• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektifitas media tanah untuk pemisolasi dari rizover berdayaan spora glomus hasil.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "efektifitas media tanah untuk pemisolasi dari rizover berdayaan spora glomus hasil."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iii

ABSTRAK

Penelitian tentang efektivitas media tanam untuk perbanyakan spora glomus hasil isolasi dari rizosfer Pternandra echinataJack. telah dilakukan dari bulan Februari -November 2013 di rumah kaca dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi Universitas Andalas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media tanam yang efektif untuk perbanyakan Glomus hasil isolasi dari rizosfer Pternandra echinata. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan. Perlakuan terdiri dari jenis media tanam yang digunakan yaitu pasir, zeolit, dan pasir zeolit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pertambahan tinggi tanaman jagung dan jumlah daun. Sedangkan kepadatan spora dan bobot kering akar jagung menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Semua perlakuan menunjukkan bahwa tanaman jagung terinfeksi tinggi oleh spora glomus. Secara umum media tanam pasir, zeolit, pasir zeolit efektif untuk perbanyakan spora glomus hasil isolasi dari Pternandra echinataJack.

(3)

iv

ABSTRACT

The study about effectivity of growth medium for multiplication of glomus spores isolated from the rhizosphere Pternandra echinata Jack. has been conducted from February to November 2013. This experiment was conducted in the greenhouse Plant Physiology Laboratory Department of Biology, Andalas University. This study to determine the appropriate type of growth medium for multiplication of glomus isolated from rhizosphere Pternandra echinata. The experiment used a Completely Randomized Design with 3 treatments and 9 replications. The treatment consisted of the type of mediumi.e. sand, zeolite, and zeolite sand. The results showed that growth medium gives a significant effect on the increase of corn height and number of leaves. Meanwhile, the spore density and dry weight of the root of corns showednon significantly different between all treatments. All treatments showed that corns were highly infected by glomus spores. In general, all growth medium were suitable for multiplication of glomus spores isolated from the rhizosphere

Pternandra echinata Jack.

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme antara fungi dengan perakaran

tanaman tingkat tinggi. Kehadiran Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) penting bagi

ketahanan suatu ekosistem, stabilitas tanaman dan pemeliharaan serta keragaman

tumbuhan dan meningkatkan produktivitas tanaman (Moreira, Dilmar dan Tsai,

2007). Selain itu mikoriza membantu kerja perakaran tanaman, mikoriza juga

mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap keadaan lingkungan yang tidak

menguntungkan seperti kekeringan dan salinitas (Brundrett et al., 1996; Delvian,

2006). FMA merupakan salah satu jenis fungi tanah yang memiliki tingkat

penyebaran tinggi, karena kemampuannya bersimbiosis dengan hampir 90% jenis

tanaman (Setiadi, 2001).

Keberadaan fungi mikoriza di alam tersebar luas, artinya fungi mikoriza

hampir ada dalam kondisi tanah apapun, seperti halnya di hutan. Fatimah (2010)

menjelaskan bahwa hutan pendidikan dan penelitian biologi (HPPB) memiliki

biodiversitas tinggi yang berpotensi untuk dieksplorasi. Tanaman yang menjadi

starter awal pada suksesi hutan secara alami adalah tanaman pionir. Tanaman pionir

yang terdapat di plot permanen HPPB UNAND yang mempunyai Laju Pertumbuhan

Diameter Relatif (RGRD) yang tertinggi diantaranya adalah Pternandra echinata

Jack. Tingginya laju pertumbuhan beberapa tanaman pionir ini kemungkinan

didukung oleh mikroba tanah seperti mikoriza.

Beberapa genus FMA yang umum dijumpai adalah Glomus, Gigaspora,

Acaulospora dan Scutellospora (Brundrett et al., 1996). Contesa (2012) dalam

penelitiannya menemukan 4 genus FMA indigenous di beberapa tanaman pionir

(5)

2

rizosfer tumbuhan pionir yang diamati. Clark (1997) menyatakan bahwa Glomus

memiliki masa dormansi yang singkat, mempunyai daya kecambah cukup baik dan

waktu kecambah paling cepat yaitu sekitar ± 6 minggu.

Glomus mampu meningkatkan hasil pertumbuhan tanaman, seperti jarak

pagar (Irianto, 2009), manggis (Gustian, 2008), sorgum (Nurbaity, Setiawan,

Mulyani, 2011), sebagai pengendalian nematoda Sista Kuning Globodera

rostochiensisWoll. pada tanaman kentang (Restiawan, 2009).

Setiap FMA memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam membantu

meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, pemilihan isolat FMA yang

benar-benar kompatibel dengan tanaman yang dibudidayakan perlu dilakukan.

Kelangkaan dan kekurangan isolat FMA adalah salah satu faktor pembatas

penggunan FMA secara luas. Upaya untuk mendapatkan isolat dari suatu ekosistem

tertentu dapat dimulai dengan melakukan eksplorasi FMA, pemurnian isolat-isolat

dari lapangan dan dilanjutkan dengan perbanyakan yang sudah ada. Terakhir

dilakukan perbanyakan inokulum dari isolat terpilih (Delvian, 2006).

FMA hidup bersimbiosis dengan tanaman inang yang responsif dan memiliki

perakaran yang banyak (Simanungkalit, 2003) karena hal ini akan berpengaruh

terhadap pembentukan asosiasi pada akar dan sporulasi FMA (Gunawan, 1993).

Tanaman inang yang biasa digunakan untuk perbanyakan FMA adalah Zea mays

karena sistem perakarannya yang baik untuk pembentukan mikoriza, dan memiliki

daya adaptasi yang bagus (Delvian, 2006).

Perbanyakan spora FMA membutuhkan kesesuaian antara tanaman inang dan

media tumbuh. Sumber bahan media (carrier) merupakan komponen terpenting

dalam perbanyakan inokulan FMA, dengan syarat dapat diperoleh dalam jumlah

(6)

3

Ada beberapa media yang biasa digunakan untuk memperbanyak spora FMA

diantaranya adalah pasir dan zeolit. Pasir memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi

dan aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah sehingga dapat digunakan sebagai

media pertumbuhan tanaman (Gunawan, 1993). Zeolit baik digunakan sebagai media

tanam karena bersifat stabil dan tidak mudah berubah atau rusak karena siraman air

(Bertham, 2003).

Delvian (2006) menggunakan media zeolit untuk memperbanyak spora FMA

yang berasal dari isolat kawasan hutan pantai, sedangkan Suswanti (2012)

menggunakan pasir steril untuk memperbanyak spora FMA yang berasal dari rizosfer

tanaman pisang.

Ketersediaan inokulan dalam kuantitas dan kualitas yang baik merupakan

faktor penting dalam penggunaan FMA dalam skala yang lebih luas. Untuk itu

dilakukan pengujian jenis media tanam yang kompatibel dalam perbanyakan

inokulan spora Glomus maka dilakukanlah penelitian ini dengan judul “Efektivitas

Media Tanam untuk Perbanyakan Spora Glomus Hasil Isolasi dari Rizosfer

Pternandra echinataJack.”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan dari latar belakang penelitian maka dapat dikemukakan

permasalahan : Apa jenis media tanam yang sesuai untuk perbanyakan Glomus hasil

isolasi dari rizosferPternandra echinata pada beberapa jenis media tanam?.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis media tanam yang

(7)

4

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang media yang

efektif dalam perbanyakan spora Glomus.

1.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah jenis media yang digunakan akan memberikan hasil

yang berbeda dalam perbanyakan spora Glomus hasil isolasi dari rizosfer

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka melaksanakan pemerintahan tersebut, maka Pemerintah Daerah mengalokasikan dana perimbangan untuk pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan wujud

Tahun 2003, PCV7 dapat mereduksi seluruh penyakit infeksi yang disebabkan oleh streptococcus pneumonia, sehingga bakteri ini dianggap sebagai penyebab utama CAP pada anak..

Data hasil pretest pada Tabel I dapat dijelaskan bahwa nilai nilai rata- rata (mean) pretest yang diperoleh pada kelas eksperimen I adalah 31,53 lebih rendah dibandingkan pada kelas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uang saku mahasiswa dari orang tua, status anggota keluarga lain yang merokok konvensional, lama penggunaan rokok konvensional, banyak

Setelah proses akuisisi citra dan pre-processing, untuk mendapatkan hasil citra pola sidik bibir akan dilakukan tahapan identifikasi citra seperti diagram alir yang ditunjukkan

Memberikan informasi kepada pembaca tentang bentuk penilaian pada pembelajaran sastra khususnya untuk kemampuan aktif reseptif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas

Model penilaian holistik terutama model penilaian holistik berfokus berdasarkan pendekatan komunikatif sangat berpengaruh terhadap pembelajaran jenis-jenis karangan

Pada tahap ini guru: (1) mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran, (2) merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah dengan