• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI BERBASIS WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN RETENSI MAHASISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI BERBASIS WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN RETENSI MAHASISWA."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi untuk mulai secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan perubahan demi perbaikan mutu melalui pengajaran dan pembelajaran, sehingga lulusan yang dihasilkan unggul dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan meningkat.

Umumnya dalam proses pembelajaran mahasiswa sementara ini masih bersikap pasif dalam mengikuti kuliah, mereka baru aktif jika diberikan tugas atau disuruh oleh dosen. Metode perkuliahan yang digunakan umumnya ceramah dan diskusi serta pemberian tugas. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif diperlukan adanya pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai. Agar dapat mengondisikan mahasiswa untuk memahami bagaimana mendapatkan dan memaknai kumpulan data dan informasi yang mereka terima, pembelajaran harus terkondisi dalam suatu proses berpikir.

(2)

2

belahan otak kiri (logika). Sehingga prinsip accelerated learning dapat tercapai dengan strategi menulis.

Menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Rose (dalam Barrody, 1993) mengatakan bahwa menulis dipandang sebagai proses berpikir keras yang dituangkan di atas kertas. Manzo (2002) menyatakan bahwa menulis dapat meningkatkan taraf berpikir siswa ke arah berpikir yang lebih tinggi (higher-order-thinking), salah satunya berpikir kritis.

The Delphi conceptualization (dalam Quitadamo & Kurtz, 2007) mengungkapkan bahwa berpikir kritis meliputi beberapa keterampilan kognitif, di antaranya: analisa, kesimpulan, dan evaluasi. Ennis (dalam Quitadamo & Kurtz, 2007) juga berpendapat konsep berpikir kritis meliputi disposisi tingkah laku dan juga keterampil1an kognitif, sehingga dengan berpikir kritis secara tidak langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi. Berdasarkan sumber lain, kemampuan berpikir kritis merupakan suatu proses untuk mencari makna, bukan sekedar perolehan pengetahuan (Barell dalam Costa, 1985). Kemampuan bernalar dan berpikir reflektif yang diarahkan untuk memutuskan hal-hal yang meyakinkan untuk dilakukan (Ennis dalam Costa,. 1985). Berpikir kritis itu aktivitas evaluatif untuk memperoleh kesimpulan seperti aktivitas mempertimbangkan hasil penalaran tentang suatu informasi (Carbera, 1995).

(3)

2006). Menurut Costa (1985) berpikir kritis menggunakan proses berpikir dasar untuk menganalisis pendapat dan menghasilkan wawasan yang lebih bermakna. Dengan berbekal kemampuan berpikir kritis, guru telah membantu mempersiapkan peserta didik untuk masa depannya. Liliasari (1997) menyatakan bahwa berpikir kritis mampu mempersiapkan peserta didik berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi peserta didik. Stiggins (1994) menambahkan bahwa berpikir kritis harus senantiasa diupayakan dalam membuka diri terhadap informasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya.

Marzano (dalam Quitadamo & Kurtz, 2007) menyatakan bahwa menulis digunakan untuk melakukan restrukturisasi pengetahuan dalam meningkatkan pemikiran yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, menulis dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk berpikir melalui argumentasi dan menggunakan pemikiran yang lebih tinggi untuk memberikan reaksi terhadap permasalahan kompleks.

(4)

4

informasi dengan indikator seperti menjelaskan tujuan masalah, merancang proses yang ingin dicapai, mempertimbangkan kredibilitas sumber. Ketiga dalam hal membuat tulisan berbentuk narasi sama halnya pada fungsi konsep, asumsi, interpretasi dan menarik kesimpulan dengan beberapa indikator seperti menjelaskan hasil observasi, mendefinisikan istilah, mendeskripsikan teori dan konsep, mengaitkan hasil observasi dengan konsep, membuat argumen terhadap masalah menginterpretasikan pernyataan, menginterpretasikan hasil observasi, membuat dan menilai keputusan, menyimpulkan. Keempat dalam hal revisi, editing, dan evaluasi sama pada fungsi implikasi dan akibat-akibat dengan indikator memprediksi kemungkinan terhadap masalah, mengantisipasi dan mencari solusi terhadap masalah menggunakan strategi dan taktik.

Menurut Barrody (1993) salah satu keuntungan dari menulis yaitu dapat meningkatkan retensi siswa. Pada saat menulis belahan otak kanan yang mencakup emosional dan belahan otak kiri yang mencakup logika bekerja secara bersamaan, dengan begitu akan lebih memudahkan kita untuk mengingat sebuah informasi.

(5)

hilang dari ingatan (Dahar, 1996). Salah satu upaya untuk memudahkannya yaitu dengan writing (menulis).

Di dalam kegiatan menulis langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah PAK! (Pusatkan pikiran, Atur kerangka, Karang, Hebat) (DePorter, 2009). Pada tahap P diperlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menentukan poin-poin penting dalam satu bahan bacaan, poin-poin ini dapat dituliskan menggunakan simbol atau ditandai dengan warna yang berbeda. Pada tahap A diperlukan keterampilan berpikir kreatif dalam mengatur kerangka tulisan, dapat dilakukan dengan membuat peta pikiran (mind map) karena salah satu manfaat mind map dapat meningkatkan retensi. Pada tahap A ini, siswa dirangsang untuk berkreasi secara visual dengan kombinasi warna, gambar, dan garis-garis melengkung, dan biasanya otak kita lebih mudah mengingat warna dan gambar. Pada tahap akhir K gunakan kembali keterampilan berpikir kreatif dan kritis secara bergantian dalam membuat tulisan berbentuk narasi yang teratur. Pada tahap ! (hebat) keterampilan kreatif dan kritis untuk mengoptimalkan tulisan, dimana pada langkah ini mencakup revisi, editing, dan evaluasi. Pada saat PAK! itulah belahan otak kanan dan otak kiri kita bekerja secara bersamaan yang akan lebih memudahkan kita untuk mengingat kembali informasi.

(6)

6

Salah satu hasil studi lapangan pada kalangan guru SMA (Zulfiani, 2004) mengemukakan bahwa topik bioteknologi merupakan topik yang menarik dan penting bagi siswa di sekolah tertentu guru yang kreatif dan peka, menyampaikan topik bioteknologi dengan memberikan kesempatan siswanya untuk menemukan konsepnya sendiri. Sementara itu hasil studi lapangan pada mahasiswa LPTK (Zulfiaini, 2004) menunjukkan: (1) bioteknologi merupakan mata kuliah yang penting dan menarik untuk dipelajari karena berisi isu-isu biologi modern; (2) mata kuliah bioteknologi perlu dikembangkan secara seimbang antara teori dan praktek yang langsung berkenaan dengan kehidupan sehari-hari; (3) materi kuliah lain pendukung konsep bioteknologi masih berdiri sendiri-sendiri tidak membentuk keterpaduan; (4) diperlukan suatu pengemasan mata kuliah bioteknologi terpadu materi-etika-keterampilan berpikir bagi mahasiswa calon guru, karena bioteknologi memiliki pendekatan etika dan keterampilan berpikir tertentu; (5) adanya beberapa topik bioteknologi (seperti; hewan transgenik, kloning gen) yang sulit dipahami. Pemahaman mahasiswa terhadap isu etika dan moral bioteknologi bersifat parsial, belum menjadi pengetahuan yang terintegrasi dengan pengetahuan bioteknologi yang dipelajarinya.

(7)

bioteknologi modern tidak dapat dipraktikumkan dalam perkuliahan mengingat bahan, alat, dan biaya yang tidak sedikit, serta memerlukan waktu yang cukup lama. Melihat sedikitnya penelitian yang mengangat topik aplikasi bioteknologi di berbagai bidang dan kecenderungan pembelajaran bioteknologi yang diajarkan melalui ceramah, diskusi, dan praktikum maka dipilih pembelajaran bioteknologi berbasis writing karena selama ini proses writing (menulis) sering dilupakan dan jarang dilatihkan pada mahasiswa dalam proses pembelajaran padahal banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan membiasakan writing (menulis).

Dari sejumlah penelitian mengenai bioteknologi yang telah dilakukan, hanyalah mengangkat suatu konsep bioteknologi konvensional yang berbasis praktikum, sehingga jarang sekali yang mengangkat pengaplikasian bioteknologi dalam berbagai bidang yang mendukung kehidupan manusia serta etika dan moral bioteknologi yang memakai strategi selain praktikum yaitu strategi writing. Hal inilah yang mendasari telah dilakukannya penelitian dengan judul ”pembelajaran bioteknologi berbasis writing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan retensi pada mahasiswa”.

B. Rumusan Masalah

(8)

8

Untuk memperjelas permasalahan di atas, dibuat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran bioteknologi berbasis writing?

2. Bagaimanakah retensi mahasiswa setelah pembelajaran bioteknologi berbasis writing?

3. Kendala apakah yang dihadapi dosen dan mahasiswa pada pembelajaran bioteknologi berbasis writing?

4. Bagaimanakah respon mahasiswa terhadap pembelajaran bioteknologi berbasis writing?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Konsep bioteknologi dibatasi hanya pada sub konsep aplikasi bioteknologi di berbagai bidang kehidupan manusia seperti; (1) bidang industri makanan dan minuman, (2) bidang pertanian/peternakan, (3) bidang lingkungan, (4) bidang sumber daya energi, (5) bidang kesehatan/kedokteran.

(9)

judul, Atur kerangka, Karang, Hebat!) yang dikemukakan oleh Deporter, (2004).

3. Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini meliputi 3 fungsi berpikir kritis yang dikemukakan oleh Inch, et al. (2006) yaitu: konsep, sudut pandang, inferensi dan kesimpulan. Dengan indikator-indikator hasil modifikasi dari indikator berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis (dalam Costa, 1985).

4. Retensi adalah tahap penyimpanan materi yang telah dipelajari atau bertahannya materi yang telah dipelajari dalam ingatan. Retensi mahasiswa dilihat dari nilai tes akhir kedua yang dilakukan 2 minggu setelah tes akhir ke satu. Sedangkan untuk melihat kekuatan retensi dilihat dari nilai tes akhir ketiga yang dilakukan 2 minggu setelah tes akhir kedua. Retensi ini diukur dengan menggunakan recognition method.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada

pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

2. Menganalisis kekuatan retensi mahasiswa pada pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

(10)

10

4. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dosen dan mahasiswa pada pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

5. Mengidentifikasi respon serta tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, yaitu:

1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar serta menambah motivasi belajar dengan pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

2. Bagi dosen, diharapkan dapat menambah pengalaman dalam mengajar dengan menerapkan pembelajaran bioteknologi berbasis writing untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kekuatan retensi mahasiswa. Selain itu, dapat menumbuhkan minat dosen untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

(11)

F. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi menulis digunakan untuk melakukan restrukturisasi pengetahuan dalam meningkatkan pemikiran yang lebih tingg (Marzano dalam Quitadamo dan Kurtz, 2007). Sedangkan menurut Barrody (1993) salah satu keuntungan dari menulis yaitu dapat meningkatkan retensi mahasiswa.

G. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terjadi peningkatan dalam hal kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

H1 : Terjadi peningkatan dalam hal kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

H0 : Tidak terjadi peningkatan retensi mahasiswa sesudah pembelajaran bioteknologi berbasis writing.

(12)

60 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experiment. dengan “one group pre-post-re test design” (perluasan dari one group pretest-postest design) (Fraenkel & Wallen, 2008). Menurut Fraenkel & Wallen (2008) penelitian weak experiment adalah penelitian yang tidak memiliki kelompok kontrol untuk diperbandingkan dengan kelompok eksperimen. Perlakuan difokuskan hanya pada satu kelompok. Di dalam desain “one group pre-post-re test design” tes dilakukan sebanyak 4 kali yaitu sebelum, sesudah perlakuan, dua dan empat minggu setelah perlakuan. Perbedaan nilai T1 dan T2, yakni T2-T1 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan, sedangkan nilai T3 dan T4 digunakan untuk melihat kekuatan retensi. Pola desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest 1 Retest 1 Retest 2

T1 X T2 T3 T4

Keterangan :

X : Perlakuan pembelajaran menggunakan writing T1 : Test awal sebelum perlakuan (Pretest)

T2 : Test setelah diberi perlakuan (Postest)

(13)

B. Definisi operasional

1. Pembelajaran berbasis writing dilaksanakan dengan cara menugaskan mahasiswa untuk membuat karangan mengenai salah satu bioteknologi modern berdasarkan hasil analisis terhadap suatu artikel yang telah disediakan oleh dosen. Selama perkuliahan mahasiswa diberikan waktu selama dua jam perkuliahan untuk membaca dua artikel, sisa satu jam perkuliahan digunakan untuk menyusun karangan. Teknik penyusunan karangan menggunakan aturan PAK! yang dikemukakan oleh DePorter, yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Kemampuan berpikir kritis dijaring melalui tes pilihan ganda dimana soal-soal tersebut disusun berdasarkan elemen berpikir kritis yang akan diukur mecakup konsep, sudut pandang, serta interpretasi dan kesimpulan. Kemampuan berpikir kritis mahasiswa juga dapat dilihat melalui instrumen writing yang merupakan tulisan atau karangan mahasiswa yang disusun berdasarkan aturan PAK! dan hasil tulisan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian.

(14)

62

C. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah kemampuan bepikir kritis dan retensi mahasiswa tingkat III semester VI jurusan pendidikan biologi yang mengontrak mata kuliah bioteknologi di Universitas Pasundan Bandung tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 110 mahasiswa.

b. Sampel

Sampel penelitian adalah kemampuan berpikir kritis dan retensi mahasiswa tingkat III semester VI jurusan pendidikan biologi yang mengontrak mata kuliah bioteknologi di Universitas Pasundan Bandung tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 50 orang mahasiswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

(15)

mengenai konsep yang terkandung dalam karangan, isi karangan yang memperlihatkan keterkaitan antar konsep, serta kriteria penilaian yang terakhir yaitu mencakup tata bahasa siswa dalam karangan yang dibuat. 2. Instrumen kemampuan berpikir kritis berupa lembar evaluasi bentuk pilihan

ganda yang mencakup indikator-indikator yang dimodifikasi dari Inch (2006) dan Ennis (dalam Costa, 1985).

3. Instrumen untuk mengukur retensi mahasiswa menggunakan instrumen yang sama dalam mengukur berpikir kritis yaitu lembar evaluasi bentuk pilihan ganda sebanyak 45 butir soal tetapi setelah diujicobakan dan di uji keterandalan tes nya dengan menggunakan software anates versi 4.0. hanya sebanyak 35 soal yang layak digunakan.

4. Angket untuk menjaring tanggapan mahasiswa mengenai pembelajaran berbasis writing.

E. Analisis dan Validasi Instrumen

Untuk memperoleh instrumen yang baik dan menjamin keterukuran mengenai apa yang hendak diukur, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian dan analisis terhadap instrumen yang akan digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Validitas Butir Soal

(16)

64

memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Arikunto, 2009) sebagai berikut:

rxy =

Rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X = skor butir soal

Y = skor total N = jumlah subjek

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2

Kategori Validitas Butir Soal

(17)

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal

(18)

66

Suatu alat ukur (instrumen) memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walaupun dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama), di manapun dan kapanpun berada (Arikunto, 2009).

Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan metode Kuder Richardson-21 (KR-21) dengan rumus:

1

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata

Vt = varians total

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan kaidah keputusan; jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti tabel di bawah ini.

(19)

Dari hasil perhitungan didapatkan reliabilitas tes keterampilan berpikir kritis, dan tes untuk mengukur retensi adalah: r11 = 0,91 lebih besar dari rtabel = 0,36 maka keputusannya adalah reliabel. Apabila diklasifikasikan berdasarkan kategori pada Tabel 3.4 diatas, maka hasil koefisien reliabilitas ini tergolong sangat tinggi.

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung dengan menggunakan persamaan (Arikunto, 2009) sebagai berikut:

P

Keterangan:

P = indek Kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk tes keterampilan berpikir kritis, dan tes untuk mengukur retensi dengan tingkat kesukaran yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan anates 4.0. berdasarkan hasil analisis yang dilakukan (Arikunto, 2009)

Tabel 3.5

Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0.00 < TK ≤ 0.30 Sukar 0.30 < TK ≤ 0.70 Sedang 0.70 < TK ≤ 1.00 Mudah

(Sumber: Arikunto, 2009)

JSB

(20)

68

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran

(21)

4. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi test atau daya pembeda (D).

Daya pembeda dihitung dengan rumus (Arikunto, 2009):

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran)

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda (Arikunto, 2009) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0.00 < DP ≤ 0.20 Jelek (poor) 0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup (satisfactory) 0.40 < DP ≤ 0.70 Baik (good) 0.70 < DP ≤ 1.00 Baik sekali (excellent) (Sumber : Arikunto, 2009)

(22)

70

perhitungan menggunakan anates 4.0 disajikan dalam tabel 3.7. Semua hasil perhitungan tentang daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Lampiran B.

Tabel 3.8

Hasil Uji Coba Daya Pembeda Butir Soal

Kategori Jumlah Nomor Soal Persentase

(%)

Jelek (poor) 8 3,9,14,25,28,40,42,44 18

Cukup

(satisfactory) 9 6,13,17,19,20,30,38,39,41 20

Baik (good) 17 1,7,8,11,12,15,16,18,23,24,26,32,33,

35,36,37,43 38

Baik sekali

(excellent) 11 2,4,5,10,21,22,27,29,31,34,45 24

Jumlah 45 - 100

Setelah diperoleh hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda maka diperoleh karakteristik instrumen secara keseluruhan. Karakteristik instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya memiliki validitas 0,20-0,80 (dengan kategori rendah hingga tinggi), dengan reliabilitas sangat tinggi yaitu sebesar 0,91, untuk tingkat kesukaran instrumen yang digunakan termasuk kategori mudah hingga tinggi (0,20-0,70), sedangkan untuk daya pembeda yang termasuk kategori cukup hingga sangat baik (0,37-0,87).

Berdasarkan hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan

(23)

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Uji Coba No.

Soal

Validitas Tingkat

(24)

72

No. Soal

Validitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Reliabilitas Keterangan Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

(25)

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Penilaian Writing

Sub Konsep

Persentase Skor Tiap Aspek (%)

Isi tulisan Konsep Sudut

Pandang

Sub Konsep 1 : Aplikasi bioteknologi dalam bidang industri makanan/minuman.

Sub Konsep 2 : Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian/peternakan.

Sub Konsep 3 : Aplikasi bioteknologi dalam bidang lingkungan.

Sub Konsep 4 : Aplikasi bioteknologi dalam bidang sumber daya energi.

Sub Konsep 5 : Aplikasi bioteknologi dalam bidang kesehatan/kedokteran.

(26)

74

ujicoba tersebut maka, peneliti menggunakan sluruh artikel untuk digunakan dalam pembelajaran bioteknologi dengan menggunakan strategi menulis.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengambilan kesimpulan.

a. Tahap Persiapan

1) Membuat proposal penelitian

2) Melaksanakan seminar proposal penelitian 3) Memperbaiki proposal penelitian

4) Membuat surat izin penelitian

5) Mengadakan observasi terlebih dahulu ke UNPAS 6) Menyusun instrumen penelitian

7) Meminta pertimbangan (judgment) instrumen penelitian kepada dosen ahli

8) Melakukan revisi instrument hasil judgment 9) Melakukan uji coba instrumen

10) Menganalisis butir soal

11) Menentukan kelompok sampel penelitian

(27)

b. Tahap Pelaksanaan

1) Melaksanakan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal berpikir kritis mahasiswa.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran bioteknologi berbasis writing pada seluruh sampel penelitian.

3) Melaksanakan tes akhir kesatu untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis sekaligus pemahaman mahasiswa setelah pembelajaran.

4) Melaksanakan tes akhir kedua yang dilaksanakan 2 minggu setelah tes kesatu untuk mengetahui kekuatan retensi mahasiswa.

5) Melaksanakan tes akhir ketiga yang dilaksanakan 4 minggu setelah tes kesatu untuk mengetahui kekuatan retensi mahasiswa.

6) Meyebarkan angket untuk mengetahui respon/tanggapan mahasiswa mengenai pembelajaran berbasis writing.

7) Melakukan pengolahan data. c. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan kecenderungan hasil responden mahasiswa dalam angket.

G. Pengolahan Data

Data tes kesatu dan kedua diolah secara statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

(28)

76

uji Kolmogorov-Smirnov pada program komputer Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi 18.0. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan karena nilai probabilitas yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan distribusi teoritik, bukan berdasarkan hasil kecenderungan dari nilai (Siegel, 1990).

Data dikatakan normal bila nilai probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) > 0,05. Perhitungan uji normalitas data tes awal, tes akhir, dan N-gain kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran.

2. Pengujian retensi menggunakan metode Recognition Methods dengan

rumus: % retensi = !

" 100%

Skor retensi yang diperoleh selanjutnya dikategorikan dalam beberapa predikat (Syah, 2010):

Tabel 3.11 Predikat Skor Retensi

Skor Predikat

≥ 80% Sangat baik

70% - 79% Baik

60% - 69% Cukup

50% - 59% Kurang

≤ 49% Sangat kurang

3. Perhitungan Writing

% Indikator = %&'()* +,+-) .)/0 '1/&/%&22)/ ,/3,2)456 416+17&4 %&'()* 454)( +,+-)

4. Perhitungan Angket

(29)

5. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dianalisis menggunakan N-Gain (Meltzer, 2002) sebagai berikut :

100%

Kriteria gain ternormalisasi diperlihatkan pada tabel berikut: Tabel 3.12

Kriteria Gain Ternomalisasi

No GainTernormalisasi N-Gain

1 Rendah 0 – 0,30

2 Sedang 0,31– 0,69

3 Tinggi 0,70-1,00

(30)

78

Gambar 3.1 Alur Penelitian

H. Alur Penelitian

I.

Rentang waktu 2 minggu

Rentang waktu 2 minggu

I. Tahap Persiapan Penyusunan Proposal

Pembuatan Instrumen

Penentuan subjek penelitian

Pembiasaan pada konsep lain

2. Tahap Pelaksanaan

Judgment Perbaikan Instrumen

Mahasiswa Kls B Smstr 6 Uji Coba Instrumen

Tes awal

Pembelajaran Bioteknologi berbasis

Writing

Tes akhir & Angket

Retest 1

Retest 2

3. Kesimpulan Pengolahan data

(31)

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran bioteknologi berbasis writing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebelum pembelajaran sebesar 54,86, sedangkan setelah pembelajaran rata-rata kemampuan berpikir kritis mahasiswa meningkat menjadi 73,62 dengan N-gain sebesar 0,40 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan retensi mahasiswa dipengaruhi oleh faktor lain, serta metode pembelajaran yang lebih inovatif. Hasil writing mahasiswa menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis yang mencakup kemampuan dalam mendeskripsikan konsep serta memberikan interpretasi dan kesimpulan dapat digolongkan tinggi. Sedangkan dalam memberikan sudut pandang atau argument kemampuan mahasiswa masih rendah.

Kekuatan retensi mahasiswa selama interval waktu 2 hingga 4 minggu setelah pembelajaran ternyata konstan artinya selama interval waktu itu tidak terdapat peningkatan maupun penurunan, yaitu sebesar 98% dengan predikat sangat tinggi, artinya dalam interval waktu 2 hingga 4 minggu setelah pembelajaran ingatan mahasiswa masih baik.

(32)

108

memerlukan penalaran yang cukup tinggi. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membaca dan menuliskan kembali. Aturan PAK! yang digunakan dalam writing dimana mengharuskan membuat draf kasar kemudian draf halus cukup membuat mereka jenuh. Jika tidak disertai “mood” menjadikan mereka malas untuk menulis. Sedangkan hambatan yang dikemukakan oleh dosen dalam pembelajaran berbasis writing ini diantaranya; pertama sulitnya mencari artikel yang isi dan bahasanya mudah dimengerti oleh mahasiswa. Kedua, dalam penskoran writing terlalu banyak aspek yang dinilai sehingga memerlukan waktu yang lama dalam penskoran.

Sebanyak 48% mahasiswa mengungkapkan merasa tertarik dan nyaman menggunakan metode writing untuk konsep-konsep tertentu pada mata kuliah bioteknologi. 52% mahasiswa mengungkapkan lebih tertarik lagi jika pembelajaran bioteknologi menggunakan metode praktikum.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran bioteknologi berbasis writing untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan retensi mahasiswa, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa

Dalam perkuliahan, mahasiswa sebaiknya memiliki minat yang baik serta kesiapan yang matang untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan baru yang dapat meningkatkan kualitas belajar.

(33)

109 2. Bagi Dosen

a) Setiap mengawali perkuliahan, hendaknya dosen memberikan motivasi kepada mahasiswa. Pemberian motivasi ini penting agar mahasiswa memiliki perhatian, membangkitkan minat, serta termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan perkuliahan guna memperoleh hasil yang baik.

b) Untuk menerapkan pembelajaran berbasis writing sebaiknya dilakukan pembiasaan yang cukup. Dalam prosesnya pun berikan keleluasaan waktu agar tulisan yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. 3. Bagi Peneliti lain

(34)

110

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B. I. (2003). Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMU Melalui Strategi THINK-TALK-WRITE. Disertasi Doktor UPI: tidak dipublikasikan.

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Dirjen Dikti. Depdikbud.

__________. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Barrody, A. J. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8. Helping children think mathematically. New York: Merril, an in print of Macmillan Publishing, Company.

Bohrer, K. E. (2004). Scientific Journal writing for Dummies: An Approach to Teachhing Scientific Writing to First-Year Biology Majors In An Introductory Lab. Mini Workshop. Vol:25.

Bourgaize, et al., (2000). Biotechnology Demystifying the Concepts. Addison Wesley Longman, Inc: San Fransisco.

Carberra, G. A. (1985). ”A Framework For Evaluating The Teaching Of Critical Thinking”. Education. 113(1), 59-63.

Costa, A. L. (1985). The Principal’s Role In Enhancing Thinking Skill. Dalam Costa, A. L. (ed). Developing Mind: A Resource Book For Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Deese, J. (1959). The Psichology Of Learning. New York: McGraw-hill. Book Company. Inc.

DePorter, B. (2009). Quantum Writer. Bandung: Kaifa.

Dimiyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ennis, Robert H. (1985). Goals For A Critical Thinking Curriculum. Dalam

(35)

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Inc.

Gerdeman, R.D, Russell, A.A. and Worden, J.K. (2007). Web-Based Student SWriting and Reviewing in A Large Biology Lecture Course. Journal of College Science Teaching. pg. 46.

Hake, R. (1998). Interactive-engagement vs. traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Tersedia: http://serc.carleton.edu/resources/1310.html (31/06/2006). Handary. (2009). BIOTEKNOLOGI. Tersedia:

http://handari.ngeblogs.com/2009/12/18/biteknologi/

Harinaldi. (2005). Prinsip-prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Jakarta: Erlangga.

Hendaryono & Wijayani. (1994). Teknik Kultur Jaringan. Jakarta: Kanisius. Hidayat, T. (2009). Pengantar Bioteknologi. Bandung: UPI.

Hohenshell, L. M. And Hand, B. (2006). Writing-to-learn Strategies In Secondary Scholl Cell Biology: A Mixed Method Study. International Journal of Science Education. Vol. 28 pp. 261-289.

Hohenshell, L. M., Hand, B. And Staker. J. (2004). Promoting Conceptual Understanding of Biotechnology: Writing to Younger Audience. The American Biology Teacher, pg. 333.

Inch, E.S. et al. (2006). Critical Thinking and Communication: The Use of Reason in Argument. 5 th Ed. Boston: Pearson Education, Inc.

Komiadi, D. (2007). Aku Bisa Menulis (Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap). Yogyakarta: Sabda Media.

Kompas. (2008). Kompas Berbicara Tentang Yoghurt. Tersedia:

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/05/15/03422580/kompas-berbicara-tentang-yoghurt...

Kompas. (2009). Perkembangan Bioteknologi Dalam Berbagai Bidang. Tersedia:

(36)

112

Liliasari. (1997). Pengembangan Model Pembelajaran Materi Subjek untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi Mahasiswa Calon Guru IPA. Laporan Penelitian. Bandung: FPMIPA IKIP Bandung.

Manzo, A. (2002). Higher-order Thinking Strategies For The Classroom. (online). http://members.aol.com/MattT10574/HigherOrderLiteracy.html (20/10/2009)

Margono, et al. (2000). Buku Panduan Teknologi Pangan. Pusat Informasi Wanita dan Pembangunan PDII-LIPI Bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation (1993). Jakarta. Tersedia:

http://www.ristek.go.id.

Marsh, L. (2007). Digital Media Center (DMC), Mind Maping. Tersedia:

http://dmc.edu//activities/mindmap/ (03/01/2008).

Masingila, J. O. & Wisniowska, E. P. (1996). Developing and Assessing Mathematical Understanding in Calculus through Writing. In P. C. Elliot, and M.J. Kenney (Eds). 1996 Yearbook. Communication in Mathematics, K-12 and Beyond. USA: NCTM.

Meltzer, D.E. (2002). The Relation Between Matematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “ Hidden Variable” in Diagnostik Pre test Scores. Journal of Am.J.Phys. 70 (12)., 1-6.

Nalley, W.M. (2001). Tinjauan Filosofis Bioteknologi. Tersedia:

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/02201/wm_nalley.htm

Nasoetion, A.H. (1998). Pengantar ke Filsafat Sains. Bogor: Litera Antar Nusa. Nurfatoni, M. (2007). Bioteknologi: Mempertanyakan Peranan Etika. Tersedia:

http://pojokkata.wordpress.com/2007/08/03/99/

Penner, K. (1995). Teaching Criticaly Thinking. New York: Regent College.

http://Web.Ucs.Ubc.ca/k.Penner/C.Think

Prayitno. (2006). Kadar Asam Laktat dan Laktosa Yoghurt Hasil Fermentasi Menggunakan Berbagai Rasio Jumlah Sel Bakteri dan Persentasi Starter. Animal Production. Vol. 8, No.2, Mei 2006/3/30.

(37)

Putra, Y.P. & Bayu, I. (2002). Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: Kompas Gramedia.

Quitadamo, I. J and Kurtz, M. J. (2007). Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance In General Education Biology. CBE-Life Sciences Education. Vol. 6, 140-154.

Rose, C. dan Nicholl, M. J. (2003). Accelerated Learning For The 212 Century Cara Belajar Cepat Abad XXI. Jakarta: Nuansa.

Rostikawati, T. R. (2008). Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreatifitas Siswa. (Online).

http://fkip-unpak.org/teti/.htm (09/01/2008)

Ruseffendi, E.T. (2005). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Rustaman, N. (1990). Kemampuan Klasifikasi Logis Anak. (Studi tentang Kemampuan Klasifikasi Abstraksi dan Inferensi Anak Usia SD pada Kelompok Budaya Sunda. Disertasi PPS UPI: tidak dipublikasikan. Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Siegel, S. (1990). Statistika Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Gramedia.

_______. (1992). Statistika Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Splitter, L. J. (1992). Critical Thinking: What, Why, When, and How. Journal of Education Phylosophy and Theory, 23, (1),89-109.

Stigins, R.J. (1994). Student-Centered Clasroom Assesment. New York: Merril-Macmilan College Publishing Company.

Sudjadi, (2008). Bioteknologi Kesehatan. Kanisius: Yogyakarya Sudjana. (1986). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

(38)

114

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Roadakarya.

Tarigan, G. H. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tomo. (2003). Mengintegrasikan Teknik Membaca dalam SQ4R dan Membuat Catatan Berbentuk Graphic Postoorganizer dalam Pembelajaran Fisika. Disertasi PPS UPI: tidak dipublikasikan.

Winarno, F.G., (1980). Bahan Pangan Terfermentasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan, IPB: Bogor

Winkel, W. S. (1989). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

Wycoff, J. (2003). Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa.

Yati, E. (2010). Inovasi Bioremediasi Laut. Tersedia:

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/28/03422580/inovasi-bioremediasi-laut (09/01/2010)

Yudhim. (2008). Makalah Bioteknologi. Tersedia:

http://yudhim.blogspot.com/2008/01/makalah.html

Yuwono, T. (2008). Bioteknologi Pertanian. UGM Press: Yogyakarta.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kategori Validitas Butir Soal
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh intensitas cahaya dan penyiraman air yang berbeda terhadap perkembangan serat batang rosella dapat diketahui dari 3 variabel yang diamati yaitu jumlah sel,

Konduksi termal merupakan suatu fenomena transport dimana perbedaan temperatur menyebabakan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang lain dari

Penelitian ini menguraikan fakta- fakta tentang pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin terhadap gerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

“ Transitivity Process and The structure of Narrative Genre in Selected Indonesian Folk Tales ”.. Faculty of Culture Studies

Researchers at the University of California Davis developed a procedure for getting moving images of body parts, like joints. Professor Robert Boutin, who leads the

ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA UMKM TERHADAP IKLIM USAHA DALAM IMPLEMENTASI MEA DI KOTA

Bukan suatu hal yang mustahil juga apabila nantinya kisah ODHA tersebut akan menjadi catatan kecil dari sebuah zaman. Zaman yang sangat primitif karena masih menganggap AIDS

Pemohon memahami proses asesmen untuk skema Klaster Pengoperasian Alat Berat Heavy Dump Truck Mechanical ( Loading, Hauling dan Dumping ) yang mencakup persyaratan