No. Daftar FPIPS: 1537/UN.40.2.2/PL/2013
PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH
(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
Arief Rahmansyah
0806968
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH
(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)
Oleh
Arief Rahmansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Arief Rahmansyah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH
(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)
Oleh :
Arief Rahmansyah
0806968
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, S.H., M.Pd. NIP. 19530211 197803 1 002
Pembimbing II
Drs. Suriakusumah, Dipl.PA., M.Pd. NIP. 19441227 196808 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TATA TERTIB SEKOLAH
(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)
Sekolah mempunyai kontribusi dalam mengenalkan, menumbuhkan, memelihara dan meningkatkan nilai-nilai disiplin peserta didik, termasuk antara lain kepatuhan peserta didik pada tata tertib di sekolah. Selain itu, guru juga mempunyai andil yang besar dalam menumbuhkan sikap disiplin diri kepada peserta didiknya. Adanya perilaku yang kurang patuh pada tata tertib sekolah dari peserta didik, tidak hanya di dalam proses pembelajaran, memunculkan pertanyaan apakah sebenarnya yang dilakukan sekolah/guru dalam mensosialisasikan norma atau tata tertib yakni upaya yang dilakukan sekolah/guru dalam mendisiplinkan peserta didik pada tata tertib di sekolah. Demi mempertegas masalah penelitian yang dikemukakan, perlu ditentukan fokus yang akan diteliti. Adapun fokus dalam penelitian ini adalah tindakan guru dalam membina kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PKn. Penetapan fokus tersebut didasari alasan bahwa melalui tindakan yang dilakukan guru akan terlihat upaya-upaya guru dalam membina kedisiplinan dalam pembelajaran PKn sehingga peserta didik dapat mematuhi tata tertib sekolah tersebut. Penelitian ini didasarkan atas tiga rumusan masalah yaitu 1) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ? 2) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ? 3) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?
Pendekatan yang digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data-data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur.
iii
ABSTRACT
CHARACTER DEVELOPMENT IN DISCIPLINARY LEARNING
USING MEDIA PKN SCHOOL RULES
(Case study in SMAN 15 Bandung)
The school has contributed to introduce, develop, maintain and enhance the values of discipline of students, including, among others, adherence to discipline students in school. In addition, teachers also have a big share in the self-discipline to cultivate the attitude of the students. The behavior of the less obedient to the discipline of school learners, not only in the learning process, raises the question of whether schools actually performed / teachers in disseminating norms or rules that the efforts the school / teachers in disciplining students in the order in school. In order to reinforce the research issues raised, the focus needs to be determined to be studied. The focus of this research is the act of the teacher in fostering discipline students in learning civics. The focus of the determination based on the reason that through the actions of the teacher will be visible the efforts of teachers in fostering discipline in civics lesson so that learners can comply with the school rules. The research is based on three problem statements: 1) How does the teacher attempts to improve self-discipline in students in learning by using media Civics school rules? 2) How can the efforts of teachers in improving discipline in the students' learning time in using the media Civics school rules? 3) How do teachers' efforts in improving the discipline learned in Civics students in learning by using media school rules?
The approach used to address these problems is a qualitative approach. While the form of research used in this research is a case study. The data obtained through interviews, observation, documentation and literature studies.
DAFTAR ISI
1. Pengertian Pembelajaran ... 13
2. Karakteristik Pembelajaran ... 14
3. Komponen-komponen Pembelajaran ... 15
4. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 22
5. Tahap-tahap Pembelajaran ... 24
B. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 25
1. Pengertian Pendidikan Kewaraganegaraan ... 25
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 26
3. Komponen-komponen Pendidikan Kewarganegaraan ... 28
C. Tinjauan Tentang Karakter ... 29
1. Pengertian Karakter ... 29
2. Langkah-langkah dalam Pembentukan Karakter ... 30
3. Nilai-nilai Karakter yang Perlu Ditanamkan ... 30
2. Tujuan Tata Tertib Sekolah ... 45
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 54
3. Tahap Pengumpulan dan Pencatatan Data... 54
4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 55
E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 55
4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi... ... 57
5. Analisis Data Sewaktu Pengumpulan Data ... 58
6. Lembar Rangkuman ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Dekripsi Umum Lokasi Penelitian ... 59
1. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 88
2. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 89
3. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 90
D. Analisis Hasil Penelitian ... 92 1. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri
media tata tertib sekolah ... 92
2. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 98
3. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
A. Kesimpulan ... 104
1. Kesimpulan Umum ... 104
2. Kesimpulan Khusus ... 104
B. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Ketenagaan di SMAN 15 Bandung... 65Tabel 4.2 Data Peserta didik pada Tahun pelajaran 2011/2012 ... 66
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana di SMAN 15 Bandung ... 68
Tabel 4.4 Tata Tertib SMAN 15 Bandung ... 81
Tabel 4.5 Tata Tertib kelas SMAN 15 Bandung……… 86
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Struktur Organisasi SMAN 15 Bandung………... 64DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kompleksitas setting belajar dan pembelajaran……….. 14Gambar 4.2 Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan diri terhadap tata tertib sekolah………... 94
Gambar 4.3 Nilai karakter dalam Tata tertib sekolah………... 95
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk Tuhan YME. Dalam rangka mencapai tujuan
hidupnya, manusia selalu berinteraksi, baik secara vertikal yaitu dengan
Tuhannya, maupun secara horizontal yaitu dengan alam dan sesama manusia.
Dalam diri manusia terkadang muncul dorongan-dorongan negatif yang
bertentangan dengan apa yang seharusnya, kadang muncul pengaruh negatif yang
dari sesamanya yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Oleh karena itu manusia
perlu dididik dan mendidik diri sendiri. Berbagai kemampuan tersebut diperoleh
manusia melalui upaya bantuan dari pihak lain. Mungkin dalam bentuk
pengasuhan, pengajaran, latihan, bimbingan, yang dapat dirangkum dalam istilah
pendidikan. Menurut Tatang Syaripudin (2007: 21), “Pendidikan adalah segala
pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu”. Pendidikan bertujuan agar seseorang menjadi manusia ideal. Sosok manusia ideal tersebut antara lain adalah
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, bermoral atau
berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu berkarya.
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang di dalamnya
termuat unsur-unsur nilai dan moral untuk membina akhlak peserta didik.
Pendidikan kewarganegaraan mempunyai tujuan yaitu menjadikan warga negara
yang cerdas dan baik.
Sebagaimana yang dikemukakan Asep Mahpudz (2007: 628), tujuan mata
pelajaran PKn adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut :
1) Memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis, dan kreatif, sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan
2) Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab
Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang
hendak dikembangkan dalam pembelajaran PKn. Aspek-aspek kompetensi
tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
keterampilan (kecakapan) kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau
karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Hal tersebut analog dengan konsep
Benjamin S. Bloom tentang pengembangan kemampuan siswa yang mencakup
ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
muatannya lebih kepada pembentukan kepribadian seseorang. Menurut Ratna
Megawangi dalam (Elmubarok, 2007: 111) karakter mulia yang selayaknya
diajarkan kepada anak adalah sebagai berikut :
1. Cinta Tuhan dan kebenaran
2. Tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian 3. Amanah
4. Hormat dan santun
5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama 6. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah 7. Keadilan dan kepemimpinan
8. Baik dan rendah hati 9. Toleransi dan cinta damai.
Dalam rangka mencapai sosok manusia yang berdisiplin, sekolah dengan
segala upaya hendaknya mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
tumbuh, berkembang dan meningkatkan nilai disiplin sehingga menjadi disiplin
diri (self discipline) dalam perilaku peserta didik. Kedisiplinan dalam proses
pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana
belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan
pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh
terhadap nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang
dirasakan menjadi tanggung jawab. Menurut Amir Daen Indrakusuma (1995: 142)
mengemukakan bahwa :
kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan dan larangan tersebut.
Dapat dikatakan sebagai indikasi bahwa suatu sekolah telah tumbuh dan
berkembang nilai disiplin dalam perilaku peserta didiknya, antara lain terdapatnya
perilaku yang patuh pada norma sekolah (tata tertib sekolah). Tata tertib
merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman
dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negatif. Di
sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.
Dengan adanya kepatuhan peserta didik pada tata tertib sekolah akan mewujudkan
lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tentram, efektif dan efesien dalam
mencapai tujuannya. Demikian sebaliknya, apabila kehidupan dalam sekolah
kurang tertib, kurang teratur, dan kurang tentram tentu melahirkan keresahan
dalam lingkungan sekolah dan juga akan melebar ke lingkungan masyarakat,
khususnya lingkungan masyarakat yang berdekatan dengan lingkungan sekolah.
Sehubung dengan itu, hasil observasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 15
Bandung telah menunjukkan adanya bukti bahwa perilaku peserta didik yang
kurang disiplin dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran seperti suka
ribut di dalam kelas, makan di dalam kelas, tidak memperhatikan guru sedang
menjelaskan, berpakaian tidak sesuai dengan ketentuan sekolah, ijin ke kamar
mandi tidak kembali lagi ke kelas, pengabaian tugas yang diberikan guru. Perilaku
yang kurang disiplin tersebut membuktikan bahwa sebagian peserta didik tidak
patuh pada norma yang berlaku di sekolah.
Secara konseptual dan berbagai hasil penelitian, menunjukkan sekolah
mempunyai kontribusi dalam mengenalkan, menumbuhkan, memelihara dan
meningkatkan nilai-nilai disiplin peserta didik, termasuk antara lain kepatuhan
peserta didik pada tata tertib di sekolah. Selain itu, guru juga mempunyai andil
yang besar dalam menumbuhkan sikap disiplin diri kepada peserta didiknya.
Dengan demikian penting sekali peranan sekolah, termasuk guru untuk
menumbuhkan, memelihara dan meningkatkan kedisiplinan pada tata tertib
sekolah dalam perilaku peserta didik.
didik, tidak hanya di dalam proses pembelajaran, memunculkan pertanyaan
apakah sebenarnya yang dilakukan sekolah/guru dalam mensosialisasikan norma
atau tata tertib yakni upaya yang dilakukan sekolah/guru dalam mendisiplinkan
peserta didik pada tata tertib di sekolah.
Menanamkan disiplin di sekolah sangat penting karena guru dan peserta
didik mempunyai peranan yang saling melengkapi. Oleh karena itu dalam
mendisiplinkan peserta didik terhadap tata tertib di sekolah guru hendaknya
mampu menata situasi dan tindakan yang dilakukannya, mencerminkan guru yang
berwibawa dan teladan bagi peserta didiknya sehingga baik situasi dan tindakan
yang dilakukan guru mendukung terwujudnya kedisiplinan peserta didik pada tata
tertib di sekolah. Dengan demikian maka seorang guru pendidikan
kewarganegaraan haruslah menjadi guru yang profesional agar setiap peserta didik
menjadi mengerti akan kesadaran dan kewajiban. Menurut Tamyong dalam
(Usman, 2006: 15) mengatakan bahwa “guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal”. Guru tidak hanya menyampaikan pembelajaran kepada siswanya saja,
guru juga harus dapat membina kepribadian siswa.
Mendisiplinkan siswa dalam pembelajaran PKn pada intinya merupakan
upaya membantu peserta didik supaya sadar norma atau disiplin sehingga dari
situasi yang ditata dan tindakan yang dilaksanakan guru akan membantu
mendisiplinkan peserta didik dari tahap kepatuhan sebagai keharusan, menjadi
tahap kelayakan dan akhirnya menjadi keyakinan. Akan tetapi berdasarkan hasil
observasi dalam pengamatan terhadap pembelajaran PKn di kelas, timbul masalah
bahkan peserta didik masih melanggar peraturan tata tertib yang ada di sekolah.
Demi mempertegas masalah penelitian yang dikemukakan, perlu
ditentukan fokus yang akan diteliti. Adapun fokus dalam penelitian ini adalah
tindakan guru dalam membina kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PKn.
Penetapan fokus tersebut didasari alasan bahwa melalui tindakan yang dilakukan
guru akan terlihat upaya-upaya guru dalam membina kedisiplinan dalam
pembelajaran PKn sehingga peserta didik dapat mematuhi tata tertib sekolah
tersebut.
Atas dasar pemikiran di atas, penulis mencoba merumuskan suatu studi
penelitian dengan judul : “Pengembangan Karakter Disiplin Dalam Pembelajaran
PKn Dengan Menggunakan Media Tata Tertib Sekolah”
(Studi Kasus di SMA Negeri 15 Bandung)
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah yang ada dapat disimpulkan bahwa
masalah pokok dari penelitian ini yaitu : “Bagaimana upaya guru dalam
mengembangkan karakter disiplin siswa dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan media tata tertib sekolah ?”
Untuk mempermudah pembahasan hasil penelitian maka rumusan masalah
dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan diri pada siswa
dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?
2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa
dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?
3. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa
dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara
faktual dan aktual tentang upaya guru dalam mengembangan karakter disiplin
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan disiplin diri siswa dalam
pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah
2. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya guru dalam meningkatkan disiplin
waktu siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib
sekolah
3. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya guru dalam meningkatkan disiplin
belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib
sekolah
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sumbangan teori pengembangan keilmuan pendidikan
kewarganegaraan.
b. Sebagai bahan yang dapat mengungkap dan menggambarkan tentang
pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan media tata tertib sekolah
2. Secara Praktis
Secara Praktis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi pendidik khususnya guru PKn, penelitian ini dapat memberikan bekal
pengetahuan untuk mengerahkan, mendidik dan membina siswa dalam
meningkatkan disiplin
b. Bagi sekolah memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya guru membina
kedisiplinan siswa dalam pembelajaran PKn agar patuh terhadap tata tertib
disekolah.
c. Bagi siswa memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengenai
pentingnya pengembangan disiplin dalam pembelajaran PKn sehingga dapat
E. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah merupakan penyimpulan terhadap pembatasan istilah
judul sehingga mempermudah penulis dalam memfokuskan pembahasan pada
masalah yang dituju. Adapun beberapa penjelasan istilah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Karakter
Istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian, dan kepribadian dianggap
sebagai ciri atau karaktersitik atau gaya atau sifat khas dari seseorang yang
bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. (Doni A
Koesoema, 2008: 80)
2. Disiplin
Makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan latihan yang
memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali, atau terciptanya ketertiban dan
keteraturan, dan sistem aturan tata laku. (Lembaga Ketahanan Nasional,
1997: 11)
3. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik atau murid. (Sagala, 2003: 61)
4. Pendidikan Kewarganegaraan
PKn adalah seleksi dan adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu
kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan Pendidikan IPS. (Nu’man Somantri, 2001: 299)
5. Media
Istilah ini menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan
informasi antara sumber dan penerima. Media sebagai setiap bentuk peralatan
yang biasanya dipakai untuk memindahkan informasi antara orang-orang.
6. Tata Tertib sekolah
Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah merupakan pegangan
setiap warga sekolah: siswa, guru, kepala sekolah, tenaga administratif, dan
orangtua siswa dalam menciptakan iklim dan kultur sekolah yang mendukung
pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi siswa dalam proses
pembelajaran. (Depdiknas, 2002: 13)
F. Metodologi Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Djama’an Satori dan Aan Komariah (2009: 22) mengungkapkan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu
mencari gambaran tentang pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran
PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah, maka dalam penelitian ini
yang digunakan adalah metode kualitatif yang berbentuk studi kasus. Suharsimi Arikunto (2006: 142) mengemukakan bahwa “Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap organisasi, lembaga atau gejala tertentu”.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan atau cara
memperoleh data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah berkumpul
digunakan untuk hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara
terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu
terjadi. Dalam observasi ini meliputi semua pengamatan dan pengalaman ketika
terjun ke lapangan yang diteliti secara sistematis untuk mendapatkan gambaran
nyata tentang pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan media tata tertib sekolah di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 15
Bandung.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan untuk
memperoleh informasi langsung yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti. Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh informasi langsung yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti yaitu guru PKn dan siswa di kelas
XI IPS 1 SMA Negeri 15 Bandung.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian, studi dokumentasi merupakan salah satu
sumber data penelitian kualitatif, sehingga akan diperoleh data yang akurat dan
terpercaya. Dalam penelitian ini studi dokumentasi dengan mengumpulkan
dokmentasi sekolah atau arsip-arsip
d. Studi literatur
Studi literatur digunakan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang
relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapai atau diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Studi literatur dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data melalui buku-buku yang ada hubungannya dengan
pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan
media tata tertib sekolah.
H. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus
dari awal sampai akhir. Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi
yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Basrowi dan
Suwandi (2008: 192), mengatakan bahwa :
menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok : (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini, dan (2) Seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut.
Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moleong, 2007:
248), mengemukakan bahwa :
Analisis data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data berupa kata-kata hasil
wawancara dengan subjek penelitian yaitu meliputi siswa SMA Negeri 15
Bandung, guru PKn dan kepala sekolah di sekolah tersebut. Setelah data
diperoleh, kemudian pada tahap selanjutnya penulis mengadakan analisis data.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu yang
pertama data ditulis dalam bentuk uraian-uraian, setelah itu dirangkum, kemudian
dilakukan reduksi data, selanjutnya disusun dalam satuan-satuan. Tahap terakhir
dalam analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah
selesai tahap ini kemudian dilakukan penafsiran data.
Berkaitan dengan hal tersebut, seperti yang dikemukakan olah Nasution
(2003: 129), langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menganalisis data kualitatif
diantaranya sebagai berikut :
1. Analisis Data
Data kualitaif terutama terdiri atas kata-kata yang bukan angka-angka.
Kata-kata sering hanya mengandung makna dalam konteks kata itu digunakan.
Angka-angka tidak ambigous seperti kata-kata dan lebih mudah diolah. Meskipun
demikian kata-kata lebih bermakna dari angka-angka. Mengubah pernyataan
menjadi angka banyak menghilangkan makna. Dalam penelitian kualitatif
sebaiknya angka-angka, bila digunakan jangan dipisahkan dari kata-kata yang
bermakna.
2. Reduksi Data
terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak awal.
Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih mudah
dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang
hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang
diperoleh bila diperlukan
3. Display Data
Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit dilihat hubungan
detailnya. Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil
kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran
keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik,
networks dan charts.
4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Data yang telah diperoleh, kemudian peneliti mencoba mengambil
kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula masih sangat tentatif, kabur dan
diragukan. Oleh karena itu kesimpulan harus senantiasa diverfikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi data adalah peneliti melakukan pengujian atas
kesimpulan yang telah diambil dengan membandingkan teori-teori yang relevan
serta kejadian dilapangan. Hal ini dijelaskan oleh Nasution (2003: 130) bahwa :
Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan
tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”.
Jadi kesimpulan itu harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
5. Analisis data sewaktu pengumpulan data
Data harus segera dianalisis setelah terkumpul dalam bentuk laporan
lapangan. Analisis data dapat mengungkapkan :
a. Data apa yang masih perlu dicari
b. Hipotesis apa yang masih perlu ditest
c. Pertanyaan apa yang harus dijawab
d. Metode apa yang harus diadakan untuk mencari informasi baru, dan
e. Kesalahan apa yang perlu diperbaiki
Lembar rangkuman ini gunanya antara lain sebagai pedoman bagi
kunjungan lapangan berikutnya, sebagai pegangan pula dalam komunikasi dengan
pembimbing, sebagai petunjuk dalam penulisan laporan lapangan dan sebagai
dasar untuk melakukan analisa.
I. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di SMA Negeri 15 Bandung.
Pemilihan lokasi penelitian ini adalah tempat beradanya subjek penelitian yang
akan diteliti sehingga penulis yakin akan mendapatkan hasil penelitian yang
maksimal
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pihak yang dapat memberikan informasi. Nasution (2003: 32) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah sumber penelitan yang dapat memberikan informasi, dipilih
secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu”. Adapun yang
menjadi subjek penelitian adalah guru PKn, siswa kelas XI SMA Negeri 15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian mempunyai peranan penting dalam upaya mencapai
keberhasilan penelitian. Sebuah penelitian harus bersifat logis, sistematis dan
berkesinambungan agar penelitian tersebut objektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan dari segi teori ataupun penemuan penelitian. Menurut Arikunto (2006: 100), “metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Djama’an Satori dan Aan Komariah (2009: 22)
mengungkapkan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.
Selanjutnya menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 20), “Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara kualitatif “.
Sedangkan menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) mengungkapkan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Adanya keberhasilan dalam suatu penelitian dapat ditentukan oleh
pendekatan yang digunakannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif, dimana pendekatan kualitatif menurut Nasution
(2003: 18) disebut juga dengan pendekatan naturalistik. Hal ini senada dengan
pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 12), “... pelaksanaan penelitian ini memang
keadaan dan kondisinya“. Berdasarkan hal tersebut, karena data yang hendak
diperoleh dari penelitian ini bersifat kualitatif tentang suatu peristiwa yang
diambil dari situasi yang wajar, maka dibutuhkan ketelitian dari peneliti untuk
dapat mengamati secermat mungkin aspek-aspek yang diteliti. Pada penelitian
kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri sebagai alat
penelitian (key instrument) utama yang mengadakan pengamatan atau wawancara
berstruktur. Sebagaimana yang dikemukakan Lexy J. Moelong (2007: 9), bahwa :
Bagi penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis penafsir dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya.
Oleh karena itu data-data yang dikumpulkan melalui penelitian kualitatif
adalah lebih berupa kata-kata daripada angka-angka namun bukan berarti
penelitian mengabaikan data yang bersifat dokumen sepanjang memang
menunjang pencapaian tujuan penelitian.
Hal ini juga senada dengan yang dikemukakan Nasution (2003: 9) bahwa :
Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera peneliti tetap memegang peran utama sebagai alat penelitian.
Melalui pendekatan kualitatif ini peneliti bermaksud untuk
menggambarkan hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang digambarkan ke
dalam bentuk-bentuk uraian-uraian yang menunjukkan bagaimana pengembangan
karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib
sekolah.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Suharsimi Arikunto (2006: 142) mengemukakan bahwa “Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap
organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Penelitian ini merupakan studi kasus,
maka untuk data diambil dari lapangan yang dilakukan secara mendalam, artinya
selengkapnya untuk tujuan pengumpulan data hasil penelitian yang lebih sempurna. Nasution (2003: 11) juga mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif sering berupa studi kasus”.
Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi kasus karena yang
menjadi fokus penelitiannya adalah kasus yang terjadi pada SMA Negeri 15
Bandung yang sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan penelitian yang
diperoleh dan bukan menguji hipotesis tetapi berusaha untuk menyimpulkan
beberapa informasi yang berbeda tentang pengembangan disiplin dalam
pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah.
B. Instrumen Penelitian
Penelitian ini sesuai dengan permasalahannya, untuk itu metode yang
digunakan adalah metode kualitatif, dan yang menjadi instrumen utamanya adalah
peneliti sendiri, dibantu dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan atau cara
memperoleh data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah berkumpul
digunakan untuk hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara
sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata)
terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu
terjadi. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh
gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan
metode lain. Observasi dilakukan bila belum banyak keterangan dimiliki tentang
masalah yang kita selidiki. Menurut Alwasilah C. dalam (Djama’an Satori dan
Aan Komariah, 2009: 107) menjelaskan perlunya observasi dalam penelitian
kualitatif sebagai berikut :
cenderung dianggap biasa-biasa saja terutama oleh anggota masyarakatnya sendiri. Mereka baru sadar akan kode dan aturan itu manakala dihadapkan pada peneliti dari luar budanya sendiri.
b. Tugas peneliti kualitatif adalah mengeksplisitkan aturan dan kode itu sesuai dengan konteks keterjadian tingkah laku dalam persepsi emik para responden
c. Budaya adalah pengetahuan dan pengalaman kolektif para anggotanya. Untuk berfungsi maksimalkan dalam suatu budaya, setiap anggota masyarakat harus mempraktikan rutinitas budayanya sesuai dengan aturan-aturan tadi.
Observasi ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung dalam proses
pembelajaran PKn di kelas XI IPS 1 meliputi semua pengamatan dan pengalaman
ketika terjun ke lapangan yang diteliti secara sistematis untuk mendapatkan
gambaran nyata dan informasi tentang pengembangan karakter disiplin dalam
pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan untuk
memperoleh informasi langsung yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti. Djama’an Satori dan Aan Komariah (2009: 130) mengemukakan bahwa “wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab”. Selain itu Nasution (2003: 73) mengemukakan bahwa :
Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi
Dengan demikian, wawancara ini digunakan untuk memperkuat hasil
observasi. Wawancara ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dan data yang faktual tentang pengembangan
karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib
sekolah.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian, studi dokumentasi merupakan salah
149) menjelaskan bahwa :
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi
dapat dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti. Jadi melalui studi dokumentasi ini peneliti dapat
memperkuat data hasil observasi dan wawancara tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan tujuan, fungsi dan lain sebagainya.
4. Studi Literatur
Studi literatur digunakan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang
relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Studi literatur dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data melalui buku-buku yang ada hubungannya dengan
pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan
media tata tertib sekolah.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap-tahap pra penelitian yang pertama dilakukan adalah memilih
masalah, menentukan judul dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk
menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti.
Selanjutnya peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait. Adapun
prosedur perizinan yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Pada langkah pertama penulis mengajukan surat izin kepada ketua jurusan
PKn FPIPS UPI Bandung.
b. Setelah memperoleh izin dari ketua jurusan PKn kemudian diteruskan untuk
mendapat izin dari pembantu dekan I FPIPS UPI Bandung.
c. Setelah mendapatkan izin dari Pembantu Dekan FPIPS UPI Bandung penulis
meneruskan meminta rekomendasi izin penelitian kepada rektor UPI
d. Berdasarkan surat izin dari rektor UPI Bandung melalui Pembantu Rektor I
kemudian penulis melanjutkan untuk memperoleh perizinan kepada Dinas
Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat.
e. Setelah memperoleh izin dari Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat
penulis meneruskan untuk mendapatkan izin dari Kepala Sekolah SMA
Negeri 15 Bandung.
f. Setelah memperoleh izin dari Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Bandung
penulis mulai melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan surat izin penelitian dari pihak-pihak yang bersangkutan
maka peneliti mulai melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini
adalah :
a. Menghubungi kepala dan staf administrasi sekolah SMA Negeri 15 Bandung
untuk mengadakan penelitian.
b. Peneliti diperkenalkan dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Bandung
untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi responden dalam penelitian
tersebut dan menentukan jadwal pelaksanaan penelitian dengan responden
yang bersangkutan.
c. Peneliti diperkenalkan dengan guru-guru PKn yang ada di SMA Negeri 15
Bandung dan menentukan jadwal pelaksanaan penelitian.
d. Mengadakan wawancara dengan responden (guru PKn, siswa, Kepala
Sekolah) dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan
relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai
dokumen tertulis yang ada di sub bagian dokumentasi.
f. Setelah hasil wawancara dari responden dan dokumentasi data diperoleh,
kemudian disusun dan dideskripsikan dalam bentuk catatan lapangan.
3. Tahap Pengumpulan dan Pencatatan Data
Setelah tahap pra penelitian selesai dan persiapan penelitian dianggap
dan studi dokumentasi. Pedoman wawancara yang peneliti siapkan terdiri dari
pedoman wawancara untuk guru PKn, Kepala Sekolah, dan siswa. Hasil
wawancara dan dokumentasi data yang diperoleh disusun dan dideskripsikan
dalam bentuk catatan lapangan.
4. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Tahapan ini dilakukan tidak hanya pada saat peneliti telah mengumpulkan
semua data-data yang diperlukan melainkan semenjak peneliti memasuki
lapangan dan memperoleh data dari lapangan. Namun secara intensif analisis ini
dilakukan setelah data memadai terkumpul.
Setelah data diperoleh cukup memadai maka tahap selanjutnya yang
ditempuh peneliti adalah mengolah dan menganalisis data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Setelah data yang diperoleh di lapangan dirasa telah mencukupi dan
memenuhi untuk menjawab pertanyaan peneliti maka selanjutnya data yang
sudah terkumpul tersebut kemudian diolah dan diharapkan dapat memberikan
gambaran yang sesungguhnya dari kenyataan yang ditemui di lapangan.
b. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dipelajari, dirangkum, dan
dideskripsikan dalam bentuk tulisan dan uraian data lapangan.
c. Setelah data lapangan tersebut dirangkum kemudian difokuskan pada hal-hal
penting yang menjadi fokus masalah dan pertanyaan penelitian ini.
d. Data yang telah disusun secara sistematis dalam bentuk laporan itu dijadikan
sebagai bahan dalam melakukan analisis sebagai bahan dalam melakukan
analisis terhadap permasalahan-permasalahan yang diteliti.
e. Setelah diadakan analisis kemudian dibuat kesimpulan.
E. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di SMA Negeri 15 Bandung.
Pemilihan lokasi penelitian ini adalah tempat beradanya subjek penelitian yang
akan diteliti sehingga penulis yakin akan mendapatkan hasil penelitian yang
maksimal
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pihak yang dapat memberikan informasi. Nasution (2003: 32) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah sumber penelitian yang dapat memberikan informasi, dipilih secara purposif dan bertalian dengan purfose atau tujuan tertentu”. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah guru PKn, siswa kelas XI IPS 1 SMAN 15
Bandung, dan Kepala Sekolah.
F. Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus
dari awal sampai akhir. Analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi
yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Basrowi dan
Suwandi (2008: 192), mengatakan bahwa :
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok :
(1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini, dan (2) Seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut
Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moleong, 2007:
248), mengemukakan bahwa :
Analisis data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data berupa kata-kata hasil
wawancara dengan subjek penelitian yaitu meliputi siswa SMA Negeri 15
Bandung, guru PKn dan Kepala Sekolah di sekolah tersebut. Setelah data
diperoleh, kemudian pada tahap selanjutnya penulis mengadakan analisis data.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu yang
pertama data ditulis dalam bentuk uraian-uraian, setelah itu dirangkum, kemudian
dilakukan reduksi data, selanjutnya disusun dalam satuan-satuan. Tahap terakhir
dalam analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah
selesai tahap ini kemudian dilakukan penafsiran data.
(2003: 129), langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menganalisis data kualitatif
diantaranya sebagai berikut :
1. Analisis Data
Data kualitaif terutama terdiri atas kata-kata yang bukan angka-angka.
Kata-kata sering hanya mengandung makna dalam konteks kata itu digunakan.
Angka-angka tidak ambigous seperti kata-kata dan lebih mudah diolah. Meskipun
demikian kata-kata lebih bermakna dari angka-angka. Mengubah pernyataan
menjadi angka banyak menghilangkan makna. Dalam penelitian kualitatif
sebaiknya angka-angka, bila digunakan jangan dipisahkan dari kata-kata yang
bermakna.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian yang
terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak awal.
Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih mudah
dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang
hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang
diperoleh bila diperlukan
3. Display Data
Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit dilihat hubungan
detailnya. Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil
kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran
keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik,
networks dan charts.
4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Data yang telah diperoleh, kemudian peneliti mencoba mengambil
kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula masih sangat tentatif, kabur dan
diragukan. Oleh karena itu kesimpulan harus senantiasa diverfikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi data adalah peneliti melakukan pengujian atas
kesimpulan yang telah diambil dengan membandingkan teori-teori yang relevan
Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi kesimpulan itu harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
5. Analisis data sewaktu pengumpulan data
Data harus segera dianalisis setelah terkumpul dalam bentuk laporan
lapangan. Analisis data dapat mengungkapkan :
a. Data apa yang masih perlu dicari
b. Hipotesis apa yang masih perlu ditest
c. Pertanyaan apa yang harus dijawab
d. Metode apa yang harus diadakan untuk mencari informasi baru, dan
e. Kesalahan apa yang perlu diperbaiki
6. Lembar Rangkuman
Lembar rangkuman ini gunanya antara lain sebgai pedoman bagi
kunjungan lapangan berikutnya, sebagai pegangan pula dalam komunikasi dengan
pembimbing, sebagai petunjuk dalam penulisan laporan lapangan dan sebagai
dasar untuk melakukan analisa.
Demikian metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian
ini. Dengan melaksanakan metode ini diharapkan penelitian yang dilakukan
memenuhi keempat kriteria keabsahan data suatu penelitian, yaitu derajat
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang
Pengembangan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan tata
tertib sekolah di SMA Negeri 15 Bandung dapat ditarik beberapa kesimpulan dan
saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Dalam upaya mengembangkan karakter disiplin dalam pembelajaran PKn
dengan menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru PKn
sampai saat ini sudah cukup berhasil, dengan indikator keberhasilan yaitu siswa
sudah menaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah misalnya datang dan pulang
tepat waktu, memakai pakaian sesuai dengan jadwal serta bersikap sopan santun.
2. Kesimpulan Khusus
Secara khusus hasil penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Upaya meningkatkan kedisiplinan diri siswa dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan media tata tertib sekolah yaitu (a) memberikan pengertian tentang
disiplin terus menerus, (b) memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa
supaya disiplin melekat dalam diri siswa, dan (c) memberikan contoh atau
teladan berperilaku dan bersikap yang baik.
2. Upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan waktu pada siswa dalam
pembelajaran PKn dengan menggunakan media tata tertib sekolah adalah dengan
membangun/mengembangkan kesadaran bersama antara guru dengan siswa
3. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam meningkatkan disiplin belajar dalam
105 dipersiapkan dengan baik, (b) menggunakan teknik pembelajaran yang
berorientasi pada siswa, dan (c) reward sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diuraikan di atas maka melalui
skripsi ini penulis menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Dalam upaya meningkatkan disiplin diri siswa dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru harus dapat
bertanggung jawab menjaga ketertiban, mempunyai kemauan yang baik untuk
mendisiplinkan diri siswa, memiliki peraturan yang jelas, mengizinkan siswa
membantu mendefinisikan peraturan, memiliki peraturan berdasarkan kebutuhan
belajar siswa, menghargai dan mendukung sikap baik, memberi peringatan
sebelum menghukum, dan tidak mempermalukan siswa.
2. Dalam upaya meningkatkan disiplin waktu siswa dalam pembelajaran PKn
dengan menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru
harus mengajarkan siswa mengetahui konsekuensi yang muncul sebagai suatu
akibat dari pilihan mereka terhadap sikap sehingga pada akhirnya mereka akan
belajar dari kesalahan mereka dan konsisten dalam memonitor perilaku siswa.
3. Dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa dalam pembelajaran PKn
dengan menggunakan media tata tertib sekolah di SMAN 15 Bandung, guru
harus memperhatikan teknik-teknik pembelajaran untuk menghindari diri dari
sikap siswa yang kurang berdisiplin, metode atau pendekatan yang sesuai dengan
keadaan kelas dan keahlian guru tersebut dalam menggunakannya dan sikap
siswa yang kurang berdisiplin dapat diminimalisasi dengan pengajaran yang
baik.
4. Penulis juga menyampaikan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait
sebagai berikut :
1) Untuk Sekolah, guna menciptakan disiplin diri, disiplin waktu dan disiplin
106 sekolah dan guru (b) kerjasama antara dewan sekolah, pimpinan sekolah,
guru dan orangtua, dan (c) menggunakan sanksi poin yang tegas sesuai
dengan tata tertib di sekolah.
2) Untuk Kepala Sekolah, terus berupaya untuk lebih membangun kebiasaan
disiplin siswa dilingkungan sekolah dengan menambah strategi yaitu (a)
membuat strategi untuk mengatur dan membuat rencana kegiatan dalam
rangka membina kedisiplinan siswa, (b) melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak seperti orang tua dan (c) harus mengadakan penilaian dan
memberikan pujian atau hadiah terhadap siswa yang perilaku disiplinnya
baik.
3) Untuk seluruh staf guru yaitu (a) dapat memberikan dorongan dan
menjelaskan tujuan atau merasionalisasi aturan bersikap disekolah kepada
siswa, (b) mengikuti prosedur memonitor sikap siswa sehingga dapat
mengevaluasi perilaku siswa yang melanggar aturan tata tertib dan (c) dapat
menciptakan suasana belajar yang hangat, terbuka, humoris, demokratis dan
penuh kekeluargaan supaya siswa tidak merasa jenuh dan lebih termotivasi
pada saat pelajaran PKn serta terjalinnya keakraban yang baik antara guru
dengan siswa sehingga bukan hanya menjaga kelas tetap kondusif dan
menjaga ketertiban melainkan meningkatkan sikap disiplin siswa.
4) Untuk Siswa diharapkan terus belajar dengan penuh disiplin tetap
meningkatkan prestasi belajar. Biasakanlah diri kita untuk senantiasa tepat
waktu, melakukan kegiatan sesuai dnegan petunjuk guru dan peraturan
sekolah, membiasakan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,
berhati-hati dalam memilih teman karena teman sepergaulan dapat
memberikan pengaruh pada diri kita,
5) Untuk Peneliti, diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peneliti
lainnya yang respek terhadap permasalahan pengembangan pendidikan,
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta
Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta
Budimansyah Dasim dan Suryadi Karim. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Damyanti dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Depdikbud. (1988). Media Instruksional IPS. Jakarta: Depdikbud
Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Depdiknas. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas
Djahiri, Kosasih. (1994/1995). Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai-Moral PVCT. Bandung: Lab. PMPKN IKIP Bandung
Djamarah Bahri, S. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta
Elmubarok, Zaim. (2007). Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alfabeta
Gordon, Thomas. (1996). Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia
Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Nasional
Koesoema, Doni A. (2008). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Globalisasi. Jakarta: Grasindo
Lembaga Ketahanan Nasional. (1997). Disiplin Nasional. Jakarta: PT Balai Pustaka
Lewis, Ramon. (1997). Dilema Kedisiplinan. Jakarta: PT. Grasindo
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurmalina, Komala dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Soerjono, Soekanto. (1983). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Somantri, Muhammad Numan. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga
Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Syamsu Yusuf LN. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Syaripudin, Tatang. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI
Winataputra, Udin dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civic). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan
B. Jurnal
Mahpudz, Asep. (2007). “Nilai dan Moral dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar”. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Vol II. No. 1412-5463.
Sapriya. (2007). “Kedudukan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks
Filsafat Pendidikan”. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Vol II. No. 1412-5463
Somardi. (2007). “Konsepsi Kewarganegaraan dan Pendidikan
Kewarganegaraaan: Sebuah Refleksi”. Nasionalisme dan Upaya Demokrasi. Vol I. No. 1412-5463.
C. Skripsi
Auliya Aenul Hayati. (2011). Pembinaan Karakter Siswa Sebagai Upaya Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Unggul. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)
Junjunan, Ricky. (2012). Peran Guru PKn dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)
Lina F.R. (2006). Studi Tentang Pelaksanaan Pemberian Sanksi Hukuman untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Sekolah. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)
Kusmiati, Mia. (2004). Peranan Tata Tertib Asrama dalam Menumbuhkan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Septiani, Rahayu Suzi. (2009). Studi Tentang Pemanfaatan Buku Teks dalam Proses Pembelajaranan PKn untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada Program Sarjana UPI (tidak diterbitkan)
D. Tesis
Kokom Siti Komariah. (2002). Proses Pengembangan Kedisiplinan Anak Melalui Cerita. Tesis Pada Program Pasca Sarjana UPI (tidak diterbitkan)
IKIP Bandung (tidak diterbitkan)
Usman Radiana. (1999). Strategi Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah. Tesis Pada Program Pasca Sarjana IKIP Bandung (tidak diterbitkan)
E. Dokumen