• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rumah Susun Pengertian Rumah Susun Jenis jenis rumah susun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rumah Susun Pengertian Rumah Susun Jenis jenis rumah susun"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Rumah Susun

2.1.1 Pengertian Rumah Susun

1. Menurut ketentuan pasal 1 angka 1 UU Rumah Susun

Rumah susun (Rusun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian – bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan – satuan yang masing – masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

2. Menurut kuswahyono (2004) ditinjau dari sudut penggunaanya, rumah susun dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Rumah susun hunian yaitu rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal,

2. Rumah susun bukan hunian yaitu rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha atau kegiatan social,

3. Rumah susun campuran yaitu rumah susun sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian berfungsi sebagai tempat usaha.

2.1.2 Jenis – jenis rumah susun

UU Rumah Susun mengenal beberapa jenis Rumah Susun, yaitu 1. Rumah Susun Umum

Rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.Rumah Susun Umum inilah yang kemudian berkembang menjadi Rusunami dan Rusunawa. Rusunami adalah akronim dari Rumah Susun Umum Milik, sedangkan Rusunawa adalah akronim dari Rumah Susun Umum Sewa,

(2)

Rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus,

3. Rumah Susun Negara

Rumah susun yang dimiliki oleh Negara yang menjadi tempat tinggal, sarana pembinaan dan penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan pegawai negeri,

4. Rumah Susun Komersial

Rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan.Rumah Susun Komersial oleh pengembang sering disebut apartemen, flat atau kondominium.

Berdasarkan penggunaannya, Rumah Susun kemudian dapat dikelompokkn menjadi:

1. Rumah susun hunian, yaitu rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal,

2. Rumah susun bukan hunian, yaitu rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan social,

3. Rumah susun campuran, yaitu rumah susun yang sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian berfungsi sebagai tempat usaha.

Terdapat 3 macam rumah susun (Neufert, 1986) yaitu :

1. Rumah susun bertingkat rendah (low rise apartment) atau bertingkat tinggi (high rise apartment). Merupakan rumah susun yang dimana pencapaian vertikalnya mempunyai lebih dari 1 tangga atau lift. Untuk rumah susun bertingkat rendah, jumlah lantai maksimal adalah 4, sedangkan jika lebih dari 8 lantai disebut rumah susun bertingkat tinggi.

2. Rumah susun memusat (point block) yaitu rumah susun dengan pencapaian vertikal hanya menggunakan 1 (satu) tangga atau lift (single vertical acess system). Dalam perkembangannya rumah susun memusat berkembang pula menjadi rumah susun memusat panjang atau disebut dengan tipe cluster (cluster type), yang mempunyai keuntungan privasi yang tinggi.

(3)

3. Maisonet (maisonette) merupakan hunian 22 lantai dan memanjang dan mempunyai potensi memanfaatakan pemandangan. Tipe ini juga disebut rumah susun tipe memanjang (row type).

2.1.3 Persyaratan teknis

Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun juga mengatur mengenai persyaratan teknis pembangunan rumah susun, antara lain meliputi :

1. Ruang;

Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung secara alami dalam jumlah yang cukup.

2. Struktur, komponen, dan bahan bangunan;

Rumah susun harus direncakanan dan dibangun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku. 3. Kelengkapan rumah susun;

Rumah susun harus dilengkapi dengan: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas, saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, saluran dan/atau tempat pembuangan sampah, tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya, alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator, pintu dan tangga darurat kebakaran, tempat jemuran, alat pemadam kebakaran, penangkal petir, alat/sistem alarm, pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu, dan generator listrik untuk rumah susun yang menggunakan lift.

4. Satuan rumah susun;

Satuan rumah susun dapat berada pada permukaan tanah, di atas atau di bawah permukaan tanah, atau sebagian di bawah dan sebagian di atas permukaan tanah. Rumah susun juga harus mempunyai ukuran standar yang dapat dipertanggungjawabkan, memenuhi persyaratan sehubungan dengan fungsi dan

(4)

penggunaannya, serta harus disusun, diatur, dan dikoordinasikan untuk dapat mewujudkan suatu keadaan yang dapat menunjang kesejahteraan dan kelancaran bagi penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari untuk hubungan ke dalam dan ke luar.

5. Bagian bersama dan benda bersama;

1. Bagian bersama yang berupa ruang untuk umum, ruang tangga, lift, selasar, harus mempunyai ukuran yang dapat memberikan kemudahan bagi penghuni dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam hubungan sesama penghuni, maupun dengan pihak-pihak lain.

2. Benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas, kapasitas yang dapat memberikan keserasian lingkungan guna menjamin keamanan dan kenikmatan para penghuni.

6. Kepadatan dan tata letak bangunan;

Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus memperhitungkan dapat dicapainya optimasi daya guna dan hasil guna tanah.Tata letak bangunan harus menunjang kelancaran kegiatan sehari-hari dan harus memperhatikan penetapan batas pemilikan tanah bersama, segi-segi kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, serta pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya yang mengancam keselamatan penghuni, bangunan, dan lingkungannya.

7. Prasarana lingkungan;

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan yang berfungsi sebagai penghubung untuk keperluan kegiatan sehari-hari bagi penghuni, baik ke dalam maupun ke luar dengan penyediaan jalan setapak, jalan kendaraan, dan tempat parkir. 8. Fasilitas bangunan

Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan ruangan-ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul, melakukan kegiatan masyarakat, tempat bermain bagi anak-anak, dan kontak sosial lainnya serta ruangan dan/atau bangunan untuk pelayanan kebutuhan sesuai standar yang berlaku.

Persyaratan teknis pembangunan rumah susun ini ditujukan untuk menjamin keselamatan, keamanan, ketenteraman serta

(5)

ketertiban para penghuni dan pihak lainnya. Pengaturan atas bagian bangunan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah mengandung hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama, memberikan landasan bagi sistem pembangunan yang mewajibkan kepada penyelenggara pembangunan ("developer") untuk melakukan pemisahan rumah susun atas satuan-satuan rumah susun dengan pembuatan akta pemisahan dan disahkan oleh Instansi yang berwenang. Atas dasar pemisahan yang dilakukan dengan akta dengan melampirkan gambar, uraian dan pertelaan yang disahkan oleh instansi yang berwenang dan didaftarkan sebagaimana disyaratkan tersebut memberikan kedudukan sebagai benda tak bergerak yang dapat menjadi obyek pemilikan ("real property").

Sedangkan dalam segi lain, pengaturan tersebut memberikan landasan bagi sistem pemilikan, ditunjukkan bahwa hak milik atas satuan rumah susun, dalam kedudukannya sebagai hak kebendaan, meliputi hak milik atas satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah, termasuk juga hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.

2.1.4 Persyaratan dan jenis peruntukan

Persyaratan lokasi pembangunan rusuna antara lain sebagai berikut:

1. Tersedianya saran dan prasarana berupa:

a. Rencana jalan paling sedikit 12 meter dan lebar badan jalan ekisting paling sedikit 8 meter;

b. Saluran air dengan system drainase yang baik; c. Jalur angkutan umum menuju lokasi; dan d. Terjangkau pelayanan jaringan utilitas kota

2. Berada pada kawasan peremajaan lingkungan dan pembangunan baru; 3. Terhadap pembangunan rusuna pada kawasan peremajaan, maka masyarakat yang tinggal pada kawasan tersebut mendapat prioritas untuk menempati rusuna yang akan dibangun dan dikembangkan;

(6)

4. Pola pembangunan dan pembangunan rusuna dibatasi sampai dengan luas lahan 3 hektar;

5. Pada daerah yang memiliki potensi strategis dapat diberikan insentif berupa pengembangan dan pembangunan rusuna lebih dari 3 hektar dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Gubernur dan dikenakan kewajiban tambahan berupa sarana dan prasarana kota sebagai bentuk kontribusi terhadap kota yang besarnya ditetapkan kemudian;

6. Perencanaan rusuna diwajibkan menyediakan fasum/ fasos paling sedikit 50% dari standar sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999, atau mempertimbangkan ketersediaan fasum/ fasos pada lingkungan sekitarnya, kecuali perbelanjaan niaga untuk melayani kebutuhan lingkungannya diberikan tambahan luas sampai dengan 100% dari standar yang ditetapkan;

7. Menyediakan ruang terbuka yang besarannya 2 m² per jiwa (sebagai ruang gerak pribadi atau personal space atau tempat bermain) yang berada pada halaman dan/ atau bangunan, dan gerak pribadi tidak boleh difungsikan untuk kegiatan lain, halaman yang digunakan untuk ruang gerak pribadi sekaligus berfungsi sebagai ruangan terbuka evakuasi bencana;

8. Menyediakan sarana dan prasarana bagi penyandang cacat;

9. Perencaan pada lantai dasar bangunan hanya untuk fungsi sarana penunjang dan fasum/ fasos dengan luas paling banyak 50% dan sisanya sebagai ruang terbuka tanpa dinding;

10.Setiap 10 unit hunian menyediakan lokasi parkir satu mobil dan 5 motor dalam halaman bangunan;

11.Perhitungan jumlah penghuni berdasarkan luas lantai, setiap luas lantai hunian 45 m² gross adalah 4 jiwa

12.Permukaan atap bangunan dibangun sebagai taman (roof garden) dan difungsikan sebagai ruang public.

13.Pada lokasi yang termasuk dalam Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) diperlukan rekomendasi dari instansi berwenang

(7)

2.1.5 Fasilitas Lingkungan rumah susun

Fasilitas lingkungan rumah susun harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Memberi rasa aman, ketenangan hidup, kenyamanan dan sesuai dengan budaya setempat;

2. Menumbuhkan rasa memiliki dan merubah kebiasaan yang tidak sesuai dengan gaya hidup di rumah susun;

3. Mengurangi kecenderungan untuk memanfaatkan atau menggunakan fasilitas lingkungan bagi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu;

4. Menunjang fungsi-fungsi aktivitas penghuni yang paling pokok baik dari segi besaran maupun jenisnya sesuai dengan keadaan lingkungan yang ada;

5. Menampung fungsi-fungsi yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengembangan aspek-aspek ekonomi dan sosial budaya

Tabel 2.1 : Fasilitas Lingkungan Rusun No. Jenis Fasilitas

Lingkungan Fasilitas Yang Tersedia

1 Fasilitas niaga - Warung - Toko-toko perusahaan dan dagang - Pusat perbelanjaan 2 Fasilitas pendidikan

- Ruang belajar untuk pra belajar

- Ruang belajar untuk sekolah dasar - Ruang belajar untuk

sekolah lanjutan tingkat pertama

- Ruang belajar untuk sekolah menengah umum

No. Jenis Fasilitas

(8)

3 Fasilitas kesehatan

- Posyandu

- Balai pengobatan - BKIA dan ruamah

bersalin - Puskesmas - Praktek dokter - Apotek 4 Fasilitas peribadatan - Musola

- Masjid kecil

5 Fasilitas pelayanan umum

- Kantor RT - Kantor/balai RW - Post hansip/siskamling - Pos polisi

- Telepon umum - Gedung serba guna - Ruang duka - Kotak Surat

6 Ruang terbuka

- Taman

- Tempat bermain - Lapangan olah raga - Peralatan usaha - Sirkulasi - Parkir Sumber : Standar Nasional Indonesia (2003)

2.1.6 Karakteristik Rumah Susun

Berdasarkan peraturan pemerintah, karakteristik rumah susun di Indonesia memiliki ketetapan standar sebagi berikut (Teddy, 2010 : 11) :

1) Satuan Rumah Susun

• Mempunyai ukuran standar minimum 18 m2, lebar muka minimal 3 meter.

• Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur) dan ruang lain (ruang penunjang) di dalam dan/atau diluar ruang utama.

• Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup, sistem evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, serta penyediaan daya listrik yang cukup, serta sistem pemompaan air.

• Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka. 2) Benda Bersama

(9)

Benda bersama dapat berupa prasaran lingkungan dan fasilitas lingkungan.

3) Bagian Bersama

Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur, dan kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.

4) Prasarana Lingkungan

Prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parkir, utilitas umum yang terdiri dari jaringan air limbah, sampah, pemadam kebakaran, listrik, gas, telepon, dan alat komunikasi lainnya.

5) Fasilitas Lingkungan

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan dan perbelanjaan, lapangan tebuka, kesehatan, pendidikan, peribadatan, pelayanan umum, serta pertanaman.

Tipe unit rumah susun juga beragam.Kisaran luas unit rumah susun pada umumnya minimal 18m2 dan paling besar adalah 50 m2.

Tabel 2.2 : tipe unit rumah susun

Tipe Unit Fasilitas

Tipe 18 m2 Tipe 21 m2 Tipe 24 m2

Tipe ini biasanya untuk keluarga muda atau seseorang yang belum memiliki keluarga

- 1 kamar tidur - ruang tamu - kamar mandi - dapur/pantry Tipe 30 m2 Tipe 36 m2 Tipe 42 m2 Tipe 50 m2

Tipe ini untuk keluarga yang sudah memiliki anak

- 2 kamar tidur

- ruang tamu / keluarga - kamar mandi / WC - dapur / pantry - ruang makan Sumber : Rosfian (2009)

(10)

2.2 Photovoltaic (Panel Surya)

Photovoltaic (PV) adalah suatu sistem atau cara langsung untuk mentransfer radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik [Wulandari Handini, FT UI, 2008] .Energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya selain dipengaruhi oleh intensitas surya juga oleh efisiensinya.Secara teoritis, efisiensi yang dapat dicapai oleh sel surya maksimal sekitar 30 – 40% tergantung pada tipe dan konstruksinya, namun umumnya hanya mencapai efisiensi antara 7 – 17%.Atas dasar efisiensi tersebut, pengendalian posisi dari panel PV (yang merupakan kumpulan dari modul sel PV) menjadi penting agar intensitas matahari dapat diserap secara optimal.

2.2.1 Komponen Photovoltaic (Panel Surya)

• Panel Surya

Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik.Bentuk pipih dari panel surya memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan listrik untuk berbagai skala kebutuhan.

Gambar 2.1 Panel Surya

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

Alat Pengatur Daya (Charge Controller)

Gambar 2.2 Alat Pengatur Daya (Charge Controller) Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

(11)

Berfungsi mengatur aliran listrik dari panel surya ke batere /ACCU dan aliran listrik dari baterai / ACCU ke lampu, TV atau radio. Juga berfungsi melindungi dari konsleting atau pengiriman muatan arus berlebih ke input terminal.

• Batere

Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban.Beban dapat berupa lampu penerangan dan alat elektronik lainnya yang membutuhkan listrik.

Gambar 2.3Batere

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

Inverter

Berfungsi mengubah arus DC menjadi arus AC.

Gambar 2.4 Inverter

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

2.2.2 Cara Kerja

Pada siang hari panel surya menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi energi listrik oleh sel-sel kristal yang ada pada panel surya. Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung disalurkan ke beban ataupun

(12)

disimpan dalam batere ACCU, sebelum disalurkan ke beban (lampu, komputer, TV, dll).

Pada malam hari, dimana panel surya tidak menghasilkan listrik. Listrik yang sudah terkumpul (tersimpan) dalam batere ACCU akan dapat digunakan. Untuk menyalakan peralatan listrik terutama lampu penerangan dll.

Gambar 2.5 Skema Kerja Panel Surya

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

2.2.3 Jenis Panel Surya

Monocrystalline

Jenis ini terbuat dari batangan kristal silikon murni yang diiris tipis-tipis. Dengan teknologi seperti ini, akan dihasilkan kepingan sel surya yang identik satu sama lain dan berkinerja tinggi. Sehingga menjadi sel surya yang paling efisien dibandingkan jenis sel surya lainnya, sekitar 12% - 15%. Mahalnya harga kristal silikon murni dan teknologi yang digunakan, menyebabkan mahalnya harga jenis sel surya ini dibandingkan jenis sel surya yang lain di pasaran. Kelemahannya, sel surya jenis ini jika disusun membentuk solar modul (panel surya) akan menyisakan banyak ruangan yang kosong karena sel surya seperti ini umumnya berbentuk segi enam atau bulat, tergantung dari bentuk batangan kristal silikonnya.

(13)

Gambar 2.6Monocrystalline

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

Polycrystalline

Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur / dicairkan kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi. Kemurnian kristal silikonnya tidak semurni pada sel surya monocrystalline, karenanya sel surya yang dihasilkan tidak identik satu sama lain dan efisiensinya lebih rendah, sekitar 11% - 14% . Tampilannya nampak seperti ada motif pecahan kaca di dalamnya. Bentuknya yang persegi, jika disusun membentuk panel surya, akan rapat dan tidak akan ada ruangan kosong yang sia-sia seperti susunan pada panel surya monocrystalline di atas. Proses pembuatannya lebih mudah dibanding monocrystalline, karenanya harganya lebih murah. Jenis ini paling banyak dipakai saat ini.

Gambar 2.7PolyCrystalline

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

Thin Film Solar Cell (TFSC)

Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa lapisan material sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis

(14)

ini sangat tipis karenanya sangat ringan dan fleksibel.Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic).

Gambar 2.8Thin Film Solar Cell (TFSC)

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

HIT (High – performance hybird silicon)

Panel surya HIT terdiri dari monocrystalline yang tipis dikelilingi oleh silicon amorf yang sangat tipis. Produk ini memberikan kinerja industri terkemuka dan nilai menggunakan teknik manufaktur yang terkini.Efisiensi yang bisa dihasilkan dari solar panel jenis HIT ini sekitar 17-18%.

Gambar 2.9 HIT solar panel

Sumber : Google.com diakses tanggal 15 September 2014

(15)

Sumber :Simon Roberts, Nicolo Guariento.2009.PV Handbook

2.2.4 Sistem On grid dan Sistem Off grid

Sistem off grid

Merupakan sistem pembangkit listrik tenaga surya untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Off Grid System disebut juga Stand-Alone PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian modul photovoltaic (Solar PV) untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan. Sistem off grid umumnya digunakan pada daerah/wilayah yang jauh / tidak terjangkau jaringan listrik (PLN).

Gambar 2.10 Sistem off grid

Sumber : Google.com diakses tanggal 11 Oktober 2014

Sistem on grid

Sistem ini menggunakan solar panel (panel photovoltaic) untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai tambah pada pemiliknya. Rangkaian sistem ini akan tetap berhubungan dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi dari panel surya untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin.

(16)

Gambar 2.11 Sistem on grid

Sumber : Google.com diakses tanggal 11 Oktober 2014

2.2.5 Cara Pengukuran modul PV

Untuk mengukur modul pv diperlukan langkah langkah pengukuran sebagai berikut:

• Tentukan kebutuhan konsumsi daya

Langkah pertama dalam merancang sebuah sistem PV surya adalah untuk mengetahui daya total dan konsumsi energi dari semua beban yang perlu disediakan oleh sistem PV surya sebagai berikut:

- Hitung total Watt-jam per hari untuk setiap alat yang digunakan.

Tambahkan Watt-jam yang dibutuhkan untuk semua peralatan bersama-sama untuk mendapatkan total Watt-jam per hari yang harus disampaikan kepada peralatan.

- Hitung total Watt-jam per hari dibutuhkan dari modul PV.

Kalikan total peralatan Watt-jam per hari kali 1.3 (energi yang hilang dalam sistem) untuk mendapatkan total Watt-jam per hari yang harus disediakan oleh panel.

• Menentukan Ukuran modul PV

Ukuran yang berbeda dari modul PV akan menghasilkan jumlah tenaga yang dihasilkan. Untuk mengetahui ukuran dari modul PV, total watt puncak yang dihasilkan kebutuhan. Puncak watt/Watt Peak (Wp) yang dihasilkan tergantung pada ukuran modul PV dan iklim lokasi tapak. Kita harus mempertimbangkan "faktor generasi panel" yang berbeda di setiap lokasi tapak.Untuk Indonesia, faktor generasi panel adalah 3.43. Untuk menentukan ukuran modul PV cara yang digunakan adalah :

- Hitung total rating Watt-peak yang dibutuhkan untuk modul PV dibagi total Watt-jam per hari dibutuhkan dari modul PV dengan 3.43 untuk

(17)

mendapatkan total rating Watt-peak yang diperlukan untuk panel PV dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan.

- Hitung jumlah panel PV untuk sistem dengan cara membagi hasil dari rating Watt peak dari modul pv yang akan digunakan .

Menentukan ukuran Inverter

Inverter digunakan dalam sistem di mana output daya AC yang dibutuhkan. Rating masukan dari inverter tidak boleh lebih rendah dari total watt peralatan. Inverter harus memiliki tegangan nominal sama dengan baterai Anda. Untuk sistem stand alone, inverter harus cukup untuk menangani jumlah total Watts yang akan Anda gunakan pada satu waktu yang besar. Ukuran inverter harus 25-30% lebih besar dari jumlah Watts peralatan. Dalam kasus jenis alat adalah motorik atau kompresor maka ukuran inverter harus minimal 3 kali kapasitas peralatan tersebut dan harus ditambahkan dengan kapasitas inverter untuk menangani lonjakan arus selama awal.

• Menentukan ukuran baterai

Jenis baterai direkomendasikan untuk menggunakan sistem PV surya adalah Deep Cycle Battery.. Untuk mengetahui ukuran baterai, digunakan perhitungan sebagai berikut:

- Hitung total Watt-jam per hari yang digunakan oleh peralatan. - Bagilah total Watt-jam per hari digunakan oleh 0,85 kerugian baterai. - Bagilah jawaban yang diperoleh dengan 0.6 untuk kedalaman debit. - Bagilah jawaban yang diperoleh dengan tegangan nominal baterai - Kalikan jawaban yang diperoleh dengan hari penggunaan.

Kapasitas Baterai(Ah) =

Menentukan ukuran Solar Charge Controller

Solar charge controller biasanya dinilai melawan ampere dan Tegangan kapasitas.Pilih Solar charge controller untuk mencocokkan tegangan PV array dan baterai dan kemudian mengidentifikasi jenis dari solar charge controller yang tepat untuk aplikasi Anda.Pastikan bahwa solar

(18)

charge controller memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani arus dari PV array. Ukuran dari solar charge controller adalah diambil dari hubungan pendek arus (Isc) dari array PV, dan kalikan dengan 1,3.

Solar Charge Controller rating = Total hubungan pendek arus PV array x 1.3.

2.3 Studi Banding 2.3.1 HDB Punggol

Gambar 2.12 HDB Punggol

Sumber : Google.com diakses tanggal 11 Oktober 2014

HDB Punggol berlokasi di Punggol, Singapura. HDB ini menggunakan solar panel dari sunseap dan target efisiensi dari energi solar panel yang dihasilkan adalah 5% . Solar panel yang digunakan adalah jenis wafer , polycrystalline.

2.3.2 Gedung Teknologi Gas

Gambar 2.13 Gedung teknologi Gas

Sumber : google.com diakses tanggal 15 oktober 2014

Gedung Teknologi Gas atau disebut juga dengan Lemigas merupakan salah satu bangunan yang mendapatkan sertifikat green building di Indonesia. Gedung Teknologi gas menggunakan berbagai macam kriteria green building , salah satunya adalah dengan menggunakan solar panel. Jenis solar panel yang digunakan adalah HIT yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi yaitu 17-18% sehingga dapat membantu pasokan tenaga listrik untuk penerangan pada ruangan kerja gedung ini.

Gambar

Tabel 2.1 : Fasilitas Lingkungan Rusun  No.  Jenis Fasilitas
Tabel  2.2 : tipe unit rumah susun
Gambar 2.1 Panel Surya
Gambar 2.5 Skema Kerja Panel Surya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang peranan stabilitas termal dan karakter kovalen pada zat pengaktif pada arang aktif yang dibuat dari limbah gergajian kayu meranti

Rumusan Masalah Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti merinci sebagai berikut: Apakah ada peningkatan prestasi belajar sejarah dengan menerapkan model pembelajaran

Nimfa instar 5 memiliki kecepatan mencari yang lebih tinggi dari pada imago namun waktu penanganan mangsa lebih tinggi sehingga jumlah hama yang dapat dimangsanya

Penerapan manajemen risiko (Risk Management) bertujuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh suatu risiko bank.. Dalam rangka penerapan manajemen risiko bagi

Beras hitam yang tidak mendapat perlakuan perendaman memiliki kandungan fenol total yang tertinggi yaitu 67,79 mg GAE/100 g berat kering, sedangkan kandungan fenol

Untuk mengetahui hubungan perputaran kas dan profitabilitas, maka peneliti membuat grafik perbandingan perputaran kas terhadap profitabilitas pada perusahaan operator

Audit K3 bertujuan untuk menentukan apakah system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan perencanaan dan memenuhi persyaratan dari standar yang telah di terapkan oleh

Oleh sebab itu, pada penelitian ini menemukan ide untuk membantu mengurangi penderita penyakit stroke dengan cara membuat pemodelan sistem kolam terapi yang menggunakan