• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH: Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH: Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1537/UN.40.2.2/PL/2013

PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH

(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Arief Rahmansyah

0806968

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH

(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)

Oleh

Arief Rahmansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Arief Rahmansyah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH

(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)

Oleh :

Arief Rahmansyah

0806968

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, S.H., M.Pd. NIP. 19530211 197803 1 002

Pembimbing II

Drs. Suriakusumah, Dipl.PA., M.Pd. NIP. 19441227 196808 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

ii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH

(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)

Sekolah mempunyai kontribusi dalam mengenalkan, menumbuhkan, memelihara dan meningkatkan nilai-nilai disiplin peserta didik, termasuk antara lain kepatuhan peserta didik pada tata tertib di sekolah. Selain itu, guru juga mempunyai andil yang besar dalam menumbuhkan sikap disiplin diri kepada peserta didiknya. Adanya perilaku yang kurang patuh pada tata tertib sekolah dari peserta didik, tidak hanya di dalam proses pembelajaran, memunculkan pertanyaan apakah sebenarnya yang dilakukan sekolah/guru dalam mensosialisasikan norma atau tata tertib yakni upaya yang dilakukan sekolah/guru dalam mendisiplinkan peserta didik pada tata tertib di sekolah. Demi mempertegas masalah penelitian yang dikemukakan, perlu ditentukan fokus yang akan diteliti. Adapun fokus dalam penelitian ini adalah tindakan guru dalam membina kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PKn. Penetapan fokus tersebut didasari alasan bahwa melalui tindakan yang dilakukan guru akan terlihat upaya-upaya guru dalam membina kedisiplinan dalam pembelajaran PKn sehingga peserta didik dapat mematuhi tata tertib sekolah tersebut. Penelitian ini didasarkan atas tiga rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ? 2) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ? 3) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?

Pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data-data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur.

(5)

iii

ABSTRACT

CHARACTER DEVELOPMENT IN DISCIPLINARY LEARNING

USING MEDIA PKN SCHOOL RULES

(Case study in SMAN 15 Bandung)

The school has contributed to introduce, develop, maintain and enhance the values of discipline of students, including, among others, adherence to discipline students in school. In addition, teachers also have a big share in the self-discipline to cultivate the attitude of the students. The behavior of the less obedient to the discipline of school learners, not only in the learning process, raises the question of whether schools actually performed / teachers in disseminating norms or rules that the efforts the school / teachers in disciplining students in the order in school. In order to reinforce the research issues raised, the focus needs to be determined to be studied. The focus of this research is the act of the teacher in fostering discipline students in learning civics. The focus of the determination based on the reason that through the actions of the teacher will be visible the efforts of teachers in fostering discipline in civics lesson so that learners can comply with the school rules. The research is based on three problem statements: 1) How does the teacher attempts to improve self-discipline in students in learning by using media Civics school rules? 2) How can the efforts of teachers in improving discipline in the students' learning time in using the media Civics school rules? 3) How do teachers' efforts in improving the discipline learned in Civics students in learning by using media school rules?

The approach used to address these problems is a qualitative approach. While the form of research used in this research is a case study. The data obtained through interviews, observation, documentation and literature studies.

(6)

DAFTAR ISI

1. Pengertian Pembelajaran ... 13

2. Karakteristik Pembelajaran ... 14

3. Komponen-komponen Pembelajaran ... 15

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 22

5. Tahap-tahap Pembelajaran ... 24

B. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 25

1. Pengertian Pendidikan Kewaraganegaraan ... 25

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 26

3. Komponen-komponen Pendidikan Kewarganegaraan ... 28

C. Tinjauan Tentang Karakter ... 29

1. Pengertian Karakter ... 29

2. Langkah-langkah dalam Pembentukan Karakter ... 30

3. Nilai-nilai Karakter yang Perlu Ditanamkan ... 30

(7)

2. Tujuan Tata Tertib Sekolah ... 45

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 54

3. Tahap Pengumpulan dan Pencatatan Data... 54

4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 55

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 55

4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi... ... 57

5. Analisis Data Sewaktu Pengumpulan Data ... 58

6. Lembar Rangkuman ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Dekripsi Umum Lokasi Penelitian ... 59

1. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 88

2. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 89

3. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 90

D. Analisis Hasil Penelitian ... 92 1. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri

(8)

media tata tertib sekolah ... 92

2. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 98

3. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

A. Kesimpulan ... 104

1. Kesimpulan Umum ... 104

2. Kesimpulan Khusus ... 104

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Ketenagaan di SMAN 15 Bandung... 65

Tabel 4.2 Data Peserta didik pada Tahun pelajaran 2011/2012 ... 66

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana di SMAN 15 Bandung ... 68

Tabel 4.4 Tata Tertib SMAN 15 Bandung ... 81

Tabel 4.5 Tata Tertib kelas SMAN 15 Bandung……… 86

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Struktur Organisasi SMAN 15 Bandung………... 64

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kompleksitas setting belajar dan pembelajaran……….. 14

Gambar 4.2 Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan diri terhadap tata tertib sekolah………... 94

Gambar 4.3 Nilai karakter dalam Tata tertib sekolah………... 95

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk Tuhan YME. Dalam rangka mencapai tujuan

hidupnya, manusia selalu berinteraksi, baik secara vertikal yaitu dengan

Tuhannya, maupun secara horizontal yaitu dengan alam dan sesama manusia.

Dalam diri manusia terkadang muncul dorongan-dorongan negatif yang

bertentangan dengan apa yang seharusnya, kadang muncul pengaruh negatif yang

dari sesamanya yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Oleh karena itu manusia

perlu dididik dan mendidik diri sendiri. Berbagai kemampuan tersebut diperoleh

manusia melalui upaya bantuan dari pihak lain. Mungkin dalam bentuk

pengasuhan, pengajaran, latihan, bimbingan, yang dapat dirangkum dalam istilah

pendidikan. Menurut Tatang Syaripudin (2007: 21), “Pendidikan adalah segala

pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu”. Pendidikan bertujuan agar seseorang menjadi manusia ideal. Sosok manusia ideal tersebut antara lain adalah

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, bermoral atau

berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu berkarya.

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang di dalamnya

termuat unsur-unsur nilai dan moral untuk membina akhlak peserta didik.

Pendidikan kewarganegaraan mempunyai tujuan yaitu menjadikan warga negara

yang cerdas dan baik.

Sebagaimana yang dikemukakan Asep Mahpudz (2007: 628), tujuan mata

pelajaran PKn adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut :

1) Memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif, sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan

2) Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab

(10)

Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang

hendak dikembangkan dalam pembelajaran PKn. Aspek-aspek kompetensi

tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),

keterampilan (kecakapan) kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau

karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Hal tersebut analog dengan konsep

Benjamin S. Bloom tentang pengembangan kemampuan siswa yang mencakup

ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang

muatannya lebih kepada pembentukan kepribadian seseorang. Menurut Ratna

Megawangi dalam (Elmubarok, 2007: 111) karakter mulia yang selayaknya

diajarkan kepada anak adalah sebagai berikut :

1. Cinta Tuhan dan kebenaran

2. Tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian 3. Amanah

4. Hormat dan santun

5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama 6. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah 7. Keadilan dan kepemimpinan

8. Baik dan rendah hati 9. Toleransi dan cinta damai.

Dalam rangka mencapai sosok manusia yang berdisiplin, sekolah dengan

segala upaya hendaknya mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi

tumbuh, berkembang dan meningkatkan nilai disiplin sehingga menjadi disiplin

diri (self discipline) dalam perilaku peserta didik. Kedisiplinan dalam proses

pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana

belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan

pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh

terhadap nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang

dirasakan menjadi tanggung jawab. Menurut Amir Daen Indrakusuma (1995: 142)

mengemukakan bahwa :

(11)

kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan dan larangan tersebut.

Dapat dikatakan sebagai indikasi bahwa suatu sekolah telah tumbuh dan

berkembang nilai disiplin dalam perilaku peserta didiknya, antara lain terdapatnya

perilaku yang patuh pada norma sekolah (tata tertib sekolah). Tata tertib

merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman

dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negatif. Di

sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.

Dengan adanya kepatuhan peserta didik pada tata tertib sekolah akan mewujudkan

lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tentram, efektif dan efesien dalam

mencapai tujuannya. Demikian sebaliknya, apabila kehidupan dalam sekolah

kurang tertib, kurang teratur, dan kurang tentram tentu melahirkan keresahan

dalam lingkungan sekolah dan juga akan melebar ke lingkungan masyarakat,

khususnya lingkungan masyarakat yang berdekatan dengan lingkungan sekolah.

Sehubung dengan itu, hasil observasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 15

Bandung telah menunjukkan adanya bukti bahwa perilaku peserta didik yang

kurang disiplin dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran seperti suka

ribut di dalam kelas, makan di dalam kelas, tidak memperhatikan guru sedang

menjelaskan, berpakaian tidak sesuai dengan ketentuan sekolah, ijin ke kamar

mandi tidak kembali lagi ke kelas, pengabaian tugas yang diberikan guru. Perilaku

yang kurang disiplin tersebut membuktikan bahwa sebagian peserta didik tidak

patuh pada norma yang berlaku di sekolah.

Secara konseptual dan berbagai hasil penelitian, menunjukkan sekolah

mempunyai kontribusi dalam mengenalkan, menumbuhkan, memelihara dan

meningkatkan nilai-nilai disiplin peserta didik, termasuk antara lain kepatuhan

peserta didik pada tata tertib di sekolah. Selain itu, guru juga mempunyai andil

yang besar dalam menumbuhkan sikap disiplin diri kepada peserta didiknya.

Dengan demikian penting sekali peranan sekolah, termasuk guru untuk

menumbuhkan, memelihara dan meningkatkan kedisiplinan pada tata tertib

sekolah dalam perilaku peserta didik.

(12)

didik, tidak hanya di dalam proses pembelajaran, memunculkan pertanyaan

apakah sebenarnya yang dilakukan sekolah/guru dalam mensosialisasikan norma

atau tata tertib yakni upaya yang dilakukan sekolah/guru dalam mendisiplinkan

peserta didik pada tata tertib di sekolah.

Menanamkan disiplin di sekolah sangat penting karena guru dan peserta

didik mempunyai peranan yang saling melengkapi. Oleh karena itu dalam

mendisiplinkan peserta didik terhadap tata tertib di sekolah guru hendaknya

mampu menata situasi dan tindakan yang dilakukannya, mencerminkan guru yang

berwibawa dan teladan bagi peserta didiknya sehingga baik situasi dan tindakan

yang dilakukan guru mendukung terwujudnya kedisiplinan peserta didik pada tata

tertib di sekolah. Dengan demikian maka seorang guru pendidikan

kewarganegaraan haruslah menjadi guru yang profesional agar setiap peserta didik

menjadi mengerti akan kesadaran dan kewajiban. Menurut Tamyong dalam

(Usman, 2006: 15) mengatakan bahwa “guru profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia

mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal”. Guru tidak hanya menyampaikan pembelajaran kepada siswanya saja,

guru juga harus dapat membina kepribadian siswa.

Mendisiplinkan siswa dalam pembelajaran PKn pada intinya merupakan

upaya membantu peserta didik supaya sadar norma atau disiplin sehingga dari

situasi yang ditata dan tindakan yang dilaksanakan guru akan membantu

mendisiplinkan peserta didik dari tahap kepatuhan sebagai keharusan, menjadi

tahap kelayakan dan akhirnya menjadi keyakinan. Akan tetapi berdasarkan hasil

observasi dalam pengamatan terhadap pembelajaran PKn di kelas, timbul masalah

(13)

bahkan peserta didik masih melanggar peraturan tata tertib yang ada di sekolah.

Demi mempertegas masalah penelitian yang dikemukakan, perlu

ditentukan fokus yang akan diteliti. Adapun fokus dalam penelitian ini adalah

tindakan guru dalam membina kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PKn.

Penetapan fokus tersebut didasari alasan bahwa melalui tindakan yang dilakukan

guru akan terlihat upaya-upaya guru dalam membina kedisiplinan dalam

pembelajaran PKn sehingga peserta didik dapat mematuhi tata tertib sekolah

tersebut.

Atas dasar pemikiran di atas, penulis mencoba merumuskan suatu studi

penelitian dengan judul : “Pengembangan Karakter Disiplin Dalam Pembelajaran

PKn Dengan Menggunakan Media Tata Tertib Sekolah”

(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah yang ada dapat disimpulkan bahwa

masalah pokok dari penelitian ini yaitu : “Bagaimana upaya guru dalam

mengembangkan karakter disiplin siswa dalam pembelajaran PKn dengan

menggunakan media tata tertib sekolah ?”

Untuk mempermudah pembahasan hasil penelitian maka rumusan masalah

dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri pada siswa

dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?

2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa

dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?

3. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa

dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara

faktual dan aktual tentang upaya guru dalam mengembangan karakter disiplin

(14)

2. Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan disiplin diri siswa dalam

pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah

2. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya guru dalam meningkatkan disiplin

waktu siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib

sekolah

3. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya guru dalam meningkatkan disiplin

belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib

sekolah

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai sumbangan teori pengembangan keilmuan pendidikan

kewarganegaraan.

b. Sebagai bahan yang dapat mengungkap dan menggambarkan tentang

pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan

menggunakan media tata tertib sekolah

2. Secara Praktis

Secara Praktis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi pendidik khususnya guru PKn, penelitian ini dapat memberikan bekal

pengetahuan untuk mengerahkan, mendidik dan membina siswa dalam

meningkatkan disiplin

b. Bagi sekolah memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya guru membina

kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PKn agar patuh terhadap tata tertib

disekolah.

c. Bagi siswa memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengenai

pentingnya pengembangan disiplin dalam pembelajaran PKn sehingga dapat

(15)

E. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah merupakan penyimpulan terhadap pembatasan istilah

judul sehingga mempermudah penulis dalam memfokuskan pembahasan pada

masalah yang dituju. Adapun beberapa penjelasan istilah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Karakter

Istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian, dan kepribadian dianggap

sebagai ciri atau karaktersitik atau gaya atau sifat khas dari seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. (Doni A

Koesoema, 2008: 80)

2. Disiplin

Makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan latihan yang

memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali, atau terciptanya ketertiban dan

keteraturan, dan sistem aturan tata laku. (Lembaga Ketahanan Nasional,

1997: 11)

3. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta

didik atau murid. (Sagala, 2003: 61)

4. Pendidikan Kewarganegaraan

PKn adalah seleksi dan adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu

kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia yang

diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan Pendidikan IPS. (Nu’man Somantri, 2001: 299)

5. Media

Istilah ini menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan

informasi antara sumber dan penerima. Media sebagai setiap bentuk peralatan

yang biasanya dipakai untuk memindahkan informasi antara orang-orang.

(16)

6. Tata Tertib sekolah

Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah merupakan pegangan

setiap warga sekolah: siswa, guru, kepala sekolah, tenaga administratif, dan

orangtua siswa dalam menciptakan iklim dan kultur sekolah yang mendukung

pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi siswa dalam proses

pembelajaran. (Depdiknas, 2002: 13)

F. Metodologi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Djama’an Satori dan Aan Komariah (2009: 22) mengungkapkan bahwa :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu

mencari gambaran tentang pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran

PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah, maka dalam penelitian ini

yang digunakan adalah metode kualitatif yang berbentuk studi kasus. Suharsimi Arikunto (2006: 142) mengemukakan bahwa “Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap organisasi, lembaga atau gejala tertentu”.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan atau cara

memperoleh data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah berkumpul

digunakan untuk hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara

(17)

terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu

terjadi. Dalam observasi ini meliputi semua pengamatan dan pengalaman ketika

terjun ke lapangan yang diteliti secara sistematis untuk mendapatkan gambaran

nyata tentang pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan

menggunakan media tata tertib sekolah di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 15

Bandung.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan untuk

memperoleh informasi langsung yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti. Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh informasi langsung yang

ada hubungannya dengan masalah yang diteliti yaitu guru PKn dan siswa di kelas

XI IPS 1 SMA Negeri 15 Bandung.

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian, studi dokumentasi merupakan salah satu

sumber data penelitian kualitatif, sehingga akan diperoleh data yang akurat dan

terpercaya. Dalam penelitian ini studi dokumentasi dengan mengumpulkan

dokmentasi sekolah atau arsip-arsip

d. Studi literatur

Studi literatur digunakan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang

relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapai atau diteliti sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian. Studi literatur dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data melalui buku-buku yang ada hubungannya dengan

pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan

media tata tertib sekolah.

H. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus

dari awal sampai akhir. Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi

yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Basrowi dan

Suwandi (2008: 192), mengatakan bahwa :

(18)

menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok : (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini, dan (2) Seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut.

Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moleong, 2007:

248), mengemukakan bahwa :

Analisis data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data berupa kata-kata hasil

wawancara dengan subjek penelitian yaitu meliputi siswa SMA Negeri 15

Bandung, guru PKn dan kepala sekolah di sekolah tersebut. Setelah data

diperoleh, kemudian pada tahap selanjutnya penulis mengadakan analisis data.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu yang

pertama data ditulis dalam bentuk uraian-uraian, setelah itu dirangkum, kemudian

dilakukan reduksi data, selanjutnya disusun dalam satuan-satuan. Tahap terakhir

dalam analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah

selesai tahap ini kemudian dilakukan penafsiran data.

Berkaitan dengan hal tersebut, seperti yang dikemukakan olah Nasution

(2003: 129), langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menganalisis data kualitatif

diantaranya sebagai berikut :

1. Analisis Data

Data kualitaif terutama terdiri atas kata-kata yang bukan angka-angka.

Kata-kata sering hanya mengandung makna dalam konteks kata itu digunakan.

Angka-angka tidak ambigous seperti kata-kata dan lebih mudah diolah. Meskipun

demikian kata-kata lebih bermakna dari angka-angka. Mengubah pernyataan

menjadi angka banyak menghilangkan makna. Dalam penelitian kualitatif

sebaiknya angka-angka, bila digunakan jangan dipisahkan dari kata-kata yang

bermakna.

2. Reduksi Data

(19)

terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak awal.

Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih mudah

dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang

hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang

diperoleh bila diperlukan

3. Display Data

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit dilihat hubungan

detailnya. Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil

kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran

keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik,

networks dan charts.

4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Data yang telah diperoleh, kemudian peneliti mencoba mengambil

kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula masih sangat tentatif, kabur dan

diragukan. Oleh karena itu kesimpulan harus senantiasa diverfikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikasi data adalah peneliti melakukan pengujian atas

kesimpulan yang telah diambil dengan membandingkan teori-teori yang relevan

serta kejadian dilapangan. Hal ini dijelaskan oleh Nasution (2003: 130) bahwa :

Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan

tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”.

Jadi kesimpulan itu harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.

5. Analisis data sewaktu pengumpulan data

Data harus segera dianalisis setelah terkumpul dalam bentuk laporan

lapangan. Analisis data dapat mengungkapkan :

a. Data apa yang masih perlu dicari

b. Hipotesis apa yang masih perlu ditest

c. Pertanyaan apa yang harus dijawab

d. Metode apa yang harus diadakan untuk mencari informasi baru, dan

e. Kesalahan apa yang perlu diperbaiki

(20)

Lembar rangkuman ini gunanya antara lain sebagai pedoman bagi

kunjungan lapangan berikutnya, sebagai pegangan pula dalam komunikasi dengan

pembimbing, sebagai petunjuk dalam penulisan laporan lapangan dan sebagai

dasar untuk melakukan analisa.

I. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di SMA Negeri 15 Bandung.

Pemilihan lokasi penelitian ini adalah tempat beradanya subjek penelitian yang

akan diteliti sehingga penulis yakin akan mendapatkan hasil penelitian yang

maksimal

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pihak yang dapat memberikan informasi. Nasution (2003: 32) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah sumber penelitan yang dapat memberikan informasi, dipilih

secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu”. Adapun yang

menjadi subjek penelitian adalah guru PKn, siswa kelas XI SMA Negeri 15

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian mempunyai peranan penting dalam upaya mencapai

keberhasilan penelitian. Sebuah penelitian harus bersifat logis, sistematis dan

berkesinambungan agar penelitian tersebut objektivitasnya dapat

dipertanggungjawabkan dari segi teori ataupun penemuan penelitian. Menurut Arikunto (2006: 100), “metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Djama’an Satori dan Aan Komariah (2009: 22)

mengungkapkan bahwa :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.

Selanjutnya menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 20), “Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara kualitatif “.

Sedangkan menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) mengungkapkan bahwa :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Adanya keberhasilan dalam suatu penelitian dapat ditentukan oleh

pendekatan yang digunakannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif, dimana pendekatan kualitatif menurut Nasution

(2003: 18) disebut juga dengan pendekatan naturalistik. Hal ini senada dengan

pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 12), “... pelaksanaan penelitian ini memang

(22)

keadaan dan kondisinya“. Berdasarkan hal tersebut, karena data yang hendak

diperoleh dari penelitian ini bersifat kualitatif tentang suatu peristiwa yang

diambil dari situasi yang wajar, maka dibutuhkan ketelitian dari peneliti untuk

dapat mengamati secermat mungkin aspek-aspek yang diteliti. Pada penelitian

kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri sebagai alat

penelitian (key instrument) utama yang mengadakan pengamatan atau wawancara

berstruktur. Sebagaimana yang dikemukakan Lexy J. Moelong (2007: 9), bahwa :

Bagi penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis penafsir dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya.

Oleh karena itu data-data yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif

adalah lebih berupa kata-kata daripada angka-angka namun bukan berarti

penelitian mengabaikan data yang bersifat dokumen sepanjang memang

menunjang pencapaian tujuan penelitian.

Hal ini juga senada dengan yang dikemukakan Nasution (2003: 9) bahwa :

Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera peneliti tetap memegang peran utama sebagai alat penelitian.

Melalui pendekatan kualitatif ini peneliti bermaksud untuk

menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang digambarkan ke

dalam bentuk-bentuk uraian-uraian yang menunjukkan bagaimana pengembangan

karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib

sekolah.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Suharsimi Arikunto (2006: 142) mengemukakan bahwa “Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap

organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Penelitian ini merupakan studi kasus,

maka untuk data diambil dari lapangan yang dilakukan secara mendalam, artinya

(23)

selengkapnya untuk tujuan pengumpulan data hasil penelitian yang lebih sempurna. Nasution (2003: 11) juga mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif sering berupa studi kasus”.

Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi kasus karena yang

menjadi fokus penelitiannya adalah kasus yang terjadi pada SMA Negeri 15

Bandung yang sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan penelitian yang

diperoleh dan bukan menguji hipotesis tetapi berusaha untuk menyimpulkan

beberapa informasi yang berbeda tentang pengembangan disiplin dalam

pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah.

B. Instrumen Penelitian

Penelitian ini sesuai dengan permasalahannya, untuk itu metode yang

digunakan adalah metode kualitatif, dan yang menjadi instrumen utamanya adalah

peneliti sendiri, dibantu dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan atau cara

memperoleh data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah berkumpul

digunakan untuk hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara

sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata)

terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu

terjadi. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan

manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh

gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan

metode lain. Observasi dilakukan bila belum banyak keterangan dimiliki tentang

masalah yang kita selidiki. Menurut Alwasilah C. dalam (Djama’an Satori dan

Aan Komariah, 2009: 107) menjelaskan perlunya observasi dalam penelitian

kualitatif sebagai berikut :

(24)

cenderung dianggap biasa-biasa saja terutama oleh anggota masyarakatnya sendiri. Mereka baru sadar akan kode dan aturan itu manakala dihadapkan pada peneliti dari luar budanya sendiri.

b. Tugas peneliti kualitatif adalah mengeksplisitkan aturan dan kode itu sesuai dengan konteks keterjadian tingkah laku dalam persepsi emik para responden

c. Budaya adalah pengetahuan dan pengalaman kolektif para anggotanya. Untuk berfungsi maksimalkan dalam suatu budaya, setiap anggota masyarakat harus mempraktikan rutinitas budayanya sesuai dengan aturan-aturan tadi.

Observasi ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung dalam proses

pembelajaran PKn di kelas XI IPS 1 meliputi semua pengamatan dan pengalaman

ketika terjun ke lapangan yang diteliti secara sistematis untuk mendapatkan

gambaran nyata dan informasi tentang pengembangan karakter disiplin dalam

pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan untuk

memperoleh informasi langsung yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti. Djama’an Satori dan Aan Komariah (2009: 130) mengemukakan bahwa “wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab”. Selain itu Nasution (2003: 73) mengemukakan bahwa :

Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi

Dengan demikian, wawancara ini digunakan untuk memperkuat hasil

observasi. Wawancara ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung dengan tujuan

untuk memperoleh informasi dan data yang faktual tentang pengembangan

karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib

sekolah.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subjek penelitian, studi dokumentasi merupakan salah

(25)

149) menjelaskan bahwa :

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi

dapat dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti. Jadi melalui studi dokumentasi ini peneliti dapat

memperkuat data hasil observasi dan wawancara tentang berbagai hal yang

berkaitan dengan tujuan, fungsi dan lain sebagainya.

4. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang

relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian. Studi literatur dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data melalui buku-buku yang ada hubungannya dengan

pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan

media tata tertib sekolah.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap-tahap pra penelitian yang pertama dilakukan adalah memilih

masalah, menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk

menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti.

Selanjutnya peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait. Adapun

prosedur perizinan yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Pada langkah pertama penulis mengajukan surat izin kepada ketua jurusan

PKn FPIPS UPI Bandung.

b. Setelah memperoleh izin dari ketua jurusan PKn kemudian diteruskan untuk

mendapat izin dari pembantu dekan I FPIPS UPI Bandung.

c. Setelah mendapatkan izin dari Pembantu Dekan FPIPS UPI Bandung penulis

meneruskan meminta rekomendasi izin penelitian kepada rektor UPI

(26)

d. Berdasarkan surat izin dari rektor UPI Bandung melalui Pembantu Rektor I

kemudian penulis melanjutkan untuk memperoleh perizinan kepada Dinas

Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat.

e. Setelah memperoleh izin dari Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat

penulis meneruskan untuk mendapatkan izin dari Kepala Sekolah SMA

Negeri 15 Bandung.

f. Setelah memperoleh izin dari Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Bandung

penulis mulai melakukan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan surat izin penelitian dari pihak-pihak yang bersangkutan

maka peneliti mulai melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini

adalah :

a. Menghubungi kepala dan staf administrasi sekolah SMA Negeri 15 Bandung

untuk mengadakan penelitian.

b. Peneliti diperkenalkan dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Bandung

untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi responden dalam penelitian

tersebut dan menentukan jadwal pelaksanaan penelitian dengan responden

yang bersangkutan.

c. Peneliti diperkenalkan dengan guru-guru PKn yang ada di SMA Negeri 15

Bandung dan menentukan jadwal pelaksanaan penelitian.

d. Mengadakan wawancara dengan responden (guru PKn, siswa, Kepala

Sekolah) dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya.

e. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan

relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai

dokumen tertulis yang ada di sub bagian dokumentasi.

f. Setelah hasil wawancara dari responden dan dokumentasi data diperoleh,

kemudian disusun dan dideskripsikan dalam bentuk catatan lapangan.

3. Tahap Pengumpulan dan Pencatatan Data

Setelah tahap pra penelitian selesai dan persiapan penelitian dianggap

(27)

dan studi dokumentasi. Pedoman wawancara yang peneliti siapkan terdiri dari

pedoman wawancara untuk guru PKn, Kepala Sekolah, dan siswa. Hasil

wawancara dan dokumentasi data yang diperoleh disusun dan dideskripsikan

dalam bentuk catatan lapangan.

4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan ini dilakukan tidak hanya pada saat peneliti telah mengumpulkan

semua data-data yang diperlukan melainkan semenjak peneliti memasuki

lapangan dan memperoleh data dari lapangan. Namun secara intensif analisis ini

dilakukan setelah data memadai terkumpul.

Setelah data diperoleh cukup memadai maka tahap selanjutnya yang

ditempuh peneliti adalah mengolah dan menganalisis data dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Setelah data yang diperoleh di lapangan dirasa telah mencukupi dan

memenuhi untuk menjawab pertanyaan peneliti maka selanjutnya data yang

sudah terkumpul tersebut kemudian diolah dan diharapkan dapat memberikan

gambaran yang sesungguhnya dari kenyataan yang ditemui di lapangan.

b. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dipelajari, dirangkum, dan

dideskripsikan dalam bentuk tulisan dan uraian data lapangan.

c. Setelah data lapangan tersebut dirangkum kemudian difokuskan pada hal-hal

penting yang menjadi fokus masalah dan pertanyaan penelitian ini.

d. Data yang telah disusun secara sistematis dalam bentuk laporan itu dijadikan

sebagai bahan dalam melakukan analisis sebagai bahan dalam melakukan

analisis terhadap permasalahan-permasalahan yang diteliti.

e. Setelah diadakan analisis kemudian dibuat kesimpulan.

E. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di SMA Negeri 15 Bandung.

Pemilihan lokasi penelitian ini adalah tempat beradanya subjek penelitian yang

akan diteliti sehingga penulis yakin akan mendapatkan hasil penelitian yang

maksimal

(28)

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pihak yang dapat memberikan informasi. Nasution (2003: 32) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu”. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah guru PKn, siswa kelas XI IPS 1 SMAN 15

Bandung, dan Kepala Sekolah.

F. Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus

dari awal sampai akhir. Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi

yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Basrowi dan

Suwandi (2008: 192), mengatakan bahwa :

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok :

(1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini, dan (2) Seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut

Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moleong, 2007:

248), mengemukakan bahwa :

Analisis data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data berupa kata-kata hasil

wawancara dengan subjek penelitian yaitu meliputi siswa SMA Negeri 15

Bandung, guru PKn dan Kepala Sekolah di sekolah tersebut. Setelah data

diperoleh, kemudian pada tahap selanjutnya penulis mengadakan analisis data.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu yang

pertama data ditulis dalam bentuk uraian-uraian, setelah itu dirangkum, kemudian

dilakukan reduksi data, selanjutnya disusun dalam satuan-satuan. Tahap terakhir

dalam analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah

selesai tahap ini kemudian dilakukan penafsiran data.

(29)

(2003: 129), langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menganalisis data kualitatif

diantaranya sebagai berikut :

1. Analisis Data

Data kualitaif terutama terdiri atas kata-kata yang bukan angka-angka.

Kata-kata sering hanya mengandung makna dalam konteks kata itu digunakan.

Angka-angka tidak ambigous seperti kata-kata dan lebih mudah diolah. Meskipun

demikian kata-kata lebih bermakna dari angka-angka. Mengubah pernyataan

menjadi angka banyak menghilangkan makna. Dalam penelitian kualitatif

sebaiknya angka-angka, bila digunakan jangan dipisahkan dari kata-kata yang

bermakna.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian yang

terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak awal.

Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih mudah

dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang

hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang

diperoleh bila diperlukan

3. Display Data

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit dilihat hubungan

detailnya. Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil

kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran

keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik,

networks dan charts.

4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Data yang telah diperoleh, kemudian peneliti mencoba mengambil

kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula masih sangat tentatif, kabur dan

diragukan. Oleh karena itu kesimpulan harus senantiasa diverfikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikasi data adalah peneliti melakukan pengujian atas

kesimpulan yang telah diambil dengan membandingkan teori-teori yang relevan

(30)

Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi kesimpulan itu harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.

5. Analisis data sewaktu pengumpulan data

Data harus segera dianalisis setelah terkumpul dalam bentuk laporan

lapangan. Analisis data dapat mengungkapkan :

a. Data apa yang masih perlu dicari

b. Hipotesis apa yang masih perlu ditest

c. Pertanyaan apa yang harus dijawab

d. Metode apa yang harus diadakan untuk mencari informasi baru, dan

e. Kesalahan apa yang perlu diperbaiki

6. Lembar Rangkuman

Lembar rangkuman ini gunanya antara lain sebgai pedoman bagi

kunjungan lapangan berikutnya, sebagai pegangan pula dalam komunikasi dengan

pembimbing, sebagai petunjuk dalam penulisan laporan lapangan dan sebagai

dasar untuk melakukan analisa.

Demikian metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian

ini. Dengan melaksanakan metode ini diharapkan penelitian yang dilakukan

memenuhi keempat kriteria keabsahan data suatu penelitian, yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(31)

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang

Pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan tata

tertib sekolah di SMA Negeri 15 Bandung dapat ditarik beberapa kesimpulan dan

saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Dalam upaya mengembangkan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn

dengan menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru PKn

sampai saat ini sudah cukup berhasil, dengan indikator keberhasilan yaitu siswa

sudah menaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah misalnya datang dan pulang

tepat waktu, memakai pakaian sesuai dengan jadwal serta bersikap sopan santun.

2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus hasil penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Upaya meningkatkan kedisiplinan diri siswa dalam pembelajaran PKn dengan

menggunakan media tata tertib sekolah yaitu (a) memberikan pengertian tentang

disiplin terus menerus, (b) memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa

supaya disiplin melekat dalam diri siswa, dan (c) memberikan contoh atau

teladan berperilaku dan bersikap yang baik.

2. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam

pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah adalah dengan

membangun/mengembangkan kesadaran bersama antara guru dengan siswa

3. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam meningkatkan disiplin belajar dalam

(32)

105 dipersiapkan dengan baik, (b) menggunakan teknik pembelajaran yang

berorientasi pada siswa, dan (c) reward sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diuraikan di atas maka melalui

skripsi ini penulis menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :

1. Dalam upaya meningkatkan disiplin diri siswa dalam pembelajaran PKn dengan

menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru harus dapat

bertanggung jawab menjaga ketertiban, mempunyai kemauan yang baik untuk

mendisiplinkan diri siswa, memiliki peraturan yang jelas, mengizinkan siswa

membantu mendefinisikan peraturan, memiliki peraturan berdasarkan kebutuhan

belajar siswa, menghargai dan mendukung sikap baik, memberi peringatan

sebelum menghukum, dan tidak mempermalukan siswa.

2. Dalam upaya meningkatkan disiplin waktu siswa dalam pembelajaran PKn

dengan menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru

harus mengajarkan siswa mengetahui konsekuensi yang muncul sebagai suatu

akibat dari pilihan mereka terhadap sikap sehingga pada akhirnya mereka akan

belajar dari kesalahan mereka dan konsisten dalam memonitor perilaku siswa.

3. Dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa dalam pembelajaran PKn

dengan menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru

harus memperhatikan teknik-teknik pembelajaran untuk menghindari diri dari

sikap siswa yang kurang berdisiplin, metode atau pendekatan yang sesuai dengan

keadaan kelas dan keahlian guru tersebut dalam menggunakannya dan sikap

siswa yang kurang berdisiplin dapat diminimalisasi dengan pengajaran yang

baik.

4. Penulis juga menyampaikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait

sebagai berikut :

1) Untuk Sekolah, guna menciptakan disiplin diri, disiplin waktu dan disiplin

(33)

106 sekolah dan guru (b) kerjasama antara dewan sekolah, pimpinan sekolah,

guru dan orangtua, dan (c) menggunakan sanksi poin yang tegas sesuai

dengan tata tertib di sekolah.

2) Untuk Kepala Sekolah, terus berupaya untuk lebih membangun kebiasaan

disiplin siswa dilingkungan sekolah dengan menambah strategi yaitu (a)

membuat strategi untuk mengatur dan membuat rencana kegiatan dalam

rangka membina kedisiplinan siswa, (b) melakukan kerjasama dengan

berbagai pihak seperti orang tua dan (c) harus mengadakan penilaian dan

memberikan pujian atau hadiah terhadap siswa yang perilaku disiplinnya

baik.

3) Untuk seluruh staf guru yaitu (a) dapat memberikan dorongan dan

menjelaskan tujuan atau merasionalisasi aturan bersikap disekolah kepada

siswa, (b) mengikuti prosedur memonitor sikap siswa sehingga dapat

mengevaluasi perilaku siswa yang melanggar aturan tata tertib dan (c) dapat

menciptakan suasana belajar yang hangat, terbuka, humoris, demokratis dan

penuh kekeluargaan supaya siswa tidak merasa jenuh dan lebih termotivasi

pada saat pelajaran PKn serta terjalinnya keakraban yang baik antara guru

dengan siswa sehingga bukan hanya menjaga kelas tetap kondusif dan

menjaga ketertiban melainkan meningkatkan sikap disiplin siswa.

4) Untuk Siswa diharapkan terus belajar dengan penuh disiplin tetap

meningkatkan prestasi belajar. Biasakanlah diri kita untuk senantiasa tepat

waktu, melakukan kegiatan sesuai dnegan petunjuk guru dan peraturan

sekolah, membiasakan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,

berhati-hati dalam memilih teman karena teman sepergaulan dapat

memberikan pengaruh pada diri kita,

5) Untuk Peneliti, diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peneliti

lainnya yang respek terhadap permasalahan pengembangan pendidikan,

(34)
(35)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta

Budimansyah Dasim dan Suryadi Karim. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Damyanti dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Depdikbud. (1988). Media Instruksional IPS. Jakarta: Depdikbud

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas

Djahiri, Kosasih. (1994/1995). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai-Moral PVCT. Bandung: Lab. PMPKN IKIP Bandung

Djamarah Bahri, S. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta

Elmubarok, Zaim. (2007). Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alfabeta

Gordon, Thomas. (1996). Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia

Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga

(36)

Nasional

Koesoema, Doni A. (2008). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Globalisasi. Jakarta: Grasindo

Lembaga Ketahanan Nasional. (1997). Disiplin Nasional. Jakarta: PT Balai Pustaka

Lewis, Ramon. (1997). Dilema Kedisiplinan. Jakarta: PT. Grasindo

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nurmalina, Komala dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Soerjono, Soekanto. (1983). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Somantri, Muhammad Numan. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga

Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syamsu Yusuf LN. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syaripudin, Tatang. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI

(37)

Winataputra, Udin dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civic). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

B. Jurnal

Mahpudz, Asep. (2007). “Nilai dan Moral dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar”. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Vol II. No. 1412-5463.

Sapriya. (2007). “Kedudukan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks

Filsafat Pendidikan”. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Vol II. No. 1412-5463

Somardi. (2007). “Konsepsi Kewarganegaraan dan Pendidikan

Kewarganegaraaan: Sebuah Refleksi”. Nasionalisme dan Upaya Demokrasi. Vol I. No. 1412-5463.

C. Skripsi

Auliya Aenul Hayati. (2011). Pembinaan Karakter Siswa Sebagai Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Unggul. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)

Junjunan, Ricky. (2012). Peran Guru PKn dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)

Lina F.R. (2006). Studi Tentang Pelaksanaan Pemberian Sanksi Hukuman untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Sekolah. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)

Kusmiati, Mia. (2004). Peranan Tata Tertib Asrama dalam Menumbuhkan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Septiani, Rahayu Suzi. (2009). Studi Tentang Pemanfaatan Buku Teks dalam Proses Pembelajaranan PKn untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)

D. Tesis

Kokom Siti Komariah. (2002). Proses Pengembangan Kedisiplinan Anak Melalui Cerita. Tesis Pada Program Pasca Sarjana UPI (tidak diterbitkan)

(38)

IKIP Bandung (tidak diterbitkan)

Usman Radiana. (1999). Strategi Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah. Tesis Pada Program Pasca Sarjana IKIP Bandung (tidak diterbitkan)

E. Dokumen

Gambar

Tabel 4.1 Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

2ingkungan pengendalian sangat dipengaruhi oleh sejauh mana indi0idu mengenali mereka yang akan dimintai pertanggungjawaban. &ni berlaku sampai kepada

untuk menemukan dan memcahkan masalah pembelajarn di kelas, proses pemecahan dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar di

Buka file Peta format JPG hasil registrasi, dengan Global Mapper, maka akan muncul tampilan seperti berikut :... Simpan dengan nama file yang sama dengan nama file

1) Indikator kinerja Persentase tingkat keamanan dan ketertiban dalam masyarakat pada Tahun 2017 terealisasi sebesar 83,33% dari 100% target yang ditetapkan, dengan capaian

Saya lebih senang menerima auditor yang berkenan merubah atau Mengganti prosedur dalam suatu penugasan jika:. Hasil Audit terdahulu tidak terkait dengan adanya masalah klien

bahwa STAD memiliki keunggulan: (1) Pengetahuan diperoleh siswa dengan membangun sendiri pengetahuan itu melalui interaksi dengan orang lain, (2) Sistem evaluasi

Penghargaan yang mendalam penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bima yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana bagi penulis untuk mengikuti pendidikan

Glomerulonefritis dapat terjadi secara epidemik atau sporadik, paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5 – 8 tahun.. Glomerulonefritis