Telaahan Implementasi Cloud Computing di Bidang Pemerintahan
Cloud Computing dalam pemerintahan (E-Goverment) dapat mendongkrak kinerja khususnya dalam bidang pemerintahan. E-Goverment dapat membantu para staf di bidang pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik ke masyarakat. Pemerintah dalam negara Indonesia telah menggunakan cloud computing.
Contoh pertama yaitu sebagai penyediaan sumber informasi. Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyediakan layanan Cloud Computing sebagai layanan jasa alih daya pengelolaan TIK untuk instansi pemerintah. Layanan ini bertujuan untuk dapat mewujudkan percepatan e-government, karena memungkinkan pengguna pemerintah berkonsentrasi dalam memberikan layanan dan tidak dipusingkan dengan konfgurasi maupun pemeliharan perangkat teknologi informasi.
Selain itu instansi pemerintah seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) juga sudah menggunakan teknologi ini. Dengan demikian, berdasarkan kalkulasi Balai Ipteknet penggunaan layanan jasa komputasi awan dapat menghemat biaya hampir 50% dibanding dengan menyiapkan infrastruktur dan SDM sendiri yang mencapai ratusan juta rupiah.
Keamanan sistem menjadi prioritas utama layanan Cloud Computing yang dilengkapi frewall, VPN dan Security Operating Centre (SOC) yang merupakan software canggih untuk melakukan pemantauan dan penyaringan deteksi dini terhadap seluruh paket yang melewati jaringan. Sehingga ketika terjadi gangguan dan serangan bisa dilakukan tindak lanjut dan pembenahan.
Teknologi Cloud Computing dapat memudahkan untuk sharing informasi dan pertukaran dokumen. Keuntungan lain, UKM dan Koperasi dapat menurunkan biaya investasi dan operasional IT, keragamannya pun sudah ada serta transparansi dan peningkatkan bisnis koperasi maupun UKM dengan kemudahan teknologi yang ada. Kunci dari infrastruktur untuk cloud computing adalah media penyimpanan dan metode komputasi untuk data yang berskala besar.
Keuntungan dengan menggunakan cloud computing adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi resiko pada insfrastructure
2. Dana yang rendah
3. Peningkatan kecepatan inovasi
4. Mengurangi waktu running aplikasi dan waktu respon 5. Biaya yang relatif terjangkau
6. Layanan publik yang lebih baik dengan cara penyediaan informasi yang lebih cepat kepada masyarakat.
7. Mendapatkan informasi lebih terkait dengan masyarakat umumnya. Hal ini diperoleh lewat analisis mendalam terhadap database yang ada.
Cloud computing adalah salah satu tren teknologi informasi (TI) yang akan terus menguat hingga beberapa tahun mendatang. Banyak perusahaan beralih dari solusi TI yang bersifat on-premise ke solusi berbasis cloud computing. Solusi ini menawarkan kenyamanan dan feksibilitas dalam pemasangan dan pemeliharaan perangkat-perangkat TI.
Peralihan dari capital expenditure (capex) ke operational expenditure (opex) di sisi fnansial juga menjadi alasan kuat yang mendorong peralihan ke cloud computing. Bagi usaha kecil menengah (UKM) dan startup, model opex justru menjadi alasan utama mereka untuk mengadopsi cloud computing karena mereka tidak perlu menyiapkan dana besar untuk menikmati layanan teknologi berkelas enterprise.
pemerintah pun tidak perlu menghabiskan sumber daya yang dimilikinya, baik uang maupun tenaga, untuk membeli dan memelihara perangkat TI on-premise. Instansi pemerintah dapat menyerahkan beban kepemilikan berbagai perangkat TI tersebut kepada penyedia cloud computing.
Kenyamanan, feksibilitas, minimalisasi capex, maksimalisasi opex, atau manfaat-manfaat lain yang dirasakan oleh perusahaan swasta pengguna cloud sudah pasti dapat dirasakan juga oleh instansi pemerintah.
Namun sampai saat ini, penggunaan cloud computing di lingkungan instansi pemerintah di Indonesia belum memperlihatkan pertumbuhan signifkan. Beberapa instansi pemerintah memang sudah menggunakan cloud computing, tapi sifatnya masih sporadis dan cenderung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu saja.
Perlu Dukungan Kebijakan
Walaupun Pemerintah Indonesia saat ini sudah mulai menaruh perhatian pada e-government dan pemanfaatan TI untuk memberikan pelayanan publik, penggunaan cloud computing untuk mengembangkan solusi end-to-end atau solusi back-end yang komprehensif di instansi pemerintah boleh dibilang masih rendah.
Bila kita bandingkan dengan instansi Pemerintah Australia, kondisinya berbanding terbalik dengan kondisi di sini. Australia, melalui versi ketiga dari Australian Government Cloud Computing Policy, telah membuka peluang dan mendorong instansi-instansi pemerintahnya untuk menjadikan cloud computing sebagai salah satu pilihan untuk menyediakan layanan publik atau mendukung kegiatan internal.
Peralihan ke solusi TI berbasis cloud tersebut tentu saja tidak bersifat mendadak. Instansi Pemerintah Australia paling tidak harus menunggu habisnya kontrak yang sedang berjalan. Saat kontrak berakhir atau saat dilakukannya penggantian atau pembaruan aset-aset TI menjadi momen bagi instansi-instansi tersebut untuk beralih ke cloud computing.
Indonesia pun membutuhkan dorongan yang bersifat nasional, misalnya melalui cloud computing policy seperti yang dibuat Pemerintah Australia. Dengan adanya kebijakan seperti itu, instansi-instansi pemerintah tidak perlu ragu lagi untuk menjadikan cloud computing sebagai alternatif bagi solusi TI on-premise.
Kalaupun sinergi di tingkat nasional tidak bisa tercapai, kebijakan seperti itu dapat diprakarsai di tingkat kementerian atau lembaga setingkat kementerian untuk diterapkan oleh unit-unit di bawah lembaga tersebut. Apalagi kalau lembaga-lembaga tersebut sudah memiliki Chief Information Ofcer (CIO), baik di tingkat lembaga atau satu tingkat di bawahnya, peralihan dari solusi TI on-premise ke solusi TI berbasis cloud computing di lembaga tersebut akan berjalan lebih lancar.
Faktor Penting Tingkatkan Adopsi Cloud
Satu hal yang harus dikedepankan adalah pola pikir efsiensi. Kebijakan untuk beralih dari capex ke opex melalui penggunaan cloud computing, baik di tingkat nasional maupun di tingkat lembaga, akan berjalan lambat bila pola pikir “menghabiskan anggaran” masih dipertahankan. Untuk apa berhemat dan beralih ke opex kalau berujung pada rapor penyerapan anggaran yang buruk? Untuk apa opex didahulukan daripada capex kalau berujung dengan pembatasan ruang gerak akibat pemangkasan anggaran?
Efsiensi seharusnya dilihat sebagai usaha cerdas sebuah lembaga yang perlu diapresiasi melalui, misalnya, rapor penghematan anggaran yang baik dan ruang gerak ekstra di sisi anggaran. Dengan begitu, kebijakan-kebijakan yang mendorong penggunaan cloud computing tidak terbentur oleh pemikiran-pemikiran pragmatis di setiap lembaga.
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
Bukti eksplisit terkait jaminan keamanan dan kerahasiaan data pun tidak kalah penting. Selama tidak ada regulasi atau standar tertentu, misalnya seperti Federal Risk and Authorization Management Program (FedRAMP) di Amerika Serikat, para penyedia layanan cloud computing perlu membuktikan kredibilitasnya lewat sertifkasi dari lembaga tertentu seperti Cloud Security Alliance. Sertifkasi-sertifkasi lain yang relevan seperti sertifkasi fault tolerant dari Uptime Institute juga perlu diperoleh untuk memperkuat kredibilitas tersebut.
Apakah investasi untuk sertifkasi tersebut layak dilakukan? Kondisi saat ini jelas menunjukkan bahwa mayoritas instansi Pemerintah Indonesia masih belum mengenal cloud computing dengan baik. Bila instansi-instansi tersebut bermaksud menggunakan cloud computing, mereka akan meraba-raba dan bergerak secara perlahan untuk memastikan bahwa mereka tidak salah memilih penyedia.
Dalam kondisi seperti itu, sertifkasi-sertifkasi yang dimiliki penyedia cloud computing akan menjadi dasar justifkasi yang kuat sehingga proses pemilihan penyedia jasa pun akan lebih mudah dan lebih cepat. Penyedia layanan cloud computing yang memiliki lebih banyak sertifkasi pada hakikatnya akan lebih unggul daripada penyedia yang tidak memiliki sertifkasi sama sekali, walaupun keduanya memiliki sumber daya yang sama andalnya.
Saat efsiensi sudah diutamakan, manfaat cloud computing sudah dikenal, kebijakan yang mendorong penggunaan cloud computing sudah bermunculan, para CIO instansi pemerintah sudah mengarahkan organisasinya untuk menggunakan cloud computing, dan para penyedia cloud computing sudah membuktikan kredibilitasnya, apakah penggunaan cloud computing di instansi pemerintah akan mengalami akselerasi? Jawabannya adalah “belum tentu”.
Salah satu isu yang dapat menimbulkan retensi adalah isu kerahasiaan data, khususnya karena data yang akan dikelola adalah data publik. Kekhawatiran ini bisa saja ditepis dengan sertifkasi di bidang keamanan dan kerahasiaan data. Namun, kerja keras tetap dibutuhkan untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan bahwa risiko kebocoran data di infrastruktur cloud computing itu tidak lebih tinggi daripada risiko kebocoran data di infrastruktur on-premise.
Bila hal itu tercapai, sangat mungkin bahwa akselerasi penggunaan cloud computing di instansi-instansi Pemerintah Indonesia akan terus mengalami peningkatan.
Perkembangan teknologi informasi di dunia dalam teknologi cloud computing mulai diadaptasi oleh perusahaan IT terkemuka di Indonesia seperti Telkom Sigma, BizNet, dan Metrodata. Teknologi ini memudahkan pengguna dalam mengakses data kapanpun tanpa harus
menggunakan tempat penyimpanan data seperti harddisk atau fashdisk. Pengguna juga tidak
perlu menginstall aplikasi di laptop atau PC untuk mengolah data karena aplikasi sudah disediakan di server penyedia jasa. Selain itu, cloud computing juga mempermudah dalam automatisasi data dan pengelolaannya.
Kemajuan teknologi seperti cloud computing adalah salah satu alternatif bagi instansi pemerintah dalam mengelola data negara. Data negara yang jumlahnya tidak sedikit tentunya
memerlukan penyimpanan yang baik sehingga mudah dalam mengakses dan terjaga keamanannya. Teknologi ini mampu memenuhi kebutuhan dalam penyimpanan dan keamanannya. Namun, tentunya instansi pemerintah perlu menganalisis dan mengkaji ulang sebelum memutuskan untuk beralih ke teknologi cloud computing. Anggaran penyimpanan data
rahasia penting yang tidak boleh diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan. Selain itu, pemerintah perlu mempelajari teknologi ini terlebih dahulu. Efek samping jika memilih teknologi ini adalah semakin banyak jumlah pegawai yang berkurang pekerjaannya karena telah
dikerjakan oleh pegawai dari pihak penyedia jasa cloud computing. Ini perlu dipertimbangkan oleh pimpinan di instansi pemerintah.
Pengertian Cloud Computing
Komputasi awan (cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Cloud computing merupakan layanan
jasa teknologi informasi yang menyediakan perangkat atau infrastruktur melalui koneksi internet
untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan. Penyedia jasa layanan cloud computing seperti
Microsoft Cloud, Google, dan Sales Force.
Cloud computing adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap
internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan
trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini
adalah iCloud.
(Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan)
Jenis jasa cloud computing dibagi menjadi 3, yaitu:
SaaS (Software as a Service)
Layanan aplikasi tertentu yang dapat dimanfaatkan user dengan berlangganan seperti software sales di salesforce.com, Yahoo Premium di Yahoo, LotusLive! dan Microsoft Office 365.
PaaS (Platform as a Service)
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com 3
Layanan penyedia modul siap pakai yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi, berjalan di atas platform tersebut seperti pengembangan game di Facebook, Google Android, dan Apple i-Tunes.
IaaS (Infrastructure a Service)
Layanan yang menyewakan perangkat untuk menjalankan aplikasi meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, dan kapasitas.
Analisis PIECES
Untuk menentukan cloud computing layak diterapkan dalam instansi pemerintah tentu tidak mudah. Instansi pemerintah perlu melakukan analisis terlebih dahulu agar anggaran yang
ditentukan.
Oleh karen itu, instansi pemerintah perlu melakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian, efsiensi, dan pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces. Adapun
pengertian dari analisis pieces sebagai berikut (Hanif Al Fatta, Analisis & Perancngan Sistem Informasi :2007):
Analisis Kinerja Sistem (Performance)
Kinerja adalah suatu kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time).
Kekurangan:
a. Memerlukan koneksi internet padahal belum semua wilayah di Indonesia sudah
memiliki koneksi internet.
b. Koneksi internet di Indonesia belum stabil dan kurang memadai.
Analisis Informasi (Information)
Informasi merupakan hal penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing) dan user dapat melakukan langkah selanjutnya.
Kelebihan:
a. Informasi mudah diakses dari berbagai penjuru dunia jika menggunakan jasa cloud computing.
Kekurangan:
a. Pihak penyedia jasa cloud computing belum tentu dapat menjaga kerahasiaan informasi yang disimpan di server.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com 4
Analisis Ekonomi (Economy)
Pemanfaatan biaya yang digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat.
Kelebihan:
a. Menghemat biaya gaji pegawai setiap tahun.
b. Mengurangi biaya pengadaaan dan pemeliharaan infrastuktur TIK. c. Tidak memerlukan biaya untuk diklat pegawai pemerintahan karena biaya dikeluarkan oleh pihak penyedia jasa cloud computing yang akan melakukan diklat
bagi pegawainya.
d. Tidak memerlukan biaya lisensi software yang digunakan karena pihak penyedia
jasa cloud computing yang akan melakukannya.
Jika pihak penyedia jasa cloud computing tidak melakukan pemeliharaan dengan baik maka instansi pemerintah akan merugi.
Analisis Pengendalian (Control)
Analisis ini digunakan untuk membandingkan sistem yang dianalisa berdasarkan pada segi ketepatan waktu, kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses.
Kelebihan:
a. Pihak penyedia jasa cloud computing bertanggung jawab terhadap aktiftas yang
mencurigakan di server.
Kekurangan:
a. Keamanan informasi negara belum tentu terjaga dengan baik karena banyak cracker/hacker yang memiliki keahlian mencuri bahkan merusak data yang
disimpan di jasa cloud computing.
b. Instansi Pemerintah perlu melakukan kontrol terhadap kualitas server yang
digunakan oleh pihak penyedia jasa cloud computing.
c. Perlu adanya kontrak terhadap pegawai yang menjaga server di pihak penyedia cloud computing agar dapat menjaga kerahasiaan data yang disimpan di server.
Analisis Efsiensi (Efficiency)
Efsiensi berhubungan dengan bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu perusahaan dikatakan efsien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan. Kelebihan:
a. Waktu yang diperlukan dalam mengakses data lebih cepat.
b. Operasional dan manajemen lebih mudah.
c. Tidak memerlukan harddisk atau laptop dalam menyimpan data.
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com 5
Analisis Pelayanan (Service)
Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen (marketing), user dan bagian lain yang merupakan simbol kualitas dari suatu sistem informasi. Kelebihan:
a. Pihak penyedia jasa cloud computing memberikan layanan update dan konfgurasi sehingga mempermudah pekerjaan pegawai di instansi pemerintah. Penutup
Memilih menggunakan jasa cloud computing atau tidak, tergantung kepada kebutuhan dari instansi pemerintah tersebut. Jika memang menggunakan kebutuhan akan data dan akses
data begitu penting serta jumlah data yang disimpan terlalu banyak sepertinya jasa cloud computing adalah opsi terbaik untuk digunakan agar tidak terjadi pembengkakan anggaran di
instansi pemerintah tersebut. Namun, jika instansi tersebut tidak memiliki data dalam jumlah banyak, pilihan jasa cloud computing belum layak digunakan. Selain itu, tentunya banyak pegawai yang akan berkurang produktivitasnya karena data di instansi tersebut telah dikelola