• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT.FAMILY RAYA KOTA PADANG TAHUN 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT.FAMILY RAYA KOTA PADANG TAHUN 2013."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN

KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI

PT.FAMILY RAYA KOTA PADANG

TAHUN 2013

Oleh :

SEVRA AGITIA

No. BP. 1010333024

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS

Skripsi, April 2014

SEVRA AGITIA No.BP: 1010333024

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. FAMILY RAYA KOTA PADANG TAHUN 2013

viii + 62 halaman, 12 tabel, 2 gambar, 11 lampiran

ABSTRAK Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja, kebiasaan merokok, masa kerja dan durasi kerja dengan kelelahan kerja karyawan bagian produksi PT. Family Raya Padang Tahun 2013.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2013 sampai dengan bulan April 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Family Raya Padang dengan jumlah sampel sebanyak 55 responden. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara langsung menggunakan kuesioner dan kamera untuk pengambilan gambar karyawan saat bekerja. Data diolah dengan SPSS dan dianalisis dengan uji statistik Chi-Square dengan derajat

kepercayaan 95% (α= 0,05).

Hasil

Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara beban kerja(p = 0,019), dan durasi kerja (p = 0,033), dengan kelelahan kerja. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan merokok (p = 0,303) dan masa kerja (p=0,134) dengan kelelahan kerja.

Kesimpulan

Terdapat hubungan antara beban kerja dan durasi kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Family Raya Padang. Untuk meminimalisasi terjadinya kelelahan kerja, diharapkan kepada pihak manajemen perusahaan agar menerapkan kedisiplinan waktu jam kerja dan diharapkan kepada karyawan bagian produksi agar melakukan istirahat dan relaksasi dengan peregangan otot apabila merasakan keluhan-keluhan selama bekerja.

Daftar Pustaka : 25 (1995-2011)

(3)

FACULTY OF PUBLIC HEALTH ANDALAS UNIVERSITY

Undergraduate Thesis, April 2014

SEVRA AGITIA No. BP. 1010333024

FACTORS CORELATED WITH WORK TIREDNESS ON PRODUCTION DIVISION EMPLOYEES OF FAMILY RAYA COMPANY PADANG IN 2013

viii + 62 pages, 12 tables, 2 pictures, 11 appendix

ABSTRACT Objective

The purpose of this study was to know the relationship of workload, smoking habit,year of service and working duration with work tiredness on the production employees of Family Raya Company Padang in 2013.

Methods

This study was an observational research using cross sectional design. It was doing from September 2013 to April 2014. Population in this study was the production employees of Family Raya Company with number of sample were 55 respondens. Method of sampling in this study was using simple random sampling method. Data was collected through observation and direct interviews using questionnaires and a camera to capture images of employees at work. The data was proccesed with SPSS and analyzed by Chi-Square test statistic with 95% (α = 0.05) confidence interval.

Results

The results showed that there were a significant relationship between workload (p = 0.019), and working duration (p = 0.033) with work tiredness. There was no significant relationship between smoking habit (p=0,303) and year of service (p = 0.134) with work tiredness.

Conclusions

There were a relationship between workload and working duration with work tiredness in the production employees Family Raya Company Padang. To minimized work tiredness, expected to the company management in order to apllying discipline of work time and it was better for workers to rest and do a stretching of muscle if feeling sighs during working

References : 25 (1995 – 2011)

(4)

1

BAB 1 :PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil

maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja

mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan

pembangunan.(1)

Keterlibatan manusia khususnya tenaga kerja dalam proses pembangunan

semakin meningkat. Agar tenaga kerja menjadi sehat dan produktif, maka peranan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3 ) semakin menjadi penting. Hal ini didukung

pula oleh perkembangan jangkauan pembangunan kesemua sektor ekonomi,

termasuk sektor informal, tradisional dan industri kecil.(2)

Setiap pekerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja. Faktor kesehatan dan keselamatan kerja menjadi

penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja dan pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan. Oleh karena

itu penerapan K3 sebagai bagian dari operasi perusahaan merupakan syarat yang

tidak dapat diabaikan dalam proses produksi untuk dapat mencapai efisiensi dan

produktivitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing. Kebijakan penerapan

K3 merupakan upaya dalam mengantisipasi hambatan teknis di era globalisasi dan

perdagangan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko

(5)

2

upaya pencegahan kecelakaan kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost)

perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang

memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.(3)

Dalam upaya untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat

diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui penyelenggaraan upaya

kesehatan kerja.(4)

Tujuan dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat

dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang

memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan

kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan

kegairahan serta kenikmatan kerja.(5)

Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering

dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat

mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas.

Investigasi di beberapa negara menunjukkan bahwa kelelahan (fatigue) memberi

kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. Kelelahan adalah keadaan

yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Semua jenis

pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Lelah bagi setiap orang akan

mempunyai arti tersendiri dan bersifat subjektif.(5)

Kelelahan kerja mengakibatkan terjadinya penurunan daya kerja dan

berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja serta menimbulkan perasaan lelah.

(6)

3

mampu lagi bekerja sehingga berhenti bekerja sebagaimana halnya kelelahan

fisiologis yang menyebabkan tenaga kerja yang bekerja fisik menghentikan

kegiatanya bahkan tertidur. Kelelahan kerja akan sangat mengganggu kelancaran

pekerjaan dan berefek buruk kepada tenaga kerja yang bersangkutan.Kelelahan yang

terus menerus untuk jangka waktu yang panjang akan menyebabkan terjadinya

kelelahan kronis.Kelelahan ini cenderung menyebabkan meningkatnya absen kerja

dan menyebabkan tingginya angka sakit pada tenaga kerja.(5)

Data dari International Labour Organization (ILO) menunjukkan bahwa di

dunia hampir setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena

kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut

menyatakan dari 58.155 sampel, sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan kerja

yaitu sekitar 32,8% dari keseluruhan sampel penelitian.(6)

Berdasarkan data mengenai kecelakaan kerja yang tercatat di Kompas tahun

2004, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8%

disebabkan kelelahan yang cukup tinggi. Lebih kurang 9,5% atau 39 orang

mengalami cacat.(7)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Wahyuni pada tahun

2013 terhadap pekerja bengkel mobil di Kecamatan Padang Utara, didapatkan lebih

dari separuh pekerja bengkel mobil mengalami kelelahan kerja yaitu 62,5%.

Kelelahan yang dialami adalah jenis kelelahan sedang dengan gejala yang dialami

responden berupa perasaan haus (100%), lelah pada seluruh tubuh (85%), dan nyeri

di bagian punggung (85,0%). (8)

Grandjean dalam bukunya Fitting The Task to The Human 5th Edition (1997)

kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam tubuh sesorang

(7)

4

juga dipengaruhi faktor eksternal / pekerjaanya (beban kerja yang berasal dari luar

tubuh pekeja, seperti organisasi dan lingkungan kerja).(9)

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Granjean (1991:838) pada

Encyclopedia of Occupational Health and Safety, ILO, Geneva, Swiss penyebab

kelelahan adalah kebiasaan merokok, Circadian Rhytm, keadaan nutrisi, intesitas

dan lamanya kerja fisik dan mental, lingkungan , kondisi psikologi, rasa nyeri,

kebiasaan berolahraga dan kondisi kesehatan.(10)

Faktor umur merupakan penyebab sering terjadinya kelelahan pada pekerja.

Beberapa penelitian telah mengidentifikasikan pada pekerja yang berusia dibawah

40- 50 tahun, sebagai salah satu kelompok paling berisiko menegalami kecelakaan

yang disebabkan oleh kelelahan.(11)

Kesehatan pekerja atau kondisi tubuh pekerja sangat mempengaruhi tingkat

kelelahan yang terjadi pada pekerja. Kesehatan fisik dan mental para pekerja juga

mempengaruhi kelelahan pada pekerja. Manusia memiliki pikiran-pikiran dan

pertimbangan-pertimbangan, salah satu pikiran yang mengganggu adalah

kekhawatiran dimana kekhawatiran ini meningkat dan menjadi tegangan pikiran

yang mengakibatkan pekerja yang bersangkutan menjadi sakit. Tekanan hidup juga

tercermin dalam pekerjaanya misalnya perlambatan kerja ataupun kerusakan alat.(11)

Faktor kebiasaan merokok juga menjadi salah satu faktor terjadinya kelelahan

dan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Seseorang yang merokok lebih dari 10

batang rokok/ hari dapat menurunkan kapasitas paru-paru sehingga kemampuan

untuk mengkonsumsi oksigen menurun, dan akibatnya tingkat kesegaran tubuh juga

menurun. Apabila yang bersangkutan harus melakukan tugas yang menuntut

pengerahan tenaga dan kerja fisik yang berat, maka akan mudah terjadinya kelelahan

(8)

5

Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10

jam. Sisanya ( 14-18 jam ) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan

masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari

kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas, dan

produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya terlihat penurunan kualitas dan

hasil kerja, serta menimbulkan kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan

kecelakaan.(5)

Seorang tenaga kerja dapat bekerja dengan baik dan efisien selama 40-50 jam

dalam seminggu. Lebih dari itu, kemungkinan besar untuk timbulnya kelelahan,

penyakit, gangguan kesehatan dan kecelakaan akan semangkit meningkat. Makin

panjang waktu kerja dalam seminggu, makin besar kecendrungan terjadinya hal-hal

yang tidak diinginkan bagi tenaga kerja maupun pekerjaanya itu sendiri.(5)

Suma’mur (1996) dalam bukunya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

Indonesia menyatakan bahwa produktivitas mulai menurun setelah empat jam

bekerja terus menerus (apapun jenis pekerjaannya) yang disebabkan oleh

menurunnya kadar gula di dalam darah. Itulah sebabnya istirahat sangat diperlukan

minimal setengah jam setelah empat jam bekerja terus menerus agar pekerja

memperoleh kesempatan untuk makan dan menambah energi yang diperlukan

tubuh untuk bekerja.(5)

PT. Family Raya merupakan perusahaan yang berlokasi di Kelurahan Gurun

Laweh Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. PT. Family Raya memproduksi

karet remah (crumb rubber) dengan jenis Standard Indonesian Rubber 20 (SIR-20)

dengan jumlah produksi kurang lebih 20.000 ton setiap tahun. Perusahaan terbagi

menjadi beberapa bagian yaitu bagian produksi, barang penolong, personalia,

(9)

6

menjadi dua bagian yaitu produksi basah dan produksi kering. Meskipun proses

produksi sebagian besar sudah menggunakan mesin, namun masih banyak pekerjaan

yang dilakukan secara manual seperti, memindahkan bahan baku ke tempat

pencucian, mengangkat karet ke timbangan, mendorong troli, memotong,

membungkus, dan kegiatan manual lainnya yang dapat menimbulkan keluhan

kelelahan kerja.

Jadwal kerja karyawan bagian produksi PT. Family Raya adalah dari hari

senin hingga hari sabtu dan hanya satu shift kerja setiap harinya. Berdasarkan survei

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 September 2013 kepada 10

orang karyawan bagian produksi PT. Family Raya Kota Padang melalui wawancara

dan kuisoner didapatkan bahwa 65% karyawan mengalami kelelahan kerja. Gejala

kelelahan yang banyak dirasakan oleh karyawan adalah kelelahan pada seluruh tubuh

yang mencangkup berat dan pusing dibagian kepala, punggung, mata, tangan dan

kaki, dan beberapa karyawan juga mengalami kelelahan sehingga sering kurang

berkosentrasi.

Kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja yang disebabkan oleh

faktor kelelahan yang kerap terjadi pada pekerja harus diminimalisir, perlu adanya

suatu perbaikan dan standar sistem kerja, baik oleh pengelola perusahaan maupun

pemerintah terkait dalam memperhatikan hak-hak pekerja, termasuk dalam,

memperhatikan kejadian kelelahan dan faktor-faktor penyebabnya pada pekerja.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul penelitian “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kelelahan Kerja pada Karyawan Bagian Produksi PT.Family Raya

(10)

7

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan pada latar belakang di atas, maka

perumusan masalah pada penelitian ini adalah apa sajafaktor yang berhubungan

dengan kelelahan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Family Raya Kota

Padang Tahun 2013 ?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan terhadap kelelahan kerja

pada karyawan bagian produksi PT. Family Raya Kota Padang Tahun 2013.

1.3.2Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi kelelahan yang dirasakan karyawan bagian

produksi PT. Family Raya Kota padang Tahun 2013.

2. Mengetahui distribusi frekuensi beban kerja karyawan bagian produksi PT.

Family Raya Kota padang Tahun 2013.

3. Mengetahui distribusi frekuensi kebiasaan merokok karyawan bagian

produksi PT. Family Raya Kota padang Tahun 2013.

4. Mengetahui distribusi frekuensi masa kerja karyawan bagian produksi PT.

Family Raya Kota padang Tahun 2013.

5. Mengetahui distribusi frekuensi durasi kerja karyawan bagian produksi PT.

Family Raya Kota padang Tahun 2013.

6. Mengetahui hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan

bagian produksi PT.Family Raya Kota Padang Tahun 2013.

7. Mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan kelelahan kerja pada

(11)

8

8. Mengetahui hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan

bagian produksi PT.Family Raya Kota Padang Tahun 2013.

9. Mengetahui hubungan durasi kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan

bagian produksi PT.Family Raya Kota Padang Tahun 2013.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan di

bidang kesehatan khususnya bidang kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya

mengenai pekerjaan yang memiliki faktor risko kelelahan kerja seperti faktor internal

dan eksternal individu ,serta bertujuan mengoptimalkan kondisi lingkungan kerja.

1.4.2Manfaat Praktis

a. Bagi PT. Family Raya

Dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan dalam

menurunkan angka kelelahan kerja di PT. Family Raya.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan masukan untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan

keilmuan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja terutama faktor-faktor yang

dapat menyebabkan kelelahan kerja.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Family Raya Kota Padang untuk melihat faktor

kapasitas kerja dengan kelelahan kerja karyawan bagian produksi PT.Family Raya

Kota Padang. Faktor-faktor yang ingin diteliti yaitu hubungan , beban kerja,

kebiasaan merokok, masa kerja, durasi kerja, dengan kelelahan. Kelelahan kerja yang

dimaksud disini adalah kelelahan yang meliputi bagian kepala, seluruh badan, mata,

Referensi

Dokumen terkait

Kebisingan yang tidak terkendali dengan baik dan melebihi NAB dapat meningkatkan kelelahan kerja, seperti halnya tingkat kelelahan di bagian produksi khusunya di bagian

Universitas Kristen Maranatha padat di tempat kerja merupakan faktor dari lingkup area pekerjaan yang dapat membuat karyawan bagian produksi PT “X” merasa kelelahan dan ketegangan

Dari hasil penelitian tentang “Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton“ yang telah dilakukan di PT Wijaya

Hasil Uji Spearman Rho Hubungan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja di bagian produksi tulangan beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka

Judul Skripsi : Pengaruh Pelatihan Kerja, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT.

Dari hasil penelitian tentang “Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton“ yang telah dilakukan di PT

Jaya Manunggal Jaya Garmen bagian produksi Berdasarkan hasil penelitian yang didapat yakni adanya hubungan signifikan dan berarah positif antara beban kerja dengan kelelahan kerja dan

Hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja karyawan di Puskesmas Banua Padang Kabupaten Tapin Tahun 2021 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 responden yang memiliki