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis batas sejauh satu meter
dari sasaran (PSS). Pada aba-aba “siap”, subyek mengambil sikap kuda-kuda, pada aba-aba “ya” subyek melakukan tendangan sebanyak-banyaknya dan diukur dengan waktu selama 10 detik, bila ada subyek yang teknik
tendangannya salah atau tidak bunyi maka tendangan tersebut tidak mendapat
d. Skor : Banyaknya frekuensi tendangan yang dilakukan subyek
dalam waktu 10 detik untuk kaki kanan dijadikan data sampel.
E. Pelaksanaan Latihan dan Pengumpulan Data
Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tempat : Sport Hall, Universitas Pendidikan Indonesia
2. Waktu : Mulai April – Juni 2013 3. Durasi Waktu : 2 (dua) jam
Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 24 kali pertemuan dan
selama delapan minggu. Latihan ini dilaksanakan 3 sesi dalam seminggu yaitu,
senin, selasa dan kamis setiap pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB
yaitu dengan durasi latihan 120 menit.
Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, inti, dan
penutup. adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Sebelum melakukan latihan, subyek diinstruksikan untuk melakukan
pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,
lari mengelilingi lapangan dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 15
menit. Selanjutnya melakukan pemanasan berupa peregangan statis aktif yaitu
atlet aktif melakukan gerakan peregangan seluruh anggota badan sendiri secara
statis (gerakan menahan diam) yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai ke
kaki. Kemudian lari keliling lapangan dan di akhiri oleh peregangan dinamis,
yaitu atlet melakukan gerakan peregangan yang dinamis dengan mengaktifkan /
menggerak-gerakan bagian badan secara berirama (dinamis), seperti
memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.
2. Inti
Penyampaian materi latihan sesuai dengan program latihan yang
diterapkan yaitu berupa latihan tendangan menggunakan alat bantu target yang
dilakukan secara kelompok. Sebelum melakukan latihan inti subyek diukur denyut
nadinya untuk memastikan bahwa ia siap melakukan latihan inti. Setelah
menunjukan berada pada daerah latihan (142-173 denyut nadi/menit, karena
rata-rata sampel berusia 20 tahun dengan intensitas 70%-85%), maka latihan inti pun
dimulai. Dalam latihan inti secara garis besar para sampel eksperimen diberikan
latihan tendangan menggunakan alat bantu tahanan karet dan alat bantu pemberat
kaki. Sedangkan untuk sampel kontrol tidak menggunakan alat bantu tahanan
karet dan pemberat kaki tetapi menggunakan body protector (hugo),
prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya prinsip-prinsip sistematis, berulang-ulang dan
overload. Mengenai pelaksanaan latihan secara lebih detail dapat dilihat pada
lampiran tentang program latihan.
3. Penutup
Setelah melakukan latihan inti,subyek diisntruksikan untuk melakukan
latihan penenangan dengan suatu bimbingan,yaitu melakukan lari keliling
lapangan dan gerak pelemasan juga diadakan evaluasi kegiatan latihan yang
lamanya kurang lebih lima belas menit.
Penambahan beban latihan baik latihan menggunakan alat bantu tahanan
karet dan pemberat kaki maupun alat bantu lainnya dengan cara memanipulasi
volume dan masa pulih dalam setiap latihan. Penambahan beban latihan yang
penulis lakukan mengacu pada pendapat Harsono (1988:105-106) yaitu
menjelaskan tentang penambahan beban secara bertahap dengan sistem tangga
atau the step type approach yaitu sebagai berikut:
Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedang
setiap garis harizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban
latihan pada tiga tangga (atau Cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada
Cycle keempat beban diturunkan (ini adalah disebut dengan unloading phase),
yang maksudnya adalah untuk memberikan kesempatan kepada organisme tubuh
untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat
mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis untuk
persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5-6.
Adapun deskriptif program penambahan beban latihannya adalah seperti
BEBAN LATIHAN
6
3 5 7
1 2 4
PRESTASI
Gambar 3.3
Penambahan Beban Secara Bertahap
Pengumpulan data menurut Moh. Nazir (1999:211) adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen yang
telah dinyatakan valid dan realiabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan
sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian yang merupakan sumber data
dalam penelitian ini.
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis meminta izin
kepada ketua dan pelatih taekwondo unit kegiatan mahasiswa (UKM) taekwondo
Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah mendapat izin selanjutnya penelitian
tersebut dilanjutkan dengan pemberian perlakuan berupa latihan-latihan kepada
para atlet. Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah para taekwondoin selesai
latihan.
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tes dengan dollyo chagi
selama 10 detik yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan bantuan sumber dan
pakar. Tes tersebut digunakan dengan alasan (1). Tes ini menggambarkan
komponen yang ingin diukur, (2). Tes ini memiliki norma penilaian yaitu hasil
dari tes ini dapat dilihat dalam bentuk angka, (3). Kebenaran tes ini dapat
Alat bantu yang diperlukan alam test diantaranya (1) stopwatch, (2), body
prtotector, (3), peluit, (4), kertas dan alat tulis.
F. Pengelolaan dan Analisis Data
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya
jika tidak di analisis. Analisis data merupakan bagian amat penting dalam metode
ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberikan arti dan makna
yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah
dikumpulkan perlu dipecah-pecah dalam kelompok-kelompok, diadakan
kategorisasi, dilakukan manipulasi serta dirinci sedemikian rupa sehingga data
tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk
menguji hipotesi.
Pengumpulan data yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh hasil
yang bersifat nyata dan dapat dipercaya untuk melakukan pengujian hipotesis dari
cara latihan yang diberikan, apakah ada perbedaan yang cukup berarti atau tidak
ada perbedaan sama sekali, atau hasil latihan itu apakah ada kemajuan atau tidak.
Setelah data hasil dari penelitian terkumpul, maka data tersebut harus
diolah dan dianalisa secermat mungkin agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
harapan peneliti yang dapat memberikan kesimpulan yang benar.
Untuk pengujian dalam pengolahan data digunakan rumus-rumus dalam
statistik. Seperti yang dikatakan Nurhasan (1998:29), bahwa:
Suatu tes yang tidak dilengkapi dengan norma biasanya menarik, oleh sebab itu untuk menafsirkan hasil tes yang diperoleh harus lebih baik dahulu melalui proses analisis secara statistik, sehingga diperlukan waktu untuk mengolah dan menganalisa data hasil tes tersebut, agar data tersebut tidak dapat dibicarakan atau mempunyai arti.
Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data untuk diolah dan
dianalisis, itu adalah sebagai berikut:
2. Tes akhir tendangan dollyo chagi
Selanjutnya penulis melakukan penghitungan secara statistik dari data
yang terkumpul melalui hasil tes akhir. Dalam pengolahan data ini memerlukan
langkah-langkah. Adapun langkah pertama adalah memeriksa data sampel yang
memenuhi syarat untuk diolah yaitu:
a. Telah mengikuti tes awal
b. Tidak pernah absen selama latihan berlangsung
c. Mengikuti tes akhir
Setelah itu semua diperiksa dengan diteliti dan ternyata semua subyek
memenuhi syarat, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun, mengolah dan
menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Setelah
data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah
dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data
tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan
rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut:
∑
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
X = Skor rata-rata yang dicari
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
S = Simpangan baku yang dicari
∑ (X-X)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur
yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan
menggunakan rumus:
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Z1) = P (Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:
S (Z
i) =
∑d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari
data pengalaman melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal ini lainnya
hipotesis nol diterima.
4. Menguji homogenitas data. Rumus yang digunakan menurut Sujana (2001)
adalah sebagai berikut:
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil F-tabel
distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05
5. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan
rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut:
a. Uji dua pihak menggunakan rumus :
Arti dari tanda-tanda dalam tersebut adalah:
T = Nilai kritis untuk uji signifikan beda
B = Rata-rata beda
SB = Simpangan baku beda
n = Jumlah sampel
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t ? t1 –α untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.975 dan derajat
kebebasan (dk) = n. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho),
hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut:
Ho : B = 0
HA : B = 0
b. Uji satu pihak menggunakan rumus:
√ ⁄ ⁄
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut aalah:
S = Simpangan baku
n1 = Jumlah Sampel Kelompok 1
n2 = Jumlah Sampel Kelompok 2
X1 = Rata-rata Kelompok 1
X2 = Rata-rata Kelompok 2
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > ti – α untuk harga lainnya HO ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.95 dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga
taekwondo.
2. Latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh
signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga
taekwondo.
3. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet lebih memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga
taekwondo dibandingkan alat bantu pemberat kaki.
B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina, pelatih, atlet taekwondo dan pembaca pada umumnya
agar menerapkan prinsip-prinsip latihan dalam melatih kondisi fisik dengan
menggunakan sarana latihan yang lebih efektif dan efisien, baik dalam segi
pelaksanaan latihan maupun pemahaman tujuan dari latihan tersebut,
sehingga atlet menyadari arti pentingnya tujuan dari latihan menggunakan
alat bantu maupun konvensional.
2. Untuk unit taekwondo atau lembaga pendidikan yang mempunyai
ekstrakurikuler olahraga taekwondo, agar membuat alat bantu latihan lainnya
yang menunjang kepada peningkatan fisik maupun teknik yang
3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian
yang lebih mendalam agar hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih
signifikan.
4. Penulis menyarankan kepada para pelatih dan pakar olahraga kompetitif yang
berkecimpung dalam cabang olahraga Taekwondo untuk menggali ilmu-ilmu
yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini
tentu bertujuan untuk lebih memberikan suatu kontribusi terhadap
pengembangan dan kemajuan cabang olahraga Taekwondo terutama di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Giriwijoyo, Y.S. Santoso. (1992). Ilmu faal olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.
Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologi olahraga dalam coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.
Tudor O, Bompa, Phd (2000). Total Training For Young Champions. Human kinetics.
Tudor O, Bompa, Phd (1999). Periodization Training For Sport. Human kinetics.
Krisdayanti, Dadang. (2003). Teknik dasar, poomsae, dan peraturan pertandingan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Yoyok Suryadi. (2003). Taekwondo Poomsae Tae Geuk. Pr. Jakarta : gramedia Pustaka Utama.
Nazir, Moh, Ph.D (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Zafar Sidik, Dikdik (2010). Pembinaan kondisi fisik. FPOK UPI
Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.
Nurhasan. Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung FPOK UPI.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
Nama : Arief Gandi
Tempat, Tgl. Lahir : Bogor, 24 September 1991
Alamat : Puri Nirwana 1 Blok Q no. 7 Rt 04 Rw 16 Cibinong –
Kab.bogor
Nama Ayah : Amsari
Nama Ibu : Hasmunah
Pendidikan
1. SD Negeri 2 Ciriung Kab.Bogor, lulus tahun 2003
2. SMP PGRI 1 Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2006
3. SMA Negeri Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2009
4. Terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Pengalaman Berorganisasi
1. Ketua Ekstrakurikuler Taekwondo SMAN 1 Cibinong : Tahun 2007-2008
2. Anggota Osis Bidang Olahraga : Tahun 2008-2009
3. Pelatih Unit DTC Cibinong : Tahun
2009-sekarang
Prestasi Olahraga
1. Juara II Kejurprov Jabar 2007 di Bogor
2. Juara III Banten Open 2007 di Banten
3. Juara I Jabar Open 2008 di Kab.Bogor
4. Juara I Kejurnas Piala Menpora 2008 di Jakarta Timur
5. Juara I IT Telkom Cup sejawa - bali 2008 di Bandung
6. Juara III Kejurnas UGM Cup 2008 di Yogyakarta
7. Atlet terbaik Junior Putra IISIP Cup V 2009 di Jakarta Selatan
8. Juara III Kejurnas Utama Cup V 2008 di Bandung
9. Juara I PORKAB Bogor VIII 2009 di Kab.Bogor
10. Juara II Pra Porda XI 2009 di Bandung
11. Juara II Porda Jabar XI 2010 di Bandung
12. Juara III Kejurnas Piala Gubernur Jateng 2011 di Semarang
13. Juara II Kejurnas Mahasiswa Dankorpaskas 2011 di kab.Bandung
14. Juara 1 PNJ Cup antar Mahasiswa se-Jabar Banten Dki 2011 di Depok
15. Atlet Terfavorit UNJ Cup 2012 di Jakarta Timur