KETERKAITAN MEDIA PEMBELAJARAN, HAKIKAT MATEMATIKA, DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
RANGKUMAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Yang dibina oleh Ibu Tri Hapsari Utami
Oleh
Muchamad Hanafi
120311418956
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
1. Media Pembelajaran
Media berasal dari kata medium yang berarti sedang atau antara sehingga pengertian media adalah meneruskan atau menyampaikan sesuatu antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Sedangkan pembelajaran berarti tindakan yang ditujukan untuk menjadikan orang lain belajar. Oleh karena itu pengertian dari media
pembelajaran adalah tindakan dalam proses belajar antara guru dan murid dengan menggunakan alat bantu belajar atau teknik belajar supaya murid belajar dengan efektif dan efisien.
Dalam dunia pendidikan media pembelajaran dengan alat bantu mengajar memiliki artian yang berbeda. Alat bantu mengajar merupakan material yang digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran, sedangkan media pembelajaran lebih
kompleks meliputi alat bantu dan metode pengajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran lebih efektif. Pada umumnya proses pembelajaran dapat melalui indra penglihatan dan pendengaran, untuk menunjangnya digunakanlah alat bantu mengajar agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
Secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai pembawa pesa (materi) dari sumber pesan (guru) ke penerima pesan (murid) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Kustiawan,2013:5). Sedangkan secara khusus media pembelajaran berfungsi untuk menarik perhatian murid, untuk memperjelas penyampaian pesan, untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan biaya. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya salah tafsir dan untuk mengaktifkan dan mengefektifkan kegiatan belajar murid.
Menurut Kustiawan (2013:5) media pembelajaran memiliki 3 karakteristik yaitu yang pertama kemampuan fiksatif yang maksudnya media dapat menangkap,
Gerlach dan Ely dalam (Kustiawan,2013:9), menggolongkan media menjadi 8 kelompok berdasarkan ciri-ciri fisiknya yaitu: 1) benda sebenarnya (termasuk orang, kejadian dan benda tertentu), 2) presentasi verbal (mencakup media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, transparansi OHP, catatan dipapan tuls, papan tempel, dan majalah dinding), 3) presentasi grafis (mencakup chart, grafik, peta, diagram, lukisan, dan gambar), 4) gambar diam (potret), 5) gambar gerak (film dan video), 6) rekaman suara, 7) pengajaran terprogram, 8) simulasi (peniruan situasi).
2. Hakikat Matematika
Dalam kamus besar bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan; hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah tentang bilangan. Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1988 :148).
Matematika merupakan ilmu deduktif, terstruktur, dan ilmu yang mempelajari pola dan hubungan. Dikatakan sebagai ilmu deduktif karena untuk mencari kebenaran menggunakan metode deduktif walaupun ada yang menggunakan metode induktif namun untuk pembuktian selanjutnya tetap menggunakan metode deduktif. Di samping itu matematika dikatakan sebagai ilmu yang terstruktur karena konsep-konsep
matematika tersusun dengan sistematis mulai dari konsep yang sederhana sampai yang paling kompleks. Matematika juga merupakan ilmu yang mempelajari pola dan
Matematika sering disebut sebagai dasarnya ilmu pengetahuan dikarenakan kegunaannya menyeluruh di segala bidang studi. Sebagai contoh dalam ilmu biologi, matematika berperan dalam hukum Mendel yang menggunakan konsep peluang, dalam ilmu seni rupa matematika berperan dalam penggambaran motif mozaik, dan selain itu matematika juga berperan dalam Teori Ekonomi mengenai Permintaan dan Penawaran dikembangkan melalui konsep Fungsi Kalkulus tentang Diferensial dan Integral.
3. Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran matematika, seorang guru dituntut untuk membuat muridnya memahami konsep-konsep dasar sehingga diberi permasalahan seperti apapun paling tidak siswa mengerti arah penyelesaiannya. Untuk itu teori
konstruktivismelah yang tepat sebagai pijakan dalam membelajarkan matematika. Murid harus berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga murid mampu mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Murid akan mengamati suatu permasalahan kemudian timbul pertanyaan dan penalaran, hal inilah merupakan bagian dari tahapan mengkonstruk pengetahuan.
Konstruktivisme merupakan sebuah teori yang mempelajari bagaimana kita belajar. Teori ini lebih memandang bagaimana belajar itu berangsung, tanpa melihat bagaimana kita mengajar. Kita tidak akan dapat memilih untuk memiliki siswa yang konstruktif suatu hari dan tidak konstruktif pada hari lain. Karena itu belajar hafalanpun juga merupakan sebuah konstruksi, tetapi “ konstruksi yang lemah”. Bahkan bisa jauh dari “titik-titik” matematis yang berguna untuk konstruksi pemahaman (Subandi, 2013:77). Untuk itu guru harus menfasilitasi murid sehingga terjadi komunikasi antara guru dengan murid yang efektif pun juga murid berperan aktif untuk menjelaskan sesuatu atau mencoba menghubungkan ide-ide terkait.
Sebagai langkah perbaikan kualitas pembelajaran matematika, media
pembelajaran yang tepat perlu untuk dicermati seorang guru. Media yang tepat sesuai materi pembelajaran akan memudahkan murid untuk lebih memahami. Menurut Subandi (2013:88) pemanfaatan media dalam proses pembelajaran matematika meliputi: (a) komputer, kalkulator dan teknologi lainnya, (b) materi atau bahan nyata sebagai model, (c) gambar diagram, tabel, dan grafik, (d) istilah dan simbol
penjelasan dan argumentasi, dan (g) presentasi secara lican dan bercerita bedasarkan kenyataan.
4. Keterkaitan Matematika, Pembelajaran Matematika, dan Media Pembelajaran Ilmu matematika, yang mendasari ilmu-ilmu pengetahuan dan menjalar ke segi-segi kehidupan manusia mutlak untuk dipelajari. Oleh karena itu dalam pendidikan, matematika menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri disamping mata pelajaran lain. Seorang guru harus menciptakan suasana kelas yang kondusif dan meningkatkan interaksi dengan murid sehingga membuat matematika adalah mata pelajaran yang harus dikuasai murid dengan penerapannya.
Pembelajaran matematika yang utama adalah memberikan pemahaman tentang konsep daripada mengingat prosedur tanpa mengkaitkannya. Dengan menghubungkan antara konsep dan prosedur matematika, penalaran murid lebih terasah dalam
penyelesaian masalah dan menggunaan ilmu tersebut dalam kehidupan nyata kelak. Guru harus menunjukkan tujuan pembelajaran matematika pada murid dan
mempertimbangkan pengajaran yang mendorong murid untuk merumuskan dan mnyelesaikan permasalahan dengan penalarannya atau pengetahuan murid yang dikonstrusi sendiri sebelumnya.
Daftar Rujukan
Kustiawan, Usep. (2013). Sumber dan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Subandi. (2013). Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif, Malang: UM PRESS.