• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PRAKTIKUM “MENGOLAH MAKANAN KONTINENTAL” SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMK INKLUSI BPP BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PRAKTIKUM “MENGOLAH MAKANAN KONTINENTAL” SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMK INKLUSI BPP BANDUNG."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PELAKSANAAN PRAKTIKUM “MENGOLAH MAKANAN

KONTINENTAL” SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI

SMK INKLUSI BPP BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Tata Boga

Oleh :

ASEP MAOSUL

0901781

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta

PELAKSANAAN PRAKTIKUM “MENGOLAH MAKANAN

KONTINENTAL” SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI

SMK INKLUSI BPP BANDUNG

Oleh Asep Maosul

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan

© Asep Maosul 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ASEP MAOSUL

PELAKSANAAN PRAKTIKUM “MENGOLAH MAKANAN

KONTINENTAL” SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI

SMK INKLUSI BPP BANDUNG

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I Jurusan PKK FPTK UPI

Dr.Ai Nurhayati, M.Si NIP. 19671005 199302 2 001

Pembimbing II,

Cica Yulia, S.Pd, M.Si NIP. 19800701 200501 2 001

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan PKK FPTK UPI

(4)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PELAKSANAAN PRAKTIKUM “MENGOLAH MAKANAN

KONTINENTAL” SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMK INKLUSI

BPP BANDUNG

Praktikum Mengolah Makanan Kontinental harus diikuti oleh seluruh siswa di SMK Inkusi BPP Bandung, termasuk Siswa berkebutuhan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran keterlibatan siswa berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental di SMK Inklusi BPP Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi sebanyak 27 orang dengan sampel sebanyak 17 orang ditentukan secara teknik Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan berupa pedoman observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus pada tahapan proses pembuatan hidangan bitter ballen (42%), dan pada proses pembuatan hidangan vegetable clear soup (46%). Peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus di SMK inklusi BPP Bandung berada pada kriteria cukup dilibatkan dengan persentase (48%). Saran ditujukan pada guru Mata Pelajaran Mengolah Makanan Kontinental hendaknya dapat lebih melibatkan siswa berkebutuhan khusus baik dari segi aspek tahapan persiapan, pengolahan dan penyajian dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental.

(5)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTACT

PRACTICAL IMPLEMENTATION "CONTINENTAL FOOD PROCESSING" STUDENTS WITH SPECIAL NEEDS IN VOCATIONAL

INCLUSIONS BPP BANDUNG

Continental Food Processing Practicum must be followed by all students at SMK BPP Inkusi Bandung, including students with special needs. The general objective of this study was to obtain information or a description of the involvement of students with special needs in a practical implementation in the Food Processing SMK BPP Inclusion Bandung. The method used is descriptive method. The population of as many as 27 people to as many as 17 samples determined by purposive sampling technique. The instruments used in the form of observation. The results show that the involvement of Indian Food Processing practicum students with special needs at this stage of the process of making a dish bitter Ballen (42%), and in the process of making vegetable clear soup dishes (46%). The researchers concluded that the practical implementation Continental Food Processing Students with Special Needs in Bandung SMK BPP inclusion criteria were quite involved with the percentage (48%). The advice is aimed at teachers Continental Food Processing Subjects should be able to better engage students with special needs in terms of both aspects of the stages of preparation, processing and presentation of the practicum Continental Food Processing.

(6)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

E. Praktikum Mengolah Makanan Kontinental ... 30

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan Hasil Penenlitian ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

DAFTAR LAMPIRAN ... 85

(7)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Potongan sayuran cube macedoine ... 20

Gambar 2.2 Pakaian Kerja Praktikum ... 30

Gambar 2.3 Mencuci Sayuran ... 31

Gambar 2.4 Mengukur Bahan Cair ... 34

Gambar 2.5 Menimbang Bahan ... 34

Gambar 2.6 Penyajian Soup ... 35

(8)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bahan Isian Vegetable Clear soup ... 22

Tabel 2.2 Bouquettegarnie dan Mirepoix... 23

Tabel 2.3 Bahan Utama Bitter Ballen ... 26

Tabel 2.4 Vegetable Cutting ... 32

Tabel 3.1 Kriteria Sampling ... 37

Tabel 4.1 Data Aspek Individu Proses Persiapan Pembuatan Hidangan Bitter Ballen. ... 46

Tabel 4.2 Data Proses Persiapan Pembuatan Hidangan Bitter Ballen. ... 47

Tabel 4.3 Data Proses Pengolahan Pembuatan Hidangan Bitter Ballen ... 51

Tabel 4.4 Data Proses Penyajian Hidangan Bitter Ballen ... 55

Tabel 4.5 Data Aspek Individu Proses Persiapan Pembuatan Hidangan Vegetable Clear Soup . ... 58

Tabel 4.6 Data Proses Persiapan Pembuatan Hidangan Vegetable Clear Soup. ... 59

Tabel 4.7 Data Proses Pengolahan Pembuatan Hidangan Vegetable Clear Soup . ... 64

Tabel 4.8 Data Proses Penyajian Hidangan Vegetable Clear Soup . ... 67

(9)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi – Kisi Instrumen ... 87

Lampiran II Instrumen Penenlitian ... 102

Lampiran III Surat - Surat ... 110

(10)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

(11)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan elemen dasar dari hak asasi manusia. Di dalam hak atas pendidikan terkandung berbagai elemen pokok bagi kehihupan manusia. Hak atas pendidikan adalah hak asasi yang dimiliki setiap manusia dan syarat yang mutlak diperlukan demi terpenuhinya hak-hak yang lain. Penyelenggaraan

pendidikan hingga selesai tahapan pendidikan merupakan prasyarat untuk mendapatkan atas pekerjaan, dengan asumsi bahwa dengan pendidikan manusia akan tercerahkan, sehingga mudah untuk berkarya dan berkreasi.

Pendidikan adalah hak setiap individu yang penyelenggaraannya diatur melalui sitem pendidikan nasional. UUD sisdikdas 2003 Pasal 1 menyatakan :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Seperti yang disebutkan dalam pasal 32 UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa “pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi

peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental sosial, dan atau memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Selanjutnya berarti semua orang berhak memperoleh pendidikan, termasuk warga negara yang memiliki kebutuhan khusus, seperti kesulitan belajar, kesulitan membaca (disleksia), menulis (disgrafia), dan menghitung (diskalkulia), maupun penyandang ketunaan (tunanetra, tunarungu, tunalaras, tunagrahita, tuna daksa ) dan masih banyak lagi jenis siswa berkebutuhan khusus (Delphie, Bandi 2007).

Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia. Pemerintah sebagai fasilitator pendidikan bagi

(12)

2

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidak mampuan mental, emosi, atau fisik. Anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan penanganan khusus yang berkaitan dengan kekhususannya. Di Indonesia, istilah yang terlebih dahulu popular untuk mengacu pada anak berkebutuhan khusus berkaitan dengan istilah anak luar biasa.

Pemerintah memiliki sistem dalam dunia pendidikan dengan memberikan kesempatan atau untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus untuk

memperoleh pendidikan disekolah yang reguler yang disebut dengan “Pendidikan Inklusi”. Sistem pendidikan yang dilakukan dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi diantaranya melalui sekolah inklusi bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak normal di sekolah regular sebagai pendidikan formal.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan menengah salah satunya adalah pendidikan kejuruan atau disebut Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut kurikulum SMK tahun 2004 bahwa terdapat tiga kelompok keahlian salah satunya adalah Kelompok Pariwisata.

SMK kelompok Pariwisata sebagai salah satu lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan memiliki tujuan “mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja, mengembangkan sikap professional, memilih karir, mampu berkompetensi, menjadi tenaga kerja tingkat menengah, dan menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif di bidangnya masing –masing”. Sesuai dengan yang tercantum dalam tujuan khusus pengembangan kurikulum SMK tahun 2004, yaitu:

1. Menyiapkan agar peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam kompetensi keahlian yang dipilihnya;

(13)

3

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilih.

SMK Inklusi adalah pendidikan yang didasarkan pada hak asasi dan model sosial, sistem yang harus disesuaikan dengan anak, bukan anak yang menyesuaikan dengan sistem. Pendidikan Inklusi dapat dipandang sebagai pengerakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip utama yang berkaitan dengan anak, pendidikan, keberagaman dan diskriminasi, proses partisipasi dan sumber-sumber yang tersedia,maka pendidikan Inklusi perlu dilaksanakan, sesuai dengan yang tertuang dalam pedoman penyelenggaraan Pendidikan Inklusi : (Direktorat Pendididikan Luar Biasa, 2007):

1. Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak di-diskriminasi-kan dan memperoleh pendidikan yang bermutu.

2. Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya.

3. Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua anak.

4. Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.

Salah Satu SMK Inklusi Kelompok Pariwisata adalah SMK Balai Perguruan Putri (BPP). SMK BPP Bandung merupakan Sekolah Formal yang ditunjuk pemerintah sebagai sekolah inklusi. Penunjukan SMK BPP sebagai sekolah Inklusi dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2005,yaitu untuk memfasilitasi bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama, baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus (ABK).

(14)

4

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

diikuti oleh seluruh siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus kelas X dan kelas IX di SMK BPP Bandung salah satunya adalah mata pelajaran “Mengolah Makanan Kontinental” Kompetensi ini terdiri dari teori dan praktikum.

Praktikum Mengolah Makanan Kontinental harus diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI termasuk siswa berkebutuhan khusus. Materi praktikum Mengolah Makanan Kontinental kelas X meliputi praktikum pembuatan hidangan entree seperti cheese fritters, dan bitter ballen, sedangkan materi praktikum Mengolah Makanan Kontinental kelas XI memperaktekan pembuatan soup seperti paysane

soup, vegetable clear soup dan cream soup.

Praktikum Mengolah Makanan Kontinental meliputi tahapan persiapan, pengolahan dan penyajian. Tahapan persiapan seperti kelengkapan pakaian kerja, prepare bahan, seperti mencuci, memotong dan menimbang bahan. Tahapan

pengolahan adalah proses mengolah bahan makanan menjadi makanan siap saji. Kemudian tahapan penyajian adalah menyajikan makanan dengan menggunakan alat dan garnish yang sesuai.

Berdasarkan study pendahuluan yang penulis lakukan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran Mengolah Makanan Kontinental bahwa dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK BPP Bandung mengalami kesulitan dalam proses persiapan, pengolahan dan penyajian karena teknik memasak dan bahan – bahan yang digunakan dalam hidangan makanan kontinental khususnya dalam praktikum pembuatan vegetable clear soup dan bitter ballen. Kesulitan dalam praktikum pembuatan vegetable

clear soup karena diperlukan teknik membuat stock atau kaldu yang jernih, bening

dan tidak berlemak serta diperlukan teknik potongan sayuran yang benar dan sesuai dalam pembuatan vegetable clear soup.

Kesulitan dalam praktikum pembuatan bitter ballen karena proses

pembuatan dan teknik pengolahan yang bervariasi seperti teknik memasak deep frying, proses pengolahan seperti memanir, menguleni adonan dan membentuk

(15)

5

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

berkebutuhan khusus diharapkan lebih terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental.

Berdasarkan uraian tersebut penulis sebagai mahasiswa Program Studi pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI dan sebagai calon tenaga pendidik di SMK, memiliki ketertarikan tentang keterlibatan pelaksanaan praktikum “Mengolah Makanan Kontinental” siswa berkebutuhan khusus di SMK Inklusi BPP Bandung.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi

Identifikasi masalah dalam penelitian ini diperlukan untuk memperjelas masalah yang diteliti mengenai pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa berkebutuhan Khusus di SMK Inklusi BPP Bandung. Permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Siswa berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan siswa pada umumnya dan memiliki keterbatasan mental, emosi, dan fisik.

2. Siswa berkebutuhan khusus mempunyai kesulitan dalam mengikuti kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental tahapan persiapan, pengolahan dan penyajian karena membutuhkan keterampilan yang khusus dalam pengolahan hidangannya.

2. Rumusan Masalah

(16)

6

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian akan berhasil apabila memiliki tujuan yang jelas, karena tujuan yang jelas merupakan pedoman bagi peneliti dalam menentukan arah dalam kegiatan penelitian, sehingga penelitian tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran keterlibatan siswa berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK

Inklusi BPP Bandung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran spesifik tentang:

a. Keterlibatan siswa berkebutuhan khusus pada persiapan praktikum Makanan Kontinental vegetable clear soup dan bitter ballen di SMK Inklusi BPP Bandung.

b. Keterlibatan siswa berkebutuhan khusus pada pengolahan praktikum Makanan Kontinental vegetable clear soup dan bitter ballen di SMK Inklusi BPP Bandung

c. Keterlibatan siswa berkebutuhan khusus pada penyajian praktikum Makanan Kontinental vegetable clear soup dan bitter ballen di SMK Inklusi BPP Bandung.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Sudjana dan Ibrahim (2009: 64) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu untuk

(17)

7

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti selaku mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga, dan tenaga pengajar. Penelitian ini diharpakan memberikan manfaat berupa saran dan informasi kepada:

1. Peneliti, dapat menambah dan meningkatkan wawasan tentang pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa Berkebutuhan Khusus di SMK BPP Bandung

2. Tenaga pengajar Guru di SMK BPP Bandung sebagai sumber informasi dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental yang dilakukan oleh siswa berkebutuhan khusus.

3. Bagi Dosen Prodi Pendidikan Tata Boga sebagai sumber informasi mengenai keterlibatan siswa berkebutuhan khusus dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental di SMK BPP Bandung.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Upaya untuk memudahkan penelaahan bagian demi bagian dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan urutan penulisan dari setiap bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, dikemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun landasan teori yang mendukung pada penelitian in adalah kajian mengenai Siswa berkebutuhan khusus, Sekolah Inklusi, Kurikulum SMK Inklusi, Siswa berkebutuhan Khusus dan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental.

(18)

8

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dikemukakan pengolahan atau analisis dan untuk menghasilkan temuan dan pembuatan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.

(19)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri SMK BPP Bandung, Jl Van De Venter 14 – 16 Kebon Pisang, Sumur Bandung 40112 Jawa Barat. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian atas dasar permasalahan yang penulis teliti terdapat di SMK BPP Bandung.

Populasi dalam penelitan ini adalah Siswa berkebutuhan Khusus Jurusan Tata Boga SMK BPP Bandung yang berjumlah 24 orang. Kelas X berjumlah 7 orang, kelas XI berjumlah 10 orang dan kelas XII berjumlah 7 orang.

Menurut pendapat Sugiyono (2011: 81) mendefinisikan bahwa sampel adalah : Bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu sampel diambil dari populasi harus benar-benar representative (mewakili).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Mengacu pada pendapat Sugiyono (2009:300) bahwa, “Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” yang dimaksud Pertimbangan tertentu dalam penelitian ini adalah siswa berkebutuhan khusus yang sedang mengikuti mata pelajaran Mengolah Makanan Kontinental yaitu kelas X yang berjumlah 7 orang dan kelas XI yang berjumlah 10 orang seperti yang tertera dalam Tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1

(20)

38

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan secara deskriprif yang berkenaan dengan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang dibuat pedoman observasi terhadap pelaksanaan praktikum “Mengolah Makanan Kontinental” siswa berkebutuhan khusus di SMK inklusi BPP Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus. Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti selanjutnya dideskripsikan melalui penyajian data untuk memperoleh gambaran tentang

bagaimana pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK inklusi BPP Bandung.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang dapat membantu memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad (2011:205), yaitu:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masalah sekarang dan masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis.

Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan penulis untuk memperoleh

gambaran umum tentang masalah yang sedang dihadapi dan menganalisisnya, sehingga kemudian dapat dicari pemecahan masalah mengenai “Pelaksanaan Praktikum “Mengolah Makanan kontinental” Siswa Berkebutuhan khusus di SMK Inklusi BPP Bandung.

(21)

39

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini diperlukan untuk menghindari kesalahan antara pembaca dan penulis sebagai peneliti dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam judul penelitian “Pelaksanaan Praktikum “Mengolah Makanan Kontinental” Siswa Berkebutuhan Khusus di SMK Inklusi BPP Bandung. Definisi operasional dalam judul penelitian adalah :

1. Pelaksanaan Praktikum “Mengolah Makanan Kontinental”

a. Pelaksanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:67) adalah didefinisikan sebagai suatu proses dalam kegiatan pembelajaran praktikum. b. Praktikum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006:892) adalah bagian

dari pengajaran yang bertujuan agar seseorang mendapatkan kesempatan untuk menguji dan melaksanakan teori yang telah didapatkan.

c. Mengolah Makanan Kontinental menurut silabus Mengolah Makanan Kontinental SMK BPP Bandung merupakan mata pelajaran produktif yang harus diikuti oleh seluruh siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus. Ine Amirman Yousda dan Elly Lasmanawati (1991 : 3) menjelaskan bahwa Makanan Kontinental adalah makanan yang berasal dari tiga bagian wilayah yang berada di Eropa, yaitu Eropa Barat, Eropa Timur dan Eropa Selatan.

Pelaksanaan praktikum “Mengolah Makanan Kontinental” adalah proses pengajaran yang dilakukan oleh seluruh siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus di SMK BPP Bandung untuk menguji dan melaksanakan teori yang telah didapakan dalam praktikum mengolah makanan yang berasal dari tiga bagian wilayah yang berada di Eropa, yaitu Eropa Barat, Eropa Timur dan Eropa Selatan.

2. Siswa Berkebutuhan Khusus

a. Siswa menurut Mudjiono (2002 : 22) adalah “subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah”.

b. Berkebutuhan khusus menurut Greta Zahar (2004) merupakan gejala

(22)

40

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Siswa berkebutuhan khusus adalah anak dengan gejala gangguan perilaku berupa kurangnya interaksi sosial penghindaran kontak mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa dan pergaulan tingkah laku.

3. SMK Inklusi BPP Bandung

a. SMK menurut Undang – Undang Sisdiknas No. 20 Pasal 3 (2003) adalah pendidikan menengah kejuruan yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu.

b. Inklusi menurut Smith (2006 : 17) adalah “ istilah terbaru yang dipergunakan untuk penyatuan anak – anak berkelainan (penyandang hambatan/ cacat) ke dalam program –program sekolah”.

c. BPP Bandung adalah yayasan Balai Perguruan Putri yang termasuk pendidikan menengah kejuruan Kelompok Parwisata di kota Bandung”.

Jadi SMK Inklusi BPP Bandung adalah Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri kelompok pariwisata yang menyelenggarakan penyatuan pendidikan anak berkelainan (penyandang hambatan/ cacat) dengan siswa normal dalam program sekolahnya.

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (2008: 134) mendefinisikan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang dibuat pedoman observasi. Menurut Arikunto (2008: 134) pedoman observasi adalah “Cara - cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data sebagi alat bantu dan sarana dalam wujud benda dalam menggunakan metode pengumpulan data observasi”.

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui hasil observasi

(23)

41

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sugiyono (2011: 137) mengemukakan bahwa “Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data”.

Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah Observasi. Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2006:145) mengemukakan bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses bologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting adalah proses –proses pengamatan dan ingatan”.

Observasi harus dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung, pengamat terlebih dahulu harus menetapkan aspek – aspek tingkah laku apa yang hendak diobservasinya, kemudian dibuat pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat tanda check list (v) pada kolom bagian dilakukan atau tidak di check list terhadap bagian

yang tidak dilakukan dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental sesuai dengan bagian yang sudah ditentukan.

Menurut Sugiyono (2010 : 145) dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation (observasi nonpartisipan). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah obervasi partisipasi nonpartisipan bahwa peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Observasi nonpartisipan ini dilakukan penulis kepada siswa berkebutuhan khusus yang

(24)

42

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

G.Analisis Data

Sugiyono (2011: 147) mengemukakan bahwa “Pengolahan data merupakan kegiatan menganalisis data setelah sumber data terkumpul”. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan praktikum siswa berkebutuhan khusus melalui kegiatan observasi yang terdiri dari :

1) Verifikasi Data

Alat Observasi dikumpulkan kemudian dicek tentang kelengkapan data pada tiap item berdasarkan pedoman observasi.

2) Tabulasi Data

Tabulasi dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran mengenai frekuensi tiap tahapan dalam setiap item, sehingga terlihat jelas frekuensi tahapan tersebut. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ali (1985 : 184), bahwa rumus untuk menghitung persentasi adalah :

Keterangan :

P = Persentasi (Jumlah persentasi yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden 100 % = Bilangan tetap

3) Penafsiran Data

(25)

43

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Batasan yang dikemukakan oleh ali tersebut kemudian ditafsirkan dengan menggunakan criteria penafsiran data yang merujuk pada pendapat Riduwan (2010:41) sebagai berikut :

81% - 100% = Sangat diterapkan 61% - 80% = Diterapkan 41% - 60% = Cukup diterapkan 21% - 40% = Kurang diterapkan 0% - 20% = Sangat kurang diterapkan

Merujuk pada pendapat Riduwan diatas kemudian penulis melalukan penyesuaian menjadi :

(26)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V dipaparkan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK Inklusi BPP Bandung.

A. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung pada proses persiapan praktikum pembuatan hidangan bitter ballen berada pada kriteria kurang terlibat, seperti dalam tahapan kegiatan menimbang bahan – bahan yang akan digunakan dan kegiatan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum kegiatan praktikum dimulai.

2. Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung pada proses pengolahan praktikum pembuatan hidangan bitter ballen berada pada kriteria cukup terlibat, seperti dalam tahapan kegiatan memanir adonan kedalam tepung terigu, mencelupkan adonan ke dalam kocokan putih telur dan memanir kembali ke tepung panir.

3. Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung pada proses penyajian praktikum pembuatan hidangan bitter ballen berada pada kriteria cukup terlibat, seperti dalam tahapan kegiatan memasukan bitter ballen ke dalam paper cup dan menggarnish hidangan bitter ballen.

4. Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung pada proses persiapan praktikum pembuatan hidangan vegetable clear soup berada pada kriteria cukup terlibat,

(27)

82

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang akan digunakan dalam proses pembuatan hidangan vegetable clear soup.

5. Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung pada proses pengolahan praktikum pembuatan hidangan vegetable clear soup berada pada kriteria kurang terlibat, seperti dalam tahapan kegiatan memasukan potongan tulang atau daging sapi ke dalam panci, merebus daging, membuang air rebusan pertama dan kegiatan membumbui vegetable clear soup.

6. Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung pada proses penyajian praktikum pembuatan hidangan vegetable clear soup berada pada kriteria cukup terlibat, seperti dalam tahapan kegiatan menuangkan soup ke dalam soup cup dan menggarnish hidangan.

B. Saran

Saran yang diberikan setelah peneliti melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Guru Mata Pelajaran Mengolah Makanan Kontinental

a. Diharapkan guru Mata Pelajaran Mengolah Makanan Kontinental dalam melakukan penilaian untuk siswa berkebutuhan khusus harus didasarkan pada keterbatasan kemampuan yang dimiliki siswa berkebutuhan khsusus baik itu Formal maupun Informal.

b. Diharapkan guru Mata Pelajaran Mengolah Makanan Kontinental mendatangkan guru pendamping dari jurusan PLB (Pendidikan Luar Biasa) yang ahli atau khusus dalam menangani siswa berkebutuhan khusus dalam proses kegiatan praktikum.

(28)

83

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Teman sebaya (Siswa Reguler Kelas X dan Kelas XI Jasa Boga)

a. Diharapkan siswa regular dapat menerima siswa berkebutuhan khusus sebagai teman sekelasnya supaya siswa berkebutuhan khusus tidak merasa minder.

b. Diharapkan siswa regular dapat menjalin komunikasi yang baik supaya dapat bekerja sama dengan baik.

d. Diharapkan siswa regular dapat lebih mengajak, mendorong dan memotivasi siswa berkebutuhan khusus untuk ikut peran serta dalam

(29)

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1985). Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT, Sinar Baru

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bandi, Delpie. M.A, E.S. (2009). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting Pendidikan Inklusi. Sariharjo Sleman : PT Intan Sejati Klaten.

Bandi, Delpie. M.A, E.S. (2010). Modul Pembelajaran untuk Anak dengan Kebutuhan Khusus. Bandung. Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung

David, Smith, J. (2006). Inklusi Ramah Untuk Semua. (Edisi Terjemahan oleh: Muhamad Sugiarmin, MIF Baihaqi). PT Nuansa.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Inklusif. Jakarta: Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Luar Biasa. (2004). Sekolah Inklusi. Jakarta: Depdiknas

Ekawatiningsih, Prihastuti.dkk (2008). Restoran Untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid I. Jakarta: Depdiknas

Ekawatiningsih, Prihastuti.dkk (2008). Restoran Untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid II. Jakarta: Depdiknas

Ekawatiningsih, Prihastuti.dkk (2008). Restoran Untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid III. Jakarta: Depdiknas

Faridah, Anni.dkk (2008). Patiseri Untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid I. Jakarta: Depdiknas

Faridah, Anni.dkk (2008). Patiseri Untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid III. Jakarta: Depdiknas

(30)

85

Asep Maosul, 2013

Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa Berkebutuhan Khusus Di SMK Inklusi BPP Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kurniaty, (2010). Implementasi Layanan Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar Mutiara Bandung. Skripsi Sarjana Pada Jurusan PLB UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Hindriyarin, Kurnia. (2010). Mengolah Makanan Continental. Jasa Boga SMK 3 Cimahi.

Nurani, A.S (2010). Modul Sejarah Makanan Kontinental. Bandung: Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI.

Nurani, A.S (2010). Modul Metode Memasak. Bandung: Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2009). Pendidikan Inklusi. Jakarta: Pemerdiknas

Redaksi Sinar Grapika. (2007). Undang – Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 : (UU RI No. 20 th. 2003). Jakarta: Sinar Grapika

Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tim Redaksi. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka

Trisnamaya. (2009). Proses Pencapaian Kompetensi”Menyiapkan Dan Mengolah

Unggas” Pada Siswa Inklusif Di SMK BPP Bandung. Skripsi Jurusan PKK

FPTK UPI.

Wikipedia.(2013). Bahasa Indonesia . [Online].

Gambar

Gambar 2.1  Potongan sayuran cube macedoine .............................................

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

meaning and of using social knowledge of the situation, the topic and the

Hasil penelitian adalah yang diperoleh adalah sebagai berikut: Fasilitas e-learning UNY telah dikembangkan dengan menggunakan LMS Moodle dan telah berfungsi dengan baik;

Hal ini dilihat berdasarkan hasil penurunan tanahnya sebesar 0,0226 m dengan daya dukung ultimate sebesar 2476,283 kN, dengan jumlah tiang sebanyak 215 tiang dan estimasi biaya

(2012) Teaching writing skills based on a genre approach to L2 primary.. school students: An

¾ Response dari pendengar berupa gerakan tubuh disebut back channel.. ¾ Dengan adanya back channel, pembicara merasa bahwa pendengar cukup memahami pembicaraan. ¾

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi bidang ilmu ekonomi di Perpustakaan Umum Kota Medan berada pada aras minimal dan belum mampu untuk membantu masyarakat dalam

[r]