BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dengan iklim perbankan yang selalu meningkat dewasa ini menyebabkan
semua bank- bank baik swasta maupun bank pemerintah berlomba- lomba menata
performance untuk menjadi institusi keuangan paling baik. Performance tersebut
tampak dari perolehan laba atau profitabilitas yang mampu dicapai oleh perusahaan.
Perolehan laba ini adalah salah satu tujuan perusahaan. Laba ini tentunya diperlukan
perusahaan untuk mempertahankan hidupnya dan mengembangkan usahanya. Untuk
memenuhi hal tersebut tentu perusahaan harus dapat memaksimalkan penjualan
produknya.
Salah satu indikator tingkat kesehatan perusahaan adalah tingkat penjualan
perusahaan, sehingga penjualan merupakan elemen non manajerial yang paling
penting bagi perusahaan. Untuk mampu mencapai tingkat penjualan yang telah
ditargetkan perusahaan, itu berarti perusahaan harus mampu menciptakan produk dan
jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagaimana produk dan
jasa ini menjadi sumber profit bagi perusahaan sebagai fokus perusahaan dalam
memasarkan produknya. Perusahaan mempunyai rencana pemasaran yang menjadi
Penjualan perusahaan secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan
perusahaan. Apabila penjualan perusahaan berada pada taraf yang baik dan
menguntungkan maka diharapkan tingkat harapan dan kepercayaan karyawan
terhadap perusahaan juga akan meningkat, dan apabila harapan dan kepercayaan
terhadap perusahaan meningkat maka akan timbul perasaan memiliki perusahaan.
Ketika karyawan merasa memiliki perusahaan maka kinerja karyawan akan
meningkat (Brigham and Houston, 2003). Kinerja yang berkualitas dari segi skill
maupun ekspertise, dapat membuat perusahaan memiliki keunggulan kompetitif
yang tidak dimiliki oleh pesaing yang lain. Sumber daya manusia yang berkualitas,
sustainable serta daya kreatifitas dan inovasi perusahaan, dapat dipertahankan dalam
proses pencapaian laba yang diharapkan senantiasa meningkat.
Dalam dunia perbankan, sumber daya manusia menjadi ujung tombak bagi
kemajuan perusahaan mengingat sifat usahanya di bidang jasa. Keramahan dan
kecepatan pelayanan terhadap nasabah sangat diutamakan agar dapat memenangkan
persaingan dengan bank-bank lain terutama bank swasta. Dalam konteks ini, institusi
perbankan yang mampu eksis, hanyalah lembaga atau perusahaan yang mampu
memperlihatkan kinerja prima dalam menghadapi kompetisi. Pelayanan prima yang
menjadi komitmen organisasi atau perusahaan dalam melayani nasabahnya, adalah
efek dari kepuasan kerja dan komitmen karyawan perbankan yang sendi dasarnya
sangat ditentukan oleh karakteristik individu, person organization fit, serta kualitas
Produktivitas karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain motivasi
kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan iklim kerja karyawan. Dari beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan tersebut, iklim kerja karyawan
merupakan salah satu faktor penting yang harus segera diantisipasi oleh perusahaan.
Karyawan yang merasa iklim kerjanya tidak kondusif cenderung berperilaku agresif,
mudah marah, tertekan dan tidak mampu bekerjasama dengan baik, serta
menunjukkan kinerja yang rendah.
Perusahaan perbankan biasanya menetapkan target dan standar yang cukup
tinggi dalam peningkatan kinerja karyawannya, dengan tujuan untuk menunjukkan
kemampuan bersaing di tengah persaingan bisnis yang ketat dan dalam usahanya
untuk menjadi perusahaan perbankan yang terdepan dibandingkan kompetitor.
Namun, target dan standar yang ditetapkan perusahaan justru dapat menimbulkan
iklim kerja dengan kompetisi tidak sehat bagi karyawan jika dianggap terlalu tinggi
dan membebani karyawan, dan justru dapat menurunkan motivasi dan kinerja
karyawannya.
PT X didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia. Sejak
berdirinya, PT X telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat
dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate
Prestasi yang berhasil dicetak oleh PT X tentu tidak lepas dari hasil kinerja
karyawannya dalam memenuhi target dan standar yang ditetapkan perusahaan.
Karyawan dalam suatu perusahaan haruslah mampu menunjukkan kinerja yang baik,
dan sudah merupakan tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan fasilitas dan
kebijakan yang dapat mendorong motivasi kerja karyawannya untuk dapat bekerja
sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menjadi indikator bahwa karyawan mampu
bekerja dengan baik ketika iklim kerja karyawannya senantiasa hangat dan penuh
pengertian. Sehingga menjadi tugas yang tidak pernah berhenti bagi perusahaan
menjaga iklim kerja karyawan tetap kondusif agar pencapaian tujuan perusahaan,
salah satunya dari segi perolehan laba tercapai sesuai waktu dengan hasil yang
maksimal.
Iklim kelompok kerja karyawan di dalam perusahaan mempengaruhi perilaku
individu sebagai anggota kelompok kerja baik dalam pelaksanaan tugas atau pun
menciptakan hubungan yang akrab dengan anggota kelompok kerja lainnya.
Menciptakan iklim kelompok kerja yang menyenangkan menjadi sebuah tugas
perusahaan yang tak akan pernah berhenti mengingat struktur perusahaan itu terbagi
dalam kelompok- kelompok kerja yang lebih sering kita kenal dengan divisi- divisi,
departemen- departemen, dan tim- tim kerja.
Salah satu kelompok kerja didalam perusahaan yang mempunyai beban besar
dalam pencapaian tujuan perusahaan, seperti perolehan laba maksimal, adalah
kelompok kerja yang berkaitan dengan pemasaran dan penjualan produk perusahaan,
memperoleh tekanan pekerjaan paling berat ketika harus diperhadapkan dengan
tuntutan target penjualan yang harus dicapai dalam waktu yang sudah ditetapkan
namun juga harus tetap mempertahankan kualitas pelayanan kepada nasabah agar
tetap loyal kepada perusahaan.
Target perusahaan yang cukup menuntut serta tenggat waktu yang diberikan
perusahaan pada karyawan bagian marketing merupakan salah satu faktor pembangkit stres yang potensial pada karyawan. Ketika stres pada pekerjaan sudah timbul menjadi
salah satu indikator bahwa iklim kelompok tersebut tidak sehat. Padahal seorang
karyawan dapat bekerja secara maksimal ketika ia merasa tidak tertekan dengan kondisi
kerja yang selalu termotivasi. Sebab, di dalam iklim kelompok terdapat hubungan
psikologis antar anggota kelompok yaitu karyawan satu dengan karyawan yang
lainnya karena mereka terlibat dalam interaksi.
Terkait individu atau anggota kelompok kerja tersebut senantiasa mengalami
perubahan dan tidak mampu dilepaskan dari sebuah masalah atau konflik internal
kelompok maupun konflik dalam internal perusahaan, sikap seorang pemimpin
(leader) kelompok sering menjadi pemicu iklim kelompok kerja menjadi tidak sehat.
Hal ini terjadi pada PT X dimana komunikasi yang kaku antara manajer dan
karyawan sehingga informasi yang disampaikan dipahami berbeda- beda oleh setiap
anggota kelompok pada divisi Pemasaran. Terciptanya jarak antara pimpinan dengan
bawahan menciptakan kebekuan di tempat kerja mengakibatkan para karyawan
merasa enggan untuk berbicara, berbagi gagasan- gagasan baru atau berkoordinasi
menjadikan kelompok tidak satu visi dan strategi dalam mencapai target penjualan
yang harus dikejar sehingga target yang harus dicapai oleh kelompok menjadi beban
hanya sebagian individu saja. Sebab timbul suasana persaingan yang ingin menonjol
dengan pemikiran sendiri. Timbul persaingan internal antar individu sehingga
tercipta iklim dalam kelompok yang disebut “zero-sum game” dimana terdapat
pandangan bahwa “ kerugian bagi Anda merupakan keuntungan bagi saya” . Dampak
dari iklim yang tidak sehat ini membuat tingkat penjualan produk perbankan yang
dicapai oleh kantor cabang atau kantor kas PT. X yang masih rendah. Hal ini tampak
pada tabel data penjualan produk dana pada PT. X tahun 2011 hingga tahun 2012.
PT. X sebagai salah satu The Best Bank in Indonesia mempunyai tiga produk
dana perbankan yang menjadi salah satu sumber pendapatan PT. X yang memiliki
persentase asset terbesar yang menjadi beban pekerjaan dan tanggung jawab bagi
karyawan pada Divisi Pemasaran. Ketiga produk dana tersebut adalah tabungan, giro
dan deposito. Namun di dalam istilah perbankan ada dikenal dengan DPK atau dana
pihak ketiga dimana dana pihak ketiga ini merupakan akumulasi dari total jumlah
Tabel 1.1.
Data Penjualan PT. X Tahun 2011 hingga 2012
Sumber : Divisi Pemasaran PT X
Berdasarkan Tabel 1.1. dapat dilihat pencapaian penjualan untuk ketiga
produk PT X menurun sebesar 5,3 % dari pencapaian Desember 2011 (dalam
persentase) sebesar 100,9% menjadi menurun pada pencapaian Desember 2012
(dalam persentase) menjadi 95,6%. Hal ini menunjukkan penurunan tingkat
penjualan perusahaan yang diduga disebabkan oleh iklim kelompok kerja pada Divisi
Pemasaran PT X yang tidak termotivasi.
Iklim kelompok kerja Divisi Pemasaran PT X yang tidak kondusif dalam
menunjang aktivitas karyawan akan mempengaruhi keoptimalan hasil kinerja
karyawan tersebut dalam mencapai target penjualan yang diharapkan. Peranan iklim
kelompok kerja sangat penting mengingat iklim di dalam kelompok kerja
menciptakan sebuah kenyamanan dalam bekerja baik interaksi, hubungan psikologis
dan kerjasama dalam bekerja. Apabila iklim kelompok kerja tidak dapat menunjang
keefektifan aktivitas karyawan didalam perusahaan, terutama dalam proses
pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan, akan berakibat pada hasil kerja
yang tidak sempurna atau bahkan jauh dari yang diharapkan. Iklim kelompok kerja N
o. Keterangan
Per 31 Des 2011 Per 31 Des 2012 Target Pencapaian Target Pencapaian
dikatakan positif atau baik apabila perusahaan telah memberikan dukungan terhadap
perubahan atau inovasi dalam bekerja dan kenyamanan yang dirasakan oleh
karyawan di tempat kerja.
Berdasarkan hal- hal yang dikemukakan diatas, maka hubungan iklim
kelompok kerja dengan tingkat penjualan menjadi penting dan menarik untuk diteliti.
Dapat ditarik hipotesis bahwa faktor manusia ternyata mempunyai peranan yang
cukup besar dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan perusahaan. Karena itu
penting bagi perusahaan untuk membina dan mempertahankan tenaga kerja yang ada.
Ini berarti bahwa disamping mengadakan perekrutan, penerimaan, penempatan
individu, perusahaan juga harus mampu memelihara para karyawannya. Salah satu
hal yang dapat menahan karyawan tetap bekerja di perusahaan dan tidak keluar atau
pindah ke perusahaan lain adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan
keakraban, kedekatan dan komunikasi dua arah di dalam kelompok kerja sehingga
iklim kelompok kerja yang kondusif dan nyaman untuk melahirkan gagasan- gagasan
baru demi kemajuan perusahaan.
Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan penelitian yang dimana
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut : “Apakah iklim kelompok kerja mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan pada PT. X ?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Iklim
Kelompok Kerja Terhadap Tingkat Penjualan pada Divisi Pemasaran pada PT. X .
1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada PT. X sebagai
masukan bagi pimpinan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah
ketenagakerjaan yang berhubungan dengan iklim kelompok kerja sehingga dapat
melakukan antisipasi agar kinerja karyawan meningkat dalam proses pencapaian
target penjualan.
b. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut dalam melakukan
penelitian yang sama di masa mendatang mengenai pengaruh iklim kelompok kerja
terhadap tingkat penjualan perusahaan.
Sebagai bahan pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
peneliti mengenai iklim kelompok kerja serta pengaruhnya dalam pencapaian tingkat